Revitalisasi Halte Kota Bandung Sebagai
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
REVITALISASI HALTE KOTA BANDUNG SEBAGAI UPAYA
MENGURANGI PENYEBAB KEMACETAN LALU LINTAS
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Hadi Yanuar Iswanto
Adam Priyadi
Muhammad Ikhsan Hidayat
Aldissain Jurizat
(1006590)
(1002502)
(1002470)
(1000352)
Angkatan 2010
Angkatan 2010
Angkatan 2010
Angkatan 2010
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
2.
3.
4.
5.
: Revitalisasi Halte Kota BandungSebagai Upaya
Mengurangi Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
Kota Bandung
Bidang Kegiatan
: ( ) PKM-AI
( X ) PKM-GT
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Hadi Yanuar Iswanto
b. Nim
: 1006590
c. Jurusan
: Pendidikan Teknik Arsitektur
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah Dan No.Tel/Hp : Jl. Sridara No.3 RT 04 RW 01
Kel. Cigereleng, Kec. Regol
Bandung – 40253 / 085295319499
f. Alamat Email
: [email protected]
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dr. Johar Maknun, M.Si
b. NIP
: 19680308 199303 1 002
c. Alamat Rumah Dan No.Tel/HP : Jl. Mayang Cinde No. 39
Kompleks Simpay Asih
Ujungberung - Bandung/
08121452201
Bandung, 6 Maret 2012
Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Arsitektur
Universitas Pendidikan Indonesia
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dra. Rr. Tjahjani Busono, M.T)
NIP. 19621231 198803 2 005
(Hadi Yanuar Iswanto)
NIM. 1006590
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dosen Pendamping
(Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum.)
NIP. 196310241988031003
(Dr. Johar Maknun, M.Si)
NIP.196803081993031002
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berkah, qudrat, iradat, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul “Revitalisasi Halte Sebagai Upaya Mengurangi
Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Kota Bandung”merupakan suatu gagasan
yang menjadi salah satu bentuk kepekaan terhadap isu dan permasalahan aktual
yang berkembang di masyarakat.
Pada kesempatan ini perkenankan kami untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan kaya tulis ini yaitu :
1. Kedua Orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa
dan bantuan berupa dukungan motivasi dan nasihat yang bermanfaat
dalam proses penyusunan karya tulis ini.
2. Bapak Dr. Johar Maknun, M.Si yang selalu membimbing kami demi
terselesaikannya karya tulis ini.
3. Sopir angkot di Kota Bandung yang berkenan untuk memberikan
informasi untuk menyelesaikan penyusunan karya tulis.
4. Teman- teman dan sahabat yang tidak dapat disebutkan satu demi satu
yang telah memberikan motivasi bagi kami untuk penulisan karya tulis ini.
Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena
itu kami dengan tangan terbuka mengharap kritik dan saran yang konstruktif
untuk kemajuan kami selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat memberikan
masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi pemerintah dan
masyarakat.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, Maret 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................
Halaman Pengesahan ........................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Daftar Tabel......................................................................................................
Daftar Gambar ..................................................................................................
Ringkasan .........................................................................................................
i
ii
iii
iv
iv
iv
v
PENDAHULUAN ............................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................................
Manfaat ............................................................................................................
1
1
2
2
GAGASAN ......................................................................................................
Solusi yang Pernah Ditawarkan.........................................................................
Gagasan Baru yang Ditawarkan ........................................................................
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ...........................................
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan...........................................
2
2
3
5
6
KESIMPULAN ................................................................................................
Gagasan ............................................................................................................
Teknik Implementasi Gagasan ..........................................................................
Prediksi Keberhasilan Gagasan .........................................................................
7
7
7
7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 9
LAMPIRAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Lembaga terkait yang dapat membantu ................................................ 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Usulan Desain Halte ........................................................................
Gambar 2. Alur Strategi ....................................................................................
Gambar 3. Halte Banda .....................................................................................
Gambar 4. Halte Dago ......................................................................................
Gambar 5. Perilaku Ngetem Sopir Angkot .........................................................
Gambar 6. Desain Halte Baru............................................................................
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Studi ...............................................................
4
6
11
11
12
12
13
iv
RINGKASAN
Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.394.873 jiwa (BPS Jawa Barat,2010).
