BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian - Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

BAB III KERANGKA PENELITIAN

1.1 Kerangka Penelitian

  Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka penelitian sebagai berikut:

  Pelayanan posyandu lansia:

  1. Kegiatan di posyandu lansia

  2. Penampilan kerja

  • Baik
  • Cukup

  Persepsi lansia

  (performance) petugas kesehatan

  • Kurang

  di posyandu lansia

  3. Fasilitas di posyandu lansia Skema 3.1: Kerangka penelitian tentang persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia keterangan: = variabel yang diteliti

3.2 Defenisi Operasional

  No Variable Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

  1 Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia yang meliputi: Kegiatan posyandu lansia, penampilan kerja

  (performance)

  kader posyandu lansia, dan failitas di posyandu lansia.

  Cara lansia memandang bagaimana pelayanan di posyandu lansia yang meliputi tiga aspek, yaitu: Kegiatan posyandu lansia, penampilan kerja

  (performance)

  kader posyandu lansia, dan failitas di posyandu lansia.

  Kuesioner sebanyak 19 pernyataan dengan menggunakan skala likert. a.Baik = 57-76 b.Cukup=38-56 c.Kurang=19-37

  Ordinal

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian

  Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).

  4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

  4.2.1 Populasi

  Populasi dalam penelitian ini adalah lansia seluruh lansia yang mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu sebanyak 969 orang lansia pada bulan Januari-Oktober 2012.

  4.2.2 Sampel

  Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin, yaitu:

  N 969 n= = = 90

  2

  2

  1 + N (d) 1+ 969 (0,1) Keterangan:

  N = Besar populasi n = Besar sampel d =Tingkat kepercayaan

  Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah purposive

  

sampling, yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

  populasi sesuai dengan kriteria yang diperlukan oleh peneliti. kriteria sampel dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat yang berusia > 50 tahun,lansia yang mau menjadi responden penelitian, kooperatif, orientasi baik (tempat, orang, waktu), mampu melihat dan membaca dengan baik sertamampu berbahasa Indonesia dengan baik.

4.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Peneltian

4.3.1 Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di posyandu lansia dalam wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Puskesmas Tarok posyandu lansia sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. Untuk meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pelayanan di posyandu lansia sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia dalam wilayah kerja Puskesmas Tarok.

4.3.2 Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Februari-April 2013.

4.4 Pertimbangan Etik

  Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Keperawatan USU dan permintaan izin kepada Kepala Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan izin, barulah melakukan penelitian yang menekankan masalah etika yang meliputi:

  4.4.1 Lembar Persetujuan (Inform Consent)

  Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa tetapi menghormati hak-hak subjek.

  4.4.2 Tanpa Nama (Anonimity)

  Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi subyek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

  4.4.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

  Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian. Bagian yang pertama yaitu data demografi yang berisi nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikandan suku. Bagian kedua yaitu kuesioner berisi sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengetahui persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia, yang diukur melalui 3 aspek, yaitu: kegiatan di posyandu lansia sebanyak 6 pernyataan yaitu pernyataan no 1-6, penampilan kerja (performance) petugas kesehatan di posyandu lansia sebanyak 8 pernyataan yaitu pernyataan no 7-14 dan fasilitas di posyandu lansia sebanyak 5 pernyataan yaitu pernyataan no 15-19.

  Dalam penelitian ini, peneliti menilai jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan skala Likert dimana responden diminta untuk memberikan tanda checklist (

  √) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.

  Skor sangat setuju (ss) = 4, setuju (s) = 3, kurang setuju (ks) = 2, dan tidak setuju (ts) = 1.

  Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (2001) adalah: Rentang

  P = Banyak Kelas P merupakan panjang kelas dengan rentang 57 dan 3 kategori kelas untuk menilai persepsi lansia, maka didapatkan panjang kelasnya adalah 19.

  Menggunakan nilai P = 19 dengan nilai terendah adalah 19 sebagai batas bawah kelas, maka persepsi lansia dapat dikategorikan dengan interval sebagai berikut: Persepsi baik yaitu 57-76, Persepsi cukup baik yaitu 38-56, dan Persepsi kurang baik yaitu 19-37.

4.6 Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin pengambilan data kepada begian pendidikan Fakultas Keperawatan USU pada tanggal 7Februari 2013. Kemudian surat permohonan izin pelaksanaan penelitian yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesatuan BangsaKota Payakumbuh selanjutnya setelah mendapatkan persetujuan dikirimkan ke tempat penelitian Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner yang mengidentifikasi Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan pendekatan kepada calon responden dengan memperkenalkan diri untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan selama ±10 menit.

  Kemudian calon responden tersebut diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Bila responden bersedia mengikuti penelitian maka responden dipersilahkan untuk menjawab kuisioner yang dibacakan peneliti dan pengumpulan data dimulai. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan memberikan kode nomor kuisioner setiap responden dan mulai menganalisis data yang diperoleh sama penelitian dalam jangka waktu ± 1 minggu.

