Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

(1)

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016

[PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII-3 SMPN 3 KOTA TANGERANG

SELATAN 2015/2016 DALAM PELAJARAN IPA Ahmad Soleh1, Evi Syarfiarti2, Yanti Herlanti3

Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email koresponden: 1sirsolehahmad@gmail.com, 2visyarfiarti56@gmail.com,

3

yantiherlanti@uinjkt.ac.id,

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas VIII-3 SMPN VIII-3 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016 pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Pada setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2016. Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran siklus I menunjukkan sebanyak 59,74% peserta didik termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran siklus II menunjukkan sebanyak 80,15% peserta didik termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas hal ini disebabkan perbaikan pada tindakan proses pembelajaran yaitu pada penyempurnaan tahap pembelajaran, pengontrolan aktivitas peserta didik dan pengaturan alokasi waktu serta tempat yang mendukung semua tahapan pembelajaran. Penelitian ini menambah keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dikelas menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT);motivasi belajar; ilmu pengetahuan alam Abstract

The purpose of this study was to determine the increase in the learning motivation of student grade 8th SMPN 3 South Tangerang City in the 2015/2016 school year at the Natural Science lessons after using cooperative learning model Teams Games Tournament (TGT) type. The method used was Classroom Action Research, which consists of 2 cycles. At each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. This classroom action research conducted in February-May 2016. The results obtained from the observation of the activities of learners in the learning process cycle I show as much as 59.74% of learners motivated in participating in learning activities. Results of activity observation of learners in the learning process of the cycle II showed as much as 80.15% of learners motivated in participating in learning activities. An increased number of learners who are motivated in learning activities in the classroom this is due to improvement in the learning process, that action on improving the learning stage, controlling the activities of learners and the allocation of time and place that supports all stages of learning. This study adds to the skills of teachers in managing learning activities in class to get better.

Keywords: Teams Games Tournament (TGT); learning motivation; natural science lessons PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar disekolah diharapkan mampu meningkatkan prestasi peserta didik di bidang akademik maupun

melatih peserta didik untuk memiliki kecakapan atau keterampilan hidup. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran di kelas, seorang guru harus mampu merancang model pembelajaran yang relevan dengan topik/materi yang dibahas


(2)

dan juga dapat memacu ketertarikan dan semangat peserta didik untuk belajar.

Tujuan belajar dapat diperoleh dari banyak faktor baik faktor internal (kecerdasan, motivasi-minat dan lain-lain) juga dipengaruhi oleh faktor eksternal (kurikulum, metode mengajar, disiplin sekolah dan lain-lain) sehingga kualitas dan kompetensi guru dalam mendesain proses pembelajaran sangat penting untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.Meskipun demikian, karena belajar merupakan hasil dari banyak faktor yang terlibat didalamnya mulai dari kepribadian dan kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan tugas disekolah beberapa faktor internal yang telah disebutkan, juga memiliki pengaruh yang sangat signifikan untuk mendukung tercapainya tujuan belajar, diantaranya adalah motivasi belajar.

Motivasi belajar adalah salahsatu prasyarat penting dalam belajar. Kata motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu yang khusus atau umum. Salah satu kegunaan konsep motivasi adalah menggambarkan kecenderungan umum seseorang dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi sering dilihat sebagai sifat-sifat kepribadian seseorang yang relative stabil. Beberapa orang dimotivasi untuk berprestasi beberapa orang dimotivasi untuk bekerja sama dengan orang lain, dan mereka mengekspresikan motivasi-motivasi ini dalam banyak cara yang berbeda-beda. Motivasi sebagai suatu sifat yang stabil yaitu suatu konsep yang berbeda dengan motiivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifiik atau khusus dalam situasi tertentu. Menurut Usman (2003) minat atau motivasi merupakan suatu sifat yang relatif menetap padadiri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnyaterhadap belajar sebab dengan minat seseorangakan melakukan sesuatu yang

diminatinya.Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidakmungkin melakukan sesuatu.

Pentingnya motivasi peserta didik sebagai prasyarat untuk belajar, tentunya perlu mendapat perhatian serius. Pembelajaran IPA di sekolah yang menuntut peserta didik untuk lebih proaktif menggali informasi dan mempelajari konsep konsep penting yang menjadi dasar materi pelajaran IPA ternyata tidak diimbangi dengan motivasi belajar yang tinggi dari peserta didik. Selain besarnya jumlah rombongan belajar yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini, Fakta lain terlihat dari gaya belajar peserta didik yang terbilang “asal-asalan”, jarang membawa buku pelajaran, tidak mengumpulkan tugas, catatan tidak lengkap dan sering sekali bercanda saat belajar di kelas.