Dengan data tersebut kemungkinan pertambahan penduduk di Kota Bandung akan
terus meningkat. Bambang Haryadi (2007), mengungkapkan bahwa Gielge
(2004) mengkaji hubungan antara kepadatan kota dengan struktur, kualitas
hidup dan kebutuhan perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Gielge
berkesimpulan bahwa baik kota yang terlalu padat, floor area ratio (FAR)
>3,0, maupun kota dengan tingkat kepadatan terlalu rendah (FAR di bawah
1,0) bukanlah kota dengan transportasi yang sustainable. Disamping itu,
hubungan antara tingkat kepadatan dan kebutuhan perjalanan bukanlah
merupakan
hubungan
yang
linier. Pada kondisi kepadatan rendah
ketergantungan pada mobil sangat tinggi, untuk perajalanan sehari-hari kerja,
sekolah dan belanja. Kota bandung merupakan kota yang memiliki FARrata-rata
di bawah 1,0. Sehingga transportasi di Kota Bandung tidak sustainable. Aktivitas
kegiatan masyarakat sehari-hari ditunjang oleh kendaraan pribadi baik kendaraan
bermotor roda dua maupun kendaraan roda empat.
Angkutan Kota atau disebut angkot merupakan sarana transportasi publik
yang populer di Kota Bandung. Seiring dengan perkembangan zaman serta
melonjaknya hasil penjualan pasar otomotif di indonesia, menyebabkan
popularitas sarana transportasi jenis ini mengalami penurunan yang signifikan.
Perkembangan pasar otomotif mencerminkan masyarakat Indonesia yang beralih
kepada penggunaan kendaraan pribadi sebagai sarana penunjang mobilitas seharihari. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia, pertumbuhan kendaraan bermotor di indonesia pada 2011 berada di
kisaran 80.000.000 unit dan jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya.
Oleh karena itu perlu sesuatu yang menjadi daya tarik masyarakat untuk
meningkatkan kembali popularitas angkot yang dapat berimplikasiterhadap solusi
kemacetan lalu lintas.
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep untuk meningkatkan kualitas
layanan dan fungsi halte sebagai penunjang aktivitas transportasi masyarakat di
Kota Bandung sekaligus sebagai daya tarik masyarakat untuk menggunakan
angkot sebagai sarana transportasi masyarakat sehari-hari.Gagasan ini ditulis
dengan analisis dari permasalahan kemacetan yang terjadi pada ruas-ruas jalan di
Kota Bandung dan peran angkot di dalamnya yang dikombinasi dengan solusi
logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.
Untuk dapat mengimplementasikan gagasan ini dibutuhkan langkahlangkah starategis.Sosialisasi dengan intensif dapat mengukuhkan peranan dan
fungsi halte kepada pola pikir masyarakat untuk menggunakan halte sebagai
tempat menunggu dan tempat berhentinya angkutan umum.
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Bandung merupakan kota metropolitan dengan jumlah penduduk
2.394.873 jiwa (BPS Jawa Barat,2010). Dengan jumlah yang padat tersebut maka
diperlukan moda transportasi umum untuk menunjang mobilitas masyarakat
dalam melakukan perjalanan dalam kota. Sebuah angkutan umum telah tersedia di
Kota Bandung.Angkot merupakan sarana transportasi yang populer di
masyarakat.kemudahan untuk menemui angkot menjadi alasan utama bagi
masyarakat. Namun seiring perkembangan zaman, minat masyarakat terhadap
sarana transportasi angkot menurun drastis.Hal ini dapat diketahui dari
pendapatan sopir angkot yang semakin menurun.
Perkembangan kendaraan bermotor di Kota Bandung mencerminkan
perilaku masyarakat yang tidak lagi menggunakan angkot sebagai moda
transportasi sehari-hari yang berimbas pada penurunan pendapatan sopir
angkot.Karena terjadi penurunan pendapatan, maka rata-rata sopir angkot
mengabaikan aturan dan etika berlalu lintas.Sopir angkot cenderung untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat, bahkan di tengah
jalan sekalipun semata-mata untuk mengejar setoran.Selain itu untuk
memaksimalkan pendapatan, sopir angkot sering ngetem di sembarang tempat
yang berimplikasi kepada kemacetan lalu lintas di zona ngetemnya angkot
tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ngetem adalah berlama-lama
untuk menunggu penumpang. Kegiatan ngetem dilakukan untuk memenuhi
kapasitas angkot sehingga dapat memaksimalkan pendapatan sopir
angkot.Perilaku ngetem yang dilakukan oleh angkot sangat disayangkan oleh
sebagian besar masyarakat pengguna jasa angkot, karena waktu yang mereka
miliki terbuang dengan percuma.Hal ini merupakan pengabaian terhadapfaktor
keamanan dan kenyamanan penumpang.Selain merugikan penumpang, perilaku
ngetem tersebut merugikan pengendara kendaraan lainnya.Kendaraan - kendaraan
di ruas jalan lokasi angkot tersebut ngetem, lajunya menjadi terhambat karena
angkot tersebut menghalangi sirkulasi kendaraan lainnya. Akibatnya terjadi
penumpukan kendaraan di belakang angkot tersebut sehingga terjadi kemacetan
lalu lintas lokal.
