Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. PP.London Sumatra Indonesia TBK Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lain yaitu pengaruh dari Organizational Citizenship
Behavior/OCB (Variabel independen) terhadap variabel kepuasan kerja (variabel
dependen). Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
assosiatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya untuk
mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau hubungan dengan
variabel lain.
3.2 Lokasi danWaktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk yang berada di Jl. Jendral Ahmad Yani No.2 - Medan. Waktu penelitian
mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan selesai.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Sebelum memulai penelitian, seorang peneliti harus mengidentifikasi
populasi dalam penelitiannya, menurut Sugiyono (2016:80) Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan yang berkerja pada kantor PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk Medan yang berjumlah 109 orang yaitu dari bagian/departemen Training

Universitas Sumatera Utara

Center, General Services, Engineering, CSR, Clinic Section, Procurement, Areal
Accounting, dll.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2016:82) Penentuan sampel pada pelitian ini
menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random
sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan
anggota sampel dari populasi diambil secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada di dalam populasi tersebut.
Oleh karena populasi telah diketahui jumlahnya, maka untuk menentukan
jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan rumus slovin dengan nilai kritis
sebesar 10%.

n=


N
1 + N ( e) 2

Sumber: Juliandi (2013:62)
Dimana:
1 = Konstanta
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
(e)2 = Persentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
sebanyak 10%.
Maka sampel akan dicari dengan menggunakan rumus slovin,

= 52 orang
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diperoleh sampel sebanyak 52 orang.

Universitas Sumatera Utara

3.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang secara teoritis di anggap paling mungkin atau paling tinggi
kebenarannya. Berdasarkan masalah yang diteliti maka penulis membuat
hipotesis sebagai berikut:
H o : Tidak terdapat pengaruh antara Organizational Citizenship Behavior (OCB)
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk Medan.
H a : Terdapat pengaruh antara Organizational Citizenship Behavior (OCB)
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk Medan.
3.5 Definisi Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan
klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu
istilah atau rangkaian kata. Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas
dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka
definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka
teoritis yang telah dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Djati (Titisari, 2014:6) mengungkapkan bahwa: “Organizational Citizenship
Behavior (OCB) adalah perilaku karyawan yang tidak nampak baik terhadap

rekan kerja maupun terhadap perusahaan, di mana perilaku tersebut melebihi
dari perilaku standar yang ditetapkan perusahaan dan memberikan manfaat

Universitas Sumatera Utara

bagi perusahaan”. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ini melibatkan
beberapa perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer
untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur
di tempat kerja.
2. Kepuasan Kerja
Gibson, Ivancevich, dan Donnely (Priansa, 2016:291) menyatakan bahwa:
“Kepuasan kerja ialah sikap seseorang terhadap pelayanan mereka, sikap itu
berasal dari persepsi mereka tentang pekerjaannya”.
Kepuasan merujuk pada pengalaman kesenangan atau kesukaan yang dirasakan
oleh seseorang ketika apa yang diinginkannya tercapai.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sebagai suatu unsur penelitian yang
merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur dalam rangka
memudahkan
operasionalisasi


pelaksanakan
dari

penelitian

masing-masing

dilapangan,
konsep

sehingga

yang

memerlukan

digunakan

dalam


menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang
dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No.

Variabel

1.

Variabel bebas
(X), yaitu :
Organizational
Citizenship
Behavior (OCB)


Definisi Variabel

OCB merupakan
perilaku sukarela
dari seorang
pekerja untuk mau
melakukan tugas
dan pekerjaan di
luar tanggung
jawab atau
kewajibannya
demi kemajuan
atau keuntungan
organisasinya.
2. Variabel terikat Kepuasan kerja
(Y), yaitu
merupakan
:Kepuasan Kerja sekumpulan
perasaan pegawai

terhadap
pekerjaannya,
apakah
senang/suka atau
tidak senang/tidak
suka sebagai hasil
interaksi pegawai
dengan
lingkungan
pekerjaannya atau
sebagai persepsi
sikap mental, juga
sebagai hasil
penelitian pegawai
terhadap
pekerjaannya.
Sumber: Diolah oleh peneliti (2016)

Indikator


Skala

1. Altruism
2.Conscientiousness
3. Sportmanship
4. Courtessy
5. Civic Virtue

Likert atau
Interval: Skala
ini mengukur
tingkat
persetujuan atau
ketidaksetujuan
responden
terhadap
serangkaian
pertanyaan yang
mengukur suatu
objek.

