Peran Sentra Industri Nata De Soya dalam

Peran Sentra Industri Nata De Soya dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Dusun
Demangan Gunungan Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul
Penulis:
Linatun Nafisah & Ahmad Taufiqurrohman
Abstrak
Penelitian ini merupakan sebuah pembahasan mengenai kegiatan pemberdayaan
yang dilakukan oleh UAD (Universitas Ahmad Dahlan) terhadap desa binaannya
yaitu dusun demangan gunungan, tema pemberdayaan yang saya ambil adalah
tentang peran sentra industri nata de soya dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat. Tema ini menjadi penting karena pemberdayaan ini dapatmelihat
dan menjadikan sebuah permasalahan menjadi asset atau potensi yang bagus
sebagai alternatif pengembangan masyarakat, yaitu limbah atau produk samping
pembuatan tahu yang biasanya dibuang secara langsung tanpa ada pengelolahan
lebih lanjut, dan padahal ketika limbah tersebut dibuang maka limbah tersebut
berpotensi merusak lingkungan. Akan tetapi jika memang limbah tahu tersebut
dikelolah lebih dahulu, akan dapat bernilai ekonomis, oleh karena itu UAD
melihat permasalahan dan potensi ini dijadikan sebagai alternatif pengembangan
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dusun demangan
gunungan, desa pleret, kecamatan pleret, kabupaten bantul. Dan dijadikan
sebagai desa binaan UAD. Upaya pemberdayaan menjadi sangat penting karena
diharapkan dari pemberdayaan tersebut dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat sehingga kemiskinan secara tidak langsung dapat terkikis.
Kata kunci: kemiskinan, pemberdayaan, ekonomi kerakyatan, peran, dan
peningkatan ekonomi.

1

A. Latar Belakang
Kemiskinan dalam artian proper biasa dipahami sebagai keadaan yang kekurangan,
kekuarangan yang dimaksud yaitu kekurangan kebeutuhan Vinansial maupun barang sebagai
sarana kelangsungan hidup. Dalam arti yang luas kemiskinan dianggap sebagai fenomena
multi face, atau multimeditional. Pada dekade terakhir ini, kemiskinan menjadi topik
pembahasan dari beberapa forum diskusi maupun perdebatan ditingkat nasional, walaupun
kemiskinan itu sendiri sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Berbagai upaya
pembangunan, pengembangan ataupun pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun lembaga swasta sebagai wujud pengatasan maupun pengurangan tingkat kemiskinan
di pandang belum mampu meredamkan tingkat kemiskinan di sejumlah daerah, khususnya di
Indonesia. Selama ini kemiskinan lebih sering dikaitkan dengan dimensi ekonomi, karena
dengan dimensi inilah kemiskinan lebih mudah untuk diukur, diamati dan diperbandingkan.
Padahal kemiskinan itu sendiri juga sangat berkaitan dengan berbgai dimensi seperti dimensi
sosial, budaya, sosial politik, lingkungan (alam dan geografis), kesehatan, dan pendidikan,

agama dan budi pekerti. Seperti yang dijelaskan oleh Chambers, bahwa kemiskinan adalah
suatu integraed concept yang memiliki lima dmensi yaitu:
1. kemiskinan proper
2. ketidak berdayaan (powerless)
3. kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency)
4. ketergantungan (dependence)
5. keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis.
Disini Chambers memahami kemiskinan tidak hanya hidup dalam kekuragan dan
tingkat pendapatan yang rendah akan tetapi juga banyak hal lain yaitu seperti: tingkat
pendidikan ataupun tingkat kesehatan yang rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum,
kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidak berdayaan menghadapi kekuasaan, dan
kteidak berdayaan dalam menentukan jalan hidup sendiri1
Seperti yang diketahui secara umum, Indonesia merupakan daerah yang sangat luas
dan angka kemiskinan yang luas pula, sementara badan statistik pusat (BPS) angka
kemiskinan DIY mencapai 15,88 persen.2 Lebih tinggi dari angka kemiskinan ditingkat
nasional yang mencapai, 11,66 persen. Sedangkan di kabupaten Bantul sendiri jumlah
1Chriswardani Suryawati, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional, jurnal online, volume 8
no.3, (Semarang Jawa Tengah: Universitas Diponegoro, 2005), Hlm. 121-122
2 Data bps (badan pusat statistik) DIY, http://yogyakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/6 diakses
pada 30 mei 2016


2

penduduk miskin mencapai sekitar 14,27 persen,3 dan jika diamati dari Dusun demangan
gunungan sangat beragam, hal ini dibuktikan dengan kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri,
ada yang kondisi ekonomi masyarakatnya menengah kebawah dan ada juga yang kondisi
ekonomi menengah keatas karena sebagaian ada yang menjadi pegawai negeri mapun swasta.
Dilihat dari kondisi rumah, pekerjaan, dan kondisi lingkungan.4
UAD (Universitas Ahmad Dahlan) adalah salah satu kampus swasta di Yogyakarta
yang memiliki kepedulian teradap masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang dianggap
kurang mampu, atau dapat di kategorikan miskin. Salah satu upaya bentuk kepedulian
terhadap masyarakat yaitu membuat desa binaan melalui KKN (Kuliah kerja nyata).
Mahasiswa UAD yang melakukan KKN melihat dengan sudut pandang secara luas bahwa
Indonesia sebagaian penduduknya merupakan bermata pencaharian di sektor pertanian. Di
sektor pertanian ini, Indonesia menghasilkan banyak hasil bumi berupa sayur mayur, buahbuahan, palawija dan lain-lain. Salah satu hasil komoditas pertanian yang saat ini semakin
banyak digunakan sebagai bahan baku agro industri adalah kedelai.
Kedelai sendiri dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tahu, tempe, dan kecap.
Namun pemanfaatan kedelai sendiri hanya terbatas pada produk- produk tersebut. Industri
tahu merupakan industri kecil yang banyak tersebar di kota dan di pedesaan. tahu adalah
makanan padat yang dicetak dari sari kedelai dengan proses pengendapan protein. Dalam

