PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Puspitasari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos An
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 2
SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI
Oleh:
ANISA EKA PUSPITASARI
K8412007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 2
SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Anisa Eka
Puspitasari. K8412007. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa
kelas X 2 SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. Cara yang digunakan
adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Yang
menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 3 Boyolali tahun
pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Pengumpulan data
untuk melihat hasil belajar menggunakan hasil tes evaluasi. Peningkatan hasil belajar
diamati dari peningkatan rata-rata siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dapat menunjukan peningkatan hasil belajar sisswa kelas X 2 SMA Negeri 3
Boyolali. Hasil capaian belajar siswa dilihat dari rata-rata kelas pada pra siklus adalah
72,6 dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 14 (44%) dan siswa yang
tuntas sebanyak18 (56%) siswa, sedangkan untuk siklus I meningkat menjadi 76,6
dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 14 (44%) dan siswa yang tuntas
sebanyak18 (56%) siswa dan siklus II meningkat menjadi 83,4 dengan jumlah siswa
yang belum tuntas sebanyak 3 (9%) dan siswa yang tuntas sebanyak 29 (91%) siswa.
Dengan hasil tersebut maka didapat kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran sosiologi di kelas X 2 SMA
Negeri 3 Boyolali dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Teams Games Turnament (TGT), Hasil
Belajar.
I.
maka dibutuhkan Sumber Daya
PENDAHULUAN
Pendidikan
kunci
adalah
dari
keberhasilan
pembangunan
dalam
memajukan
suatu
upaya
Negara.
Manusia
yang
kualitas
yang
mendapatkan
memiliki
baik.
Untuk
kualitas
SDM
yang baik maka dibutuhkan
Pembangunan yang sebenarnya
pengembangan
ilmu.
Untuk
dalam sebuah negara bukan
mendapatkan
ilmu
yang
hanya sekedar pembangunan
berguna
yang berbentuk gedung-gedung
pendidikan.
bertingkat,jalan
merupakan aspek yang sangat
umum
raya,fasilitas
dan
lain
sebagainya,namun
penting
dari
pengembangan
manusia.
melalui
Pendidikan
dalam
menentukan
masa depan suatu bangsa.
pembangunan yang sebenarnya
berawal
yaitu
suatu
ide,
akal
Pendidikan
ditempuh
manusia
pendidikan
bertumpu dan berpangkal dari
nonformal
manusianya,
Pendidikan
pada
dalam
hidupnya ada tiga bentuk yaitu
Pembangunan
bukan
yang
informal,
dan
formal.
informal
adalah
lingkungannya
seperti
pendidikan yang di dapatkan
perkembangan
ekonomi.
manusia sejak dini bahkan
Mengapa
pembangunan
bertumpu
Karena
dari
suatu
bertujuan
manusia?
pembangunan
untuk
memenuhi
sejak
dalam
manusia
kandungan
sudah
diberikan
pendidikan oleh orangtuanya.
Pendidikan
informal
adalah
hajat hidup dan memperbaiki
pendidikan yang paling awal
kualitas
dan yang paling penting di
kehidupan
menjadi
lebih baik.
dalam
Untuk mencapai suatu
pembangunan
yang
merata
kehidupan
diberikan
merupakan
sejak
karena
dini
pijakan
dan
awal
manusia
dalam
kehidupan
yang menerapkan Kurikulum
Pendidikan nonformal adalah
Tingkat
Satuan
Pendidikan
jalur
luar
(KTSP).
Pada
kurikulum
pendidikan formal yang dapat
tersebut
guru
biasanya
dilaksanakan secara terstruktur
menerapkan metode ceramah
dan berjenjang dan diluar dari
karena
sekolah. Pendidikan nonformal
berpusat pada guru.
bisa
pendidikan
di
berbentuk
bimbingan
belajar, les privat, dan juga bisa
melalui
organisasi
karangtaruna
ataupun
yang
ada
di
dalam masyarakat dan lain
sebagainya. Kemudian bentuk
pendidikan selanjutnya adalah
pendidikan formal. Pendidikan
formal
dilakukan di sekolah
dan didalamnya terjadi proses
belajar mengajar dan interaksi
antara guru dengan siswa.
Sekarang
ceramah
Selama
mengamati
berkonsultasi
sebulan
peneliti
juga
dengan
guru
pamong yang mengajar mata
pelajaran
sosiologi
yang
mengampu kelas X 1 sampai X
6 di SMA Negeri 3 Boyolali.
Dari
hasil
wawancara
dan
pengamatan peneliti bersama
dengan guru pamong mata
pelajaran sosiologi kelas X di
SMA Negeri 3 Boyolali, maka
dalam
fokus masalah yang terjadi di
dunia pendidikan terdapat dua
kelas adalah kesulitan belajar
kurikulum
dan
yaitu
ini
metode
yang
Kurikulum
digunakan
menerima
materi
Tingkat
pembelajaran
Satuan Pendidikan (KTSP) dan
siswa pada
Kurikulum 2013. Untuk SMA
sosiologi salah satunya karena
Negeri 3 Boyolali merupakan
penerapan model pembelajaran
salah satu sekolah menengah
yang kurang menarik minat
atas di kabupaten Boyolali
siswa.
Hal
yang
mata
ini
dialami
pelajaran
dibuktikan
dengan banyak siswa yang
dan
memiliki nilai yang berada di
konsep
bawah standar KKM. Peneliti
dipisahkan satu sama lain. Dua
bersama guru mata pelajaran
konsep ini menjadi terpadu dalam
mengambil kelas X 2 SMA
satu kegiatan di mana terjadi
Negeri
interaksi antara guru dengan siswa,
3
Boyolali
untuk
belakang
latar
diatas,
tertarik
untuk
penelitian
peneliti
melakukan
tentang
“Penerapan
Tipe
:
Model
Pembelajaran
Kooperative
Teams
Games
Tournament (TGT)
Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas X 2 SMA
Negeri
II.
3
Boyolali
merupakan
yang
tidak
dua
dapat
serta siswa dengan siswa pada saat
dijadikan subyek penelitian.
Berdasarkan
mengajar
Tahun
pembelajaran berlangsung.