Tabel 1.Tingkat motivasi peserta didik dalam pembelajaran IPA

Indikator Motivasi

Ẍ jumlah reduksi data per-poin

indicator

A. Indikator Perasaan senang (10, 12, 9, 7)

36 83,7%

B. Indikator Perhatian (11, 13, 8, 5, 4)

25,87 60,18% C. Indikator Ketertarikan (14,

15, 6, 3, 2, 1)

17,8 41,4%

Rata-Rata tingkat motivasi peserta didik

26,6 61,76%

Hal ini terlihat dari data hasil observasi aktivitas peserta didik dikelas Tabel. 1 yang menunjukkan tingkat motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA yang mencakup beberapa indikator diantaranya adalah sebagai berikut:

(1) Indikator perasaan senang dalam mengikuti pelajaran mencakup poin nomor 7, 9, 10 dan 12 (data hasil observasi terlampir). Pada point ini rata- tingkat perasaan senang peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas mencapai 83,7% atau sekitar 36 peserta didik dari total 43 peserta didik yang hadir. Nilai ini merupakan hasil observasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan diskusi, mengikuti


(3)

pembelajaran dengan semangat, duduk dengan kelompoknya masing-masing dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Saat peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru (poin nomor 12) secara berkelompok terlihat hanya sekitar 62,8% atau sebanyak 27 orang peserta didik saja yang terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut sisanya terlihat hanya bermain-main, mengobrol dengan temannya dan bermalas-malasan.

(2) Indikator perhatian selama mengikuti proses pembelajaran mencakup poin nomor 4,5,8,11 dan 13 (data hasil observasi terlampir). Pada poin ini rata-rata perhatian peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas mencapai 60,18% atau sekitar 26 orang peserta didik dari total 43 peserta didik yang hadir. Nilai ini merupakan hasil observasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung meliputi: mengamati materi yang disampaikan, memiliki catatan lengkap, sungguh-sungguh dalam belajar, menyimak pengarahan guru dan focus mengikuti pelajaran. Dari beberapa point tersebut penulis menggaris bawahi point nomor 4 dan 5 yakni ketika penyampaian materi berlangsung. Banyaknya peserta didik yang terlihat mengamati penyajian materi didepan kelas hanya sekitar 65% atau sebanyak 28 orang sementara ketika guru memeriksa buku catatan peserta didik saat penugasan hanya sekitar 30,2% atau sebanyak 13 orang peserta didik yang memiliki catatan berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.

Sementara (3) Indikator ketertarikan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran yang mencakup poin nomor 1,2,3,6,14 dan 15 (data hasil observasi terlampir). Pada poin ini rata-rata ketertarikan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar hanya mencapai 41,4% atau hanya sekitar 18 orang peserta didik. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kedua indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemungkinan hal ini terjadi karena, point-point indikator ketertarikan mencakup kegiatan belajar yang menuntut partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran meliputi: mengumpulkan tugas, mengajukan dan menjawab pertanyaan, bekerjasama dalam menjawab soal dan ikut

menimpulkan hasil pembelajaran. pada saat peserta didik diminta untuk mengumpulkan tugas hanya sekitar 72% peserta didik yang mengumpulkan tugas yang diminta oleh guru. Angka ini setara dengan 31 orang peserta didik dari total 43 orang peserta didik yang hadir. Hanya 27 orang peserta didik yang mengumpulkan tugas tepat waktu, artinya ada 4 orang peserta didik yang terlambat mengumpulkan tugas dari waktu yang telah ditentukan oleh guru. Sementara ketika peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru, hanya 3 orang peserta didik yang terlihat mengacungkan tangan begitupun ketika guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya, hanya 1 orang peserta didik yang berani bertanya terkait dengan konsep yang belum ia fahami. Pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru hanya terlihat sekitar 62,8% atau setara dengan 27 orang peserta didik yang terlibat melakukan kegiatan tersebut hal ini kemungkinan terjadi karena kegiatan tersebut hanya didominasi oleh peserta didik yang rajin sementara yang lainnya hanya menunggu hasil akhir dari kegiatan tersebut.

Menurut Acep Yoni, dalam Enita Sugiarti (2013), Kriteria tingkat motivasi belajar peserta didik ditentukan berdasarkan pedoman skor ideal (kriterium) untuk seluruh item. Data hasil observasi ini dianalisis dengan pedoman sebagai berikut

Presentase Kriteria

75% - 100% Sangat Tinggi 50% - 74,99% Tinggi 25% - 49,99% Sedang 0% - 24,99% Rendah

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi (terutama perhatian, dan ketertarikan) peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran IPA dikelas sangat minim (kategori sedang). Hasil rekapitulasi data observasi menunjukkan, dari total 43 orang peserta didik teridentifikasi hanya 61,76 % (sekitar 27 orang) peserta didik yang termotivasi cukup baik terhadap proses pembelajaran di kelas. Salah satu yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah dengan


(4)

mendesain kegiatan belajar yang berbeda dan tidak monoton.

Latar belakang peserta didik yang sangat heterogen dengan minat, bakat, potensi, kemampuan, dan keterampilan yang berbeda tentunya memiliki cara belajar yang berbeda sehingga hal ini perlu di tindak lanjuti dengan mengubah metode belajar yang monoton menjadi metode pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan, sehingga diharapkan dengan desain pembelajaran yang berbeda, minat, perhatian dan ketertarikan peserta didik dalam belajar dapat meningkat dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

Penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan agar peserta didik lebih tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain itu, model pembelajaran yang dipilih sebaiknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, serta daya dukung yang dimiliki oleh guru atau sekolah.

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang berangggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh peserta didik akan diberikan permaian akademik. Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class presentasion), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan (teamrecognition) (Slavin, 255). Prinsip pembelajaran kooperatif yang mencakup beberapa aspek yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik diantaranya

adalah: interaksi simultan, ketergantungan positif dan pertanggungjawaban individu (Zulfiani dkk, 2009), Model pembelajaran ini diharapkan mampu motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dapat meningkat sehingga dapat berpengaruh positif pada hasil belajar peserta didik.

