Kajian Pariwisata Berbasis Masyarakat di Pasar Buah Berastagi

(1)

LAMPIRAN KUESIONER

Peneliti :Selly Veronica

Pokok Pembahasan :Kajian Pariwisata Berbasis Masyarakat di Pasar Buah Berstagi

Tujuan Penyebaran Kuesioner :Menemukan gambaran pemikiran dan tingkat keterlibatan masyarakat Berastagi dalam perkembangan Pariwisata di Pasar Buah

Nama Pihak yang diwawancara :

Usia :

Status :Menikah / Belum Menikah UMUM

1. Apakah pekerjaan anda? a. Berdagang

b. Bertani c. Wiraswasta d. Pegawai swasta e. Pegawai negeri f. Mahasiswa/Pelajar g. Tidak bekerja

h. Dan lain-lain, mohon sebutkan . . . . 2. Apakah anda masyarakat asli kota Berastagi?

a. Ya b. Tidak

3. Jika anda adalah pendatang, apa yang membuat anda mempunyai keinginan untuk tinggal di Kota ini?

a. Ikut keluarga

b. Kota ini nyaman untuk saya tinggal

c. Kota ini memberi peluang untuk saya memperoleh mata pencaharian yang lebih baik

4. Jika anda adalah pendatang, sudah berapa lamakah anda tinggal disini? a. Kurang dari 3 tahun

b. Antara 3-5 tahun c. Di atas 5 tahun


(2)

5. Apakah anda pernah mendengar tentang pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism)?

a. Sudah pernah b. Belum pernah c. Tidak tau

EKONOMI

1. Apakah anda mengetahui potensi pariwisata di Pasar Buah Berastagi? a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, menurut pendapat anda apa potensi pariwisata di Pasar Buah Berastagi? a. Meningkatkan tingkat ekonomi masyrakat

b. Bermanfaat bagi pengembangan daerah c. Membuka peluang usaha baru bagi masyarakat d. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat e. Meningkatkan kelestarian lingkungan

3. Apakah anda tertarik dengan peluang usaha yang ada pada kegiatan pariwisata yang ada di Pasar Buah?

a. Saya tertarik sehingga saya mengambil peluang tersebut b. Saya tertarik namun belum memanfaatkan peluang tersebut c. Sata tidak tertarik

d. Saya tidak tahu

4. Menurut pandangan anda, bagaimana pengaruh pariwisata di Pasar Buah terhadap pemasukan keluarga masyarakat Berastagi?

a. Pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan pemasukan keluarga msayarakat Berastagi

b. Pariwisata di Pasar Buah tidak berpengaruh pada pemasukan keluarga msayarakat Berastagi

c. Tidak tau

5. Menurut pandangan anda, bagaimana pengaruh pariwisata di Pasar Buah terhadap kualitas ekonomi di Kota Berastagi?

a. Pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan kualitas ekonomi Kota Berastagi b. Pariwisata di Pasar Buah berdampak pada peningkatan kualitas ekonomi Kota

Berastagi, namun tidak signifikan

c. Pariwisata di Pasar Buah tidak berpengaruh pada kualitas ekonomi Kota Berastagi


(3)

6. Menurut pandangan anda, siapa yang paling banyak menerima keuntungan dari pengembangan pariwisata di Pasar Buah?

a. Masyarakat Lokal b. Pemerintah c. Pengelola Swasta

d. Pihak-pihak tertentu (Sebutkan:...) e. Tidak tahu

7. Bagaimana pendapat anda apabila ditinjau dari keuntungan pariwisata secara ekonomi yang telah anda rasakan?

a. Saya sudah mendapatkan keuntungan yang maksimal

b. Keuntungan yang saya dapatkan belum maksimal, namun sudah mencukupi c. Keuntungan yang saya dapatkan sangat rendah

d. Saya tidak mendapatkan keuntungan secara ekonomi e. Saya tidak tahu

8. Menurut pandangan anda, bagaimana kestabilan dari Pariwisata di Pasar Buah Berastagi?

a. Pariwisata di Pasar Buah sangat stabil

b. Pariwisata di pasar buah relatif stabil, ketidak stabilan hanya disebabkan oleh kondisi lingkungan

c. Pariwisata di pasar buah tidak stabil d. Saya tidak tahu

9. Menurut pendapat anda, apakah peluang usaha dalam pariwisata di Pasar Buah dapat dijadikan sumber mata pencaharian yang menjanjikan?

a. Ya. Peluang usaha di Pasar Buah sangat menjanjikan, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama

b. Ya. Peluang usaha di Pasar Buah menjanjikan, namun masyarakat perlu memiliki sumber mata pencaharian lain

c. Tidak, peluang usaha di Pasar Buah tidak menjanjikan d. Saya tidak tahu

SOSIAL

1. Berdasarkan pandangan anda, bagaimana kondisi sosial masyarakat yang ada di Kota Berastagi?

a. Kondisi sosial masyarakat di Kota Berastagi sangat kondusif

b. Kondisi sosial masyarakat di Kota Berastagi relatif kondusif meskipun terkadang terdapat konflik

c. Kondisi sosial masyarakat di Kota Berastagi tidak kondusif d. Tidak tahu


(4)

2. Bagaimana sikap anda terhadap kedatangan wisatwan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda?

a. Saya menerima dan ingin mempelajari budaya baru dari wisatawan

b. Saya menerima budaya baru wisatawan asalkan masih selaras dengan nilai kearifan lokal

c. Saya tidak menyukai kehadiran wisatawan dengan latar belakang budaya baru d. Saya tidak tahu

3. Ditinjau dari aspek sosial, bagaimana perasaan anda sebagai masyarakat Kota Berastagi terhadap perkembangan Pariwisata di Pasar Buah?

a. Pariwisata di Pasar Buah memberikan rasa bangga dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat lokal sehingga meningkatkan kinerjanya

b. Pariwisata di Pasar Buah memberikan rasa bangga dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat lokal, namun tidak berdampak pada apapun

c. Masyarakat tidak merasakan dampak sosial apapun d. Saya tidak tahu

4. Berdasarkan pandangan anda, bagaimana pengaruh Pariwisata di Pasar Buah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Berastagi?

a. Pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Berastagi

b. Pariwisata di Pasar Buah tidak berdampak apapun terhadap kehidupan masyarakat Kota Berastagi

c. Saya tidak tahu

5. Menurut pandangan anda, Apakah parwisata di Pasar Buah sudah mampu memberdayakan masyarakat lokal?

a. Ya. Parwisata di Pasar Buah sudah memberdayakan masyarakat lokal

b. Ya. Parwisata di Pasar Buah sudah mampu memberdayakan masyarakat lokal, namun masih perlu ditingkatkan lagi

c. Tidak sama sekali d. Tidak tahu

6. Menurut pandangan anda, bagaimana pengaruh pariwisata di Pasar Buah terhadap

softskill masyarakat Kota Berastagi?

a. Pariwisata di Pasar Buah meningkatkan softskill masyarakat dalam mengelola potensi wisata yang ada

b. Pariwisata di Pasar Buah tidak berpengaruh terhadap softskill masyarakat c. Saya tidah tahu

7. Berdasarkan pengetahuan anda, apakah terdapat komunitas-komunitas masyarakat dalam perkembangan pariwisata di Pasar Buah?

a. Ya (Sebutkan...) b. Tidak


(5)

8. Jika ya, Bagaimana pendapat anda terhadap pengaruh komunitas dalam pengembangan pariwisata di Pasar Buah Berastagi?

a. Komunitas membantu masyarakat dalam meningkatkan potensi pariwisata b. Komunitas menjadi sarana masyarakat untuk mengemukakan pendapat c. Komunitas yang ada di Pasar Buah cenderung pasif

d. Saya tidak tahu

LINGKUNGAN

1. Menurut pandangan anda,bagaimana pengaruh pariwisata di Pasar Buah terhadap kelestarian Kota Berastagi?

a. Pariwisata di Pasar Buah mampu melestarikan lingkungan Kota Berastagi b. Pariwisata di Pasar Buah merusak kelestarian lingkungan Kota Berastagi c. Saya tidak tahu

2. Apa yang anda lakukan apabila anda terlibat dan mendapat keuntungan dari pariwisata di Pasar Buah Berastagi?

a. Saya siap menjaga kelestarian lingkungan di Pasar Buah Berastagi dan sekitarnya b. Saya siap menjaga kelestarian lingkungan di Pasar Buah Berastagi dan

sekitarnya, serta mengingatkan pengunjung tentang kelestarian lingkungan c. Saya tidak ingin terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan di Pasar Buah

Berastagi dan sekitarnya

3. Berdasarkan pandangan anda, bagaimana kondisi sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Pasar Buah Berastagi?

a. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Pasar Buah Berastagi sangat baik

b. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Pasar Buah Berastagi cukup baik namun perlu ditingkatkan lagi

c. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Pasar Buah Berastagi sangat buruk dan tidak memadai

d. Saya tidak tahu

4. Apakah anda juga dapat merasakan manfaat dari sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Pasar Buah?

a. Ya, saya dapat merasakannya

b. Ya, saya dapat merasakannya meskipun tidak signifikan c. Saya tidak merasakannya


(6)

POLITIK

1. Berdasarkan pandangan anda, bagaimana keterlibatan masyarakat dalam perkembangan pariwisata di Pasar Buah?

a. Masyarakat hanya dilibatkan dalam pengelolaan pariwisata b. Masyarakat hanya dilibatkan dalam pengambilan keputusan

c. Masayrakat dilibatkan dalam pengelolaan pariwisata dan pengambilan keputusan d. Saya tidak tahu

2. Menurut pengetahuan anda, bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata di Pasar Buah Berastagi?

a. Pemerintah berperan aktif dalam perkembangan pariwisata di Pasar Buah

b. Pemerintah berperan dalam perkembangan pariwisata di Pasar Buah, namun masih pasif

c. Pemerintah cenderung tidak perduli dengan perkembangan pariwisata di Pasar Buah

d. Saya tidak tahu

3. Menurut pendapat anda, apakah kebijakan pemerintah dalam pengembangan pariwisata di pasar buah sudah berorientasi pada masyarakat?

a. Ya, kebijakan yang diambil pemerintah sudah berbasis pada masyarakat b. Tidak

c. Saya tidak tahu

4. Berdasarkan pengetahuan anda, apakah terdapat program pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Pasar Buah?

a. Ya (Sebutkan...) b. Tidak

c. Tidak tahu

5. Jika ya, bagaimana pendapat anda terhadap program-program tersebut?

a. Program pendukung dari pemerintah sangat membantu masyarakat dalam mengelola pariwisata yang ada

b. Program pendukung dari pemerintah masih cenderung pasif

c. Program pendukung dari pemerintah tidak memberikan manfaat apapun d. Saya tidak tahu

6. Menurut pendapat anda, program pemerintah seperti apa yang anda harapkan ? a. Program pemerintah berupa penyediaan modal bagi masyarakat

b. Program pemerintah berupa pembinaan masyarakat c. Program pemerintah berupa perbaikan kondisi fisik

d. Program pemerintah berupa promosi pariwisata di Pasar Buah Berastagi e. Saya tidak tahu


(7)

7. Menurut pendapat anda, Pengembangan pariwisata seperti apa yang paling tepat diterapkan?

a. Pengembangan yang hanya berupa perbaikan kondisi fisik lingkungan b. Pengembangan yang selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal

c. Pengembangan yang berorientasi pada kebutuhan wisatawan

d. Pengembangan yang mempertimbangkan masyarakat dan wisatawan e. Saya tidak tahu

Berastagi, April 2016

(________________________) Nama Pihak yang diwawancara


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. (2015) Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Karo 2010-2014, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Berastagi.

