Strategi Peningkatan Produktivitas Karyawan di PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Unit Turangie Palm Oil Mill Chapter III VII

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka atau model konseptual yang sering juga disebut kerangka
pemikiran ialah sebuah model yang ditunjukkan dalam bentuk diagram yang
memperlihatkan struktur dan sifat hubungan logis antar variabel penelitian yang
telah diidentifikasi dari teori dan temuan-temuan hasil review artikel akan
digunakan dalam menganalisis masalah penelitian (Sekaran, 2006). Yang dimaksud
dengan hubungan logis dalam hal ini ialah pengenalan variabel dependen,
variabel independen dan variabel lainnya.
Indikator produktivitas kerja karyawan dalam penelitian ini terdiri dari 5
(lima) faktor variabel independen antara lain motivasi kerja dan disiplin kerja
kompetensi, pelatihan, kedisiplinan kerja dan kepemimpinan. Berikut ini disusun
kerangka konseptual pada Gambar 1
Motivasi (X1)
Kompetensi (X2)
Merosotnya Produktivitas
Kerja Karyawan (Y)

Pelatihan (X3)

Kedisiplinan (X4)
Kepemimpinan (X5)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

21
Universitas Sumatera Utara

3.2 Hipotesis
Hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis
diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang
dapat diuji (Sekaran, 2006). Hipotesis mempunyai paling tidak salah satu dari
beberapa fungsi sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya
(Umar, 2005).
Dari permasalahan yang ada, dapat diambil suatu hipotesis sebagai
berikut:
Ho : Motivasi, kompetensi, pelatihan, kedisiplinan kerja dan kepemimpinan
diduga secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill
Ha : Motivasi, kompetensi, pelatihan, kedisiplinan kerja dan kepemimpinan

diduga secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan Turangie Palm Oil Mill
H1o : Motivasi diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill
H2o : Kompetensi diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill
H3o : Pelatihan diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill
H4o : Kedisplinan diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill
H5o : Kepemimpinan diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill

22
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian
ini dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor berkaitan atau berkorelasi dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan
koefisien korelasi (Sinulingga, 2011).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT PP London Sumatra Indonesia Tbk – Unit
Turangie Palm Oil Mill. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga
Desember 2015.

4.3 Definisi Operasional Variabel
Menurut Sekaran (2006), variabel adalah apapun yang dapat membedakan
atau membawa variasi pada nilai. Variabel penelitian adalah variabel yang
menunjukkan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.
Operasionalisasi variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat batasanbatasan yang akan digunakan dalam analisis.
Produktivitas kerja memiliki banyak dimensi. Diantaranya menurut Thao
dan Hwang (2015) serta Cardy dan Selvarajan (2006) faktor yang dapat diamati
untuk meneliti produktivitas kerja adalah Motivasi, kompetensi, pelatihan,
kedisiplinan kerja dan kepemimpinan yang merupakan 5 (lima) variabel


23
Universitas Sumatera Utara

independen pada penelitian ini sedangkan dan 1 (satu) variabel dependen adalah
produktivitas kerja karyawan. Pada Tabel 2 diuraikan definisi dan indikator dari
keenam variabel tersebut.
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
2

Variabel

Motivasi
(X1)

Kompetensi
(X2)

Definisi
Sesuatu yang
menimbulkan

dorongan atau
semangat kerja,
atau dapat dikatakan
pendorong
semangat kerja
(Mathis dan
Jackson, 2002)
Kemampuan untuk
dapat bekerja
sesuai dengan
bidang keahliannya
dan dapat
memperoleh atau
mencapai kinerja
yang tinggi. (Cardy
dan Selvarajan,
2006).














Pelatihan
(X3)

Kedisiplinan
Kerja
(X4)

Suatu kegiatan
untuk
meningkatkan

pengetahuan umum
seseorang termasuk
di dalamnya
peningkatan
penguasaan teori
dan keterampilan
memutuskan
persoalanpersoalan yang
menyangkut
kegiatan untuk
mencapai tujuan
(Heidjarachman
dan Husnan, 1997)
Suatu tindakan
manajemen untuk
mendorong para
anggota organisasi
memenuhi
tuntutan berbagai


Skala
Pengukuran

Indikator
Pendapatan memenuhi kebutuhan
sehari-hari
Kenyamanan suasana kerja
Kesempatan mengembangkan
karir
Perhatian pemimpin terhadap
tugas dan tanggung jawab
karyawan
Reward atas prestasi kerja

Interval

Kompetensi memberi pengaruh
terhadap kemampuan kerja
Pertimbangan kompetensi
karyawan sebagai dasar jenjang

karir
Pertimbangan kompetensi
karyawan sebagai dasar
memberikan pendidikan atau
pelatihan
Pemahaman terhadap SOP dan
Instruksi kerja
Pemahaman terhadap target dan
tanggung jawab dalam bekerja

Interval

 Program pelaksanaan pelatihan
 Fasilitas pendukung pelaksanaan
pelatihan
 Pemahaman karyawan terhadap
materi pelatihan yang diberikan
 Kemampuan trainer dalam melatih
dan memberi pemahaman yang
baik kepada peserta pelatihan

 Penerapan hasil pelatihan yang
memberi pengaruh positif terdap
pelaksanaan pekerjaan

 Karyawan berusaha tiba di tempat
kerja tepat waktu
 Karyawan berusaha pulang kerja
tepat waktu
 Karyawan mampu mentaati
peraturan yang ditetapkan

Interval

Interval

24
Universitas Sumatera Utara

ketentuan (Siagian,
2001)


Kepemimpinan
(X5)

Proses
mempengaruhi atau
memberi contoh
kepada pengikutpengikutnya lewat
proses komunikasi
dalam upaya
mencapai tujuan
organisasi ”
(Veithzal, 2004)

Produktivitas
Kerja
Karyawan
(Y)

