Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

ABSTRACT
Dilly Pratikto Suandi. 2015. Andisol is soil which was contained of high
phosphate that is not absorbed by the plant entirely. The attempt of progressing
dissolved phosphate underground is by biological to use of fungus. The objective
of this research was study of reaction soil and plant of supply and absorbent for
progressing as fungus application. The research used randomize block design
with three factors and three replication is fungus application (10, 20 and 30 ml),
application period (1 and 2 week after planting) and phosphate fertilizer dosages
(50, 75 and 100 %). The parameter are microorganism population, pH, P- Total,
P- Supply, shoot dry weight and P absorbent in laboratory.
The result showed that fungus application 10 and 30 ml was able to
increase soil P Total, soil P- Supplied and shoot dry weight. Interaction of three
application showed the highest treatment was J3A2P1.
Keywords: andisol, fungus, application period, phosphate dosage.

i

ABSTRAK
Dili Pratikto Suandi. 2015. Andisol merupakan tanah yang memiliki
kandungan fosfat yang cukup tinggi namun tidak seluruhnya bisa diserap oleh
tanaman. Salah satu upaya untuk meningkatkan fosfat terlarut dalam tanah yaitu

secara biologis yang memanfaatkan jamur. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk melihat respon tanah dan tanaman dalam meningkatkan ketersediaan dan
serapan P akibat pemberian jamur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok dengan 3 faktor dan 3 ulangan yaitu faktor jamur (10, 20, 30 ml),
waktu aplikasi (1 minggu setelah tumbuh dan 2 minggu setelah tumbuh) dan dosis
pupuk fosfat (50, 75, 100%). Parameter yang diukur adalah populasi
mikroorganisme, pH, P-total, P-tersedia, berat kering tajuk, dan Serapa P tanah di
laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jamur sebanyak (10 dan
30 ml) mampu meningkatkan P-total tanah, P-tersedia tanah serta berat kering
tajuk tanaman. Interaksi antara jamur (30ml), waktu aplikasi 2 minggu setelah
tumbuh dan pupuk fosfat (50%) menunjukkan hasil terbaik dalam berat kering
tajuk tanaman.
Kata kunci: andisol, jamur, waktu aplikasi, dosis fosfat

ii

Dokumen yang terkait

Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertubuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung

2 45 73

Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

0 31 57

Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertubuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung

0 4 73

Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

0 0 11

Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

0 0 3

Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

0 0 10

Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

0 0 3

Penggunaan Jamur Pelarut Fospat dan Pupuk Fospat Untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Kentang Pada Andisol Terdampak Erupsi

0 0 7

Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertubuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung

0 0 11

Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertubuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung

0 0 1