Analisis Peran Sektor Industri Wilayah Medan Bagian Utara Terhadap Perekonomian Kota Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu
mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh beberapa variabel yang sudah
ditetapkan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan
(explanatory) yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel
penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

3.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah bagian utara Kota Medan.
Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan pertimbangan wilayah bagian utara Kota
Medan memiliki potensi daerah industri seperti adanya Kawasan Industri Medan
(KIM), pelabuhan Belawan yang merupakan tempat arus barang maupun orang
keluar masuk di Provinsi Sumatera Utara, dan memiliki luas wilayah sekitar
40,58% dari luas wilayah Kota Medan yang dapat menarik minat investor untuk
pengembangan sektor industri dan pengolahan.

3.3.Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis peran sektor
industri wilayah Medan Bagian Utara terhadap perekonomian Kota Medan adalah
data sekunder. Data sekunder bersumber dari Badan Pusat Statistik Kota Medan
selama kurun waktu 8 tahun yaitu dari 2003 – 2010, dan sumber-sumber lainnya,
yaitu jurnal-jurnal dan hasil penelitian yang terkait dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

3.4.Model dan Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis perumusan masalah pertama kontribusi wilayah
Medan Bagian Utara dalam perekonomian Kota Medan menggunakan analisis
deskriptif dengan menghitung persentase kontribusi sektor industri wilayah medan
bagian utara terhadap sektor industri Kota Medan.
Untuk menganalisis peran sektor industri wilayah Medan Bagian Utara
dalam perekonomian Kota Medan menggunakan analisis location quotient (LQ)
dan analisis deskriptif. Analisis LQ digunakan untuk mengetahui sektor industri
merupakan basis di wilayah Medan Bagian Utara. Perhitungan LQ menggunakan
rumus sebagai :

Si/S

LQ = --------Ni/N
Keterangan :
LQ : Nilai Location Quotient
Si : Nilai sektor industri di kecamatan wilayah Medan Bagian Utara
S : Nilai sektor seluruhnya di setiap kecamatan wilayah Medan Bagian Utara
Ni : Nilai industri di Kota Medan
N : Nilai sektor seluruhnya di Kota Medan
Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka
ada tiga kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh (Bendavid-Val dalam
Kuncoro, 2004) dan Tarigan (2009), yaitu:
1. Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa nilai sektor industri di kecamatan wilayah
Medan Bagian Utara sama dengan nilai sektor industri di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Memperlihatkan kecamatan wilayah Medan Bagian Utara memiliki sektor
industri yang sama sehingga kecamatan tersebut menjadi basis daerah sendiri.
2. Nilai LQ > 1. Ini berarti bahwa nilai sektor industri di kecamatan wilayah
Medan Bagian Utara lebih besar dibandingkan dengan nilai sektor industri di
Kota Medan.


Memperlihatkan kecamatan wilayah Medan Bagian Utara

memiliki sektor industri yang lebih baik sehingga kecamatan tersebut menjadi
basis daerah sendiri dan di Kota Medan.
3. Nilai LQ < 1. Ini berarti bahwa nilai sektor industri di kecamatan Medan
Bagian Utara lebih rendah dibandingkan dengan nilai sektor industri di Kota
Medan. Memperlihatkan kecamatan wilayah Medan Bagian Utara memiliki
sektor industri yang sama sehingga kecamatan tersebut bukan menjadi basis
daerah sendiri maupun di Kota Medan.
Untuk mengetahui peran sektor industri wilayah Medan Bagian Utara terhadap
penyerapan tenaga kerja menggunakan analisis deskriptif.
Untuk menganalisis perumusan masalah ketiga dan hipotesis penelitian
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, yang merupakan metode
statistik deskriptif dan infrensial yang digunakan untuk menganalisa data lebih
dari dua variabel.

3.4.1. Perumusan model
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode regresi linier
berganda. Analisis ini berguna mengetahui


pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yang diteliti. Model persamaan regresi yang
digunakan untuk menguji hipotesis sektor industri wilayah Medan Bagian Utara
yang diproxy dengan kontribusi sektor industri secara parsial dan simultan

Universitas Sumatera Utara

berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Kota Medan yang diproxy dengan
kontribusi sektor industri Kota Medan, adalah sebagai berikut :
KSI = a + b1 KSIMd + b2 KSIMl + b3 KSIMm + b4 KSIMb + e
Keterangan :
KSI

= Perekonomian Kota Medan diproxy dengan kontribusi sektor
industri Kota Medan (%)

KSIMd


= Kontribusi Sektor Industri Medan Deli (%)

KSIMl

= Kontribusi Sektor Industri Medan Labuhan (%)

KSIMm

= Kontribusi Sektor Industri Medan Marelan (%)

KSIMb

= Kontrubusi Sektor Industri Medan Belawan (%)

a

= konstanta

b1,2,3,4


= Koefisien regresi

e

= error

3.4.2. Analisis Deskriptif
Data statistik yang diperoleh dalam penelitian perlu diringkas dengan baik
dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang sekumpulan data yang diproleh baik mengenai sampel atau populasi.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
regresi maka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi :
3.4.3.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2008). Data
yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki

Universitas Sumatera Utara


distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak dapat dilihat
melalui normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan
distribusi normal. Data normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya. Uji statistik dilakukan uji one sample Kolmogorov Smirnov
Test, jika nilai Kolmogorov Smirnov signifikannya di atas α = 0,05, maka Ho
diterima yang berarti data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

3.4.3.2.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki kesamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan
pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas, dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada
suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatter plot model tersebut. Bila titiktitik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji statistik dilakukan dengan uji Glejser, jika variabel
independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai

Absolut Ut (AbsUt), maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

3.4.3.3. Uji Multikolinieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel
independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresi

Universitas Sumatera Utara

yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Uji
Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF
(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance
< 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2006).