Tingkatan efisiensi
dalam
memproduksi
barang-barang atau
jasa-jasa:
“Produktivitas
mengutarakan cara
pemanfaatan secara
baik terhadap
sumber-sumber
daya dalam
memproduksi
barang-barang”
Sinungan (2009)

perusahaan
 Pemimpin menjalankan peraturan
dengan tegas
 Pemberian sanksi pelanggaran
tanpa memandang status
 Pengawasan yang memberi
kenyamanan bekerja
 Pimpinan melakukan pengawasan
kerja pada tiap unit kerja
 Pimpinan memeriksa hasil kerja
setiap karyawan
 Pimpinan menegur para karyawan
jika ada kesalahan
 Pimpinan menyampaikan koreksi
kerja dengan santun
 Motivasi meningkatkan
produktivitas kerja
 Kompetensi karyawan mendorong
peningkatan produktivitas kerja
 Pelatihan meningkatkan
produktivitas kerja
 Kedisiplinan kerja mendorong
peningkatan produktivitas kerja
 Kepemimpinan mendorong
peningkatan produktivitas kerja

Interval

Interval

4.4 Populasi dan Sampel
Populasi

dari

penelitian

ini

adalah

karyawan

pabrik

di

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk- Unit Turangie Palm Oil Mill yang
berjumlah 66 orang. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah
sama dengan populasi, sehingga pengambilan data yang dilakukan adalah survei
kepada seluruh karyawan.

4.5 Jenis dan Sumber Data
a.

Data Primer, yakni data yang diperoleh langsung dengan cara penyebaran
kuesioner untuk karyawan sesuai dengan definisi operasional variabel.

25
Universitas Sumatera Utara

b.

Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen yang tersedia
seperti profil pabrik, profil karyawan dan produktivitas pabrik.

4.5.1 Transformasi Data
Skala pengukuran yang dipilih dalam suatu penelitian berkaitan erat
dengan teknik analisis data yang digunakan. Oleh karena itu setiap skala
pengukuran yang tidak memenuhi syarat dilakukannya suatu teknik analisis
tertentu, harus dirubah atau dikonversi ke dalam skala pengukuran yang sesuai
dengan teknik analisis yang akan digunakan. Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan menggunakan skala ordinal sedangkan tingkat pengukuran yang
dinginkan adalah interval, maka tingkat pengukuran harus dinaikkan dari tingkat
pengukuran ordinal menjadi interval. metode konversi data yang digunakan untuk
menaikkan tingkat pengukuran ordinal ke interval dalam penelitian ini adalah
Method of Succesive Interval (MSI).
Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data
interval melalui method of successive interval adalah (Sambas, 2011):
1. Perhatikan

banyaknya

(frekuensi)

responden

yang

menjawab

(memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.
2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),
kemudian ditentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden
tersebut.
3. Proporsi dijumlahkan secara beruntun sehingga menghasilkan keluaran
proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden.

26
Universitas Sumatera Utara

4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, diketahui nilai z
untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif
jawaban responden tadi.
5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan
menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at
upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower
limit).
6. Malakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai
skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|.
Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah
menjadi sama dengan satu (=1).

4.6 Uji Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner. Agar kuesioner layak
digunakan, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua uji instrumen
penelitian ini dibagi kepada 30 orang responden yang tidak termasuk dalam
66 orang responden utama.

4.6.1

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu atribut dikatakan valid jika nilai (rhitung) lebih besar dari 0,30 (Sugiyono,
2006). Hasil validitas dari setiap pertanyaan dalam kuesioner dapat dilihat
pada besarnya angka yang terdapat nilai Corrected Item Total Correlation

27
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas
3

Variabel

Motivasi

Kompetensi

Pelatihan

Kedisiplinan
Kerja

Kepemimpinan

Produktivitas
Kerja

No.
Pertanyaan
X1-1
X1-2
X1-3
X1-4
X1-5
X2-1
X2-2
X2-3
X2-4
X2-5
X3-1
X3-2
X3-3
X3-4
X3-5
X4-1
X4-2
X4-3
X4-4
X4-5
X5-1

Nilai rhitung
(Corrected ltem Total
Correlation)
0,672
0,840
0,779
0,714
0,701
0,651
0,733
0,608
0,840
0,769
0,642
0,808
0,749
0,637
0,706
0,422
0,621

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,611
0,535
0,632
0,689

Valid
Valid
Valid
Valid

X5-2
X5-3
X5-4
X5-5
Y-1

0,587
0,667
0,444
0,634
0,783

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Y-2
Y-3
Y-4

0,765
0,771
0,741

Valid
Valid
Valid

Y-5

0,863

Valid

Apabila nilai dinyatakan valid berarti instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

28
Universitas Sumatera Utara

4.6.2

Uji Reliabilitas
Keandalan (reliabilitas) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana

pengukuran tersebut bebas dari kesalahan dan karena itu menjamin pengukuran
yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen.
Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai
stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu
menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006). Metode yang digunakan
dalam pengujian reliabilitas ini adalah dengan menggunakan metode cronbach’s
alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas terhadap 30 responden yang tidak termasuk
ke dalam 66 orang responden.

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Nilai Cronbach’s Alpha
Motivasi (X1)
0,790
Kompetensi (X2)
0,782
Pelatihan (X3)
0,781
Kedisiplinan Kerja (X4)
0,714
Kepemimpinan (X5)
0,734
Produktivitas Kerja (Y)
0,802

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Dari hasil uji diketahui bahwa setiap variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,6 sehingga setiap variabel dinyatakan reliabel.

4.7 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas uji
normalitas dan uji multikolinearitas.

29
Universitas Sumatera Utara

4.7.1

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau
mendekati normal. Pembuktian apakah data tersebut memiliki distribusi
normal atau tidak dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya, yaitu pada
histogram maupun normal probability plot. Pada histogram, data dikatakan
memiliki distribusi yang normal jika data tersebut berbentuk seperti lonceng.
Sedangkan pada normal probability plot, dapat dikatakan normal jika ada
penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti
arah diagonal. Lebih jauh Ghozali (2006) menyatakan jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.

4.1 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan hubungan linier yang sempurna antara beberapa
atau semua variabel bebas. Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006). Multikolinearitas dapat
dideteksi dengan matrik korelasi variabel-variabel independen atau dengan
menggunakan perhitungan nilai Tolerance kurang dari 0,100 atau nilai VIF
lebih dari 10, ini menunjukkan adanya multikolinearitas (Ghozali, 2006).