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Abdus salam dkk (2015) yang menggunakan model pembelajaran tipe TGT pada pembelajaran Matematika menunjukkan bahwa, model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik termasuk perasaan nyaman (sense of security), (values)dan perasaan senang (enjoyment). Oleh karena itu,.penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT(Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pelajaran IPA.

METODE

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan evaluasi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.

Penelitian ini didesain menjadi dua siklus, siklus pertama dilakukan dalam satu pertemuan pada minggu pertama dimulainya penelitian pada penelitian tindakan I ini peneliti melakukan observasi persentase kemampuan peserta didik untuk menyerap pembelajaran Struktur Bumi, apabila pada siklus satu masih terdapat beberapa kekurangan maka akan ditindak lanjuti pada siklus II selang satu minggu berikutnya dengan metode dan desain pembelajaran yang sama, yang telah disempurnakan.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016 pada semester 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 47 orang. Semua peserta didik dalam kondisi normal dan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda serta rata-rata berasal dari kalangan ekonomi mengengah.


(5)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Teknik ini merupakan cara untuk mengumpulkan datayang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang sedang terjadi pada guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan peneliti dengan bantuan teman sejawat sehingga saat observasi diharapkan semua data dapat teridentifikasi. (Sugiyono, 2010) .Adapun data yang diamati oleh observer adalah: (a)

Kemampuan guru dalam

melaksanakanpembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam peserta didik kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan, dan (b) Peningkatan motivasi beelajar peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan.

Data yang diperoleh kemudian di evaluasi setiap siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses belajar mengajar. Data yang telah dideskripsikan akan direduksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat ditarik kesimpulan secara kualitatif. Selanjutnya data tentang proses pembelajaran disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik pada setiap siklus tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan

evaluatif untuk dilakukan perencanaan tindakan selanjutnya.

Data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk tabel terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan persentase peningkatan motivasi belajar peserta didik. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh, kemudian dapat di olah dengan menggunakan rumus:

�% = � �� � ��

�� ���� � �ℎ �� × 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Hasil belajar siklus I dan II

Hasil observasi siklus I dan siklus II, disajikan data perbandingan dalam bentuk tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II Tabel 3 dan tabel Rekapitulasi Hasil Observasi aktivitas belajar peserta didik dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II (Tabel 2).

Rekapitulasi kegiatan guru (Tabel 3) yang memuat tentang 15 indikator penilaian terlihat bahwa, pada siklus 1 ada dua aktivitas pembelajaran yang tidak terlaksana, sedangkan pada siklus 2 hanya terdapat satu aktivitas pembelajaran yang tidak terlaksana, hal ini dikarenakan guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran pada tahap pendahuluan. Oleh karena itu dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas kegiatan mengajar yang dilakukan olehguru sebagaiindikator peningkatankemampuan mengajar guru.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Siswa dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II

Indikator Motivasi Ẍ jumlah dan

persentase Siklus 1

Ẍ jumlah dan persentase Siklus 2

A. Indikator Perasaan senang (10, 12, 13, 9, 7) 36,8 83,62% 42,8 97,3%


(6)

C. Indikator Ketertarikan (15, 16, 6, 3, 2, 1) 16,7 38,2% 21 47,7%

Rata-Rata tingkat motivasi peserta didik 26 59,74% 35 80,15%

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II

Kegiatan Belajar Aktivitas yang Diamati Siklus 1 Siklus 2

Pendahuluan 1) Guru Meminta peserta didik berdo’a (Religius) menurut agama dan kepercayaan masing-masing sebagai rasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Guru Memeriksa kehadiran peserta didik

3) Guru Motivasi (memberikan peserta didik lain untuk menyampaikan pendapat)

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran.yang akan dipelajari peserta didik

V

V V Tidak

V

V V Tidak

Kegiatan Inti 1) Meminta peserta didik mengamati materi yang dipresentasikan didepan kelas.

2) Guru menjelaskan materi secara keseluruhan (dan meminta peserta didik untuk mencatat)

3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

4) (Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk berdiskusi)

V V V V

V V V V

Permainan Teams Games Tournament

1) Guru meminta Peserta didik duduk sesuai kelompoknya masing masing

2) Guru menyampaikan pengarahan permainan yang akan dilakukan.

3) Guru mempersilahkan peserta didik untuk memulai permainan (guru melakukan monitoring dan penilaian) 4) Permainan selesai, guru meminta peserta didik kembali ke

kelas untuk evaluasi dan penilaian.

V V V V

V V V V

Penutup 1) Bersama peserta didik, guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja paling baik.

3) Penugasan untuk membuat rangkuman materi.