Faktor – faktor di atas menjadi pendorong bagi masyarakat untuk
menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Akibatnya terjadi
kemacetan lalu lintas di setiap ruas jalan di Kota Bandung, karena setiap harinya
satu demi satu masyarakat pengguna jasa angkot mulai berpindah untuk
menggunakan kendaraan pribadi atau jasa transportasi lain. Kemacetan terjadi
karena lebar jalan tidak sebanding denganvolume kendaraan. Hingga tahun 2011,
jumlah kendaraan di Kota Bandung mencapai 1,2 juta yang terdiri dari kendaraan
roda empat sebanyak 400 ribu dan kendaraan roda dua sebanyak 800 ribu. Jumlah
ini akan terus meningkat setiap saat. Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda
bahkan pernah mengungkapkan bahwa Bandung akan lumpuh total pada 20 tahun
2
yang akan datang.Oleh karena itu perlu faktor penarik bagi masyarakat agar mau
menggunakan kendaraan umum sebagai moda transportasi sehari-hari.
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep dan sebagai telaah
kritis terhadap persoalan kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota
Bandung.Kemudian memberikan gagasan maupun inovasi terhadap solusi-solusi
yang pernah ditawarkan.
Manfaat
Manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan solusi kepada
pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan daya tarik dan mengoptimalkan
fungsi halte sebagai fasilitas penunjang transportasi publik, sehingga didapat suatu
cita-cita untuk transportasi yang aman, mudah, cepat dan berkualitas yang
berimplikasi kepadaperwujudan Kota Bandung yang bebas dari kemacetan lalu
lintas.
GAGASAN
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Upaya terhadap penanggulangan kemacetan lalu lintas sudah sering
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung diantaranya adalah pengoperasian Bus
Trans Metro Bandung (TMB) sebagai bus rapid transit yang diharapkan dapat
mengurangi kepadatan lalu lintas di ruas jalan Soekarno-Hatta.Bus TMB
dirancang untuk mengangkut dan menurunkan penumpang di halte khusus yang
disediakan.Keadaan halte TMB saat ini masih jauh dari memuaskan.Berdasarkan
pengamatan yang kami lakukan, halte TMB di sepanjang ruas Jalan SoekarnoHatta Bandung, tampak kurang terencana dengan baik.Hal itu dapat dilihat dari
desain yang monoton dan fungsi yang belum sempurna.Sehingga para calon
penumpang yang mengantri pada halte tersebut belum merasakan kenyamanan
yang signifikan.
Pemerintah Kota Bandung telah membangun halte yang tersebar ke
seluruh penjuru kota. Halte tersebut berfungsi sebagai tempat calon penumpang
menunggu angkot atau bus kota. Namun halte yang ada belum berfungsi secara
optimal.Desain halte tidak menguntungkan kepada calon penumpang. Informasi
mengenai jurusan angkutan terdapat di belakang dan ukuran tulisannya pun
tampak kecil, sehingga akan sulit dibaca dari kejauhan. Sebagai kota tujuan
wisata, baik domestik maupun mancanegara, maka ketersediaan peta Kota
Bandung menjadi penting untuk menambah citra positif terhadap pemerintah kota.