proses pembuatan tahu relatif sederhana, namun selain produk yang diinginkan juga
menghasilkan produk sampingan yang tidak diinginkan atau yang sering biasa di sebut
sebagai limbah.5
Limbah tahu tergolong menjadi dua, antara lain yaitu limbah padat dan limbah cair,
limbah cair dapat digunakan sebagai pakan terbak seperti sapi, kambing, ayam dan lain-lain,
maupun diolah menjadi tempe. Sedangkan limbah cair dari pengelolahan tahu masih sangat
jarang dimanfaatkan. Limbah cair tahu pada umumnya dibuang secara langsung ke sungai
tanpa dikelola terlebih dahulu, padahal limbah tahu sangat berpotensi merusak lingkungan,
jika limbah dibuang ke perairan maka akan bisa merusak ekosistem perairan, mencemari air
tanah dan permukaan air dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. 6 Akan tetapi jika
3 Siska Arfiana, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sentra Produksi Kecil Emping Melinjo Di Dusun
Kepuhkulon Wirokerten Banguntapan Bantul, sekripsi tidak terbit, (Yogyakarta : Jurusan PMI Fakultas Dakwah
Uin Sunan Kalijaga 2013), Hlm 4
4 Hasil Observasi Pada Tangga l 5 Maret 2016
5 _______, Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De Soya Dengan Menggunakan Air
Rebusan Kecambah Kacang Tanah Dan Bakteri Acetobacter Xylinum, (Solo Jawa Tengah: Universitas Negeri
Solo 2013). Hlm 1-2 diakses pada tgl 10 maret 2016.
6Santoso, Mohamad Amin, Endang Suarsini,Bioemidiasi Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De Soya
Sebagai Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terapan Kelas Xi Di Smk Negeri 1 Jombang, (Jombang, Jawa Timur:


3

produk samping atau limbah tersebut dapat dikelolah dengan tepat maka akan memiliki nilai
ekonomis, karena produk samping atau limbah tersebut masih memiliki kandungan nitrogen
yang tinggi, sehingga masih dapat diolah menjadi pupuk cair, bio-gas, atau alternatif bahan
baku untuk membuat nata, meskipun sebenarnya nata biasanya dibuat dari air kelapa yang
difermentasikan, akan tetapi jika menggunakan produk samping atau limbah tahu hasil dan
rasanyapun tak jauh beda, sehingga yang nanti pada akhirnya biasa disebut nata de soya.
Mahasiswa UAD melihat potensi yang dirasa cocok jika pengelolahan limbah tersebut
diterapkan di masyakat. Yang kemudian sekarang sudah menjadi Desa binaan “Agrowisata
Nata De Soya”.7
Masyarakat sangat antusias mendukung karena dirasa apa yang dilakukan oleh UAD
sangat bermanfaat, dapat mengisi waktu luang bagi Ibu-ibu, bahkan ada yang sebagaian
mengubah profesi pekerjaan yang aslinya petani atau tukang bangunan menjadi orang yang
memproduksi nata de soya. Dari sini saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana
peran industri nata de soya dalam meningkatkan ekonomi masyarakatdan juga tentang apa
sebenarnya jenis pemberdayaan yang dilakukan oleh UAD (Universitas Ahmad Dahlan)
kepada masyrakat dusun demangan gunungan.
B. Kajian teori
1. Pemberdayaan

Berdasarkan tema yang penulis bahas, ada beberapa landasan teori yang dipakai
sebagai dasar dalam penelitian ini agar penulisan yang dilakukan oleh penulis lebih
terarah dan tepat. Sedangkan pembahasan tulisan ini yang membahas tentang peran dari
sentra industri nata de soya, oleh karena itu alangkah baiknya sedikit banyak membahas
tentang teori yang berkaitan dengan tema tersebut. Dalam hal interaksi sosialJim ife dan
frank tesoriero dalam bukunya menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat itu
melibatkan pengembangan modal sosial, memperkuat interaksi sosial dalam masyarakat,
menyatuhkan mereka, dan membantu mereka untuk saling berkomunikkasi dengan cara
yang dapat mengara pada dialog yang sejati, pemahaman dan aksi sosial, karena memang
semua pengembangan masyarakat itu mempunyai tujuan membangun masyarakat. 8
Dalam perspektif pluralis, Karya alinsky dalam Jim ife danfrank tesoriero pemberdayaan
dimaknai sebagai suatu proses menolong kelompok atau individu yang dirugikan untuk
SMK Negeri 1 Jombang). Hlm. 1013 diakses pada tgl 13 maret 2016.
7Http://Blog.Uad.Ac.Id/Rendrawidyatama/2011/03/14/Dasar-Dasar-Jurnalistik/ Diakses Pada Tgl 9
Maret 2016
8 Jim ife dan frank tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era
Gobalisasi, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2006) hlm. 363

