Perawatan Diri Wanita Batak Toba (Studi Etnografi tentang Wanita Batak Toba di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan)

BAB II
GAMBARAN UMUM

Medan merupakan kota terbesar yang ada di Pulau Sumatera dan terletak di
bagian utara Pulau Sumatera. Medan adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Utara
dan menjadi kota terbesar yang ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.
Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur
dan utara, juga berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara. Medan dilalui
oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat
Malaka. Sungai lain yang mengaliri Kota Medan adalah Sungai Sikambing,
Sungai Tuntungan, Sungai Sulang- Saling, Sungai Badera, Sungai Belawan,
Sungai Putih dan Sungai Kera.
Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur
dari propinsi Sumatera Utara. Kota ini berada pada 2,5 sampai 3,5 meter di atas
permukaan laut. Secara geografis, Medan terletak pada koordinat 3,30°-3,43° LU
dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Kota Medan
beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu
udara di Kota Medan berada pada minimum 24°C dan maksimum 32,4°C.
Dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, kota Medan memiliki luas wilayah
yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Medan
memiliki luas wilayah 26.510 Hektar (265,10 Km2) atau 3,6% dari keseluruhan

wilayah Sumatera Utara.

51
Universitas Sumatera Utara

Mayoritas Penduduk yang ada di Kota Medan adalah suku Batak. Suku ini
adalah salah satu suku yang cukup besar di Indonesia. Suku lain yang ada di Kota
Medan yaitu Suku Jawa, Melayu, Mandailing, Aceh, Minangkabau, Sunda,
Tionghoa, dan Tamil. Agama yang dominan di Kota Medan adalah agama Islam
dan Kristen Protestan. Setelah itu, secara berurutan adalah agama Katholik, Budha
dan Hindu. Secara admnistratif kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 158
kelurahan, adapun 21 Kecamatan tersebut antara lain : Medan Baru, Medan Kota,
Medan Area Medan Barat, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Helvetia,
Medan Labuhan, Medan Belawan Kota, Medan Deli, Medan Johor, Medan
Polonia, Medan Maimun, Medan Marelan, Medan Petisah, Medan Selayang, dan
Medan Perjuangan.

2.1. Keadaan Geografis
2.1.1. Letak dan Geografis
Kecamatan Medan Baru ada pada 3,1 m diatas permukaan laut. Luas

wilayah Kecamatan Medan Baru adalah 5,41 km² dan terletak antara 3,5534 LU
dan 99,6582 BT. Kecamatan Medan Baru berbatasan dengan Kecamatan Medan
Petisah di sebelah utara, Kecamatan Medan Seyang di sebelah Selatan,
Kecamatan Medan Sunggal di sebelah barat, dan Kecamatan Medan Polonia di
sebelah timur.

52
Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Luas Wilayah per Kelurahan
Kecamatan Medan Baru memiliki enam kelurahan yaitu pertama kelurahan
Padang Bulan dengan luas 1,68 km2 kantor lurah berada di Jalan Letjend Jamin
Ginting No.540, kedua Petisah Hulu dengan luas 0,62 km2 kantor lurah berada di
jalan Syailendra No.15, ketiga kelurahan Darat dengan luas 0,28 km2 kantor lurah
berada di Jalan Kapten Pattimura No.151, keempat kelurahan Titi Rantai dengan
luas 1,06 km2 kantor lurah berada di Jalan Bahagia No.89, kelima kelurahan
Merdeka dengan luas 0,98 km2 kantor lurah berada di Jalan Sei Belutu No.5, dan
keenam kelurahan Babura dengan luas 0,79 km2 kantor lurah berada di Jalan
Kapten D.I. Panjaita No.71A. Kelurahan Padang Bulan memiliki wilayah yang
paling luas dari lima kelurahan lainnya yang ada di Kecamatan Medan Baru yaitu

sebesar 1,06 km2, dan kelurahan Darat mempunyai luas terkecil yakni 0,28 km2.

