Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah yang Diinokulasikan Nematoda (Meloidogynespp.) dan Pemberian Beberapa Bahan Organik Chapter III V

14

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakandi Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi,
Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat ± 1250 m di atas permukaan laut
mulai bulan Mei 2016 sampai 13 November 2016..
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit tanaman kentang
varietas Tenggo, Margahayu, dan Maglia dari Kebun Balai Penelitian Tanaman
Berastagi,

kompos

pertanian

yang

berasal

dari


limbah

tanaman,

Leguminoceae(kacang tanah, mucuna)sebagai kompos, tanah, nematoda puru
akar, tanaman tomat, dan bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan adalah, meteran, mikroskop, sprayer, petridish,
timbangan analitik, cangkul, gembor dan pisau dan alat-alat lain yang akan
mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
yaitu :
Faktor I : Pemberian bahan organik yaitu :
K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos + Aplikasi Nematoda)
K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos + Tidak Ada
AplikasiNematoda)
K3 = Kompos Mucuna + Aplikasi Nematoda
K4 = Kompos Kacang Tanah + Aplikasi Nematoda


Universitas Sumatera Utara

15

Faktor II : Perlakuan Varietas,yaitu :
V1 = VarietasTenggo
V2 = VarietasMaglia
V3 = Varietas Margahayu
Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12, yaitu :
K1V1

K2V1

K3V1

K4V1

K1V2

K2V2


K3V2

K4V2

K1V3

K2V3

K3V3

K4V3

Jumlah ulangan

:3

Jumlah kombinasi perlakuan

: 12


Ulangan

:3

Jumlah petak

: 36

Jumlah tanaman per petak

: 3 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya

: 108 tanaman

Jumlah tanaman sampel/petak

: 3 tanaman


Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Dimana:
Yijk

: Data hasil pengamatan dari unit percobaan ke-i dengan perlakuan
beberapa varietastaraf ke-j dan Beberapa jenis kompos Leguminoceaepada
taraf ke-k

µ

: Nilai tengah

Universitas Sumatera Utara

16

ρi


: Efek blok ke-i

αj

:Efek beberapa varietas ke-j

βk

:Efek perlakuan beberapa jenis kompos Leguminoceaeke-k
(αβ)jk

: Efek interaksi dari perlakuanbeberapa varietas pada taraf ke-j dan
perlakuanbeberapa jenis kompos Leguminoceae pada taraf ke-k

εijk

: Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan perlakuanbeberapa
varietas pada taraf ke-j dan perlakuan beberapa jenis kompos
Leguminoceae pada taraf ke-k

Terhadap sidik ragam yang nyata, dilanjutkan analisis lanjutan

dengan menggunakan Uji Rata-Rata Duncan Berjarak Ganda dengan taraf 5 %
(Bangun, 1991).
Tabel 1. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan Penguraian
Kuadrat Tengah Harapan
Kuadrat Tengah
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Harapan
Ulangan
r-1=v1
JKU
KTU
KTU/KTG
Perlakuan
p-1=v2

JKP
KTP
KTP/KTG
Varietas (A)
a-1
JKA
KTA
KTA/KTG
σ2e + r σ2AB + rl σ2A
Kompos (B)
b-1
JKB
KTB
KTB/KTG
AxB
(a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG σ2e+r σ2AB
Galat
v3-v2-v1
JKG
KTG

σ2 e
Total
rab-1=v3
JKT
Keterangan: σ2e= ragam galat; σ2A = ragam genotipe; σ2AB = ragam interaksi; KTA=M3;
KTAB=M2; KTG=M1

(Sastrosupadi, 2000).

Universitas Sumatera Utara

17

Pendugaan Parameter Genetik
Pendugaan komponen ragam genetik, ragam lingkungan, dan ragam
fenotipe (ragam interaksi genotipe dengan lingkungan) dihitung berdasarkan
kuadrat tengah harapan pada Tabel1 (Syukur et al. 2015) :
σ2 e

= M1


σ2 g

=

M3 –M2
rl
σ2

σ2 p

σ2

= σ2g + AB + e
l
rl
Keterangan : σ2e = ragam galat; σ2g= ragam genotipe; σ2p = ragam fenotipe; σ2AB =
ragam interaksi; r = ulangan; l = lingkungan

Luas sempitnya nilai keragaman genetik suatu karakter ditentukan

berdasarkan ragam genetik (σ2g). Koefisien Keragaman Genetik (KKG) diduga
dari persamaan berikut:
KKG = (√σ2g/ x) X 100%
Keterangan : σ2g= ragam genetik dan x = rata-rata populasi.
Dengan kriteria KKG sebagai berikut: Sempit: 0-10%, sedang 10-20%, dan luas

>20%
Heritabilitas
Heritabilitas adalah perbandingan antara besaran ragam genotipe dengan
besaran total ragam fenotipe dari suatu karakter. Hubungan ini menggambarkan
seberapa jauh fenotipe yang tampak merupakan refleksi dari genotipe. Nilai
dugaan heritabilitas h2(BS) dalam arti luas (Syukur et al. 2015) adalah:
Heritabilitas h2(BS)=

σ2g
σ2p

x 100%

Dengan kriteria nilai heritabilitas sebagai berikut: Rendah: h2(BS )< 20%, sedang:
20% ≤ h2(BS) ≥ 50%, tinggi: h2(BS)> 50%.

