BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Prosedur Gas Lpg 3 Kg Pada Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kabupaten Deli Serdang)

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber energi. Sumber energi

  dapat berasal dari bahan tambang maupun non tambang. Sumber energi yang berupa bahan tambang misalnya minyak bumi, gas, dan batubara, sedangkan sumber energi non tambang seperti angin, air, panas bumi, dan biomassa. Salah satu sumber energi yang dimiliki dan telah dikembangkan adalah minyak bumi. Sumber energi minyak bumi dalam perkembangannya diolah menjadi berbagai macam produk seperti minyak tanah, bensin, solar, minyak pelumas dan aspal. Produk-produk olahan minyak bumi ini kemudian banyak dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.

  Potensi sumber energi minyak bumi yang dimiliki Indonesia dan didukung dengan pembangunan menjadikan penggunaan produk minyak bumi makin meningkat. Bagi Indonesia energi minyak bumi masih menjadi andalan utama perekonomian, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir.

  Ketergantungan Indonesia pada minyak bumi telah memasuki tahap cukup mengkhawatirkan. Peningkatan yang sangat tinggi melebihi rata-rata kebutuhan energi global mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan minyak baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Sebagian besar ladang minyak di Indonesia berada di daratan dengan kondisi yang sudah tua dan dengan cadangan minyak yang semakin menipis. Bapenas menyatakan bahwa minyak bumi di Indonesia diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 14 tahun lagi. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi cadangan minyak Indonesia akan habis dalam kurun waktu 9 tahun lagi, atau tepatnya tahun 2020 dan menurut Kementerian ESDM

   cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam masa 23 tahun.

  Dampak negatif pembangunan yang telah terjadi di Indonesia mulai terasa, seperti semakin merosotnya kondisi lingkungan hidup dan semakin langkanya cadangan sumber daya alam. Kelangkaan sumber daya alam dan memburuknya kondisi lingkungan mengakibatkan biaya pembangunan menjadi mahal dan apabila hal ini berkelanjutan akan menghambat pembangunan di kemudian hari. Untuk menjamin adanya pembangunan yang berkelanjutan perlu dijaga agar sumber daya

   alam tidak menjadi langka dan lingkungan tidak tercemar.

1 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, “Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (BP-

  PEN) 2006 – 2025”, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006. hlm. 3 2 Surna T. Djajadiningrat, M. Suparmoko, dan M. Ratnaningsih, “Neraca Sumber Daya Alam untuk Pembangunan Berkelanjutan”, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1992. hlm 3

  Pada prinsipnya setiap orang selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan menginginkan yang lebih baik pula dari pada yang sebelumnya, karena semua itu sudah menjadi sifat manusia yang telah dikodratkan oleh Sang Maha Pencipta. Keinginan untuk meraih suatu kesuksesan dan keberhasilan dalam setiap usaha dan karyanya diupayakan guna mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya bersama keluarga.

  Pemanfaatan sumber daya alam serta pembinaan lingkungan perlu ditingkatkan dengan cara yang tepat sehingga dapat mengurangi dampak yang merugikan lingkungahn hidup. Kemampuan perencanaan, pengelolaan, pemanfaatan termasuk penghitungan lingkungan dan pengembangan sumber daya alam perlu terus ditingkatkan, sehingga perubahan mutu dan fungsi lingkungan dapat terus dipantau

   dan dipertanggungjawabkan.

  Kebutuhan energi nasional dan upaya pemenuhaannya hingga saat ini merupakan topik permasalahan yang begitu vital untuk dibahas dan diselesaikan.

  Salah satu jenis energi yang masih memiliki berbagai macam problematika adalah bahan bakar gas terutama gas LPG (Liquid Petroleum Gas). Kebijakan konversi dari Minyak Tanah ke Bahan Bakar Gas menjadi awal dari permasalahan dalam upaya pemenuhan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No.32429/26/MEM/2006 menyebutkan bahwa perlunya dilakukan upaya konversi dari Minyak Tanah ke LPG bagi konsumen rumah tangga. Hingga saat ini, permasalahan tentang penggunaan Gas LPG terutama ukuran 3 Ibid, hlm 14

  3Kg masih terjadi meskipun dalam bentuk yang berbeda. Dalam aspek aktivitas distribusinya terhitung sejak Agustus 2009 PT.Pertamina mulai memberlakukan sistem distribusi yang tertutup (Closed Loop System) untuk mendistribusikan gas LPG 3Kg (Pertamina, 2012).

