BAB 2 DESKRIPSI PROYEK - Akademi Sepak Bola Internasional Liverpool FC Medan

  MEDAN 04/24/2014

  • Akademi Sepak Bola Internasional adalah sekolah / akademi sepak bola bertaraf internasional.
  • Liverpool FC adalah sebuah kota di Merseyside dimana terdapat sebuah klub sepak bola terbesar di Inggris yang memiliki sejarah besar.
  • Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara terdapat berbagai jenis olahraga : sepak bola, bola basket, bulu tangkis, dll.
  • Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia

  WILLY ARDILES SINAGA

  6 BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

  2.1 TERMINOLOGI JUDUL

  Judul yang menjadi usulan proyek adalah Akademi Sepak Bola Internasional Livepool FC Medan, yang memiliki pengertian sebagai berikut :

  Jadi pengertian judul Akademi Sepak Bola Internasional Livepool FC Medan adalah pusat pembinaan dan pelatihan sepak bola, dimana terdapat syarat-syarat FIFA yang melisensi sekolah/akademi, di bawah naungan Liverpool FC sehingga melahirkan kualitas yang baik dan dapat menaikkan nama Indonesia di mancanegara serta siap menjadi pesepakbola profesional.

  2.2 TINJAUAN UMUM

  Tinjauan ini membahas perihal sejarah seputar pendidikan, sepak bola dan akademi sepakbola secara umum.

2.2.1 Tinjauan Pendidikan

  Tinjauan umum membahas sistem pendidikan secara keseluruhan dan fashion secara umum.

  Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pelaksanaan pendidikan nasional dilandaskan kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional

  04/24/2014 MEDAN

  berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  • Jalur Pendidikan

  Jalur pendidikan merupakan wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan yang terdapat di Indonesia terdiri dari :

  1. Pendidikan Formal

  2. Pendidikan Nonformal

  3. Pendidikan Informal

  1. Pendidikan Formal

  Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional, jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas :

a. Pendidikan Dasar

  Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk:

  WILLY ARDILES SINAGA

  7

  MEDAN 04/24/2014

  • Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat.
  • Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

  • Pendidikan menengah umum.
  • Pendidikan menengah kejuruan.
  • Sekolah Menengah Atas (SMA),
  • Madrasah Aliyah (MA),
  • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
  • Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

  • Akademi
  • Politeknik
  • Sekolah tinggi
  • Institut

  WILLY ARDILES SINAGA

  8

  b. Pendidikan Menengah

  Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri dari:

  Pendidikan menengah berbentuk:

  c. Pendidikan Tinggi

  Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.

  Perguruan tinggi dapat berbentuk:

  04/24/2014 MEDAN

  • Universitas

2. Pendidikan Nonformal

  Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

  Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

  Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal meliputi

  • Pendidikan kecakapan hidup
  • Pendidikan anak usia dini
  • Pendidikan kepemudaan
  • Pendidikan pemberdayaan perempuan
  • Pendidikan keaksaraan
  • Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
  • Pendidikan kesetaraan
  • Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan pelajar.

  WILLY ARDILES SINAGA

  9

  04/24/2014 MEDAN

  Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:

  • Lembaga kursus
  • Lembaga pelatihan
  • Kelompok belajar
  • Pusat kegiatan belajar masyarakat
  • Majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

  Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

3. Pendidikan Informal

  Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

  Di samping jalur pendidikan tersebut terdapat berbagai jenis pendidikan lainnya menurut Departemen Pendidikan Nasional, antara lain :

  1. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.

  Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:

  • Taman Kanak-kanak (TK),
  • Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

  WILLY ARDILES SINAGA

  10

  04/24/2014 MEDAN

  Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:

  • Taman kanak-kanak
  • Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

  2. Pendidikan Kedinasan Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

  3. Pendidikan Keagamaan Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

  Pendidikan keagamaan berbentuk:

  • Pendidikan Diniyah
  • Pesantren
  • Pasraman
  • Pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis

  4. Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

  5. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus WILLY ARDILES SINAGA

  11

  04/24/2014 MEDAN

  Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

4. Jenis Perguruan Tinggi Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.

  Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis.

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk:

  1.Akademi

  2.Politeknik

  3.Sekolah tinggi

  4.Institut, 5.Universitas.