Likert atau
Interval: Skala
ini mengukur
tingkat
persetujuan atau
ketidaksetujuan
responden
terhadap
serangkaian
pertanyaan yang
mengukur suatu
objek.

1. Gaji
2. Promosi
3. Supervisi
(hubungan dengan
atasan)
4. Tunjangan
Tambahan

5. Penghargaan
6. Prosedur dan
Peraturan Kerja
7. Rekan Kerja
8. Pekerjaan itu
Sendiri
9. Komunikasi

Universitas Sumatera Utara

3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 macam pengumpulan data yaitu:
1. Pengumpulan Data Primer
Data Primer yaitu: Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan
narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi. Data
primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:
a. Angket (kuesioner)
Pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang
dilengkapi dengan berbagai alternatif jawaban.
b. Wawancara
Dengan melakukan wawancara singkat dengan narasumber yang terkait
dengan permasalahan penelitian.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diperoleh peneliti,
melainkan diambil dari pihak lain. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan
melalui:
a. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui bukubuku, dokumen, penelitian terdahulu, internet dan berbagai bahan yang
berhubungan dengan objek penelitian.

Universitas Sumatera Utara

b. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari lokasi
penelitian atau sumber-sumber lain yang berupa catatan tertulis ataupun
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Misalnya: Data gambaran perusahaan, Jumlah dan nama-nama karyawan,
dll.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data, maka peneliti menggunakan
teknik penentuan skor. Teknik yang digunakan adalah melalui penyebaran
kuesioner yang berkaitan dengan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada
responden, skala yang digunakan untuk teknik penentuan skor dalam penelitian
ini adalah menggunakan Skala Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu.
Adapun skor pada setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No.

Alternatif Jawaban

Skor

1.

Sangat Setuju (SS)

5

2.

Setuju (S)

4

3.

Kurang Setuju (KS)

3

4.

Tidak Setuju (TS)

2

5.

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Sumber: Juliandi, (2013:73)

Universitas Sumatera Utara

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari
masing-masing apakah tergolong sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju.
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Uji Instrumen
3.9.1.1 Uji Validitas
Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus dilakukan
uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik
dengan menggunakan bantuan paket program software statistic. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat, adapun kriteria dalam
menentukan valid tidaknya suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Uji reliabilitas akan menunjukkan konsisten dari jawaban-jawaban responden
yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas yang di uji
merupakan pernyataan yang sudah valid. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0.60.

Universitas Sumatera Utara

Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah:
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0.6, maka instrumen yang diuji adalah
reliabel.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0.6, maka instrumen yang diuji adalah tidak
reliabel.
3.9.2 Uji Hipotesis
Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Adapun uji t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Ho : β1 = 0 , Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
dari variabel independen yaitu Organizational Citizenship Behavior
(X) terhadap variabel dependen yaitu kepuasan kerja karyawan (Y).
Ha : β1 ≠ 0 , Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variabel independen yaitu Organizational Citizenship Behavior (X)
terhadap variabel dependen yaitu kepuasan kerja karyawan (Y).
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model
yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau

Universitas Sumatera Utara

tidak (Juliandi, 2013:174). Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas (Juliandi, 2013:174).
3.9.4 Uji Analisis Regresi Linier Sederhana
Peneliti ingin mengetahui arah hubungan antara variabel independen yaitu
Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap variabel dependen kepuasan
kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk apakah positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Maka dari itu akan digunakan
metode analisis regresi linear sederhana agar hasil yang diperoleh lebih terarah,
maka peneliti menggunakan bantuan program software statistic.
maka dimasukkan ke dalam rumus: Y = a + bX
Keterangan:

Y = Kepuasan Kerja
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen
X = Organizational Citizenship Behavior (OCB)

3.9.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Identifikasi determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Identifikasi determinasi
(R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel, maka harus dicari koefisien
determinasi

menunjukkan

(Organizational

Citizenship

besarnya
Behavior)

kontribusi
terhadap

variabel
variabel

independen
dependen

Universitas Sumatera Utara

(kepuasan kerja). Jika determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1) maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) adalah
besar terhadap variabel dependen (Y). Hal ini berarti model yang dipergunakan
semakin kuat menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap
variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil atau mendekati 0, maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X) adalah kecil terhadap
variabel dependen (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel
dependen. (Sujarweni, 2015:228)

