BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang - Analisis Hukum Perdata Tentang Syarat Sah Kontrak Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Manusia hidup sebagai makhluk sosial, yang berarti untuk

  memenuhi kebutuhannya sehari-hari membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Dengan adanya hubungan antar individu tersebut tentu dapat menimbulkan suatu hal yang bisa saja merupakan suatu perbuatan yang dianggap merugikan orang lain, sehingga timbullah suatu aturan-aturan yang sengaja dibuat untuk mengatur hubungan sosial antar individu tersebut. Hal yang paling umum yang sering dipergunakan antar individu itu ialah suatu perjanjian. Dalam pencapaian suatu perjanjian itu tentu diperlukan suatu kesepakatan antara para pihak yang saling berhubungan tersebut.

  Kesepakatan atau sepakat dalam Pasal 1320 KUH Perdata merupakan salah satu dari empat syarat utama dalam proses terjadinya suatu kontrak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontrak itu berarti perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak dalam perdagangan, atau artian lainnya ialah suatu persetujuan yang bersanksi hukum antara dua

  1

   pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan.

  Artinya, perjanjian atau kontrak itu merupakan suatu proses puncak dalam hal berhubungan antara satu orang kepada orang yang lain untuk melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan bagi masing-masing pihak, di mana di dalam kontrak tersebut ada hal-hal yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak tersebut sehingga tercapailah pemenuhan kewajiban dan haknya.

  Perkembangan zaman yang kian hari semakin maju telah banyak menciptakan teknologi yang semakin canggih, terutama tekhnologi yang ditujukan untuk membantu mempermudah kegiatan sehari-hari. Salah satu contoh ialah media telekomunikasi. Dalam perkembangannya, media telekomunikasi begitu banyak mengalami perubahan-perubahan yang amat besar, sehingga pada saat ini telekomunikasi tidak hanya berupa percakapan langsung melalui alat penghubung, tetapi sudah berubah menjadi suatu bentuk pengiriman data secara langsung, atau yang dikenal dengan internet.

  Internet yang saat ini berkembang sangat pesat menyebabkan terciptanya sebuah wahana baru yang biasa disebut dengan dunia maya. Di sini setiap orang bisa dengan bebas dan mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa batasan apapun yang menghalanginya. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke empat (Jakarta : Gramedia Pustaka

  Utama, 2008)

  Perkembangan teknologi ini sudah pasti sangat memudahkan bagi setiap orang untuk bisa melakukan banyak hal melalui dunia maya. Dengan demikian dapat dipastikan, hal tersebut pula yang menjadi pengaruh besar terhadap berubahnya sistem sosial disebagian besar masyarakat. Media elektronik, yang berkembang saat ini juga berpengaruh terhadap berkembangnya kegiatan-kegiatan hukum yang ada di masyarakat.

  Kegiatan hukum tersebut tidak lain adalah “kesepakatan”. Banyak orang pada masa sekarang ini yang benar-benar memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membantu kegiatan kesehariannya, terutama kegiatan yang bersifat untuk mencari atau mencapai keinginan yang dituju. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab dari berbagai pihak untuk memanfaatkan internet atau media online untuk membantu kegiatannya dalam membuat suatu perjanjian. Dikarenakan dengan melalui media elektronik tersebut, para pihak dapat berhubungan langsung tanpa harus melakukan tatap muka, atau bertemu di suatu tempat, di mana cara tersebut sudah tentu memakan waktu dan biaya yang biasanya tidak sedikit. Sehingga terciptalah suatu arena baru dimana para pelaku hukum mulai merubah metode dalam bertransaksi dari metode konvensional atau metode dengan cara bertemu langsung menjadi metode yang lebih mudah dan praktis yakni melalui media online tersebut.

  Terobosan baru atas suatu hal pasti berdampak terhadap masalah yang akan ditimbulkannya. Hal inilah yang terjadi dalam proses bertransaksi dalam penggunaan media elektronik sebagai sarananya. Hal ini dikarenakan proses bertransaksi dalam metode lama atau konvensional yang dipergunakan di mana seseorang yang hendak berhubungan itu bertemu secara langsung, bahkan sudah saling mengenal, sehingga tidak perlu diragukan lagi atas terpenuhinya syarat sah kontrak tersebut. Berbeda halnya dengan proses pelaksanaan kontrak yang menggunakan media elektronik sebagai sarananya, di mana seseorang tersebut belum pasti bisa dikatakan telah memenuhi syarat sah dalam suatu kontrak, dikarenakan antara para pihak tidak melakukan kesepakatan secara langsung, sehingga tidak dapat dipastikan antara para pihak apakah sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan kesepakatan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontrak elektronik itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a Dapat terjadi secara jarak jauh, bahkan melampaui batas- batas Negara melalui internet. b Para pihak yang berkontrak dalam kontrak elektronik tidak bertatap wajah secara langsung, bahkan bisa saja tidak akan

   2 pernah bertemu.