Universitas Sumatera Utara

18

Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui karakter yang berkaitan
dengan karakter utama, yaitu untuk memperbaiki respon ikutan dalam penerapan
seleksi tak langsung. Analisis korelasi dihitung berdasarkan Gaspersz (1994):
rxy =

n Σ xiyi - (Σxi) (Σyi)
√ (n Σxi2 – (Σxi)2)(nΣyi2- (Σyi)2)

Keterangan : rxy = korelasi variabel x dan y; n = jumlah objek pengamatan; x = nilai
variabel x; dan y = nilai variabel y.

Dalam kaitannya dengan seleksi, analisis ini dapat digunakan untuk
mengetahui karakter morfologi mana yang berkorelasi dengan hasil, sehingga
dapat dijadikan karakter seleksi.

Universitas Sumatera Utara

19

PELAKSANAAN PENELITIAN
Penyediaan Kompos Pertanian
Pembuatan kompos pertanian yang berasal dari limbah tanaman
Leguminoceae,dilakukan dengan mengumpulkan bahan dan kemudian dicacah
hingga berukuran 1 – 3 cm. Selanjutnya disediakan larutan yang terdiri dari
campuran EM-4 (Effective Microorganism 4), molase, dan air yang telah
didiamkan selama 6 jam. Ditambahkan campuran larutan tersebut ke masingmasing bahan kompos kemudian dicampur merata, kemudian untuk bahan yang
keras dan kering bias ditambahkan air hingga kadar air mencapai 80 %. Masingmasing bahan ditumpuk di atas lantai dan ditutup dengan plastik dengan di bawah
naungan atap. Kemudian bahan dibiarkan hingga 30 hari dan sambil dibolak-balik
setiap hari sampai masing-masing jenis kompos siap digunakan.
Pembuatan Media Tanam Kentang
Media tanam di buat dari campuran tanah : pasir (3:1). Campuran media
kemudian dimasukkan dalam pot bervolume 3 kg.Media tanam dimasukkan
kedalam plastik PE dan disterilisasi autoklaf selama 30 menit pada suhu 1210 C.
Pengaplikasian Kompos Pertanian
Kompos pertanian dari tiap perlakuan dimasukkan dalam pot bervolume
3 kg sebanyak 60 g kompos tiap perlakuan.
Inokulasi Nematoda
Sebelum kentang ditanam dimasukkan puru akar yang berisi paket telur
mengelilingi lubang tanam sebanyak 10 puru akar.

Universitas Sumatera Utara

20

Penanaman Kentang
Bibit kentang ditanam pada polybag yang telah berisi media tanam dan
dipelihara sampai panen.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali dilakukan penyiraman hingga
tanah benar-benar basah dan dalam kapasitas lapang.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan Propineb
dengan dosis 1,5g-2,5g/l pada saat tanaman mulai terserang Phytophthora
infestans.
Panen
Setelah dua bulan panen dilakukan. Panen dilakukan dengan cara
mencabut tanaman kentang dan di bersihkan serta cuci akar hingga bersih dengan
air yang mengalir.
Peubah Amatan
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran dari
pangkal batang hingga titik tumbuh tanamandimulai dari 2 MST.
Jumlah Daun (helai)
Perhitunganjumlah daun dilakukan pada setiap minggu dimulai pada 3
MST sampai 8 MST. Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka
sempurna

Universitas Sumatera Utara

21

Berat Basah Tajuk (g)
Berat basah tajuk ditimbang setelah panen menggunakan timbangan
analitik.
Berat Basah Akar (g)
Berat basah akar kentang dihitung saat pencabutan tanaman. Tanaman
dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara
perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan
dicuci dengan air bersih lalu ditimbang akar dengan menggunakan timbangan
analitik.
Jumlah Puru Akar (puru)
Perhitungan jumlah puru akar dilakukan setelah panen. Perhitungan
jumlah puru kar dilakukan secara manual.
Diameter Sebaran Akar (cm)
Diameter sebaran Akar diukur setelah panen menggunakan meteran.
Panjang Akar (cm)
Panjang akar diukur setelah panen. Tanaman dibongkar dengan membuka
polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak
terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu
diukur panjang akar menggunakan meteran.
Berat Umbi per Tanaman (g)
Berat umbi kentang dihitung saat pencabutan tanaman.Tanaman dibongkar
dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan
agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan
air bersih lalu dihitung beratnya dengan timbangan