Barkauskasa, V., Barkauskiene, K., & Jasinskas, E. (2015). Analysis of macro environmental factors influencing the development of rural tourism: Lithuanian case. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 213, pp. 167 – 172

Cawley, M. & Gilmor, D. A. (2008). Integrated Rural Tourismconcepts And Practice. Annals of Tourism Research, 35(2), pp. 316–337

Cengiz, T., Ozkok, F. & Ayhan, C. K. (2011). Participation Of Local Community In The Tourism Delevelopment Of Imbros (Gokceada). African Journal of Agricultural Research, 6(16), pp. 3832-3840

Chiang, N. (2009). Local Economic Linkages To Community-Based Tourism In Rural Costa Rica. Singapore Journal of Tropical Geography, 30, 373–387 Daim, M. S., Bakri, A. F., Kamarudin, H. & Zakaria, S. A. (2012). Being

Neighbor to A National Park: Are We Ready for Community Participation?. Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 36, pp. 214;219

Diniz, S. R., Falleiro, S. P. & Barros, M. M. D. (2014). A Study of The Gendered Perception of Tourism in Coastal Goa, India. Researchers World – Journal Of Arts, Science &Commerce, 5(4), 160-171

Dmitrovic´, T., Cvelbar, L.K., Kolar, T., Brencˇicˇ, M.M., Ograjensˇek, I. &

Zˇabkar, V. (2009)Conceptualizing Tourist Satisfaction at The Destination

Level. International Journal of Culture, Tourism And Hospitality Research, 3(2), pp. 116-126

Estacio, E. V. & Marks, D. F. (2010). Critical Reflections on Social Injustice and Participatory Action Research: The Case of Indigenous Ayta Community in The Philippines. Procedia Social and Behavioral Sciences, 5, pp. 548– 552


(9)

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., & Hyun, H.H. (2012) How to Design and Evaluate Research in Education, McGraw-Hill, New York.

Gautama, I.G.O. & Sunarta, N. (2012). Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari Di Pantai Sanur. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 2(1), pp. 109 - 222

Getz, D. & Page, S.J. (2016). Progress and Prospects for Event Tourism Research. Tourism Management, 52, 593 - 631

Ghosh, P. K. & Datta, D. (2012). Coastal Tourism And Beach Sustainability: An Assessment Of Community Perceptions In Kovalam, India. Malaysia Journal of Society and Space, 8(7), pp. 75 - 87

Ginting, I.L.R. (2011). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Bukit Gundaling Kabupaten Karo. Skripsi Jurusan Perancangan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang. Ginting, N., & Rahman, N. V. (2016). Maimoon Palace Heritage District in

Medan, Indonesia: What We Preserve and Why We Preserve? Procedia-Social and Behavioral Sciences, 222, 332–341.

Ginting, N., & Wahid, J. (2015). Exploring Identity’s Aspect of Continuity of Urban Heritage Tourism. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 202, 234–241.

Goh, H. C. (2015). Nature And Community-Based Tourism (Cbt) For Poverty Alleviation: A Case Study Of Lower Kinabatangan, East Malaysia. Malaysian Journal of Society and Space,11(3), pp. 42 – 52

Goodwin, H. & Santilli, R. (2009). Community-based tourism: A success?, ICRT Occasional, University of Greeenwich.

Hampton, M. P. (2005). Heritage, Local Commnunities And Economic Development. Annals of Tourism Research, 32(3), pp. 735-759

Ismail, W. A. W. & Said, I. (2015). Integrating the Community in Urban Design and Planning of Public Spaces: A review in Malaysian Cities. Procedia Social and Behavioral Sciences, 168, pp. 357-364

Jaafar, M., Bakri, N. M. & Rassolimanesh, S. M. (2015). Local Community and Tourism Depelopment : A Study of Rural Mountainous Destinations. Modern Applied Science, 9(8), 339-408


(10)

Kasih, W.C., Simanjuntak, R., & Ginting, N. (2016). Continuity dan Pariwisata di Kabupaten Karo. Prosiding Seminar Nasional 2016 Kearifan Lokal dalam Arsitektur dan Lingkungan Binaan, pp. 39-53

Kementerian Pariwisata (2015). Kembalikan Pamor Danau Toba Lewat Festival Danau Toba 2015. Jakarta: Kementerian Pariwisata (http://kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=3018, Diakses pada 5 Maret 2016)

Kementerian PPN (2016). Sasaran Nawacita dan RPJMN 2015-2019 Kementerian Pariwisata. Jakarta: Kementerian PPN (http://musrenbangnas.bappenas.go.id/files/rakorbangpus/rakor1/pariwisat

a/program-prioritas-kementrian-pariwisata-2016-deputi-bidang-ekonomi.pdf, Diakses pada 5 Maret 2016)

Kothari, C.R. (2004) Research Methodology Methods & Techniques, New Age International, New Delhi.

López-Guzmán, T., Sánchez-Cañizares, S., & Pavón, V. (2011). Community-based tourism in developing countries: A case study. Tourismos: An International Multidisciplinary. Journal of Tourism, 6(1), pp. 69-84

Marpaung, Beny O. Y. (2015). Suatu Kajian Ilmiah Mengenai Strategi Komunikasi Di Suatu Kampung, Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara, Medan.

Muhammad, M., Hamzah, A., Shaffril, H. A. M., D’Solva, J. L., Yassin, S. M., Samah, B. A. & Tiraeyari, N. (2012). Involvement In Agro-Tourism Activities Among Fishermen Community In Two Selected Desa Wawasan Nelayan Villages In Malaysia. Asian Social Science, 8(13), 239-243 Mulyani, A., Marlina, P., & Ginting, N. (2016). Self Efficacy dan Perkembangan

Pariwisata. Studi Kasus: Kabupaten Karo. Prosiding Seminar Nasional 2016 Kearifan Lokal dalam Arsitektur dan Lingkungan Binaan, pp. 39-53 Oktaviani, R.W. & Suryana, R.N. (2006). Analisis Kepuasan Pengunjung dan

Pengembangan Fasilitas Wisata Agro (Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti, Bogor). Jurnal Agro Ekonomi, 24(1), pp. 41-58

Pesonen, J. A., Peters, M. & Komppula, R. (2011). Understanding The Relationship Between Push And Pull Motivations In Rural Tourism. Tourism Review, 66(3), pp.32 – 49


(11)

Prabhakaran, S., Nair, V. & Ramachandran, S. (2014). Community Participation in Rural Tourism: Towards A Conceptual Framework. Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 144, 290–295

Portal Nasional Republik Indonesia (2012). Pasar Buah di Berastagi. Medan:

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

(http://www.indonesia.go.id/in/provinsi-sumatera-utara/pariwisata/10862-pasar-buah-di-Berastagi?start=20, Diakses pada 5 Maret 2016)

Roddin, R., Yusof, Y., & Sidi, N.S.S. (2015). Factors That Influence The Success of Mah Meri Tribe In Tourism Sector. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 204, pp. 335 – 342

Rusnanda, R., Ginting, N. & Wahid, J. (2014). Kajian Potensi Wisata Tapaktuan Berbasis Masyarakat Lokal. Jurnal Raut, 1(2), pp. 59-72

Said, H. M. (2011). Promoting Community Based Tourism In Bajau Laut Community In Kampung Pulau Gaya, Sabah. Ersiti Tun Abdul Razak E-Journal, 7(2), 46-57

Sesotyaningtyas, M. & Manaf, A. (2015). Analysis Of Sustainable Tourism Village Development At Kutoharjo Village , Kendal Regency of Central Java. In: Procedia - Social and Behavioral Sciences 184, pp. 273 – 280 Sianipar, R.A., Akbar, A.M., & Ginting, N. (2016). Pengaruh Self Esteem pada

Perkembangan Pariwisata Kabupaten Karo. Prosiding Seminar Nasional 2016 Kearifan Lokal dalam Arsitektur dan Lingkungan Binaan, pp. 39-53 Smitha, S. (2014). Village Tourism in Kerala. International Journal of

Management and Commerce Innovation, 2(2), pp: 15-20

Sobandi, R. & Sudarmadji, N. (2015). Knowledge Sharing And Stakeholder Collaboration Practice In Solo City Planning And Development : Notes On Urban Community Nurturing Processess. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 184, 161 – 170

Subadra, I.N. & Nadra, N.M. (2006). Dampak Ekonomi, Sosial-Budaya, Dan Lingkungan Pengembangan Desa Wisata Di Jatiluwih-Tabanan. Jurnal Manajemen Pariwisata, 5(1), pp. 46-64


(12)

Typhina, E. (2015). Eco-Apps: Design to Influence Environmentally Friendly Behavior. International Journal of E-Services and Mobile Applications, 7(1), pp. 1-21

Vitasurya, V.R. (2016). Local Wisdom for Sustainable Development of Rural Tourism, Case on Kalibiru and Lopati Village, Province of Daerah Istimewa Yogyakarta. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 216, pp. 97–108. DOI: 10.1016/j.sbspro.2015.12.014

Website Kabupaten Karo. http://www.kabkaro.go.id/

Yeoman, I. (2010). Tomorrow's Tourist: Fluid and Simple Identities. Journal of Globalization Studies, 1(2), pp. 118-127

Yoeti, O. (2002). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Yusof, Y., Ibrahim, Y., Muda, M. S. & Amin, A. A. W. M. (2012). Community Based Tourism and Quality Of Life. Riview of Integrative Business & Economic Research, 1(1), pp. 336-346


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kajian pariwisata berbasis masyarakat di Pasar Buah Berastagi dilakukan untuk menemukan peran serta masyarakat Berastagi dalam perkembangan pariwisata yang ada di Pasar Buah dan menemukan potensi pengembangan Pasar Buah Berastagi menjadi pariwisata yang berbasis masyarakat. Dalam menemukan gambaraan keadaan di Pasar Buah Berastagi mebutuhkan jenis penelitian yang objektif, karena penelitian ini juga melibatkan persepsi ataupun pandangan masyarakat lokal.