3.4.4. Pengujian Hipotesis
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan
jika p value > 0,05, maka Ha ditolak.
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan
adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha
ditolak.

3.5. Definisi Variabel Operasional Penelitian
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto
(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu
wilayah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga konstan. (milyar
rupiah).
2. Sektor industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan.
3. Kontribusi sektor industri Kota Medan dalam penelitian ini dilihat dari berapa
besar persentase sektor industri Kota Medan dalam perekonomian Kota
Medan (%).

Universitas Sumatera Utara

4. Kontribusi sektor industri wilayah Medan Bagian Utara dalam penelitian ini
dilihat dari berapa besar persentase sektor industri wilayah Medan Bagian

Utara dalam perekonomian Medan Bagian Utara (%).
5. Sektor basis merupakan sektor yang memiliki peranan relatif besar dibanding
sektor-sektor lainnya terhadap ekonomi wilayah (PDRB) Medan Bagian
Utara.
6. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tertentu dari tenaga kerja yang
digunakan dalam suatu unit usaha sector industri atau dengan kata lain
penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu
unit usaha sektor industri (Orang).
7. Jumlah usaha industri adalah banyaknya usaha industri yang ada di Kota
Medan (unit)

Tabel 3.1.Definisi Variabel Operasional Penelitian
Jenis
Variabel
Dependen

Nama
Variabel

Definisi Operasional Variabel


Indiktor
Kinerja

Skala
Pengukuran
Rasio

Kontribusi
sektor industri
Kota Medan
(Y)
Kontribusi
Sektor industri
Medan Deli
(X1)

Seberapa besar persentase sektor
industri Kota Medan dalam
perekonomian Kota Medan
Seberapa besar persentase sektor
industri Kecamatan Medan Deli
dalam perekonomian Kecamatan
Medan Deli

PDRB Harga
Konstan Kota
Medan tahun
2000-2010
PDRB sektor
industri Medan
Deli tahun
2000-2010

Independen

Kontribusi
Sektor industri
Medan
Labuhan
(X2)

Seberapa besar persentase sektor
industri Kecamatan Medan
Labuhan dalam perekonomian
Kecamatan Medan Labuhan

PDRB sektor
industri Medan
Labuhan tahun
2000-2010

Rasio

Independen

Kontribusi
Sektor industri
Medan
Marelan
(X3)

Seberapa besar persentase sektor
industri Kecamatan Medan
Marelan dalam perekonomian
Kecamatan Medan Marelan

PDRB sektor
industri Medan
Marelan tahun
2000-2010

Rasio

Independen

Rasio

Universitas Sumatera Utara

Independen

Kontribusi
Sektor industri
Medan
Belawan
(X4)

Seberapa besar persentase sektor
industri Kecamatan Medan
Belawan dalam perekonomian
Kecamatan Medan Belawan

PDRB sektor
industri Medan
Belawan tahun
2003-2000

Rasio

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Wilayah Penelitian
4.1.1.1. Gambaran Umum Kota Medan
Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang
panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru
Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang
diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan
Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan
ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum
akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang
Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan kota medan sejak awal
memposisikannya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak
di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya Kebijakan Sultan Deli
yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembanganya, telah
mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai Pusat Perdagangan (eksporimpor) sejak masa lalu. Sedang dijadikanya Medan sebagai ibukota Deli juga
telah medorong kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai
saat ini, di samping merupakan salah satu daerah Kota, juga sekaligus Ibukota
(http://www.pemkomedan.go.id/mdnbar.php)
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota, kedudukan, fungsi dan
peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Sebagai Ibukota

Universitas Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara geografis, Kota
Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat
Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota/negara yang lebih
maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga
secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa
yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif
besar dimana tahun 2010 telah mencapai 2.109.339 jiwa. Demikian juga secara
ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder,
Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan
keuangan regional/nasional.
Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi
Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951,
Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951,
yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan
dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul
keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21
September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.
Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota
Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri
dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang
sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor
140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran
Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996

Universitas Sumatera Utara

tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali,
dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan
perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis,
demografis dan sosial ekonomis.
Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan
berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan
dan Timur. Sepanjang wilayah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka,
yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten
Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam
(SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan, karenanya secara
geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam
seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli
Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota
Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan
kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan
daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah jalur pelayaran Selat
Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu
masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik
maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah
mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu
daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Universitas Sumatera Utara

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja
pembangunan kota, yaitu faktor geografis, faktor demografis dan faktor sosial
ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara
simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk
pilihan-pilihan penanaman modal (investasi).
Kota Medan sebagai sebuah kota terbesar ketiga di Indonesia semakin
penuh dengan aktifitas pembangunan baik berupa fisik maupun non fisik.
Letaknya yang strategis di wilayah pesisir Timur dekat dengan jalur transportasi
Selat Malaka menyebabkan Medan berkembang dengan pesat. Secara geografis,
wilayah Kota Medan berada antara 2º.27' - 2º.47' LU dan 98”35’ – 98”44’ BT
dengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara

: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

Sebelah Selatan

: Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Timur

: Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Barat

: Kabupaten Deli Serdang

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2016 untuk
mendukung struktur ruang yang direncanakan, wilayah Kota Medan dibagi
menjadi 9 (sembilan) Bagian Wilayah Kota (BWK) dan 2 (dua) pusat primer.
Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan Kota Medan diarahkan adanya
perluasan kota. Lebih jelasanya pembagian BWK adalah sebagai berikut :
1. BWK Belawan terdiri dari Kecamatan Medan Belawan.
2. BWK Medan Labuhan terdiri dari Kecamatan Medan Labuhan.
3. BWK Medan Marelan, terdiri dari Kecamatan Medan Marelan.
4. BWK Medan Perjuangan terdiri dari Kecamatan Medan Perjuangan dan
Kecamatan Medan Tembung.
5. BWK Medan Area terdiri dari Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan
Kota, Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Amplas.
6. BWK Medan Polonia terdiri dari Kecamatan Medan Polonia dan Medan
Maimun
7. BWK Medan Helvetia, terdiri Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan
Petisah dan Kecamatan Medan Sunggal.
8. BWK Medan Selayang terdiri dari, Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan
Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor.
9. BWK Medan Timur terdiri dari Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan
Timur dan Kecamatan Medan Barat.
Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 1 (satu)
pusat primer di utara dan 1 (satu) pusat primer di CBD Polonia yang merangkap
sebagai pusat sekunder dan 8 (delapan) pusat sekunder (di Kota Medan).
Pusat primer merupakan arah pusat pembangunan Kota Medan yang
berada di utara yaitu antara Kecamatan Medan Labuhan dan Kecamatan Medan

Universitas Sumatera Utara

Marelan, serta pusat primer yang berada di CBD Polonia. Sedangkan Pusat
Sekunder merupakan sebagai penyangga arah pembangunan Kota Medan. Adanya
2 pusat primer akan mengubah dari satu pusat (monosentrik) menjadi dua pusat
(duosentrik). (Gambar 4.2). Selain itu dengan adanya perluasan kota, diharapkan
bentuk Kota Medan semakin kompak dan memudahkan dalam sistem pelayanan
kota. Dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota ke
arah utara agar perkembangan kota antara bagian selatan dan utara dapat lebih
merata. Pengembangan Pusat Primer Utara juga merupakan upaya untuk
mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap inti Pusat Kota Medan.
Pengembangan pusat-pusat sekunder pada setiap Bagian Wilayah Kota
(BWK) berfungsi sebagai penyangga dua pusat primer dan meratakan pelayanan
pada skala bagian wilayah kota. Penyebaran pusat sekunder untuk mendukung
keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar bagian wilayah kota.
Secara geografis pusat primer baru akan terletak pada wilayah Medan
Utara namun tetap bersinergi/berkaitan dengan pusat dan sub pusat yang telah
ada.

Pusat

baru

ini

berperan

menunjang

eksistensi

kota

yang telah

ada/berkembang, karena itu harus didukung oleh sistem transportasi yang andal
untuk mobilitas ulang-alik antara pusat baru dengan pusat lama.
1. Pusat Primer Utara


Terletak di antara Kecamatan Labuhan dan Marelan.

2. Pusat Primer CBD Polonia (Kecamatan Medan Polonia)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2. Peta Rencana Struktur Pelayanan Kota Medan
3. Pusat Sekunder Medan Marelan


Kecamatan Medan Marelan

Universitas Sumatera Utara

4. Pusat Sekunder Medan Labuhan


Kecamatan Medan Labuhan

5. Pusat Sekunder Medan Timur


Kecamatan Medan Timur

6. Pusat Sekunder Medan Perjuangan


Kecamatan Medan Tembung

7. Pusat Sekunder Medan Helvetia


Kecamatan Medan Helvetia

8. Pusat Sekunder Medan Selayang


Kecamatan Medan Tuntungan

9. Pusat Sekunder Medan Area


Kecamatan Medan Area

10. Pusat Sekunder Belawan di Kecamatan Belawan
Struktur kegiatan fungsional Kota Medan dibagi menjadi kegiatan primer
yang melayani wilayah lebih luas dari Kota Medan, dan kegiatan sekunder yang
melayani internal Kota Medan.
A. Kegiatan primer meliputi:
1. Pelabuhan,
2. Industri, dan pusat pergudangan terpadu
3. Pariwisata
4. Pusat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dan sekitarnya
5. Komplek Pertahanan dan Keamanan Kodam
6. Komplek industri
7. CBD Polonia yang diarahkan sebagai pusat kegiatan komersial
Internasional

Universitas Sumatera Utara

8. Stasiun kereta api
9. Terminal terpadu Polonia
10. Kebun Binatang di Simalingkar di Medan Tuntungan
11. Kawasan komersial di Inti Pusat Kota
12. Kawasan perdagangan grosir/kulakan di arahkan di sekitar Kecamatan
Medan Selayang
13. Universitas
14. Rumah Sakit tipe A
15. Kawasan Ekonomi Khusus(KEK)
B. Kegiatan sekunder yang melayani internal Kota Medan meliputi:
1. Kantor-kantor Pemerintahan Kota Medan dan Kantor Dinas-dinas yang
ada di Kota Medan.
2. Pusat Komersial berupa Pasar, Mall dan Pertokoan.
3. Rumah Sakit, Puskesmas dan Poliklinik.
4. Kawasan komersial, perdagangan eceran di beberapa ruas jalan utama kota
5. Kawasan pendidikan tinggi, SMA, SMP
6. Jasa (Jasa keuangan, bank, asuransi, konsultan, kontraktor dan travel biro).
7. Pariwisata dan Rekreasi, yang terletak di Jl. Sisingamanggaraja, Koridor
bersejarah Jl. Katamso.
4.1.1.2. Gambaran Umum Wilayah Utara Kota Medan
Wilayah utara Kota Medan berdasarkan tata ruang kota Medan dapat
ditinjau berdasarkan beberapa analisis. Berdasarkan analisis Regionalisasi
Wilayah Perkotaan Kota Medan dibagi menjadi empat bagian yaitu Kota Medan
Bagian Utara (KMU) meliputi kecamatan Medan Labuhan dan Medan Marelan,
Kota Medan Bagian Tengah (KMT) merupakan wilayah kota transisi yaitu