Kata pembelajaran merupakan
perpaduan
dari
dua
aktivitas
belajar dan mengajar. Menurut
Gagne (1977), pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses modifikasi
dalam kapasitas manusia yang
dipertahankan
dan
ditingkatkan
levelnya
Secara
sederhana
yang
dimaksud dengan hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang
Pelajaran 2015/2016”.
diperoleh anak setelah melalui
KAJIAN PUSTAKA
mengetahui apakah hasil belajar
kegiatan
A. Tinjauan Mengenai Belajar dan
Pembelajaran
Menurut
belajar.
Untuk
yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat
R.Gagne
(1989),
diketahui
melalui
evaluasi.
belajar dapat didefinisikan sebagai
Pengertian istilah evaluasi adalah
suatu
suatu kegiatan
proses
organisme
di
berubah
mana
suatu
perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Belajar
yang terencana
untukmengetahui keadaan suatu
objek
dengan
menggunakan
hasilnya
pembelajaran mempunyai makan
dibandingkan dengan tolak ukur
yang sama untuk menjelaskan
untuk memperoleh kesimpulan.
bagaimana proses seorang guru
B. Pengertian Model, Pendekatan
mengajardan peserta didik belajar
instrumen
dan
dalam mencapai tujuan
dan Metode Pembelajaran
Model
pembelajaran
merupakan istilah yang digunakan
untuk
menggambarkan
penyelenggaraan
proses
belajar
C. Tinjauan
Mengenai
Model
Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Parker
mendefinisikan
(1994)
kelompok
kecil
mengajar dari awal sampai akhir.
kooperatif
Dalam model pembelajaran sudah
pembelajaran dimana para siswa
mencerminkan
saling
penerapan
suatu
sebagai
suasana
berinteraksi
dalam
pendekatan metode, teknik atau
kelompok-kelompok kecil untuk
taktik
mengerjakan tugas akademik demi
pembelajaran
sekaligus.
Metode
pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
yang
Pembelajaran kooperatif adalah
untuk
suatu sistem yang di dalamnya
cara
digunakan
mengimplementasikan
rencana
mencapai tujuan bersama.
terdapat
elemen-elemen
yang
yang sudah disussun dalam bentuk
saling
kegiatan nyata atau praktis untuk
pembelajaran kooperatif menurut
mencapai
Lie
tujuan
pembelajaran.
terkait.
(2004)
Elemen-elemen
adalah
(1)
saling
positif;
(2)
Jika strategi pembelajaran masih
ketergantungan
bersifat konseptual maka metode
interaksi
pembelajaran sudah bersifat praktis
akuntabilitas individual, dan (4)
untuk diterapkan.
ketrampilan
Pendekatan
pembelajaran
hubungan
tatap
muka;
untuk
antarpribadi
(3)
menjalin
atau
merupakan istilah yang melingkupi
ketrampilan sosial yang secara
seluruh
sengaja diajarkan.Ada beberapa
proses
Pendekatan
pembelajaran.
dan
strategi
metde dalam model pembelajaran
kooperatif yaitu STAD (Student
Research,
Teams
Achievement
Namanya sendiri sebetulnya sudah
Divisions),Jigsaw,GI
(Group
menunjukan isi yang terkandung di
Investigation),
(Teams
dalamnya. Oleh karena ada tiga
TGT
Games Tournament).
Teams
(TGT)
Games
merupakan
disingkat
CAR.
kata yang membentuk pengertian
Tournament
tersebut, maka ada tiga pengertian
salah
pula yang dapat diterangkan yaitu
satu
strategi pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan oleh Slavin
penelitian, tindakan dan kelas.
Dengan
menggabungkan
(1995) untuk membantu siswa
batasan
mereview dan menguasai materi
tersebut segera dapat disimpulkan
pelajaran.
bahwa penelitian tindakan kelas
Model
pembelajaran
pengertian
tiga
kata
Teams Games Tournament (TGT)
merupakan
adalah salah satu tipe atau model
terhadap kegiatan yang sengaja
pembelajaran
dimunculkan, dan terjadi dalam
mudah
kooperatif
diterapkan,
yang
melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya
suatu
pencermatan
sebuah kelas.
E. Kurikulum Yang Berlaku Di
Sekolah
Menurut
Undang-Undang
dan mengandung unsur permainan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dan reinforcement.
Sistem
D. Tinjauan Mengenai Penelitian
Pendidikan
dikatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat
Tindakan Kelas (PTK)
Sudah lebih dari sepuluh tahun
Nasional
rencana
dan
pengaturan mengenai isi dan bahan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pelajaran
dikenal dan ramai dibicarakan
digunakan
dalam dunia pendidikan. Dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar
bahasa
mengajarKTSP
dengan
Inggris
PTK
diartikan
Classroom
Action
kurikulum
serta
sebagai
cara
yang
pedoman
merupakan
berorientasi
pada
pencapaian kompetensi, oleh sebab
DAN
itu
KELAS X7 SMA NEGERI 2
kurikulum
ini
merupakan
SIKAP
ANTISOSIAL
penyempurnaan dari Kurikulum
BOYOLALI
Berbasis Kompetensi atau yang
PELAJARAN 2014/2015. Hasil
kita kenal dengan KBK (kurikulum
penelitian
menunjukkan
2004).
penerapan
model
kooperatif
tipe
Kurikulum
Pendidikan
Tingkat
memiliki
karakteristik,
Satuan
beberapa
yaitu:Dilihat
TAHUN
bahwa
pembelajaran
Team
Game
Tournament dapat meningkatkan
dari
prestasi belajar peserta didik pada
desainnya KTSP adalah kurikulum
mata pelajaran Sosiologi kelas XI
yang berorientasi pada disiplin
IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga. Hal
ilmu. KTSP adalah kurikulum
ini dibuktikan dengan peningkatan
yang
pada
prestasi belajar peserta didik pada
KTSP
pra siklus dengan nilai rata-rata
adalah kurikulum yang mengakses
69,24 meningkat menjadi 82,27
kepentingan
pada siklus I dan 87,27 pada siklus
berorientasi
pengembangan
individu.
daerah.KTSP
merupakan kurikulum teknologis.
II.