Universitas Sumatera Utara

22

Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)
Jumlah umbi dihitung saat pencabutan tanaman. Tanaman dibongkar
dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan
agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan
air bersih lalu dihitung jumlah umbinya.
Pengamatan Anatomi Akar
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya di
laboratorium kultur jaringan Fakultas Pertanian Univeritas Sumatera Utara.
Pendugaan Parameter Genetik
Dilakukan perhitungan terhadap Heritabilitas, Ragam Fenotipe, Ragam
Genotipe, Ragam Lingkungan dan Koefisien Keragaman Genetik (KKG)

Universitas Sumatera Utara

23

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragamdiketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organikkompos kacang tanah dan mucuna pada
beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruh nyata
terhadap peubah amatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat
basah akar, panjang akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi,
jumlah umbi. Perlakuan varietas berbeda nyata terhadap peubah amatan tinggi
tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, panjang akar, diameter
sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi. Interaksi perlakuan
bahan organik dan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter
sebaran akar, berat basah akar, berat umbi.
Tabel 2. Hasil analisis ragam karakter tanaman kentang
Karakter
KT Bahan
KT Varietas
Organik
Tinggin tanaman (cm)
35,50*
245,38*
Jumlah daun (helai)
93,39*
26,57*
Berat basah tajuk (g)
594,26*
545,20*
Berat basah akar (g)
38,00*
64,05*
Jumlah puru akar (puru)
213527,35* 159274,61*
Berat umbi per tanaman (g)
2551,34*
1045,94*
Jumlah umbi per tanaman
73,86*
30,08*
(umbi)
Diameter sebaran akar (cm)
8,93*
20,73*
Panjang akar (cm)
153,65*
760,73*

KT Varietas X
Bahan Organik
13,36*
8,38
97,45*
5,71
21470,38*
102,81
4,14*
1,90
59,49*

Tinggi Tanaman (cm)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan tinggi tanaman di

Universitas Sumatera Utara

24

umur 3-8 MST,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap
peubah amatan tinggi tanaman pada umur 4-8MST.
Berdasarkan Tabel3 dapat dilihat bahwa, pada umur 8 MST perlakuan
bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu
32,92 cm dan terendah pada perlakuan kontrol positif(K1) yaitu 10,41cm.
Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, tinggi tanaman tertinggi
pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 30,83 cm dan

terendah

pada

perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 12,67 cm.
Tinggi tanaman umur 8 MST pada perlakuan bahan organik dan
varietasdapat dilihat pada Tabel3.
Tabel3. Tinggi Tanaman (cm) umur 8 MST pada masing- masing perlakuan
bahan organik dan varietas
Varietas
Bahan
MST
Rataan
Organik
V1
V2
V3
.........................cm......................
K1
10,93fg
14,2ef
6,1g
10,41c
K2
20,86cd
25,76c
10,82fg
19,14b
8
K3
45,91a
32,91b
17,7de
32,17a
K4
45,61a
37,08b
16,07def
32,92a
Rataan
30,83a
27,49a
12,67b
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang

nyata terhadap tinggi

tanaman pada umur8 MST. Kombinasi perlakuan K3V1

(Pemberian bahan

organik kompos mucuna dengan varietas Tenggo) menghasilkan

data tinggi

tanaman terbesar yakni 45,91 cm.

Universitas Sumatera Utara

25

Jumlah Daun (helai)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan jumlah daun di
umur 4-8 MST, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan jumlah daun
di umur 4,6,7 dan 8 MST,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak
nyata terhadap peubah amatan jumlah daun pada umur3-8 MST.
Berdasarkan Tabel4 dapat dilihat bahwa, pada umur 8 MST perlakuan
bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan jumlah dauntertinggi yaitu
10,11 helai dan terendah pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 3,22helai.
Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, tinggi tanaman tertinggi
pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu

7,97 helai dan

terendah

pada

perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 5,22 helai.
Jumlah daun umur 8 MST pada perlakuan bahan organik dan varietas
dapat dilihat pada Tabel4.
Tabel4. Jumlah daun (helai) umur 8 MST pada masing- masing perlakuan bahan
organik dan varietas
Varietas
Bahan
Rataan
MST
Organik
V1
V2
V3
.........................helai......................
K1
3,00
4,44
2,22
3,22c
K2
4,89
5,44
5,56
5,3b
8
K3
11,11
10,22
5,89
9,07a
K4
12,89
10,22
7,22
10,11a
Rataan
7,97a
7,58a
5,22b
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