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Medan Deli, Kota Medan bagian Pusat (KMP) merupakan wilayah
kota yang berkembang pesat meliputi Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru,
Medan Kota dan Medan Denai, Kota Medan bagian Selatan sebagai wilayah kota
cadangan untuk perkembangan kota.
Berdasarkan Sistem Informasi Geografis Kecamatan Medan Deli
dimasukkan dalam wilayah Utara Kota Medan. Kecamatan Medan Belawan
berada di Wilayah utara kota Medan dengan diperkuat oleh Surat Keputusan
Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan Nomor 14
Januari 1982 dan Nomor KM.70/AL.101/PHB 82 tanggal 14 Januari 1982, isinya
menyerahkan daerah kerja pelabuhan Belawan kepada Pemerintah yaitu Pemko
Medan sebagai salah satu dasar bagi pengembangan Wilayah Utara Kota Medan
(http://www.pemkomedan.go.id/).
Berdasarkan

uraian

tersebut

berdasarkan

Geografis

dan

analisis

Regionalisasi dan Pengembangan Kota Medan, dapat dilihat keterkaitan empat
kecamatan di Wilayah Utara Kota Medan yaitu : Kecamatan Medan Deli, Medan
Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan yang perlu mendapat perhatian
pembangunan. Hal ini berdasarkan hasil analisis aglomerasi pelayanan terlihat
bahwa tingginya aktivitas ekonomi di wilayah Selatan Kota Medan tidak
memberikan dampak langsung terhadap perkembangan wilayah utara Kota Medan
(RTRW Kota Medan 2016).
Secara geografis, wilayah Medan Bagian Utara Kota Medan berada antara
2º.27' - 2º.47' LU dan 98”35’ – 98”44’ BT dengan luas wilayah 107,58 km2
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara

: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

Sebelah Selatan

: Kecamatan Medan Timur dan Medan Helvetia

Universitas Sumatera Utara

Sebelah Timur

: Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Barat

: Kabupaten Deli Serdang

Gambar 4.3. Peta Adminstrasi Medan Bagian Utara
Berdasarkan data BPS Kota Medan diketahui bahwa luas wilayah Medan
Bagian Utara pada tahun 2010 adalah 107,58 km2 atau 40,58 % dari luas wilayah
Kota Medan. Luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu
seluas 36,67 km2 (13,83%), kemudian diikuti Kecamatan Medan Belawan seluas
26,25 km2 (9,90%), Kecamatan Medan Marelan seluas 23,82 km2 (8,99%), dan
Kecamatan Medan Deli seluas 20,84 km2 (7,86%), yang tertera pada Tabel 4.1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Kota Medan Untuk Tahun
2013 Berdasarkan Kecamatan
No
Kecamatan
Luas Wilayah (km2)
Persentase (%)
1.
Medan Tuntungan
7,80
20,68
2.
Medan Johor
4,83
12,81
3.
Medan Amplas
5,50
14,58
4.
Medan Denai
4,22
11,19
5.
Medan Area
3,41
9,05
6.
Medan Kota
3,01
7,99
7.
Medan Maimun
1,99
5,27
8.
Medan Polonia
2,08
5,52
9.
Medan Baru
2,20
5,84
10.
Medan Selayang
3,40
9,01
11.
Medan Sunggal
1,13
2,98
12.
Medan Helvetia
5,83
15,44
13.
Medan Petisah
4,97
13,16
14.
Medan Barat
2,57
6,82
15.
Medan Timur
2,01
5,33
16.
Medan Perjuangan
2,93
7,76
17.
Medan Tembung
1,54
4,09
18.
Medan Deli
7,86
20,84
19.
Medan Labuhan
13,83
36,67
20.
Medan Marelan
8,99
23,82
21.
Medan Belawan
9,90
26,25
Jumlah
265,10
100
Sumber : BPS Kota Medan Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 4.1. menunjukkan bahwa luas wilayah Medan Bagian
Utara Kota Medan merupakan salah satu potensi dalam pengembangan wilayah
Kota Medan, hal ini disebabkan 40,58% luas wilayah Kota Medan merupakan
luas wilayah Medan Bagian Utara.
Selain itu jumlah penduduk Medan Bagian Utara Kota Medan juga
merupakan potensi dalam pengembangan wilayah Kota Medan. Berdasarkan data
BPS Kota Medan diketahui bahwa jumlah penduduk Medan Bagian Utara pada
tahun 2013 adalah 529.742 jiwa atau 24,82% dari jumlah penduduk Kota Medan,
yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2. Jumlah dan Persentase Penduduk Kota Medan Untuk Tahun 2013
Berdasarkan Kecamatan
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Persentase (%)
1.
Medan Tuntungan
82.534
3.87
2.
Medan Johor
126.667
5.93
3.
Medan Amplas
116.992
5.48
4.
Medan Denai
142.850
6.69
5.
Medan Area
97.254
4.56
6.
Medan Kota
73.122
3.43
7.
Medan Maimun
39.903
1.87
8.
Medan Polonia
53.873
2.52
9.
Medan Baru
39.817
1.87
10.
Medan Selayang
101.057
4.73
11.
Medan Sunggal
113.644
5.32
12.
Medan Helvetia
145.391
6.81
13.
Medan Petisah
62.227
2.92
14.
Medan Barat
71.337
3.34
15.
Medan Timur
109.445
5.13
16.
Medan Perjuangan
94.088
4.41
17.
Medan Tembung
134.643
6.31
18.
Medan Deli
171.951
8.06
19.
Medan Labuhan
113.314
5.31
20.
Medan Marelan
148.197
6.94
21.
Medan Belawan
96.280
4.51
2.135.516
Jumlah
100
Sumber : BPS Kota Medan, 2014