Penelitian
F. Penelitian Yang Relevan
kedua
adalah
Penelitian sejenis yang pernah
Penelitian yang dilakukan Aulia
dilakukan antara lain yang pertama
Dyah Asmarani (2014) tentang
Penelitian yang dilakukan Bella
PENERAPAN
Mayang
COPERATIVE LEARNING TIPE
Sari
(2015)
PENERAPAN
tentang
MODEL
PEMBELAJARAN
TEAMS
MODEL
GAMES
TEAMS
TOURNAMENT (TGT) UNTUK
(TGT)
MENINGKATKAN KEAKTIFAN
MENINGKATKAN
DAN HASIL BELAJAR MATA
PRESTASI BELAJAR PESERTA
PELAJARAN SOSIOLOGI PADA
DIDIK PADA MATERI POKOK
SISWA KELAS XII IPS 1 SMAN
PERILAKU
3
GAMES
TURNAMENT
UNTUK
MENYIMPANG
SURAKARTA
TAHUN
PELAJARAN 2013/2014. Hasil
dapat meningkatkan hasil belajar
penelitian
bahwa
yang saat ini masih banyak yang
keaktifan dan hasil belajar siswa
berada di bawah standar. Karena
pada
dengan
menunjukkan
mata
pelajaran
sosiologi
model
pembelajaran
setelah dilakukan penerapan model
kooperatif tipe TGT siswa dapat
cooperative learning tipe Teams
belajar
Games
menyenangkan.
Tournament
menunjukkan
bahwa
(TGT)
rata-rata
dengan
kondisi
yang
H. HIPOTESIS TINDAKAN
seluruh aspek keaktifan dan hasil
Berdasarkan kajian pustaka dan
belajar mengalami peningkatan.
kerangka
berpikir
yang
telah
diuraikan diatas, dapat dirumuskan
G. KERANGKA BERPIKIR
hipotesis penelitian tindakan kelas
Dalam penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sebagai berikut:
memang guru yang dituntut untuk
“Ada hubungan positif Penerapan
menjadi
proses
Model Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran di kelas, sehingga
Tipe Teams Games Tournament
siswa menjadi kurang aktiv dalam
(TGT) Dalam Meningkatkan Hasil
pembelajaran.
ini
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
peneliti berusaha untuk membantu
Sosiologi Kelas X 2 SMA Negeri 3
guru menemukan solusi untuk
Boyolali
mengatasi masalah-masalah yang
2015/2016
terjadi
pusat
di
dalam
Dalam
dalam
hal
proses
III.
Tahun
Pelajaran
METODE PENELITIAN
pembelajaran.
Subjek penelitian ini
Untuk meningkatkan hasi belajar
adalah siswa kelas X 2 SMAN
siswa kelas X2 SMA Negeri 3
3 Boyolali. Siswa yang diteliti
Boyolali, maka diberikan model
adalah angkatan tahun ajaran
pembelajaran kooperatif tipe teams
2015/1016. Siswa kelas X 2
games tournament (TGT). Dengan
terdiri dari 32
model ini siswa dimungkinkan
dengan
rincian
peserta didik
21
siswa
perempuan dan 11 siswa laki-
adalah
laki.Data dan sumber data yang
kuantitatif dan kaulitatif.
di kumpulkan oleh peneliti
adalah
seluruh
IV.
keadaan
secara
HASIL PENELITIAN
Penelitian
hasil
pengamatan
analisis
tindakan
kelas ini dilakukan bertujuan
pembelajaran yang sebenarnya,
untuk
meningkatkan
data sekolah dan hasil belajar
belajar
siswa
siswa kelas X 2 SMA N 3
menerapkan
Boyolali.
pembelajaran kooperatif tipe
Untuk
menemukan
TGT
pada
hasil
dengan
model
mata
pelajaran
permasalahan dan menemukan
sosiologi dan di kelas X 2
jalan
keluarnya
SMA Negeri 3 Boyolali.
data.
Untuk
diperlukan
Penelitian
mengumpulkan
dilakukan
data yang di perlukan tersebut
dengan menerapkan dua kali
di perlukan beberapa teknik
siklus pembelajaran. Berdasar
pengumpulan
hasil
data.
Teknik
yang
diperoleh
pada
yang
siklus I dan II, maka terdapat
digunakan peneliti, yaitu tes,
perbandingan antar siklus. Dari
observasi, dan dokumentasi.
perolehan siswa pada pra siklus
pengumpulan
data
pengujian
dapat dilihat bahwa nilai rata-
validitas data dapat dilakuakan
rata kelas adalah 72,6 dimana
dengan melakukan triangulasi,
nilai rata-rata tersebut belum
yang bisa mencakup triangulasi
menyentuh KKM yang sudah
data,
atau
ditetapkan sekolah yaitu 76.
peneliti. Setiap triangulasi yang
Perolehan rata-rata kelas yang
digunakan
di peroleh pada siklus I adalah
Teknik
metode,
karakteristik
Teknik
teori
mempunyai
masing-masing.
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini
76,6.
Sedangkan
evaluasi
siklus
pada
II
tes
terdapat
peningkatan
V.
dari
siklus
belajar
pada
saat
belum
sebelumnya menjadi 83,4.
diterapkan siklus adalah 72,6
PEMBAHASAN
yang
Penelitian
ini
merupakan
berarti
mengalami
peningkatan sebesar 4,00. Dari
kolaborasi dari peneliti sendiri
segi
bersama guru mata pelajaran
mencapai kriteria yang sudah
sosiologi yaitu Bapak Akbar Y
ditetapkan sebelumnya yaitu 76
Atmaja S,Pd. Penelitian ini
namun dari jumlah siswa yang
dilaksanakan dalam dua siklus
belum
yaitu siklus I dan siklus II.
dengan sebelum diterapkannya
Untuk
siklus. Sehingga masih harus
siklus
I
pertemuan
rata-rata
kelas
tuntas
masih
dilakukan sebanyak 3 kali dan
dilakukan
untuk
siklus selanjutnya.
siklus
II
pertemuan
sudah
sama
perbaikan
pada
dilakukan sebanyak 2 kali.