4.7 Validitas dan Reabilitas Instrumen

  4.7.1 Validitas Instrumen

  Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Uji validitas berupa validitas isi pada tanggal 6 Februari 2013 dan tidak di uji dengan sistem komputerisasi.Uji validitas instrument pada penelitian ini dilakukan oleh dosen yang ahli di bidang Keperawatan Gerontikdi Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

  4.7.2 Reliabilitas Instrumen

  Reliabilitas instrument adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran yang dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan banyaknya variansi atau perbedaan yang diharapkan pada seperangkat pengukuran yang dilakukan secara berulang- ulang. Reliabilitas pengukuran juga menunjukkan kapasitas individu mempertahankan posisi relatifnya dalam kelompok. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah cronbach alpha. Kemudian pengolahan datanya dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada 30 orang lansia di yang tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu di Koto Nan Ampek Payakumbuh.Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilainya lebih dari 0,70. Hasil dari uji reliabilitas instrument pada penelian ini mempunyai nilai 0,889.

4.8 Analisa Data

  Analisa data menggunakan analisa desktiptif, yaitu analisa yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dan karakteristik demografi responden.Dianalisa dengan mean, median, standar deviasi, minimal dan maksimal dengan 95% confident interval meanserta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

  Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, yaitu lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Penyajian hasil analisa data penelitian ini meliputi data demografi dan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

5.1.1Karakteristik Demografi

  Hasil penelitian tentang karakteristik responden adalah lansia yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang dan perempuan sebanyak 69 orang .

  Pendidikan responden meliputi tidak sekolah 2 orang, SD 21 orang, SMP 19 orang, SMA 30 orang dan Perguruan Tinggi 18 orang. Umur responden meliputi 50-54 Tahun sebanyak 22 orang , 55-59 tahun sebanyak 32 orang, 60-64 tahun sebanyak 25 orang, dan 65-69 orang sebanyak 11 orang. Sedangkan untuk suku, seluruh respoden bersuku Minangkabau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

table 5.1 dibawah ini:Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok

  Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. (n=90) Karakteristik Responden Jumlah Persentase(%) Jenis Kelamin

  Laki-laki

  21

  23.3 Perempuan 69 76,7

  Pendidikan

  Tidak Sekolah 2 2,2 SD

  21 23,4 SMP

  19 21,1 SMA

  30 33,3 Perguruan Tinggi 18 20,0

  Umur

  50-54 tahun 22 24,4 55-59 tahun 32 35,6 60-64 tahun 25 27,8 65-69 tahun 11 12,2

  Suku

  Minang 90 100

5.1.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia

  Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang terdiri dari kegiatan di posyandu lansia, penampilan kerja (performance) petugas kesehatan di posyandu lansia, serta fasilitas di posyandu lansia.

  Hasil penelitian mengenai persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia diketahui, sebanyak 7 orang (7,8%) termasuk kategori cukup dan 83 orang (92,2%) termasuk kategori baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia Variabel n % Persepsi Lansia tentang Pelayanan posyandu lansia

  Baik 83 92,2

  Cukup 7 7,8

  Kurang 0,0

  Jumlah

  90 100

5.2 Pembahasan

5.2.1 Persepsi tentang Pelayanan Posyandu Lansia

  Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 69 orang. Menurut Erliawati (2005) menyatakan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.

  Menurut tingkat pendidikan, pendidikan responden mayoritas SMA yaitu sebanyak 30 orang. Menurut Lapau (2007), pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Selain itu Thoha (2008) juga menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi persepsi seseorang.

  Berdasarkan umur responden, mayoritas responden berusia 55-59 tahun yaitu sebanyak 32 orang. Menurut Azhari (2002) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemakaian jasa pelayanan kesehatan.

  Tujuan umum dari posyandu lansia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan posyandu lansia yang mansiri dalam masyarakat. Tujuan khususnya meliputi: meningkatnya kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatn lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan serta berkembangnya posyandu lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI, 2003).

  Pembentukan posyandu lansia pada prinsipnya harus didasarkan atas inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk lansia. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia, kelompok pengajian, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI, 2004).

  Kemampuan institusi menciptakan kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan keragaman pelayanan mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan (Hasibuan, 2008).

  Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.

  Berdasarkan hasil wawancara, responden membutuhkan posyandu lansia sebagai salah satu sarana untuk menjaga kesehatan. Selain dapat memeriksakan kesehatan secara gratis, dengan menghadiri kegiatan posyandu pengetahuan tentang kesehatan meningkat.Hal inilah yang menjadi dasar pembentukan sikap dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. Alasan lain responden ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia karena posyandu lansia memberikan tempat untuk berinteraksi sehingga menambah wawasan baru dan semangat karena adanya perasaan senasib dengan sesamanya.