2.2. Struktur Penduduk
Pada tahun 2015 Kecamatan Medan Baru dihuni oleh 40.519 jiwa antara lain
: Pertama Kelurahan Padang Bulan jumlah penduduk 9.310 jiwa yang terdiri dari
jumlah laki-laki sebanyak 4.445 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 4.865
jiwa. Kedua Kelurahan Darat jumlah penduduk 1.965 jiwa yang terdiri dari
jumlah laki-laki 1.012 jiwa dan jumlah perempuan 953 jiwa. Ketiga Kelurahan
Petisah Hulu jumlah penduduk 4.829 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 2.415
jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 2.414 jiwa. Keempat Kelurahan Titi Rantai
jumlah penduduk 9.226 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebanyak 4.368
jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 4.858 jiwa.

53
Universitas Sumatera Utara

Kelima Kelurahan Merdeka jumlah penduduk 8.093 jiwa yang terdiri dari
jumlah laki-laki 4.075 jiwa dan jumlah perempuan 4.021 jiwa. Keenam Kelurahan
Babura jumlah penduduk 7.096 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 3.693 jiwa
dan jumlah perempuan 3.403 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak ada di kelurahan

Padang Bulan sebanyak 9.310 jiwa dan kelurahan Titi Rantai sebanyak 9.226 jiwa
sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kelurahan Darat sebanyak 1.923
jiwa. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan terbanyak
ada di kelurahan Padang Bulan, jumlah perempuan sebanyak 4.865 jiwa dan
jumlah laki-laki sebanyak 4.445 jiwa.

Tabel 2.1. Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Kecamatan
Medan Baru (2015)
Kelompok Usia
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54

55-59
60-64
65-69
70-74
75+

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
1.950
1.870
1.834
1.736
1.736
1.659
1.968
2.050
2.247
2.386
1.846

1.884
1.617
1.683
1.487
1.550
1.342
1.392
1.143
1.192
958
1.008
756
770
499
516
297
347
191
246
134

225

Jumlah
3.820
3.570
3.395
4.018
4.633
3.730
3.300
3.037
2.734
2.335
1.966
1.526
1.015
644
437
359


Sumber: BPS kota Medan (online)

54
Universitas Sumatera Utara

Tabel menyediakan jumlah penduduk yang diklasifikasikan pada usia dan
jenis kelamin. Kelompok usia 5-9 berjumlah 3.820 jiwa yang terdiri laki-laki
berjumlah 1.950 jiwa dan perempuan berjumlah 1.870 jiwa, kelompok usia 10-14
berjumlah 3.570 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.834 jiwa dan
perempuan berjumlah 1.736 jiwa, kelompok usia 15-19 berjumlah 4.018 jiwa
yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.968 jiwa dan perempuan berjumlah 2.050
jiwa, kelompok usia 35-39 berjumlah 3.037 jiwa

yang terdiri dari laki-laki

berjumlah 1.487 jiwa dan perempuan berjumlah 1.550 jiwa, kelompok usia 40-44
berjumlah 2.734 yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.342 jiwa dan perempuan
berjumlah 1.392 jiwa serta kelompok usia 45-45 berjumlah 2.335 jiwa yang terdiri
dari laki-laki berjumlah 1.143 jiwa dan perempuan berjumlah 1.192 jiwa.
Penelitian saya fokus kepada kaum wanita dengan usia 22 tahun sampai 50

tahun. Dari data tabel di atas, usia mulai dari 22 tahun sampai 50 tahun
diperkirakan ada 7.400 orang pada tahun 2015. Pemilihan usia wanita yang saya
jadikan sebagai informan didasarkan pada kebutuhan akan data penelitian. Saya
lebih memilih wanita karena saya berasumsi bahwa wanita sudah lebih memahami
tentang apa itu perawatan diri, terutama tentang perawatan diri tradisional. Usia
yang menurut saya tepat yaitu pada rentang 22 tahun sampai 50 tahun.