Untuk siklus II dilaksanakan
Untuk diakhir pertemuan tiap
selama dua kali pertemuan
siklus diadakan tes evaluasi
dengan
untuk mengetahui hasil belajar
dinamika
siswa.
dilakukan evaluasi pada siklus
Pada saat siklus I terdapat tiga
II di ketahui capaian hasil
kali pertemuan dengan materi
belajar siswa adalah 83,4 dari
tentang interaksi sosial. Untuk
yang sebelumnya pada pra
hasil evaluasi pada siklus I di
tindakan 72.6 dan siklus I
dapatkan bahwa hasil belajar
adalah 76,6. Peningkatan hasil
siswa mengalami peningkatan
belajar dari siklus I ke siklus II
dibandingkan
saat
sebesar 6,8. Jumlah siswa yang
sebelum diterapkannya model
belum tuntas juga mengalami
pembelajaran.
penurunan
pada
Hasil
belajar
materi
tentang
sosial.
dari
Setelah
yang
pada
siswa pada siklus I ini adalah
sebelumnya
76,6 sedangkan untuk hasil
berjumlah 14 anak maka di
di
siklus
I
VI.
siklus II siswa yang belum
kriteria pencapaian yaitu pada
tuntas sebanyak 3 anak.
siklus I dengan kriteria 76 dan
SIMPULAN DAN SARAN
siklus II dengan kriteria 80.
Dalam
analisis
hasil
Implikasi dari penelitian ini
penelitian yang telah dilakukan
adalah:
maka ditemukan hasil adanya
1. Implikasi Teoritis
peningkatan hasil belajar siswa
a. Hasil dari penelitian
yang dilihat dari capaian hasil
tindakan kelas ini dapat
nilai
membuktikan
rata-rata
Peningkatan
hasil
kelas.
belajar
bahwa
penerapan
metode
tersebut dapat dilihat dari mulai
pembelajarana
pra tindakan, siklus I dan siklus
kooperatif tipe Teams
II. Pada saat pra tindakan nilai
Games
Tournament
rata-rata siswa adalah 72,6
(TGT)
dapat
dengan rincian 14 siswa belum
meningkatkan
hasil
tuntas dan 18 siswa dinyatakan
belajar siswa.
tuntas. Kemudian pada siklus I
b. Hasil
penelitian
setelah diterapkannya model
tindakan kelas ini dapat
pembelajaran kooperatif tipe
menambah
TGT rata-rata siswa menjadi
ilmu pengetahuan di
76,6 dengan rincian 14 anak
dalam
yang belum tuntas dan 18 anak
pembelajaran
yang dinyatakan tuntas. Pada
khususnya
siklus
sosiologi
kembali
II
rata-rata
meningkat
siswa
menjadi
khasanah
metode
pelajaran
di
SMA.
83,6 dengan rincian 3 orang
anak yang belum tuntas dan 29
anak sudah dinyatakan tuntas.
Hasil tersebut sudah mencapai
2. Implikasi Praktis
tingkat
a. Hasil penelitian tindakan
kelas
ini
dapat
b. Guru
sebaiknya
proses
dalam
pembelajaran
di
memberikan
gambaran
kelas lebih bisa membaca
bahwa
penerapan
karakteristik
metode
pembelajaran
yang
sesuai
kondisi
setiap
siswanya
agar
dapat
dengan
mengambil tindakan yang
dapat
sesuai, karena setiap anak
siswa
membantu
memiliki
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
yang
berlangsung.
karakter
yang
berbeda-beda.
c. Guru lebih memanfaatkan
media pembelajaran yang
b. Penelitian ini juga dapat
bervariatif
jangan
hanya
wawasan
berpatokan pada LCD dan
beserta motivasi untuk
juga LKS saja agar pada
guru agar guru dapat
saat penyampaian materi
lebih
siwa menjadi lebih paham
memberi
mengembangkan
metode
pembelajaran
saran
yang
menerima
materi
yang diberikan guru.
a. Selama
1. Bagi Guru
perlu
bersemangat
2. Bagi Siswa
dapat diberikan antara lain:
a. Guru
lebih
dalam
yang lebih variatif.
Sedangkan
dan
menerapkan
kegiatan
pembelajaran
diharapkan
model pembelajaran yang
siswa berpartisipasi aktif
tepat dan juga bervariatif.
agar
Walaupun penerapan model
materi
TGT ini secara keseluruhan
sampaikan oleh guru dan
meninngkat
ada
juga ketika siswa belum
juga siswa yang mengalami
paham tehadap materi, para
penurunan.
namun
lebih
yang
memahami
sedang
di
siswa berani untuk bertanya
siswa
kepada guru.
meningkatkan
b. Sebagai siswa yang baik
seharusnya
lebih
menghormati
guru
pada
saat sedang menyampaikan
materi dengan cara tidak
mengobrol
dengan
temannya
ataupun
sehingga
dapat
mutu
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Tirtarahardja,U
dkk.
2005.
Pengantar Pendidikan. Jakarta :
PT Rineka Cipta
mengerjakan kegiatan lain
diluar pembelajaran yang
sedang berlangsung
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah bisa menciptakan
suasana
dan
lingkungan
yang kondusif agar siwa
Sujarwo. 2011. Model-Model
Pembelajaran Suatu Strategi
Mengajar . Bandung: Venus
Gold Press
Aqib,Zainal.2006.
Penelitian
Tindakan
Kelas
Untuk
:
Guru.Bandung : PenerbitYrama
Widya
dan guru merasa nyaman
untuk
melakukan
belajar
proses
mengajar
di
sekolah.
b. Sekolah
bisa
menambah
sumber belajar untuk siswa
agar siswa memiliki banyak
referensi dalam belajar.
c. Sekolah lebih menekankan
kepada
guru
untuk
menerapkan metode yang
berfatiatif
meningkatkan
agar
kualitas
Sumadayo,Samsu.
2013.
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK). Yogyakarta : Graha Ilmu
Taniredja,Tukiran,dkk.
2014.
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif dan Efektif. Bandung :
Alfabeta
Huda, M. (2014). Model-Model
Pengajaran Dan Pembelajaran
Isu-Isu
Metodis
Dan
Paradigmatis.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Susanto,Ahmad.2015.
Teori
belajar dan Pembelajaran di
sekolah dasar .Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Slameto. 2010. Belajar dan
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Baharuddin dan Wahyuni, Esa
Nur. 2010. Teori Belajar &
Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzz Media
Huda, M. 2013. Cooperative
Learning
Metode,
Teknik,
Struktur Dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyanto, M. 2009. ModelModel Pembelajaran Inovatif.
Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS
Surakarta.
Jihad, Asep dan Abdul Haris.