26

Interaksi antara bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap jumlah
daun pada umur 8 MST. Kombinasi perlakuan K4V1 (Pemberian bahan organik
kompos kacang tanah dengan varietas Tenggo) menghasilkan data jumlah daun
terbesar yakni 12,89 helai.
Berat Basah Tajuk (g)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan berat basah tajuk,
perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat basah tajuk,sedangkan
interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan berat basah
tajuk.
Berdasarkan Tabel5 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
mucuna (K3)menghasilkan berat basah tajuktertinggi yaitu 21,12 g dan terendah
pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 4,12g. Sedangkan pada perlakuan
varietas dapat dilihat bahwa, berat basah tajuk tertinggi pada perlakuan varietas
Maglia (V2) yaitu 17,58 g dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu
(V3) yaitu 4,20 g.
Berat basah tajukpada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat
pada Tabel5.

Universitas Sumatera Utara

27

Tabel5. Berat basah tajuk pada masing- masing perlakuan bahan organik dan
varietas
Varietas
Bahan
Rataan
Organik
V1
V2
V3
.........................g......................
K1
5,67cd
8,93c
1e
5,2c
K2
3,36de
8,18c
0,92e
4,15c
K3
19,97b
35,99a
7,39cd
21,12a
K4
20,19b
17,23b
7,49cd
14,97b
Rataan
12,3b
17,58a
4,2c
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap berat basah
tajuk. Kombinasi perlakuan K3V2 (Pemberian bahan organik kompos mucuna
dengan varietas Maglia) menghasilkan data Berat basah tajuk terbesar yakni
35,99 gr.
Berat Basah Akar (g)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan berat basah akar
, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat basah akar,sedangkan
interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan berat
basah akar.
Berdasarkan Tabel6 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
mucuna (K3)menghasilkan berat basah akartertinggi yaitu 5,58 g dan terendah
pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 1,40 umbi. Sedangkan pada perlakuan

Universitas Sumatera Utara

28

varietas dapat dilihat bahwa, berat basah akar tertinggi pada perlakuan varietas
Maglia (V2) yaitu 5,73g dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3)
yaitu 1,15 g.
Berat basah akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat
pada Tabel6
Tabel6. Berat basah akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan
varietas
Varietas
Bahan
Rataan
Organik
V1
V2
V3
..........................g..........................
K1
2,04
2,76
0,22
1,68b
K2
0,66
3,08
0,47
1,40b
K3
5,93
8,52
2,3
5,58a
K4
3,07
8,56
1,59
4,41a
Rataan
2,93b
5,73a
1,15c
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap berat
basah akar. Kombinasi perlakuan K4V2

(Pemberian bahan organik kompos

kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan

data berat basah akar

terbesar yakni 8,56 g.
Jumlah Puru Akar (puru)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah jumlah puru akar,
perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan jumlah puru akar,sedangkan

Universitas Sumatera Utara

29

interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan jumlah puru
akar.
Berdasarkan Tabel7 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
kacang tanah (K4)menghasilkan jumlah puru akartertinggi yaitu 337,93puru dan
terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 1,78puru. Sedangkan pada
perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, jumlah puru akar tertinggi pada perlakuan
varietas Maglia (V2) yaitu 285,75puru dan terendah pada perlakuan varietas
Margahayu (V3) yaitu 65,81puru.
Jumlah puru akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat
pada Tabel7.
Tabel7. Jumlah puru akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan
varietas
Varietas
Bahan Organik
Rataan
V1
V2
V3
.........................puru......................
K1

169,44cd

232,89c

5,89e

136,07c

K2

1,89e

2,22e

1,22e

1,78b

K3

384,22b

406,89b

93,33d

294,81a

K4

358b

501a

154,78cd

337,93a

228,39a

285,75a

63,81b

Rataan

Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap jumlah puru

Universitas Sumatera Utara

30

akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang
tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan

data jumlah puru akar terbesar

yakni 501 puru.
Diameter Sebaran Akar (cm)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan diameter sebaran
akar, perlakuan varietas berbeda nyata pada peubah amatandiameter sebaran
akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhtidak nyata terhadap
peubah amatan diameter sebaran akar.
Berdasarkan Tabel8 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
kacang tanah (K4)menghasilkan diameter sebaran akartertinggi yaitu 6,36 cm dan
terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 4,18 cm. Sedangkan pada
perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, diameter sebaran akar tertinggi pada
perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 6,77 cm dan terendah pada perlakuan
varietas Margahayu (V3) yaitu 4,18 cm.
Diameter sebaran akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat
dilihat pada Tabel8.