Namun seperti yang tampak pada gambar, hal ini terabaikan.Kemudian,
berdasarkan pemantauan, keadaan halte di Kota Bandung terkesan kumuh dan
tidak terawat, sehingga calon penumpang merasa sungkan untuk menunggu
3
angkutan di halte.Sebagian halte dijadikan objek aksi vandalisme yang merusak
estetika halte tersebut.Di beberapa halte justru dijadikan tempat untuk berjualan,
sehingga halte tersebut kehilangan fungsi utamanya. Keberadaan halte di Kota
Bandung yang tidak terawat dapat merusak pemandangan kota.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Potensi angkot yang ada saat ini berjumlah 38 trayek (Sumber : Bandung
Dalam Angka) yang dapat didayagunakan secara optimal. Dengan jumlah trayek
tersebut dapat meminimalisasi kecenderungan masyarakat untuk bepergian
menggunakan kendaraan pribadi.Dalam sebuah survey yang dilakukan terungkap
bahwa sebesar rata-rata 75% masyarakat mempunyai minat untuk beralih dari
kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, beberapa angkot cenderung
tidak disiplin untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.Angkot bisa berhenti
di mana saja, bahkan dapat berhenti di tengah jalan, sehingga menimbulkan
kemacetan lalu lintas.Dari hasil wawancara terhadap sopir angkot didapat hasil
bahwa rata-rata kejadian tersebut disebabkan oleh faktor calon penumpang yang
tidak menunggu di halte.Berdasarkan hasil survey 9 dari 10 orang menyatakan
bahwa mereka tidak menggunakan halte ketika naik atau turun dari
angkot.Alasannya adalah karena lokasi halte sangat jauh dari lokasi keinginan
penumpang untuk naik atau turun dari angkot.
Penyediaan halte yang baru di seluruh penjuru Kota Bandung akan
menertibkan angkot di Kota Bandunguntuk menaikkan dan menurunkan
penumpang pada tempatnya. Halte yang baru, dirancang dengan
mempertimbangkan fungsi dan
estetika arsitektur sebagai penarik minat
masyarakat untuk mau menggunakan halte. Hal ini memberikan pelayanan
berkualitas prima kepada masyarakat untuk menunjukkan keunggulan angkot agar
masyarakat tertarik menggunakan angkot sebagai sarana transportasi utama
sehari-hari sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalkan
intesitasnya.Serta bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan angkot, agar
dapat tertarik untuk disiplin menggunakan halte.
Halte merupakan suatu tempat yang dirancang bagi prasarana masyarakat
calon penumpang untuk naik atau turun dari angkutan umum.Halte merupakan
suatu bentuk terminal dalam skala kecil (Indra Lesmana, 2007).Penyediaan
terminal merupakan suatu persyaratan mutlak untuk memperoleh sistem
perangkutan yang efisien dan aman, baik bagi gerak angkutan maupun bagi sistem
lalu lintas itu sendiri (Hussain, 1985).Oleh karena itu penyelenggaraan terminal
berperan dalam menunjang tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan
tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang selamat, aman, cepat,
tepat, nyaman, teratur dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat
(Djaelani, 1999).
Halte yang akan dirancang tentu harus memberikan perlindungan kepada
pengguna halte tersebut dari terik matahari dan air hujan. Maka desain halte akan
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.
Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, maka desain
halte yang baru akan mencerminkan wajah Kota Bandung untuk mempromosikan
khazanah budaya Sunda sebagai jati diri Kota Bandung. Konsep dari desain ini
adalah “Mulih ka Bandung” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “Kembali ke
4
Bandung”. Hal ini akan tampak pada ornamen - ornamen yang tersemat pada
bangunan halte. Untuk memudahkan navigasi calon penumpang angkot, maka
disediakan peta Kota Bandung yang memuat lokasi titik - titik halte terbangun.
Selain itu dilakukan penyempurnaan terhadap informasi trayek angkutan kota
yang akan transit di halte tersebut.