4


bersaing secara lebih efektif dengan kepentingan-kepentingan lain, menolong mereka
dengan belajar melalui keterampilan-keterampilan dalam melobi, menggunakan media,
melakukan aksi politik, memahami bagaimana manfaat sistem,dan lain sebagainya.9
Jim ife dan frank tesoriero pengembangan masyarakat melalui Industri ini dapat
dikatergorikan

sebagai

pengembangan

masyarakat

yang

terpadu,

yang

mana


pengembangan masyarakat dimaknai sebagai upaya membangun kembali masyarakat
sebagai tempat pengalaman penting bagi manusia, memenuhi kebutuhan manusia, dan
membangun kembali struktur-struktur negara kesejahteraan, ekonomi global, birokrasi,
elite profesional dan sebagainya yang kurang berprikemanusiaan dan sulit untuk diakses.
Pengembangan masyarakat terpadu ini terbagi menjadi pengembangan ekonomi,
pengembangan politik, pengembangan lingkungan, pengembangan personal dan
pengembangan spiritual, dan yang terakhir pengembangan yang seimbang. Dan
pengembangan masyarakat melalui industri yaitu merupakan pengemabangan masyarakat
terpadu yang lebih mengarah pada pengembangan ekonomi. Sedangkan pengembangan
ekonomi masyarakat sendiri memiliki bentuk yang berbeda dan bentuk ini dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, antara lainpertama pendekatan yang lebih
konservatif artinya berupaya mengembangkan aktivitas ekonomi masyarakat sebagian
besar dalam parameter konvensional. Keduapendekatan yang lebih radikal, artinya
berupaya mengembangkan ekonomi berbasis-masyarakat alternatif.10
pengembangan ekonomi melalui industri ini lebih mengarah pada pengembangan
ekonomi masyarakat yang konservatif, karena ada tiga ciri dari pendekatan yang lebih
konservatif ini, melainkan dengan menarik industri, dalam artian dengan menarik industri
baru ke wilayah lokal dan memberikan lingkungan yang bagus dan berinvestasi. Kedua
melalui industri lokal yaitu dengan memanfaatkan potensi yang lebih besar dalam
menggunakan sumber daya, inisiatif, dan tenaga ahli lokal untuk membangun industri

lokal baru yang akan dimiliki dan dijalankan oleh orang-orang yang ada di masyarakat
lokal. Ketiga pariwisata dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi asset lokal
sebagai pariwisata11
2. Peran sentra industri
9Jim ife dan frank tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era
Gobalisasi, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2006) hlm. 132
10Ibid, hlm. 409-469
11Ibid, hlm. 424-426

5

Menurut silkhonze dalam ravik karsidi, Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus
mampu mengembangkan teknik-teknik pendidikan tertentu yang imajinatif sebagai
alternatif penggugah kesadaran masyarakat sehingga orientasi pemberdayaan masyarakat
sendiri dapat membantu masyarakat agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi
yang ada, ditetapkan secara partisipatoris, yang pendekatan metodenya berorientasi pada
kebutuhan masyarakat sasaran dalam hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk layanan
individu maupun kelompok. Peran menjadi petugas pemberdayaan masyarakat sebagai
outsider people bisa dibedakan menjadi tiga bagian, yakni peran konsultan, peran
pendampingan dan peran penyampaian informasi.12

Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

diharapkan

dapat

mampu

mengembangkan teknik-teknik pendidikan produksi bahan konsumsi yang imajinatif,
pendekatan yang lebih konservatif terhadap pengembangan ekonomi masyarakat
berupaya menemukan cara-cara baru untuk membuat masyarakat dapat lebih
berpartisipasi dalam ekonomi mainstream yakni dengan cara menghimpun nisiatif.
Seperti pendekatan dengan menarik industri baru ke wilayah lokal dan memberikan
lingkungan yang bagus untuk berinvensi misalnya seperti pemberdayaan melalui sentra
industri nata de soya. Meskipun pendekatan ini memeliki beberapa kekurangan akan
tetapi jika pembangunan industri lokal dapat dimiliki dan dijalankan oleh orang-orang
yang ada di masyarakat lokal yang lebih besar dalam menggunakan sumberdaya dan
potensi yang ada di masyarakat tertentu, maka akan banyak program-program dan
program-program tersebut dapat berhasil dalam mengembangkan aktivitas ekonomi serta
menjadi kebanggaan dalam potensi lokal13

Jim ife dan frank tesoriero, peran praktik yang dikelompokkan sebagai peran
memfasilitasi, yang berkaitan dengan stimulasi dan penunjang pengembangan
masyarakat. Ada beragam teknik yang dapat dipilih oleh seorang pengembang masyarakat
sebagai alternatif untuk memudahkan sebuah proses. Ada beberapa peran yang spesifik
ditemukan, yakni animasi (semangat) sosial, mediasi dan negosiasi, dukungan,
membangun konsensus, fasilitasi kelompok, pemanfaatan berbagai keterampilan dan
sumber daya, mengatur dan komunikasi personal.14
3. Ekonomi kerakyatan
12Ravik karsidi, pemberdayaan masyarakat untuk usaha kecil dan mikro, jurnal online, volume 3, no.
2 (bogor: institut pertanian bogor, 2007) hlm. 137
13______, laporan kajian industri kerakyatan, (banjar masin:bekerja sama badan perencanaan
pembangunan daerah kota banar masin, lembaga penelitian universitas lambung mangkurat, 2012) hlm.22
diakses pada 9 mei 2016
14 Jim ife dan frank tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era
Gobalisasi, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2006) hlm.558-559