2.3. Pengamatan Penulis terhadap Lokasi Penelitian
Kelurahan Padang Bulan merupakan lingkungan yang aman dan nyaman
dari sekian banyak Kelurahan yang ada di Medan. Masyarakat di Kelurahan
Padang Bulan tetap menjalani kehidupan dengan tentram walaupun latar belakang

55
Universitas Sumatera Utara

yang mereka miliki berbeda- beda. Suku Batak Karo, Batak Toba, Melayu, Jawa,
dan suku- suku lainnya bisa hidup berdampingan dengan baik tanpa ada
pertengkaran. Di Kelurahan Kehidupan di Kelurahan Padang Bulan sudah
modern. Itu karena Kelurahan Padang Bulan sudah merupakan wilayah yang
terbuka dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Sehubungan

dengan itu pula lah di Kelurahan Padang Bulan banyak terdapat warnet (Warung
Internet).
Kebanyakan orang- orang yang menjadi pelanggan tetap dari warnetwarnet yang ada di Kelurahan Padang Bulan adalah para pemuda yang berstatus
mahasiswa. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk tetap tinggal
sampai pagi di warnet dan tidur disana. Jadi jika kita melihat di malam hari
sampai larut malam, dan di pagi- pagi buta masih ada saja orang atau lebih
tepatnya pemuda bermain di warnet, maka itu sudah menjadi pemandangan yang
biasa. Hal yang membuat mereka begitu adalah karena kecintaan mereka dengan
permainan online atau lebih sering disebut “Game Online”.
Kelurahan Padang Bulan merupakan salah satu kelurahan yang menjadi
tempat tinggal banyak mahasiswa. Jadi, di Kelurahan Padang Bulan banyak
terlihat mahasiswa atau bisa dibilang sebagai lingkungan mahasiswa. Itu karena di
Kelurahan Padang Bulan tidak sedikit warga yang membuat bangunan yang
dimilikinya menjadi sebuah kos- kosan. Harga dan bentuk dari tiap kos- kosan
juga bervariasi. Ada yang mahal, murah, dan dengan harga rata-rata. Kos- kosan
yang murah biasanya terhitung dari 2-3jt, dikatakan dengan harga biasa(sedang)
yaitu sekitar 3,5-4,5jt dan terbilang mahal jika harganya 4,6-7jt. Tapi biasanya

56
Universitas Sumatera Utara


harga sesuai dengan kualitas. Jika harganya murah, maka kualitasnya juga tidak
terlalu bagus. Dindingnya mungkin terbuat dari triplek, lantainya hanya berlapis
semen dan ukurannya kecil. Sedangkan yang mahal berukuran besar, lantainya
keramik, dinding dari semen, lengkap dengan cat berwarna cerah, bahkan
difasilitasi dengan kasur, lemari, kipas angin atau AC (Air Conditioner) dan Wi-fi.
Begitu pula dengan tingkat keamanannya, kos- kosan yang mahal biasanya
memiliki gerbang yang bagus atau berukuran besar, bahkan ada yang diawasi
dengan CCTV.
Salah satu penyebab kenapa di Kelurahan Padang Bulan banyak koskosan adalah karena di Kelurahan Padang Bulan ada kampus USU (Universitas
Sumatera Utara) dan AMIK MBP (Akademi Manajemen Informatika Komputer
Medan Business Politechnyic)

2.4. Sejarah Perawatan Tubuh17
Perawatan tubuh wanita pada zaman dahulu tidak melulu identik dengan
wanita. Perawatan diri juga dilakukan oleh kaum pria. Karena pria pun harus
merawat tubuh mereka agar mendapat tubuh yang sehat dan tidak mudah sakit.
Selain itu, perawatan diri juga mereka lakukan untuk penampilan. Banyak hal
yang bisa dilakukan untuk perawatan tubuh, baik secara alami maupun
menggunakan bahan kimiawi. Perawatan tubuh sudah dikenal dan dilakukan sejak

17

Is a , “ejarah Pera ata Tu uh Wa ita Pada )a a Dahulu da Tips Mera at Tu uh ,
diakses
dari
http://parasayu.net/perawatan-tubuh-wanita-pada-zaman-dahulu-dan-tipsmerawat-tubuh/, 06 Juni 2017, Pkl. 19.30 wib