Tidak V V

V V -

Rekapitulasi hasil penelitian ini terlihat bahwa adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas VIII-3 pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran TGT. Demikian juga terdapat peningkatan kemampuan guru untuk mendesain kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Peningkatan motivasi belajar peserta didik ini Tabel 2, pada siklus 1, rata-rata banyaknya peserta didik yang memiliki perasaan senang dalam belajar adalah sebanyak 83,62%, kemudian pada siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 13,68% menjadi 97,3%. Rata-rata banyaknya peserta didik yang menaruh perhatian

pada kegiatan pembelajaran di siklus 1 sebesar 57,4% kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 95,46% perbedaan cukup jauh ini (pertambahan hingga 38,06%) terjadi karena pada siklus satu ada beberapa langkah pembelajaran yang belum tercapai ketika guru mengajar dikelas, sehingga perbaikan dilakukan pada siklus 2. Sementara data hasil observasi yang diperoleh rata-rata peserta didik yang merasa tertarik pada pembelajaran di kelas hanya sebesar 38,2% dan sedikit meningkat pada siklus 2 menjadi 47,7%.

Poin indikator peserta didik mengerjakan dan mengumpulkan tugas (indikator 1 dan 2), pada kegiatan ini guru sudah memberikan


(7)

penugasan kepada peserta didik di pertemuan sebelumnya, sehingga ketercapaian kedua poin indikator ini meningkat hingga 84,1% untuk

poin 1 dan 79,5 % untuk poin 2. Indikator peserta didik

Tabel 4. Hasil Evaluasi pada Siklus I dan Tindakan Perbaikan pada Siklus II

No Aspek Hasil Pengamatan Perbaikan Tindakan

1. Aktivitas peserta didik

 Hanya sedikit peserta didik yang memiliki catatan lengkap saat diperiksa pada akhir kegiatan pembelajaran.

 Peserta didik kurang tertib dalam melakukan kegiatan pembelajaran terutama saat penerapan games berlangsung.

 Guru menugaskan pada peserta didik untuk mencatat dan mengumpulkan buku catatan

peserta didik diakhir

pembelajaran

 Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk maju secara bergantian dalam mengisi soal yang disajikan.

2. Penerapan model pembelajaran TGT

 Kondisi cuaca yang kurang mendukung sehingga pada saat permainan berlangsung diluar kelashujan turun akhirnya kegiatan belajar menjadi kurang kondusif.

 Aktivitas belajar peserta didik kurang serius, karena pada saat permainan berlangsung peserta didik masih diperbolehkan melihat buku pelajaran.

 Kegiatan pembelajaran TGT

dilakukan didalam

ruangan/tepatnya didalam aula

 Pada saat permainan TGT peserta didik tidak diperkenankan untuk membawa buku sumber bacaan. Diberikan batasan waktu sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif.

3. Aktivitas guru  Tidak ada tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, karena guru tidak memberikan penugasan pada pertemuan sebelumnya.

 Guru masih belum terbiasa dengan desain kegiatan pembelajaran, terutama pembagian waktu belajar didalam dan diluar kelas, sehingga beberapa langkah kegiatan belajar belum dilakukan seperti penyampaian tujuan pembelajaran dan penyampaian kesimpulan.

 Guru memberikan tugas pada pertemuan sebelumnya

 Bersama dengan peserta didik guru menutup pembelajaran dengan penyampaian kesimpulan sehingga guru dapat mengukur pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah diberikan.

memiliki catatan lengkap tentang konsep-konsep penting meningkat hingga 84,1% dikarenakan pada saat pembelajaran guru guru menugaskan pada peserta didik untuk mencatat dan mengumpulkan buku catatan peserta didik diakhir pembelajaran. Kemudian pada poin peserta didik mengajukan pertanyaan (poin nomor 3) terlihat ketertarikan peserta didik untuk bertanya masih sangat rendah atau bisa dikatakan malah menurun sehingga ketercapaian kegiatan belajar peserta didik pada sesi mengajukan pertanyaan pada siklus dua hanya mencapai 2,3%. Hal ini tentunya menjadi satu hal yang perlu dievaluasi untuk melihat kemungkinan yang terjadi sehingga terjadi

penurunan ketertarikan peserta didik untuk bertanya.

Pada siklus 2 juga terlihat bahwa kesadaran peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dengan tertib (poin nomor 12 dan 14) meningkat setelah dilakukan perbaikan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk maju secara bergantian dalam mengisi soal yang disajikan. Saat itu kondisi cuaca masih kurang bersahabat sehingga kegiatan pembelajaran games/TGT dilakukan didalam ruangan/Aula. Kegiatan pembelajaran berlangsung cukup efektif. Setiap kelompok berlomba, bekerjasama dan saling mendukung satu sama untuk menjawab


(8)

pertanyaan yang disediakan bersama-sama. Setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan. Hal ini terlihat dari peningkatan kesertaan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik mencapai 100%. Hasil belajar setiap kelompok juga semakin kompetitif, buktinya adalah dari 5 kelompok terdapat 3 kelompok dengan perolehan skor tertinggi, sedangkan pada pertemuan sebelumnya (siklus 1) hanya terdapat 1 saja kelompok dengan perolehan skor tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, indikator ketertarikan peserta didik sangat kecil sekali, hal ini dikarenakan indikator ketertarikan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar menuntut peserta didik untuk secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, namun dari kedua siklus yang dilakukan peserta didik yang terlihat aktif hanya didominasi oleh peserta didik tertentu saja.