  1. Akademi

  Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu, yang mencakup program pendidikan sarjana, magister, dan doktor. Akademi adalah seluruh lembaga pendidikan formal baik pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan kejuruan maupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan

  WILLY ARDILES SINAGA

  12

  04/24/2014 MEDAN

  pendidikan vokasi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu.

  2. Politeknik

  Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.

  3. Sekolah Tinggi

  Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

  4. Institut

  Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

  5. Universitas

  Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Kata universitas berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah umum dan menyeluruh. Berbagai jenis lembaga pendidikan lainnya yang tergolong dalam perguruan tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain :

  • Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4, maksimal setara dengan program pendidikan sarjana. Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi. Di Indonesia, gelar vokasi diatur oleh senat perguruan tinggi dan ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan singkatannya. Gelar vokasi yang ada di Indonesia antara lain adalah Ahli WILLY ARDILES SINAGA

  13

  04/24/2014 MEDAN

  Pratama (A.P.) , Ahli Muda (A.Ma.) , Ahli Madya (A.Md.) , Sarjana Sains Terapan (S.S.T.)

  • Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan gelar profesi.

2.2.2 Gelar Akademik Indonesia

  Gelar akademik atau gelar akademis adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan akademik bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi. Gelar akademik terkadang disebut dalam bahasa Belanda yaitu titel. Gelar akademik terdiri dari sarjana (bachelor), magister (master), dan doktor (doctor).

  1. Sarjana (S1) Kata sarjana berasal dari bahasa Sansekerta, dan dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Bachelor. Sarjana adalah gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program pendidikan sarjana (S1) atau undergraduate. Untuk mendapatkan gelar sarjana, biasanya dibutuhkan waktu selama 4 (empat) sampai 6 (enam) tahun dan harus menyelesaikan SKS (satuan kredit semester) sebanyak 144 SKS.

  Sebelum tahun 1993, gelar sarjana yang ada di Indonesia antara lain Doktorandus (Drs.), Doktoranda (Dra.), dan Insinyur (Ir.). Setelah tahun 1993, penggunaan baku gelar sarjana yang ada di Indonesia antara lain Sarjana Ekonomi (S.E.), Sarjana Hukum (S.H.), Sarjana Teknik (S.T.), Sarjana Teknologi Pertanian (S.TP), Sarjana Agama (S.Ag.) dan Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf S diikuti inisial bidang studi. Strata pendidikan sarjana ini disebut sebagai strata 1 atau biasa disingkat S1. Gelar sarjana yang ada di Indonesia pada saat ini antara lain sebagai berikut:

  WILLY ARDILES SINAGA

  14 MEDAN 04/24/2014

  • Sarjana Arsitektur (S.Ars. )
  • Sarjana Komunikasi (S.Kom)
  • Sarjana Agama (S.Ag. )
  • Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.)
  • Sarjana Ekonomi (S.E. )
  • Sarjana Kedokteran (S.Ked.)
  • Sarjana Farmasi (S.F )
  • Sarjana Kehutanan (S.Hut.)
  • Sarjana Filsafat (S.Fil. )
  • Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG. )
  • Sarjana Hukum (S.H. )
  • Sarjana Ilmu Kedokteran Hewan
  • Sarjana Hukum Islam (S.HI. ) (S.KH.)
  • Sarjana Humaniora (S.Hum.)
  • Sarjana Keperawatan (S.Kep.)
  • Sarjana Ilmu Alam : Fisika, Biologi,
  • Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.Km.)
  • Kimia, Matematika (S.Si. )
  • Sarjana Pendidikan (S.Pd. )
  • Sarjana Ilmu Komputer (S.Komp)
  • Sarjana Seni (S.Seni)
  • Sarjana Ilmu Politik (S.IP. )
  • Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
  • Sarjana Teknologi Pertanian (S.TP. )
  • Sarjana Psikologi (S.Psi. )
  • Sarjana Teknik (S.T. )
  • Sarjana Sains (S.Si. )
  • Sarjana Theologi (S.Th. )

  WILLY ARDILES SINAGA

  15

  MEDAN 04/24/2014

  • Sarjana Sains Terapan (S.ST. )
  • Sarjana Pertanian (S.P. )
  • Sarjana Sosial (S.Sos. )
  • Sarjana Peternakan (S.Pt. )
  • Sarjana Sastra (S.S. )
  • Sarjana Perikanan (S.Pi. )

  • Dokter (dr.)
  • Dokter gigi (drg.)
  • Dokter spesialis (Sp.)
  • Akuntan (Ak.)
  • Apoteker (Apt.