Berdasarkan kajian pustaka terkait metodologi penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka jenis penelitian yang paling tepat diterapkan adalah penelitian deskriptif. Menurut Kothari (2004) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan gambaran keadaan yang ada didalam lokasi penelitian, sehingga mampu mendeskripsikan kondisi yang ada. Penelitian deskriptif paling tepat diterapkan apabila penelitian yang dilakukan melibatkan persepsi manusia (Fraenkel, Wallen dan Hyun, 2012). Dengan menggunakan metoda deskriptif, peneliti akan dapat mendeskripsikan bagaimana keterlibatan masyarakat Berastagi dalam perkembangan pariwisata di kawasan Pasar Buah. Penggunaan metoda deskriptif juga mengacu pada penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh Ginting (2011) dan Rusnanda, Ginting, dan Wahid (2014) serta Guatama dan Sunarta (2012).


(14)

3.2 Variabel Penelitian

Dalam menentukan variabel peneliti terlebih dahulu melakukan telaah literatur terkait Pariwisata, Objek dan Daya Tarik Wisata, Pariwisata Berbasis Masyarakat, dan Faktor Pendukung Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan terdapat dua kelompok variabel, yaitu (1) variabel pariwista berbasis masyarakat dan (2) variabel pariwisata. Indikator yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan simpulan dari indikator yang di dapat dari kajian literatur yang telah dilakukan sebelumnya. Variabel pariwista berbasis masyarakat dapat dilihat pada tabel 3.1 dan variabel pariwisata dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.1 Variabel pariwista berbasis masyarakat

VARIABEL INDIKATOR

Ekonomi

Terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata Peningkatan pemasukan keluarga

Peningkatan kualitas ekonomi daerah

Masyarakat mendapatkan keuntungan yang maksimal Sumber pemasukan yang menjanjikan

Sosial

Kondisi sosial yang kondusif

Keterbukaan masyarakat dalam menerima budaya baru Menumbuhkan rasa percaya diri dan bangga bagi masayrakat Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Mampu memberdayakan masyarakat lokal Meningkatkan softskill masyarakat Masyarakat tergabung dalam komunitas

Pemahaman masyarakat tentang dampak positif pariwisata Lingkungan

Mendorong perkembangan daerah yang berkelanjutan Meningkatkan kelestarian lingkungan

Sarana dan prasarana yang optimal

Politik

Keterlibatan pemerintah dalam mendukung masyarakat Keterlibatan masyarakat dalam mengelola pariwisata Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan

Kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat Dukungan program pengembangan yang berasal dari pemerintah


(15)

Tabel 3.2 variabel pariwisata

VARIABEL INDIKATOR

Atraksi

Atraksi budaya Pemandangan

Kegiatan yang menarik Event yang diselenggarakan Aksesibilitas

Lokasi yang mudah dijangkau Kondisi jalan

Ketersediaan transportasi lokal

Amenitas

Penginapan Tempat Makan Tempat Ibadah Toilet

3.3 Populasi/Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Berastagi yang berada di sekitar kawasan Pasar Buah Berastagi. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Pruposive Sampling, dimana teknik penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan teknik Pruposive Sampling mengacu pada penelitian sejenis yang dilakukan oleh Marpaung (2015). Dalam menentukan jumlah sampel peneliti mengacu pada teori Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012) yang menyatakan bahwa jumlah sampel minimal dalam sebuah penelitian apabila tidak diketahui pasti besar populasinya adalah sebesar 100, maka sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang masyarakat sekitar Pasar Buah Berastagi.

3.4 Metoda Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data sebagai bahan analisis dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder (Kothari, 2004). Peneliti menggunakan kedua jenis data tersebut dimana data primer adalah yang dikumpulkan sendiri oleh


(16)

peneliti dan data sekunder adalah data pendukung yang didapatkan peneliti dari pihak luar.

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti, yaitu data yang berupa gambaran pemikiran masyarakat dan kondisi fisik di Pasar Buah Berastagi. Dalam hal ini terdapat dua cara pengumpulan data primer yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a.

Penyebaran Kuesioner

Penyebaran Kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data terkait gambaran pemikiran masyarakat terhadap pengembangan pariwisata berbasis mayarakat di Pasar Buah Berastagi. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup. Variabel yang digunakan dalam menentukan pertanyaan tertutup mengacu pada variabel pariwisata berbasis masyarakat. Proses penentuan data-data yang diperlukan dalam penyebaran kuesioner, seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Variabel Community Based Tourism

VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA

Ekonomi

Terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata

Peran serta masyarakat dalam memanfaatkan peluang usaha dari pariwisata di Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Ketertarikan masyarakat

terhadap peluang usaha dalam pariwisata yang ada di Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif


(17)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA

Ekonomi

Peningkatan pemasukan keluarga

Gambaran pemikiran masyarakat terkait pengaruh pariwisata dalam peningkatan pemasukan keluarga

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Peningkatan

kualitas ekonomi daerah

Pandangan masyarakat terhadap pengaruh pariwisata dalam peningkatan kualitas ekonomi di Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Masyarakat

mendapatkan keuntungan yang maksimal

Gambaran pemikiran masyarakat terkait pihak yang paling banyak menerima manfaat ekonomi dari pariwisata di Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Gambaran pemikiran masyarakat terhadap pengaruh ekonomi yang sudah dirasakan

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Sumber

pemasukan yang menjanjikan

Gambaran pemikiran masyarakat terkait kestabilan ekonomi di Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Potensi pariwisata Pasar Buah

sebagai sumber mata pencaharian yang menjanjikan

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Sosial

Kondisi sosial yang kondusif

Keadaan sosial masyarakat Kota Berastagi, terkhusus yang berada di sekitar kawasan wisata Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Keterbukaan

masyarakat dalam menerima budaya baru

Gambaran pemikiran masyarakat terhadap kehadiran wisatawan di Pasar Buah Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menumbuhkan

rasa percaya diri dan bangga dalam diri masayrakat

Pengaruh pariwisata terhadap kepercayaan diri masyarakat Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Rasa bangga masyarakat

Berastagi terhadap kawasan wisata Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Meningkatkan

kualitas hidup masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terkait pengaruh pariwisata Pasar Buah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Berastagi Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Mampu memberdayakan masyarakat lokal

Peran perkembangan pariwisata di Pasar Buah dalam memberdayakan masyarakat lokal

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif


(18)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA

Sosial

Meningkatkan softskill masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terkait pengaruh perkembangan pariwisata terhadap peningkatan softskill mereka

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Masyarakat tergabung dalam komunitas

Gambaran pemikiran masyarakat terkait pengaruh komunitas masyarakat terhadap perkembangan pariwisat Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Komunitas masyarakat yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata Pasar Buah.

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Pemahaman

masyarakat tentang dampak positif pariwisata

Pandangan masyarakat terkait dampak positif dari pariwisata

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Lingkungan

Mendorong perkembangan daerah yang berkelanjutan

Pandangan masyarakat terkait dampak pariwisata terhadap perkembangan Kota Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Meningkatkan

kelestarian lingkungan

Peran serta masyarakat dalam kelestarian lingkungan di Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Sarana dan

prasarana yang optimal

Gambaran pemikiran masyarakat terkait sarana dan prasarana yang ada di Pasar Buah Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Manfaat sarana prasarana

pendukung pariwisata yang dirasakan masyarakat

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Politik

Keterlibatan pemerintah dalam mendukung masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terkait peran

masyarakat dalam

perkembangan Pariwisata Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Keterlibatan masyarakat dalam mengelola pariwisata

Gambaran pemikiran masyarakat terkait keterlibatannya dalam mengelola pariwisata di Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Kesiapan masyarakat dalam mengelola potensi pariwisata di Pasar Buah Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif


(19)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA

Politik

Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan

Peran serta masyarakat dalam menghasilkan keputusan yang ditujukan untuk pengembangan pariwisata Pasar Buah

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terkait kebijakan

pemerintah dalam

pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Dukungan program pengembangan yang berasal dari pemerintah

Gambaran pemikiran masyarakat terkait program pengembangan pariwisata yang diharapkan

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Gambaran pemikiran

masyarakat terkait program

pemerintah dalam

mempromosikan Pasar Buah Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

Program pemerintah yang mendukung masyarakat dalam mengembangkan pariwisata Pasar Buah Berastagi

Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif

b.

Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan langsung oleh peneliti untuk mengamati komponen pembentuk daya tarik wisata yang ada di Pasar Buah Berastagi. Komponen yang diobservasi peneliti mengacu pada variabel pariwisata (Daya Tarik Wisata). Data yang didapatkan dari hasil observasi peneliti akan dinarasikan untuk mendapatkan gambaran tentang objek wisata Pasar Buah. Data-data yang diperlukan dari pengumpulan data secara obsevasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.4.


(20)

Tabel 3.4 Variabel Objek dan Daya Tarik Wisata

VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA

Atraksi

Atraksi budaya Atraksi budaya di Pasar Buah yang mampu menarik perhatian wisatawan

Observasi Metoda Kualitatif Pemandangan Pemandangan di sekitar Pasar

Buah yang mampu menjadi daya tarik wisata

Observasi Metoda Kualitatif Kegiatan yang

menarik

Gambaran kegiatan menarik yang dapat dilakukan di Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif Event yang

diselenggarakan

Event yang diselenggarakan dalam mempromosikan Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif

Aksesibilita

Lokasi yang mudah dijangkau

Letak Pasar Buah dan kemudahannya untuk dijangkau wisatawan

Observasi Metoda Kualitatif Kondisi jalan Gambaran keadaan fasilitas

jalan menuju Pasar Buah Berastagi

Observasi Metoda Kualitatif Ketersediaan

transportasi lokal

Gambaran ketersediaan transportasi di sekitar Pasar Buah Berastagi

Observasi Metoda Kualitatif

Amenitas

Penginapan Ketersediaan penginapan di sekitar Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif Tempat Makan Ketersediaan tempat makan di

sekitar Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif Tempat Ibadah Ketersediaan tempat ibadah di

sekitar Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif Tempat Penjualan

Souvenir

Kondisi tempat penjualan souvenir di Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif Toilet Gambaraan keadaan fasilitas

toilet di Pasar Buah

Observasi Metoda Kualitatif


(21)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data pendukung yang dikumpulkan peneliti dari kajian literatur dan data statistik yang berkaitan dengan Kota Berastagi. Data statistik yang berkaitan dengan Kota Berastagi dan pariwisatanya didapatkan melalui data Pemerintah Kabupaten Karo.

