Berbagai Aturan dalamTransaksi di Pajak Buah Berastagi

ABSTRAK
Leonard Ginting, 2015. Judul skripsi “Berbagai Aturan dalam Transaksi di
Pajak Buah Berastagi”. Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, 94 Halaman, Abstrak, 5
Tabel, 18 Foto Penelitian, Glosarium, Daftar Pustaka, Sumber Lain dan
Lampiran : Interview Guide, Daftar Informan, dan Surat Penelitian.
Pasar tidak hanya terlihat sebagai tempat pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari, tetapi juga menawarkan benda-benda lainnya disamping kebutuhan
pokok tersebut. Pajak Buah Berastagi sebagai salah satu daerah dan tujuan objek
wisata di Kabupaten Karo menghadirkan kegiatan jual-beli berbagai hasil
tanaman dari petani setempat. Transaksi jual-beli dan tawar-menawar adalah hal
yang sering dijumpai disana, mengingat banyak wisatawan lokal maupun
mancanegara yang berkunjung kesana, terutama pada saat akhir pekan atau libur
panjang. Kata “pajak” merupakan istilah khas bagi masyarakat di Sumatera Utara
untuk menyebutkan pasar.
Metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif digunakan untuk
mendapatkan deskripsi atau gambaran kegiatan transaksi jual-beli sebagai bidang
sosial semi-otonom yang melahirkan self regulation (pengaturan sendiri) yang
diperankan oleh aktor-aktor yang terlibat di Pajak Buah Berastagi, dan bagaimana
strong legal pluralism berjalan disana, yaitu keadaan yang menunjukkan suatu
kenyataan bahwa sistem hukum yang paling kuat atau dominan adalah normanorma yang muncul dari kepentingan-kepentingan pribadi maupun kelompok
yang berhadapan dengan kondisi sosial masyarakat yang terus berubah.

Pemasokan sayur-mayur dan buah-buahan disana tidak dilakukan secara
asal-asalan, tetapi dilakukan melalui mekanisme pasar yang teratur. Dimulai dari
proses pemanenan yang dilakukan oleh petani sampai barang yang akan dijual ke
Pajak. Pada umumnya para pedagang sayur dan buah-buahan yang ada di Pajak
Buah Berastagi membeli barang dagangannya ke Pajak Sayur Mayur Roga
Berastagi atau sering disebut Pajak Roga Berastagi. Pajak tersebut adalah
kawasan serupa dengan Pajak Buah Berastagi namun Pajak ini lebih berorientasi
kepada penjual sayur dan buah-buahan yang membeli dalam jumlah banyak yang
nantinya akan dijual kembali kepada konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa berbagai aturan
hukum dalam transaksi sebagai bidang sosial semi-otonom yang diperankan oleh
aktor-aktor yang terlibat di Pajak Buah Berastagi menggunakan dua aturan hukum
dalam transaksi penjualan disana. Penelitian yang masuk kedalam kajian bidang
sosial semi otonom ini juga mengungkapkan adanya pluralisme hukum di Pajak
Buah Berastagi dan Pajak Roga Berastagi, yang dilakukan oleh aktor-aktor yang
terlibat disana, baik Pemerintah daerah, tuan tanah, petugas kebersihan, maupun
pemuda setempat yang menjaga keamanan di sekitar sana, yang akan menjadikan
kegiatan transaksi di Pajak Buah Berastagi masih tetap dapat bertahan/eksis
hingga saat ini.
Kata-kata Kunci : Aturan, Transaksi, Pajak Buah Berastagi.


iv
Universitas Sumatera Utara