6

Asy’arie dalam fredrik benu mengatakan bahwa rakyat secara utuh bukanlah
obyek yang bisa ditagkap dan diamati secara visual ekonominya, akan tetapi kata rakyat
baru bisa bermakna secara visual jika yang diamati adalah individualitas. Dainy tara
dalam fredrik benu konteks sosial memahami kata rakyat terdiri dari satuan individu
pada umumnya, atau dapat disebut jenis manusia kebanyakan. Kalau diterjemahkan
dalam konteks ilmu ekonomi adalah kumpulan kebanyakan individu dengan ragaan
ekonomi yang relatif sama. Membuat perbedaan yang terlihat antara ekonomi rakyat
dengan ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat dapat dimaknai sebagai satuan (usaha)
yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat, sedangkan ekonomi kerakyatan lebih
merupakan kata sifat, yakni upaya memberdayakan (kelompok atau satuan) ekonomi
yang mendominasi struktur dunia usaha.15
Siregar menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan
(necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat agar dapat
mencukupinya (sufficient condition) ialah pertumbuhan ekonomi yang efektik dalam
mengurangi kemiskinan, dalam artian bahwa pertuhan tersebut dapat menyebar disetiap
golongan pendpatan, terutama digolongan penduduk miskin (grow with equality).16dapat
dipahami bahwa pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana
penduduk miskin bekerja seperti sektor pertanian dan sektor yang padat karya.

15 Fredrik Benu, Ekonomi Kerakyatan Dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Suatu Kajian Konseptual,
Jurnal Online, Th. 1 No. 10 (Kupang, Ntt: Universitas Nusa Cendana, Kupang, 2002) Hlm.1
16 Hermanto siregar dan dwi wahyuniarti, dampak pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah
penduduk miskin,(bogor: institut pertanian bogor,____) hlm. 27 diakses pada 8 mei 2016

7

C. Metodologi penelitian
Penulis memilih lokasi penelitian di Dusun Demangan Gunungan, Desa Pleret,
kecamatan pleret, kabupaten Bantul karena:
a.

Di Desa Demangan merupakan tempat sentra industri yang dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat.
b. Karena adanya program KKN dari Unuversitas Ahmad Dahlan memanfaatkan limbah
tahu yang seharusnya menjadi masalah karena limbah tahu berpotensi merusak
lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar, akan tetapi Mahasiswa Universitas
Ahmad Dahlan yang KKN di Desa Demangan melihat problem tersebut bisa dijadikan
asset untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga terciptalah produk Nata de
soya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Karena menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak, metode ini secara
langsung menyajikam hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, metode ini lebih
pekan dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh, metode ini
lebih mudah menjawab pertanyaan peneliti.17Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling yaitu sempel yang akan digunakan adalah berdasarkan
bola salju.18
Secara umum dalam penelitian kualitatif dikenal ada beberapa metode yang digunakan
untuk pengumpulan data, beberapa metode tersebut diantaranya yaitu: wawancara, observasi
dan dokumentasi.19 Teknik wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis
wawancara tak tersetruktur, wawancara tak terstruktur juga biasa disebut sebagai wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Wawancara
tak terstruktur hampir mirip dengan percakapan informal, metode ini bertujuan untuk
memperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan. Yang informasinya
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara. Dan orang yang diwawancarai harus
dianggap subyek yang aktif dalam kontruksi kognitif, Pewawancara juga harus menangkap
makna pesan dari yang diwawancarai.20

17 Materi Perkuliaha Disampaikan Dalam Mata Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Dengan Aziz
Muslim Dalam Perkuliahan UIN Sunan Kalijaga, Tgl 17 September 2015
18Materi Perkuliaha Disampaikan Dalam Mata Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Dengan Aziz
Muslim Dalam Perkuliahan UIN Sunan Kalijaga, Tgl 10 mei 2016
19 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta Selatan:
Selemba Humanika, 2010), Hlm.116
20M. Njunaidi Ghony Dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatf, (Yogyakarta:
Perpustakaan Nasional, Katalong Dalam Terbitan(KDT), 2014), Hlm. 176-177