30
Universitas Sumatera Utara

4.8 Analisis Data
4.8.1

Analisa Regresi Berganda
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda, yakni analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah data pengaruh
yang positif dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen
(Hasan, 2004).

4.8.2

Pengujian Hipotesis dengan Uji secara Serentak (Uji F)
Pengujian hipotesis dengan uji F dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung hasil output SPSS dengan Ftabel. Penentuan hipotesis secara serentak ditolak
atau diterima dengan ketentuan:
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima
Jika Fhitung = Ftabel, maka Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak

4.8.3

Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis dengan uji t dilakukan dengan terlebih dahulu

menentukan level signifikasi dengan menggunakan ttabel. Penentuan hipotesis
secara parsial ditolak atau diterima dengan ketentuan:
Jika thitung < ttabel atau Nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima
Jika thitung = ttabel atau Nilai Sig = 0,05, maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel atau Nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak

31
Universitas Sumatera Utara

4.8.4

Dasar Penentuan Strategi
Dari hasil analisis regresi berganda akan diketahui faktor yang paling

mempengaruhi dan faktor yang tidak mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dirumuskan strategi yang perlu dilakukan
manajemen PT PP London Sumatra Indonesia Tbk- Unit Turangie Palm Oil Mill
untuk memperkuat faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan.

32
Universitas Sumatera Utara

BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia mulai dari masa
penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaan reformasi hingga
masa pembangunan sekarang, perusahaan di Indonesia khususnya di kawasan
Sumatera Utara mengalami perkembangan. Perusahaan yang berkembang
umumnya adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan yang
mengalami kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
Sumatera Utara.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Horrison & Crossfield Ltd yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Mulanya
perusahaan ini bekas hak Concessie (hak konsensi) berdasarkan perjanjian antara
Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang
disahkan Resident Sumatra Timur dalam rangka Konferensi Undang-Undang
pokok Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1. Pada tahun 1962 perusahaan
ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan diantara
perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara.
Dengan adanya penggabungan ini di bentuklah PT PP London Sumatra Indonesia
Tbk.
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93
tanggal 18 Desember 1962 di hadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta dengan
naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat di hadapan notaris yang

33
Universitas Sumatera Utara

sama. Situasi negara yang saat itu mengalami pergolakan dengan Inggris turut
menimbulkan dampak pada perusahaan. Pemerintah Indonesia berniat mengambil
alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya kepada bangsa Indonesia.
Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 yang
pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan suatu badan
pemerintah dengan nama Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik
Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT PP
Dwikora I & II.
Seiring perjalanannya pada tahun 1967 diadakanlah suatu perjanjian antara
pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield Ltd dan anak
perusahaannya berdasarkan ketetapan Presiden No.6 tahun 1967. Persetujuan
perjanjian ini berlaku mulai tanggal 20 Maret 1968. maksud dan tujuan dari
persetujuan ini adalah :
a) Pengembangan hak milik penguasaan dari pemerintah Republik
Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan
yang pernah di kelolanya.
b) Melakukan kerja sama untuk kepentingan bersama dalam hal
perkebunan karet dan kelapa sawit dan proyek-proyek pangan yang
mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
c) Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan.
d) Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996
dan semua pengaturan lain yang bertalian dengan pengembalian
perusahaan-perusahaan asing di Indonesia.
e) Undang-undang No.1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing

34
Universitas Sumatera Utara

dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di
Indonesia.
Dengan hadirnya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan
tersebut oleh pemerintah Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya semula yaitu
Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan terjadi penggantian
nama menjadi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.
Pada tanggal 21 November 1991, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini :
a) PT Nagodang Plantation Company
b) PT Sibulan Plantation Company
c) PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
d) PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan diri dan menamakannya menjadi PT PP
London Sumatra Indonesia Tbk. Perusahaan ini adalah jenis perusahaan
Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan Penanaman
Modal tanggal 12 November 1991 No.794/III/PMA/1991. Pada tanggal 27 Juli
1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan
London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui
pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada
bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood
Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak
perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama. Jumlah kepemilikan
saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada saat itu adalah dengan
komposisi saham sebesar 47, 23 % Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar

35
Universitas Sumatera Utara

5, 83 % dan sisanya sebesar 46, 94 % dimiliki oleh masyarakat.
Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi tanaman
karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih memfokuskan
usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi kelapa sawit di
era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai
komoditas utama Perseroan.

5.2 Profil Turangie Palm Oil Mill
Turangie Palm Oil Mill terletak di Desa Bandar Telu, Kecamatan Salapian
Kabupaten Langkat dan berjarak 60 Km dari kota Medan Sumatera Utara.
Turangie Palm Oil Mill beroperasi pada tahun 1989 dengan kapasitas olah 45
ton/jam dan tingkat Extraction/Rendemen Oil 23,19 % dan Kernel 6,99 %.
Tabel 5.1 Kapasitas olah dan produksi Turangie Palm Oil Mill
CPO*
Tahun Luas Kapasitas TBS Olah
(ton/jam)
(ton/tahun)
(Ha)
beroperasi
Out put
OER
(ton)
(%)
1989

6,20

45,00

175.384,00

40.665,00

23.19

Kernel*
Out put KER
(ton)
(%)
12.252

6,99

Turangie Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan pengolahan
FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Turangie Estate, Bungara Estate dan Pulo Rambong
Estate,
Tabel 5.2 Jenis bahan baku dan bahan penolong proses
No Jenis Bahan Satuan Jumlah/Volume Sifat
1 TBS
Ton
80,489.44
Padat
2 Air
M3
72,132.00
Cair
3 Solar
Liter
78,448.00
Cair
4 Cangkang
Ton
4,880.23
Padat
5 Fiber
Ton
10,480.59
Padat
6

Keterangan
Bahan baku utama
Bahan penolong
Bahan bakar Genset
Bahan bakar Boiler
Bahan bakar Boiler

36
Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.3 Kegiatan utama di pengolahan kelapa sawit Turangie Palm Oil Mill
No
Flow Proses
Input Proses
Output Proses
7