3.5 Metoda Analisa Data

Data primer yang didapatkan dari penelitian Kajian Pariwisata Berbasis Masyarakat terdiri dari dua cara, yaitu melalui penyebaran kuesioner dan observasi lapangan. Data yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner akan ditabulasi dengan cara frekuensi untuk menghasilkan data yang bersifat objektif (Kothari, 2004). Tabulasi data melalui cara frekuensi juga mengacu pada penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Marpaung (2015). Data yang telah ditabulasi akan dianalisa secara kualitatif dan dikaitkan dengan data yang didapatkan peneliti melalui observasi lapangan. Data pariwisata berbasis masyarakat yang didapat melalui penyebaran kuesioner yang dikaitkan dengan data daya tarik wisata yang didapatkan melalui observasi lapangan. Hasil analisa bertujuan untuk menjawab masalah penelitian, yaitu gambaran keterlibatan masyarakat dan potensi Pasar Buah untuk dikembangkan menjadi Pariwisata yang Berbasis Masyarakat. Secara keseluruhan metoda analisa data dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.6.


(22)

(23)

BAB IV

GAMBARAN UMUM KAWASAN

4.1 Kawasan Penelitian

Lokasi penelitian kajian pariwisata berbasis masyarakat berada di Pasar Buah, Berastagi, Kabupaten Karo. Kabupaten Karo berada di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dengan luas wilayah 212.725 Ha atau 2,97% dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Karo terletak

di 2° 50’ sampai dengan 3° 19’ Lintang Utara, dan 97° 55’ sampai dengan

98° 38’ Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dengan ibu kota Kabanjahe (Gambar. 3.1). Adapun perbatasan Kabupaten Karo yaitu:

 Utara : Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

 Selatan : Kabupaten Dairi dan Toba Samosir

 Timur : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

 Barat : Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)

Gambar 4.1 Kabupaten Karo

(Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Karo, 2016)

KEYPLAN LOKASI PENELITIAN


(24)

Kabupaten Karo terkenal dengan potensi wisatanya dan kesuburan tanahnya. Potensi lahan yang subur pada Kabupaten Karo menyebabkan Sayur, Buah dan Bunga yang ada memiliki kualitas yang baik. Salah satu Kota yang populer dengan potensi wisatanya di Kabupaten Karo adalah Kota Berastagi.

4.2 Pariwisata Kota Berastagi

Kota Berastagi merupakan kota wisata yang terletak di lokasi yang strategis. Jarak Kota Berastagi ke Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan sekitar 60km. Dari Kota Medan Ke Berastagi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor hanya dengan 2 jam perjalanan. Berastagi juga dikatakan kota yang strategis karena letaknya yang berada di antara Kota Medan dan objek wisata Danau Toba (Gambar 3.2).


(25)

Gambar 4.2 Lokasi Kota Berastagi (Sumber: Google image)

Berastagi banyak dikunjungi wisatawan bukan hanya karena lokasinya yang strategis. Tujuan-tujuan wisata yang menarik di Kota Berasatagi menyebabkan kota ini ramai di kunjungi. Keindahan alam Kota Berastagi juga menjadi pendorong kota ini sebagai kota wisata. Pemandangan hamparan pegunungan dan hutan-hutan yang masih asri menjadi daya tarik dari Kota Berastagi. Kecenderungan wisatawan untuk kembali ke alam menyebabkan pariwisata berbasis alam menjadi sangat potensial (Oktaviani dan Suryana, 2006). Selain keindahan alamnya, Kota Berastagi


(26)

Menyuguhkan wisata-wisata lain yang menarik. Objek-objek wisata yang ada di Kota Berastagi yaitu, (1) Bukit Gundaling; (2) Taman Mejuah-Juah; (3) Pasar Buah; (4) Deleng Kutu; (5) Bukit Kubu; (6) wahana bermain Mickey Funland; (7) Penatapan; dan (8) Air Terjun Sikulikap (Gambar 3.3).

Gambar 4.3 Objek dan Daya Tarik Wisata Berastagi

4.3 Objek dan Daya Tarik Wisata Pasar Buah Berastagi

Pasar Buah Berastagi merupakan objek wisata yang menjadi lokasi dalam penelitian ini. Perkembangan Pasar Buah sangat berkaitan dengan masyarakat Berastagi. Pasar Buah juga merupakan objek wisata yang potensial dengan posisinya yang berada di pusat Kota Berastagi (Gambar 4.4). Pasar Buah merupakan tempat wisatawan berbelanja oleh-oleh khas kota Berastagi. Produk yang diperjualbelikan di Pasar Buah Berastagi bukan hanya buah-buahan, namun tersedia juga sayur dan bunga, serta aneka ragam cendramata yang cukup menarik (Portal Nasional Republik Indonesia, 2012). Harga cendramata khas yang ditawarkan di Pasar Buah relatif murah dan terjangkau, karena kawasan tersebut merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh


(27)

di Kota Berastagi (Sianipar, Akbar, dan Ginting). Kawasan kajian dan batasan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.4 Lokasi Pasar Buah Berastagi

(Sumber: Google maps yang diolah dengan menggunakan AutoCAD)

Gambar 4.5 Kawasan Kajian Pasar Buah Berastagi KEYPLAN


(28)

4.5.1 Atraksi pada Objek dan Daya Tarik Wisata Pasar Buah Berastagi Pasar Buah Berastagi memiliki atraksi wisata yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Alasan utama wisatawan datang ke Pasar Buah adalah mencari oleh-oleh khas Berastagi, namun Pajak Buah memiliki daya tarik yang tidak hanya sekedar menjual oleh-oleh. Selain berbelanja, atraksi lain yang dapat ditawarkan kepada wisatawan di sekitar Pasar Buah yaitu mengunjungi Museum Pusaka Karo (Gambar 4.6).

Gambar 4.6 Museum Pusaka Karo

Museum Pusaka Karo menyimpan berbagai barang bersejarah masyarakat Suku Karo, mulai dari alat musik, alat-alat dapur, aksesoris wanita dan pria Karo serta alat-alat ritual adat. Di dalam museum ini wisatawan juga dapat melihat replika rumah adat karo, patung-patung pakaian adat karo, koleksi kain ulos khas suku Karo dan foto-foto kehidupan


(29)

masyarakat Karo pada zaman dahulu. Selain mengunjungi Museum Pusaka Karo wisatawan juga dapat menikmati atraksi menaiki kuda tunggang dan delman yang disebut masyarakat sekitar sado di Pasar Buah Berastagi (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Atraksi Kuda Tunggang dan Sado/Delman

Di kawasan Pasar Buah juga terdapat Taman Mejuah-juah yang merupakan taman kota Berastagi. Taman Mejuah-juah dilengkapi dengan openstage dan gedung kesenian. Lokasi yang terletak di pusat Kota juga menyebabkan taman tersebut menjadi pusat pelaksanaan event-event budaya dan promosi pariwisata Berasatgi dan Pasar Buah. Salah satu event tahunan yang diselenggarakan di Taman Mejuah-juah setiap tahun adalah Pesta Bunga


(30)

dan Buah. Selain Pesta Bunga dan Buah, pada tahun 2015 lalu pelaksanaan Festival Danau Toba juga diselenggarakan di Taman Mejuah-juah Berastagi Gambaran event-event yang dilaksanakan di kawasan Pasar Buah dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Taman Mejuah-juah serta Pelaksanaan Festival Danau Toba dan Pesta Bunga dan Buah

Pasar Buah tetap diminati wisatawan untuk berkunjung meskipun tidak memiliki pemandangan yang mendukung (Gambar 4.9). Lokasi Pasar Buah yang berada di pusat kota menyebabkan pemandangan alam yang dapat dinikmati dari Pasar Buah tidak terlalu menarik, namun hal tersebut tidak mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung. Pemandangan yang dapat dinikmati pengunjung Pasar Buah hanyalah Bukit Gundaling yang dilihat dari


(31)

kejauhan. Pasar Buah lebih dinikmati pengunjung sebagai Kawasan Wisata untuk berbelanja oleh-oleh daripada untuk melihat pemandangan.

Gambar 4.9 Pemandangan dari Pasar Buah Berastagi

4.5.2 Aksesibilitas pada Objek dan Daya Tarik Wisata Pasar Buah Berastagi

Pasar Buah Terletak di posisi yang sangat strategis, yaitu berada di pusat Kota Berastagi. Lokasi yang berada di tengah kota menyebabkan Pasar Buah sangat mudah untuk diakses baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum (Gambar 4.10). Untuk mencapai Pasar Buah dengan kendaraan bermotor hanya membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yaitu Medan dan hanya 30 menit perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Karo yaitu Kabanjahe. Transportasi umum untuk menuju Pasr Buah juga sudah mencukupi, dimana setiap transportasi umum yang melalui pusat Kota Berastagi dapat digunakan untuk mengakses lokasi tersebut.


(32)

Gambar 4.10 Akses menuju Pasar Buah

Kondisi jalan yang berada disekitar Pasar Buah sangat optimal, lebar jalan juga mampu dilalui oleh kendaraan besar seperti bus pariwisata (Gambar 4.11 a). Perbaikan infrastruktur di kawasan Pasar Buah selalu dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mendukung kegiatan pariwisata di Kota Berastagi. Kondisi jalan yang masih butuh perhatian hanya berada di jalan lintas antara Kota Medan dengan Berastagi. Pada jalan lintas tersebut masih terdapat kondisi aspal yang tidak rata (Gambar 4.11 b), kondisi jalan yang tidak optimal tersebut dapat mengganggu kenyamanan aksesibilitas wisatawan. Wisatawan yang melewati jalur tersebut harus berhati-hati karenajalan yang berlubang-lubang dan tidak rata dapat membehayakan


(33)

keselamatan mereka. Ditinjau dari sisi lalu lintasnya, alur kendaraan di Pasar Buah juga cenderung lancar (Gambar 4.12 a). Kemacetan hanya pada saat libur panjang seperti long weekend, libur natal dan tahun baruserta libur idul fitri (Gambar 4.12 b). Kemacetan yang terjadi pada saat libur panjang menyebabkan wisatawan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengakses Pasar Buah. Dalam upaya mengatasi kemacetan yang terjadi pada saat libur panjang di Pasar Buah, diberlakukan jalan satu arah pada setiap ruas jalan yang menuju objek dan daya tarik wisata tersebut.