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Sejarah PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk berawal dari satu abad
yang lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan
perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan LondonSumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama (PT. Lonsum), berkembang
menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih
100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, kakao dan teh di empat pulau
terbesar di Indonesia. Berbagai perusahaan perkebunan mengambil kesempatan
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak
tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906.
Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara
Zelfbestuur
yang

Deli

disahkan

dengan
President

beberapa
Sumatera

perusahaan
Timur.

Rubber
Dalam

Company
rangka

Ltd,

konfersi

Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) Hak Concessie tersebut
konversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam surat Menteri
Agraria tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962-1964 perusahaan ini memperluas bidang usahanya
dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang
memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini
terbentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

Universitas Sumatera Utara

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian
No. 93 tanggal 18 Desember 1962 dihadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta
dan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat dihadapan notaris yang
sama. Kemudian timbul pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara
pemerintahan Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesia berniat
mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkan kepada bangsa
Indonesia.
Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964
yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan pengawasan dari suatu badan
pemerintah dengan nama Badan Pengawas Perkebunan Asing Republik Indonesia
(BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya menjadi PT. PP. Dwikora I & II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan suatu
perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison & Crossfield
Ltd dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai tanggal
20 Maret 1968. Maksud dan tujuan dari perusahaan ini adalah:
1. Pengembangan hak milik penguasa dan pengusahaan dari pemerintah Republik
Indonesia kepada Horrison & Crossfield Ltd terhadap perkebunan yang pernah
dikelola.
2. Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet
dan kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek pangan
yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan:

Universitas Sumatera Utara

1. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996
dan semua peraturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaanperusahaan asing di Indonesia.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing
dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan
perusahaan tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada
pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan
diganti kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
Dalam perjanjian itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai
dan menjual hasil produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman.
Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
melakukan marger dengan beberapa perusahaan dibawah ini:
1. PT Nagodang Plantation Company
2. PT Sibulan Plantation Company
3. PT Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
4. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan nama menjadi PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk. Status PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
adalah perusahaan penanam modal Asing (PMA) berdasarkan surat Ketua Badan
Koordinasi

Penanaman

794/III/PMA/1991.

Pada

Modal
tanggal

tanggal
27

12
Juli

November
1994,

1991

kepemilikan

Nomor
saham

PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London
Sumatra Plantation dengan komposisi saham 100%. Dikarenakan krisis moneter

Universitas Sumatera Utara

yang melanda Indonesia menyebabkan komposisi saham mengalami beberapa kali
perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT. PP London Sumatra
Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham
sebesar 47,23%, Commerzbank (SEA) Ltd Singapura sebesar 5,83%, dan sisanya
sebesar 46,94% dimiliki oleh masyarakat. Sejak tahun 1996, perusahaan ini
menjadi perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT. PP London Sumatra
Indonesia Tbk telah dituntut untuk menjalankan aktivitasnya secara profesional
lagi. Untuk melanjutkan usahanya PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk telah
memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 1999.
Sejarah Gedung Lonsum Medan
Gambar 4.1
Gedung PT. Lonsum Medan pada tahun 1906

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Universitas Sumatera Utara

Hampir seluruh di wilayah Indonesia terdapat bangunan bersejarah.
Hal ini sebagai bukti historis perjalanan bangsa Indonesia yang sejak ratusan
tahun yang lalu. Di kota Medan, Sumatera Utara terdapat berbagai situs
peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik, misalnya Kantor Pos
Medan, Bank Indonesia, Gedung Jakarta Lioyd dan lainnya.
Di pusat kota, jalan Ahmad Yani kota Medan terdapat pula gedung kantor
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Bangunan bersejarah peninggalan
kolonial Belanda ini telah menjadi cagar budaya dan sebagai salah satu ikon kota
Medan. Gedung ini terletak sekitar 100 meter dari Lapangan Merdeka Medan.
Konon, menurut catatan sejarah yang didapat dari Badan Warisan Sumatera
bahwa gedung tersebut dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya
Ratu Juliana, Royal Dutch Family.
Gedung yang bergaya arsitektur Eropa ini dibangun oleh perusahaan
Inggris yaitu Horison & Crosfield Company (H&C). Perusahaan H&C yang
berpusat di Liverpool, Inggris ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang perdagangan berbagai komoditas. Di Indonesia, perusahaan ini mulai
merambah bisnis perkebunan karet di Sumatera, dan merupakan cikal bakal
lahirnya PT. Lonsum. Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda,
namanya diubah sesuai nama puteri Belanda menjadi Juliana Building.
Gedung berlantai lima ini didominasi warna putih khas gedung Eropa bad 18-19.
Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa seperti yang terlihat pada bentuk
jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya arsitektur kolonial Belanda
terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiang-tiang dan tangga besar
di depan pintu masuk.