2008. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Pressindo
Suprijono, A. 2013. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasinya .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 2
SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI
Oleh:
ANISA EKA PUSPITASARI
K8412007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 2
SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Anisa Eka
Puspitasari. K8412007. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa
kelas X 2 SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. Cara yang digunakan
adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Yang
menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 3 Boyolali tahun
pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Pengumpulan data
untuk melihat hasil belajar menggunakan hasil tes evaluasi. Peningkatan hasil belajar
diamati dari peningkatan rata-rata siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dapat menunjukan peningkatan hasil belajar sisswa kelas X 2 SMA Negeri 3
Boyolali. Hasil capaian belajar siswa dilihat dari rata-rata kelas pada pra siklus adalah
72,6 dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 14 (44%) dan siswa yang
tuntas sebanyak18 (56%) siswa, sedangkan untuk siklus I meningkat menjadi 76,6
dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 14 (44%) dan siswa yang tuntas
sebanyak18 (56%) siswa dan siklus II meningkat menjadi 83,4 dengan jumlah siswa
yang belum tuntas sebanyak 3 (9%) dan siswa yang tuntas sebanyak 29 (91%) siswa.
Dengan hasil tersebut maka didapat kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran sosiologi di kelas X 2 SMA
Negeri 3 Boyolali dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Teams Games Turnament (TGT), Hasil
Belajar.
I.
maka dibutuhkan Sumber Daya
PENDAHULUAN
Pendidikan
kunci
adalah
dari
keberhasilan
pembangunan
dalam
memajukan
suatu
upaya
Negara.
Manusia
yang
kualitas
yang
mendapatkan
memiliki
baik.
Untuk
kualitas
SDM
yang baik maka dibutuhkan
Pembangunan yang sebenarnya
pengembangan
ilmu.
Untuk
dalam sebuah negara bukan
mendapatkan
ilmu
yang
hanya sekedar pembangunan
berguna
yang berbentuk gedung-gedung
pendidikan.
bertingkat,jalan
merupakan aspek yang sangat
umum
raya,fasilitas
dan
lain
sebagainya,namun
penting
dari
pengembangan
manusia.
melalui
Pendidikan
dalam
menentukan
masa depan suatu bangsa.
pembangunan yang sebenarnya
berawal
yaitu
suatu
ide,
akal
Pendidikan
ditempuh
manusia
pendidikan
bertumpu dan berpangkal dari
nonformal
manusianya,
Pendidikan
pada
dalam
hidupnya ada tiga bentuk yaitu
Pembangunan
bukan
yang
informal,
dan
formal.
informal
adalah
lingkungannya
seperti
pendidikan yang di dapatkan
perkembangan
ekonomi.
manusia sejak dini bahkan
Mengapa
pembangunan
bertumpu
Karena
dari
suatu
bertujuan
manusia?
pembangunan
untuk
memenuhi
sejak
dalam
manusia
kandungan
sudah
diberikan
pendidikan oleh orangtuanya.
Pendidikan
informal
adalah
hajat hidup dan memperbaiki
pendidikan yang paling awal
kualitas
dan yang paling penting di
kehidupan
menjadi
lebih baik.
dalam
Untuk mencapai suatu
pembangunan
yang
merata
kehidupan
diberikan
merupakan
sejak
karena
dini
pijakan
dan
awal
manusia
dalam
kehidupan
yang menerapkan Kurikulum
Pendidikan nonformal adalah
Tingkat
Satuan
Pendidikan
jalur
luar
(KTSP).
Pada
kurikulum
pendidikan formal yang dapat
tersebut
guru
biasanya
dilaksanakan secara terstruktur
menerapkan metode ceramah
dan berjenjang dan diluar dari
karena
sekolah. Pendidikan nonformal
berpusat pada guru.
bisa
pendidikan
di
berbentuk
bimbingan
belajar, les privat, dan juga bisa
melalui
organisasi
karangtaruna
ataupun
yang
ada
di
dalam masyarakat dan lain
sebagainya. Kemudian bentuk
pendidikan selanjutnya adalah
pendidikan formal. Pendidikan
formal
dilakukan di sekolah
dan didalamnya terjadi proses
belajar mengajar dan interaksi
antara guru dengan siswa.
Sekarang
ceramah
Selama
mengamati
berkonsultasi
sebulan
peneliti
juga
dengan
guru
pamong yang mengajar mata
pelajaran
sosiologi
yang
mengampu kelas X 1 sampai X
6 di SMA Negeri 3 Boyolali.
Dari
hasil
wawancara
dan
pengamatan peneliti bersama
dengan guru pamong mata
pelajaran sosiologi kelas X di
SMA Negeri 3 Boyolali, maka
dalam
fokus masalah yang terjadi di
dunia pendidikan terdapat dua
kelas adalah kesulitan belajar
kurikulum
dan
yaitu
ini
metode
yang
Kurikulum
digunakan
menerima
materi
Tingkat
pembelajaran
Satuan Pendidikan (KTSP) dan
siswa pada
Kurikulum 2013. Untuk SMA
sosiologi salah satunya karena
Negeri 3 Boyolali merupakan
penerapan model pembelajaran
salah satu sekolah menengah
yang kurang menarik minat
atas di kabupaten Boyolali
siswa.
Hal
yang
mata
ini
dialami
pelajaran
dibuktikan
dengan banyak siswa yang
dan
memiliki nilai yang berada di
konsep
bawah standar KKM. Peneliti
dipisahkan satu sama lain. Dua
bersama guru mata pelajaran
konsep ini menjadi terpadu dalam
mengambil kelas X 2 SMA
satu kegiatan di mana terjadi
Negeri
interaksi antara guru dengan siswa,
3
Boyolali
untuk
belakang
latar
diatas,
tertarik
untuk
penelitian
peneliti
melakukan
tentang
“Penerapan
Tipe
:
Model
Pembelajaran
Kooperative
Teams
Games
Tournament (TGT)
Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas X 2 SMA
Negeri
II.
3
Boyolali
merupakan
yang
tidak
dua
dapat
serta siswa dengan siswa pada saat
dijadikan subyek penelitian.
Berdasarkan
mengajar
Tahun
pembelajaran berlangsung.