Gambar 4.11 a) Kondisi Jalan di Sekitar Pasar Buah; b) Kondisi Jalan pada Jalan lintas Medan-Berastagi

Gambar 4.12 a) Lalu Lintas Jalan pada Hari Biasa; b) Lalu Lintas Jalan pada Libur Panjang


(34)

4.5.3 Amenitas pada Objek dan Daya Tarik Wisata Pasar Buah Berastagi

Sebagai salah satu kota tujuan wisata, Berastagi harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan wisatawan dalam perjalanannya. Fasilitas-fasilitas pendukung yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan juga menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Dalam hal ini Berastagi merupakan Kota yang sudah cukup siap dalam menerima wisatawan. Fasilitas-fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah tempat makan, penginapan, toilet umum serta tempat ibadah. Kawasan wisata Pasar Buah juga memiliki ketersediaan fasilitas yang mencukupi, seperti halnya tempat makan bagi wistawan (Gambar 4.14).


(35)

Tempat makan di kawasan Pasar Buah menyediakan menu yang beragam bagi wisatawan seperti bakso, makanan khas Karo, jagung bakar, aneka sarapan pagi, dan sebagainya. Tempat makan yang berada di sekitar kawasan Pasar Buah akan memudahkan wisatwan untuk mencari makanan. Selain wisatawan, tempat makan di Pasar Buah juga diminati oleh masyarakat sekitar dan para pedagang yang berada kawasan tersebut. Tempat-tempat makan tersebut dikelola langsung oleh masyarakat lokal sehingga dapat meningkatkan ekonomi mereka. Selain tempat makan, fasilitas yang pada umumnya dikelola oleh masyarakat lokal adalah penginapan. Titik-titik penginapan yang berada di sekitar Pasar Buah seperti pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Penginapan di sekitar Pasar Buah

Pada umumnya penginapan yang berada di sekitar Pasar Buah merupakan penginapan dengan fasilitas standart dan harga yang terjangkau. Penginapan yang berada di kawasan ini diminati oleh wisatawan karena


(36)

lokasinya yang berada di pusat kota, sehingga mudah diakses dari mana saja. Penginapan pada umumnya dikelola langsung oleh masyarakat dengan membangun ruko mereka menjadi kamar-kamar yang disewakan kepada wisatawan yang datang. Tidak hanya penginapan yang mencukupi dan mudah dijangkau oleh wisatawan, fasilitas tempat ibadah juga tersedia disekitar Pasar Buah (Gambar 4.15).

Gambar 4.13 Fasilitas Ibadah di sekitar Pasar Buah

Fasilitas tempat ibadah disekitar Pasar Buah Berastagi sudah tersedia. Kawasan Pasar Buah Berastagi yang berada disekitar pemukiman masyarakat menyebabkan fasilitas umum yang biasa digunakan oleh masyarakat seperti rumah ibadah juga dapat digunakan oleh wisatawan. Rumah ibadah yang terdapat di sekitar Pasar Buah yaitu Mesjid Istikhrar, Musholah Desa Van Leith, Gereja GBKP, Gereja GKPS, Gereja GKPI, dan Vihara Budha. Masyarakat yang berada di sekitar Pasar Buah Berastagi memiliki tenggang


(37)

rasa yang cukup tinggi. Meskipun rumah ibadah yang berbeda pada lokasi yang berdekatan, bahkan saling berhadap-hadapan tetapi tidak terjadi kerusuhan. Kondisi di kawasan tersebut tetap kondusif dengan adanya nilai saling menghargai yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat sekitar. Fasilitas umum lain yang dibutuhkan wisatawan dan tersedia di sekitar Pasar Buah adalah toilet (Gambar 4.14).

Gambar 4.14 Fasilitas Toilet Umum di sekitar Pasar Buah

Jumlah toilet umum yang berada di kawasan Pasar Buah sudah mencukupi, namun masih membutuhkan perbaikan. Kebutuhan akan toilet umum bukan hanya berasal dari wisatawan, namun juga para pedagang yang berada di kawasan Pasar Buah. Pada umumnya ketersediaan toilet umum dikelola oleh masyarakat, sehingga pengguna toilet umum harus membayar untuk menggunakan fasilitas tersebut. Pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat menyebabkan toilet yang tersedia cukup bersih, namun kualitas toilet tersebut masih rendah.


(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pendahuluan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan observasi, pada BAB ini akan membahas dan menganalisa data yang telah didapatkan tersebut. Pada bab ini juga dibahas karakteristik masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian. Pariwisata berbasis masyarakat dalam perkembangan pariwisata di Pasar Buah dikaji melalui gambaran pemikiran masyarakat dalam 4 aspek, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan dan politik.

5.2 Karakteristik Responden

Penelitian yang ditujukan untuk menemukan gambaran keterlibatan masyarakat dan potensi Pasar Buah menjadi tujuan wisata yang berbasis masyarakat ini melibatkan gambaran pemikiran masyarakat. Karakteristik dari masyarakat yang menjadi responden di dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Perbandingan jumlah responden ditinjau berdasarkan umur mereka dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Umur Responden

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Umur

Muda : 17 – 21 tahun 5 5

Dewasa : 21 – 49 tahun 72 72

Tua : > 49 tahun 23 23


(39)

Ditinjau dari usia, pada umumnya responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada pada usia dewasa yang berumur 21 sampai 49 tahun (72%). Sebagian responden berada pada usia tua, yaitu diatas 49 tahun (23%). Hanya 5% responden yang berada pada kategori usia muda yaitu masyarakat yang berusia 17-21 tahun. Pengkategorian umur menjadi tiga bagian yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada penelitian sejenis yang dilakukan oleh Marpaung (2015). Said (2011) dalam penelitiannya mengemukkan bahwa pada pengambilan gambaran pemikiran masyarakat sebaiknya tidak hanya melibatkan masyarakat yang berusia dewasa saja. Pandangan dari masyarakat dengan usia berbeda akan menghasilkan gambaran pemikiran yang kompeherensif. Pada penelitian ini peneliti memilih responden yang memiliki umur yang berbeda, namun tetap dibatasi dengan minimal umur responden 17 tahun. Pemeilihan responden yang berada pada umur 17 tahun ke atas dilakukan peneliti agar masyarakat yang menjadi responden lebih paham dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa masyarakat yang lebih banyak berada di pasar buah adalah yang berada pada usia dewasa, dimana pada usia tersebut mereka lebih produktif. Pandangan masyarakat tidak hanya dipertimbangkan berdasarkan usia responden, namun juga berdasarkan jenis kelaminnya. Perbandingan presentasinya responden berdasarkan jeniskelaminnya seperti tabel 5.2.


(40)

Tabel 5.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%)

Jenis Kelamin

Pria 44 44

Wanita 56 56

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.2, selisih presentasi responden wanita dan pria tidak terlalu signifikan. Responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 44% dan responden wanita sebanyak 56%. Wanita dan pria memiliki gambaran pemikiran yang berbeda apabila ditinjau dari pandangan mereka terhadap perkembangan pariwisata di lingkungannya (Smitha, 2014). Indentifikasi gambaran pemikiran masyarakat yang dilakukan untuk menemukan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata Pasar Buah dan menemukan potensi pariwisata objek dan daya tarik wisata tersebut, melibatkan masyarakat yang berasal dari gender berbeda. Pemikiran masyarakat yang berasal dari gender yang berbeda akan memberikan informasi yang lebih menyeluruh. Karakteristik pekerjaan responden yang berada di sekitar Pasar Buah dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Karakteristik Pekerjaan Responden

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%)

Pekerjaan

Berdagang 57 57

Wiraswasta 15 15

Pegawai swasta 11 11

Pegawai negeri 3 3

Mahasiswa/Pelajar 6 6

Tidak bekerja 3 3

Dan lain-lain (Tukang Sado/Delman) 5 5


(41)

Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai pedagang (57%). Sebanyak 5% responden adalah masyarakat yang berprofesi sebagai pembawa sado (delman). 15% dari total responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, 11% responden bekerja di perusahaan swasta, dan 3% responden bekerja sebagai pegawai negeri. Selain itu terdapat juga responden yang masih berstatus mahasiswa ataupun pelajar (6%) dan tidak bekerja (3%). Masyarakat yang memahami potensi pariwisata yang ada di lingkungannya akan dapat melihat peluang bisnis baru yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga (Jaafar, Bakri, dan Rassolimanesh, 2015). Berdasarkan penelitia yang telah dilakukan, ditemukan bahwa masyarakat dapat melihat peluang usaha yang ada di Pasar Buah sehingga mereka menjadikan peluang tersebut sebagai mata pnecahariannya.

5.3 Kajian Pariwisata Berbasis Masyarakat dalam Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi merupakan dampak dari pariwisata yang dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Kajian pariwisata berbasis masyarakat di Pasar Buah berastagi ditinjau dari aspek ekonomi dipaparkan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan melalui telaah literatur. Pembahasan dalam aspek ekonomi menganalisa terkait (1) terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata, (2) peningkatan pemasukan keluarga, (3) peningkatan kualitas ekonomi daerah; serta (4) masyarakat mendapatkan keuntungan yang maksimal.


(42)

5.3.1 Terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata

Pariwisata yang berkelanjutan mampu membuka peluang usaha bagi masyarakat dalam bidang pariwisata, hal tersebut juga terjadi di Pasar Buah Berastagi. Peluang usaha yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian dari kegiatan pariwisata di Pasar Buah seperti menjual makanan, memproduksi dan menjual barang yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan, menyediakan jasa atraksi seperti kuda tunggang dan delman/sado, dan sebagainya. Peluang usaha yang terdapat di Pasar Buah mampu menarik minat masyarakat untuk memanfaatkannya. Persentasi masyarakat yang tertarik dengan peluang usaha di Pasar Buah Berastagi dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Ketertarikan Masyarakat terhadap Peluang Usaha di Pasar Buah

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Apakah anda tertarik dengan peluang usaha yang ada pada kegiatan

pariwisata yang ada di Pasar Buah?