  WILLY ARDILES SINAGA

  16

  2. Magister (S2) Gelar magister yang ada di Indonesia antara lain Magister Manajemen

  (M.M.), Magister Sains (M.Si.), dan Magister Teknik (M.T.). Gelar magister ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf M diikuti inisial bidang studi. Strata pendidikan magister ini disebut sebagai strata 2 atau biasa disingkat S2.

  3. Doktor (S3) Gelar doktor dari bidang studi apapun bergelar Doktor dan ditulis di depan nama yang berhak dengan mencantumkan singkatan Dr. Strata pendidikan doktor ini disebut sebagai strata 3 atau biasa disingkat S3.

  Selain gelar akademik , di Indonesia juga terdapat yang disebut gelar profesi. Gelar profesi adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan profesi bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi. Di Indonesia, gelar profesi diatur oleh senat perguruan tinggi dan organisasi profesi berdasarkan standar profesi yang terkait sebagai dan ditulis di belakang nama yang berhak. Gelar profesi yang ada di Indonesia antara lain :

  04/24/2014 MEDAN

2.2.3 Tinjauan Sepak Bola

  Sepak bola telah memiliki perjalanan yang panjang dalam sejarah olahraga, bahkan kebudayaan manusia, dan perkembangannya saat ini semakin pesat karena berkembangnya sistem manajemen dan pelatihan sepak bola dan teknologi yang dapat diterapkan pada perlengkapan, infrastruktur, maupun publikasi/ entertainmennya.

  Sejarah olahraga sepak bola sudah lama sekali ada. Tercatat Woggabaliri di Australia, Harpastum di kekaisaran Romawi, dan sejak abad ke-2 dan 3 SM di Cina dengan nama Tsu Chu. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.

  Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan ini. Tetapi tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan ini. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.

  Selama tahun 1800-an, sepak bola modern dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia, begitu juga di wilayah nusantara oleh Belanda. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia yaitu

  Fédération Internationale de Football Association (FIFA) dibentuk dan pada awal

  tahun 1900-an,berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara, begitu juga Piala Dunia pertama kali dimulai di Uruguay tahun 1930. Asian Football

  WILLY ARDILES SINAGA

  17

  04/24/2014 MEDAN Confederation (AFC) juga berdiri pada tahun 1954 di Manila, Filipina sebagai salah satu konfederasi regional FIFA.

  Permainan sepak bola di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh para penjajah/bangsa Eropa, termasuk Belanda. Di akhir tahun 1920, pertandingan atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam,

  voetbal

  biasanya dilaksanakan sore hari. Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi dimana orang Belanda sering menggelar pertandingan. Khusus untuk sepak bola, serdadu di barak-barak militer sangat sering bertanding yang akhirnya membentuk bond atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, warga Belanda, Eropa, dan Indonesia juga membuat bond-bond serupa.

  Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal

  Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan

  pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.

  Pada 19 April 1930, Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) dibentuk di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Disinilah perkembangan sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya PSSI dalam pimpinan Soeratin Sosrosoegondo, insinyur sipil lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan semakin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I perserikatan/bond diadakan. Adapun lahirnya PSSI ini tidak terlepas juga dari gerakan menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih nasionalisme bagi pemuda Indonesia.

  Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) dari WILLY ARDILES SINAGA

  18

  04/24/2014 MEDAN

  bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) dari bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) dari orang pribumi.

  Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari di Surakarta (Solo) lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepak Bola Kebangsaan” yang digerakkan oleh PSSI. Stadion itu diresmikan pada 1933 dan sejak adanya stadion ini, kegiatan persepakbolaan pun semakin gencar.

  Pada tahun 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia walaupun akhirnya membawa nama Hindia Belanda (Dutch East Indies). NIVU mengajak PSSI bekerjasama yang ditandai dengan Gentlemen’s Agreement 15 Januari 1937. Persetujuan perjanjian ini berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu isinya juga berisi tentang tim yang dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan bentukan PSSI sebelum diberangkatkan (seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Memang akhirnya Hindia Belanda kalah 0-6 dari Hongaria. Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin Sosrosoegondo sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi pemain akan dipenuhi oleh orang Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian tersebut saat Kongres di Solo pada 1938.

  Dalam pertandingan internasional, PSSI terbukti. Pada 7 Agustus 1937, tim PSSI berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah mengalahkan Belanda dengan skor 4-0.

  Disini kedigdayaan tim PSSI sudah tersohor.

  Lebih jauh, Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Pada tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia) yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga ISI (15-22 Oktober 1938) di Solo. Nama PSSI

  WILLY ARDILES SINAGA

  19

  04/24/2014 MEDAN

  ini kemudian berubah dalam kongres PSSI 1950 di Solo menjadi Persatoean Sepakbola Seloeroeh Indonesia.

  Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita, futsal, dan kompetisi kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).

  Masuknya Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan buatan Jepang. Tetapi Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sehingga tidak dapat lagi mengurus kegiatan olahraga di Indonesia. Dalam situasi itu urusan olahraga diserahkan kembali kepada Indonesia terutama sejak tahun 1944 dengan terbentuknya Gerakan Latihan Olahraga Rakyat (GeLORa). Selama tahun 1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia, tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat, karena Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga dengan sendirinya perhatian Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan olahraga di Indonesia. Akhirnya PSSI baru lepas menjadi otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949).

  Adapun Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dibentuk tahun 1946 yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). Keduanya telah dilebur dan menjadi KONI. Dalam mempersiapkan para atlet Indonesia untuk Olimpiade XIV di London tahun 1948, Indonesia menemui banyak kesulitan. PORI sebagai badan olahraga resmi Indonesia saat itu belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC) sehingga para atlet yang

  WILLY ARDILES SINAGA

  20

  04/24/2014 MEDAN

  akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh waktu itu menjadi penghalang besar. Paspor Indonesia saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan inilah yang menyebabkan rencana kepergian beberapa pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI tanggal 1 Mei 1948 di Solo. Konferensi itu sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. PORI ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI.

  Dilihat dari sarana olahraga, pada saat itu kota Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang, pada saat itu juga termasuk fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI juga berkedudukan di Solo, sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan untuk menetapkan kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8-12 September 1948 dengan mempertandingkan 12 cabang olahraga. Selain itu, PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya yang dipersempit akibat Perjanjian Renville, membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.

  Lalu dalam perkembangannya, PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada kongres FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, lalu PSSI diterima pula menjadi anggota AFC tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pembentukan AFF (ASEAN Football Federation).

  Di kota Medan sendiri sepak bola juga sudah lama berkembang. Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya (PSMS) dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub Voetbal Bond Medan en Omstreken

  WILLY ARDILES SINAGA

  21 MEDAN 04/24/2014

  WILLY ARDILES SINAGA

  VII 1969 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

  XII 1989 Sumatera Utara Jawa Timur Jakarta Raya

  XI 1985 Sumatera Utara Irian Jaya Jakarta Raya

  Jawa Timur

  Sumatera Utara

  IX 1977 Jakarta Raya Irian Jaya Aceh X 1981 Lampung

  VIII 1973 Sumatera Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan

  VI 1965 dibatalkan karena peristiwa G 30 S PKI

  22

  IV 1957 Sumatera Utara Sumatera Tengah Jawa Tengah V 1961 Sulawesi Selatan Jawa Tengah Jakarta Raya

  III 1953 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

  II 1951 Jawa Barat Jakarta Raya Jawa Timur

  Ke Tahun Juara I Juara II Juara III

Tabel 2.1. Hasil Kejuaraan PON: Bidang Olahraga Sepak Bola

  Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus dari Hongkong, Grasshoppers dari Eropa, Star Soccerites dari Singapura, dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dipegang oleh PSMS melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat julukan “The Killer” atau algojo kesebelasan-kesebelasan luar negeri. Di tahun 1950-an di awal berdirinya, PSMS berada di puncak kejayaannya. Beberapa turnamen di dalam dan luar negeri selalu menjadi ajang meraih gelar juara. Adapun dibawah ini merupakan data-data kejuaraan PSMS dalam beberapa kompetisi hingga kini.

  (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran kalau logo PSMS adalah "daun" dan "bunga tembakau Deli". PSMS mengalami jaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikan mulai tahun 1954.

  Sumber: Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992) MEDAN 04/24/2014

  WILLY ARDILES SINAGA

  XIII 1973 Persija PSMS Persebaya

  XXII 1988 Persebaya Persija Persib

  XXI 1987 PSIS Persebaya Persib

  XX 1986 Persib Persemen Persija

  XIX 1985 PSMS Persib PSM

  XVIII 1983 PSMS Persib Persebaya

  XVII 1981 Persiraja - -

  XVI 1979 Persipura PSMS Persebaya

  XV 1977 Persebaya Persija PSMS

  XIV 1975 Persija / PSMS - -

  XII 1971 PSMS Persija PSM

  23 Tabel 2.2. Hasil Kejuaraan PSSI 1951-1990 Sumber: Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992)

  XI 1969 PSMS Persija PSM

  IX 1966 PSM Persib PSMS X 1967 PSMS Persib Persebaya

  VIII 1965 PSM Persebaya Persib

  VII 1964 Persija PSM Persib

  VI 1961 Persib PSM Persija

  IV 1957 PSM PSMS Persib V 1959 PSM Persib PSIS

  III 1954 Persija PSMS Persebaya

  II 1952 Persebaya PSMS Persib

  I 1951 Persebaya PSM Persija

  No. Tahun Juara I Juara II Juara III

  XXIII 1990 Persib Persebaya -

  04/24/2014 MEDAN

2.2.4 Akademi Sepakbola

  2. Akademi Sepakbola Sebagai Wadah Pembinaan Dasar

  Peran dan tanggung jawab SSB mempunyai andil yang sangat besar bagi perkembangan prestasi sepakbola Indonesia di masa – masa yang akan datang. Di akademi sepakbola inilah bibit-bibit pemain sepakbola yang handal banyak ditemukan.

  Pembinaan sejak awal menentukan masa depan prestasi pesepakbola. Dimana Peran pelatih professional diperlukan untuk keberhasilan proses pembinaan. Menurut Soedono (2008:1) pada hakikatnya keberhasilan atau kegagalan pembinaan usia dini tergantung dari pelatih.

  Agar proses pembinaan berjalan lancar selain program latihan bagus, sarana dan prasarana memadai, metode yang tepat, juga di butuhkan pelatih berkualitas yang dapat mengenal karakteristik anak latih dari aspek fisik maupun psychologis. Menurut Soowarno KR (2001:2) program pengembangan sepakbola terdiri dari 3 fase,yaitu;

  • Fase I (Fun Phase) 5-8 tahun
  • Fase II (Technical Phase) 9-12 tahun
  • Fase III (Tactical Phase) 13-17 tahun

  2. Lapangan Permainan Gambar.2.1. Standarisasi Lapangan SepakBola Sumber: www.piala-sepak-bola.blogspot.com

  WILLY ARDILES SINAGA

  24

  04/24/2014 MEDAN

  • Ukuran Panjang x Lebar : 100 – 120 x 64 – 75 m
  • Garis Batas adalah garis selebar 10 cm, yakni garis sentuh di sisi

  , garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 9,15m lingkaran tengah; tidak ada tembok penghalang atau papan.

  • Daerah penalty adalah busur berukuran 18 m dari setiap pos
  • Titik Pinalti adalah 11 meter dari titik tengah gawang
  • Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
  • Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive

3. Kualitas Akademi Sepak Bola

  Menurut Direktur Teknik Timnas Indonesia, Sutan Harhara, se- kolah sepakbola yang berkualitas tinggi adalah: a.Akademi Harus Mempunyai Manajemen Organisasi Yang baik

  Akademi tak ubahnya sebuah sekolah regular yang tetap membutuhkan orang -orang yang paham dengan pengembangan Pendidikan anak dan Pengelolaan sebuah organisasi. b.Akademi Sepakbola Harus memiliki Lapangan dan Peralatan Memadai

  Lapangan merupakan Instrumen vital dalam sebuah Akademi Sepakbola dimana sesuai dengan Spesifikasi standarisasi FIFA didukung dengan pemilihan rumput yang berkualitas. Sementara fasilitas lain seperti ruang ganti pemain, lampu stadion, fitness center, asrama, bisa menjadi pertimbangan sekunder dan kelengkapan peralatan latihan dasar. c.Akademi harus memiliki pelatih Bersertifikat

  Untuk menjadi Pelatih Akademi tidak mudah. Pelatih Akademi minimal harus memiliki lisensi C Nasional. Sehinggah dia akan lebih paham dalam bentuk pengajaran Youth Development yang sesuai dengan peraturan PSSI dan FIFA. d.Akademi wajib memiliki program latihan terukur

  WILLY ARDILES SINAGA

  25 MEDAN 04/24/2014

  • Fasilitas publik
  • Fasilitas pengelola
  • Fasilitas pertandingan
  • Fasilitas latihan
  • Fasilitas hunian ( asrama )
  • Fasilitas penunjang
  • Area parkir
  • Area servis

  • Belanda

  WILLY ARDILES SINAGA

  26 Akademi diwajibkan memilki program latihan yang terukur dimana

  acuannya pada ketentuan yang ada di Youth Development. Misalnya, untuk U-10 tahun yang identik dengan fun game sudah mewajibkan pemainnya menguasai minimal 3 teknik-teknik dasar pada mengolah bola hal ini akan mempermudah para siswa untuk menaiki jenjang berikutnya,misalnya ketika masuk level U-14 atau U15 yang sudah dihadapkan pada situasi game yang berpola pada startegi. e.Akademi harus wajib aktif dan prestasi

  Menurut ketentuan FIFA ,Akademi Sepakbola sebaiknya melakoni 600 jam pertandingan pertahunnya. Hal ini artinya, rata-rata setiap pekan bermain di dua laga resmi di bawah naungan PSSI.

4. Fasilitas Akademi Sepak Bola

  Menurut Harianto (2001), beberapa fasilitas yang harus disediakan p ada akademi sepak bola adalah:

2.2.5 Klasifikasi Pusat Sepak Bola

  Berdasarkan cakupan pelayanannya, lingkup pengaruh Sepak Bola dunia, pusat Akademi Sepakbola dapat di golongkan menjadi 3 golongan :

  1.Pusat Fashion International MEDAN 04/24/2014

  • Spanyol
  • Brazilia
  • Eropa : London (UK), Amsterdam (NAT), Madrid (SPAIN)
  • Amerika : Rio de janiero (Brazilia), Buenos Aires (Argentina)
  • Australia : Melbourne (Sydney)
  • Asia : Hongkong,Tokyo (Jepang), Jakarta (Asia Tenggara)
  • Afrika : South Africa

  WILLY ARDILES SINAGA

  27

  2.Pusat Akademi sepakbola Regional

  3.Pusat Akademi Sepakbola Sub Regional Pusat Akademi Sepak Bola sub regional, mempunyai sasaran pasar yang lebih spesifik lagi dengan ada nya pusat Akademi Sepakbola ini hampir sama dengan yang terdapat pada pusat Akademi Sepakbola regional.

  Dalam proyek ini diasumsikan bahwa Jakarta telah menjadi pusat Akademi Sepak Bola untuk kawasan Asia Tenggara dan tentunya di Indonesia sendiri. Koleksi-koleksi Pemain yang bertalenta baik yang dikeluarkan oleh Pelatih-pelatih yang tergabung dalam PSSI agar cukup bersaing dengan pelatihan. AKADEMI SEPABOLA INTENASIONAL LIVERPOOL FC 04/24/2014 MEDAN

  

Tabel.2.3 DAFTAR BIODATA SEPAKBOLA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010/2012

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKRETARIAT NAMA PENGURUS NAMA SERTI JUMLAH KELOMPOK JU

SEPAKBOLA

  PELATIH FIKAT SISWA ML AH USIA SIS

KETUA UMUM SEKRETARIS 8- 10-

  12 14 16- WA

  10

  12 - 18 -

  14

  16

  1 Generasi Jl. Seksama Gg. Ikhlas No. 5A Medan Sutarna Drs. Aswan Suimin Diharjo L15 B

  30

  35

  35

  25 28 154 Adi Mainur S-2 Lubis Sucipto Hadi S-3

  2 Karang Taruna Jl. Krakatau Sidodarma Gg. Indah M. Nasir Effendy Syam Amruatian L15-C

  25

  34

  30

  36 24 149 P.Brayan Darat I Medan Harahap Rukino L15-C Dr. Langkat S. YAD

  3 Sinar Sakti Jl. Timor No. 10 E Medan

  4 Kurnia Jl. Gajah Mada no. 49 Medan

  5 Ladon Jl. Sei Baharok Gg. Mantri No. 23 Medan

  WILLY ARDILES SINAGA

  28 Universitas Sumatera Utara AKADEMI SEPABOLA INTENASIONAL LIVERPOOL FC 04/24/2014 MEDAN

  Sambungan Tabel 2.3 6 PMN Martubung Jl. KL Yos Sudarso Km. 13,5 Komp.

  PTPN IV PTPN IV Martubung

7 Kenari Utama

  • Jl. Kenari 6/228 Perumnas Mandala Sugirain Joinasrun Hafis Nasution YAD

  14

  18

  34

  23

  89 Medan 8 PTP Wil I Medan Jl. Amat Tirto No. 1090 Psr 10 Kec.

  Medan Tembung

  9 Generasi Tunas Jl. Kebon Bunga / Lapangan Hold Harapan Medan

  10 Tunas Remaja Jl. Medan Area Selatan Gg. Sairin No.

  29 Medan

  11 Himpunan Jl. Luku I No. 52 Simp. Pos P. Bulan M. Syarifudin Nur Wahyudi, SE Sakino YAD

  28

  30

  22

  24 26 130 Pemuda Maju Medan Johor Armansyah S-3

  12 Bina Muda Jl. KPT. Muslim / Setia Luhur No. 85 Medan

  13 Permata Jl. Simalungun No. 3 Belawan Medan

  14 Tasbi Komplek Taman Setia Budi Indah Blok PP. 9-10 Medan

  15 Bintang Timur Jl. G. Krakatau Sidorukun No. 5.

  Suharto S YAD

  26

  31

  36

  32 21 148 P.Brayan Darat Medan

  WILLY ARDILES SINAGA

  29 Universitas Sumatera Utara AKADEMI SEPABOLA INTENASIONAL LIVERPOOL FC 04/24/2014 MEDAN

  Sambungan Tabel 2.3

  16 Karisma Jl. Nusa Indah No. 86 Par. III Helvetia Medan

  17 Diapora SU Jl. Kelambir V/ JLBT. Serangan No. 20 Medan

  18 Bangun Jaya Jl. Boxit link. I Kota Bangung Deli

  19 Bocah Junior Jl. STM/ Suka Jaya No. 10 Medan Medan Johor

  20 Asam Kumbang Jl. Bunga Raya No. 183 Asam Surya Harahap M. Idris Abdul Lbs S-2

  15

  12

  31

  58 Pratama Kumbang, Medan Selayang

  21 Sejati Pratama Jl. Karya Bakti No. 26. Pkl. Mansyur

  H. Sariono Sunyoto, SIP Syahfirul L15-c Medan Johor M. Salim L15-C

  30

  40

  45

  35 32 182

  22 Putra Marelan Kantor Lurah R. Pulau Jl. Rahmad Budin Medan Marelan

  23 Mabmi Jl. Sei Rkan No. 63 Medan

  24 Timbang Deli Jl. SM. Raja KM 8. No. 96 Timbang Deli Amplas Medan

  25 Harapan Bangsa Jl Tangkuk Bokar I/25 A Medan Persikas

  26 Persikas Jl. Bayangkara Gg. Balai Desa No. 12

  WILLY ARDILES SINAGA

  30 Universitas Sumatera Utara AKADEMI SEPABOLA INTENASIONAL LIVERPOOL FC 04/24/2014 MEDAN

  Sambungan Tabel 2.3 Sambungan Tabel 2.3 Kel. Indra Kasih Tembung

  27 Putra Bahari Perumahan Nelayan Blok. 66 No. 66 Drs.Sy. Muhammad Amin Kamaruddin YAD

  14

  29

  26

  69 Medan Labuhan Hasibuan

  28 Generasi Medan Jl. Bengawan Kantor Kep. Desa Krio Krio Sunggal Medan Sunggal

  29 Bintang Muda Jl. Nuri No. 65 B. Binjai 30 Karang Taruna Jl. Perintis Kemerdekaan Lk. IV Kel.

  Binjai Kebun Lada Binjai

  31 Profil Jl. Jawa Gg. Madrayasah No. (A Kel. Drs. Anton Dra. Ani Suprawati Superdi YAD

  20

  20

  29

  18

  87 Damai Binjai Timur) Indarto 32 Kuda Laut Mas Jl. Thamrin No. 28 p. Brandan Kab.

  Langkat

  33 Putra Klantan Jl. Pelabuhan Sei BilahPatok P. Ridwan Uncu Junaidi M.Syarif YAD Brandan Langkat H. Benny A YAD

  18

  15

  20

  15

  16

  84 Drs. YAD Kaharuddin Jufri, SPd YAD

  34 Tunas Muda Jl. Perjuangan No. 52 T. Beringin Kec.Hinai Kab Langkat

  WILLY ARDILES SINAGA

  31 Universitas Sumatera Utara AKADEMI SEPABOLA INTENASIONAL LIVERPOOL FC 04/24/2014 MEDAN

  Sambungan Tabel 2.3

  35 Tanjung Pura Jl. Merdeka No. 52 T. Beringin Kec. Drs. H. Asrin M. Nasyad Ashbul Yamin YAD

  25

  26

  22

  73 Putra Hinai Kab. Langkat Naim

  36 Porsabi Gg. Tanah Lapang Stadion Amir Ali Amrin Dayu Imam Prayogi Wakimin Yanto S-3

  25

  25

  20

  70 Hamzah T. Pura Kab. Langkat M 37 Putra Besitang Jl. Perjuangan Simp. Tiga besitang Kab.

  Langkat

  38 Lubuk Pakam Jl. Karya Bhakti No. 67 L. Pakam, Deli Bersinar Serdang

  39 Supra Pasifik Jl. T. Raja Muda No. 2 L. Pakam Deli Serdang

  

40 Putra Perbaungan Jl. Kutilang No. 1 Perbaungan Deli CH. Saleh Sitorus Suwandi YAD 149

Serdang Syadruddin

  70

  50

  29

  41 Rapel Jl.Sena No. 2 Perbaungan Deli Serdang

  42 Tembakau Deliu PTPN II Tandem Hilir Deli Serdang

  43 Perkasa 97 Jl. Karang Luas Tengan Bulu Cina (Sudarto)

  44 Tunas Muda Desa Tanjung Selama Seintis Deli Dharma Deli Serdang

  45 Mayang Putra Emplasmen Sei Mayang No. 47, jl. Februharyono S-3 Binjai 13,7 D. Serdang Sumarli

  WILLY ARDILES SINAGA

  32 Universitas Sumatera Utara AKADEMI SEPABOLA INTENASIONAL LIVERPOOL FC 04/24/2014 MEDAN

  Sambungan Tabel 2.3 Sambungan Tabel 2.3 Rahimsyah LIS- D

  13

  13

  31

  19

  5

  81

  46 Mayang Putra Jl. Rampah Estate/ Rumah Makan Dika Zabir Hamsah Misno Sudariyono S-3

  19

  22

  21

  62

  47 PON Putra Jl. T. Tinggi KM 48 Tg. Buluh Kec. Mun Supriadi Efenfy Armin S-2 Perbaungan DeliSerdang Edi Eriyanto

  8

  20

  21

  33 18 100

  48 Merpati Socfindo PKS Pagar Merbabu L. Pakam Mahrizalnam Sutrisno Budi Prianto YAD

  10

  14

  20

  20

  64

  49 PSPM Pagar Jl. Prasetya Utama No. 39 Diski Rasyid Marbau Sukarnin

  50 Bina Tama Bang Desa Bangbing Kec. Perbaungan Deli Haidir Tanjung Syahrial Efendi YAD Bing Serdang Kakhyar, Amd

  20

  22

  20

  20

  82 Arslan YAD

  51 Serikat Pekerja Kantor PTPN III Kebuin Klumpang Deli Perkebunan III Serdang

  52 Persega Dusun II Pasar II Marindal I Jl. Setia Deli Suwardi Setujuono YAD Serdang Awal Dani

  20

  20

  20

  60

  53 Santos Yunior Jl. Nelayan TPI. Kec. Beringin Deli Irianto Sudariyono S-3 Serdang Ibnu Hadi

  26

  17

  21

  64

  54 Persetama Tanjung Morawa D. Serdang