Kata pembelajaran merupakan
perpaduan
dari
dua
aktivitas
belajar dan mengajar. Menurut
Gagne (1977), pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses modifikasi
dalam kapasitas manusia yang
dipertahankan
dan
ditingkatkan
levelnya
Secara
sederhana
yang
dimaksud dengan hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang
Pelajaran 2015/2016”.
diperoleh anak setelah melalui
KAJIAN PUSTAKA
mengetahui apakah hasil belajar
kegiatan
A. Tinjauan Mengenai Belajar dan
Pembelajaran
Menurut
belajar.
Untuk
yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat
R.Gagne
(1989),
diketahui
melalui
evaluasi.
belajar dapat didefinisikan sebagai
Pengertian istilah evaluasi adalah
suatu
suatu kegiatan
proses
organisme
di
berubah
mana
suatu
perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Belajar
yang terencana
untukmengetahui keadaan suatu
objek
dengan
menggunakan
hasilnya
pembelajaran mempunyai makan
dibandingkan dengan tolak ukur
yang sama untuk menjelaskan
untuk memperoleh kesimpulan.
bagaimana proses seorang guru
B. Pengertian Model, Pendekatan
mengajardan peserta didik belajar
instrumen
dan
dalam mencapai tujuan
dan Metode Pembelajaran
Model
pembelajaran
merupakan istilah yang digunakan
untuk
menggambarkan
penyelenggaraan
proses
belajar
C. Tinjauan
Mengenai
Model
Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Parker
mendefinisikan
(1994)
kelompok
kecil
mengajar dari awal sampai akhir.
kooperatif
Dalam model pembelajaran sudah
pembelajaran dimana para siswa
mencerminkan
saling
penerapan
suatu
sebagai
suasana
berinteraksi
dalam
pendekatan metode, teknik atau
kelompok-kelompok kecil untuk
taktik
mengerjakan tugas akademik demi
pembelajaran
sekaligus.
Metode
pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
yang
Pembelajaran kooperatif adalah
untuk
suatu sistem yang di dalamnya
cara
digunakan
mengimplementasikan
rencana
mencapai tujuan bersama.
terdapat
elemen-elemen
yang
yang sudah disussun dalam bentuk
saling
kegiatan nyata atau praktis untuk
pembelajaran kooperatif menurut
mencapai
Lie
tujuan
pembelajaran.
terkait.
(2004)
Elemen-elemen
adalah
(1)
saling
positif;
(2)
Jika strategi pembelajaran masih
ketergantungan
bersifat konseptual maka metode
interaksi
pembelajaran sudah bersifat praktis
akuntabilitas individual, dan (4)
untuk diterapkan.
ketrampilan
Pendekatan
pembelajaran
hubungan
tatap
muka;
untuk
antarpribadi
(3)
menjalin
atau
merupakan istilah yang melingkupi
ketrampilan sosial yang secara
seluruh
sengaja diajarkan.Ada beberapa
proses
Pendekatan
pembelajaran.
dan
strategi
metde dalam model pembelajaran
kooperatif yaitu STAD (Student
Research,
Teams
Achievement
Namanya sendiri sebetulnya sudah
Divisions),Jigsaw,GI
(Group
menunjukan isi yang terkandung di
Investigation),
(Teams
dalamnya. Oleh karena ada tiga
TGT
Games Tournament).
Teams
(TGT)
Games
merupakan
disingkat
CAR.
kata yang membentuk pengertian
Tournament
tersebut, maka ada tiga pengertian
salah
pula yang dapat diterangkan yaitu
satu
strategi pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan oleh Slavin
penelitian, tindakan dan kelas.
Dengan
menggabungkan
(1995) untuk membantu siswa
batasan
mereview dan menguasai materi
tersebut segera dapat disimpulkan
pelajaran.
bahwa penelitian tindakan kelas
Model
pembelajaran
pengertian
tiga
kata
Teams Games Tournament (TGT)
merupakan
adalah salah satu tipe atau model
terhadap kegiatan yang sengaja
pembelajaran
dimunculkan, dan terjadi dalam
mudah
kooperatif
diterapkan,
yang
melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya
suatu
pencermatan
sebuah kelas.
E. Kurikulum Yang Berlaku Di
Sekolah
Menurut
Undang-Undang
dan mengandung unsur permainan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dan reinforcement.
Sistem
D. Tinjauan Mengenai Penelitian
Pendidikan
dikatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat
Tindakan Kelas (PTK)
Sudah lebih dari sepuluh tahun
Nasional
rencana
dan
pengaturan mengenai isi dan bahan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pelajaran
dikenal dan ramai dibicarakan
digunakan
dalam dunia pendidikan. Dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar
bahasa
mengajarKTSP
dengan
Inggris
PTK
diartikan
Classroom
Action
kurikulum
serta
sebagai
cara
yang
pedoman
merupakan
berorientasi
pada
pencapaian kompetensi, oleh sebab
DAN
itu
KELAS X7 SMA NEGERI 2
kurikulum
ini
merupakan
SIKAP
ANTISOSIAL
penyempurnaan dari Kurikulum
BOYOLALI
Berbasis Kompetensi atau yang
PELAJARAN 2014/2015. Hasil
kita kenal dengan KBK (kurikulum
penelitian
menunjukkan
2004).
penerapan
model
kooperatif
tipe
Kurikulum
Pendidikan
Tingkat
memiliki
karakteristik,
Satuan
beberapa
yaitu:Dilihat
TAHUN
bahwa
pembelajaran
Team
Game
Tournament dapat meningkatkan
dari
prestasi belajar peserta didik pada
desainnya KTSP adalah kurikulum
mata pelajaran Sosiologi kelas XI
yang berorientasi pada disiplin
IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga. Hal
ilmu. KTSP adalah kurikulum
ini dibuktikan dengan peningkatan
yang
pada
prestasi belajar peserta didik pada
KTSP
pra siklus dengan nilai rata-rata
adalah kurikulum yang mengakses
69,24 meningkat menjadi 82,27
kepentingan
pada siklus I dan 87,27 pada siklus
berorientasi
pengembangan
individu.
daerah.KTSP
merupakan kurikulum teknologis.
II.