Universitas Sumatera Utara

31

Tabel8. Diameter sebaran akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan
varietas
Varietas
Bahan Organik
Rataan
V1
V2
V3
.........................cm......................
K1
5,26
6,12
3,19
4,86bc
K2
4,17
5,42
2,95
4,18c
K3
5,83
6,74
5,23
5,94ab
K4
4,93
8,78
5,37
6,36a
Rataan
5,05b
6,77a
4,18b
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap diameter
sebaran akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos
kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data diameter sebaran akar
terbesar yakni 8,78 cm.
Panjang Akar (cm)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan panjang akar,
perlakuan varietas berbeda nyata pada peubah amatan diameter panjang
akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap
peubah amatan panjang akar.
Berdasarkan Tabel9 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
mucuna (K3)menghasilkan panjang akartertinggi yaitu 28,37 cm dan terendah
pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 19,52 cm. Sedangkan pada perlakuan

Universitas Sumatera Utara

32

varietas dapat dilihat bahwa, panjang akar tertinggi pada perlakuan varietas
Maglia (V2) yaitu 32,14 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu
(V3) yaitu 16,76 cm.
Panjang akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada
Tabel9.
Tabel9. Panjang akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Varietas
Bahan
Rataan
Organik
V1
V2
V3
.....................cm...................
K1
25,78b
24,06bc
8,72e
19,52b
K2
22,44bc
35,28a
22,94bc
26,89a
K3
30,89a
34,22a
20c
28,37a
K4
33,06a
35a
15,39d
27,81a
Rataan
28,04b
32,14a
16,76c
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap panjang akar.
Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah
dengan varietas Maglia) menghasilkan data diameter sebaran akar terbesar yakni
35,28 cm.
Berat Umbi Per Tanaman (g)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatanberat umbi per
tanaman , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat umbi per

Universitas Sumatera Utara

33

tanaman,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap
peubah berat umbi per tanaman.
Berdasarkan Tabel10 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
mucuna (K3)menghasilkan berat umbi per tanamantertinggi yaitu 41,37 g dan
terendah pada perlakuan kontrol positif

(K1) yaitu 8,72 g. Sedangkan pada

perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, berat umbi per tanaman tertinggi pada
perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 30,45 cm dan terendah pada perlakuan
varietas Margahayu (V3) yaitu 13,53 cm.
Berat umbi per tanaman pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat
dilihat pada Tabel10.
Tabel10. Berat umbi per tanaman pada masing- masing perlakuan bahan organik
dan varietas
Varietas
Bahan
Rataan
Organik
V1
V2
V3
..........................g..........................
K1
9,12
13,19
3,85
8,72b
K2
15,11
12,4
5,33
10,94b
K3
48,97
51,88
23,25
41,37a
K4
42,1
44,35
21,7
36,05a
Rataan
28,82a
30,45a
13,53b
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap berat
umbi per tanaman. Kombinasi perlakuan K4V2

(Pemberian bahan organik

kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data berat umbi per
tanaman terbesar yakni 51,88 cm.

Universitas Sumatera Utara

34

Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)
Berdasarkan

data

pengamatan

dan

hasil

sidik

ragam

diketahui

bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan jumlah umbi per
tanaman , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatanjumlah umbi per
tanaman,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah
amatan jumlah umbi per tanaman.
Berdasarkan Tabel11 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu
mucuna (K3)menghasilkan jumlah umbi per tanamantertinggi yaitu 7,67 umbi
dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 2,15 umbi. Sedangkan
pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, jumlah umbi per tanaman tertinggi
pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu

6,53umbi dan

terendah

pada

perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 3,36 umbi.
Jumlah umbi per tanaman pada perlakuan bahan organik dan varietas
dapat dilihat pada Tabel11.
Tabel11. Jumlah umbi per tanaman pada masing- masing perlakuan bahan organik
dan varietas
Varietas
Bahan
Rataan
Organik
V1
V2
V3
..........................umbi..........................
K1
3,78de
3ef
1,67g
2,81b
K2
2,56fg
1,89g
2,00g
2,15b
K3
10,56a
7,78b
4,67cd
7,67a
K4
9,22a
7,11b
5,11c
7,15a
Rataan
6,53a
4,94b
3,36c
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos /
AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak
AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 =
Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang
diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

35

Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang
diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap jumlah umbi
per tanaman. Kombinasi perlakuan K3V1 (Pemberian bahan organik kompos
mucuna dengan varietas Tenggo) menghasilkan data jumlah umbi per tanaman
terbesar yakni 10,56 umbi.
Pengamatan Anatomi Akar
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop dapat
dilihat bahwa akar yang terinfeksi nematoda mengalami kerusakan sel dimana
bahan penyusun dinding sel pada akar terurai oleh enzim yang dikeluarkan
nematoda sehingga sel membesar dan rusak. Nematoda juga menghisap
sitoplasma dalam sel yang membuat sel pada akar mati. Dapat dilihat perbedaan
sel yang terinfeksi nematoda dan yang tidak terinfeksi nematoda pada gambar 1.
K2V2