  Dalam aktivitas pendistribusian ini terdapat pihak-pihak yang menjadi intermediasi dari Pertamina hingga konsumen akhir. Secara sederhana pelaku distribusi gas LPG yang diterapkan oleh Pertamina antara lain Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE), Agen, Pangkalan dan Pengecer (Pertamina, 2012). Dalam sistem distribusi tertutup tersebut (Closed Loop System) interaksi antara para pelaku distribusi tersebut ditentukan bahwa setiap agen hanya diperbolehkan untuk mengisi LPG di SPPBE yang ada di daerah tersebut. Sedangkan untuk pengkalan hanya diperbolehkan untuk mengisi LPG hanya pada Agen yang sama dan disusul pengecer hanya diperbolehkan untuk mengisi LPG pada satu pangkalan.

  Aktivitas distribusi yang dilakukan ini harus memenuhi harapan dari sudut pandang pelanggan yaitu adanya aliran distribusi yang lancar dengan tingkat ketersediaan produk yang terjamin (Product Availability). Tetapi dalam realitas lapangan menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan yang mengancam Product

  

Availability dari gas LPG. Hal ini didasari oleh adanya persaingan tidak sehat yang

  dilakukan oleh pelaku tingkat Agen untuk melakukan permainan pada harga jual LPG dengan memasang harga yang lebih rendah dari yang telah ditetapkan pemerintah.

  Perilaku dari agen ini akan memicu terjadinya persaingan tidak sehat yang berupa perebutan pasar. Fenomena tersebut mengharuskan perusahaan untuk mengantisipasi serta mencegah keberadaannya mengingat bahwa tujuan utama dari Pertamina adalah memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara memberikan jaminan ketersediaan pasokan bahan bakar gas terutama 3Kg.

  Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu penyalur Gas LPG 3 Kg agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Dalam pemasaran rasional, penarikan pelanggan baru hanyalah salah satu langkah awal dari proses pemasaran. Selain itu mempertahankan pelanggan jauh lebih murah bagi penyalur daripada mencari pelanggan baru, yaitu diperlukan biaya lima kali lipat untuk mendapatkan seorang konsumen baru dari pada mempertahankan seorang yang sudah menjadi pelanggan. Dengan demikian, setiap penyalur harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya.

  Tujuan pemenuhan kebutuhan maupun keinginan adalah tercapainya tingkat kepuasan setinggi mungkin. Kemampuan produk untuk memberikan kepuasan tertinggi kepada pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk tersebut dalam benak atau ingatan konsumen dan akan menjadi pilihan pertama bilamana terjadi pembelian pada waktu yang akan datang. Perusahaan yang bertujuan memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen akan berusaha menetapkan suatu strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

  Melalui pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para pesaingnya. Perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.

  Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat membeli adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan minat beli ulang LPG 3 Kg merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lalu.

  Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu produk. Keputusan untuk mengadopsi produk timbul setelah konsumen mencoba produk tersebut dan kemudian timbul rasa suka atau tidak suka terhadap produk. Rasa suka terhadap produk dapat diambil bila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka pilih berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen. Dengan kata lain produk tersebut mempunyai nilai yang tinggi di mata konsumen. Tingginya minat membeli ini akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan produk di pasar.

  Mengatasi permasalahan yang terjadi di bidang energi maka pemerintah mengeluarkan kebijakan di bidang energi melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Di dalam pertimbangan Peraturan Presiden tersebut menyertakan dua hal yang melatarbelakangi dikeluarkannya Peraturan Presiden. Pertama, Peraturan Presiden dikeluarkan guna menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri. Pertimbangan kedua adalah untuk mendukung

   pembangunan yang berkelanjutan.