Masyarakat Medan Bagian Utara Kota Medan merupakan masyarakat
yang memiliki kemajemukan meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat
istiadat. Kehidupan yang penuh kemajemukan tersebut dapat berjalan cukup baik
dan harmonis yang dilandasi rasa kebersamaan dan saling toleransi serta memiliki
rasa kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karakter
masyarakat Medan Bagian Utara Kota Medan memiliki sifat keterbukaan dan siap
menerima perubahan konstruktif dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

4.1.1.3. Rencana Pengembangan Wilayah Medan Bagian Utara
Wilayah Medan bagian utara mempunyai image yang buruk, sehingga
untuk mengembangkan wilayah Utara perlu dikembangkan kegiatan-kegiatan
yang menarik. Kegiatan-kegiatan yang diusulkan di wilayah Medan Utara adalah
kegiatan Taman Hiburan (Theme Park) Water Front City pengembangan
pelabuhan Belawan juga, Wilayah industri, Wilayah Ekonomi Khusus (KEK)
(Gambar 4.4), dan pusat komersial yang merupakan pusat primer di Medan Utara.
(Gambar 4.5 dan Gambar 4.6).

Gambar 4.4. Wilayah Ekonomi Khusus

Universitas Sumatera Utara

Gambar
4.4.4.5.
Wilayah Ekonomi Khusus
Gambar
Foto Udara Kondisi Existing Kaw asan Utara

Gambar 4.6.
Rencana Pengembangan Kaw asan
Medan Utara

Pusat Pengolahan
Eksport
Kaw asan I ndustri
dan Pergudangan

Perumahan
Menengan Atas dan
Water Front City

Taman
Hiburan

Kaw asan Ekonomi
Khusus

Perumahan Menengah

Universitas Sumatera Utara

Pusat primer yang dicadangkan untuk wilayah utara akan berlokasi di
Jalan Yos Sudarso berbatasan antara Kecamatan Medan Marelan dan Medan
Labuhan. Lokasi ini sangat strategis karena lokasi ini terletak pada jalan Arteri
Primer yang mudah untuk di akses. Pusat regional ini akan menjadi mini CBD
dengan pusat perbelanjaan yang lengkap, pusat pemerintahan lokal, pusat
pelayanan masyarakat yang modern dan pusat hiburan yang menarik.
Untuk merealisasi rencana ini, campur tangan pemerintah kota sangat
diharapkan, terutama dalam menarik investor untuk membangun theme park
didaerah utara yang sebagian areanya sudah digunakan untuk perumahan liar.
Keberhasilan pemerintah dalam mengembangkan pusat rekreasi didaerah ini akan
menjadi titik awal suksesnya pengembangan diwilayah utara.

4.1.2. Kontribusi Wilayah Medan Bagian Utara dalam Perekonomian Kota
Medan
Besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan
oleh setiap kecamatan selain tergantung dari investasi yang ditanamkan di
masing-masing kecamatan, juga sangat dipengaruhi potensi dan kondisi
kecamatan yang bersangkutan. Selama periode tahun 2006-2010 wilayah Medan
Bagian Utara memberikan sumbangan relati cukup besar dalam pembentukan
PDRB Kota Medan atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan tahun 2000,
hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Tabel 4.4

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Wilayah Medan Bagian Utara Tahun
2006-2010 (milyar rupiah)
No
1
2
3
4

Kecamatan
M.Deli
M.Labuhan
M.Marelan
M.Belawan
Jumlah
Kota Medan
Kontribusi (%)

Tahun
2006
2007
2008
6.589,40
7.422,91
8.715,45
446,14
470,90
560,21
396,07
456,01
535,80
3.813,74
4.298,44
4.850,15
11.245,35 12.648,26
14.661,61
48.849,95 55.452,50
65.316,26
23,02
22,81
22,45

2009
9.701,85
624,39
585,24
5.339,07
16.250,55
72.666,89
22,36

2010
11.131,92
711,37
661,42
6.040,39
18.545,10
83.315,02
21,74

Sumber : BPS Kota Medan, 2011
Pada Tabel 4.3. terlihat bahwa kontribusi wilayah Medan Bagian Utara
dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan
berdasarkan harga berlaku memberikan sumbangan relatif cukup besar selama
periode tahun 2006-2010 yakni rata-rata 22,58%. Pada Tabel 4.4. juga dapat
dilihat bahwa Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan merupakan
kecamatan yang memiliki kontribusi terbesar dalam PDRB berdasarkan harga
berlaku wilayah Medan Bagian Utara.

Tabel 4.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Wilayah Medan Bagian Utara
Tahun 2006-2010 (milyar rupiah)
No

1
2
3
4

Kecamatan
2006
M.Deli
3.671,55
M.Labuhan
241,49
M.Marelan
210,87
M.Belawan
1.821,49
Jumlah
5.945,40
Kota Medan
27.234,45
Kontribusi (%)
21,83

2007
3.911,73
242,13
226,85
1.965,11
6.348,82
29.352,92
21,63

2008
4.194,19
257,56
237,00
2.063,00
6.751,75
31.373,95
21,52

2009
4.559,92
275,90
250,74
2.185,21
7.271,77
33.430,05
21,75

2010
4.899,02
300,32
266,47
2.322,78
7.788,59
35.822,22
21,74

Sumber : BPS Kota Medan, 2011
Pada Tabel 4.4. terlihat bahwa kontribusi wilayah Medan Bagian Utara
dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan
berdasarkan harga konstan 2000 memberikan sumbangan relatif cukup besar
selama periode tahun 2006-2010 yakni rata-rata 21,69%. Dari Tabel 4.4. juga
dapat dilihat bahwa Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan

Universitas Sumatera Utara

merupakan kecamatan yang memiliki kontribusi terbesar dalam PDRB
berdasarkan harga konstan tahun 2000 wilayah Medan Bagian Utara.
Berdasarkan Tabel 4.3. dan Tabel 4.4. dapat disimpulkan bahwa Medan
Bagian Utara memiliki potensi dalam pengembangan wilayah Kota Medan, hal ini
disebabkan wilayah Medan Bagian Utara memberikan sumbangan relatif cukup
besar dalam pembentukan PDRB Kota Medan. Wilayah Medan Bagian Utara
yang berperan cukup besar dalam pembentukan PDRB wilayah Medan Bagian
Utara adalah Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan.
Perkembangan laju pertumbuhan PDRB kecamatan-kecamatan wilayah
bagian utara Kota Medan selama periode tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel. 4.5. Pertumbuhan PDRB di Kota Medan Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Kecamatan Tahun 2006-2010 (%)
No Kecamatan
2006
2007
2008 2009 2010
Rataan
1 Medan Deli
8.19
6.54
7.22
8.72
7.44
7.62
2 Medan Labuhan
2.32
0.26
6.37
7.12
8.85
4.98
3 Medan Marelan
4.98
7.56
4.47
5.80
6.27
5.82
4 Medan Belawan
5.95
7.88
4.98
5.92
6.30
6.21
Rata-rata
6.16
5.36
5.56
5.76
6.89
7.22
Kota Medan
6.98
7.78
6.89
6.55
7.16
7.07
Sumber : BPS Kota Medan Tahun 2011
Rata-rata pertumbuhan ekonomi kecamatan Medan Bagian Utara Kota
Medan selama periode tahun 2006-2010 menunjukkan hasil 6,16% yang lebih
rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode 20062010. Namun Kecamatan Medan Deli memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Kota Medan.
Kontribusi sektor industri pengolahan kecamatan-kecamatan di wilayah
bagian utara Kota Medan terhadap pembentukan PDRB Kota Medan selama
periode tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6. PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000
Wilayah Medan Bagian Utara Tahun 2006-2010 (Milyar Rupiah)
No

2006

2007

2008

2009

2010

1

Medan Deli

710.45

753.84

783.41

798.82

868.23

2

Medan Labuhan

54.09

57.34

59.54

60.96

66.03

3

Medan Marelan

55.14

58.45

60.7

62.73

66.67

4

Medan Belawan

145.59

155.4

161.4

165.16

175.66

Jumlah
Sektor Industri Kota
Medan
Kontribusi terhadap
Sektor Industri Kota
Medan (%)

965.27

1025.03

1065.05

1087.67

1176.59

4095.43

4344.56

4514.29

4591.60

4792.16

23.57

23.59

23.59

23.69

24.55

Sumber : BPS Kota Medan, 2011
Pada Tabel 4.6. terlihat bahwa kontribusi sektor industri pengolahan
wilayah Medan Bagian Utara terhadap sektor industri Kota Medan memberikan
sumbangan rata-rata 23,80%. Tabel 4.6. juga menunjukkan bahwa Kecamatan
Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan merupakan kecamatan yang
memiliki kontribusi sektor industri pengolahan terbesar dalam pembentukan
PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 wilayah Medan Bagian Utara.
Sektor industri pengolahan Medan Bagian Utara memiliki potensi dalam
pengembangan wilayah Kota Medan, hal ini disebabkan sektor industri
pengolahan wilayah Medan Bagian Utara memberikan sumbangan dalam
pembentukan PDRB Kota Medan. Wilayah Medan Bagian Utara yang berperan
cukup besar dalam pembentukan PDRB wilayah Medan Bagian Utara adalah
Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan.

4.1.3. Peran Sektor Industri Pengolahan Wilayah Medan Bagian Utara
Dalam Perekonomian Kota Medan
4.1.3.1. Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi
Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui pengelompokkan
sektor ekonomi dalam Wilayah Medan Bagian Utara Kota Medan menurut

Universitas Sumatera Utara

struktur pertumbuhannya. Dengan menggunakan Matrix Klassen dapat dilakukan
empat pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan nilai
kontribusi.
4.1.3.1.1. Kecamatan Medan Deli
Rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Deli selama periode Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
Pada Tabel 4.7. terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi rata-rata
paling besar terhadap PDRB Kecamatan Medan Deli adalah sektor perdagangan
dan restoran, kemudian diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
bangunan, dan sektor industri dan pengolahan. Sektor yang memiliki kontribusi
rata-rata paling kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik,
gas, dan air. Untuk pertumbuhan rata-rata, paling besar ditunjukkan oleh sektor
pengangkutan dan komunikasi, kemudian diikuti sektor bangunan, dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor yang memiliki pertumbuhan
rata-rata paling kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik,
gas dan air.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Deli Tahun 2006-2010
No
Sektor
Kecamatan Medan Deli
Kota Medan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri dan
Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

Rata-rata
Pertumbuhan
(Si)

Rata-rata
Kontribusi
(Ski)

Rata-rata
Pertumbuhan
(S)

Rata-rata
Kontribusi
(Sk)