K4V3

A

B

Gambar 1. Perbedaan sel akar yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi nematoda
Keterangan : K4V3 : Sel akar yang terinfeksi nematoda
K2V2 : Sel akar yang tidak terinfeksi nematoda
A
: Sel membesar dan rusak
B
: Sel normal

Universitas Sumatera Utara

36

Pendugaan Parameter Genetik
Nilai heritabilitas beberapa varietas yang diuji menunjukkan kriteria tinggi
(Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa beberapa varietas yang diuji memberikan
kontribusi genetik terhadap keragaan fenotipe di beberapa bahan organik yang
diuji .
Nilai heritabilitas yang tinggi diikuti oleh koefisien keragaman yang tinggi
ditunjukkan pada karakter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat
basah akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi per
tanaman,panjang akar dan jumlah umbi per tanaman. Hal ini menunjukkan
karakter-karakter tersebut penampilannya ditentukan oleh faktor genetik. Sifat
yang demikian akan mudah diwariskan pada generasi berikutnya.
Tabel 12. Nilai Duga Ragam Genotipe dan Heritabilitas Arti Luas Serta Koefisien
Keragaman Genetik
Karakter
σ²G
h2bs Kriteria KKG(%) Kriteria
Tinggi Tanaman
11866,32 0,98
Tinggi
0,69
Tinggi
Jumlah Daun
218,4
0,97
Tinggi
1
Tinggi
Berat Basah Tajuk
5373
0,97
Tinggi
2,50
Tinggi
Berat Basah Akar
700,08
0,99
Tinggi
1,06
Tinggi
Panjang Akar
8414,76 0,99
Tinggi
1,60
Tinggi
Diameter Sebaran Akar
225,96
0,99
Tinggi
1,94
Tinggi
Jumlah Puru Akar
1653651 0,98
Tinggi
146,96
Tinggi
Jumlah
Umbi
Per 311,28
0,98
Tinggi
0,08
Tinggi
Tanaman
Berat
Umbi
Per 11317,56 0,99
Tinggi
02,23
Tinggi
Tanaman
Keterangan : σ²G = ragam genotipe, h2bs = heritabilitas arti luas, KKG =Koefisien
KeragamanGenetik

Analisis Korelasi Antar Karakter
Berdasarkan hasil uji korelasi dapat dilihat bahwa semua parameter
berkorelasi positif ditunjukkan dengan nilai korelasi yang sangat nyata. Korelasi
tertinggi terdapat pada peubah amatan tinggi tanaman dan jumlah daun,

Universitas Sumatera Utara

37

sedangkan korelasi terendah terdapat pada peubah amatan diameter sebaran akar
dan jumlah umbi.
Tabel 13. Korelasi Antar Karakter
Jumlah Puru Akar Kentang
PA
JD
TT
0,582**
JD
0,680** 0,887**
TT
0,565** 0,680** 0,753**
BU
0,482** 0,808** 0,815**
JU
BBT 0,615** 0,723** 0,704**
BBA 0,624** 0,525** 0,611**
JPA 0,554** 0,676** 0,676**
DSA 0,557** 0,439** 0,457**

Morfologi dengan Karakter Produksi, dan
BU

0,819**
0,792**
0,772**
0,745**
0,486**

JU

BBT

BBA

JPA

0,749**
0,577** 0,797**
0,787** 0,777** 0,790**
0,437** 0,557** 0,722** 0,661**

Keterangan : TT = Tinggi Tanaman, JD = Jumlah Daun, PA = Panjang Akar, DSA =
Diameter Sebaran Akar, BU = Berat Umbi, BBA = Berat Basah Akar, JPA
= Jumlah Puru Akar, BBT = Berat Basah Tajuk, JU = Jumlah Umbi. * =
berkorelasi nyata pada taraf 0.05; ** = berkorelasi nyata pada taraf 0.01.