1

Penerimaan buah

FFB (Buah Segar)

FFB (Buah Segar)

2

Perebusan buah

FFB (Buah Segar) +
Steam

SFB (Sterilized Fruit
Bunch) & Kondensat

3

Pengempaan

SFB (Sterilized Fruit
Bunch)

Berondolan (LF) &
Janjangan Kosong (EFB)

4

Pengepresan

Lose Fruit (Brondolan)

Crude Oil, Nut & Fiber

5a

Klarifikasi

Crude Oil + Delution
Water

CPO (Crude Palm Oil) &
Sludge/Effluent

5b

Pengolahan
Kernel

Nut

PK (Palm Kernel) &
Cangkang

6

Dispatch
(Pengiriman)

CPO (Crude Palm Oil)
& PK (Palm Kernel)

CPO (Crude Palm Oil) &
PK (Palm Kernel)

7

Station WTP

Air permukaan

Air Demineralisasi & Air
Reagen

8

Station Boiler

Air Demineralisasi +
Bahan bakar

Steam Boiler, Air
Blowdown & Abu Boiler

9

Station
Pembangkit

Steam Boiler (untuk
Turbin) dan Solar
(Genset)

Energi Listrik, Oli Bekas
(Ex Pelumas), &
Condensat

37
Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.12 Diagram alir Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

38
Universitas Sumatera Utara

Uraian dari diagram proses tersebut adalah:
Tabel 5.4 Kegiatan utama di pengolahan kelapa sawit Turangie Palm Oil Mill
No Flow Proses
Uraian Kegiatan
1
Station penerimaan Pada station ini buah segar diterima dari kebun
dan dilakukan penimbangan, sortasi/grading
8

2

Station Perebusan

3

Station Threshing
(Pengempaan

4

Station Pressing

Pemisahan crude oil dari berondolan sehingga
menghasilkan Crude Oil, Fiber dan Nut

5a

Station Klarifikasi

Pemisahan berdasarkan berat jenis dengan
menggunakan panas dan putaran, sebagai media
pemanas digunakan uap air (steam), sedangkan
untuk putaran, clarifier dilengkapi dengan stirrrer.

5b

Station Kernel

Proses pemecahan Nut dan pemisahan inti dengan
cangkang nya menggunakan perbedaan berat jenis

6

Pengiriman Produk ke user berikutnya atau buyer

7

Dispatch
(Pengiriman)
Station WTP

8

Station Boiler

9

Station Pembangkit

Buah direbus dengan menggunakan uap air untuk
menon aktifkan enzim lipase yang merupakan
katalisator pada pembentukkan asam lemak bebas,
untuk melunakkan daging buah sehingga
memudahkan proses pelepasan buah dari tandan
buah, untuk mempermudah lepasnya daging buah
dari nut, untuk mempermudah lepasnya kernel dari
cangkang dengan memberikan tekanan yang
berubah-ubah, serta untuk mengurangi kadar air
dalam buah
Memisahkan buah yang selanjutnya disebut
berondolan dari tandan

Proses pemurnian air dan mengilangkan ion ion
yang merusak pipa boiler untuk air umpan boiler
dengan menggunakan demint plant dengan prinsip
pertukaran ion.
Proses untuk menghasilkan uap air (steam) yang
diperlukan untuk proses yang ada di PKS, dan
steam untuk pembangkitan energi listrik dari
stream turbin.
Turbin digerakkan oleh steam boiler, kemudian
menggubah energi gerak menjadi listrik untuk
kebutuhan processing dan fasilitas dan sebagian
untuk perumahan karyawan. Listrik dari Genset
digunakan pada saat start up dan back up.

39
Universitas Sumatera Utara

5.3

Struktur Organisasi Turangie Palm Oil Mill
Bentuk organisasi yang dipakai suatu perusahaan sangat mempengaruhi

kebijakan pimpinan dalam mengorganisasi para bawahan secara keseluruhan.
Oleh karenanya menetapkan suatu kebijakan harus terlebih dahulu menetapkan
bentuk organisasi (struktur organisasi) yang menata sedemikian rupa jenjang
jabatan atau bagian, sehingga penetapan pegawai disesuaikan dengan keahlian,
kecakapan, kemampuan serta tingkat pendidikan pegawai dalam menjalankan
tugas yang dibebankan padanya. Jadi dengan adanya struktur organisasi yang
baik, teratur, maka setiap pegawai sesuai jabatannya akan mengetahui tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, maka setiap rencana kerja yang
sudah tersusun rapi akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai secara maksimal. Suatu sistem pengorganisasian pada
unit yang berbeda -beda memerlukan struktur

organisasi

yang

dapat

mempersatukan seluruh sumberdaya dengan cara yang teratur. Dengan struktur
organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada didalam organisasi dapat
diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktifitas masing-masing
dengan baik dan mendukung tercapainya sasaran perusahaan dengan efektif dan
efisien.
Bagi seorang Manajer, struktur organisasi sangat berguna sebagai pedoman dalam
pelaksanaan fungsi manajemen yang di dalamnya mencerminkan adanya
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi maupun
koordinasi dan pengawasan dalam pelaksanaan tugas masing-masing dalam
perusahaan. Bagi karyawan/pegawai juga untuk dapat mengetahui tugas dan
tanggung jawab serta kedudukannya dalam organisasi agar dapat bekerja dengan

40
Universitas Sumatera Utara

sebaik-baiknya secara efektif dan efisien.

Manager
Islamuddin S

Maint. Eng
Hariyadi

Coord.Shift
Radius G

Kasie
Anuar S

Shift Eng I
Tedy A

Shift Eng II
Parhorasan

Asst.Comp
Rudianto B

Main Form
Suriman

Clerk

Head Lab
Supardi

Shift Form
Irwan

Shift Form
Budi D

Form Comp
Radumuli B

Workers

Workers

Workers

Workers

Workers

Workers

Gambar 5.2 Struktur Organisasi Turangie Palm Oil Mill
3

Struktur organisasi yang digunakan pada PT PP London Sumatera Indonesia
Turangie Palm Oil Mill adalah lini fungsional. Dimana struktur organisasi lini
fungsional adalah bentuk organisasi yang didalamnya merupakan garis wewenang
yang saling menghubungkan langsung antara bawahan dan atasan berdasarkan
atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut.

