Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan) Chapter III V

30

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan bagian utara Provinsi Sumatera
Utara, waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni bulan Juli sampai
dengan September 2016. Lokasi

penelitian ditentukan secara Purposive,

berdasarkan pertimbangan bahwa, Kecamatan Medan Bagian Utara (Medan
Belawan, Medan Labuhan, Medan Deli dan Medan Marelan) merupakan
Kecamatan yang ada di Kota Medan dengan tingkat kemiskinan yang tertinggi. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1. Data kemiskinan per Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015
No.

Kecamatan

Jumlah Keluarga Miskin


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

20.
21.

Medan Tuntungan
Medan Johor
Medan Amplas
Medan Denai
Medan Area
Medan Kota
Medan Maimun
Medan Polonia
Medan Baru
Medan Selayang
Medan Sunggal
Medan Helvetia
Medan Petisah
Medan Barat
Medan Timur
Medan Perjuangan
Medan Tembung

Medan Deli
Medan Labuhan
Medan Marelan
Medan Belawan
Kota Medan
Sumber BPS Kota Medan dalam angka 2016

12.893
20.950
14.735
31.831
18.943
15.071
11.295
11.044
6.323
10.575
16.966
10.432
16.254

25.281
20.991
16.650
17.476
24.721
32.471
15.547
42.698
393.147

30
Universitas Sumatera Utara

31

3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
sebuah penelitian yang menggunakan rumus statistika dalam menghitung hasil
sebuah penelitian. Metode deskriptif korelasional digunakan karena penelitian ini

berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel. Dalam hal
ini menggambarkan pengaruh antara peran pemuda terhadap penanggulangan
kemiskinan aspek kesejahteraan.
Penelitian deskriptif korelasional sesuai dengan penelitian ini, karena
penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2009).
3.3 Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan observasi lapangan, pengisian
kuisoner dan wawancara. Wawancara dilakukan melalui interaksi dan komunikasi
langsung secara mendalam kepada responden di Kota Medan Bagian Utara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas yang terkait Seperti
Dinas Sosial, Dinas Pemuda dan Olah Raga, Bappeda dan Badan Pusat Statistik
Medan. Serta studi kepustakaan yang bersumber dari literatur dan dokumendokumen atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

32

3.4.Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh pemuda yang ada di Medan bagian utara
(Medan Deli, Medan labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan), untuk
mengetahui jumlah pemuda berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di
Kecamatan Medan Bagian Utara dapat dilhat pada Tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di
kecamatan Medan Deli
Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male
Perempuan/Female
0-4
8.454
8.132
5-9
8.247
7.834
10-14
7.710
7.339
15-19
8.707

9.017
20-24
9.997
10.575
25-29
8.083
8.219
30-34
7.141
7.420
35-39
6.619
6.940
40-44
6.030
6.235
45-49
5.188
5.403
50-54

4.390
4.652
55-59
3.593
3.708
60-64
2.519
2.582
65-69
1.455
1.634
70-74
884
1.126
75+
615
1.015
Jumlah/total
89.632
91.828

Sumber : BPS, Kecamatan Medan Deli dalam angka, 2016.
Kelompok Umur

Jumlah/Total
16.586
16.081
15.049
17.724
20.572
16.299
14.561
13.559
12.265
10.591
9.042
7.301
5.101
3.089
2.010
1.630

181.460

Tabel 3.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di
kecamatan Medan Labuhan
Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male
Perempuan/Female
0-5
5.591
5.052
5-9
5.271
4.701
10-14
5.000
4.503
15-19
5.683
5.579
20-24

6.507
6.502
25-29
5.319
5.113
30-34
4.668
4.583
35-39
4.285
4.212
40-44
3.866
3.779
45-49
3.290
3.228
50-54
2.749
2.724
55-59
2.176
2.087
60-64
1.443
1.406
65-69
852
938
70-74
555
674
75+
380
598
Jumlah/total
57.635
55.697
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Labuhan dalam angka, 2016.
Kelompok Umur

Jumlah/Total
10.643
9.972
9.503
11.262
13.009
10.432
9.251
8.497
7.645
6.518
5.473
4.263
2.849
1.790
1.229
978
113.314

Universitas Sumatera Utara

33

Tabel 3.4 Jumlah penduduk menurut kelompok
kecamatan Medan Marelan

umur dan jenis kelamin di

Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male
Perempuan/Female
0-4
7.560
7.272
5-9
7.374
7.006
10-14
6.892
6.562
15-19
7.786
8.063
20-24
8.939
9.457
25-29
7.228
7.347
30-34
6.386
6.634
35-39
5.919
6.206
40-44
5.392
5.575
45-49
4.640
4.831
50-54
3.926
4.161
55-59
3.214
3.316
60-64
2.252
2.309
65-69
1.301
1.461
70-74
790
1.007
75+
550
908
Jumlah/total
80.152
82.115
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan dalam angka, 2016.
Kelompok Umur

Jumlah/Total
14.832
14.380
13.457
15.849
18.396
14.572
13.020
12.125
10.967
9.471
8.087
6.530
4.561
2.762
1.797
1.458
162.267

Tabel 3.5 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di
kecamatan Medan Belawan
Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male
Perempuan/Female
0-4
4.571
3.397
5-9
4.459
4.236
10-14
4.169
3.968
15-19
4.708
4.875
20-24
5.405
5.718
25-29
4.370
4.442
30-34
3.861
4.012
35-39
3.579
3.753
40-44
3.260
3.371
45-49
2.805
2.921
50-54
2.374
2.515
55-59
1.943
2.005
60-64
1.362
1.396
65-69
787
883
70-74
478
609
75+
332
549
Jumlah/total
48.463
49.650
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Belawan dalam angka, 2016.
Kelompok Umur