Saya tertarik sehingga saya mengambil peluang tersebut 56 57 Saya tertarik namun belum memanfaatkan peluang tersebut 32 32

Sata tidak tertarik 7 7

Saya tidak tahu 4 4

Total 99 100

Pada umumnya masyarakat tertarik pada peluang usaha yang ada di Pasar Buah Berastagi. Sebanyak 57% responden mengambil peluang tersebut dan 32% responden tertarik namun belum memanfaatkannya. Hanya 7% responsen yang tidak tertarik dan 4% responden yang tidak mengetahui apakah mereka tertarik atau tidak. Kendala utama bagi masayarakat yang tertarik namun belum memanfaatkan peluang usaha tersebut adalah


(43)

keterbatasan modal yang dimiliki. Pariwisata berbasis masyarakat juga memungkinkan masyarakat untuk memulai bisnisnya dengan modal yang kecil (Smitha, 2014). Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Pasar Buah akan memungkinkan masyarakat untuk ikut memanfaatkan peluang usaha yang ada dengan menggunakan modal yang kecil. Melalui pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat maka pengelolaan pariwisata di Pasar Buah Berasatagi akan lebih melibatkan dan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokalnya.

5.3.2 Peningkatan pemasukan keluarga

Dampak ekonomi dari pariwisata merupakan hal yang dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Salah satu dampak yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat adalah pengaruh pariwisata terhadap pemasukan keluarga mereka. Berdasarkan identifikasi gambaran pemikiran masyarakat ditemukan bahwa pariwisata Pasar Buah mempengaruhi pemasukan keluarga mereka. Data yang ditemukan seperti tabel 5.5.

Tabel 5.5 Dampak Ekonomi Pariwisata Pasar Buah terhadap Masyarakat Lokal

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Menurut pandangan anda, bagaimana pengaruh pariwisata di Pasar

Buah terhadap pemasukan keluarga masyarakat Berastagi? Pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan pemasukan

keluarga masyarakat Berastagi 85 85

Pariwisata di Pasar Buah tidak berpengaruh pada pemasukan

keluarga masyarakat Berastagi 9 9

Tidak tau 6 6


(44)

Pada umumnya masyarakat memiliki pandangan bahwa aktifitas pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan pemasukan keluarga di Kota Berastagi (85%). Hanya 9% responden berpandangan bahwa kegiatan pariwisata di Pasar Buah tidak memiliki dampak terhadap ekonomi masyarakat lokal, sedangkan 6% responden tidak mengetahui hal tersebut. Pariwisata yang berbasis masyarakat memberikan dampak positif seperti terbukanya peluang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga (Jaafar, Bakri, dan Rassolimanesh, 2015). Dampak positif pariwista Pasar Buah ditinjau dalam hal ekonomi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang terlibat langsung, namun masyarakat sekitar juga mendapatkan manfaatnya. Seperti masyarakat yang membuka usaha makanan di Pasar Buah, dimana peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Pasar Buah tidak hanya berdampak pada pemasukan keluarga mereka. Peningkatan wisatawan yang membeli dagangan mereka akan menyebabkan para pedagang makanan berbelanja lebih banyak sayur-mayur dan bahan pokok lainnya ke pedagang di Pasar Tradisional Berasatagi. Pedagang di Pasar Tradisional juga akan membeli sayur-mayur kepada pemasok yang didapatkan dari petani di Berastagi dan sekitarnya. Hal tersebut mengapa dampak ekonomi dari pariwisata di Pasar Buah Berastagi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang terlibat, namun secara tidak langsung juga dirasakan oleh masyarakat lainnya. Suasana tempat makan di sekitar Pasar Buah saat wisatawan ramai berkunjung dapat dilihat pada gambar 5.1.


(45)

Gambar 5.1 Suasana Tempat Makan di Pasar Buah Saat Ramai Wisatawan

5.3.3 Peningkatan kualitas ekonomi daerah

Manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata di Pasar Buah tidak hanya dirasakan oleh masyarakat, namun juga berdampak pada ekonomi daerah. Gambaran pemikiran masyarakat terkait dampak ekonomi pariwisata di Pasar Buah terhadap ekonomi Kota Berastagi dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Dampak Pariwisata Pasar Buah terhadap Kualitas Ekonomi Daerah

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Menurut pandangan anda, bagaimana pengaruh pariwisata di Pasar

Buah terhadap ekonomi di Kota Berastagi?

Pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan ekonomi Kota

Berastagi 72 72

Pariwisata di Pasar Buah berdampak pada peningkatan ekonomi

Kota Berastagi, namun tidak signifikan 22 22

Pariwisata di Pasar Buah tidak berpengaruh pada ekonomi Kota

Berastagi 1 1

Tidak tau 5 5

Total 100 100

Pada umumnya responden berpendapat bahwa pariwisata di Pasar Buah mampu mempengaruhi ekonomi kota Berastagi (72%), namun sebahagian berpendapat bahwa pengaruh tersebut tidak signifikan (22%). Sangat sedikit masyarakat yang tidak memahami (5%) dan berpandangan bahwa kegiatan di


(46)

Pasar Buah tidak memiliki pengaruh pada ekonomi Kota Berastagi (1%). Pariwisata adalah suatu aspek yang memiliki pengaruh besar terhadap ekonomi yang dapat berdampak pada perkembangan daerah bahkan nasional (Goh, 2015; Diniz, Falleiro, dan Barros, 2014). Pengaruh pariwisata di Pasar Buah terhadap aspek ekonomi tidak hanya pada tingkat ekonomi keluarga namun juga berdampak secara regional. Pariwisata merupakan salah satu dari tiga struktur utama penyokong perekonomian Kabupaten Karo yang mengalami peningkatan pada tahun 2010-2014 (BPS Kab. Karo, 2015). Dampak positif dalam aspek ekonomi dari kegiatan pariwisata di Pasar Buah dapat digunakan untuk pengembangan objek wisata tersebut.

5.3.4 Masyarakat mendapatkan keuntungan yang maksimal

Pengembangan pariwisata di Pasar Buah memberikan keuntungan pada beberapa pihak. Berdasarkan pandangan responden, peneliti menemukan pandangan masyarakat terhadap pihak-pihak yang menerima keuntungan dari pengembangan pariwisata di Pasar Buah (Tabel 5.7).

Tabel 5.7 Pihak yang Menerima Keuntungan dari pengembangan pariwisata di Pasar Buah

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Menurut pandangan anda, siapa yang paling banyak menerima

keuntungan dari pengembangan pariwisata di Pasar Buah?

Masyarakat Lokal 60 60

Pemerintah 28 28

Pengelola Swasta 3 3

Pihak-pihak tertentu 4 4

Tidak tahu 5 5


(47)

Berdasarkan pandangan responden pada tabel 5.7 ditemukan bahwa masyarakat lokal merupakan pihak yang paling banyak menerima manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata di Pasar Buah Berastagi (60%), sedangkan 28% responden berpendapat bahwa pihak yang menerima keuntungan adalah pemerintah. Hanya 3% responden yang berpendapat bahwa pihak yang menerima keuntungan adalah pihak swasta, dalam hel ini pihak swasta yang dimaksud masyarakat adalah pengelola hotel yang terdapat di sekitar Pasar Buah. Beberapa memiliki gambaran pemikiran bahwa pihak tertentu yang menerima keuntungan (4%) dan beberapa tidak memahami (5%). Ditinjau dari pendapat masyarakat terhadap keuntungan yang telah mereka rasakan, responden memiliki pandangan yang berbeda-beda, seperti pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Keuntungan yang Telahdirasakan masyarakat

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Bagaimana pendapat anda apabila ditinjau dari keuntungan

pariwisata secara ekonomi yang telah anda rasakan? Saya sudah mendapatkan keuntungan yang maksimal 15 15 Keuntungan yang saya dapatkan belum maksimal, namun sudah

mencukupi 44 45

Keuntungan yang saya dapatkan sangat rendah 23 23 Saya tidak mendapatkan keuntungan secara ekonomi 11 11

Saya tidak tahu 6 6

Total 99 100

Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa keuntungan ekonomi yang mereka rasakan belum maksimal meskipun sudah mencukupi (45%). Hanya 15% masyarakat yang merasakan keuntungan yang maksimal, 23% yang merasakan keuntungan yang diterima sangat rendah dan 11% yang merasa tidak mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Dengan adanya


(48)

keterlibatan masyarakat, manfaat ekonomi dari pariwisata akan dapat dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah (Hampton, 2005). Masyarakat sudah dapat merasakan keuntungan dari kegiatan pariwisata di Pasar Buah, meskipun masih belum maksimal. Manfaat yang dirasakan masyarakat juga menjadi pendorong bagi mereka untuk terlibat dan melakukan upaya dalam pembenahan tempat usahanya. Salah satu keterlibatan masyarakat yang didorong dari adanya manfaat yang telah mereka rasakan secara nyata adalah upaya dalam membenahi kamopi-kanopi yang ada di Pasar Buah Berastagi (Gambar 5.2)

Gambar 5.2 Upaya Pribadi Masyarakat dalam Melakukan Perbaikan Kanopi

Pariwisata di Pasar Buah Berastagi apabila dikembangkan dengan berbasis masyarakat akan lebih memberikan keuntungan bagi masyarakat dalam segi ekonomi. Pengembangan yang berbasis masyarakat akan mampu memberikan keuntungan yang menyeluruh bagi masyarakat, karena akan lebih meningkatkan keterlibatan masyarakat akan lebih meningkat. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata mengakibatkan manfaat yang diterima dari pariwisata di Pasar Buah yang juga akan semakin meningkat.


(49)

5.3.5 Sumber pemasukan yang menjanjikan

Pariwisata yang berkelanjutan akan mampu memberikan pemasukan yang menjanjikan bagi masyarakat. Dalam menemukan potensi Pasar Buah menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan, peneliti melakukan identifikasi gambaran pemikiran masyarakat. Adapaun presentasi pandangan masyarakat pada kestabilan ekonomi Pasar Buah dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Kestabilan ekonomi di Pasar Buah

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Menurut pandangan anda, bagaimana kestabilan dari Pariwisata di

Pasar Buah Berastagi?

Pariwisata di Pasar Buah sangat stabil 14 14

Pariwisata di pasar buah relatif stabil, ketidak stabilan hanya

disebabkan oleh kondisi lingkungan 54 55

Pariwisata di pasar buah tidak stabil 20 20

Saya tidak tahu 11 11

Total 99 100

Pandangan masyarakat ditinjau dalam hal kestabilan kegiatan pariwisata di Pasar Buah ditemukan bahwa 14% responden yang berpendapat bahwa Pasar Buah sangat stabil, 20% responden berpendapat bahwa Pasar Buah tidak stabil serta 11% responden yang tidak memahami hal tersebut. Pada umumnya responden memiliki pandanga bahwa Pasar Buah Berasatagi merupakan tujuan wisata yang stabil, namun ketidak stabilan terjadi apabila kondisi lingkungan tidak mendukung (55%), seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.3.