41
Universitas Sumatera Utara

BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Statistik Deskriptif
6.1.1 Variabel Motivasi Kerja
Untuk variabel motivasi dapat diketahui item pertanyaan pertama didominasi oleh
jawaban setuju sejumlah 38 orang atau 57,6% dan sangat setuju 20 orang atau
30,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada umumnya menyatakan bahwa
kompensasi yang diterima memberikan motivasi untuk bekerja lebih giat.
Kompensasi finansial yang diberikan oleh perusahaan terdiri dari gaji, tunjangan
dan insentif.
Tabel 6.1 Frekuensi Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi Kerja
9

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Item Pernyataan

1

2

3

4

5

Kompensasi yang anda
terima, memberikan
motivasi untuk bekerja
lebih giat
Suasana kerja di
Turangie Palm Oil Mill
memberi rasa nyaman
bagi anda
Perusahaan memberikan
kesempatan berkarir bagi
anda
Pimpinan memberikan
perhatian terhadap tugas
dan tanggung jawab anda
dalam pekerjaan
Pimpinan memberikan
perhatian terhadap
prestasi anda dalam
bekerja

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

20

30,3

38

57,6

4

6,1

4

6,1

0

0,00

12

18,2

41

62.1

6

9,1

3

4,5

4

6,1

16

24,2

36

54,5

8

12,1

6

9,1

0

0,00

16

24,2

45

68.2

4

6,1

0

0,00

1

1,5

24

36,4

35

53,0

4

6,1

3

4,5

0

0,00

Selain ketiga kompensasi dalam bentuk materi tersebut, pihak perusahaan juga
memberikan kompensasi dalam bentuk non finansial, seperti pemberian fasilitas

42
Universitas Sumatera Utara

pendidikan dan kesehatan di lingkungan Turangie Palm Oil Mill.
Pada pertanyaan kedua mengenai suasana kerja, sebanyak 62,1% responden
menyatakan setuju dan 18,2% menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa suasana kerja di Turangie Palm Oil Mill memberikan kenyamanan bagi
para pekerja.
Pada pertanyaan ketiga mengenai kesempatan karir, sebanyak 54.5% responden
menyatakan setuju dan 24.2% menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa perusahaan memberikan kesempatan karir yang sama kepada semua
karyawan.
Pada pertanyaan keempat mengenai perhatian pemimpin pada pekerjaan yang
dilakukan karyawan, sebanyak 53% responden menyatakan setuju dan 36,4%
menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pimpinan di Turangie
Palm Oil Mill telah memberikan perhatian yang baik pada pekerjaan yang
dilakukan karyawan.
6.1.2 Variabel Kompetensi
Variabel Kompetensi dengan 5 (lima) indikator pertanyaan, jawaban dari
responden penelitian dapat anatara lain untuk item pertanyaan pertama didominasi
oleh jawaban setuju sejumlah 39 orang atau 59,1% dan sangat setuju 20 orang
atau 30,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada umumnya menyatakan
bahwa telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memecahkan permasalahan
dalam pekerjaan.

43
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.2 Frekuensi Jawaban Kuesioner Variabel Kompetensi
10

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Item Pernyataan

1

2

3

4

5

Menurut anda
pengetahuan yang anda
miliki sangat membantu
dalam memecahkan
masalah pekerjaan yang
anda hadapi
Anda merasa tingkat
pendidikan anda sudah
sesuai dengan pekerjaan
dan tugas yang diberikan
kepada anda
Hasil Pekerjaan anda
diterima dengan baik
oleh atasan dan rekan
kerja anda
Anda memahami
prosedur standar dan
instruksi kerja bidang
pekerjaan anda
Anda mengetahui dengan
jelas target dan tanggung
jawab bidang pekerjaan
anda

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

20

30,3

39

59,1

5

7,6

0

0,00

2

3,0

12

18,2

48

72,7

5

7,6

1

1,5

0

0,00

8

12,1

43

65,2

13

19,7

0

0,00

2

3,0

17

25,8

42

63,6

5

7.6

0

0,00

2

3,0

19

28,8

45

68,2

2

3,0

0

0,00

0

0,00

Pada pertanyaan kedua, sebanyak 72,7% responden menyatakan setuju dan 18,2%
menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa umumnya karyawan di
Turangie Palm Oil Mill merasa tingkat pendidikan yang dimiliki sudah sesuai
dengan pekerjaan dan tugas yang diberikan.
Pada pertanyaan ketiga, sebanyak 65,2% responden menyatakan setuju dan 19,7%
menyatakan ragu-ragu. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan di Turangie Palm
Oil Mill belum sepenuhnya yakin atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
Pada pertanyaan keempat, sebanyak 63,6% responden menyatakan setuju dan
25,8% menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan karyawan Turangie Palm
Oil Mill memahami instruksi dan standar kerja yang ditetapkan perusahaan.
Pada pertanyaan kelima mengenai tanggung jawab pekerjaan, sebanyak 68,2%
responden menyatakan setuju dan 28,8% menyatakan sangat setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa karyawan di Turangie Palm Oil Mill mengetahui dengan

44
Universitas Sumatera Utara

jelas target dan tanggung jawab bidang pekerjaan dilakukan.
6.1.3 Variabel Pelatihan
Variabel pelatihan terdiri dari 5 (lima) indikator pertanyaan. Item pertanyaan
pertama didominasi oleh jawaban setuju sejumlah 36 orang atau 54,5% dan sangat
setuju 13 orang atau 19,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada
umumnya menyatakan bahwa perusahaan telah menyelenggarakan pelatihan
sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 6.3 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Pelatihan
11

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Item Pernyataan

1

2

3

4

5

Menurut anda
perusahaan telah
menyelenggarakan
pelatihan sesuai dengan
kebutuhan
Menurut anda
perusahaan menyediakan
perlengkapan dan
fasilitas yang baik dalam
pelaksanaan pelatihan
Materi yang disampaikan
dalam pelatihan dapat
dengan mudah anda
pahami
Anda merasa puas
terhadap jawaban
pemateri atas pertanyaan
- pertanyaan yang
disampaikan peserta
training
Pelatihan yang telah anda
ikuti menambah
keterampilan anda dalam
bekerja