Jumlah/Total
8.968
8.695
8.137
9.583
11.123
8.812
7.873
7.332
6.631
5.726
4.889
3.948
2.758
1.670
1.087
881
98.113

Menurut undang-undang kepemudaan republik Indonesia no 40 tahun 2009
pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai 30
(tiga puluh) tahun. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dilihat banyaknya

Universitas Sumatera Utara

34

penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Medan Deli,
Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan pada Tabel 3.6 dibawah ini.
Tabel 3.6 Data pemuda menurut jenis kelamin di Kecamatan Medan Deli, Medan
Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan
Penduduk/Population (orang)
Kelompok Umur
Kecamatan
Age Group

Perempuan

Jumlah

/Female

/Total

Persentase

Laki-Laki/Male

Medan Deli

15-29

26.788

27.811

54.595

32,57%

Medan Labuhan

15-29

17.509

17.194

34.703

20,70%

Medan Marelan

15-29

23.953

24.867

48.817

29,12%

Medan Belawan

15-29

14.483

15.035

29.514

17,61%

Jumlah

82.733

84.907

167.629

100%

Sumber : diolah dari BPS, Kota Medan dalam angka, 2013.

Berdasarkan data di atas maka di ketahui pemuda yang ada di Kecamatan
Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan adalah
sebanyak 167.629 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap
dapat menggambarkan populasi. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk
mengefisiensikan waktu tenaga dan biaya (Arikunto, 2009) metode pengambilan
sampel digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan sampel acak sederhana,
yaitu metode pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian
atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Untuk mengetahui besarnya jumlah sampel di gunakan
rumus dari Frank Lynk sebagai beikut:

n=

N. Z . P(1 − P)
Nd + P(1 − P)

Universitas Sumatera Utara

35

Keterangan :
n

:

Jumlah sampel

N

:

Jumlah populasi

Z

:

Nilai normal dari variabel (1,96) untuk tingkat
kepercayaan 95%

P

:

Harga patokan tertinggi (0,5)

d

:

Sampling error (0,1)

bila di hitung dengan menggunakan rumus diatas, maka diketahui jumlah sampel
yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:

=

(

(

.
.

)( ,

) ( , )(
) ( , ) ( , )(

, )
, )

n = (167.629) (3,8416)(0,5) (0,5)
(167.629) (0,01) + (0,5) (0,5)
n = (167.629) (3,8416)(0,25)
(167.629) (0,01) + (0,25)
n = 160.990,89
1.676,54
n = 96 Orang
Dalam penelitian ini jumlah responden yang ditetapkan sebagai sampel sebesar 96
orang
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, sampel yang didapat berjumlah 96
orang. Jumlah sampel yang telah didapat selanjutnya dibagi menjadi 4 kecamatan
sesuai dengan data agar penentuan jumlah sampel dalam masing-masing kecamatan
mempunyai proposisi yang sama.

Universitas Sumatera Utara

36

Dalam Prasetyo (2005), Perhitungan jumlah sampel setiap strata dapat
dihitung dengan rumus:

Sampel =

Populasi
x total sampel
Total Populasi

Pengambilan sampel dari masing-masing kecamatan:

=

54.595
x 96 = 31 Orang
167.629

=

34.703
x 96 = 21 Orang
167.629

=

48.817
x 96 = 27 Orang
167.629

Medan Belawan =

29.514
x 96 = 17 Orang
167.629



Tabel 3.7 Sampel penelitian Proposional Stratified Sampling
Kecamatan

Populasi

Proporsi 10 %

Medan Deli

54.595

31

Medan Labuhan

34.703

21

Medan Marelan

48.817

27

Medan Belawan

29.514

17

Jumlah

167.629

96

3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga nantinya dapat

Universitas Sumatera Utara

37

diperoleh informasi tentang hal tersebut, hingga nantinya ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2006).
Variabel penelitian sendiri dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi
dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2006), penjelasan
dari variabel tersebut adalah :
1) Variabel Bebas atau Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu peran pemuda (variabel
X) dengan indikator penelitian sebagai berikut:
A. Kepemimpinan
B. Kewirausahaan
C. Kepeloporan
2) Variabel terikat atau Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah Penanggulangan Kemiskinan (variabel Y) dengan
indikator penelitian sebagai berikut:
D. Kesejahteraan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut. Metode pengumpulan data berupa observasi adalah
teknik pengumpulan data yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

Universitas Sumatera Utara

38

proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2006). Teknik pengumpulan data
observasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu yang pertama observasi non
sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument
penelitian.Danyang kedua adalah observasi sistematis yang dilakukan oleh
pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan
(Arikunto, 2009). Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapat
data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembukuan terhadap

informasi/keterangan

yang diperoleh

sebelumnya.
b. Kuesioner
Kuosioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan terbuka atau tertutup kepada responden untuk
dijawabnya. Teknik ini cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2006). Sedangkan pendapat lain
mengatakan bahwa kuosioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 2009).
Teknik ini dipilih peneliti agar didapat data valid mengenai pengaruh peran
pemuda sebagai pelopor terhadap Penanggulangan kemiskinan dari pertanyaan
yang dijawab oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 96
responden dalam hal ini adalah pemuda yang ada di Kecamantan Medan Deli,
Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan. Kuesioner ini diberikan
kepada responden dengan cara penulis mendatangi dan mewawancarai.