Peningkatan motivasi belajar peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan, dengan mengakumulasi point-point motivasi tersebut dan dihitung rata-ratanya, sehingga diperoleh pada siklus 1 banyaknya peserta didik yang termotivasi pada pembelajaran sebesar 59,74%. Kemudian pada siklus 2 rata-rata banyaknya peserta didik yang termotivasi pada kegiatan pembelajaran sebesar 80,15%. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi peserta didik meningkat setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2 sebesar 20,41 %. 2. Tindakan perbaikan dari siklus I

Hasil refleksi terhadap aktivitas peserta didik dan aktifitas guru yang diperoleh pada siklus I didapat poin-poin perbaikan langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, maka oleh peneliti atas saran dan bimbingan dosen pembimbing, penelitian tindakan akan dilanjutkan ke siklus 2 dengan beberapa upaya perbaikan (Tabel 4). Perbaikan-perbaikan tersebut adalah sebagai berikut: (1) guru memberikan tugas pada pertemuan sebelumnya (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) kegiatan pembelajaran TGT dilakukan didalam ruangan/tepatnya didalam aula (4) pada saat

permainan TGT peserta didik tidak diperkenankan untuk membawa buku sumber bacaan (5) setiap peserta didik mengerjakan soal dengan waktu yang telah ditentukan. (6) bersama dengan peserta didik guru menutup pembelajaran dengan penyampaian kesimpulan sehingga guru dapat mengukur pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah diberikan.

Pembahasan

Setelah dilakukan tindakan siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) di kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Peningkatan motivasi belajar peserta didik meliputi beberapa indikator motivasi belajar peserta didik sesuai dengan hasil observasi aktivitas belajar peserta didik yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.

Sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif yang mencakup beberapa aspek yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik diantaranya adalah: interaksi simultan, ketergantungan positif dan pertanggungjawaban individu

Interaksi simultan terjadi diantara peserta didik pada saat pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan. Hal ini terjadi ketika peserta didik berpartisipasi aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik mengerjakan tugas, berbagi tugas dalam diskusi kelompok, dan fokus pada tugas yang telah diberikan pada individu masing-masing.

Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu mengalami ketergantungan secara positif. Sehingga setiap anggota kelompok termotivasi memastikan bahwa dirinya dan anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik. Setiap anggota kelompok berusaha menjawab soal yang diberikan dalam permainan karena


(9)

setiap jawaban akan menentukan perolehan skor bagi setiap kelompok.

Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual. Hal ini terlihat ketika setiap peserta didik pada masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menjawab satu soal saja, dengan mencantumkan nama disamping jawaban yang diberikan. Sikap peserta didik yang dapat dibangun antara lain: termotivasi, saling menghargai, bangga, antusias, mengembangkan kejujuran, mandiri, kerjasama, adil dan terbuka.

Rekapitulasi hasil penelitian ini menunjukan bahwa, terdapat peningkatan kemampuan guru untuk mendesain kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Demikian juga adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas VIII-3 pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran TGT walaupun indikator ketertarikan peserta didik sangat kecil sekali, hal ini dikarenakan indikator ketertarikan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar menuntut peserta didik untuk secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi peserta didik meningkat setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II.

Pembelajaran pada kelas besar memang menuntut guru untuk lebih kreatif dalam membuat desain pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta didik secara langsung. Penerapan metode belajar tradisional maupun pembelajaran kooperatif yang tidak terorganisir hanya akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif bahkan menjadi tidak efektif. Kegiatan pembelajaran di kelas hanya akan didominasi oleh peserta didik tertentu saja, sementara peserta didik lain yang belum termotivasi dalam belajar tidak akan terdorong untuk terlibat secara aktif dan tidak merasa memiliki tanggung jawab, tetapi justru akan memicu kegaduhan di kelas.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan dapat motivasi belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada siklus I rata-rata banyaknya peserta didik yang termotivasi pada pembelajaran sebesar 59,74% atau setara dengan 26 peserta didik. Kemudian pada siklus 2 rata-rata banyaknya peserta didik yang termotivasi pada kegiatan pembelajaran sebesar 80,15%. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi peserta didik meningkat setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2 sebesar 20,41% atau setara dengan 35 peserta didik.

SARAN

Pembelajaran pada kelas besar menuntut guru untuk lebih kreatif dalam membuat desain pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta didik secara langsung. Penerapan metode belajar tradisional maupun pembelajaran kooperatif yang tidak terorganisir hanya akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif bahkan menjadi tidak efektif. Penerapan metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak keunggulan, dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu menggali ilmu pengetahuan tidak hanya dari guru mata pelajaran yang bersangkutan melainkan juga dapat diperoleh dari diskusi antar teman, mencari informasi dari buku pelajaran dan berbagai sumber referensi serta dengan menerapkan tugas mandiri secara teratur. Dalam hal ini faktor motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament di kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerrang Selatan terbukti dapan meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Kegiatan penelitian sejenis ini perlu terus dilaksanakanbaik untuk memecahkan masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar


(10)

ataupun untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Enita Sugiarti. 2013. Upaya peningkatan motivasi belajar siswa melalui penggunaan metode demonstrasi UPI,

http://repository.upi.edu/5269/6/S_PGSD_

1008444_Chapter3.pdf. (24September

2016) .

Salam, Abdus et all. 2015. Effects of using Teams Games Tournaments (TGT) cooperative technique for learning mathematics in secondary school of bangladesh. Malaysian online jounal of educational technology.diakses dariwww.mojet.net/frontend/articles//pdf.( 05 Juni 2016).

