Analisis Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Pengembangan Wilayah Kota Binjai

16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengembangan wilayah dapat dipacu dengan pembangunan infrastruktur
dan sistem jaringan yang memadai di wilayah tersebut. Dalam hal ini otonomi
daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk
menggali, mengelola dan mengembangkan potensi yang ada di daerah.
Aksebsibilitas wilayah merupakan kemudahan untuk

menjangkau atau

mengakses sarana dan prasarana baik fisik maupun maupun sosial dan antara
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
Pengembangan wilayah sangat dipengaruhi oleh komponen- komponen
tertentu seperti, sumber daya lokal, pasar, tenaga kerja, investasi, kemampuan
pemerintah, transportasi dan komunikasi. Transportasi dan komunikasi berperan
sebagai media pendukung yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Interaksi antara wilayah ,Teknologi (Mungkasa, 2015).

Pada konteks pengembangan wilayah, kawasan industri merupakan salah
satu kegiatan yang berperan sebagai pusat pertumbuhan. Hasil penelitian Dewanti,
dkk (2012) mengenai Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan
Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan Di Kabupaten Lamongan
memberikan hasil bahwa dari hasil regresi diperoleh tenaga kerja memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah industri. Ini berarti bahwa tenaga
kerja benar-benar signifikan mempengaruhi jumlah industri. Dalam hal ini
semakin banyak tenaga kerja maka semakin banyak pula jumlah industri yang
ada.

Universitas Sumatera Utara

17

Pengembangan wilayah merupakan salah satu program pembangunan yang
bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan suatu wilayah, memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup di wilayah tertentu, serta memperkecil kesenjangan
pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah. Pada prinsipnya,
pengembangan wilayah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah dengan indikator pendapatan perkapita yang merata dan tingkat

pengangguran yang rendah (Alkadir dalam Dewi, 2009). Pengembangan wilayah
dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara
harmonis, serasi dan terpadu melalui pendekatan yang bersifat komperehensif
mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk
pembangunan berkelanjutan (Djakapermana, 2010).
Selain faktor tenaga kerja, faktor lain yang berhubungan dengan
aksesibilitas adalah jarak (Miro, 2004). Jarak adalah salah satu unsur ruang. Teori
lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi,
atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka,
serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam
usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.
Keterkaitan jarak dengan pengembangan wilayah dapat juga dilihat
dimana aksesibilitas jarak dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke
daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan.
Semakin kecil biaya transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan
lokasi pemasaran maka total biayanya juga semakin kecil. Biaya transportasi
diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang,
sehingga titik terendah biaya transportasi menunjukkan biaya minimum untuk

Universitas Sumatera Utara


18

angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya transportasi akan bertambah
secara proporsional dengan jarak. Titik terendah biaya transportasi adalah titik
yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan
distribusi hasil produksi.
Pemilihan lokasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan menentukan
lokasi yang tepat untuk suatu usaha, kegiatan dengan tujuan tertentu yang
memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Teori lokasi
merupakan teori dasar yang sangat penting dalam analisis spasial. Teori lokasi
memberikan kerangka analisis yang sistematis mengenai pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi dan sosial, serta analisis interaksi antar wilayah. Teori lokasi
tersebut menjadi penting karena pemilihan lokasi yang tepat akan memberikan
penghematan cukup besar dalam ongkos angkut dan biaya produksi sehingga
mendorong terjadinya efisiensi baik di bidang produksi maupun bidang
pemasaran (Hernowo, 2015).
Dalam mempelajari lokasi berbagai kegiatan, ahli ekonomi regional atau
geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah
datar dan kondisinya di semua arah adalah sama. Landasan dari teori lokasi adalah

ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Dalam studi tentang wilayah,
yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi baik yang ada diatasnya
maupun

yang ada dibawahnya sepanjang

manusia awam

masih

bisa

menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat
ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan
atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan
masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut. Oleh beberapa