(50)

Gambar 5.3 Pasar Buah Sepi Pengunjung Akibat Erupsi Gunung Sinabung

Pada saat terjadi erupsi Gunung Sinabung, Kota Berastagi diselimuti abu vulkanik. Kondisi tersebut menyebabkan wisatawan enggan berkunjung ke Kota Berastagi, sehingga para pedagang dan pihak-pihak yang memanfaatkan potensi wisata Pasar Buah Berastagi juga merasakan dampaknya (Gambar 5.3). Ketidak stabilan dari Pasar Buah Berastagi berdampak pada keuntungan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Pada saat kondisi Pasar Buah stabil, maka masyarakat menerima keuntungan yang maksimal. Ketika terjadi erupsi Gunung Sinabung yang menyebabkan wisatawan enggan berkunjung, maka tidak sedikit dari masyarakat yang menggantungkan hidupnya di Pasar Buah merasakan kerugian. Dalam melihat potensi Pasar Buah sebagai objek dan daya tarik wisata yang menjanjikan bagi masyarakat lokal, peneliti juga menganalisa peluang usaha di kawasan tersebut sebagai mata pencaharian mereka. Pandangan masyarakat terhadappeluang usaha di Pasar Buah Berastagi seperti pada tabel 5.10.


(51)

Tabel 5.10 Peluang Usaha di Pasar Buah sebagai Mata Pencaharian Masyarakat

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Menurut pendapat anda, apakah peluang usaha dalam pariwisata di

Pasar Buah dapat dijadikan sumber mata pencaharian yang menjanjikan?

Ya. Peluang usaha di Pasar Buah sangat menjanjikan, sehingga

dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama 39 39 Ya. Peluang usaha di Pasar Buah menjanjikan, namun

masyarakat perlu memiliki sumber mata pencaharian lain 53 53 Tidak, peluang usaha di Pasar Buah tidak menjanjikan 2 2

Saya tidak tahu 6 6

Total 100 100

Pada umumnya 53% responden berpandangan bahwa kegiatan pariwisata di Pasar Buah merupakan sumber mata pencaharian yang menjanjikan namun masyarakat membutuhkan sumber mata pencaharian lain. Sebagian dari responden berpendapat bahwa peluang usaha di Pasar Buah Sudah dapat di jadikan sebagai sumber mata pencaharian utama (39%). Hanya 2% responden yang berpendapat bahwa pariwisata di Pasar Buah bukan merupakan sumber mata pencaharian yang menjanjikan dan 6% responden tidak memahami hal tersebut. Pada umumnya pedagang dan pihak-pihak yang memanfaatkan peluang usaha di Pasar Buah Berastagi menggantungkan hidupnya pada pendapatan yang didapat dari usahanya tersebut.

Pariwisata berbasis masyarakat merupakan pengembangan pariwisata yang mampu mempertahankan keuntungan yang diperoleh dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya secara berkelanjutan (López-Guzmán, Sánchez-Cañizares, & Pavón, 2011). Kegiatan pariwisata yang


(52)

berada di Pasar Buah relatif stabil sehingga kawasan tersebut sangat potensial apabila dikembangkan menjadi tujuan wisata yang berbasis masyarakat. Pariwisata yang berbasis masyarakat akan berdampak pada kegiatan yang berkelanjutan di Pasar Buah Berastagi, dengan begitu Pasar Buah akan mampu memberikan keuntungan yang lebih maksimal dan peluang usaha yang lebih menjanjikan sehingga dapat menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat.

5.4 Kajian Pariwisata Berbasis Masyarakat dalam Aspek Sosial

Berastagi merupakan salah satu kota sejuk dan memiliki kekayaan alam yang sangat potensial di Indonesia dominasi masyarakat yang berasal Suku Karo. Aspek sosial masyarakat di Kota Berastagi yang didominasi oleh suku Karo tersebut memiliki pengaruh dalam perkembangan pariwisata di Pasar Buah. Dalam menganalisa kondisi sosial di Pasar Buah Berastagi dalam kajian pariwisata berbasis masyarakat, pembahasan yang dilakukan peneliti berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu (1) kondisi sosial masyarakat yang kondusif; (2) keterbukaan masyarakat dalam menerima budaya baru; (3) peran pariwisata dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan bangga bagi masayrakat; (4) meningkatkan kualitas hidup masyarakat; (5) mampu memberdayakan masyarakat lokal; (6) meningkatkan softskill masyarakat; (7) masyarakat tergabung dalam komunitas; serta (8) pemahaman masyarakat tentang dampak positif pariwisata.


(53)

5.4.1 Kondisi sosial yang kondusif

Kondisi sosial masyarakat memiliki pengaruh dalam perkembangan pariwisata di lingkungannya. Masyarakat yang aman dan saling menghargai akan menciptakan kondisi sosial yang kondusif. Dalam hal ini masyarakat memiliki pandangan masing-masing terhadap kondisi sosial yang tercipta di Pasar Buah Berastagi dan sekitarnya (Tabel 5.11).

Tabel 5.11 Kondisi sosial masyarakat lokal

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Berdasarkan pandangan anda, bagaimana kondisi sosial masyarakat

yang ada di Kota Berastagi?

Kondisi sosial masyarakat di Kota Berastagi sangat kondusif 74 74 Kondisi sosial masyarakat di Kota Berastagi relatif kondusif

meskipun terkadang terdapat konflik 19 19

Kondisi sosial masyarakat di Kota Berastagi tidak kondusif 2 2

Tidak tahu 5 5

Total 100 100

Berdasarkan penyebaran 100 kuisioner ditemukan bahwa pada umumnya responden berpendapat Kota Berastagi yang didominasi masyarakat Suku Karo memiliki kondisi sosial yang sangat kondusif (74%). Sebagian responden berpandangan bahwa kondisi sosial masyarakat Berastagi relatif kondusif meskipun terkadang terdapat konflik (19%). Sangat sedikit responden yang berpendapat bahwa kondisi sosial masyarakat Kota Berastagi tidak kondusif (2%) dan tidak memahami hal tersebut (5%). Keterlibatan masyarakat mampu mempengaruhi perkembangan pariwisata yang ada disekitarnya. Salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam perkembangan pariwisata adalah upaya masyarakat dalam menciptakan


(54)

kondisi sosial yang kondusif. Kondisi sosial yang nyaman akan memberikan kepuasan pada wisatawan, hal tersebut akan berdampak pada kesuksesan pariwisata (Dmitrovic´ dkk., 2009). Kota Berastagi memiliki kondisi sosial masyarakat yang kondusif, hal tersebut mempengaruhi kesuksesan pariwisata yang ada di daerah tersebut. Salah satu tujuan pariwisata di Berastagi yang juga merasakan dampak positif dari kondisi sosial kota tersebut adalah Pasar Buah. Pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat di Pasar Buah Berastagi akan mampu meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk ikut serta. Keterlibatan masyarakat tersebut akan mendorong Kota Berastagi dalam menciptakan Kota yang memiliki kondisi sosial kondusif yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang datang. Keramahan yang terjalin antara masyarakat dengan wisatawan dapat dilihat pada gambar 5.4.


(55)

5.4.2 Keterbukaan masyarakat dalam menerima budaya baru

Kegiatan pariwisata di Pasar Buah tidak dapat dipisahkan dari kehadiran wisatawan yang berasal dari berbagai latar belakang. Kesuksesan pariwisata di Pasar Buah berkaitan erat dengan pandangan masyarakat terhadap kehadiran wisatawan yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Identifikasi gambaran pemikiran masyarakat terkait kehadiran wisatawan dengan budaya yang berbeda menghasilkan pandangan yang berbeda dari masyarakat dalam menilai kahediran wisatawan tersebut (Tabel 5.12)

Tabel 5.12 Penerimaan Masyarakat Terhadap Budaya Baru

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Bagaimana sikap anda terhadap kedatangan wisatawan yang

memiliki latar belakang budaya yang berbeda?

Saya menerima dan ingin mempelajari budaya baru dari

wisatawan 32 32

Saya menerima budaya baru wisatawan asalkan masih selaras

dengan nilai kearifan lokal 63 63

Saya tidak menyukai kehadiran wisatawan dengan latar

belakang budaya baru 0 0

Saya tidak tahu 5 5

Total 100 100

Dalam menyukseskan kegiatan pariwisata yang berada di Pasar Buah, bukan hanya kondisi sosial masyarakat yang kondusif yang dibutuhkan, namun juga pandangan masyarakat dalam menerima wisatawan yang datang juga memiliki pengaruh. Masyarakat Kota Berastagi tidak hanya memiliki kondisi sosial yang kondusif, namun juga mampu menerima kedatangan dari wisatawan. Ditinjau dari pandangan masyarakat terhadap kehadiran wisatawan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, ditemukan


(56)

bahwa pada umumnya responden menerima budaya baru wisatawan asalkan masih selaras dengan nilai kearifan lokal (63%). 32% dari responden berpendapat bahwa mereka tidak hanya menerima budaya baru dari wisatawan namun juga ingin mempelajari hal tersebut. Tidak terdapat responden yang tidak menerima kehadiran wisatawan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, dan hanya 5% responden yang tidak memahami hal tersebut.

Keterbukaan masyarakat memiliki pengaruh dalam upaya pengelolaan lingkungannya (Roddin, Yusof dan Sidi, 2015). Keterbukaan masyarakat terhadap kehadiran wisatawan merupakan suatu nilai positif dalam pengembangan pariwisata di Pasar Buah Berastagi. Pengembangan Pasar Buah menjadi suatu tujuan wisata yang berbasis masyarakat juga dapat meningkatkan keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan dengan budaya baru, namun yang tetap selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal. Selain pengoptimalan keuntungan masyarakat, pengelolaan langsung oleh masyarakat juga dapat mengurangi dampak buruk dari pariwisata (Diniz, Falleiro, dan Barros, 2014). Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Pasar Buah memungkinkan terjalinnya hubungan timbal balik yang positif antara wisatawan dan masyarakat lokal. Masyarakat dapat mempelajari budaya baru yang positif dan wisatawan dapat menghargai dan juga mempelajari nilai kearifan lokal masyarakat yang ada di sekitar Pasar Buah Berastagi.


(57)

5.4.3 Menumbuhkan rasa percaya diri bangga bagi masayrakat

Untuk mengetahui dampak pariwisata Pasar Buah terhadap psikologi masyarakat, peneliti melakukan identifikasi gambaran pemikiran masyarakat dalam bentuk pertanyaan kuesioner. Pandangan masyarakat terkait pengaruh pariwisata di Pasar Buah terhadap rasa percaya diri dan bangga pada mereka seperti pada tabel 5.13.

Tabel 5.13 Pengaruh pariwisata terhadap psikologi masyarakat

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Ditinjau dari aspek sosial, bagaimana perasaan anda terhadap

perkembangan Pariwisata di Pasar Buah?