Slavin, E Robert. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung : Nusa Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Uliyawati, Endang dkk. 2012. Peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan metode diskusi. Diakses

darihttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdp

b/article/viewFile/668/pdf .(23 maret

2016).

Usman, Uzer. 2003. Menjadi guru profesional.Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Zulfiani dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.


(1)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Teknik ini merupakan cara untuk mengumpulkan datayang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang sedang terjadi pada guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan peneliti dengan bantuan teman sejawat sehingga saat observasi diharapkan semua data dapat teridentifikasi. (Sugiyono, 2010) .Adapun data yang diamati oleh observer adalah: (a)

Kemampuan guru dalam

melaksanakanpembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam peserta didik kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan, dan (b) Peningkatan motivasi beelajar peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan.

Data yang diperoleh kemudian di evaluasi setiap siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses belajar mengajar. Data yang telah dideskripsikan akan direduksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat ditarik kesimpulan secara kualitatif. Selanjutnya data tentang proses pembelajaran disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik pada setiap siklus tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan

evaluatif untuk dilakukan perencanaan tindakan selanjutnya.

Data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk tabel terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan persentase peningkatan motivasi belajar peserta didik. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh, kemudian dapat di olah dengan menggunakan rumus:

�% = � �� � ��

�� ���� � �ℎ �� × 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Hasil belajar siklus I dan II

Hasil observasi siklus I dan siklus II, disajikan data perbandingan dalam bentuk tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II Tabel 3 dan tabel Rekapitulasi Hasil Observasi aktivitas belajar peserta didik dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II (Tabel 2).

Rekapitulasi kegiatan guru (Tabel 3) yang memuat tentang 15 indikator penilaian terlihat bahwa, pada siklus 1 ada dua aktivitas pembelajaran yang tidak terlaksana, sedangkan pada siklus 2 hanya terdapat satu aktivitas pembelajaran yang tidak terlaksana, hal ini dikarenakan guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran pada tahap pendahuluan. Oleh karena itu dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas kegiatan mengajar yang dilakukan

olehguru sebagaiindikator

peningkatankemampuan mengajar guru.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Siswa dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus I dan II

Indikator Motivasi Ẍ jumlah dan persentase Siklus 1

Ẍ jumlah dan persentase Siklus 2 A. Indikator Perasaan senang (10, 12, 13, 9, 7) 36,8 83,62% 42,8 97,3% B. Indikator Perhatian (11, 14, 8, 5, 4) 25,25 57,4% 42 95,46%


(2)

C. Indikator Ketertarikan (15, 16, 6, 3, 2, 1) 16,7 38,2% 21 47,7% Rata-Rata tingkat motivasi peserta didik 26 59,74% 35 80,15% Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru dengan Model Teams Games Tournament (TGT) Pada siklus

I dan II

Kegiatan Belajar Aktivitas yang Diamati Siklus 1 Siklus 2 Pendahuluan 1) Guru Meminta peserta didik berdo’a (Religius) menurut

agama dan kepercayaan masing-masing sebagai rasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Guru Memeriksa kehadiran peserta didik

3) Guru Motivasi (memberikan peserta didik lain untuk menyampaikan pendapat)

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran.yang akan dipelajari peserta didik

V

V V Tidak

V

V V Tidak Kegiatan Inti 1) Meminta peserta didik mengamati materi yang

dipresentasikan didepan kelas.

2) Guru menjelaskan materi secara keseluruhan (dan meminta peserta didik untuk mencatat)

3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

4) (Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk berdiskusi)

V V V V

V V V V

Permainan Teams Games Tournament

1) Guru meminta Peserta didik duduk sesuai kelompoknya masing masing

2) Guru menyampaikan pengarahan permainan yang akan dilakukan.

3) Guru mempersilahkan peserta didik untuk memulai permainan (guru melakukan monitoring dan penilaian) 4) Permainan selesai, guru meminta peserta didik kembali ke

kelas untuk evaluasi dan penilaian.

V V V V

V V V V Penutup 1) Bersama peserta didik, guru menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja paling baik.

3) Penugasan untuk membuat rangkuman materi.

Tidak V V

V V -

Rekapitulasi hasil penelitian ini terlihat bahwa adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas VIII-3 pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran TGT. Demikian juga terdapat peningkatan kemampuan guru untuk mendesain kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Peningkatan motivasi belajar peserta didik ini Tabel 2, pada siklus 1, rata-rata banyaknya peserta didik yang memiliki perasaan senang dalam belajar adalah sebanyak 83,62%, kemudian pada siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 13,68% menjadi 97,3%. Rata-rata banyaknya peserta didik yang menaruh perhatian

pada kegiatan pembelajaran di siklus 1 sebesar 57,4% kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 95,46% perbedaan cukup jauh ini (pertambahan hingga 38,06%) terjadi karena pada siklus satu ada beberapa langkah pembelajaran yang belum tercapai ketika guru mengajar dikelas, sehingga perbaikan dilakukan pada siklus 2. Sementara data hasil observasi yang diperoleh rata-rata peserta didik yang merasa tertarik pada pembelajaran di kelas hanya sebesar 38,2% dan sedikit meningkat pada siklus 2 menjadi 47,7%.