Universitas Sumatera Utara

19


ahli ekonomi atau geografi yang dirintis oleh Walter Christaller. Ahli ekonomi
Von Thunen melihat perbedaan penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke
pasar yang tercermin dalam sewa tanah. Weber secara khusus menganalisis lokasi
industri. Ketiga tokoh diatas dianggap pelopor atau pencipta landaan dalam hal
teori lokasi. Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau
memodifikasi salah satu teori atau menggabung pandangan dari tiga tokoh yang
disebutkan di atas (Tahzan, 2013).
Berdasarkan penjelasan mengenai teori lokasi industri dan teori pusat
pertumbuhan dapat kita simpulkan bahwa keduanya memiliki peranan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dimana penempatan lokasi industri yang tepat dapat
memberikan banyak jalan, diantaranya industri yang didirikan di lokasi yang
tepat, mampu menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi industri khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya. Selain itu daerah yang menjadi lokasi
industri secara otomatis akan mengalami kenaikan pendapatan daerah. Sehingga
memungkinkan perekonomian didaerah lokasi industri mengalami peningkatan.
Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya
pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik
biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus

lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa
dekat dengan pasar mereka.
Tahap

perkembangan

suatu

wilayah

berawal

dari

daerah

yang

berkembang. Pada hakekatnya suatu wilayah memiliki perkembangan yang
berbeda dengan wilayah lainnya (Bintarto, 1982:24). Wilayah dipandang sebagai


Universitas Sumatera Utara

20

suatu obyek studi dimana di dalamnya terdapat masyarakat manusia yang sangat
kompleks, telah mengalami proses interelasi antar manusia dan antara manusia
dengan lingkungannya (Yunus, 2000).
Masalah pembangunan daerah secara keseluruhan adalah masalah
political will pemerintah

setempat dalam hubungannya dengan UU No. 32

Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.

Sinergi sangat dibutuhkan guna

menghindari potensi sumber kerawanan jika tidak ditangani dengan baik. Dalam
rangka pengembangan wilayah, pembangunan daerah merata dan berkeadilan
harus


dilakukan

secara bersamaan antar semua lini antara lain sektor

infrastruktur dan sosial kemasyarakatan. Infrastuktur seperti pembangunan ruas
jalan, penataan lingkungan, drainase dan lain sebagainya.

1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diteliti beberapa inti permasalahan:
1. Bagaimana Pengaruh Total Lapangan Kerja terhadap Pengembangan
wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana
Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di
Kota Binjai ?
2. Bagaimana Pengaruh Jarak antara pusat kota dengan Kecamatan Terhadap
Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan,
sarana Pendidikan, sarana Peribadatan,

dan Lembaga keuangan di


kecamatan di Kota Binjai ?
3. Bagaimana Pengaruh Indeks Aksesibilitas Terhadap Pengembangan
wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana

Kesehatan, sarana

Universitas Sumatera Utara

21

Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di
Kota Binjai ?
4. Bagaimana Pengaruh Total Lapangan Kerja, Jarak antara

pusat kota

dengan Kecamatan dan Indeks Aksesibilitas terhadap Pengembangan
wilayah dari

aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan, sarana


Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan di kecamatan di
Kota Binjai ?

1.3 Tujuan Penelitian
Secara lebih terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk

mengetahui

Pengaruh

Total

Pengembangan wilayah dari aspek

Lapangan

sarana


Kerja

Perdagangan,

terhadap
sarana

Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan
di kecamatan di Kota Binjai.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Jarak antara pusat kota dengan Kecamatan
Terhadap Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana
Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan,

dan Lembaga

keuangan di kecamatan di Kota Binjai.
3. Untuk

mengetahui

Pengaruh

Indeks

Aksesibilitas

Terhadap

Pengembangan wilayah dari aspek sarana Perdagangan, sarana Kesehatan,
sarana Pendidikan, sarana Peribadatan,

dan Lembaga keuangan di

kecamatan di Kota Binjai.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Total Lapangan Kerja, Jarak
antara pusat kota dengan Kecamatan dan Indeks Aksesibilitas terhadap

Universitas Sumatera Utara

22

Pengembangan wilayah dari aspek

sarana

Perdagangan,

sarana

Kesehatan, sarana Pendidikan, sarana Peribadatan, dan Lembaga keuangan
di kecamatan di Kota Binjai.

1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian ini adalah:
1. Hasil

penelitian

informasi

dapat

sebagai

sumbangan

pemikiran

dan

bagi Pemerintah Daerah Kota Binjai pada umumnya dan

pemerintah kecamatan di Kota Binjai pada khususnya dalam mengambil
kebijakan dan keputusan untuk perencanaan dan pengembangan wilayah
di kemudian hari.
2. Bagi penulis berguna sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan
yang telah didalami secara teori di Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
(USU).
3. Bagi para pembaca sebagai bahan pengembangan penelitian lebih lanjut
dengan menggunakan variasi / metode lain yang lebih terukur dan alat
ukur penelitian yang lebih teliti.

Universitas Sumatera Utara