HALTE LAMA
Tempat sampah,
sebagai objek
pendukung agar
kebersihan halte
tetap terjaga
Ornamen khas Kota
Bandung seperti yang
terdapat pada jembatan
Pasupati
Penggunaan jendela pada
halte serta pintu geser
sehingga ruangan dalam halte
menjadi nyaman karena
dilengkapi pendingin ruangan
yang berasal dari air sehingga
ramah lingkungan
Peta Kota Bandung
yang memuat lokasilokasi halte terbangun
sehingga memudahkan
perjalanan calon
penumpang
Bentuk yang dianalogikan
dengan suling bambu khas
Jawa Barat untuk
mempromosikan kebudayaan
sunda yang berkembang di
Kota Bandung
Bentuk angka 7 dan jendela
lingkaran 7 buah, mengandung
makna sebagai promosi 7 program
prioritas Kota Bandung
Gambar 1. Usulan Desain Halte Baru
5
Pihak-Pihak yang dapat Mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud oleh karena adanya partisipasi aktif dari pihakpihak sebagaiberikut :
Tabel 1.Lembaga terkait yang dapat membantu
Lembaga
Wali Kota Bandung
Dinas Perhubungan Kota
Bandung
Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Bandung
DPRD Kota Bandung
Sumber : hasil analisis
Deskripsi Tugas
Keterangan
Penyusunan kebijakan
pendukung terhadap
angkutan umum di Kota
Bandung
Walikota sebagai
lembaga eksekutif
berperan sebagai
komando utama untuk
penyusunan kebijakankebijakan yang terjadi
di wilayah hukum Kota
Bandung demi
terwujudnya Kota
Bandung Bermartabat
Lembaga pelaksana
pembangunan halte di
seluruh penjuru kota
Bandung
Dinas Perhubungan
sebagai pelaksana tugas
untuk realisasi
pembangunan halte
baru yang representatif
bagi masyarakat
Sosialisasi terhadap
masyarakat dan sopir
angkot
Diskominfo sebagai
penghubung
pemerintah dengan
rakyat untuk
mensosialisasikan
kebijakan pemerintah
yang baru agar dapat
terlaksana dengan baik
dan benar.
Sebagai kontrol atau
pengawasan terhadap
program pemerintah
DPRD sebagai lembaga
legislatif daerah
bersama eksekutif
menyusun rancangan
kebijakan serta
melakukan pengawasan
terhadap penerapan
kebijakan tersebut
6
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan
Untuk mengimplementasikan gagasan penyediaan halte sebagai upaya
penertiban dan pengurangan kemacetan lalu lintas perlu ada strategi – strategi
khusus yaitu :
1. Membuat peraturan-peraturan dasar oleh Pemerintah Kota Bandung
sebagai payung hukum demi kelancaran program pembangunan halte serta
kejelasan fungsi dari halte tersebut agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
2. Sosialisasi kepada masyarakat, dengan memasang spanduk atau baliho dan
memasang iklan – iklan di setiap koran yang terbit di regional Kota
Bandung serta sosialisasi melalui manajemen internet.
3. Sosialisasi kepada sopir angkot dengan pembinaan singkat atau kursus
sehari untuk meningkatkan pengetahuan dan kedisiplinan awak sopir
angkot.
Secara organisasi, alur langkah strategi tersebut adalah :
Konsep Desain
Pembangunan Halte
Perancangan Perda
Sosialisasi
Masyarakat
Sopir Angkot
Halte Berfungsi
Optimal
Kemacetan Lalu Lintas Berkurang
Gambar 2. Alur strategi
7
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukuan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
kemacetan yang terjadi di Kota Bandung disebabkan oleh ketidakdisiplinan sopir
angkot.Ketidakdisiplinan tersebut bermuara dari minimnya jumlah halte untuk
menaikkan atau menurunkan penumpang.Eksisting halte yang tersebar di
beberapa lokasi di Kota Bandung masih belum efektif digunakan.Masyarakat
masih enggan untuk menunggu angkot di halte.Revitalisasi halte merupakan
solusi logis untuk mengoptimalkan kembali fungsi halte sebagai ruang tunggu
calon penumpang angkot.Sehingga diharapkan terciptanya kedisiplinan
masyarakat dan sopir angkot dalam bertransportasi dapat mengurangi kemacetan
lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung.
Revitalisasi halte yang dilakukan akan merubah desain eksisting halte
dengan desain baru yang memiliki konsep “Mulih ka Bandung”. Filosofi dan
ragam budaya Bandung akan menjadi suatu kesatuan yang padu dan harmonis
dalam sebuah desain yang ditawarkan.
Teknik implementasi Gagasan
Implementasi gagasan ini dapat diwujudkan dengan adanya bantuan dari
pihak-pihak terkait seperti yang sudah diutarakan sebelumnya.Bentuk gagasan ini
merupakan solusi desain halte dan pemanfaatannya untuk masyarakat Kota
Bandung. Jarak ideal antara halte yang satu ke halte yang lainnya berada pada
radius antara 400-500 oleh karena itu membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Sumber dana pembangunan bersumber dari Anggaran Pembelanjaan Daerah
(APBD). Alokasi danaAPBD Kota Bandung untuk Dinas Perhubungan setiap
tahun jumlahnya terbatas, oleh karena itu agar dana tersebut dapat terserap secara
efektif dan efisien, maka pembangunan halte harus mempertimbangkan titik
keramaian masyarakat untuk menggunakan jasa angkot.