  Eksistensi usaha Gas LPG 3 Kg sangat ditentukan oleh seberapa besar kegiatan pemasaran yang dilakukan penyalur gas elpiji 3 Kg dalam menarik konsumen adalah dengan menawarkan produk dengan harga yang pantas atau relevan, lokasi yang strategis, proses pelayanan yang cepat, sumber daya manusia yang ramah, terampil, dan memiliki kompetisi, ruangan dan lingkungan (physical

  

evidence) yang nyaman dan asri dengan fasilitas yang lengkap, informasi yang

  lengkap dan terpercaya. Saat ini untuk meningkatkan minat beli, melakukan promosi yaitu kepada pangkalan dan masyarakat tentang pemakaian tabung gas LPG 3 Kg yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan pemakaian gas LPG 3 Kg. Program tersebut bertujuan memberikan pengertian dan pemahaman pada warga, agar masyarakat jangan kawatir menggunakan gas dengan catatan, harus mengikuti langkah-langkah yang tepat baik memilih tabung yang bagus, serta pemakaian aksesoris yang sesuai standar nasional.

4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi

  Nasional

  Merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan setiap orang. Manusia bernafas dan mendapat cahaya karena adanya udara dan matahari. Disamping itu, manusia dapat makan, minum, bertani, membuat rumah, mandi dan berteduh adalah dari adanya peran lingkungan. Selanjutnya manusia bisa mengolah suatu produksi dari bahan baku yang di perolehnya dari lingkungan di sekitarnya, membangun gedung, menciptakan alat-alat transportasi, menciptakan reaktor nuklir dan sebagainya, dilakukan manusia karena ketersediaan yang diberikan lingkungan

   kepadanya.

  Dalam rangka memberdayagunakan sumberdaya alam untuk memajukan kesejateraan umum seperti diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilandaskan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup, yang berdasarkan kepada kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan ketentuan bagi generasi masa ini dan generasi masa depan, dengan melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan juga seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

   hidup.

  Masuknya korporasi sebagai subjek hukum pidana dapat dilihat melalui pendekatan sosiologi, dimana terdapat suatu kecenderungan bahwa hukum pidana semangkin lama semangkin dilepaskan dari konteks manusia, dengan demikian dapat 5 6 N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan,Pancuran Alam , Jakarta, 2008, hal 2 Siswanto Sunarso, Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategis Penyelesaian Sengketa,

  Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hal 1 disimpulkan hanya manusia yang pada prinsipnya dapat diperlakukan sebagai subjek hukum dapat ditolak, alasan memperlakukan badan hukum sebagai subjek hukum adalah berkaitan dengan badan hukum maupun untuk turut berperan dalam mengubah situasi kemasyarakatan, yang mengimplikasikan bahwa badan hukum dapat dinyatakan bersalah, bila hukum pidana dilepaskan dari konteks manusia, maka hal

   tersebut mengimplikasikan dapat dipidananya badan hukum.

  Upaya pelestarian fungsi lingkungan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Energi adalah kebijakan yang berlaku umum dan mengikat secara nasional. Hal ini dikarenakan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun rencana umum energi daerah berdasarkan rencana umum energi Nasional.

  Setiap kebijakan energi di daerah atas perintah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi, maka harus selalu mengacu kepada kebijakan nasional tersebut.

  Sebagai salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Indonesia dan memanfaatkan energi, maka Kabupaten Deli Serdang secara logis terikat dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Energi. Kebijakan maupun program yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang harus selalu mengacu pada Peraturan Presiden. Kebijakan di bidang energi yang dimaksud dapat berupa kabijakan yang bersumber pada perintah Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006

7 Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Kencana Persada

  Media Grop, Jakarta, 2010, hal 218

  Tentang Kebijakan Energi Nasional, peraturan perundang-undangan lainnya, atau berdasar asas kebebasan bertindak.