8

Sedangkan teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis observasi
terkendali, dengan metode ini perlu adanya penyeleksian mengenai siapa saja pelaku yang
perlu diamati oleh peneliti, maka butuh penyeleksian, Hal ini dikendalikan oleh peneliti. 21
Teknik dokumentasi digunakan karena sangat banyak fakta yang tersimpan dalam bentuk
dokumen sehingga dokumentasi merupakan sumber yang setabil, kaya dan mendorong, juga
sebagai penguat data observasi dan wawancara.
Dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yaitu
pemeriksaan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan
(check and recheck)atau pembanding terhadap data tersebut. 22 Dan triangulasi yang
digunakan yaitu jenis triangulasi metode. Dan tektik analisis data yang digunakan dalam
analisis yaitu model Miles dan Huberman atau biasa disebut dengan model interaktif yaitu
mulai dari peoses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.23
D. Pengamatan dilapangan
UAD (Universitas Ahmad Dahlan) melalui Mahasiswa KKN berupaya melakukan
pemberdayaan dengan konsep pemberdayaan secara mendasar,Konsep pemberdayaan secara
mendasar berarti menempatkan masyarakat serta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar
bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Dengan mengembalikan dan
menghidupkan sistem pranata sosial dimasyarakat melalui pembangunan sentra industri nata
de soya sehingga dapat terbentuk jaringan sosial dan ekonomi masyarakat dusun demangan
gunungan, desa pleret ini, Ibu sarmi mengatakan bahwa:
“Ya dulu dilatih satu desa, ngumpul satu desa diajarin bikin nata”24
Keuntungan dari produksi nata sendiri hasil keuntungannya dapat menambah
keuntungan atu penghasilan masyarakat, seperti yang dikatakan oleh salah satu warga dusun
demangan desa pleret yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan atau pengemasan produk
dari sentra industri nata desoya ini, oleh Ibu sulastri bahwa:
“kalo keuntungannya untuk bersama, kan kegiatan ini untuk biar bisa rukun guyub”25

21IBID, Hlm. 174
22 Lexy J. Meleong, metodologipenelitian kualitatif, (Bandung: PT pemaja rosdakaryaoffset,1996), hal
117-178
23 Perkuliahan metodologi penelitian dengan Bapak Aziz muslim pada tanggal 17 mei 2016
24 Wawancara dengan Ibu sarmi warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 28 mei 2016
25Wawancara dengan Ibu sulastri warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 11 Desember 2016

9

Nata adalah sejenis bahan muniman yang dapat dikonsumsi, dan biasa ditemukan di
market-market tertentu. Jenis minuman ini biasanya
diproduksi dari air kelapa, yang biasa dikenal dengan
sebutan Nata de coco, akan tetapi dengan temuan
inovasi baru, Nata tak hanya bisa dibuat dari air
kelapa, akan tetapi juga bisa dari produk samping atau
limbah dari pembuatan tahu, seperti yang diungkap
oleh ibu sulastri:
“Iya mbak, nata ini terbuat dari bahan limbah tahu yang biasanya dibuang begitu
saja, dan biasanya nata itu terbuat dari air kelapa, biasa dinamakan nata de coco,
kalo yang ini nata de soya terbuat dari limbah tahu”26
Produk sampingataulimbah tahu yang memang sebenarnya masih memiliki
kandungan nitrogen yang tinggi. Produk samping atau limbah cair tahu yang biasanya
dibuang secara langsung ke suangai tanpa dikelolah terlebih dahulu sangat berpotensi
merusak lingkungan akan tetapi jika produk samping tersebut dapat dikelolah dengan baik
maka akan dapat menghasilkan nilai ekonomis.27
Nilai ekonomis yang terkandung dalam produk samping atau limbah tahu
dimanfaatkan oleh UAD melalui Mahasiswa sebagai asset untuk mengembangkan atau
meningkatkan ekonomi masyarakat, dan memperbaiki hubungan sinergis antara pranata
sosial dan ekonomi masyarakat agar dapat terbentuk jaringan ekonomi masyarakat. Adanya
sentra industri nata de soya ini yang dimulai oleh KKN UAD sejak tahun 2010 hingga
sekarang tetap bertahan meskipun mengalami penurunan jumlah pemroduksi, karena ada
beberapa masyarakat berhenti memproduksi Nata de soya ini, seperti yang dikatakan oleh
sebut saja sumiati, beliau mengungkapkan:
“Dulu banyak mbak yang membuat itu, sekarang sedikit”28.

26 Wawancara dengan Ibu sulastri warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata
de soya bagian pengemasan pada tanggal 11 Desember 2016
27Santoso, Mohamad Amin, Endang Suarsini, Bioemidiasi Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De Soya
Sebagai Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terapan Kelas Xi Di Smk Negeri 1 Jombang, (Jombang, Jawa Timur:
SMK Negeri 1 Jombang). Hlm. 1013 diakses pada tgl 13 maret 2016.
28 Wawancara dengan Ibu jayan warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 15 maret 2016