  Petugas kesehatan terutama kader posyandu mempunyai peranan sentral dalam program integrasi di masyarakat dalam konsep posyandu yaitu pelayanan dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Agar penampilan kerja petugas kesehatan posyandu dapat meningkat maka kemampuan dan motivasi kerja petugas kesehatan merupakan prasyarat untuk meraih prestasi kerja yang optimal.

  

Performance atau penampilan kerja adalah hasil interaksi antara kemampuan dan

motivasi.

  Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh peran kader sebagai motor penggerak. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas utama kader adalah menggerakkan masyarakat untuk datang ke posyandu lansia

  (Kristiani, 2006). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yaitu petugas kesehatan di posyandu ramah, memberi motivasi, mendengar keluhan, sabar, cekatan, perhatian, dan selalu menjawab pertanyaan lansia.

  Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu lansia dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia atau bilamana sulit mencari kader dari anggota posyandu lansia dapat diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader (Depkes RI, 2005).

  Peningkatan kualitas petugas kesehatan posyandu baik melalui peningkatan pengetahuan teknis kesehatan maupun keterampilan, khususnya keterampilan manajemen pengelolaan posyandu berperan besar dalam upaya peningkatan fungsi posyandu. Disamping itu pemberian motivasi kepada petugas kesehatan posyandu mempunyai dampak yang positif guna memacu semangatdan gairah kerja posyandu lansia.

  Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa petugas kesehatan yang ada di posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok telah memberikan pelayanan yang baik terhadap lansia. Mereka ramah dalam memberikan pelayanan, selalu mendengarkan keluhan lansia, sabar dalam memberikan pelayanan serta cekatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

  Untuk persepsi tentang fasilitas di posyandu lansia, menurut teori Green dalam Notoatmojo (2003) dimana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Fasilitas sarana dan prasarana mendukung ikut berperan serta membentuk terjadinya perilaku seseorang/masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan fasilitas untuk mendukung perilaku tersebut.

  Fasilitas kesehatan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat pemanfaatan posyandu. Kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan merupakan salah satu fungsi yang mempengaruhi seseorang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Azhari, 2002)

  Pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di puskesmas (Depkes RI, 2003).

  Menurut Azwar (2006), tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, dengan demikian perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan agar kegiatan pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan bermutu terhadap konsumen.

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan,tingkat fasilitas kesehatan dinyatakan baik karena pada umumnya responden menyatakan bahwa dengan adanya fasilitas di posyandu lansia meliputi: tempat pelaksanaan posyandu lansia yang bersih dan sejuk, adanya alat penimbang dan pengukur tinggi badan, adanya tensimeter, tersedianya Kartu Menuju Sehat (KMS), serta tersedianya obat-obatan. Namun untuk meja dan kursi yang tersedia di posyandu belum memadai untuk pelaksanaan posyandu lansia. Namun hal ini tidak menghambat dalam pelaksanaan posyandu lansia. Teras rumah yang luas dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan posyandu.

  Dari hasil penelitian dapat dilihat 83 responden (92.2%) mempunyai persepsi yang baik tentang pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%) mempunyai persepsi yang cukup baik tentang pelayanan posyandu lansia, namun pelayanan di posyandu lansia harus tetap ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang datang ke posyandu lansia.

  Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak semua calon responden dapat diyakini untuk mengisi kuesioner. Disini peneliti telah berusaha meyakinkan calon responden, namun ada sebagian calon responden yang tetap tidak bersedia untuk menjadi responden penelitian. Selain itu jarak antar posyandu lansia yang cukup jauh, membuat peneliti sedikit kesulitan dalam mengumpulkan data. Namun kemudian masalah ini dapat diatasi peneliti.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan

  1. Dari data demografi menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, pendidikannya rata-rata SMA, usia responden terbanyak di usia 55-59 tahun, dan seluruh responden bersuku minang.

  2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan bahwa persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, terdapat 83 responden (92,2%) memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%) mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap pelayanan posyandu lansia.Namun pelayanan di posyandu lansia masih butuh ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang hadir di posyandu lansia.

  6.2 Saran

  1. Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Program Studi Ilmu Keperawatan khususnya bagi instansi keperawatan Gerontik sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik.

  2. Bagi Petugas Kesehatan di Posyandu Lansia Diharapkan kerjasama antara kader posyandu dengan masyarakat untuk meningkatkan keragaman kegiatan posyandu yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia serta disesuaikan dengan kebutuhan lansia dan potensi masyarakat setempat, seperti program olahraga yakni senam usila atau gerak jalan santai, program peningkatan keterampilan dan program kunjungan rumah (home care) bagi lansia yang tidak mampu berjalan sendiri ke posyandu lansia.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi informasi dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Selain itu hendaknya peneliti selanjutnya juga harus mencari penelitian yang menyatakan bahwa adanya persepsi yang buruk tentang pelayanan posyandu lansia.