Penelitian
F. Penelitian Yang Relevan
kedua
adalah
Penelitian sejenis yang pernah
Penelitian yang dilakukan Aulia
dilakukan antara lain yang pertama
Dyah Asmarani (2014) tentang
Penelitian yang dilakukan Bella
PENERAPAN
Mayang
COPERATIVE LEARNING TIPE
Sari
(2015)
PENERAPAN
tentang
MODEL
PEMBELAJARAN
TEAMS
MODEL
GAMES
TEAMS
TOURNAMENT (TGT) UNTUK
(TGT)
MENINGKATKAN KEAKTIFAN
MENINGKATKAN
DAN HASIL BELAJAR MATA
PRESTASI BELAJAR PESERTA
PELAJARAN SOSIOLOGI PADA
DIDIK PADA MATERI POKOK
SISWA KELAS XII IPS 1 SMAN
PERILAKU
3
GAMES
TURNAMENT
UNTUK
MENYIMPANG
SURAKARTA
TAHUN
PELAJARAN 2013/2014. Hasil
dapat meningkatkan hasil belajar
penelitian
bahwa
yang saat ini masih banyak yang
keaktifan dan hasil belajar siswa
berada di bawah standar. Karena
pada
dengan
menunjukkan
mata
pelajaran
sosiologi
model
pembelajaran
setelah dilakukan penerapan model
kooperatif tipe TGT siswa dapat
cooperative learning tipe Teams
belajar
Games
menyenangkan.
Tournament
menunjukkan
bahwa
(TGT)
rata-rata
dengan
kondisi
yang
H. HIPOTESIS TINDAKAN
seluruh aspek keaktifan dan hasil
Berdasarkan kajian pustaka dan
belajar mengalami peningkatan.
kerangka
berpikir
yang
telah
diuraikan diatas, dapat dirumuskan
G. KERANGKA BERPIKIR
hipotesis penelitian tindakan kelas
Dalam penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sebagai berikut:
memang guru yang dituntut untuk
“Ada hubungan positif Penerapan
menjadi
proses
Model Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran di kelas, sehingga
Tipe Teams Games Tournament
siswa menjadi kurang aktiv dalam
(TGT) Dalam Meningkatkan Hasil
pembelajaran.
ini
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
peneliti berusaha untuk membantu
Sosiologi Kelas X 2 SMA Negeri 3
guru menemukan solusi untuk
Boyolali
mengatasi masalah-masalah yang
2015/2016
terjadi
pusat
di
dalam
Dalam
dalam
hal
proses
III.
Tahun
Pelajaran
METODE PENELITIAN
pembelajaran.
Subjek penelitian ini
Untuk meningkatkan hasi belajar
adalah siswa kelas X 2 SMAN
siswa kelas X2 SMA Negeri 3
3 Boyolali. Siswa yang diteliti
Boyolali, maka diberikan model
adalah angkatan tahun ajaran
pembelajaran kooperatif tipe teams
2015/1016. Siswa kelas X 2
games tournament (TGT). Dengan
terdiri dari 32
model ini siswa dimungkinkan
dengan
rincian
peserta didik
21
siswa
perempuan dan 11 siswa laki-
adalah
laki.Data dan sumber data yang
kuantitatif dan kaulitatif.
di kumpulkan oleh peneliti
adalah
seluruh
IV.
keadaan
secara
HASIL PENELITIAN
Penelitian
hasil
pengamatan
analisis
tindakan
kelas ini dilakukan bertujuan
pembelajaran yang sebenarnya,
untuk
meningkatkan
data sekolah dan hasil belajar
belajar
siswa
siswa kelas X 2 SMA N 3
menerapkan
Boyolali.
pembelajaran kooperatif tipe
Untuk
menemukan
TGT
pada
hasil
dengan
model
mata
pelajaran
permasalahan dan menemukan
sosiologi dan di kelas X 2
jalan
keluarnya
SMA Negeri 3 Boyolali.
data.
Untuk
diperlukan
Penelitian
mengumpulkan
dilakukan
data yang di perlukan tersebut
dengan menerapkan dua kali
di perlukan beberapa teknik
siklus pembelajaran. Berdasar
pengumpulan
hasil
data.
Teknik
yang
diperoleh
pada
yang
siklus I dan II, maka terdapat
digunakan peneliti, yaitu tes,
perbandingan antar siklus. Dari
observasi, dan dokumentasi.
perolehan siswa pada pra siklus
pengumpulan
data
pengujian
dapat dilihat bahwa nilai rata-
validitas data dapat dilakuakan
rata kelas adalah 72,6 dimana
dengan melakukan triangulasi,
nilai rata-rata tersebut belum
yang bisa mencakup triangulasi
menyentuh KKM yang sudah
data,
atau
ditetapkan sekolah yaitu 76.
peneliti. Setiap triangulasi yang
Perolehan rata-rata kelas yang
digunakan
di peroleh pada siklus I adalah
Teknik
metode,
karakteristik
Teknik
teori
mempunyai
masing-masing.
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini
76,6.
Sedangkan
evaluasi
siklus
pada
II
tes
terdapat
peningkatan
V.
dari
siklus
belajar
pada
saat
belum
sebelumnya menjadi 83,4.
diterapkan siklus adalah 72,6
PEMBAHASAN
yang
Penelitian
ini
merupakan
berarti
mengalami
peningkatan sebesar 4,00. Dari
kolaborasi dari peneliti sendiri
segi
bersama guru mata pelajaran
mencapai kriteria yang sudah
sosiologi yaitu Bapak Akbar Y
ditetapkan sebelumnya yaitu 76
Atmaja S,Pd. Penelitian ini
namun dari jumlah siswa yang
dilaksanakan dalam dua siklus
belum
yaitu siklus I dan siklus II.
dengan sebelum diterapkannya
Untuk
siklus. Sehingga masih harus
siklus
I
pertemuan
rata-rata
kelas
tuntas
masih
dilakukan sebanyak 3 kali dan
dilakukan
untuk
siklus selanjutnya.
siklus
II
pertemuan
sudah
sama
perbaikan
pada
dilakukan sebanyak 2 kali.