Poin indikator peserta didik mengerjakan dan mengumpulkan tugas (indikator 1 dan 2), pada kegiatan ini guru sudah memberikan


(3)

penugasan kepada peserta didik di pertemuan sebelumnya, sehingga ketercapaian kedua poin indikator ini meningkat hingga 84,1% untuk

poin 1 dan 79,5 % untuk poin 2. Indikator peserta didik

Tabel 4. Hasil Evaluasi pada Siklus I dan Tindakan Perbaikan pada Siklus II No Aspek Hasil Pengamatan Perbaikan Tindakan

1. Aktivitas peserta didik

 Hanya sedikit peserta didik yang memiliki catatan lengkap saat diperiksa pada akhir kegiatan pembelajaran.

 Peserta didik kurang tertib dalam melakukan kegiatan pembelajaran terutama saat penerapan games berlangsung.

 Guru menugaskan pada peserta didik untuk mencatat dan mengumpulkan buku catatan peserta didik diakhir pembelajaran

 Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk maju secara bergantian dalam mengisi soal yang disajikan.

2. Penerapan model pembelajaran TGT

 Kondisi cuaca yang kurang mendukung sehingga pada saat permainan berlangsung diluar kelashujan turun akhirnya kegiatan belajar menjadi kurang kondusif.  Aktivitas belajar peserta didik

kurang serius, karena pada saat permainan berlangsung peserta didik masih diperbolehkan melihat buku pelajaran.

 Kegiatan pembelajaran TGT dilakukan didalam ruangan/tepatnya didalam aula  Pada saat permainan TGT peserta

didik tidak diperkenankan untuk membawa buku sumber bacaan. Diberikan batasan waktu sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif.

3. Aktivitas guru  Tidak ada tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, karena guru tidak memberikan penugasan pada pertemuan sebelumnya.

 Guru masih belum terbiasa dengan desain kegiatan pembelajaran, terutama pembagian waktu belajar didalam dan diluar kelas, sehingga beberapa langkah kegiatan belajar belum dilakukan seperti penyampaian tujuan pembelajaran dan penyampaian kesimpulan.

 Guru memberikan tugas pada pertemuan sebelumnya

 Bersama dengan peserta didik guru menutup pembelajaran dengan penyampaian kesimpulan sehingga guru dapat mengukur pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah diberikan.

memiliki catatan lengkap tentang konsep-konsep penting meningkat hingga 84,1% dikarenakan pada saat pembelajaran guru guru menugaskan pada peserta didik untuk mencatat dan mengumpulkan buku catatan peserta didik diakhir pembelajaran. Kemudian pada poin peserta didik mengajukan pertanyaan (poin nomor 3) terlihat ketertarikan peserta didik untuk bertanya masih sangat rendah atau bisa dikatakan malah menurun sehingga ketercapaian kegiatan belajar peserta didik pada sesi mengajukan pertanyaan pada siklus dua hanya mencapai 2,3%. Hal ini tentunya menjadi satu hal yang perlu dievaluasi untuk melihat kemungkinan yang terjadi sehingga terjadi

penurunan ketertarikan peserta didik untuk bertanya.

Pada siklus 2 juga terlihat bahwa kesadaran peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dengan tertib (poin nomor 12 dan 14) meningkat setelah dilakukan perbaikan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk maju secara bergantian dalam mengisi soal yang disajikan. Saat itu kondisi cuaca masih kurang bersahabat sehingga kegiatan pembelajaran games/TGT dilakukan didalam ruangan/Aula. Kegiatan pembelajaran berlangsung cukup efektif. Setiap kelompok berlomba, bekerjasama dan saling mendukung satu sama untuk menjawab


(4)

pertanyaan yang disediakan bersama-sama. Setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan. Hal ini terlihat dari peningkatan kesertaan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik mencapai 100%. Hasil belajar setiap kelompok juga semakin kompetitif, buktinya adalah dari 5 kelompok terdapat 3 kelompok dengan perolehan skor tertinggi, sedangkan pada pertemuan sebelumnya (siklus 1) hanya terdapat 1 saja kelompok dengan perolehan skor tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, indikator ketertarikan peserta didik sangat kecil sekali, hal ini dikarenakan indikator ketertarikan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar menuntut peserta didik untuk secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, namun dari kedua siklus yang dilakukan peserta didik yang terlihat aktif hanya didominasi oleh peserta didik tertentu saja.

Peningkatan motivasi belajar peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan, dengan mengakumulasi point-point motivasi tersebut dan dihitung rata-ratanya, sehingga diperoleh pada siklus 1 banyaknya peserta didik yang termotivasi pada pembelajaran sebesar 59,74%. Kemudian pada siklus 2 rata-rata banyaknya peserta didik yang termotivasi pada kegiatan pembelajaran sebesar 80,15%. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi peserta didik meningkat setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2 sebesar 20,41 %. 2. Tindakan perbaikan dari siklus I

Hasil refleksi terhadap aktivitas peserta didik dan aktifitas guru yang diperoleh pada siklus I didapat poin-poin perbaikan langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, maka oleh peneliti atas saran dan bimbingan dosen pembimbing, penelitian tindakan akan dilanjutkan ke siklus 2 dengan beberapa upaya perbaikan (Tabel 4). Perbaikan-perbaikan tersebut adalah sebagai berikut: (1) guru memberikan tugas pada pertemuan sebelumnya (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) kegiatan pembelajaran TGT dilakukan didalam ruangan/tepatnya didalam aula (4) pada saat

permainan TGT peserta didik tidak diperkenankan untuk membawa buku sumber bacaan (5) setiap peserta didik mengerjakan soal dengan waktu yang telah ditentukan. (6) bersama dengan peserta didik guru menutup pembelajaran dengan penyampaian kesimpulan sehingga guru dapat mengukur pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah diberikan.