57
Universitas Sumatera Utara

jaman sebelum Masehi. Bukan hanya untuk penampilan saja, setiap pria dan
wanita melakukan perawatan tubuh untuk kebutuhan agama juga perang.
1. Perawatan Tubuh Wanita Pada Zaman Mesir Kuno Ratu Cleopatra dikenal
sebagai ikon kecantikan pertama kali di dunia. Tidak

heran bila Negara Mesir

kuno selalu menjadi referensi awal para arkeolog dan sejarawan. Pada masa 37
tahun sebelum masehi, Cleopatra telah memiliki spa pribadi dengan komposisi
bahan di dalamnya yaitu aspal dan garam yang diambil dari Laut Mati. Seorang
perempuan simbol kecantikan Mesir yaitu Ratu Cleopatra juga melakukan hal-hal
yang tak lazim. Dia menggunakan lemak angsa dan makan kacang untuk
menghilangkan kerutan di wajahnya. Selain itu dia juga menggunakan abu siput
untuk menghilangkan bintik - bintik di wajahnya akibat paparan sinar matahari.
Untuk menutupi luka atau jerawat di wajah dan pipi yang memerak para
perempuan Mesir bunga mawar, kapur, kelopak bunga poppy, dan kotoran buaya.
Riasan mata juga telah dikenal oleh perempuan Mesir. Mereka
menghiasan kelopak mata bagian atas dan bawah menggunakan kohl (kosmetik
mata tradisonal yang biasa digunakan di timur tengan, utara Afrika dan sebagian
Afrika barat) yang merupakan zat hitam yang terbuat dari abu atau jelaga.
Kosmetik tersebut fungsinya mirip dengan eyeliner di masa sekarang. Trend mata
Mesir ini menyebar hingga ke Romawi dan Turki (bahkan di Turki masih dipakai
hingga sekarang ini). Kohl juga digunakan untuk menggelapkan bulu mata dan
alis, sehingga membuat wajah seorang wanita lebih menarik. Perempuan Mesir
Kuno juga telah mengenal teknik mewarnai warna kelopak mata mereka (pada

58
Universitas Sumatera Utara

zaman sekarang kosmetik ini disebut eyeshadow). Warna-warna tersebut didapat
dari batu-batu berwarna. Seperti warna biru yang didapatkan dari azurite.
Trend bulu mata yang disukai perempuan Mesir saat itu adalah panjang
dan lentik. Sedangkan untuk alis, mereka menyukai apabila bentuk kedua alisnya
dapat saling menyentuh. Trend makeup ini berlangsung hingga abad pertama
Masehi. Masyarakat Mesir kuno juga memiliki wadah sendiri untuk menyimpan
produk perawatan kulit dan kosmetik mereka lengkap dengan keterangan
manfaatnya. Pemakaian kosmetik yang meluas di kalangan masyarakat Mesir
kuno ini dibuktikan dari ditemukannya residu kosmetik di dalam sebuah makan
yang berusia lebih dari 3000 tahun. Ada lima item kosmetik yang menentukan
status sosial pemakainya yaitu eyeliner, parfum, sabun, minyak tubuh dan cat
kuku. Seorang bangsawan Mesir akan memoles kukunya dengan warna merah
menyala, sedangkan rakyat jelatanya berkuku pucat.

2. Perawatan Tubuh Wanita Pada Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Menjadi cantik adalah dambaan setiap perempuan pada setiap zaman. Dan
muncul sebuah setereosip bahwa cantik itu harus berkulit putih. Oleh karena itu
banyak perempuan yang berupaya dengan berbagai macam cara untuk membuat
kulitnya menjadi putih, seperti yang dilakukan para perempuan pada masa
Romawi Kuno. Sebenarnya kulit alami seorang perempuan Romawi berwarna
kuning gading. Untuk bisa mendapatkan kulit berwarna putih mereka melakukan
berbagai macam perawatan yang menjijikan. Para perempuan Romawi Kuno
menggunakan bubuk kapur, kotoran buaya, dan timah putih untuk memutihkan
seluruh wajah. Ovidius Naso (seorang penyair zaman Kekaisaran Romawi)