10

Meskipun jumlah pemroduksi semakin sedikit akan tetapi masyarakat khususnya Ibuibu tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan, seperti
halnya pengemasan produk yang ingin dipasarkan.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh warga dusun
demangan gunungan desa pleret dijadikan sebagai
sebuah hiburan dan sebagai pengisi waktu luang
bagi para ibu-ibu yang tidak bergelut dalam bidang
perkantoran dan sejenisnya seperti yang dikatakan oleh sebut saja Ibu jamilah:
“Oh kegiatan ini hanya untuk mengisi waktu luang mas, khususnya untuk ibu-ibu
yang bukan PNS, kalo yang PNS kan sudah punya kesibukan sendiri”29
Ada juga yang sebagian mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai kegiatan tambahan
dirumah kerena sudah dikenal secara luas bahwa biasanya Ibu rumah tangga itu memiliki
kegiatan kesibukan di rumah seperti halnya mencuci baju, memasak nasi dan lain sebagainya,
dan setelah melakukan kegiatan kesibukan rumah tangga ibu rumah tangga dapat menamba
kegiatan dengan membuat nata, seperti halnya yang dilakukan dan diungkapkan oleh ibu
jayan:
“Kalo saya sih jadi ada kegiatan tambahan dirumah, kalo dulu kan selesai pekerjaan
rumah seperti nyuci, masak dan lainnya, tidak ada pekerjaan lain lagi, lah kalo
sekarang kan jadi ada kegiatan, ya gini.”30
Bahkan ada yang mengungkap bahwa dirinya merasa diuntungkan dengan adanya
sentra industri nata de soya ini, karena melihat usianya yang semakin tua, Bapak Jiran
mengungkap:
“Kalo saya gini mbak, dulu kan saya kerjanya dipabrik kayu, dan itu kan butuh
tenaga yang kuat, lah kalo saya sudah tua seperti ini, keluar dari pabrik kan saya
tidak ada pekerjaan lagi, dengan adanya ini saya diuntungkan.”31
Selain itu Ibu sarmi juga merasa diuntungkan karena dulu sebelum adanya gempa di
Yogyakarta beliau berjualan Mie ayam, akan tetapi setelah gempa tahun 2006 tersebut rumah
bangunannya hancur semuah sehingga Ibu Sarmina belum mempunyai modal untuk memulai
usaha Mie ayam tersebut, dan berbagai alternatif pekerjaan dilakukan Ibu, dan salah satunya
yaitu sebagai pengemas nata de soya.
29Wawancara dengan Ibu jamilah warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 11 Desember 2016
30 Wawancara dengan Ibu jayan warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian produksi pada tanggal 15 maret 2016
31 Wawancara dengan Bapak jiran warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata
de soya bagian produksi nata pada tanggal 15 marey 2016

11

“Iya mbak saya dulu itu jualan mie ayam di depan rumah sini sebelum gempa, tapi
karena gempa itu jadi saya masih belum bisa menanam modal buat buka warung mie
ayam lagi, ya ini pekerjaan saya sekarang, mengemas nata juga”32
Sudah sangat banyak dan berkali-kali ada studi banding dari luar yang salah satunya
yaitu warga dari dusun temanggung.
Para pengunjung sangat antusias mengamati proses pembuatan Nata De Soya. Mulai
dari proses pengolahan limbah tahu hingga menjadi nata de soya yang siap
dipasarkan. Para pengunjung juga diajak berkunjung ke sebuah pabrik yang
menjadi buyer produk desa binaan UAD tersebut yakni CV Agrindo Suprafood yang
berada
di
Kelurahan
Jambidan,
Banguntapan, Yogyakarta.
HJ Dwi Suhartanti, dosen Prodi Biologi UAD
sekaligus ketua Pusat Studi Dinamika Sosial
(PSDS) UAD yang mewakili UAD
menyambut kunjungan warga Kelurahan
Butuh mengungkapkan bahwa UAD akan
menerima dengan tangan terbuka apabila
nantinya Kelurahan Butuh tertarik untuk
dilatih
memproduksi
nata
sehingga
diharapkan mereka dapat memajukan perekonomian masyarakat di Kabupaten
Temanggung, khususnya Kelurahan Butuh.33
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu sarmina, bahwa:
“Saya lupae mbak kalau nginget satu-satu, iya soalnya sudah sangat banyak sekali
studi banding kesini”34
Akan tetapi sangat disayangkan karena ketika mempunyai progres kedepan untuk
maju lebih baik, punya rencana untuk memasarkan produk nata de soya ini ke super marketsuper market ternama, teryata orang yang mempunyai progres dan yang mendorong untuk
maju ini meninggal dunia pada tahun 2015. Dan hingga sekarang belum ada kejelasan
mengenai keberlanjutan UAD untuk memasarkan produk ini ke market-market ternama.
“Orang yang mempunyai ide penemuan ini sudah meninggal mbak, satu tahun yang
lalu, namanya bu duwi, sayang sekali, padahal dulu rencananya mau memasarkan
hasil nata de soya ini ke market-marketngoten, tapi nggih nggak papa mbak, mungkin
belum rejeki saya. Iya mbak sampai sekarang juga belum ada kabar dari UAD
bagaimana kelanjutannya.”35
32 Wawancara dengan Ibu sarmi warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 28 mei 2016
33Warga temanggung studi banding ke desa binaan UAD, http://fmipa.uad.ac.id/warga-temanggungstudi-banding-ke-desa-binaan-uad-di-bantul/ diakses pada 23 mei 2016
34 Wawancara dengan Ibu sarmi warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 28 mei 2016