Pembahasan

Setelah dilakukan tindakan siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) di kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Peningkatan motivasi belajar peserta didik meliputi beberapa indikator motivasi belajar peserta didik sesuai dengan hasil observasi aktivitas belajar peserta didik yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.

Sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif yang mencakup beberapa aspek yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik diantaranya adalah: interaksi simultan, ketergantungan positif dan pertanggungjawaban individu

Interaksi simultan terjadi diantara peserta didik pada saat pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan. Hal ini terjadi ketika peserta didik berpartisipasi aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik mengerjakan tugas, berbagi tugas dalam diskusi kelompok, dan fokus pada tugas yang telah diberikan pada individu masing-masing.

Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu mengalami ketergantungan secara positif. Sehingga setiap anggota kelompok termotivasi memastikan bahwa dirinya dan anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik. Setiap anggota kelompok berusaha menjawab soal yang diberikan dalam permainan karena


(5)

setiap jawaban akan menentukan perolehan skor bagi setiap kelompok.

Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual. Hal ini terlihat ketika setiap peserta didik pada masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menjawab satu soal saja, dengan mencantumkan nama disamping jawaban yang diberikan. Sikap peserta didik yang dapat dibangun antara lain: termotivasi, saling menghargai, bangga, antusias, mengembangkan kejujuran, mandiri, kerjasama, adil dan terbuka.

Rekapitulasi hasil penelitian ini menunjukan bahwa, terdapat peningkatan kemampuan guru untuk mendesain kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Demikian juga adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas VIII-3 pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran TGT walaupun indikator ketertarikan peserta didik sangat kecil sekali, hal ini dikarenakan indikator ketertarikan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar menuntut peserta didik untuk secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi peserta didik meningkat setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II.

Pembelajaran pada kelas besar memang menuntut guru untuk lebih kreatif dalam membuat desain pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta didik secara langsung. Penerapan metode belajar tradisional maupun pembelajaran kooperatif yang tidak terorganisir hanya akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif bahkan menjadi tidak efektif. Kegiatan pembelajaran di kelas hanya akan didominasi oleh peserta didik tertentu saja, sementara peserta didik lain yang belum termotivasi dalam belajar tidak akan terdorong untuk terlibat secara aktif dan tidak merasa memiliki tanggung jawab, tetapi justru akan memicu kegaduhan di kelas.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan dapat motivasi belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada siklus I rata-rata banyaknya peserta didik yang termotivasi pada pembelajaran sebesar 59,74% atau setara dengan 26 peserta didik. Kemudian pada siklus 2 rata-rata banyaknya peserta didik yang termotivasi pada kegiatan pembelajaran sebesar 80,15%. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi peserta didik meningkat setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2 sebesar 20,41% atau setara dengan 35 peserta didik.

SARAN

Pembelajaran pada kelas besar menuntut guru untuk lebih kreatif dalam membuat desain pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta didik secara langsung. Penerapan metode belajar tradisional maupun pembelajaran kooperatif yang tidak terorganisir hanya akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif bahkan menjadi tidak efektif. Penerapan metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak keunggulan, dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu menggali ilmu pengetahuan tidak hanya dari guru mata pelajaran yang bersangkutan melainkan juga dapat diperoleh dari diskusi antar teman, mencari informasi dari buku pelajaran dan berbagai sumber referensi serta dengan menerapkan tugas mandiri secara teratur. Dalam hal ini faktor motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament di kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerrang Selatan terbukti dapan meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Kegiatan penelitian sejenis ini perlu terus dilaksanakanbaik untuk memecahkan masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar


(6)

ataupun untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Enita Sugiarti. 2013. Upaya peningkatan motivasi belajar siswa melalui penggunaan

metode demonstrasi UPI,

http://repository.upi.edu/5269/6/S_PGSD_

1008444_Chapter3.pdf. (24September

2016) .

Salam, Abdus et all. 2015. Effects of using Teams Games Tournaments (TGT) cooperative technique for learning mathematics in secondary school of bangladesh. Malaysian online jounal of educational technology.diakses dariwww.mojet.net/frontend/articles//pdf.( 05 Juni 2016).

Slavin, E Robert. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung : Nusa Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Uliyawati, Endang dkk. 2012. Peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan metode diskusi. Diakses

darihttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdp

b/article/viewFile/668/pdf .(23 maret

2016).

Usman, Uzer. 2003. Menjadi guru profesional.Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Zulfiani dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

1 50 165

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Pembelajaran Jantung dan Peredaran Darah Menggunakan Model Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Mahasiswa Junaidi Edy Purwanto

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahun 2014/2015

0 0 61

1. Pengelolaan Pembelajaran Model Pembelajaran Teams Games - Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Pembelajaran Getaran dan Gelombang Di Kelas VIII Semester II MTs-N 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN

0 0 27

Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis Outbound Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Motivasi Belajar

0 2 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)dan Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas 4 SD Gugus Sudirman Kota

0 0 19

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 12 79