Pembahasan
Pengaruh pemberian bahan organik terhadap karakter morfologi dan
anatomi beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) pada tanah yang
diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.)
Berdasarkan hasil sidik ragam, diketahui bahwa pada perlakuan pemberian
bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 8 MST, jumlah daun 8MST , berat
basak tajuk, berat basah akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi,
diameter sebaran akar, panjang akar. Perlakuan pemberian bahan organik kompos
kacang tanah (k4) menunjukkan hasil yang lebih baik pada peubah amatan tinggi
tanaman (32,92 cm), jumlah daun (10,11 helai), diameter sebaran akar (6,36 cm).
Sedangkan pada peubah amatan berat basah tajuk (21,12 g), berat basah akar (5,58
g), berat umbi (41,37 g), jumlah umbi (7,67 umbi) dan panjang akar (28,57 cm),
kompos mucuna menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa
bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah, dan menambah ketersedian

Universitas Sumatera Utara

38

unsur hara bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman lebih baik.
Hal ini sesuai dengan literatur leiwaskabessy et al (2003) yaitu fungsi bahan
organik dapat memperbaiki struktur tanah, menambah ketersediaan unsur N, P,
S,meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pada perlakuan pemberian bahan organik
pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruh nyata
pada peubah amatan jumlah puru akar, akan tetapi pada perlakuan pemberian
bahan organik jumlah puru akar lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pemberian
bahan organik berupa kompos mempengaruhi kemampuan tanah dalam hal
mengikat air, sehingga kandungan air tanah tetap terjaga dalam keadaan
optimum.Selain menjaga ketersedian air di dalam tanah pemberian kompos juga
dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan ruang pori tanah. Kondisi ini mendukung
pertumbuhan dan perkembangan nematoda di dalam tanah, sehingga pada
perlakuan pemberian bahan organik pertumbuhan dan perkembangan nematoda
lebih baik dibandingkan kontrol.Hal ini sesuai dengan literatur wallace (1971)
Porositas tanah dan keberadaan lapisan tipis (film) air pada partikel tanah dapat
menjadi faktor kritis bagi pergerakan aktif nematoda. Nematoda menyukai tanah
berporositas tinggi dengan kadar air pada kapasitas lapang.
Respon beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap karakter
morfologi dan anatomi pada tanah yang diinokulasikan nematoda
(Meoidogynespp.) dan diberi bahan organik
Berdasarkan hasil sidik ragam, maka dapat diketahui bahwa beberapa
varietas kentang memberikan respon berbeda nyata pada peubah amatan tinggi
tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, diameter sebaran akar,
panjang akar, jumlah puru akar, jumlah umbi per tanaman, berat umbi

Universitas Sumatera Utara

39

pertanaman. Varietas Tenggo menunjukkan respon yang paling baik pada peubah
amatan tinggi tanaman (30,83 cm), jumlah daun (7,97 helai), jumlah umbi (6,53
umbi). Sedangkan varietas Maglia menunjukkan respon paling baik pada peubah
amatan berat basah tajuk (17,58 g), berat basah akar (5,73 g), panjang akar (32,14
cm), diameter sebaran akar (6,77 cm), berat umbi per tanaman (30,45 g). Adanya
perbedaan pertumbuhan dan produksi dari ketiga varietas terhadap peubah amatan
diatas diduga disebabkan oleh adanya perbedaan sifat atau keunggulan dari
masing-masing varietas sesuai dengan genotipe yang dimilikinya. Hal ini sesuai
dengan literatur sitompul dan guritno (1995) yang menyatakan bahwa perbedaan
susunan genetik merupakan salah satu penyebab keragaman penampilan tanaman.
Program genetik akan diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan yang
berpengaruh dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup
bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman.
Keragamann penampilan tanaman akibat susunan genetik selalu mungkin terjadi
sekalipun bahan tanaman berasal dari jenis yang sama.
Berdasarkan hasil sidik ragam pada peubah amatan jumlah puru akar,
varietas Maglia menunjukkan jumlah puru akar paling banyak yaitu 285,75 puru
akar. Akan tetapi varietas Maglia menunjukkan respon paling baik pada peubah
amatanberat basah tajuk (17,58 g), berat basah akar (5,73 g), panjang akar (32,14
cm), diameter sebaran akar (6,77 cm), berat umbi per tanaman (30,45 g). Hal ini
menunjukkan bahwa varietas Maglia merupakan varietas tahan terhadap nematoda
puru akar karena tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik walaupun
mengalami serangan nematoda yang paling parah. Hal ini sesuai dengan literatur
agrios (1997) yang menyatakan bahwa setiap spesies tanaman diganggu oleh