Universitas Sumatera Utara

39

Jenis kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner berbentuk angket pilihan ganda yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab dalam hal ini telah disediakan alternatif jawabannya,
sehingga responden hanya tinggal memberi tanda cek (√). Metode ini digunakan
untuk mengetahui pengaruhperan pemudaterhadap penanggulangan kemiskinan.
Data yang diperoleh peneliti merupakan data ordinal. Data ini berasal dari hasil
observasi atau angket dari suatu variabel. Data ini juga berasal dari konversi data
kualitatif, dimana bilangan konservasinya menunjukkan urutan menurut tingkatan
dari jawaban yang telah disusun oleh peneliti.
Untuk menganalisis data hasil kuesioner, penulis menggunakan teknik
analisis data kuantitatif. Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan
pemeriksaan apakah responden telah mengisi kuesioner dengan benar, kemudian
dilakukan pengkodean yaitu memberikan hasil tertentu pada data yang telah
diperiksa untuk menyederhanakan jawaban responden.
Dalam penelitian ini, skala pengukurannya menggunakan skala likert.
Menurut Arikunto (2009) skala ini meminta responden menunjukkan tingkat
persetujuan atau ketidak setujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang
suatu objek. Skala Likert secara umum menggunakan peringkat lima angka
penilaian, yaitu:
Tabel 3.8 Nilai Jawaban dari Pembobotan
Skor

Jawaban

5
4
3
2
1

Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Universitas Sumatera Utara

40

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X yaitu peran
pemuda dengan variabel Y yaitu terhadap penanggulangan kemiskinan, digunakan
pedoman yang tertera sebagai berikut:
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai
Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0.000 – 0.199
0.200 – 0.399
0.400 – 0.599
0.600 – 0.799
0.800 – 1.000

Sangat Lemah
Lemah
Cukup Lemah
Kuat
Tidak Kuat

Sumber: Sugiyono (2006)
Untuk menyusun dan mengembangkan instrumentmaka peneliti terlebih
dahulu membuat kisi-kisi instrumen yang memuat tentang indikator dari masingmasing variabel penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isidari
kuesioneryangakan dijadikan sebagai acuan dalam penulisan item. Kisi-kisi
instrumen tersebut terdiri dari variabel X yaitu peran pemuda dan variabel Y yaitu
penanggulangan kemiskinan.
Kisi-kisi instrumen dengan empat macam alternatif jawaban yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.10 Kisi-kisi Instrumen
Variabel X
Peran Pemuda
Variabel Y

Penanggulangan
Kemiskinan

Indikator
Kepemimpinan
Kewirausahaan
Kepeloporan
Indikator
4. Kesejahteraan
a. Kesehatan
b. Konsumsi makanan dan gizi
c. Kesempatan kerja
d. Perumahan
e. Jaminan Sosial
f. Sandang
g. Rekreasi
h. Kebebasan

Butir Soal

1.
2.
3.

Butir Soal

Universitas Sumatera Utara

41

3.7

Uji Validitas dan Reabilitas
3.7.1. Validitas
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuesioner atau angket

sebagai instrumen penelitian, angket tersebut dibagikan kepada seluruh responden
yaitu pemuda yang ada di kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan
Marelan, dan Medan Belawan. Angket tersebut kemudian dianalisis dan diuji
validitasnya untuk mengetahui ketepatan data. Perhitungan validitas dilakukan
pada setiap butir pertanyaan, hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan
tersebut valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Validitas
instrumen akan dicapai jika data yang dihasilkan dari instrumen sesuai dengan
data atau informasi lain yang didapat mengenai variabel penelitian yang dimaksud.
Teknik uji validitas yang digunakan dengan rumus product moment yang
dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

rxy =

N ∑ XY − (∑ X)(∑ )

N ∑ X − (∑ )
Keterangan:

N ∑ Y − (∑ Y)

rxy

= validitas soal

N

= jumlah peserta tes

∑x

= jumlah skor butir soal

∑y

= jumlah skor total

∑ xy

= jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total

∑ x2

= jumlah kuadrat skor butir soal

∑ y2

= jumlah kuadrat skor total

Universitas Sumatera Utara

42

3.7.2. Reliabilitas
Reabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Untuk menghitung reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha sebagai
berikut:

=

−1

1−



(Arikunto, 2009)
Keterangan:
r11

= reliabilitas instrumen

k

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir
Σσ2t

= varians total

3.8 Metode Analisis Data
Adapun metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan
hipotesisi penelitian yang ada dalam peneliian ini adalah sebagai berikut.
Untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu bagaimana peran
pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Medan bagian Utara.Maka
dilakukan uji deskriptif, dengan melakukan uji rata-rata. Jika nilai rata-rata jawaban
responden lebih besar atau sama dengan 4 (empat), maka peran pemuda dalam
penganggulangan kemiskinan di Kota Medan bagian Utara adalah positif.

Universitas Sumatera Utara

43

Untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu apakah ada pengaruh
peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan di Kota Medan bagian Utara
dilakukan dengan uji regresi berganda dengan model :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y

= Variabel dependen/terikat (nilai yang diprediksikan) dalam hal ini adalah
penanggulangan kemiskinan.

Y

=

Kesejahteraan

X1

= Peran pemuda dalam Kepemimpinan

X2

= Peran Pemuda dalam kewirausahaan

X3

= Peran pemuda dalam Kepeloporan

A

= Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

B

= Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun
penurunan jika bernilai negatif)

3.9 Pengujian Asumsi Klasik
3.9.1 Uji normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui normal tidaknya distribusi faktor gangguan
(residual). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik adalah
dengan grafik histogram dan melihat normal probability plot yaitu dengan
membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Sedangkan uji
statistik dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.