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

13

19,7

36

54,5

13

19,7

2

3,0

2

3,0

12

18,2

43

65,2

10

15,2

1

1,5

0

0,00

12

18,2

39

59,1

13

19,7

0

0,00

2

3,0

8

12,1

33

50,0

22

33,3

1

1,5

2

3,0

17

25,8

42

63,6

5

7.6

0

0,00

2

3,0

Pada pertanyaan kedua mengenai fasilitas pelatihan, sebanyak 65,2% responden
menyatakan setuju dan 18,2% menyatakan sangat setuju. Sebagian besar
karyawan di Turangie Palm Oil Mill menganggap bahwa perusahaan telah
menyediakan perlengkapan dan fasilitas yang baik dalam pelaksanaan pelatihan.

45
Universitas Sumatera Utara

Pada pertanyaan ketiga mengenai kemampuan memahami materi pelatihan,
sebanyak 59,1% responden menyatakan setuju dan 19,7% menyatakan ragu ragu. Hasil ini menunjukkan belum semua karyawan di Turangie Palm Oil Mill
dapat memahami dengan baik materi-materi pelatihan yang pernah disampaikan,
sehingga pelatihan belum memberikan hasil yang efektif.
Pada pertanyaan keempat, sebanyak 50% responden menyatakan setuju dan 33%
menyatakan ragu - ragu. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan di Turangie
Palm Oil Mill belum sepenuhnya merasa puas atas jawaban yang disampaikan
oleh pemateri dalam kegiatan pelatihan, sehingga pemahaman tentang materi dan
problem solving belum terakomodir dengan baik.
Pada pertanyaan kelima, 63,6% responden menyatakan setuju dan 25,8%
menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diikuti
oleh karyawan di Turangie Palm Oil Mill dapat menambah keterampilan dalam
bekerja.
6.1.4 Variabel Kedisiplinan
Variabel kedisiplinan terdiri dari 5 (lima) indikator pertanyaan. Item pertanyaan
pertama didominasi oleh jawaban sangat setuju sejumlah 38 orang atau 54,5% dan
setuju 26 orang atau 39,4%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada
umumnya menyatakan bahwa setiap karyawan berusaha tiba di tempat kerja tepat
waktu.
Pada pertanyaan kedua mengenai waktu pulang kerja, sebanyak 54,5% responden
menyatakan sangat setuju dan 42,4% menyatakan setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa karyawan di Turangie Palm Oil Mill berusaha pulang kerja tepat waktu.

46
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.4 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Kedisiplinan
12

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Item Pernyataan

1

2

3

4

5

Apakah anda selalu hadir
bekerja tepat pada
waktunya
apakah anda selalu
berusaha untuk pulang
kerja tepat pada
waktunya
Anda merasa mampu
untuk menaati semua
aturan yang ditetapkan
perusahaan
Atasan anda selalu tegas
dalam menjalankan
aturan yang berlaku
Anda merasa perusahaan
menetapkan dan
memberikan sanksi atas
kesalahan yang
dilakukan karyawan
tanpa memandang status
atau jabatan

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

38

54,5

26

39,4

2

3,0

0

0,00

0

0,00

36

54,5

28

42,4

1

1,5

0

0,00

1,5

0

21

31,8

34

51,5

8

12,1

1

1,5

2

3,0

24

36,4

31

47,0

7

10,6

3

4,5

1

1,5

16

24,2

27

40,9

17

25,8

5

7,6

1

1,5

Pada pertanyaan ketiga mengenai kemampuan mentaati aturan, sebanyak 51,5%
responden menyatakan setuju dan 31,8% menyatakan sangat setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa setiap karyawan di Turangie Palm Oil Mill berusaha
mentaati aturan yang ditetapkan perusahaan.
Pada pertanyaan keempat mengenai ketegasan pimpinan, sebanyak 47%
responden menyatakan setuju dan 36,4% menyatakan sangat setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa pimpinan di Turangie Palm Oil Mill tegas dalam
menjalankan aturan yang berlaku.
Pada pertanyaan kelima mengenai sanksi terhadap kesalahan karyawan, sebanyak
40,9% responden menyatakan setuju dan 25,8% menyatakan ragu -ragu. Hasil ini
menunjukkan bahwa belum semua karyawan di Turangie Palm Oil Mill menilai
pimpinan tegas dalam memberikan sanksi kepada karyawan, tidak memandang
status dan jabatan karyawan, namun berdasarkan tingkat kesalahan yang
dilakukan.

47
Universitas Sumatera Utara

6.1.5 Variabel Kepemimpinan
Pengawasan dilakukan oleh pimpinan sebagai suatu usaha membandingkan
apakah yang dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Hal ini berarti
juga pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan pimpinan yang mengusahakan
agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil kerja
yang dikehendaki. Variabel kepemimpinan terdiri dari 5 (lima) indikator
pertanyaan.
Tabel 6.5 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Pengawasan
13

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Item Pernyataan

1

2

3

4

5

Atasan anda selalu
melakukan pengawasan
terhadap setiap station
Anda merasa nyaman
dengan pengawasan yang
dilakukan oleh atasan
terhadap pekerjaan yang
anda lakukan
Atasan anda selalu
memeriksa hasil kerja
setiap karyawan
Atasan anda menegur
anda atau rekan anda
apabila melakukan
kesalahan
Atasan anda selalu
menasehati atau menegur
karyawan yang
melakukan kesalahan
dengan santun

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

22

33,3

39

59,1

5

7,6

0

0,00

0

0,00

14

21,2

43

65,2

6

9,1

2

3,0

1

1,5

16

24,2

43

65,2

5

7,6

2

3,0

0

0,00

32

48,5

31

47,0

2

3,0

1

1,5

0

0,00

24

36,4

30

45,5

12

18,2

0

0,00

0

0,00

Item pertanyaan pertama didominasi oleh jawaban setuju sejumlah 39 orang atau
59,1% dan sangat setuju 22 orang atau 33,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa

pimpinan di Turangie Palm Oil Mill selalu melakukan pengawasan pada setiap unit
kerja.
Pada pertanyaan kedua, sebanyak 65,2% responden menyatakan setuju dan 21,2%
menyatakan Sangat Setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan di Turangie