4,56

0.62

2,86

2.33

0.00

0,00

-6,52

0.00

5,46
0.00
8,97

18.51
0,00
23.23

4.53
3,84
8,12

14.27
1.45
11.08

5,71

28.24

7,03

26.41

10,88

24,31

9,66

20,04

6,54
5,74

0.70
4.39

7.98
6.95

14.15
10.27

Sumber : BPS Kota Medan, 2011,
Pada Kota Medan terlihat bahwa sektor-sektor yang memiliki kontribusi
rata-rata paling besar adalah sektor sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan pengolahan, dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Sektor yang menyumbangkan

kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, dan
sektor listri, gas dan air. Pertumbuhan rata-rata Kota Medan paling tinggi adalah
sektor pengangkutan dan komunikasi, kemudian diikuti sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air
merupakan sektor dengan pertumbuhan paling kecil.
Hasil data pada Tabel 4.7. dapat diklasifikasikan sektor PDRB Kecamatan
Medan Deli tahun 2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen sebagaimana
tercantum pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Klasifikasi Sektor PDRB Kecamatan Medan Deli Tahun 2006-2010
berdasarkan Tipologi Klassen

Universitas Sumatera Utara

Kuadran I
Sektor yang maju dan tumbuh dengan
pesat (developed sektor)
si > s dan ski > sk
Sektor Industri dan Pengolahan
Sektor Bangunan
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Kuadran III
Sektor potensial atau masih dapat
berkembang (developing sektor)
si > s dan ski < sk
Sektor Pertanian
Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kuadran II
Sektor maju tapi tertekan (stagnant
sektor)
si < s dan ski > sk
Sektor Perdagangan dan Restoran

Kuadran IV
Sektor relatif tertinggal (underdeveloped
sektor)
si < s dan ski < sk
Sektor Listrik, Gas dan Air
Sektor Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan
Sektor Jasa-jasa

Sumber : Data diolah , 2015
Hasil analisis pada Tabel 4.8. menunjukkan bahwa terdapat tiga sektor
yaitu sektor industri dan pengolahan, sektor bangunan, dan sektor pengangkutan
dan komunikasi yang dapat dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat.
Sektor-sektor yang tergolong ke dalam sektor potensial untuk berkembang adalah
sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Hasil analisis juga
menunjukkan terdapat satu sektor di Kecamatan Medan Deli tergolong kedalam
sektor maju tapi tertekan yaitu sektor perdagangan dan restoran. Selain itu ada tiga
sektor di Kecamatan Medan Deli tergolong kedalam sektor relatif tertinggal, yaitu
sektor listrik, gas dan air, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
sektor jasa-jasa.
4.1.3.1.2. Kecamatan Medan Labuhan
Rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Labuhan selama periode Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
Tabel 4.9.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2006-2010
No
Sektor
Kecamatan Medan
Kota Medan
Labuhan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri dan
Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

Rata-rata
Pertumbuhan
(Si)

Rata-rata
Kontribusi
(Ski)

Rata-rata
Pertumbuhan
(S)

Rata-rata
Kontribusi
(Sk)

-1,64

17,49

2,86

2.33

0.00

0,00

-6,52

0.00

5,41
0.00
15,21

22,66
0,00
3,01

4.53
3,84
8,12

14.27
1.45
11.08

6.83

35,16

7,03

26.41

4,49

2,91

9,66

20,04

5,59
10,13

6,68
12,09

7.98
6.95

14.15
10.27

Sumber : BPS Kota Medan, 2011

Pada Tabel 4.9. terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi rata-rata
paling besar terhadap PDRB Kecamatan Medan Labuhan adalah sektor
perdagangan dan restoran, kemudian diikuti sektor industri dan pengolahan, dan
sektor pertanian. Sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling kecil yaitu
sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air. Untuk
pertumbuhan rata-rata paling besar ditunjukkan oleh sektor bangunan, dan sektor
jasa-jasa. Sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil yaitu sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air.
Pada Kota Medan terlihat bahwa sektor-sektor yang memiliki kontribusi
rata-rata paling besar adalah sektor sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan pengolahan, dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Sektor yang menyumbangkan

kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, dan
sektor listri, gas dan air. Pertumbuhan rata-rata Kota Medan paling tinggi adalah

Universitas Sumatera Utara

sektor pengangkutan dan komunikasi, kemudian diikuti sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air
merupakan sektor dengan pertumbuhan paling kecil.
Hasil data pada Tabel 4.9. dapat diklasifikasikan sektor PDRB Kecamatan
Medan Labuhan tahun 2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen sebagaimana
tercantum pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Klasifikasi Sektor PDRB Kecamatan Medan Labuhan Tahun
2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen
Kuadran I
Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh dengan
Sektor maju tapi tertekan (stagnant
pesat (developed sektor)
sektor)
si > s dan ski > sk
si < s dan ski > sk
Sektor Industri dan Pengolahan
Sektor Pertanian
Sektor Jasa-jasa
Sektor Perdagangan dan Restoran
Kuadran III
Sektor potensial atau masih dapat
berkembang (developing sektor)
si > s dan ski < sk
Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Bangunan

Kuadran IV
Sektor relatif tertinggal (underdeveloped
sektor)
si < s dan ski < sk
Sektor Listrik, Gas dan Air
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan

Sumber : Data Diolah, 2015
Hasil analisis pada Tabel 4.10. menunjukkan terdapat dua sektor yaitu
sektor industri dan pengolahan dan sektor jasa-jasa yang dapat dikategorikan
sebagai sektor maju dan tumbuh pesat. Sektor-sektor yang tergolong ke dalam
sektor potensial untuk berkembang adalah sektor pertambangan dan penggalian,
dan sektor bangunan. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat dua sektor di
Kecamatan Medan Labuhan tergolong kedalam sektor maju tapi tertekan yaitu
sektor pertanian dan sektor perdagangan dan restoran. Selain itu terdapat tiga
sektor di Kecamatan Medan Labuhan tergolong kedalam sektor relatif tertinggal,

Universitas Sumatera Utara

yaitu sektor listrik, gas dan air, sektor pengangkutan, persewaan, dan jasa
perusahaan, dan sektor sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