  

Johannes Gunawan, Reorientasi Hukum Kontrak Di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, (Volume 22, No. 6: 2003), hlm. 47 Secara umum apa yang tertuang di dalam Kontrak Elektronik itu sudah mencakup isi yang dimaksud dalam pasal 1320 KUH Perdata, pada dasarnya pembuatan kontrak melalui media elektronik sama dengan pembuatan kontrak secara konvensional, yang membedakan hanya proses atau cara berlangsungnya. Hal ini lah yang membuat sebagian besar orang masih belum percaya atau belum yakin untuk menggunakan kontrak secara elektronik, walaupun undang-undang yang mengaturnya telah diterbitkan. Banyak orang beranggapan kontrak secara konvensional itu tetap lebih baik, walaupun secara ekonomis pelaksanaannya lebih sulit dilaksanakan dan membutuhkan biaya yang lebih besar daripada pelaksanaannya melalui media elektronik.

  Untuk menjamin kegiatan yang menggunakan media elektronik sebagai alat bantu pelaksanaannya, maka dikeluarkan Undang-Undang yang dibuat khusus mengatur segala hal yang berkaitan dengan perbuatan hukum melalui media elektronik. Yakni Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang biasa dikenal dengan UU ITE, serta PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ini diterbitkan dengan tujuan agar setiap masyarakat bisa mendapat kepastian hukum dalam melakukan perbuatan hukum melalui media elektronik. Dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut diatur juga mengenai kontrak elektronik, di mana pada saat ini kontrak elektronik banyak dipergunakan. Namun dalam pelaksanaan dan penerapan UU ITE ini masih banyak menemui kendala-kendala, dikarenakan banyak pihak yang menganggap undang-undang ini belum mencakup semua aspek kebutuhan dalam berkontrak, terutama dari segi pemenuhan syarat keabsahan berkontrak melalui media elektronik. Hal inilah yang menarik bagi peneliti untuk melakukan pengkajian dan penelitian lebih dalam mengenai UU ITE.

  B. Rumusan Masalah

  Penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikaji lebih dalam dalam penulisan skripsi ini. Permasalahan tersebut ialah :

  1 Apa keunggulan dan kelemahan aturan Hukum tentang Kontrak menurut KUH Perdata dan UU No. 11 Tahun 2008.

  2 Apa perbedaan Syarat Sah Kontrak dan Faktor penyebab terjadinya perbedaan Syarat Sah Kontrak pada KUH Perdata dan UU No. 11 Tahun 2008.

  C. Tujuan Penulisan

  Tujuan penulisan skripsi ini ialah :

  1 Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan aturan hukum yang mengatur tentang kontrak baik menurut KUH Perdata maupun menurut UU ITE dan PP PSTE.

  2 Untuk mengetahui perbedaan syarat sah kontrak dan faktor penyebab terjadinya perbedaan syarat sah kontrak pada KUH Perdata dan UU ITE dan PP PSTE.

D. Manfaat Penulisan

  Manfaat penulisan yang diharapkan oleh penulis ialah :

  1 Manfaat teoritis Untuk memberikan suatu pengetahuan, pengembangan wawasan, dan pemikiran mahasiswa

  /kalangan akademis mengenai suatu kegiatan hukum yang dilakukan melalui media elektronik terutama yang berkenaan dengan perjanjian.

  2 Manfaat praktis Untuk menjadi masukan dan sebagai referensi bagi siapa saja yang hendak melakukan kegiatan hukum melalui media elektronik, sehingga melalui skripsi ini dapat menjadi bahan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu perjanjian yang dibuat melalui media elektronik.

E. Keaslian Penulisan

  UU ITE merupakan suatu peraturan yang diterbitkan guna memenuhi kebutuhan hukum masyarakat Indonesia yang pada masa sekarang ini dalam kegiatan hukumnya mulai banyak dipengaruhi oleh perkembangan tekhnologi. Namun pada Undang-Undang tersebut dirasa memiliki perbedaan yang sedikit mencolok terhadap peraturan hukum yang sudah ada di Indonesia sebelumnya, khususnya pada bidang Perdata mengenai perjanjian.

  Dikarenakan masih terdapat banyak keraguan masyarakat atas fungsi dari penerapan UU ITE inilah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti UU ITE tersebut. Namun penulis menyadari bahwa pembahasan mengenai UU ITE ini baik berupa skripsi maupun karya ilmiah lainnya bukanlah yang pertama kali dan satu-satunya yang pernah dibuat, untuk itulah penulis akan meneliti UU ITE ini dari sudut pandang yang berbeda.

  Pada penulisan skripsi yang berjudul : "Analisis Hukum Perdata Tentang Syarat Sah Kontrak Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik" ini penulis meneliti mengenai aturan-aturan yang terdapat dalam UU ITE tersebut, khususnya pada aturan-aturan yang berkenaan dengan perjanjian, lalu membandingkannya dengan aturan-aturan yang termuat dalam KUH Perdata. Dengan demikian pada dasarnya skripsi ini berbeda pembahasannya dengan karya ilmiah lainnya yang sudah pernah dibuat sebelumnya sehingga keaslian dari isi skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena merupakan hasil buah pemikiran penulis sendiri.