59
Universitas Sumatera Utara

menggambarkan campuran yang digunakan para perempuan tersebut sebagai
berikut:
“Dua pon gandum dicampur dengan Vetch (sejenis tanaman semak-semak)
kemudian ditambah dengan sepuluh telur. Dikeringkan di ruangan terbuka.
Kemudian digiling dengan batu batu di bawah pantat orang. Setelah selesai
digiling ditambah tanduk dari kepala rusa yang sehat yang sudah dihancurkan
sebanyak seperenam pound. Lalu semua kembali dihancurkan sampai menjadi
bubuk halus dan disaring. Tambahkan dua belas tanaman bakung yang telah
dikuliti dan kembali dihaluskan dengan mortar marmer. Ada pula yang
ditembahkan dengan dua ons permen dan tuscan (sejenis bahan makanan) serta
madu. Dipercaya apabila seorang perempuan mencoreng wajahnya dengan
kosmetik ini akan tampak lebih cerah”.
Kosmetik digunakan oleh para perempuan dari semua golongan. Tentunya
perempuan kaya dapat membeli prosuk kosmetik yang mahal. Produk-produk
kosmetik yang mereka gunakan tidak beraroma sehingga mereka tidak
membutuhkan parfum. Sedangkan para pelacur menggunakan kosmetik murah
yang beraroma busuk. Oleh sebab itu para pelacur ini membutuhkan parfrum.
Pada akhirnya parfrum mejadi ciri khas dari jati diri para pelacur dan juga stigma
dari rumah brodil pada masa Romawi Kuno ini. Meskipun sama - sama
menggunakan kosmetik, para perempuan kaya menggunakannya dengan
sederhana agar terlihat alami sedangkan para pelacur terlalu banyak menggunakan
makeup yang membuat wajah mereka terlihat lebih tua atau lebih muda. Dengan
demikian orang dapat melihat indikasi bahwa seorang perempuan adalah seorang

60
Universitas Sumatera Utara

pelacur dari tampilan makeupnya. Dan juga kosmetik pada masa Romawi Kuno
tidak hanya berhubungan erat dengan kecantikan tetapi juga dengan prostitusi.
3. Perawatan Tubuh Wanita Pada Abad Pertengahan di Jepang
Geisha Jepang sejak dulu kala, memutihkan kulit dengan adonan tepung
beras dicampur kotoran burung dan mengoleskannya ke seluruh wajah dan tubuh.
Ramuan ini kemudian dioleskan ke seluruh wajah. Pengaplikasiannya tidak hanya
di seluruh wajah, tapi juga ke bagian dalam lubang hidung, bibir dan kelopak
mata.
4. Perawatan Tubuh Wanita Pada Zaman Ratu Elizabeth
Pada masa Ratu Elizabeth, gadis-gadis terpesona warna merah menyala
rambut sang ratu sehingga wig warna serupa menjadi tren. Wanita Inggris kala itu
memakai alkali sebagai pewarna rambut sehingga rambut rontok. Hal itu pula
yang mendasari pemakaian wig, untuk menutupi rambut rontok mereka.
Masalahnya, wig tersebut dibuat dari bahan-bahan berbahaya seperti sulfur dan
kelopak bunga safflower. Campuran dua bahan tersebut menyebabkan kepala
pusing, nausea/mual, hingga mimisan. Untuk membuat mata terlihat bening, Ratu
Elizabeth mengenalkan tanaman nightshade yang beracun sebagai obat tetes mata.
Karena belum tersedianya informasi dan klaim ilmiah praktek kecantikan dan
perawatan tubuh pada masa lampau banyak yang tidak mengindahkan bahaya
yang akan diakibatkannya. Bahkan tradisi-tradisi tersebut masih dilakukan hingga
saat ini.