4.1.3.1.3. Kecamatan Medan Marelan
Rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Marelan selama periode Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
Tabel 4.11. Pada Tabel 4.11. terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi ratarata paling besar terhadap PDRB Kecamatan Medan Marelan adalah sektor
perdagangan dan restoran, kemudian diikuti sektor industri dan pengolahan, dan
sektor pertanian. Sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling kecil yaitu
sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas, dan air. Untuk
pertumbuhan rata-rata, paling besar ditunjukkan oleh sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan, kemudian diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi, dan
sektor bangunan. Sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil yaitu
sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air.
Pada Kota Medan terlihat bahwa sektor-sektor yang memiliki kontribusi
rata-rata paling besar adalah sektor sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan pengolahan, dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Sektor yang menyumbangkan

kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, dan
sektor listri, gas dan air.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2006-2010
No
Sektor
Kecamatan Medan
Kota Medan
Marelan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri dan
Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

Rata-rata
Pertumbuhan
(Si)

Rata-rata
Kontribusi
(Ski)

Rata-rata
Pertumbuhan
(S)

Rata-rata
Kontribusi
(Sk)

3,54

25,06

2,86

2.33

0.00

0,00

-6,52

0.00

5,20
0.00
8,33

25,51
0,00
6,65

4.53
3,84
8,12

14.27
1.45
11.08

6,48

28,51

7,03

26.41

9,45

0,61

9,66

20,04

15,28
5,31

5,63
8,03

7.98
6.95

14.15
10.27

Sumber : BPS Kota Medan, 2011

Pertumbuhan rata-rata Kota Medan paling tinggi adalah sektor
pengangkutan dan komunikasi, kemudian diikuti sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air
merupakan sektor dengan pertumbuhan paling kecil.
Hasil data pada Tabel 4.11. dapat diklasifikasikan sektor PDRB
Kecamatan Medan Marelan tahun 2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen
sebagaimana tercantum pada Tabel 4.12.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12. Klasifikasi Sektor PDRB Kecamatan Medan Marelan Tahun
2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen
Kuadran I
Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh dengan
Sektor maju tapi tertekan (stagnant
pesat (developed sektor)
sektor)
si > s dan ski > sk
si < s dan ski > sk
Sektor Pertanian
Sektor Perdagangan dan Restoran
Sektor Industri dan Pengolahan
Kuadran III
Sektor potensial atau masih dapat
berkembang (developing sektor)
si > s dan ski < sk
Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Bangunan
Sektor Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan
Sumber : Data Diolah, 2015

Kuadran IV
Sektor relatif tertinggal (underdeveloped
sektor)
si < s dan ski < sk
Sektor Listrik, Gas dan Air
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Jasa-jasa

Hasil analisis pada Tabel 4.12. menunjukkan bahwa terdapat dua sektor
yaitu sektor pertanian dan sektor industri dan pengolahan yang dapat
dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat. Sektor-sektor yang
tergolong ke dalam sektor potensial untuk berkembang adalah sektor
pertambangan dan penggalian, dan sektor

bangunan, dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat satu
sektor di Kecamatan Medan Marelan tergolong ke dalam sektor maju tapi tertekan
yaitu sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Selain itu ada tiga sektor di

Kecamatan Medan Marelan tergolong ke dalam sektor relatif tertinggal, yaitu
sektor listrik, gas dan air, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasajasa.

Universitas Sumatera Utara

4.1.3.1.4. Kecamatan Medan Belawan
Rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Belawan selama periode Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Medan dan
Kecamatan Medan Belawan Tahun 2006-2010
No
Sektor
Kecamatan Medan
Kota Medan
Belawan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri dan
Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

Rata-rata
Pertumbuhan
(Si)

Rata-rata
Kontribusi
(Ski)

Rata-rata
Pertumbuhan
(S)

Rata-rata
Kontribusi
(Sk)

5,90

21,25

2,86

2.33

0.00

0.00

-6,52

0.00

5,02
5,61
9,28

7,78
10,35
0,51

4.53
3,84
8,12

14.27
1.45
11.08

6,61

8,07

7,03

26.41

6,95

31,32

9,66

20,04

3,60
7,66

8,43
12,30

7.98
6.95

14.15
10.27

Sumber : BPS Kota Medan, 2011

Pada Tabel 4.13. terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi rata-rata
paling besar terhadap PDRB Kecamatan Medan Belawan adalah sektor
pengangkutan dan komunikasi, diikuti sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa.
Sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling kecil yaitu sektor pertambangan
dan penggalian. Untuk pertumbuhan rata-rata, paling besar ditunjukkan oleh
sektor bangunan, kemudian diikuti sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan
komunikasi. Sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil yaitu sektor
pertambangan dan penggalian, dan keuangan, perswaan dan jasa perusahaan.
Pada Kota Medan terlihat bahwa sektor-sektor yang memiliki kontribusi
rata-rata paling besar adalah sektor sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

Universitas Sumatera Utara

pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan pengolahan, dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Sektor yang menyumbangkan

kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, dan
sektor listri, gas dan air. Pertumbuhan rata-rata Kota Medan paling tinggi adalah
sektor pengangkutan dan komunikasi, kemudian diikuti sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air
merupakan sektor dengan pertumbuhan paling kecil.
Hasil data pada Tabel 4.13. dapat diklasifikasikan sektor PDRB
Kecamatan Medan Belawan tahun 2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen
sebagaimana tercantum pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Klasifikasi Sektor PDRB Kecamatan Medan Belawan Tahun
2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen
Kuadran I
Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh dengan
Sektor maju tapi tertekan (stagnant
pesat (developed sektor)
sektor)
si > s dan ski > sk
si < s dan ski > sk
Sektor Pertanian
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Listrik, Gas dan Air
Sektor Jasa-jasa
Kuadran III
Kuadran IV
Sektor potensial atau m