F. Metode Penelitian

  Dalam menyusun atau menulis sebuah skripsi, harus didasarkan pada data teoretis maupun data di lapangan yang diperoleh secara obyektif sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis dalam penulisan karya ilmiah ini lebih berdasarkan kepada landasan teoritis dalam mencari pokok permasalahan dengan berpedoman kepada studi kepustakaan (library research).

  1. Jenis dan Sifat Penelitian Penulisan skripsi yang berjudul "Analisis Hukum Perdata Tentang

  Syarat Sah Kontrak Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik" ini menggunakan jenis pendekatan undang-undang, dengan menelaah semua undang-undang dan

   regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.

  Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan kajian studi kepustakaan

3 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana, 2005) hlm. 92

  (Library Research). Penelitian kepustakaan bertujuan untuk menunjukkan

   jalan pemecahan masalah penelitian dalam suatu karya ilmiah.

  Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif (cara berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sifatnya sudah dibuktikan bahwa dia benar dan

   kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus).

  Penelitian ini bersifat kualitatif karena pengumpulan data yang dilakukan bersifat deskriptif dan tidak menggunakan data dalam bentuk angka-angka (non-kuantitatif). Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu dalam penulisan skripsi ini agar fokus penelitian tidak melenceng dari tujuan utamanya.

  2. Sumber Data Dalam hal ini Peter Mahmud Marzuki membagi sumber penelitian hukum menjadi 2, yakni sumber penelitian yang berupa bahan hukum

  

  primer dan bahan hukum sekunder. Berikut ini sumber-sumber penelitian hukum tersebut : a Bahan Hukum Primer.

  4 Bambang Sugono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, -) hlm. 112-114 5 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2002), hlm. 23. 6 Peter Mahmud Marzuki, Op.cit., hlm. 140

  Data-data yang diperoleh penulis dengan mengkaji dari Hukum Perdata, terutama yang berkaitan dengan hukum kontrak, serta undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. b Bahan Hukum Sekunder.

  Data-data yang diperoleh penulis dengan mengkaji buku- buku di perpustakaan dan hasil karya ilmiah sarjanawan terdahulu, Kamus Besar Bahasa Indonesia, media internet, maupun sumber lain yang mempunyai relevansi dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi, diperlukan adanya sistematika penulisan skripsi. Hal ini untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai gambaran dalam skripsi yang dibuat. Maka penulis akan menyajikan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini disajikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, serta sitematika penulisan skripsi.

  BAB II KONTRAK MENURUT KUH PERDATA Dalam bab ini dijelaskan mengenai kontrak menurut KUH Perdata. Di dalamnya diterangkan mengenai definisi kontrak, asas hukum, syarat sahnya suatu kontrak, bentuk- bentuk kontrak, jenis-jenis kontrak, dan momentum terjadinya dan berakhirnya suatu kontrak.

  BAB III KONTRAK ELEKTRONIK Dalam bab ini dijelaskan mengenai kontrak menurut UU No. 11 Tahun 2008. Di dalamnya diterangkan mengenai defenisi kontrak elektronik, media kontrak elektronik, lahir dan berakhirnya suatu kontrak elektronik, syarat sahnya kontrak elektronik, dan alat bukti kontrak elektronik.

  BAB IV ANALISIS HUKUM PERDATA TENTANG SYARAT SAH KONTRAK BERDASARKAN UU ITE Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai keunggulan dan kelemahan aturan-aturan yang mengatur mengenai kontrak, baik menurut KUH Perdata maupun menurut UU No. 11 Tahun 2008, dan juga penyebab terjadinya perbedaan syarat sah kontrak menurut masing-masing aturan hukum tersebut, serta hasil dari penelitian tersebut.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan atas permasalahan yang telah dibahas juga berisi saran-saran penulis mengenai permasalahan yang timbul akibat perbedaan karakteristik kontrak menurut masing-masing peraturan hukum tersebut.

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Perdata Tentang Syarat Sah Kontrak Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

9 219 88

Pembuktian Terhadap Tindak Pidana Cybercrime Yang Ditinjau Dari Hukum Pidana Indonesia Dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

4 107 81

Tindak Pidana Di Bidang Teknologi Informasi Di Pandang Dari UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 67 145

Kejahatan Pembobolan Website (Cracking) Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 56 83

Pencemaran Nama Baik Melalui Situs Jejaring Sosial Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 37 128

Hasil Penyadapan KPK Sebagai Alat Bukti Dalam Perspektif Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 64 77

Tinjauan Hukum Terhadaop Perbuatan Melawan Hukum atas Pembobolan Akses Internet Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 4 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Informasi yang Menyesatkan dalam Perdagangan Efek Tanpa Warkat Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum Dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Dalam Pemberian Bantuan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Dan Korban Tin

1 1 42

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK A. Definisi Perjanjian - Analisis Hukum Perdata Tentang Syarat Sah Kontrak Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 0 33