12

E. Analisis hasil di lapangan
Analisis deskriptif mengenai hasil dilapangan mulai dari peran sentra industri nata de
soya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat hingga janis pemberdayaan yang dilakukan
oleh UAD (Universitas Ahmad Dahlan) kepada masyarakat dusun demangan gunungan,
pleret.
1. Peran industri nata de soya dalam meningktkan ekonomi masyarakat
a. Peran
Pemberdayaan yang dilakukan oleh UAD terhadap masyarakat dusun demangan
gunungan yaitu melakukan berbagai peran sebagai outsider people yaitu melainkan
peran pendampingan, peran pemberi semangat sosial, dukungan, fasilitasi kelompok,
pemanfaatan berbagai keterampilan dan sumber daya.Peran pendampingan sesuai
dengan yang dijelaskan oleh silkhonze dalam ravik karsidi Peran menjadi petugas
pemberdayaan masyarakat sebagai outsider people bisa dibedakan menjadi tiga
bagian, yakni peran konsultan, peran pendampingan dan peran penyampaian
informasi.36
Peran pemberi semangat sosial, dukungan, fasilitasi kelompok, pemanfaatan
berbagai keterampilan dan sumber daya masuk atau sesuai dengan yang dijelaskan
olehJim ife dan frank tesoriero,Ada beberapa peran yang spesifik ditemukan, yakni
animasi (semangat) sosial, mediasi dan negosiasi, dukungan, membangun konsensus,
fasilitasi kelompok, pemanfaatan berbagai keterampilan dan sumber daya, mengatur
dan komunikasi personal.37Dari sini dapat kita lihat bagaimana pentingnya sebuah
peran yang terjadi di lapangan peran pendamping, pemberi semangat sosial,
dukungan, fasilitasi kelompok, pemanfaatan berbagai keterampilan dan sumberdaya
sudah ada, akan tetapi peran tersebut tidak berjalan secara terus-menerus. Sehingga
proses berjalannya masyarakat menuju capaian yang ingin dicapai dari pemberdayaan
tersebut mengalami kendala seperti halnya sudah banyak masyarakat yang tak lagi
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
b. Peningkatan ekonomi masyarakat Dusun Demangan Gunungan
35 Wawancara dengan Ibu sarmi warga desa demangan gunungan, yang aktif di sentra industri nata de
soya bagian pengemasan pada tanggal 28 mei 2016
36Ravik karsidi, pemberdayaan masyarakat untuk usaha kecil dan mikro, jurnal online, volume 3, no.
2 (bogor: institut pertanian bogor, 2007) hlm. 137
37 Jim ife dan frank tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era
Gobalisasi, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2006) hlm.558-559

13

Pemberdayaan yang dilakukan oleh UAD dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat dusun demangan gunungan, karena memang upaya pemberdayaan sendiri
adalah agar meningkatnya perekonomian masyarakat hal senada juga diungkap oleh
Siregar bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary
condition) bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat agar dapat mencukupinya
(sufficient condition) ialah pertumbuhan ekonomi yang efektik dalam mengurangi
kemiskinan, dalam artian bahwa pertuhan tersebut dapat menyebar disetiap golongan
pendapatan, terutama digolongan penduduk miskin (grow with equality).38dapat
dipahami bahwa pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana
penduduk miskin bekerja seperti sektor pertanian dan sektor yang padat karya. Sektor
padat karya seperti halnya dusun demangan gunungan dengan karyanya nata de soya.
2. Jenis pmberdayaan yang dilakukan UAD dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
UAD (Universitas Ahmad Dahlan) melalui Mahasiswa KKN berupaya
melakukan pemberdayaan dengan konsep pemberdayaan secara mendasar dengan
tujuan dapat menempatkan masyarakat sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan
ekonomi, politik, sosial, dan budaya, dengan melakukan pemberdayaan melalui
pendekatan ekonomi kerakyatan, yang mana KKN UAD dengan menarik industri baru
ke wilayah lokal tersebut, kemudian memberikan dampingan agar dapat berinvestasi,
dan memberikan fasilitas-fasilitas tertentu, yaitu melalui sentra industri Nata de soya.
Realita diatas sesuai dengan yang dikatakan oleh Karya alinsky dalam Jim ife dan
frank tesoriero bahwa pemberdayaan dimaknai sebagai suatu proses menolong kelompok atau
individu yang dirugikan untuk bersaing secara lebih efektif dengan kepentingan-kepentingan
lain, menolong mereka dengan belajar melalui keterampilan-keterampilan dalam melobi,
menggunakan media, melakukan aksi politik, memahami bagaimana manfaat sistem, dan lain
sebagainya.39
Karena pengembangan masyarakat yang dilakukan UAD adalah dengan menarik atau
membuat industri lokal nata de soya maka hal ini juga masuk pada

penjabaran yang

dijelaskan oleh Jim ife dan frank tesoriero pengembangan masyarakat melalui Industri dapat
dikatergorikan sebagai pengembangan masyarakat yang terpadu, yang mana pengembangan
38 Hermanto siregar dan dwi wahyuniarti, dampak pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah
penduduk miskin,(bogor: institut pertanian bogor,____) hlm. 27 diakses pada 8 mei 2016
39Jim ife dan frank tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era
Gobalisasi, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2006) hlm. 132

14

masyarakat dimaknai sebagai upaya membangun kembali masyarakat sebagai tempat
pengalaman penting bagi manusia, memenuhi kebutuhan manusia, dan membangun kembali
struktur-struktur negara kesejahteraan, ekonomi global, birokrasi, elite profesional dan
sebagainya yang kurang berprikemanusiaan dan sulit untuk diakses.
Pengembangan masyarakat terpadu ini terbagi menjadi pengembangan ekonomi,
pengembangan

politik,

pengembangan

lingkungan,

pengembangan

personal

dan

pengembangan spiritual, dan yang terakhir pengembangan yang seimbang. Dan
pengembangan masyarakat melalui industri yaitu merupakan pengemabangan masyarakat
terpadu yang lebih mengarah pada pengembangan ekonomi. Sedangkan pengembangan
ekonomi masyarakat sendiri memiliki bentuk yang berbeda dan bentuk ini dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, antara lainpertama pendekatan yang lebih konservatif
artinya berupaya mengembangkan aktivitas ekonomi masyarakat sebagian besar dalam
parameter

konvensional.