Untuk siklus II dilaksanakan
Untuk diakhir pertemuan tiap
selama dua kali pertemuan
siklus diadakan tes evaluasi
dengan
untuk mengetahui hasil belajar
dinamika
siswa.
dilakukan evaluasi pada siklus
Pada saat siklus I terdapat tiga
II di ketahui capaian hasil
kali pertemuan dengan materi
belajar siswa adalah 83,4 dari
tentang interaksi sosial. Untuk
yang sebelumnya pada pra
hasil evaluasi pada siklus I di
tindakan 72.6 dan siklus I
dapatkan bahwa hasil belajar
adalah 76,6. Peningkatan hasil
siswa mengalami peningkatan
belajar dari siklus I ke siklus II
dibandingkan
saat
sebesar 6,8. Jumlah siswa yang
sebelum diterapkannya model
belum tuntas juga mengalami
pembelajaran.
penurunan
pada
Hasil
belajar
materi
tentang
sosial.
dari
Setelah
yang
pada
siswa pada siklus I ini adalah
sebelumnya
76,6 sedangkan untuk hasil
berjumlah 14 anak maka di
di
siklus
I
VI.
siklus II siswa yang belum
kriteria pencapaian yaitu pada
tuntas sebanyak 3 anak.
siklus I dengan kriteria 76 dan
SIMPULAN DAN SARAN
siklus II dengan kriteria 80.
Dalam
analisis
hasil
Implikasi dari penelitian ini
penelitian yang telah dilakukan
adalah:
maka ditemukan hasil adanya
1. Implikasi Teoritis
peningkatan hasil belajar siswa
a. Hasil dari penelitian
yang dilihat dari capaian hasil
tindakan kelas ini dapat
nilai
membuktikan
rata-rata
Peningkatan
hasil
kelas.
belajar
bahwa
penerapan
metode
tersebut dapat dilihat dari mulai
pembelajarana
pra tindakan, siklus I dan siklus
kooperatif tipe Teams
II. Pada saat pra tindakan nilai
Games
Tournament
rata-rata siswa adalah 72,6
(TGT)
dapat
dengan rincian 14 siswa belum
meningkatkan
hasil
tuntas dan 18 siswa dinyatakan
belajar siswa.
tuntas. Kemudian pada siklus I
b. Hasil
penelitian
setelah diterapkannya model
tindakan kelas ini dapat
pembelajaran kooperatif tipe
menambah
TGT rata-rata siswa menjadi
ilmu pengetahuan di
76,6 dengan rincian 14 anak
dalam
yang belum tuntas dan 18 anak
pembelajaran
yang dinyatakan tuntas. Pada
khususnya
siklus
sosiologi
kembali
II
rata-rata
meningkat
siswa
menjadi
khasanah
metode
pelajaran
di
SMA.
83,6 dengan rincian 3 orang
anak yang belum tuntas dan 29
anak sudah dinyatakan tuntas.
Hasil tersebut sudah mencapai
2. Implikasi Praktis
tingkat
a. Hasil penelitian tindakan
kelas
ini
dapat
b. Guru
sebaiknya
proses
dalam
pembelajaran
di
memberikan
gambaran
kelas lebih bisa membaca
bahwa
penerapan
karakteristik
metode
pembelajaran
yang
sesuai
kondisi
setiap
siswanya
agar
dapat
dengan
mengambil tindakan yang
dapat
sesuai, karena setiap anak
siswa
membantu
memiliki
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
yang
berlangsung.
karakter
yang
berbeda-beda.
c. Guru lebih memanfaatkan
media pembelajaran yang
b. Penelitian ini juga dapat
bervariatif
jangan
hanya
wawasan
berpatokan pada LCD dan
beserta motivasi untuk
juga LKS saja agar pada
guru agar guru dapat
saat penyampaian materi
lebih
siwa menjadi lebih paham
memberi
mengembangkan
metode
pembelajaran
saran
yang
menerima
materi
yang diberikan guru.
a. Selama
1. Bagi Guru
perlu
bersemangat
2. Bagi Siswa
dapat diberikan antara lain:
a. Guru
lebih
dalam
yang lebih variatif.
Sedangkan
dan
menerapkan
kegiatan
pembelajaran
diharapkan
model pembelajaran yang
siswa berpartisipasi aktif
tepat dan juga bervariatif.
agar
Walaupun penerapan model
materi
TGT ini secara keseluruhan
sampaikan oleh guru dan
meninngkat
ada
juga ketika siswa belum
juga siswa yang mengalami
paham tehadap materi, para
penurunan.
namun
lebih
yang
memahami
sedang
di
siswa berani untuk bertanya
siswa
kepada guru.
meningkatkan
b. Sebagai siswa yang baik
seharusnya
lebih
menghormati
guru
pada
saat sedang menyampaikan
materi dengan cara tidak
mengobrol
dengan
temannya
ataupun
sehingga
dapat
mutu
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Tirtarahardja,U
dkk.
2005.
Pengantar Pendidikan. Jakarta :
PT Rineka Cipta
mengerjakan kegiatan lain
diluar pembelajaran yang
sedang berlangsung
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah bisa menciptakan
suasana
dan
lingkungan
yang kondusif agar siwa
Sujarwo. 2011. Model-Model
Pembelajaran Suatu Strategi
Mengajar . Bandung: Venus
Gold Press
Aqib,Zainal.2006.
Penelitian
Tindakan
Kelas
Untuk
:
Guru.Bandung : PenerbitYrama
Widya
dan guru merasa nyaman
untuk
melakukan
belajar
proses
mengajar
di
sekolah.
b. Sekolah
bisa
menambah
sumber belajar untuk siswa
agar siswa memiliki banyak
referensi dalam belajar.
c. Sekolah lebih menekankan
kepada
guru
untuk
menerapkan metode yang
berfatiatif
meningkatkan
agar
kualitas
Sumadayo,Samsu.
2013.
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK). Yogyakarta : Graha Ilmu
Taniredja,Tukiran,dkk.
2014.
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif dan Efektif. Bandung :
Alfabeta
Huda, M. (2014). Model-Model
Pengajaran Dan Pembelajaran
Isu-Isu
Metodis
Dan
Paradigmatis.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Susanto,Ahmad.2015.
Teori
belajar dan Pembelajaran di
sekolah dasar .Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Slameto. 2010. Belajar dan
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Baharuddin dan Wahyuni, Esa
Nur. 2010. Teori Belajar &
Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzz Media
Huda, M. 2013. Cooperative
Learning
Metode,
Teknik,
Struktur Dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyanto, M. 2009. ModelModel Pembelajaran Inovatif.
Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS
Surakarta.
Jihad, Asep dan Abdul Haris.
2008. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Pressindo
Suprijono, A. 2013. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasinya .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar