BAB II DESKRIPSI PROYEK - Sibolga Visitor Center

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK

2.1. Pengertian dan Penjelasan Proyek

  Dalam proyek ini, perancang harus merancang sebuah bangunan di Pesisir Barat Sumatera. Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok serta dosen pembimbing, akhirnya ditentukan bahwasanya kami akan merancang sebuah kawasan resort di site yang sudah ditentukan, akibat dari kebutuhan akan motor ekonomi yang baru serta potensi potensi view yang ada. Tentu saja resort juga memiliki beberapa fungsi didalamnya sehingga dapat dibagi fungsi-fungsinya dan kami dapat merancang masing masing fungsi tersebut.

  Resort adalah sebuah tempat untuk relaksasi maupun rekreasi. Resort adalah tempat,

  kota atau terkadang suatu tempat komersil yang dibentuk oleh sebuah perusahaan. Menurut dinas Pariwisata Indonesia , resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.

  Dari beberapa pengertian resort menurut para ahli, yang diambil dari artikel Sri Kurniasih adalah

  1. Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)

  2. Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987)

  3. Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi ala mnya. (A.S. Hornby, Oxford Leaner’s

  Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974)

  4. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. (Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)

  5.Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988)

  6. Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)

  Resort didefinisikan sebagai penginapan yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.

  Kelompok kami mengajukan judul besar kawasan, yaitu Sibolga Resort Paradise karena kebutuhannya atas Resort serta Paradise yang identik dengan keindahan.

  Sibolga Resort Paradise merupakan suatu rangkaian kata dari : Sibolga

  Salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan. Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.

  Pada masa Hindia-Belanda kota ini pernah menjadi ibu kota Residentie Tapanuli. Setelah masa kemerdekaan hingga tahun 1998, Sibolga menjadi ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Kota dengan sebutan Negeri Berbilang Kaum, yang mana berarti memiliki berbagai suku di dalam kota sibolga.

  Suku asli kota sibolga adalah suku Batak Pesisir. Suku Batak Pesisir ini sebenarnya berawal dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola yang telah menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah, sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Setelah sekian lama terjadi pembauran dari ketiga suku Batak ini, maka datanglah imigran lain yang berasal dari Minangkabau dan Melayu dari pesisir Timur Sumatra, lalu terjadi perkawinan-campur di antara ke 5 suku bangsa ini. Dari percampuran ke 5 suku bangsa ini lah terbentuk suatu komunitas yang disebut sebagai suku Pesisir.

  Resort

  Resort didefinisikan sebagai penginapan yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari- hari

  Paradise

  Arti nama paradise adalah tempat yang indah. Paradise berasal dari kata Yunani, paradeisos, sebuah istilah metafisik untuk sebuah tempat yang memiliki eksistensi positif dan harmonis.Paradise sering dideskripsikan sebagai sebuah "tempat yang lebih tinggi", tempat yang lebih suci dibandingkan dunia.

  Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok serta dosen pembimbing, akhirnya ditentukan beberapa fungsi untuk dirancang oleh anggota kelompok kami, diantaranya adalah: information center, pujasera, gallery, cottage, restoran, convention hall, hotel dan beberapa bangunan pelengkap. Dan dari hasil pembagian proyek per tiap anggota, saya mendapatkan proyek Sibolga Information Center serta Pujasera.

  Sibolga

  Merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan. Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.

  Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain : Batak Toba, Batak Mandailing, dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang dipergunakan adalah Bahasa Minangkabau logat Pesisir.

  Information

  Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi

  Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian

  • – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”

  Center

  Pengertian Center adalah pusat. Yang berarti pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan berbagai-bagai urusan, hal, dsb. Pusat, sentral, adalah bagian paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi . Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

  Sibolga Information Center

  Sibolga Information Center merupakan sebuah bangunan yang menjadi pusat, pokok pangkal dan pumpunan segala informasi yang bisa didapat dari kota Sibolga dan yang berhubungan dengan kota Sibolga.

  Pujasera (Foodcourt)

  Pujasera (bahasa Inggris: food court atau food hall) adalah sebuah tempat makan yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu yang variatif. Pujasera merupakan area makan yang terbuka dan bersifat informal, dan biasanya berada di mal, pusat perbelanjaan, perkantoran, universitas ataupun sekolah modern. Pujasera (food court) merupakan jenis usaha penyediaan makanan dan minuman pada suatu kesatuan tempat atau lokasi tetap tertentu dengan bangunan permanen atau semi-permanen, yang terdiri dari gerai-gerai penyediaan makanan dan minuman. Untuk memudahkan pengunjung dalam memilih, biasanya gerai-gerai yang ada di Food court dikelompokkan berdasarkan jenis menu yang ditawarkan.

  Food court adalah sebuah tempat makanan yang terdiri dari counter-counter makanan yang menawarkan aneka menu yang variatif. Food court merupakan area makanan yang terbuka dan bersifat informal.

  Pemilik gedung biasanya mempekerjakan beberapa orang untuk mengelola dan menjalankan pujasera di gedung miliknya. Dalam pengelolaan ini pemilik gedung dapat juga memberikan penawaran kepada sebuah perusahaan pengelolaan properti atau pengelola acara (event organizer) yang berpengalaman dalam mengelola pujasera.

  Terdapat beberapa konsep dalam mengelola pujasera, yaitu konsep "makanan cepat saji" dan konsep "pesan di meja makan".

  Konsep "makanan cepat saji" adalah suatu konsep yang mengarahkan para pengunjung untuk langsung memesan makanan atau minuman di gerai-gerai yang siap melayani mereka. Produk-produk yang ditawarkan adalah produk-produk siap saji (maks. 10-15 menit untuk produksi dan penyajian). Biasanya lebih banyak di mal-mal yang ramai dan di area perkantoran yang para pengunjungnya mempunyai waktu terbatas.

  Konsep "pesan di meja makan" adalah suatu konsep yang memanjakan para pengunjung dengan pelayanan seperti di restoran. Pramusaji (waiter) yang disediakan siap melayani pesanan pengunjung dengan cepat dan ramah. Produk-produk yang disajikan juga terkadang membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksi hingga penyajian. Biasanya pujasera dengan konsep ini berada di mal-mal yang dinamis.

2.1.1. Data Sibolga

  a. Demografi Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 (SP2010), jumlah penduduk Kota Sibolga sementara adalah 84.481 orang, yang terdiri atas 42.408 laki-laki dan 42.073 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Kecamatan Sibolga Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 30.082 orang, sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Sibolga Kota yaitu 14.304 orang. Dengan luas wilayah Kota Sibolga sekitar 10,77 km² serta didiami oleh 84.481 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Sibolga adalah sebanyak 7.844 orang per km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sibolga Sambas yakni sebanyak 12.821 orang per km², sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Sibolga Kota yakni 5.235 orang per km².

  Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain Batak Toba, Batak Mandailing, dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang dipergunakan

  1 adalah Bahasa Minangkabau logat Pesisir.

  b. Transportasi dan Turisme Untuk perhubungan darat, Sibolga telah terhubung dengan kota-kota lainnya di

  Sumatera Utara, yakni dengan Padang Sidempuan dan Tarutung. Melalui jalur udara, Sibolga juga memiliki Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang melayani rute Sibolga-Medan dan Sibolga-Jakarta. Pelabuhan laut Sibolga, merupakan tempat penyeberangan menuju Pulau Nias dan kota-kota pesisir barat Sumatera lainnya. Di pelabuhan ini juga berlabuh KM Lambelu dan KM Umsini, yang melayani rute Sibolga- Gunung Sitoli-Padang. Rekreasi di Sibolga hingga sekarang menarik turis berdasarkan sejarahnya dan pantainya. Sibolga juga merupakan tempat persinggahan untuk berdagang serta orang yang mau menyebrang ke Pulau Nias.

  c. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km

1 Setiana Simorangkir, Struktur bahasa Pesisir Sibolga, Pusat Pembinaan dan Pengembangan

  Bahasa, 1986

  Tabel 2. 1. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km) Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara

  d. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Sibolga, 2013

  Tabel 2. 2. Tabel Tingkat Pengangguran Penduduk Sumber: BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional 2013

  e. Lalu Lintas Penumpang Angkutan Ferry di Kota Sibolga, 2013

  Tabel 2. 3. Tabel Penumpang Ferry

  d. Jumlah Hotel dan Rumah Makan di Kota Sibolga, 2009-2013

  Tabel 2. 4. Tabel Jumlah Hotel dan Rumah Makan di Kota Sibolga, 2009-2013

  f. Sejarah Batak Pesisir Suku Pesisir yang juga dikenal dengan banyak nama, seperti suku Batak Pesisir, suku

  Pasisi, dan suku Pesisi, adalah salah satu suku yang hidup di sepanjang pesisir pantai sebelah barat Sibolga dan Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Sejarah suku Pesisir ini berawal dari percampuran antara suku Batak Toba, Batak Mandailing, dan Batak Angkola yang sejak ratusan tahun lalu menetap di daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah.

  Dalam perkembangannya, percampuran ketiga suku Batak tersebut juga mengalami pembauran lagi dengan para imigran Minangkabau dan Melayu yang berasal dari pesisir timur Sumatera. Dari interaksi dan percampuran kelima suku tersebut, lahirlah sekarang suku yang dikenal sebagai suku Pesisir.

  Pada awalnya, mereka berbicara dalam bahasa Batak. Akan tetapi, setelah berabad- abad bercampur dengan budaya Minang dan Melayu, bahasa merekapun berangsur-angsur berubah, dan kemudian disebut sebagai bahasa Pesisir, seperti yang hari ini digunakan dalam komunikasi sehari-hari mereka.

  Bahasa Pesisir ini terbilang bahasa yang unik, karena sejatinya merupakan gabungan dari tiga bahasa, yaitu bahasa Batak Mandailing, bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu. Jadi suku Pesisir ini boleh disebut sebagai orang Batak yang berbahasa Melayu. Hal tersebut mirip seperti masyarakat Batak di Rokan Hulu, Provinsi Riau atau masyarakat Rao di kabupaten Pasaman Sumatra Barat.

  Pada awalnya, suku Batak Pesisir ini lebih suka kalau disebut sebagai orang Melayu Pesisir. Tetapi belakangan ini, tidak sedikit dari mereka yang tidak menolak disebut sebagai suku Batak Pesisir. Bahkan akhir-akhir ini sebagian dari mereka mulai mencantumkan kembali marga-marga lamanya seperti Pohan, Siregar, Sitompul, Tanjung, dan Pasaribu. Salah satu putra dari suku Pesisir yang dikenal orang adalah Akbar Tanjung.

  Keberadaan suku Pesisir ini, mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat lain di pulau Jawa atau daerah-daerah lain di luar provinsi Sumatra Utara. Tetapi sebenarnya, suku Pesisir ini telah ada selama beratus-ratus tahun di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, dan berdiri sejajar dengan etnis-etnis lain seperti suku Toba, Mandailing, Angkola, Minangkabau dan Melayu. Pada perkembangannya, adat dan kebudayaan yang berkembang di tengah suku Pesisir memang lebih banyak dipengaruhi oleh budaya Melayu. “Dampeng” dan “Tari Payung” adalah dua dari sekian kesenian yang cukup popular di kalangan masyarakat Sumatera Utara.

  Mata pencaharian masyarakat Pesisir pada umumnya adalah sebagai nelayan. Namun demikian, tidak sedikit juga yang kemudian bekerja di sektor pemerintahan dan swasta. Selain itu, pada sektor pendidikan, hari ini semakin banyak masyarakat Psisir yang telah berhasil mencapai jenang pendidikan tinggi.

2.2. Tinjauan Umum

2.2.1. Resort

a. Faktor Penyebab Timbulnya Resort

  Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

  a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

  b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

  c) Kesehatan Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

  d) Keinginan Menikmati Potensi Alam Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.

  b. Karakteristik Resort

  Ada 4 (empat) karakteristik resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu:

  1. Lokasi Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.

  2. Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.

  3. Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

  4. Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat- tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

  c. Jenis-jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata

  a. Resort gabungan (intergrated resort) Resort gabungan termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah resort yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal didalam atau dekat dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut, lereng-lereng ski, pemandangan gunung, taman nasional, atau keistimewaan lain seperti daerah dengan arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau Fasilitas olahraga lain atau kombinasi diantaranya.

  b. Resort perkotaan (town resort) Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan kepada aktifitas resort yang memiliki akomodasi eperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh resort perkotaan seperti resort ski, resort pantai, dan resort spa dikota-kota Eropa dan Amerika utara. Resort pantai di Australia dan resort spa diperkotaan Jepang.

  c. Resort retreat (retreat resort) Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan kualitas tinggi. Terdapat didaerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau dipulau-pulau kecil.

  Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal udara kecil atau jalan layang.

  d. Rekreasi air (perairan) Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan pada media perairan, baik sungai, danau, waduk atau laut. Rekreasi ini memanfaatkan potensi alam perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi perairannya. Aktifitas tersebut dapat bersifat pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah, maka aktifitasnya cendrung pasif (contohnya pada pantai Parangritis, Jogjakarta). Sedangkan untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cendrung aktif (seperti Marina Ancol, Pantai

2.2.2. Visitor Center

a. Pengertian Visitor Center

  Visitor Center atau Information Center adalah jenis utama dari pengembangan rekreasi didefinisikan sebagai fasilitas pendidikan yang diakui secara publik atau ruang khusus untuk menampilkan informasi yang ada. Pusat pengunjung umumnya memiliki fasilitas pendukung (misalnya, parkir, hiburan yang menarik, Tempat duduk Outdoor, jalan setapak, dan pemandangan) dan kemudahan bagi masyarakat bepergian (Misalnya, toilet, mesin air, peta, sastra, telepon, dan gift shop).

  Visitor Center (termasuk fasilitas terkait) berfungsi untuk:

  • Efektif berkomunikasi dan menginformasikan publik tentang informasi serta data Wilayah - Meningkatkan kualitas rekreasi dan pariwisata peluang untuk semua pengunjung.
  • Menjelaskan kesempatan lain dan fasilitas yang tersedia di dalam Site.
  • Memberikan informasi tentang sumber daya alam, budaya, dan sejarah di wilayah site.
  • Membantu memberikan keamanan pengunjung dan kenikmatan.
  • Mendidik dan mempromosikan keindahan alam.

2.3. Tinjauan Khusus

2.3.1. Tinjauan Lokasi

  Hasil diskusi dengan kelompok, serta meminta saran dari dosen pembimbing, akhirnya kami memilih site di Kota Sibolga. Kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan.

  Gambar 2. 1. Peta Sumatera Utara Alasan kami memilih Kota Sibolga karena beberapa masalah yang dapat diselesaikan dengan rancangan, seperti tidak adanya motor ekonomi di kota tersebut serta kota tersebut selama ini hanya dijadikan kota persinggahan tanpa adanya daya tarik di kota tersebut. Sedangkan potensi yang dimiliki kota tersebut sangat besar, serta view di kota tersebut sangat eksotis.

  Gambar 2. 2. Kota Sibolga Untuk letak site, kami mencari lahan kosong di Kota Sibolga, dan ternyata hampir tidak ada sama sekali lahan kosong yang dapat dirancang, maka dari itu kami mencoba mencari site yang memiliki potensi serta masalah yang dapat kami olah untuk tugas akhir kami.

  Beberapa pilihan diantaranya adalah di pinggir pantai atau di bukit bukit yang berada di Kota Sibolga, dengan hasil pertimbangan, akhirnya kami memilih bukit karena masih banyak lahan kosong di bukit serta beberapa pinggiran pantai yang airnya sudah jorok serta lahan yang terbatas.

  Dari beberapa bukit yang terdapat di Kota Sibolga, terdapat salah satu bukit yang berada di tengah tengah Kota Sibolga, dan terdapat sebuah peninggalan didalamnya, yaitu Tangga Seratus.

  Gambar 2. 3 Letak Tangga Seratus .

2.3.2. Tinjauan Kondisi

  Pada kegiatan tinjauan kondisi eksisting, perancang melakukan kegiatan survey lokasi langsung demi mengetahui tentang kondisi secara fisik dan non fisik serta potensi yang nantinya akan menjadi dasar perencanaan.

  1. Kondisi Eksisting

  Setelah perancang melakukan kegiatan survey langsung Sibolga, ternyata terdapat bangunan bangunan di Site tersebut namun sama sekali tak memiliki estetika.

  Gambar 2. 4 4 Bangunan eksisting

  2. Kondisi Jalan

  Jalan sudah banyak yang bolong, dan bisa menimbulkan kemacetan

  Gambar 2. 5. Kondisi jalan yang bolong

3. Kondisi Bangunan Sekitar

  Dari hasil survey yang kami lakukan di Sibolga, bangunan sekitar sudah menunjukkan beberapa bangunan modern, dan tidak ada hubungannya dengan konteks sibolga

  Gambar 2. 6. Bangunan sekitar Sibolga

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis

2.4.1. Visitor Center

  JNTO TIC (Tokyo)

  Untuk Information Center, saya mengambil studi banding dari JNTO TIC. JNTO TIC (Tourist Information Center) telah menawarkan informasi pariwisata kepada pengunjung di Jepang sejak 1962. Karyawan yang bersahabat lancar dalam berbahasa Inggris, Chinese dan Korea yang memiliki banyak pengetahuan dan akan menawarkan saran saran yang terbaik tentang apa yang harus dilihat dan dilakukan di Jepang.

  Di JNTO TIC, kita dapat menggunakan Wi-Fi dengan gratis JNTO TIC juga mempunyai peta gratis, brosur multibahasa, kupon serta berbagai keperluan untuk meningkatkan pengalaman pariwisata kita di Jepang.

  JNTO TIC menawarkan kesempatan pengalama untuk merasakan kultur Jepang seperti mencoba Kimono, baju tradisional Jepang. Membuat Origami, seni melipat kertas. Menulis Kaligrafi Shodo dan banyak lagi.

  Gambar 2. 7. JNTO TIC

  Cairns Botanical Garden Visitor Centre

  Cairns Botanic Gardens Visitors Centre terletak di hutan hujan Far North Queensland, Cairns, Australia. Bangunan ini menampilkan konsep arsitektur tropis modern yang berbaur mulus ke lingkungan sekitarnya.

  Gambar 2. 8. Cairns Bot. Visitor Center Bangunan ini disamarkan dengan fasade cermin yang benar-benar mencerminkan taman disekitarnya. Para arsitek menggambarkannya sebagai “efek visual yang mirip dengan setelan yang dikenakan oleh pemburu alien di asli 1987 Film Predator.”

  Gambar 2. 9. Eksterior Cairns Botanic Gardens Visitors Center Fasilitas yang disediakan oleh Cairns Botanic Gardens Visitors Center ini antara lain

  : information center dan ruang pameran, kantor, cafe, perpustakaan, laboratorium, dan ruang kelas sebagai media pembelajaran.

2.4.2. FoodCourt

  Pasar Khatulistiwa

  Gambar 2. 10. Eksterior Pasar Khatulistiwa Di Indonesia terdapat sebuah foodcourt yang layak untuk dijadikan studi banding,

  Dusun Bambu. Dusun Bambu bukan sekedar tawarkan pemandangan alam serta tempat bersantai, namun juga Foodcourt yang tidak hanya sekedar Foodcourt. Di Foodcourt yang dinamakan Foodcourt Khatulistiwa ini tawarkan beberapa produk dengan kwalitas paling baik, seperti buah serta sayur-sayuran segar. Bukan sekedar produk tani, namun juga jajanan khas Sunda serta cinderamata hasil karya orang-orang di seputar gunung Burangrang terdapat di Foodcourt ini.

  Gambar 2. 11. Interior Pasar Khatulistiwa Pasar ini juga di design khusus oleh pengelola tempat wisata Dusun Bambu sebagai tempat menjual berbagai barang handicraft khas masyarakat Burangrang. Selain itu juga, di

  Pasar Khatulistiwa Anda dapat membeli berbagai produk pertanian yang segar dan organik, dijamin bebas pestisida berbahaya. Anda dapat menjumpai berbagai sayuran organik dan buah buah segar dari para petani lokal. .

2.5. Masterplan & Letak Proyek

  Gambar 2. 12. Masterplan Proyek

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan Perawat terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2014

0 0 7

BAB II. BELAJAR DARI PENGALAMAN - Spirit As The Beginning of A Regeneration

0 0 18

BAB III PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN UMUM DAN PENGATURAN HUKUMNYA A. Pengaturan Hukum Pengangkutan Darat Dengan Kendaraan Bermotor Dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan - Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pri

0 0 49

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT A. Perjanjian Pengangkutan - Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Studi Pada Ditlantas Poldasu Dan Dishub

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Klinik Herbal Amarullah

0 0 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Klinik Herbal Amarullah

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Klinik Herbal Amarullah

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Adsorpsi β-Karoten yang Terkandung Dalarn Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Menggunakan Adsorben Karbon Aktif

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum II.1.1. Tanah - Uj I Nilai Daya Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Semen Portland Tipe I Dan Abu Gunung Vulkanik Gunung Sinabung

1 1 36