Universitas Sumatera Utara

44

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya
dapat dilihat :
a)

Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian

memyempit)

maka

mengidentifikasikan

telah

terjadi

heterokedastisitas.
b)

Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9.3 Uji hipotesis
Suatu masalah yang erat hubungannya dengan penaksiran koefisien regresi
adalah kesesuaian (goodness of fit) regresi sample secara keseluruhan. Kebaikan
sesuai diukur dengan koefisien determinasi R2, yang mengatakan proporsi variasi
variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variabel yang menjelaskan. R2 ini
mempunyai jangkauan antara 0 dan 1, semakin dekat ke 1 maka semakin baik
kesesuiannya. Koefisien determinasi R2 bertujuan untuk melihat kekuatan variabel
bebas menjelaskan variabel tidak bebas.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberap jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti

Universitas Sumatera Utara

45

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Pengujian satistik dilakukan dengan menggunakan uji-t (t-test) dan uji-F (Ftest) serta perhitungan nilai koefisien determinasi R2. Uji-t dimaksud untuk
mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Sedangkan uji-F
dimaksudkan untuk mengetahui signikasi statistik koefisien regresi secara bersama.
Hipotesis Uji Simultan (Uji F) :
Ho

: Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan secara simultan tidak
berpengaruh

positif

terhadap

penanggulangan

kemiskinan

(kesejahteraan)
Ha

: Kepemimipinan, Kewirausahaan, dan Kepeloporan secara simultan
berpengaruh positif terhadap pembangunan penanggulangan kemiskinan
(kesejahteraan).

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

Universitas Sumatera Utara

46

Hipotesis Uji Parsial (Uji t) :
Ho

: Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan secara parsial tidak
berpengaruh positif terhadap penanggulangan kemiskinan (kesejahteraan).

Ha

: Kepemimpinan,

Kewirausahaan

dan

Kepeloporan

secara

parsial

berpengaruh positif terhadap pembangunan penanggulangan kemiskinan
(kesejahteraan).
Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima
3.10 Defenisi batasan operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian
tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan
operasional sebagai berikut:
3.10.1 Defenisi
1. Pemuda adalah orang yang berumur 15 sampai dengan 29 tahun yang ada
di Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan
Belawan.
2. Kemiskinan adalah Suatu kondisi kekurangan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang layak.
3. Peran pemuda adalah Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan.

Universitas Sumatera Utara

47

4. Indikator Kemiskinan adalahkesejahteraan (di ukur dengan 9 komponen
yaitu kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan
kerja, perumahan, jaminan sosial, sandang, rekreasi dan kebebasan).
5. Penanggulangan Kemiskinan adalah Suatu cara yang digunakan untuk
mengurangi tingkat kemiskinan.
3.10.2 Batasan operasional.
1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan
Marelan dan Medan Belawan
2. Sampel penelitian adalah pemuda yang ada di Kecamatan Medan Deli,
Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan Di Kota
MedanProvinsi Sumatera Utara.
3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

48

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Kecamatan Medan Deli, Medan
Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan
4.1.1.1. Sejarah Kecamatan Medan Deli
Kecamatan Medan Deli adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada
dibagian utara wilayah kota Medan memiliki luas ± 2.300 Ha. Kecamatan Medan
Deli merupakan pecahan dari kecamatan Labuhan Deli kabupaten Deli Serdang
berdasarkan peraturan pemerintah nomor : 22 Tahun 1973 tanggal 10 Mei 1973
yang awalnya terdiri dari 5 (lima) kelurahan.
Seiring dengan perkembangan penduduk di kecamatan Medan Deli, sesuai
dengan surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 19
Oktober 1987 Nomor : 140/4078/K/1987 tentang pemekaran di Wilayah Kota
Medan, yang salah satu diantaranya terdapat kecamatan Medan Deli yaitu
kelurahan Tanjung Mulia yang dimekarkan menjadi kelurahan Tanjung Mulia dan
kelurahan Tanjung Mulia Hilir, sehingga kecamatan Medan Deli menjadi 6 (enam)
Kelurahan.
4.1.1.2. Kondisi Geografis Kecamatan Medan Deli
Kecamatan Medan Deli secara geografis merupakan kawasan pemukiman
dengan mayoritas kawasan perindustrian. Kecamatan Medan Deli memiliki luas
sekitar 2.197 km². Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar
10 km. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan.

48
Universitas Sumatera Utara

49



Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur dan
Kecamatan Medan Barat.



Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli
Serdang.



Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan.

4.1.1.3. Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Deli secara administrasi terdiri dari 6 Kelurahan 105
Lingkungan dan 409 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan,
lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Deli dapat dilihat pada Tabel 4.1
di bawah ini.
Tabel. 4.1 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan
Medan Deli Tahun 2015
Jumlah
No
Kelurahan
Lingkungan
Blok Sensus
1 Tanjung Mulia
28
92
2 Tanjung Mulia Hilir
22
81
3 Mabar Hilir
12
61
4 Mabar
19
78
5 Kota Bangun
8
28
6 Titi Papan
16
69
Jumlah
105
409
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Deli dalam angka 2016.

Universitas Sumatera Utara

50

Gambar 4.1. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun
2015.
Tabel. 4.2 Luas Wilayah menurut kelurahan di kecamatan Medan Deli tahun 2015.
Luas
Presentase terhadap luas
Kelurahan
2
( km )
Kecamatan ( % )
Tanjung Mulia
5,13
22,7
Tanjung Mulia Hilir
3,25
14,38
Mabar Hilir
3,16
13,98
Mabar
4,56
20,18
Kota Bangun
2,50
11,06
Titi Papan
4,00
17,7
Jumlah/Total
22,6
100 %
Sumber : BPS, Kecamatan deli dalam angka, 2016.