61
Universitas Sumatera Utara

5. Membabat kaki
Zaman Dinasti Tang abad-10 ada tradisi unik bernama foot binding atau
pengikatan kaki. Tradisi dilakukan sejak mereka berusia 6 atau 7 tahun hingga
dewasa. Sebenarnya tradisi ini dianggap penderitaan bagi para wanita China kala
itu. Tapi rasa sakitnya diabaikan demi kaki mungil ibarat bunga lotus. Konon
zaman Dinasti Tang tersebut, kaki mungil menjadi dambaan semua wanita China
juga menjadi syarat wajib menikah. Sang pria tidak akan mau melamar, bila pihak
perempuan ternyata kakinya tidak diikat. Atas alasan itulah, sang ibu dengan
perasaan berkecamuk, terpaksa mengikat kaki anak perempuannya dengan
harapan dapat menikah di masa depannya.
6. Cincin leher
Terinspirasi dari leher panjang jerapah, Beberapa suku di Asia Afrika
menggunakan cincin leher untuk mendapatkan bentuk leher jenjang dan cantik.
Cincin leher berbahan kuningan ini dikenakan sejak kanak-kanak dan jumlahnya
ditambahkan seiring usia bertambah. Tanpa cincin-cincin ini, mereka tidak bisa
menopang

kepala

secara

tegak

karena

otot

sudah

berhenti

tumbuh.

7. Berkumur dengan urin(orang Portugis)
Bangsa Romawi kuno demi mendapatkan gigi putih bersih, mengimpor
urin

bangsa

Portugis

sebagai

pembersih

mulut

dan

penyegar

nafas.

8. Cat rambut dari darah sapi
Wanita Iran menggunakan campuran Henna, kecebong dan darah dari sapi
hitam untuk menghitamkan dan merawat kesehatan rambut.

62
Universitas Sumatera Utara

9. Cakram bibir
Para wanita yang tinggal di sekitar Sungai Amazon, Amerika Selatan dan
Afrika mempercayai bila bibir indah adalah bibir berukuran besar. Wanita –
wanita ini menindik bibir mereka dengan cakram berbahan ringan seperti kayu.
10. Pelihara Ulat Dalam Perut Demi Badan Langsing
Wanita Inggris mengkonsumsi pil larva ulat di era 1800-an untuk
menurunkan berat badan. Cara kerjanya, ulat akan mengkonsumsi kalori yang
masuk lambung dan ulat akan dikeluarkan dari lambung bila sudah tumbuh besar.
11. Menghilangkan Bulu Dengan Cepat
Tahun 1700, wanita Eropa merontokkan bulu dengan kotoran kucing yang
sudah dikeringkan dan mencampurnya dengan cuka.
12. Besi Panas Catok Rambut
Para wanita jaman dulu bila menginginkan tampilan rambut yang berikal
dan bergelombang, menggunakan besi panas yang digulungkan pada rambut.
Untuk hasil akhir tampilan rambut yang rapi, mereka menggunakan permen karet.
13. Alat Pengecil Tulang Pipi
Isabelle Gilbert menciptakan mesin pengecil tulang pipi yang beredar di
pasaran tahun 1936. Mesin ini terbuat dari besi yang menjepit kedua tulang pipi.
Karena hasil akhir yang berhasil membuat tidurs, kabarnya alat ini popular di
kalangan bangsawan.
14. Alat Penghilang Jerawat
Meski jaman dulu banyak yang melakukan perawatan tubuh dengan
memanfaatkan bahan alami untuk mendapatkan tubuh dan wajah idaman. Tak

63
Universitas Sumatera Utara

sedikit pula yang mencoba teknologi baru dalam perawatan demi mewujudkan
riasan wajah dan penampilan yang sempurna. Tahun 1930 ilmuwan menemukan
teknologi menghilangkan jerawat menggunakan karbon dioksida. Hidung dan
mata pasien harus ditutup dan pasien bernapas melalui tabung yang dimasukan
dalam mulut.
15. Alat Wajah Merona
Tahun 1940, tercipta alat yang membuat kulit wajah tampak lebih merona
dan lebih muda.
16. Alat Tabir Surya
Freckleproof Cape tercetus sebelum produk tabir surya ditemuka. Alat ini
berguna melindungi kulit dari sengatan matahari.

64
Universitas Sumatera Utara