Universitas Sumatera Utara

Lift Kuno di Gedung PT. Lonsum Medan
Gambar 4.2
Lift Kuno di Gedung PT. Lonsum Medan

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
PT. Lonsum merupakan gedung pertama di Medan yang menggunakan
teknologi lift untuk memudahkan pengguna bangunan berlantai lima ini.
Bentuk lift seperti sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco.
Lift

yang

digunakan

sejak

tahun

1910

ini

masih

berfungsi

baik.

Untuk mengantarkan penumpang ke setiap lantai, lift ini dioperasikan secara
manual lewat bantuan operator. Untuk perawatan lift yang berusia ratusan tahun
ini setiap hari Sabtu, bahkan setiap tahun didatangkan teknisi khusus dari Inggris.
Konon lift klasik tersebut hanya ada dua di dunia, yakni di Inggris dan
di Indonesia, di Gedung PT. Lonsum Medan. Tak heran bila, kelestarian gedung
dan lift yang berada di gedung PT. Lonsum ini mendapat perhatian dari
pemerintah setempat sebagai cagar budaya di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
A. Visi
Visi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah menjadi perusahaan
perkebunan yang efisien dengan memberikan strategi yang meliputi:
1. Perusahaan perkebunan dan peningkatan kapasitas produksi.
2. Efisien operasi dan biaya.
3. Pengembangan

secara

terus

menerus

dalam

program penelitian,

pengembangan, serta produksi CPO (Crude Palm Oil), karet dan cokelat.
B. Misi
Misi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan
menjadi salah satu penghasil pajak terbesar untuk negara.
C. Tujuan
Tujuan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah menjadi perusahaan
perkebuanan terbaik dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan.

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Makna Logo Perusahaan
Gambar 4.3
Logo PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia
Keterangan Gambar:
1. Warna hijau: Mengandung pengertian bahwa perusahaan ini bergerak dalam
bidang perkebunan dan bertujuan menghijaukan wilayah Indonesia.
2. Daun sawit: Melambangkan daunnya sedang berkembang dimana perusahaan
ini sedang giat-giatnya untuk terus menggunakan pohon sawit sebagai
komoditas utama perusahaan walaupun perusahaan juga menanam pohon lain
seperti karet, kakao, kopi, dan teh.

Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Ruang Lingkup Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan dan pengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi
bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman,
pemeliharaan,

pemanenan,

pengolahan

dan

penjualan

hasil

produksi.

Perusahaan ini mempunyai perkebunan yang tersebar di wilayah Republik
Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan
Kalimantan. Khusus wilayah Kabupaten Dati-II Deli Serdang terdapat 4 (empat)
perkebunan yang terletak di Kecamatan Galang, Tanjung Morawa, Rampah,
dan Tebing Tinggi.
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk menanam berbagai jenis tanaman
meliputi kelapa sawit, karet, coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas
berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada
di daerah Jawa yaitu di Jember dan Surabaya. Perkebunan-perkebunan lain
terletak di Ujung Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit, dan Kertasari
(Bandung). Selain perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk juga
memilki bebarapa unit pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun
untuk mengolah semua produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun sendiri.
Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan
dan penghematan biaya khususnya biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada
di Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1. R. Sialang POM untuk mengolah kelapa sawit
2. R. Sialang cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat)
3. S. Merah Crumb & Si Bulan Sheet untuk mengolah karet

Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya pabrik pengolahan tersebut maka seluruh hasil perkebunan
dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkan ke tempat lain. Semua produk yang
dihasilkan merupakan komoditi ekspor seperti CPO, Latek dan biji coklat kering
oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi yang
akan di ekspor tersebut dikirimkan ke Negara pengimport khususnya Singapura
dan bebebrapa Negara Lain seperti America, Jerman, Belanda, Italia, Kanada dan
juga India. Hasil produksi tersebut dikirim menggunakan jasa perkapalan melalui
pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat
ke kapal yang akan membawa ke Negara importer.
Dari tahun ke tahun PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini telah
memiliki metode pengolahan organisasi yang baik. Dengan keberhasilan yang
diperoleh PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan
manfaat kepada pemerintah antara lain:
1. Penghasil devisa Negara.
2. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan.
3. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.
4. Menyerap tenaga kerja deengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
memberikan

kesempatan

kerja

sehingga

dapat

mengurangi

jumlah

pengangguran.
5. Memberikan sumbangan kepada Negara dalam bidang Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.

Universitas Sumatera Utara

Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan,
yang terdiri dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan
yang dikelola oleh Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) hampir mencapai 2,3 juta ton per tahun. Lonsum juga
mengoperasikan beberapa fasilitas pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu
pabrik teh.
Perseroan mengelola lebih dari 112.000 hektar area perkebunan,
yang terdiri dari perkebunan inti dan perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi. Pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan
yang dikelola oleh Lonsum memiliki total kapasitas pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) hampir mencapai 2,3 juta ton per tahun. PT. Lonsum juga
mengoperasikan beberapa fasilitas pengolahan karet, satu pabrik kakao dan satu
pabrik teh.
Produksi minyak sawit lestari (CSPO) dimulai setelah perkebunan dan
pabrik kelapa sawit Lonsum di Sumatera Utara menerima sertifikasi Roundtable
on Sustainable Oil Palm (RSPO) di awal tahun 2009. Kemudian, Perseroan juga
menerima sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya
di Sumatera Selatan. Di akhir tahun 2014, PT. Lonsum merupakan salah satu
produsen CSPO terbesar di Indonesia, dengan produksi CSPO mencapai sekitar
44% dari total produksi minyak sawit (CPO). Selain itu, pada akhir 2013 Lonsum
juga telah meraih sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk tiga
area perkebunan dan satu pabrik di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

PT. Lonsum senantiasa mengadopsi praktek manajemen perkebunan dan
teknologi yang terbaik, serta berkomitmen membangun sumber daya manusia
yang
dan

terampil

dan

pengembangan

berpengalaman.
memegang

Kemampuannya

peranan

penting

di

dalam

bidang

riset

meningkatkan

produktivitas dan kualitas hasil perkebunan. Sampai tahun 2014, total tenaga kerja
PT. Lonsum mencapai lebih dari 15.000 karyawan, yang bekerja di kantor pusat
Perseroan di Jakarta, kantor-kantor regional, serta di area perkebunan yang
berlokasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
PT. Lonsum menjadi perusahaan terbuka di tahun 1996, serta mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, setelah Harrisons & Crossfield
menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Pan London Sumatra
Plantations (PPLS) di tahun 1994. Di tahun 2007, PT. Lonsum menjadi bagian
dari Grup Indofood ketika Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak
perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) di bidang agribisnis,
melakukan akuisisi melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT Salim Ivomas
Pratama Tbk (SIMP). Pada tahun 2010, IndoAgri melakukan divestasi 8%
kepemilikannya di PT. Lonsum, di mana 3,1% dijual ke SIMP. Pelepasan
kepemilikan ini telah meningkatkan porsi saham bagi investor publik menjadi
sebesar 40,5% dari 35,6%.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.4
Struktur Pemegang Saham PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan,
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan
program pelatihan dan mengikut sertakan staff dan karyawan pada kursus
dan seminar yang dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan
yang dilaksanakan dari dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman,
manajemen pengolahan tanaman. Selain itu yang diperoleh dari luar perusahaan
seperti pelatihan administrasi akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian
hama

penyakit

tanaman,

pengolahan

dan

perencanaan

pabrik.

Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan kesejahteraan pekerjanya
dengan memberikan sarana-sarana seperti perumahan, keagamaan, social,
pelayanan kesehatan dan olahraga.

Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menetapkan suatu
struktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis perusahaan dan lingkup
kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.
Adapun struktur organisasi yang dipergunakan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk Medan adalah struktur organisasi garis, yang perlimpahan
wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para
bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi
yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai
berikut:
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindar dari konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing
karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.5
Struktur Organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Deskripsi Tugas Perusahaan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan
terkemuka milik asing di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan
kegiatan usaha mencakup pembudidayaan, pemanenan, dan pengolahan kelapa
sawit, karet, coklat, kopi, teh, serta penjualan bibit kelapa sawit yang bermutu
tinggi, dan dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi sesuai
dengan pembagian kerjanya masing-masing agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan harapan.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Board of Commissioner (Dewan Komisaris)
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan
kepentingn perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan
pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja
tahunan yang diajukan President Direktur.
f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan
menurut cara pandang yang baik.

Universitas Sumatera Utara

2.

President Director (Presiden Direktur)
Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap
perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah sebagai berikut:
a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan
dengan lancar.
c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah
dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan
biaya perusahaan.
d. Seluruh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.

3.

Director Research
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Research adalah sebagai
berikut:
a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultan perusahaan
selama kunjungan ke perusahaan.
b. Mengontrol produksi bibit sawit, coklat, karet, dan hasil pemeliharaan
bibit unggul.

Universitas Sumatera Utara

4.

Director Production
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Production adalah sebagai
berikut:
a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang
produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun
kuantitas.
b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.

5.

Director Accounts
Wewenang dan tanggung jawab dari Director Accounts adalah sebagai
berikut:
a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan
atau perolehan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan
yang tidak tepat.
b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.
c. Bertanggung jawab terhadap pengukuran atas pelaporan keuangan
perusahaan.
d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk
dan uang keluar.

6.

Head of Government and Community Relations (Kepala Bagian
Hubungan Masyarakat)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.
b. Memimpin dan mengelola Government & Community Relations.

Universitas Sumatera Utara

c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government & Community
Relations
d. Membina

hubungan

antara

perusahaan

dengan

masyarakat

atau

Pemerintah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat disekitar perusahaan.
e. Membawahi Community Relations Manager & Government Relations
Manager.
7.

Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs (Sekretaris Direksi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Sekretaris Direksi adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
c. Menangani masalah hukum yang ada di perusahaan.
d. Memimpin dan mengolah pelaksanaan dan administrasi perizinan serta
dokumentasi.
e. Membawahi Legal Affair Manager.

8.

Head of Coorporate Communications (Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin

dan

mengelola

aktivitas

Coorporate

Communication,

termasuk:

Universitas Sumatera Utara

1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktivitas perusahaan.
2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal.
3) Membina hubungan dengan wartawan.
c. Membawahi

internal

Communication

Manager

dan

Eksternal

Communication Manager.
9. Head of Investor Relations (Kepala Bagian Investasi)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Investasi adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Menyiapkan informasi positif untuk investor dan calon investor dengan
koordinasi dengan seluruh departemen.
c. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dan selalu berupaya
memperluas jaringan komunikasi dengan cara berperan aktif dilembaga
investasi, pasar, bursa, perusahaan sekuritas, Bapepam, emitendan calon
emiten.
d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat perusahaan
secara langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.
e. Mengidentifikasi isu internal yang dapat mempengaruhi citra perusahaan
dimata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait.
f. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.

Universitas Sumatera Utara

10. Head of Internal Audit and Risk Management (Kepala Bagian Internal
Audit dan Manajemen Resiko)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Internal Audit dan
Manajemen Resiko adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur
b. Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management
c. Membuat kebijakan Risk Management.
d. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.
e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar
yang diperlukan.
f. Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.
11. Head of Human Resources (Kepala Bagian Personalia)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources)
dan GS (General Services).
b. Memimpin, mengelola dan mengendalikan aktifitas pengembangan dan
pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.
c. Mengembangkan strategi dan system pengembangan SDM serta
mengelola pelaksanaannya.
d. Membawahi HR Services Manager, HR Planning dan Recruitment
Manager.

Universitas Sumatera Utara

12. Head of General Services (Kepala Bagian Umum)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Umum adalah sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.
b. Memimpin, mengelola, dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang
berhubungan dengan layanan umum, kesehatan, dan keamanan kerja.
c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran
operasi perusahaan.
d. Membawahi Support Facilities Manager, Health and Safety Manager dan
GS Administration Staff.
13. Head of Security (Kepala Bagian Keamanan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Keamanan adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director and Director HR dan GS.
b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan
untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah.
d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah
kemanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
e. Membawahi semua Regional Security Manager dan Security Coordinator.