Universitas Sumatera Utara

51

4.1.1.4. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk kecamatan
Medan Deli berjumlah 181.460 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di
kelurahan Tanjung Mulia yaitu sebanyak 36.799 jiwa, sedangkan penduduk paling
sedikit berada di kelurahan Kota Bangun sebanyak 11.574 jiwa. Bila dibandingkan
antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Tanjung Mulia
Hilir merupakan kelurahan terpadat 11.259 jiwa tiap km². Jumlah penduduk
kecamatan Medan Deli dengan jenis kelamin perempuan

lebih banyak

dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki
sebesar 89.632 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 91.828 jiwa.
Komposisi penduduk kecamatan Medan Deli didominasi oleh penduduk kelompok
umur 20-24 tahun sebanyak 20.370 jiwa (11,22%).
Tabel. 4.3 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km²
menurut kelurahan di Kecamatan Medan Deli tahun 2015.
Kepadatan
Jumlah
Luas Wilayah
Penduduk
Kelurahan
Penduduk
2
(Jiwa)
( km )
(per km2)
Tanjung Mulia
36.952
5,13
7.203
Tanjung Mulia Hilir
36.595
3,25
11.259
Mabar Hilir
28.644
3,16
9.064
Mabar
35.412
4,56
7.765
Kota Bangun
11.574
2,5
4.629
Titi Papan
32.283
4,0
8.070
Jumlah/Total
181.460
16,75
48.530
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Deli dalam angka, 2016.
4.1.1.5. Sejarah Kecamatan Medan Labuhan
Medan Labuhan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan,
Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan labuhan berbatasan dengan Medan
Marelan di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Deli dan
Kabupaten Deli Serdang di selatan, dan Medan Belawan di utara. Pada awal

Universitas Sumatera Utara

52

terbentuknya kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 89.245 jiwa. Luasnya
adalah 36,67 km² dan kepadatan penduduknya adalah 2.433,72 jiwa/km². Sebagian
besar penduduk dikecamatan ini adalah suku-suku pendatang sedangkan suku asli
suku melayu deli 40% saja.
4.1.1.6 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Labuhan
Kecamatan Medan Labuhan secara geografis merupakan kawasan
pemukiman. Kecamatan Medan Labuhan memiliki luas sekitar 41.275 km². Jarak
kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar 18 km. Dengan batasbatas wilayah sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan.



Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli.



Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan.



Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

4.1.1.7 Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Labuhan secara administrasi terdiri dari 6 Kelurahan
yang terbagi atas 100 Lingkungan dan 300 blok sensus. Untuk mengetahui
banyaknya Kelurahan, lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Labuhan
dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel. 4.4 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan
Medan Labuhan Tahun 2015
Jumlah
No
Kelurahan
Lingkungan
Blok Sensus
1 Besar
23
86
2 Tangkahan
13
54
3 Martubung
7
38
4 Sei Mati
18
39
5 Pekan Labuhan
31
56
6 Nelayan Indah
8
27
Jumlah
100
300
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Labuhan dalam angka 2016.

Universitas Sumatera Utara

53

Gambar 4.2. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan
Tahun 2015.
Tabel. 4.5 Luas Wilayah menurut kelurahan di kecamatan medan Labuhan tahun
2015.
Luas
Presentase terhadap luas
Kelurahan
2
( km )
Kecamatan ( % )
Besar
6,000
14,54
Tangkahan
6,005
14,55
Martubung
8,000
19,38
Sei Mati
12,870
31,18
Pekan Labuhan
3,600
8,72
4,800
11,63
Nelayan Indah
Jumlah/Total
41,275
100 %
Sumber : BPS, Kecamatan Labuhan dalam angka, 2016.

Universitas Sumatera Utara

54

4.1.1.8. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk kecamatan
Medan Labuhan berjumlah 139.480 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di
kelurahan Besar yaitu sebanyak 42.943 jiwa, sedangkan penduduk paling sedikit
berada di kelurahan Nelayan Indah sebanyak 9.921 jiwa. Bila dibandingkan antara
jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Pekan Labuhan
merupakan kelurahan terpadat 7.755 jiwa tiap km². Jumlah penduduk Kecamatan
Medan Labuhan dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebesar 64.744
jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 74.736 jiwa. Komposisi penduduk
kecamatan Medan Labuhan didominasi oleh penduduk kelompok umur 15-44
tahun.
Tabel. 4.6 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km²
menurut kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan tahun 2015.
Jumlah
Kepadatan
Luas Wilayah
Kelurahan
Penduduk
Penduduk
(Jiwa)
( km2 )
(per km2)
Besar
42.943
6,000
7.157
Tangkahan
23.684
6,005
3.944
Martubung
16.199
8,000
2.025
Sei Mati
18.814
12,870
1.462
Pekan Labuhan
27.919
3,600
7.755
Nelayan Indah
9.921
4,800
2.067
Jumlah/Total
139.480
41,275
24.410
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Labuhan dalam angka, 2016.
4.1.1.9. Sejarah Kecamatan Medan Marelan
Dahulunya kecamatan Medan Marelan adalah daerah perkebunan tembakau
yang pada mulanya berpenduduk asli melayu, kemudian setelah dibukanya
perkebunan tembakau deli, sampai sekarang penduduk Medan Marelan mayoritas
adalah suku Jawa.

Universitas Sumatera Utara

55

Kecamatan Medan Marelan terletak di bagian utara kota Medan dan
berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan keputusan
gubernur KDH TK I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/SK/1991 tanggal 21 Maret
1991, kecamatan Medan Marelan dijadikan salah satu kecamatan perwakilan di
kota Medan yaitu pemekaran dari kecamatan Medan Labuhan, kemudian
berdasarkan peraturan pemerintah Nomor : 35 tahun 1992 tanggal 2 September
1992 didefenitifkan menjadi kecamatan Medan Marelan. Pada awalnya kecamatan
medan marelan terdiri dari 4 kelurahan, berdasarkan keputusan Gubernur KDH TK
I Sumatera Utara No. 146.1/1101/K/1994 tanggal 13 Juni 1994 tentang
pembentukan 7 kelurahan persiapan di Kota Medan, salah satunya adalah kelurahan
Paya Pasir dan setelah didefenitif, jumlah kelurahan di kecamatan Medan Marelan
menjadi 5 (lima) masing-masing adalah : Kelurahan Tanah 600, Kelurahan Rengas
Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Labuhan Deli dan Kelurahan Paya Pasir.
4.1.1.10 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Marelan secara geografis merupakan kawasan
pemukiman. Kecamatan Medan Marelan memiliki luas sekitar 44,77 km². Jarak
kantor kecamatan ke kantor walikota medan yaitu sekitar 22 km. Dengan batasbatas wilayah sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan.



Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.



Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.



Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan.

Universitas Sumatera Utara

56

4.1.1.11 Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Marelan secara administrasi terdiri dari 5 Kelurahan 88
Lingkungan dan 236 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan,
lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada Tabel
4.7 di bawah ini.
Tabel. 4.7 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2015
Jumlah
No
Kelurahan
Lingkungan
Blok Sensus
1 Tanah Enam Ratus
11
51
2 Rengas Pulau
35
74
3 Terjun
22
41
4 Paya Pasir
9
15
5 Labuhan Deli
11
55
Jumlah
88
236
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan dalam angka 2016.

Gambar 4.3. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

57

4.1.1.12. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk kecamatan
Medan Marelan berjumlah 156.394 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di
kelurahan Rengas Pulau yaitu sebanyak 59.315 jiwa, sedangkan penduduk paling
sedikit berada di kelurahan paya pasir sebanyak 12.871 jiwa. Bila dibandingkan
antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Tanah Enam Ratus
merupakan kelurahan terpadat 9.215 jiwa tiap km² dengan rata-rata ART 4 Orang.
Jumlah penduduk Kecamatan medan marelan dengan jenis kelamin perempuan
lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk
laki-laki sebesar 77.214 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 79.180
jiwa. Komposisi penduduk kecamatan medan marelan didominasi oleh penduduk
usia produktif.
Tabel. 4.8 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km²
menurut kelurahan di Kecamatan Medan Marelan tahun 2015.
Jumlah
Kepadatan
Luas Wilayah
Kelurahan
Penduduk
Penduduk
(Jiwa)
( km2 )
(per km2)
Tanah Enam Ratus
32.699
3,42
9.561
Rengas Pulau
61.543
10,50
5.861
Terjun
35.835
16,05
2.233
Paya Pasir
13.355
10,00
1.336
Labuhan Deli
18.835
4,50
4.186
Jumlah/Total
162.267
44,47
36.497
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan dalam angka, 2016.
4.1.1.13. Sejarah Kecamatan Medan Belawan
Pada mulanya sebelum terbentuknya wilayah kecamatan medan belawan,
wilayah ini merupakan bagian dari wilayah kecamatan Labuhan Deli kabupaten
Deli Serdang. Ketika itu wilayah kecamatan Labuhan terdiri dari 19 Desa.
Selanjutnya dengan keluarnya peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor :
22 Tahun 1973 tanggal 8 mei 1973 mengenai Perluasan Wilayah kecamatan

Universitas Sumatera Utara

58

Labuhan Deli tersebut dibentuk menjadi 3 wilayah kecamatan salah satu
diantaranya adalah kecamatan Medan Belawan. Kemudian dengan keluarnya UU
Nomor : tahun 1979 tentang pemerintahan Desa/Kelurahan, maka desa-desa yang
berada di Ibukota provinsi diganti dengan kelurahan. Kemudian berdasarkan surat
keputusan gubernur kepala daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor :
140/4078/K/1978 tentang pemekaran kelurahan dari 116 kelurahan menjadi 144
kelurahan, serta perubahan nama 1 Kelurahan di kota Madya Medan, Dimana salah
satu kecamatan yang mengalami pemekaran adalah kecamatan Medan Belawan
yang terdiri dari 4 kelurahan sekarang menjadi 6 kelurahan yaitu : Kelurahan
Belawan I, Kelurahan Belawan II, Kelurahan Belawan Bahagia, Kelurahan
Belawan Bahari, Kelurahan Belawan Sicanang, Kelurahan Bagan Deli.
Kemudian berdasarkan PP No. 72 tahun 1972 dan persetujuan permendagri
No. 140/2271/PUD Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1973 Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tk.I Sumatera Utara No. 140/4078/K/1978 Tanggal 19 Oktober
1978 tentang Pemekaran Kelurahan di Wilayah Kotamadya Medan. Maka dengan
demikian terbentuklah kecamatan Medan Belawan ini.
Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan yang
berada dibagian Utara Kota Medan dengan Luas ± 21,82 Km² dan berada pada
ketinggian 3 Meter diatas permukaan laut. Kantor kecamatan Medan Belawan
beralamat di Jl. Cimanuk No. 3 Medan, dan jarak antara kantor camat Medan
Belawan ke kantor Walikota Medan ± 23 Km.
4.1.1.14 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Belawan
Kecamatan Medan Belawan secara geografis merupakan kawasan
pemukiman dan perikanan. Kecamatan Medan Belawan memiliki luas sekitar 21,82

Universitas Sumatera Utara

59

km². Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota medan yaitu sekitar 23 km. Dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka



Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan



Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang



Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

4.1.1.15. Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Belawan secara administrasi terdiri dari 6 Kelurahan 143
Lingkungan dan 243 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan,
lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Belawan dapat dilihat pada Tabel
4.9 di bawah ini.
Tabel. 4.9 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan
Medan Belawan Tahun 2015
Jumlah
No
Kelurahan
Lingkungan Blok Sensus
1 Belawan Pulau Sicanang
20
32
2 Belawan Bahagia
20
30
3 Belawan Bahari
13
30
4 Belawan II
44
57
5 Bagan Deli
15
37
6 Belawan I
31
57
Jumlah
143
243
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Belawan dalam angka 2016.