Pariwisata di Pasar Buah memberikan rasa bangga dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat lokal sehingga meningkatkan kinerjanya

65 65

Pariwisata di Pasar Buah memberikan rasa bangga dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat lokal, namun tidak berdampak pada apapun

26 26

Masyarakat tidak merasakan dampak sosial apapun 2 2

Saya tidak tahu 7 7

Total 100 100

Pengembangan pariwisata di Pasar Buah tidak hanya berdampak secara fisik bagi masyarakat lokal. Secara sosial perkembangan pariwisata yang terdapat pada suatu kawasan juga mempengaruhi kondisi sosial masyarakat lokalnya. Pada umumnya responden berpandangan bahwa kesuksesan pengembangan pariwisata yang ada di Pasar Buah memberikan rasa bangga pada masyarakat lokal, sebagian besar berpendapat bahwa rasa bangga tersebut mampu meningkatkan kinerja mereka (65%) dan beberapa yang merasa bangga tidak berpendapat demikian (26%). Hanya 2% responden yang berpandangan bahwa mereka tidak merasakan dampak sosial apapun,


(58)

serta 7% yang tidak memahami hal tersebut. Pariwisata berbasis masyarakat membuka peluang-peluang bisnis baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengelolaah pariwisata yang dilakukan langsung oleh masyarakat akan memberikan kepercayaan diri bagi mereka yang didapatkan dari rasa bangga terhadap kegiatan pariwisata yang ada di lingkungannya. Rasa percaya diri tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerjanya dalam mencapai kehidupan yang berkualitas. Peningkatan rasa percaya diri masyarakat yang tumbuh dalam sektor pariwisata akan berdampak positif pada kualitas hidup mereka (Yusof, Ibrahim, Muda, dan Amin, 2012). Hal tersebut juga terjadi pada pengembangan Pasar Buah Berastagi. Kesuksesan dari pariwisata Pasar Buah memberikan rasa bangga bagi masyarakat lokalnya. Rasa bangga yang mampu meningkatkan rasa percaya diri masyarakat apabila dikelola secara positif maka akan berdampak pada peningkatan kinerja mereka. Peningkatan kinerja tersebut akan berdampak positif pada kualits hidup masyarakat lokal. Hal tersebut memungkinkan untuk lebih dikembangkan di Pasar Buah apabila pengelolaan pariwisata di kawasan tersebut dilakukan dengan berbasis pada masyarakat.

5.4.4 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Manfaat sosial dan ekonomi yang didapatkan masyarakat dari kegiatan pariwisata akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka. Untuk mengetahui peran kegiatan pariwisata di Pasar Buah terhadap kualitas hidup masyarakat kota Berastagi dapat dilihat pada tabel 5.14.


(59)

Tabel 5.14 Pengaruh Pariwisata Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat

Karakteristik Jumlah

(org)

Persen (%) Berdasarkan pandangan anda, bagaimana pengaruh Pariwisata di

Pasar Buah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Berastagi?

Pariwisata di Pasar Buah mampu meningkatkan kualitas hidup

masyarakat Kota Berastagi 81 81

Pariwisata di Pasar Buah tidak berdampak apapun terhadap

kehidupan masyarakat Kota Berastagi 10 10

Saya tidak tahu 9 9

Total 100 100

Selain memberikan rasa bangga bagi masyarakat, sebagian besar responden berpandangan bahwa pengembangan pariwisata di Pasar Buah juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Berastagi (81%). Sangat sedikit responden yang tidak berpendapat demikian (10%) dan tidak mengetahui hal tersebut (9%). Pariwisata berbasis masyarakat merupakan konsep pariwisata yang langsung dikelola oleh masyarakat sehingga bermanfaat dalam kehidupan sosial mereka berupa peningkatan kualitas hidup (López-Guzmán, Sánchez-Cañizares, & Pavón, 2011). Pengelolaan pariwisata Pasar Buah yang dilakukan langsung oleh masyarakat Berastagi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi mereka, namun secara sosial juga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata memberikan rasa bangga bagi mereka dan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka. Dampak positif dalam aspek sosial masyarakat mendorong mereka dalam meningkatkan kinerjanya yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka.


(1)

5.6.2 Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan

mengelola pariwisata... 87

5.6.3 Kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat... 89

5.6.4 Dukungan program pengembangan yang berasal dari pemerintah... 90

5.7 Rangkuman... 94

5.7.1 Penemuan Penelitian dalam Aspek Ekonomi... 94

5.7.2 Penemuan Penelitian dalam Aspek Sosial... 97

5.7.3 Penemuan Penelitian dalam Aspek Lingkungan... 102

5.7.4 Penemuan Penelitian dalam Aspek Politik... 103

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 106

6.1 Kesimpulan... 106

6.2 Rekomendasi... 108

DAFTAR PUSTAKA... 112


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Objek dan Daya Tarik Wisata... 10

Tabel 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat... 19

Tabel 3.1 Variabel Pariwista Berbasis Masyarakat... 24

Tabel 3.2 Variabel Pariwisata... 25

Tabel 3.3 Variabel Community Based Tourism... 26

Tabel 3.4 Variabel Objek dan Daya Tarik Wisata... 30

Tabel 5.1 Karakteristik Umur Responden... 48

Tabel 5.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden... 50

Tabel 5.3 Karakteristik Pekerjaan Responden... 50

Tabel 5.4 Ketertarikan Masyarakat terhadap Peluang Usaha di Pasar Buah... 52

Tabel 5.5 Dampak Ekonomi Pariwisata Pasar Buah terhadap Masyarakat Lokal... 53

Tabel 5.6 Dampak pariwisata Pasar Buah terhadap Kualitas Ekonomi Daerah... 55

Tabel 5.7 Pihak yang Menerima Keuntungan dari Pengembangan Pariwisata di Pasar Buah... 56

Tabel 5.8 Keuntungan yang Telah Dirasakan Masyarakat... 57


(3)

Tabel 5.10 Peluang Usaha di Pasar Buah Sebagai Mata Pencaharian

Masyarakat... 61

Tabel 5.11 Kondisi Sosial Masyarakat Lokal... 63

Tabel 5.12 Penerimaan Masyarakat Terhadap Budaya Baru... 65

Tabel 5.13 Pengaruh Pariwisata Terhadap Psikologi Masyarakat... 67

Tabel 5.14 Pengaruh Pariwisata Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat... 69

Tabel 5.15 Peran Pariwisata dalam Memberdayakan Masyarakat Lokal... 70

Tabel 5.16 Dampak Pariwisata Terhadap Softskill Masyarakat... 71

Tabel 5.17 Kehadiran Komunitas Masyarakat di Pasar Buah... 73

Tabel 5.18 Pengaruh Komunitas Terdahap Perkembangan Pariwisata... 74

Tabel 5.19 Pemahaman Masyarakat Terhadap Pariwisata Berbasis Masyarakat... 76

Tabel 5.20 Pemahaman Masyarakat Terhadap Potensi Pariwisata Pasar Buah... 77

Tabel 5.21 Potensi Pariwisata di Pasar Buah... 77

Tabel 5.22 Pengaruh Pariwisata pada Kelestarian Kota Berastagi... 79

Tabel 5.23 Kesiapan Masyarakat dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan... 81

Tabel 5.24 Kondisi Sarana dan Prasarana... 82 Tabel 5.25 Manfaat Sarana dan Prasarana Pendukung yang Dapat


(4)

Tabel 5.26 Peran Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata... 86

Tabel 2.27 Keterlibatan Masyarakat dalam Pariwisata... 87

Tabel 2.28 Kebijakan yang Berorientasi pada Kepentingan Masyarakat... 89

Tabel 2.29 Pemahaman Masyarakat Terhadap Program Pendukung dari Pemerintah... 90

Tabel 5.30 Manfaat Program Pendukung dari Pemerintah... 91

Tabel 5.31 Program Pendukung yang Diharapkan Masyarakat... 92

Tabel 5.32 Pengembangan Pariwisata yang Paling Tepat Diterapkan... 93

Tabel 5.33 Penemuan Penelitian dalam Aspek Ekonomi... 95

Tabel 5.34 Penemuan Penelitian dalam Aspek Sosial... 98

Tabel 5.35 Penemuan Penelitian dalam Aspek Lingkungan... 102


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir dalam Penelitian... 7

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian... 22

Gambar 3.1 Metoda Analisa Data... 32

Gambar 4.1 Kabupaten Karo... 33

Gambar 4.2 Lokasi Kota Berastagi... 35

Gambar 4.3 Objek dan Daya Tarik Wisata Berastagi... 36

Gambar 4.4 Lokasi Pasar Buah Berastagi... 37

Gambar 4.5 Kawasan Kajian Pasar Buah Berastagi... 37

Gambar 4.6 Museum Pusaka Karo... 38

Gambar 4.7 Atraksi Kuda Tunggang dan Sado/Delman... 39

Gambar 4.8 Taman Mejuah-juah serta Pelaksanaan Festival Danau Toba dan Pesta Bunga dan Buah... 40

Gambar 4.9 Pemandangan dari Pasar Buah Berastagi... 41

Gambar 4.10 Akses menuju Pasar Buah... 42

Gambar 4.11 a) Kondisi Jalan di Sekitar Pasar Buah... 43

b) Kondisi Jalan pada Jalan lintas Medan-Berastagi... 43

Gambar 4.12 a) Lalu Lintas Jalan pada Hari Biasa... 43

b) Lalu Lintas Jalan pada Libur Panjang... 43

Gambar 4.13 Tempat Makan di sekitar Pasar Buah... 44


(6)

Gambar 4.16 Fasilitas Toilet Umum di Sekitar Pasar Buah... 47

Gambar 5.1 Suasana Tempat Makan di Pasar Buah Saat Ramai Wisatawan... 55

Gambar 5.2 Upaya Pribadi Masyarakat dalam Melakukan Perbaikan Kanopi... 58

Gambar 5.3 Pasar Buah Sepi Pengunjung Akibat Erupsi Gunung Sinabung... 60

Gambar 5.4 Interaksi Wisatawan dengan masyarakat lokal... 64

Gambar 5.5 Kehidupan sosial antar Masyarakat di Pasar Buah... 74

Gambar 5.6 Sampah yang Berserakan di Sekitar Pasar Buah... 80

Gambar 5.7 Fasilitas Umum yang Belum Optimal... 83

Gambar 5.8 Kantor-Kantor Pemerintahan yang Berada di Sekitar Pasar Buah... 86

Gambar 6.1 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata yang Berbasis Masyarakat... 109