  Menghadapi perkembangan masyarakat dunia yang semakin pesat baik secara ekonomi maupun teknologi yang tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka banyak sekali usaha pemerintah untuk menstabilkan perekonomian negara kita. Subsidi merupakan salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk menjaga perekonomian yaitu dengan menjaga stabilitas harga kebutuhan masyarakat. Subsidi diberikan pada sektor-sektor kebutuhan masyarakat yang pokok bagi kehidupannya. Hal ini dimaksudkan agar harga-harga kebutuhan pokok dapat dijangkau oleh masyarakat sehingga peningkatan kesejahteraan pun dapat tercapai. Salah satu kebutuhan pokok yang mendapatkan subsidi yaitu BBM LPG tabung 3 kilogram, hal ini juga dimaksudkan agar masyarakat berganti (konversi) menggunakan gas LPG dari minyak tanah mengingat minyak dunia semakin langka dan mahal. Dimana subsidi yang diberikan yaitu subsidi PPN. Kebijakan mekanisme pemberian subsidi PPN LPG tabung 3 kilogram ini pada awal pelaksanaannya yaitu berupa subsidi PPN yang Ditanggung Pemerintah. Namun implementasi pemberian fasilitas PPN subsidi LPG tabung 3 kilogram.

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, kemudian timbul ketertarikan untuk meneliti mengenai prosedur penyaluran gas LPJ, kemudian menuangkan dalam judul

  

“Prosedur Penyaluran Gas LPG 3 Kg Kepada Masyarakat Ditinjau Dari

Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kabupaten Deli Serdang)”

I. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah yang ingin diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah :

  1. Bagaimana tinjauan tentang prosedur penyaluran gas LPG 3 Kg ? 2.

  Apa pengaruh global subtansi pada hukum migas ? 3. Bagaimana cara penyaluran gas LPG 3 Kg kepada masyarakat di tinjau dari perspektip hukum administrasi negara ?

  J. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pada rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur tentang penyaluran gas LPG 3 Kg.

  2. Untuk mengetahui apa pengaruh global subtansi pada hukum migas.

  3. Untuk mengetahui bagaimana cara penyaluran gas LPG 3 Kg kepada masyarakat di tinjau dari perspektip hukum administrasi negara.

  K. Manfaat Penelitian

  Adapun hasil manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Manfaat teoritis Secara teoritis diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan yang lebih konkrit. Kemudian dari hasil penelitian ini di harapkan pula dapat memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah guna pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan pengkajian hukum khususnya yang berkaitan dengan prosedur penyaluran gas LPG 3 Kg kepada masyarakat ditinjau dari perspektif hukum administrasi Negara.

  2. Manfaat praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan manfaat, terutama sebagai pedoman untuk dapat menyalurkan gas LPG 3 Kg sesuai prosedur kepada masyarakat.

  L. Tinjauan Pustaka

  1. Pengertian Minyak dan Tabung Gas LPG

  Tabung gas LPG merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Dikalangan ibu rumah tangga penggunaan sangat di gemari karena LPG menjamin dapur yang tetap bersih. Selain itu bila dibanding dengan minyak tanah dan kayu bakar, daya pemanasan LPG lebih tinggi sehingga memasak lebih cepat matang dan tentu lebih cepat di hidangkan. Dua jenis tabung LPG produk pertamina yang tersedia di agen gas seperti tabung gas LPG 3 Kg, tabung LPG 3 Kg berisi 3 Kg LPG dan berat tabung 5 Kg. Dan tabung gas LPG 12 Kg, tabung LPG 12 Kg berisi 12 Kg LPG dan berat tabung 13 Kg.

  Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah tambang minyak dan gas (MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumber daya non renewable. Sektor migas merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara. Penerimaan migas pada tahun 1996 mencapai 43 persen dari APBN, dan pada tahun 2003 menurun menjadi 22,9 persen .

  Minyak Bumi merupakan zat cair licin yang mudah terbakar karena sebagian besar penyusunnya adalah senyawa hidrokarbon yang terdiri atas atom hidrogen (H) dan karbon (C). Kandungan senyawa ini di dalam minyak bumi berkisar antara 50- 98%, sedang sisanya terdiri atas senyawa-senyawa organik seperti oksigen (O), nitrogen (N) dan belerang (S).

  Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi memberikan pengertian minyak bumi sebagai berikut “Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi “

  Minyak bumi yang juga dikenal sebagai emas hitam ini memiliki nilai yang sangat tinggi dalam peradaban manusia sepanjang masa, terlebih pada masyarakat modern dewasa ini. Bidang-bidang kehidupan umat manusia seperti pertanian, industri, transportasi serta sistem pembangkit energi yang digunakan manusia sangat bergantung pada minyak bumi ini. Kelangkaan bahan ini akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan suatu bangsa.