Universitas Sumatera Utara

14. Head of Treasury (Kepala Bagian Bendahara)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Bendahara adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin

dan

mengelola

dana

(Penerimaan,

penempatan,

dan

pengeluaran) perusahaan terselenggara dengan baik.
c. Membawahi Financial Instuition Relations Manager, Cash Management,
dan Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing
serta Administration Manager.
15. Head of Accounting and Tax (Kepala Bagian Akuntansi dan
Perpajakan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Akuntansi dan
Perpajakan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan
pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijkasanaan
perusahaan.
c. Melakukan semua koordinasi dengan semua Regional Finance Manager
untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.
d. Membawahi Recording and Consilidation Manager and Fixed Asset
Manager.

Universitas Sumatera Utara

16. Head of Procurement and Logistic (Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Kepala Bagian
Penerimaan dan Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan,
penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis
perusahaan secara optimal.
c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and
Planting Procurement Manager, Direct Material dan General Supllies
Procurement Manager, Infrastructure and Non Planting Pricyrenebt
Manager, Logistic Manager.
17. Co-Head

of Procurement

and

Logistic

(Wakil Kepala

Bagian

Penerimaan dan Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawab dari Wakil Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.
b. Membantu Head of Procurement and Logistic untuk mengelola dan
mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.

Universitas Sumatera Utara

18. Head of Project Management Office (Kepala Bagian Manajemen
Proyek)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Manajemen Proyek
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin,

mengelola

dan

mengkoordinasi

kegiatan

monitoring

perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan.
c. Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.
19. Head of Information System and Business Process (Kepala Bagian
Sistem dan Proses Bisnis)
Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Bagian Sistem dan Proses Bisnis
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi agar
dapat mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal.
c. Memahami Management Information System and Application Support
Manager, IT Quality Manager Infrastructure, Communication and Data
Center Operation Manager, Business Process dan System Prosedur
Manager.
20. Training Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Training Section adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan training.
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun
yang lama baik staff maupun karyawan.

Universitas Sumatera Utara

21. General and Home Affect
Wewenang dan tanggung jawab dari General and Home Afffect adalah
menangani dan mengendalikan masalah, problem dan gangguan yang terjadi
di rumah/kediaman atau dimana saja dari para Dewan Komisaris, Presiden
Diektur dan Direktur.
22. Clinic Section
Wewenang dan tanggung jawab dari Clinic Section adalah Menangani
pengobatan para staff dan karyawan kantor di klinik-klinik dan juga
pelayanan yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

4.2

Penyajian Data

4.2.1 Identitas Responden
Penelitian

ini

mengangkat

permasalahan

mengenai

Pengaruh

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Responden yang digunakan sebanyak 52 Karyawan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk. Para Responden yang telah melakukan pengisian kuisioner
kemudian akan diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, Usia, dan pendidikan
terakhir. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik secara umum
responden Penelitian.
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.

Kategori

Jumlah

Persentase

1.

Laki-laki

32

62%

2.

Perempuan

20

38%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pria
lebih banyak 62% (32 orang) dibandingkan dengan jumlah responden wanita
38% (20 orang). Hal ini disebabkan karena PT. PP. London Sumatra Indonesia
Tbk bergerak dibidang perkebunan, dan lebih banyak melibatkan pria dalam
banyak bidang.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No.

Kategori

Jumlah

Persentase

1.

21 – 30 tahun

11

21%

2.

31 – 40 tahun

27

52%

3.

41 – 50 tahun

9

17%

4.

> 50 tahun

5

10%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa PT. PP. London
Sumatra Indonesia Tbk didominasi umur antara 31 – 40 tahun sebanyak 27 orang
atau 52% dan 21 – 30 tahun sebanyak 11 orang atau 21% . Hal ini dapat
disimpulkan bahwa rata-rata karyawan masih produktif dalam bekerja sehingga
kinerja karyawan masih dapat ditingkatkan lagi. PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk memiliki karyawan yang cukup baik dari identitas umur, karyawan
diharapkan dapat bekerja produktif demi mencapai tujuan perusahaan.
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No.