48
Universitas Sumatera Utara

Palm Oil Mill merasa nyaman atas pengawasan yang dilakukan oleh atasannya.
Pada pertanyaan ketiga mengenai pemeriksaan hasil kerja, sebanyak 65,2%
responden menyatakan setuju dan 24,2% menyatakan Sangat Setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa pimpinan di Turangie Palm Oil Mill melakukan pemeriksaan
hasil kerja setiap karyawan.
Pada pertanyaan keempat mengenai teguran pimpinan, sebanyak 48,5% responden
menyatakan sangat setuju dan 47% menyatakan setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa setiap karyawan di Turangie Palm Oil Mill yang melakukan kesalahan.
ditegur oleh pimpinan.
Pada pertanyaan kelima mengenai penyampaian koreksi kerja, sebanyak 45,5%
responden menyatakan setuju dan 36,4% menyatakan sangat setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa pimpinan di Turangie Palm Oil Mill menyampaikan teguran
atau koreksi terhadap kerja karyawan dengan santun.
6.1.6 Variabel Produktivitas Kerja
Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab dari
berbagai pihak. Perusahaan menyediakan alat, fasilitas pelatihan, dan prasarana
kerja lainnya, sementara karyawan berkewajiban untuk menampilkan ethos kerja,
sikap peduli dan kedisiplinan yang baik, berinisiatif untuk melakukan perbaikan
hasil kerja secara terus menerus.
Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang tinggi, perusahaan perlu
memperhatikan berbagai hal yang merupakan faktor pendorong dalam mencapai
produktivitas kerja, karena dengan produktivitas yang tinggi akan dapat menjamin

49
Universitas Sumatera Utara

kelangsungan hidup perusahaan.
Tabel 6.6 Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Produktivitas Kerja
14

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Item Pernyataan

1

2

3

4

5

Produktivitas anda dalam
bekerja meningkat
karena motivasi kerja
anda yang tinggi
Pengetahuan yang anda
miliki mendorong anda
untuk semakin efektif
dalam bekerja
Training yang
diselenggarakan
perusahaan mendorong
anda untuk semakin
menyadari pentingnya
menghindari peningkatan
oil losses
Anda selalu berusaha
untuk disiplin dalam
bekerja sehingga anda
berhasil meningkatkan
produktivitas kerja anda
Atasan anda selalu
mendorong anda untuk
bekerja dengan efektif
untuk menekan oil losses

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

f

(%)

17

25,8

45

68,2

4

6,1

0

0,00

0

0,00

28

42,4

35

53,0

3

4,5

0

0,00

0

0,00

27

40,9

36

54,5

1

1,5

2

3,0

0

0,00

35

53,0

29

43,9

2

3,0

0

0,00

0

0,00

28

42,4

36

54,5

2

3,0

0

0,00

0

0,00

Item pertanyaan pertama didominasi oleh jawaban Setuju sejumlah 45 orang atau
68,2% dan sangat setuju 17 orang atau 25,8%. Hal ini menunjukkan bahwa
responden pada umumnya menyatakan bahwa setiap karyawan akan meningkat
produktivitas kerjanya karena memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Pada pertanyaan kedua mengenai kompetensi, sebanyak 53,0% responden
menyatakan setuju dan 42,4% menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa kompetensi setiap karyawan di Turangie Palm Oil Mill mampu
meningkatkan produktivitas kerja.
Pada pertanyaan ketiga mengenai pelatihan, sebanyak 54,5% responden
menyatakan setuju dan 40,9% menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa pelatihan karyawan di Turangie Palm Oil Mill mampu meningkatkan

50
Universitas Sumatera Utara

produktivitas kerja karyawan.
Pada pertanyaan keempat mengenai disiplin kerja, sebanyak 53,0% responden
menyatakan sangat setuju dan 43,9% menyatakan setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa disiplin kerja karyawan yang semakin bertambah berdampak positif bagi
peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Pada pertanyaan kelima mengenai pengawasan kerja, sebanyak 54,5% responden
menyatakan setuju dan 42,4% menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan
bahwa pengawasan yang baik terhadap pekerjaan karyawan memberi dampak
positif bagi peningkatan produktivitas kerja karyawan.

6.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini uji asumsi klasik terdiri dari Uji Normalitas dan Uji
Multikolinearitas.
6.2.1 Hasil Uji Normalitas
Pada penelitian ini normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan
persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi
pada uji normalitas dengan menggunakan grarif histogram atau normal P Plot.
Uji normalitas Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan membandingkan distribusi
data yang akan diuji dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah
data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan
normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang
diuji normalitasnya dengan data normal baku. Penerapan pada uji Kolmogorov
Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji

51
Universitas Sumatera Utara

tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti
data tersebut normal. Jika signifikansi di bawah 0,05 maka terdapat perbedaan
yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data
yang diuji tidak normal, karena tidak berbeda dengan distribusi normal baku.
Hasil dari uji Kolmogorov Smimov dengan 66 responden.

Tabel 6.7 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
15

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters

66
a,b

Mean

.0000000

Std. Deviation
Most Extreme Differences

2.45794661

Absolute

.103

Positive

.103

Negative

-.045

Test Statistic

.103

Asymp. Sig. (2-tailed)

.079

Hasil uji Kolmogorov Smirnov yang ditunjukkan pada daris Asymp. Sig (2-tailed)
bahwa nilai signifikansi semua variabel lebih besar Dari 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Maksud dari data berdistribusi
normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi data
normal jika data memusat pada rata-rata dan median.
6.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik berikutnya adalah uji multikolinearitas, digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas,

yaitu

adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas.
Pada riset ini akan dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat nilai Variance

52
Universitas Sumatera Utara

Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
Menurut Ghozali (2006), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10

(VIF >

10), maka variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas dengan
variabel bebas lainnya.