Prediksi keberhasilan gagasan
Konsep desain halte yang baru, diprediksikan mampu memberikan solusi
terhadap kemacetan lalu lintas yang terjadi.Kemacetan lalu lintas yang terjadi di
Kota Bandung merupakan hukum dari sebab-akibat. Angkot yang ngetem atau
menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan akan berimplikasi terhadap
kemacetan lalu lintas. Hal ini pun terjadi karena halte yang ada tidak representatif
untuk calon penumpang. Oleh karena itu dengan inovasi halte yang baru
diprediksikan calon penumpang akan merasa aman dan nyaman untuk menunggu
angkot di halte.
8
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2007. Bandung dalam Angka 2007.
Katalog BPS : 1401.3273
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2007. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Hasil Sensus Penduduk 2010. Tersedia di www.jabar.bps.go.id diakses tanggal 25
Januari 2012
Ditjen Perhubungan Darat. 2010. Perhubungan Darat dalam Angka 2010.Edisi
VII-Maret 2011
Lesmana, Indra. 2007.Penentuan Lokasi Halte Buslane di Sepanjang Jalan
Soekarno-Hatta.Bandung : ITB
Pertiwi Putri Indah; Kartono, Johan; Putra, Herdi Arman; Syufyan, Hidayatus;
Gunawan,M. Fajar;Zahra, Fatimatuz. 2009. Budaya Sopir Angkutan Kota di Kota
Bandung. Bandung : ITB
Haryadi, Bambang; Riyanto, Bambang.2007.Kepadatan Kota Dalam Perspektif
Pembangunan (Transportasi) Berkelanjutan.Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Nomor 2 Volume 9 Juli 2007 Hal 87-96
Arman, Arry Akhmad. 2010. Kritik Membangun Untuk Halte Kota Bandung
http://kupalima.wordpress.com diakses tanggal 20 Februari 2012
Febriyani, Rika. 2011. Album Kompilasi (1) Menghasrati Halte
http://www.rikafebriyani.wordpress.com diakses tanggal 1 Maret 2012
Gandapurnama, Baban. 2011. 20 Tahun yang akan Datang Bandung Bisa Lumpuh
Total
http://www.bandung.detik.com diakses tanggal 5 Januari 2012
Redaksi. 2011. Halte di Kota Bandung Kumuh dan Tak Terawat
http://www.sembilannews.com diakses tanggal 28 Februari 2011
Rudini. 2012. 70% Wilayah Tak Dilalui Angkot-Ongkos Lebih Banyak Dihabiskan
untuk Naik Ojek
http://www.seputar-indonesia.com diakses tanggal 1 Maret 2012
Setianingsih, Yatni. 2011. Kota Bandung Masih Butuh 300 Halte Bus
http://www.inilahjabar.com diakses tanggal 28 Februari 2012
9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat
Email
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Hadi Yanuar Iswanto
: 1006590
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Bandung, 30 Januari 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 085295319499
: Jl. Sridara No.3 RT 04 RW 01
Kel. Cigereleng, Kec. Regol
Bandung – 40253
: [email protected]
:
Sekolah
SDN Lengkong Besar 105/6
SMPN 3 Bandung
SMA Pasundan 7 Bandung
Pengalaman Penelitian
Tahun Lulus
2004
2007
2010
:-
Anggota 1
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat
Email
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Adam Priyadi
: 1002502
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Bandung, 7 Juni 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 083821229524
: Jl. Sindangsari Wareng No. 57 Ujungberung
Bandung
: [email protected]
:
Sekolah
SDN Andir Kidul 2
SMPN 17 Bandung
SMAN 24 Bandung
Pengalaman Penelitian
:-
Tahun Lulus
2004
2007
2010
10
Anggota 2
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat di Bandung
Alamat Asal
Email
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Muhammad Ikhsan Hidayat
: 1002470
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Bandung, 8 Juni 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 085222018851
: Jl. Gegersuni 1 No. 48 Bandung
: Jl. Perdatas Sindang Tamu RT 02 RW 06
Ds. Kurniabakti Kec. Ciawi
Kab. Tasikmalaya - 46156
: [email protected]
:
Sekolah
SDN Pasirhuni 1
SMP Plus Pst. Amanah
Muhammadiyah
SMAN 2 Tasikmalaya
Pengalaman Penelitian
Tahun Lulus
2004
2007
2010
:-
Anggota 3
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat di Bandung
Alamat Asal
Email