Keduapendekatan

yang

lebih

radikal,

artinya

berupaya

mengembangkan ekonomi berbasis-masyarakat alternatif.40
Pengembangan ekonomi melalui industri ini lebih mengarah pada pengembangan
ekonomi masyarakat yang konservatif, karena ada tiga ciri dari pendekatan yang lebih
konservatif ini, melainkan dengan menarik industri, dalam artian dengan menarik industri
baru ke wilayah lokal dan memberikan lingkungan yang bagus dan berinvestasi. Kedua
melalui industri lokal yaitu dengan memanfaatkan potensi yang lebih besar dalam
menggunakan sumber daya, inisiatif, dan tenaga ahli lokal untuk membangun industri lokal
baru yang akan dimiliki dan dijalankan oleh orang-orang yang ada di masyarakat lokal.
Ketiga pariwisata dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi asset lokal sebagai
pariwisata41
kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh UAD terhadap desa binaannya yaitu
merupakan pemberdayaan yang sifatnya lebih kepada pembangunan ekonomi yang
konsevatif karena dapat dilihat dari cirinya yaitu dengan melalui industri lokal yaitu dengan
memanfaatkan lebih tenaga ahli lokal untuk membangun industri lokal baru, yang menjadi
milik masyarakat dan dijalankan oleh masyarakat. Meskipun ada ikut campur UAD
didalamnya.

40Ibid, hlm. 409-469
41Ibid, hlm. 424-426

15

Kegiatan pemberdayaan yang ini juga dapat dikatakan sebagai ekonomoni kerakyatan
sesuai dengan yang dijelaskan Asy’arie dalam fredrik benu bahwaada perbedaan yang terlihat
antara ekonomi rakyat dengan ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat dapat dimaknai sebagai
satuan (usaha) yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat, sedangkan ekonomi
kerakyatan lebih merupakan kata sifat, yakni upaya memberdayakan (kelompok atau satuan)
ekonomi yang mendominasi struktur dunia usaha.42
F. Kesimpulan
Upaya pemberdayaan masyarakat adalah hal yang penting, karena dari pemberdayaan
masyarakat itu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, Sehingga secara tidak
langsung dapat mengurangi kemiskinan di masyarakat. Ada 6 peran yang ditemukan dalam
kegiatan upaya pemberdayaan ini, yakni peran pendampingan, pemberi semangat sosial,
dukungan, fasilitasi kelompok, pemanfaatan berbagai keterampilan dan sumber daya.
Pemberdayaan yang dilakukan UAD merupakan jenis pengembangan masyarakat terpadu
yang mengarah pada pengembangan ekonomi yang konservatif, artinya dengan menarik atau
membangun industri lokal, demi meningkatnya perekonomian masyarakat.

42 Fredrik Benu, Ekonomi Kerakyatan Dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Suatu Kajian Konseptual,
Jurnal Online, Th. 1 No. 10 (Kupang, Ntt: Universitas Nusa Cendana, Kupang, 2002) Hlm.1

16

Daftar pustaka:
______, laporan kajian industri kerakyatan, banjar masin:bekerja sama badan perencanaan
pembangunan daerah kota banar masin, lembaga penelitian universitas lambung
mangkurat, 2012
_______, Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De Soya Dengan Menggunakan Air
Rebusan Kecambah Kacang Tanah Dan Bakteri Acetobacter Xylinum, Solo Jawa
Tengah: Universitas Negeri Solo 2013
Arfiana, Siska, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sentra Produksi Kecil Emping Melinjo
Di Dusun Kepuhkulon Wirokerten Banguntapan Bantul, sekripsi tidak terbit,
Yogyakarta : Jurusan PMI Fakultas Dakwah Uin Sunan Kalijaga 2013
Benu, Fredrik, Ekonomi Kerakyatan Dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Suatu Kajian
Konseptual, Jurnal Online, Th. 1 No. 10 Kupang, Ntt: Universitas Nusa Cendana,
Kupang, 2002
Ghony, M. Njunaidi Dan Almanshur, Fauzan, Metodologi Penelitian Kualitatf, Yogyakarta:
Perpustakaan Nasional, Katalong Dalam Terbitan(KDT), 2014
Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta
Selatan: Selemba Humanika, 2010
Ife, Jim dan tesoriero, frank Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat
Di Era Gobalisasi, Yogyakarta: pustaka pelajar, 2006
karsidi, Ravik, pemberdayaan masyarakat untuk usaha kecil dan mikro, jurnal online, volume
3, no. 2, bogor: institut pertanian bogor, 2007
Meleong, Lexy J, metodologipenelitian kualitatif,Bandung: PT pemaja rosdakaryaoffset,1996
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah),Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Santoso, Mohamad Amin, Endang Suarsini, Bioemidiasi Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De
Soya Sebagai Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terapan Kelas Xi Di Smk Negeri 1
Jombang,Jombang, Jawa Timur: SMK Negeri 1 Jombang
Siregar, Hermanto dan wahyuniarti, dwi, dampak pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan
jumlah penduduk miskin, bogor: institut pertanian bogor,____
Suryawati, Chriswardani, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional, jurnal online,
volume 8 no.3, Semarang Jawa Tengah: Universitas Diponegoro, 2005
Http://Blog.Uad.Ac.Id/Rendrawidyatama/2011/03/14/Dasar-Dasar-Jurnalistik/
http://fmipa.uad.ac.id/warga-temanggung-studi-banding-ke-desa-binaan-uad-di-bantul/
http://yogyakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/6

17