Tabel 6.8 Hasil Uji Multikolinearitas
16

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error

Model
(Constant)

.907

2.220

Motivasi

.178

.113

Kompetensi

.326

Pelatihan

.033

Kedisiplinan
Kepemimpinan

Standar
dized
Coeffici
ents
Beta

t

Sig.

Collinearity
Statistics
Toler
VIF
ance

.408

.684

.186

1.573

.121

.710

1.409

.149

.285

2.185

.033

.583

1.715

.136

.033

.241

.811

.523

1.913

.233

.153

.185

1.527

.132

.676

1.479

.171

.171

.146

1.000

.321

.467

2.143

Pada kolom VIF, semua variabel independen memiliki nilai Variance Inflation
Factor (VIF) lebih kecil dari 10, sehingga disimpulkan antar variabel tersebut
tidak terjadi persoalan Multikolinearitas.

6.3 Hasil Koefisien Determinasi
Koefisien deterrninasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada
tabel model summaryb pada kolom R Square.
Tabel 6.9 Hasil Koefisien Determinasi
17

Adjusted R
Model
1

R
.636

R Square
a

.405

Square

Std. Error of the Estimate
.355

2.558

Nilai R sebesar 0,636, sesuai dengan pendapat Situmorang dan Lufti (2011)

53
Universitas Sumatera Utara

menunjukkan

korelasi yang erat antara kelima variabel independen

dengan

produktivitas kerja., Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,355. Artinya produktivitas kerja karyawan di Turangie Palm Oil Mill (Y)
dipengaruhi oleh lima variabel independen yang cukup kuat.

6.4 Hasil Persamaan Regresi
Pengujian hipotesis menyatakan bahwa ada pengaruh variabel independen (X)
terhadap produktivitas karyawan unit Turangie Palm Oil Mill.
Tabel 6.10 Hasil Persamaan Regresi
18

Unstandardized
Coefficients
Std.
Error
B

Model
1 (Constant)
Motivasi
Kompetensi
Pelatihan
Kedisiplinan
Kepemimpinan

.907

2.220

.178

.113

.326

Standardized
Coefficients
Beta

t

Sig.
.408

.684

.186

1.573

.121

.149

.285

2.185

.033

.033

.136

.033

.241

.811

.233

.153

.185

1.527

.132

.171

.171

.146

1.000

.321

Kemudian dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = 0,907 + 0,178 X1 + 0,326 X2 + 0,033 X3 + 0,233 X4 + 0,171 X5

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan :
Konstanta sebesar 0,907 artinya jika kelima variabel motivasi (X ), kompetensi
1

(X ), pelatihan (X ), kedisiplinan (X ) dan kepemimpinan (X ) nilainya 0, maka
2

3

4

5

tingkat produktivitas karyawan akan naik sebesar 0,907. Dengan kelima koefisien

54
Universitas Sumatera Utara

bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara kelima variabel (X1,
X2, X3, X4, X5) dengan tingkat produktivitas karyawan (Y) unit Turangie Palm Oil
Mill.

6.4 Analisis Statistik Inferensial
6.4.1 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap

variabel dependen secara simultan atau bersama-sama.

Tabel 6.11 Nilai Fhitung
19

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

267.055

5

53.411

Residual

392.698

60

6.545

Total

659.752

65

F
8.161

Sig.
.000

b

Tahap-tahap melakukan uji Simultan (Uji F):
1. Merumuskan Hipotesis
Ho

: Secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja,

kompetensi, pelatihan, kedisiplinan dan kepemimpinan terhadap produktivitas
kerja karyawan Turangie Palm Oil Mill.
Ha

: Secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja,

kompetensi, pelatihan, kedisiplinan dan kepemimpinan terhadap produktivitas
kerja karyawan Turangie Palm Oil Mill.
2. Tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan angka = 5% (signifikansi 5% atau 0.05).
Artinya bahwa derajat kepercayaan dari hasil pengujian hipotesis simultan

55
Universitas Sumatera Utara

mencapai 95%, hanya 5% kemungkinan kesalahan dalam memprediksi hasil
pengujian.
3. Nilai dari Fhitung
Dari hasil uji F pada Tabel 6.11 tersebut, di dapat nilai Fhitung sebesar 8.161
dengan probabilitas pada kolom Sig yakni 0,000.
4. Nilai dari Ftabel
Diketahui derajat kepercayaan 95%, a = 5%, dfl = 5, df2 = 60, diperoleh hasil
Ftabel = 2,386.
5. Kriteria Pengujian
-

Ho diterima dan Ha ditolak, bila Fhitung < Ftabel

-

Ho ditolak dan Ha diterima, bila Fhitung > Ftabel

6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Karena nilai Fhitung > Ftabel (8.161 > 2,386), maka Ho ditolak dan menerima Ha
yaitu: Secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja,
kompetensi, pelatihan, kedisiplinan dan kepemimpinan terhadap produktivitas
kerja karyawan Turangie Palm Oil Mill.
6.4.2 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Pengujian parsial (sendiri-sendiri) diadakan dengan melakukan uji thitung, mencari
besarnya thitung akan dibandingkan dengan ttabel. Pengujian thitung digunakan untuk
mengetahui kualitas regresi antara tiap-tiap variabel bebas (X) terdapat pengaruh
atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Untuk menguji apakah setiap variabel
independen

memberikan pengaruh atau tidak secara parsial terhadap

produktivitas kerja, maka dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung

56
Universitas Sumatera Utara

dengan niliai ttabel.
Tabel 6.12 Nilai thitung
20

Standardi
zed
Coefficie
Unstandardized Coefficients
Model

B

Std. Error

(Constant)

.907

2.220

Motivasi

.178

.113

Kompetensi

.326

Pelatihan
Kedisiplinan
Kepemimpina
n

nts
Beta

T

Sig.
.408

.684

.186

1.573

.121

.149

.285

2.185

.033

.033

.136

.033

.241

.811

.233

.153

.185

1.527

.132

.171

.171

.146

1.000

.321

Tahap-tahap melakukan uji Parsial (Uji t):
1. Hipotesis
Ho

:Motivasi, kompetensi, pelatihan, kedisiplinan kerja dan kepemimpinan
diduga secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas kerja k