Kategori

Jumlah

Persentase

1.

SMA/SMK/Sederajat

14

27%

2.

D1

0

0%

3.

D2

0

0%

4.

D3

20

38%

5.

S1

15

29%

6.

S2

3

6%

7.

S3

0

0%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa karyawan
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didominasi oleh tingkat pendidikan
Diploma (D3) sebanyak 20 orang atau 38%. Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa, sebagian besar karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
berpendidikan terakhir Diploma (D3). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan
memiliki kemampuan bekerja yang cukup tinggi sehingga diharapkan dapat
memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan.
4.2.2 Organizational Citizenship Behavior/OCB (X) pada PT. PP. London
Sumatra Indonesia Tbk
Dalam mengukur variabel Organizational Citizenship Behavior/OCB (X)
di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, peneliti menggunakan 5 (lima)
indikator yaitu altruism, conscientiousness, sportmanship, courtessy, civic virtue.
Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 10 (sepuluh) item
pernyataan. Dari pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti pada tabel di
bawah ini:
1. Altruism
Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator altruism, mengenai
karyawan yang mampu menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan
dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi
maupun masalah pribadi karyawan tersebut. Hal ini dapat dijelaskan pada
tabel-tabel sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Tentang Menolong Rekan Kerja yang
Kesulitan Dalam Mengerjakan Tugasnya
No

Keterangan

Jumlah

Persentase

1

Sangat Setuju

25

48%

2

Setuju

22

42%

3

Kurang Setuju

5

10%

4

Tidak Setuju

0

0%

5

Sangat tidak setuju

0

0%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, ditunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Sangat Setuju” yaitu sebesar 48% (25 responden) hal ini
menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk mempunyai rasa peduli yang tinggi terhadap rekan kerja
disekelilingnya, dan karyawan perlu menjalin hubungan yang baik kepada sesama
rekan kerjanya karena rekan kerja adalah partner dalam bekerja.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Tentang Memberikan Saran
Terhadap Masalah yang Dihadapi Rekan Kerja
No
1
2
3
4
5

Keterangan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Jumlah
15
29
4
4
0
52

Persentase
28%
56%
8%
8%
0%
100%

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, ditunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 56% (29 responden) hal ini

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk mau membantu memberikan saran yang membangun untuk
masalah yang sedang dihadapi, baik itu mengenai tugas di kantor maupun
membantu memberikan saran tentang masalah pribadi. Tapi walaupun demikian
masih ada karyawan yang memberikan jawaban tidak setuju (4 responden),
diharapkan agar para karyawan saling mempunyai rasa peduli terhadap rekan
kerja nya agar kondisi kerja penuh dengan kerja sama.
2. Conscientiousness
Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator Conscientiousness,
mengenai perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi yang diharapkan
perusahaan. Indikator ini menjangkau jauh di atas dan jauh ke depan dari
panggilan tugas. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesediaan Karyawan
Untuk Pulang Lebih Lama Dari Jadwal yang Ditetapkan Perusahaan
No

Keterangan

Jumlah

Persentase

1

Sangat Setuju

13

25%

2

Setuju

32

61%

3

Kurang Setuju

5

10%

4

Tidak Setuju

2

4%

5

Sangat tidak setuju

0

0%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, ditunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 61% (32 responden) hal ini
menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk bersedia untuk pulang lebih lama dari jam kerja yang ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

perusahaan, hal tersebut mereka lakukan biasanya karena mengerjakan tugas
kantor yang belum terselesaikan atau mengerjakan tugas yang harusnya dilakukan
untuk hari selanjutnya, atau juga karena ada urusan yang menyangkut tentang
perusahaan.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesediaan Karyawan
Untuk Melakukan Usaha yang Maksimal Demi Kesuksesan Perusahaan
No

Keterangan

Jumlah

Persentase

1

Sangat Setuju

22

42%

2

Setuju

28

54%

3

Kurang Setuju

2

4%

4

Tidak Setuju

0

0%

5

Sangat tidak setuju

0

0%

52

100%

Jumlah
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, ditunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 54% (28 responden) hal ini
menunjukkan bahwa kemauan karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
untuk bersedia melakukan usaha yang maksimal demi kesuksesan perusahaan
sangat tinggi kesediaannya, dan hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk adalah