Universitas Sumatera Utara

60

Gambar 4.4. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan
Tahun 2015.
4.1.1.16. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk Kecamatan
Belawan berjumlah 98.020 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kelurahan
Belawan II yaitu sebanyak 21.465 jiwa, sedangkan penduduk paling sedikit berada
di kelurahan Belawan Sicanang sebanyak 15.081 jiwa. Bila dibandingkan antara
jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Belawan Bahagia
merupakan kelurahan terpadat 22.604 jiwa tiap km². Jumlah penduduk Kecamatan
medan belawan dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebesar 48.394

Universitas Sumatera Utara

61

jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 49.626 jiwa. Komposisi penduduk
kecamatan medan belawan didominasi oleh penduduk usia produktif.
Tabel. 4.10 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km²
menurut kelurahan di Kecamatan Medan Belawan tahun 2015.
Jumlah
Kepadatan
Luas Wilayah
Kelurahan
Penduduk
Penduduk
(Jiwa)
( km2 )
(per km2)
Belawan Pulau Sicanang
15.096
15,10
15.111
Belawan Bahagia
12.217
0,54
12.218
Belawan Bahari
12.324
1,03
12.325
Belawan II
21.484
1,76
21.486
Bagan Deli
16.281
2,30
16.283
Belawan I
20.711
1,10
20.712
Jumlah/Total
98.113
21,82
98.135
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Belawan dalam angka, 2016.
4.1.2. Pengujian validitas dan reliabilitas
Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software statistik, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r-hitung > r-tabel) maka
instrumen tersebut dikatakan valid.
4.1.2.1. Uji validitas dan reliabilitas variabel peran pemuda
Untuk mengetahui hasil uji validitas dan reliabilitasvariabel peran pemuda
sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan dilihat pada Tabel 4.11.

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4.11. Hasil pengujian validitas variabel peran pemuda.
Butir
rrKoefisien
Variabel
Keterangan
Pernyataan
hitung tabel
Alpha
Kepemimpinan
1
0,596 0.361
Valid
0,785
2
0,590 0.361
Valid
3
0,558 0.361
Valid
Kewirausahaan

1
2
3
4
5

0,434
0,508
0,376
0,707
0,753

0.361
0.361
0.361
0.361
0.361

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,762

1
0,374 0.361
2
0,395 0.361
3
0,472 0.361
4
0,675 0.361
5
0,393 0.361
6
0,735 0,361
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2016.

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,737

Kepeloporan

Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh ítem
pernyataan variabel peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan dinyatakan valid, hal ini dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari
r-tabel. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat
pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika
memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut
dinyatakan reliabel (Arikunto, 2009).Hasil pengujian data menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha > 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian
dinyatakan reliabel.
4.1.2.2. Uji validitas dan reliabilitas variabel Penanggulangan Kemiskinan
Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel penanggulangan kemiskinan
dalam aspek kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Universitas Sumatera Utara

63

Hasil pengujian validitas variabel penanggulangan kemiskinandi
Medan Bagian Utara.
Butir
Koefisien
Variabel
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Pernyataan
Alpha
Kesejahteraan
1
0,694
0.361
Valid
0,719
2
0,424
0.361
Valid
3
0,435
0.361
Valid
4
0,563
0.361
Valid
5
0,600
0.361
Valid
6
0,407
0.361
Valid
7
0,668
0.361
Valid
8
0,765
0.361
Valid
9
0,365
0.361
Valid
10
0,414
0.361
Valid
11
0,444
0.361
Valid
12
0,392
0.361
Valid
13
0,382
0.361
Valid
14
0,681
0.361
Valid
15
0,836
0.361
Valid
16
0,641
0.361
Valid
17
0,728
0.361
Valid
18
0,525
0.361
Valid
19
0,435
0.361
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2016.

Tabel 4.12.

Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh ítem
pernyataan variabel penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan
dinyatakan valid, hal ini dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel. Uji
reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat
dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien
Cronbach’s alpha > 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel
(Arikunto, 2009). Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha
> 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.
4.2. Peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan sudah menjadi bahan pembicaraan berabad-abad lamanya. Pada
era reformasi sekarang ini kelompok masyarakat yang berada di bawah garis

Universitas Sumatera Utara

64

kemiskinan masih sulit diberantas. Berbagai kalangan memberikan sumbangan
pemikiran ataupun strategi dalam penanggulangan kemiskinan, demikian juga
kaum muda yang diharapkan perannya dalam memberantas kemiskinan di
daerahnya. Pemuda perlu diberi penanaman nilai kesetiakawanan sosial dan
pemupukan jiwa kepeloporan pemuda. Dengan misi tersebut diharapkan pemuda
dapat ikut serta secara proaktif didalam setiap kegiatan sosial dan upaya
penanggulangan kemiskinan. Sehingga nantinya diharapkan akan tumbuh
kepedulian dan kepeloporan pemuda dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Dengan potensi pemuda yang cukup besar itu sebaiknya semua kalangan
masyarakat mencoba duduk bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi
pemuda untuk turut serta dalam pengentasan kemiskinan. Peran pemuda dalam
pengentasan kemiskinan perlu difasilitasi dengan berbagai hal terutama berupa
pemberdayaan. Dengan menggerakkan peran pemuda dalam penanggulangan
kemiskinan, pemberantasan kemiskinan akan berhasil.
Untuk mengetahui peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di
Medan Bagian Utara dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13. Skor peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan
No
Peran pemuda
Ratan Skor
1 Kepemimpinan
3,3
2 Kewirausahaan
4,0
3 Kepeloporan
4,1
Rataan Skor Semua Aspek
3,8
Sumber : Di olah dari data primer, 2016.
Interpretasi terhadap skor dari setiap variabel peran pemuda adalah dengan
melihat skor rata-rata dan selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan

Universitas Sumatera Utara

65

beracuan pada Tabel 4.14 untuk menyatakan apakah seluruh variabel berada pada
daerah yang telah ditentukan pada tabel.
Tabel 4.14. Dasar interpretasi skor item kuisioner pada variabel peran pemuda
dalam penanggulangan kemiskinan.
No
Nilai skor
Interpretasi
1
0< NS≤1
Berada pada daerah sangat negatif
2
1< NS≤2
Berada pada daerah negatif
3
2< NS≤3
Berada pada daerah tengah-tengah
4
3< NS≤4
Berada pada daerah positif
5
4< NS≤5
Berada pada daerah sangat positif
Sumber : Arikunto, 1999.
Dari skor rata-rata semua variabel peran pemuda dalam penanggulangan
kemiskinan berada pada daerah positif. Hasil ini mengindikasikan bahwa terdapat
kesepahaman bahwa sebagian besar responden terhadap variabel peran pemuda
sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan. Dengan demikian dapat
dikatan bahwa secara umum variabel peran pemuda sebagai kepemimpinan,
kewirausahaan, dan kepeloporan merupakan faktor penting yang berperan dalam
penanggulangan kemiskinan di Medan Bagian Utara.
4.3. Pengaruh peran kepemudaan terhadap penanggulangan kemiskinan
dalam aspek kesejahteraan
4.3.1. Pengujian asumsi klasik
4.3.1.1. Uji normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji
apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui melalui 2
cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik

Universitas Sumatera Utara

66

Cara mudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Selain itu untuk melihat
normalitas residual juga dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara observasi dengan distribusi normal yang mendekati
distribusi normal.

Gambar 4.5 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Hasil tampilan grafik normal plot pada Gambar 4.5. dapat disimpulkan
bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya. Hal ini menunjukan data residual terdistribusi normal yang hampir
sempurna (simetris).
4.3.1.2. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Universitas Sumatera Utara

67

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
grafik scatterplots.

Gambar 4.6 Grafik scatterplots kesejahteraan
Hasil grafik scatterplots pada Gambar 4.6. menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. secara keseluruhan
bahwa model regresi memenuhi syarat uji asumsi klasik.

Universitas Sumatera Utara

68

4.3.1.4. Pengujian hipotesis
4.3.1.4.1. Hasil uji koefisien determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model
regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran
pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan terhadap
penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan dapat dilihat melalui
besarnya koefisien determinasi.
Tabel 4.15.Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) pengaruh peran kepemudaan
terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan
Model Summaryb
Model
1

R

R Square
,882

a

,777

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

,770

4,370

a. Predictors: (Constant), Kepeloporan, Kepemimpinan, Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Kesejahteraan

Sumber : Diolah dari data primer, 2016.

Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.

R = 0,882 berarti hubungan antara kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan terhadap penanggulangan kemiskinan aspek kesejahteraan
sebesar 88,2 %, artinya hubungannya sangat erat.

b.

Adjusted R Square sebesar 0,770 berarti 77 %

peran pemuda dalam

penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan dapat dijelaskan oleh
variabel (kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan) di atas,
sedangkan sisanya yaitu 22,3 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

69

c.

Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Standart Error of Estimated juga bisa disebut standart deviasi.
Dalam tabel Standart Error of Estimated adalah 4,307. Semakin kecil standart
deviasi berarti model semakin baik.

4.3.1.4.2. Uji F (uji simultan)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.16.

Hasil pengujian simultan (Uji F) pengaruh peran kepemudaan
terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan
ANOVAa
df
3
92
95

Model

Sum of Squares
Mean Square
Regression
6136,737
2045,579
1
Residual
1756,597
19,093
Total
7893,333
a. Dependent Variable: Kesejahteraan
b. Predictors: (Constant), Kepeloporan, Kepemimpinan, Kewirausahaan
Sumber : Di olah dari data primer, 2016.

F
107,135

Sig.
,000b

Pada Tabel dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 107,135 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel diperoleh dengan melihat daftar Ftabel (derajat
penyebut=92 dan derajat pembilang=3) atau dapat menggunakan Ms. Excel dengan
rumus =finv(0,05;3;92) pada alpha 5%, maka diperoleh sebesar 2,70. Oleh karena
Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh
variabel independen (kepemimpinan, kewirausahaa, dan kepeloporan) secara
serentak dan signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek
kesejahteraan.

Universitas Sumatera Utara

70

4.3.1.4.3. Hasil uji parsial (Uji-t)
Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical value) pada df
= (n-k), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen
termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari
masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.17. Hasil pengujian parsial (Uji - t)pengaruh peran kepemudaan
(kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan) terhadap
penanggulangan kemiskinan.
Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients

B
1.144
(Constant)
Kepemimpinan
.465
1
Kewirausahaan
.569
kepeloporan
.123
a. Dependent Variable: kesehjateraan

Std. Error
1.713
.086
.096
.108

Standardize
d
Coefficients
Beta

Dokumen yang terkait

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Belawan Kota Medan

0 13 195

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Belawan Kota Medan

0 1 12

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Belawan Kota Medan

0 0 2

Analisis Peran Sektor Industri Wilayah Medan Bagian Utara Terhadap Perekonomian Kota Medan Chapter III V

0 0 62

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

0 0 16

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

0 0 2

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

0 0 7

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

0 0 22

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

0 0 3

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

0 0 20