  Minyak bumi dalam bentuk minyak mentah yang diambil dari sumur-sumur minyak dapat diubah menjadi ribuan jenis produk modern, baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu produk tersebut adalah bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan transportasi yang lazim disebut bensin. Sekitar 54% dari hasil minyak mentah diubah menjadi BBM. Kendaraan bermotor untuk transportasi menghabiskan 90% dari seluruh produk bensin, sedang sisanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pesawat terbang, traktor pertanian dan berbagai jenis mesin untuk kegiatan industri maupun rumah tangga.

  Tabung gas LPG merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Dikalangan ibu rumah tangga penggunaan sangat di gemari karena LPG menjamin dapur yang tetap bersih. Selain itu bila dibanding dengan minyak tanah dan kayu bakar, daya pemanasan LPG lebih tinggi sehingga memasak lebih cepat matang dan tentu lebih cepat di hidangkan. Dua jenis tabung LPG produk pertamina yang tersedia di agen gas Rutin makmur, yaitu: tabung LPG 3 Kg berisi 3 Kg LPG dan berat tabung 5 Kg dan tabung LPG 12 Kg berisi 12 Kg LPG dan berat tabung 13 Kg.

  Kebijakan public dalam arti sempit diartikan sebagai tindakan yang diambil pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah ini berdasarkan atas isu-isu yang terjadi di masyarakat yang kemudian diangkat menjadi topic untuk dibicarakan dalam sidang ataupun rapat pemerintahan yang kemudian akan menghasilkan suatu bentuk kebijakan dalam menyelesaikan isu-isu yang terjadi di masyarakat tersebut. selain sebagai pembuat kebijakan pemerintah juga sebagai pelaksana serta pengawas terhadap implementasi

   kebijakan tersebut.

8 Dwijowijoto, Riant Nugroho, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi,

  Jakarta : PT Elex Media Konputindo, 2003. Hal 23

  Mendefinisikan kebijakan publik sebagai segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan tampil berbeda. Fokusnya dalam hal ini adalah bagaimana negara dapat meberikan pelayanan public yang optimal untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan negara yaitu kemakmuran dan kesejahteraan yang utuh. Menurut kebijakan publik merupakan rangkaian pilihan yang saling berhubungan (termasuk keputusan- keputusan untuk tidak bertindak) yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah. Selain itu, Friedrich mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu arah lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Proses perumusan kebijakan menurut Nugorho secara umum sebagai berikut: 1.

  Munculnya isu kebijakan Isu ini dapat berupa masalah dan atau kebutuhan masyarakat yang bersifat mendasar, memiliki lingkup cakupan yang besar, dan memerlukan pengaturan pemerintah. Isu ini dapat bermula dari isu yang terjadi di masyarakat akibat kebijakan sebelumnya. waktu menangkap isu yang ideal adalah kurang dari 7 hari.

2. Setelah pemerintah menangkap isu tersebut, maka perlu dibentuk Tim

  Perumus Kebijakan yang terdiri dari pejabat birokrasi terkait dan ahli kebijakan public. Waktu pembentukan tim ini paling lama 7 hari.

  Pembentukan tim ini dimaksudkan untuk merumuskan naskah akademik dan atau langsung merumuskan draft nol.

  3. Setelah terbentuk, draft nol kebijakan didiskusikan bersama forum publik antara lain: a.

  Para pakar kebijakan dan pakar yang berhubungan dengan masalah terkait, bila perlu anggota legislatif yang membidangi masalah terkait.

  Bertujuan melakukan verifikasi secara akademis.

  b.

  Kedua adalah dengan instansi pemerintah di luar lembaga yang merumuskan kebijakan tersebut bila perlu melibatkan komisi bidang terkait dari badan legislatif.

  c.

  Ketiga dengan para pihak yang terkait langsung dengan kebijakan atau yang terkena dampak langsung (beneficiaries). Bertujuan untuk mendapatkan verifikasi secara sosial dan politik dari kelompok masyarakat yang terkait secara langsung.

  d.

  Keempat dengan pihak terkait secara luas dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat. Diskusi ini bertujuan untuk membangun pemahaman publik terhadap rencana munculnya suatu kebijakan. Hasil diskusi publik tersebut akan dijadikan materi dalam menyusun kebijakan yang disebut draft

  Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa bercampur dengan air, dan ia berada di dalam kondisi cair pada suhu biasa lingkungan. Bahan tersebut dikatakan juga sebagai hidrofobik atau lipofilik. Minyak mengandung energi tersimpan yang tinggi, yang mana ia bisa digunakan untuk pemanasan dan juga memberdayakan pembakaran mesin. Minyak digunakan untuk tujuan ini biasanya diambil dari petroleum, tetapi sumber-sumber energi biologi bisa dinilai sebagai satu alternatif kepada minyak mentah yang semakin mahal.

  M. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian

  Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan kepustakaan di bidang hukum serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah prosedur penyaluran gas LPG 3 Kg kepada masyarakat ditinjau dari perspektif hukum administrasi Negara.

  2. Tipe Penelitian

  Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe yuridis normatif yaitu data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk menjawab permasalahan di dalam penelitian ini.

  3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Data sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil seminar atau yang terdiri dari buku, tulisan ilmiah, internet dan studi pustaka , bahkan dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum sepanjang sesuai dengan objek penelitian ini.

  b.

  Data primer yang terdiri dari Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional .

4. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan melakukan penelitian terhadap berbagai literatur seperti: buku-buku, undang-undang, pendapat sarjana, bahan perkuliahan, serta bahan-bahan yang diperoleh lewat internet, yang bertujuan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori- teori, atau pengertian-pengertian yang berhubungan dengan masalah hukum mengenai prosedur penyaluran gas LPG 3 Kg kepada masyarakat ditinjau dari perspektif hukum administrasi Negara.

  N. Sistematika Penulisan

  Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang masing-masing bab mempunyai penjelasan tersendiri yang saling berkaitan sebagai berikut :

  Bab I berisi Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi Prosedur Penyaluran Gas LPG 3 Kg Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara, terdiri dari Pengertian Gas LPG (Liquid Petroleum Gas) , Prosedur Penyaluran LPG 3 Kg dan Bentuk-bentuk Gas LPG. Bab III berisi Pengaruh Globalisasi Subtansi Pada Hukum Migas Terdiri dari Makna Globalisasi Pada Industri Migas, Prosedur Pembentukan Hukum Migas dan Faktor Pengawasan dan Penegakan Hukum

  Bab IV berisi Penyaluran Gas LPG 3 Kg Kepada Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Kabupaten Deli Serdang) Terdiri dari Pernyaluran Gas LPG 3 Kg Kepada Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara, Penerapan Pertanggung Jawaban Hukum Administrasi Negara Secara Umum dan Studi Kabupaten Deli Serdanng Mengenai Penyaluran Gas LPG 3 Kg . Bab V berisi Kesimpulan dan Saran, merupakan bab terakhir yang terdiri dari dua bagian, yakni Kesimpulan dan Saran.

Dokumen yang terkait

Prosedur Gas Lpg 3 Kg Pada Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kabupaten Deli Serdang)

6 143 82

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No 37 Tahun 2002, Tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreas

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

0 2 25

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Prosedur Pemberian Izin Usaha Peternakan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2004 Ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Pemerintah Kota Medan)

0 3 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Dan Tanggung Jawab Negara Malaysia Terhadap Penumpang Pesawat Mh 370 Ditinjau Dari Hukum Internasional

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Beberapa Kendala Dalam Pemungutan Dan Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota)

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Penerimaan Sawit Rakyat Ke Pabrik Kelapa Sawit ( Pks ) Di Ptpn Ii Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Ptpn Ii Sawit Seberang )

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Perolehan Izin Mendirikan Yayasan Ditinjau dari Segi Hukum Administrasi Negara (Studi Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam AL Islahiyah Kota Binjai)

0 10 17

BAB II PROSEDUR PENYALURAN GAS LPG 3 KG DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian Gas LPG (Liquid Petroleum Gas) - Prosedur Gas Lpg 3 Kg Pada Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kabupaten Deli Serdan

0 0 13