Universitas Sumatera Utara

40

hampir seratus jenis cendawan, molikut, virus dan nematoda yang berbeda-beda.
Seringkali, satu tanaman diserang oleh ratusan bahkan ribuan patogen. Walaupun
tanaman mungkin menderita kerusakan ringan atau berat, tetapi banyak
diantaranya yang tetap dapatbertahan hidup dari semua serangan itu bahkan bukan
tidak mungkin dapat membuatnya untuk tumbuh lebih baikdan memberikan hasil
yang memuaskan.
Interaksi pemberian bahan organik dengan beberapa varietas kentang
(Solanum tuberosum L.) terhadap karakter morfologi dan anatomi pada tanah
yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.)
Berdasarkan hasil sidik ragam, maka dapat di lihat interkasi pemberian
bahan organik dengan beberapa varietas kentang berpengaruh nyata pada peubah
amatan tinggi tanaman, berat basah tajuk, jumlah puru akar, panjang akar, jumlah
umbi. Tetapi, tidak berpengaruh nyata pada peubah amatan jumlah daun, berat
basah akar, diameter sebaran akar, berat umbi. Hal ini menunjukkan bahwa antara
beberapa varietas dengan pemberian bahan organik saling mempengaruhi pada
peubah amatan tinggi tanaman, berat basah tajuk, jumlah puru akar, panjang akar,
jumlah umbi. Tetapi pada peubah amatan jumlah daun, berat basah akar, diameter
sebaran akar, berat umbi perlakuan beberapa varietas dengan pemberian bahan
organik tidak saling mempengaruhi.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pada perlakuan K4V2 (kompos kacang
tanah dengan varietas Maglia) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah
amatan berat basah akar (8,56 g), diameter sebaran akar (8,78 cm), panjang akar
(35,28 cm), berat umbi (51,88 g). Perlakuan K3V1 (kompos mucuna dengan
varietas Tenggo) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan tinggi
tanaman (45,91 cm), jumlah umbi (10,56 umbi). Perlakuan K4V1 (kompos

Universitas Sumatera Utara

41

kacang tanah dengan varietas Tenggo) menunjukkan pengaruh paling baik pada
peubah amatan jumlah daun (12,89 helai). Perlakuan K3V2 (kompos mucuna
dengan varietas Maglia) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan
berat basah tajuk (35,99 g).
Pendugaan Parameter Genetik
Karakter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar,
diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi per tanaman, panjang akar
dan jumlah umbi per tanaman memiliki nilai heritabilitas yang tinggi diikuti oleh
koefisien keragaman genetik yang luas. Hal ini menunjukkan bahwa karakterkarakter tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor genetik karena heritabilitas
dalam arti luas merupakan proporsi ragam genetik terhadap ragam fenotipiknya
(Martono, 2009).Nilai heritabilitas yang tinggi untuk suatu sifat menggambarkan
bahwa karakter tersebut penampilannya lebih ditentukan oleh faktor genetik. Sifat
yang demikian akan diwariskan pada generasi berikutnya, sehingga seleksi dapat
dilakukan pada generasi awal (Alnopri, 2004).
Korelasi Antar Karakter
Pada penelitian ini karakter tinggi tanaman dan jumlah daun berkorelasi
positif dengan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi dan berat umbi .
Berdasarkan hal ini semakin tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah daun
tanaman akan meningkatkan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi, dan
berat umbi. Karakter panjang akar dan diameter sebaran akar berkorelasi positif
dengan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi dan berat umbi.
Berdasarkan hal ini semakin panjang akar dan semakin luas diameter sebaran akar
akan meningkatkan berat basah akar, berat basah tajuk, jumlah umbi, dan

Universitas Sumatera Utara

42

beratumbi. Karakter jumlah puru akar berkorelasi positif dengan berat basah akar.
Berdasarkan hal ini semakin banyak jumlah puru akar akan meningkatkan berat
basah akar. Hal ini menunjukkan bahwa karakter morfologi tersebut berpotensi
untuk digunakan untuk karakter seleksi dalam uji ketahanan penyakit. hal ini
sesuai dengan literatur Vashistha et al. (2013) yang menyatakan bahwa seleksi
akan efektif bila karakter yang digunakan sebagai karakter seleksi memiliki
kriteria seleksi meliputi nilai heritabilitas yang tinggi, koefisien keragaman
genetik tinggi juga memiliki korelasi dengan hasil.

Universitas Sumatera Utara

43

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Varietas Tenggo dan Maglia menunjukkan pertumbuhan dan produksi
yang lebih baik dibndingkan dengan varietas margahayu berdasarkan
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot basah
akar, bobot umbi dan jumlah umbi.

2. Pemberian bahan organik kompos mucuna dan kompos kacang tanah dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kentang pada tanah
yang diinokulasikan nemtoda.
3. Interaksi antara bahan organik (kompos kacang tanah dan kompos
mucuna) dengan varietas Tenggo dan Maglia menunjukkan pertumbuhan
dan produksi kentang lebih baik pada semua peubah amatan dibandingkan
dengan varietas Margahayu.
Saran
Penggunaan kompos yang berasal dari biomassa kacang tanah dan mucuna
dapat diberikan pada varietas kentang Tenggo dan Maglia untuk mempertahankan
pertumbuhan dan produksi kentang dari keberadaan nematoda meloidogyne spp.di
lapang,

Universitas Sumatera Utara