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Aldissain Jurizat
: 100352
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Lampung, 5 November 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 083169081063
: Jl. Kapt. Abdul Hamid No. 37 Bandung
: Jl. Tj Mulyo RT.02 RW.02, Bumi Raya,
Kec. Abung Selatan, Kotabumi, Lampung Utara
: [email protected]
:
Sekolah
SDN 6 Candimas
SMPN 7 Kotabumi
SMAN 3 Kotabumi
Pengalaman Penelitian
Tahun Lulus
2004
2007
2010
:“Tinjauan
Yuridis
Tentang
Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Rumah Makan (Studi di
Kecamatan Kotabumi) “
Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar “Indonesia
Bangkit” Universitas Brawijaya 2009
11
LAMPIRAN
Gambar 3. Halte Banda
(Sumber :Dokumentasi pribadi)
Gambar 4. Halte Dago
(Sumber :http://www.sembilannews.com)
12
Gambar 5. Perilaku Ngetem sopir angkot
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
Gambar 6.Desain Halte baru
13
KERANGKA PEMIKIRAN STUDI
Pertumbuhan Kendaraan Pribadi
Ketidak disiplinan Sopir
Angkot yang sering ngetem
LATAR BELAKANG
Angkot yang ngetemdi sembarang
tempat menyebabkan kemacetan
lalu lintas lokal
Menghasilkan Produk
Solusi Desain Halte Angkot
PERMASALAHAN
TUJUAN STUDI
Kondisi Eksisting Halte
Fungsi Halte
Pilihan Desain
Halte
Partisipasi Masyarakat
Kesimpulan
Solusi Perancangan
ANALISIS & SOLUSI
Gambar 7.Kerangka Pemikiran Studi
JUDUL PROGRAM
REVITALISASI HALTE KOTA BANDUNG SEBAGAI UPAYA
MENGURANGI PENYEBAB KEMACETAN LALU LINTAS
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Hadi Yanuar Iswanto
Adam Priyadi
Muhammad Ikhsan Hidayat
Aldissain Jurizat
(1006590)
(1002502)
(1002470)
(1000352)
Angkatan 2010
Angkatan 2010
Angkatan 2010
Angkatan 2010
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
2.
3.
4.
5.
: Revitalisasi Halte Kota BandungSebagai Upaya
Mengurangi Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
Kota Bandung
Bidang Kegiatan
: ( ) PKM-AI
( X ) PKM-GT
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Hadi Yanuar Iswanto
b. Nim
: 1006590
c. Jurusan
: Pendidikan Teknik Arsitektur
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah Dan No.Tel/Hp : Jl. Sridara No.3 RT 04 RW 01
Kel. Cigereleng, Kec. Regol
Bandung – 40253 / 085295319499
f. Alamat Email
: [email protected]
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dr. Johar Maknun, M.Si
b. NIP
: 19680308 199303 1 002
c. Alamat Rumah Dan No.Tel/HP : Jl. Mayang Cinde No. 39
Kompleks Simpay Asih
Ujungberung - Bandung/
08121452201
Bandung, 6 Maret 2012
Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Arsitektur
Universitas Pendidikan Indonesia
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dra. Rr. Tjahjani Busono, M.T)
NIP. 19621231 198803 2 005
(Hadi Yanuar Iswanto)
NIM. 1006590
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dosen Pendamping
(Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum.)
NIP. 196310241988031003
(Dr. Johar Maknun, M.Si)
NIP.196803081993031002
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berkah, qudrat, iradat, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul “Revitalisasi Halte Sebagai Upaya Mengurangi
Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Kota Bandung”merupakan suatu gagasan
yang menjadi salah satu bentuk kepekaan terhadap isu dan permasalahan aktual
yang berkembang di masyarakat.
Pada kesempatan ini perkenankan kami untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan kaya tulis ini yaitu :
1. Kedua Orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa
dan bantuan berupa dukungan motivasi dan nasihat yang bermanfaat
dalam proses penyusunan karya tulis ini.
2. Bapak Dr. Johar Maknun, M.Si yang selalu membimbing kami demi
terselesaikannya karya tulis ini.
3. Sopir angkot di Kota Bandung yang berkenan untuk memberikan
informasi untuk menyelesaikan penyusunan karya tulis.
4. Teman- teman dan sahabat yang tidak dapat disebutkan satu demi satu
yang telah memberikan motivasi bagi kami untuk penulisan karya tulis ini.
Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena
itu kami dengan tangan terbuka mengharap kritik dan saran yang konstruktif
untuk kemajuan kami selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat memberikan
masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi pemerintah dan
masyarakat.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, Maret 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................
Halaman Pengesahan ........................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Daftar Tabel......................................................................................................
Daftar Gambar ..................................................................................................
Ringkasan .........................................................................................................
i
ii
iii
iv
iv
iv
v
PENDAHULUAN ............................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................................
Manfaat ............................................................................................................
1
1
2
2
GAGASAN ......................................................................................................
Solusi yang Pernah Ditawarkan.........................................................................
Gagasan Baru yang Ditawarkan ........................................................................
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ...........................................
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan...........................................
2
2
3
5
6
KESIMPULAN ................................................................................................
Gagasan ............................................................................................................
Teknik Implementasi Gagasan ..........................................................................
Prediksi Keberhasilan Gagasan .........................................................................
7
7
7
7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 9
LAMPIRAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Lembaga terkait yang dapat membantu ................................................ 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Usulan Desain Halte ........................................................................
Gambar 2. Alur Strategi ....................................................................................
Gambar 3. Halte Banda .....................................................................................
Gambar 4. Halte Dago ......................................................................................
Gambar 5. Perilaku Ngetem Sopir Angkot .........................................................
Gambar 6. Desain Halte Baru............................................................................
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Studi ...............................................................
4
6
11
11
12
12
13
iv
RINGKASAN
Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.394.873 jiwa (BPS Jawa Barat,2010).
Dengan data tersebut kemungkinan pertambahan penduduk di Kota Bandung akan
terus meningkat. Bambang Haryadi (2007), mengungkapkan bahwa Gielge
(2004) mengkaji hubungan antara kepadatan kota dengan struktur, kualitas
hidup dan kebutuhan perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Gielge
berkesimpulan bahwa baik kota yang terlalu padat, floor area ratio (FAR)
>3,0, maupun kota dengan tingkat kepadatan terlalu rendah (FAR di bawah
1,0) bukanlah kota dengan transportasi yang sustainable. Disamping itu,
hubungan antara tingkat kepadatan dan kebutuhan perjalanan bukanlah
merupakan
hubungan
yang
linier. Pada kondisi kepadatan rendah
ketergantungan pada mobil sangat tinggi, untuk perajalanan sehari-hari kerja,
sekolah dan belanja. Kota bandung merupakan kota yang memiliki FARrata-rata
di bawah 1,0. Sehingga transportasi di Kota Bandung tidak sustainable. Aktivitas
kegiatan masyarakat sehari-hari ditunjang oleh kendaraan pribadi baik kendaraan
bermotor roda dua maupun kendaraan roda empat.
Angkutan Kota atau disebut angkot merupakan sarana transportasi publik
yang populer di Kota Bandung. Seiring dengan perkembangan zaman serta
melonjaknya hasil penjualan pasar otomotif di indonesia, menyebabkan
popularitas sarana transportasi jenis ini mengalami penurunan yang signifikan.
Perkembangan pasar otomotif mencerminkan masyarakat Indonesia yang beralih
kepada penggunaan kendaraan pribadi sebagai sarana penunjang mobilitas seharihari. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia, pertumbuhan kendaraan bermotor di indonesia pada 2011 berada di
kisaran 80.000.000 unit dan jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya.
Oleh karena itu perlu sesuatu yang menjadi daya tarik masyarakat untuk
meningkatkan kembali popularitas angkot yang dapat berimplikasiterhadap solusi
kemacetan lalu lintas.
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep untuk meningkatkan kualitas
layanan dan fungsi halte sebagai penunjang aktivitas transportasi masyarakat di
Kota Bandung sekaligus sebagai daya tarik masyarakat untuk menggunakan
angkot sebagai sarana transportasi masyarakat sehari-hari.Gagasan ini ditulis
dengan analisis dari permasalahan kemacetan yang terjadi pada ruas-ruas jalan di
Kota Bandung dan peran angkot di dalamnya yang dikombinasi dengan solusi
logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.
Untuk dapat mengimplementasikan gagasan ini dibutuhkan langkahlangkah starategis.Sosialisasi dengan intensif dapat mengukuhkan peranan dan
fungsi halte kepada pola pikir masyarakat untuk menggunakan halte sebagai
tempat menunggu dan tempat berhentinya angkutan umum.
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Bandung merupakan kota metropolitan dengan jumlah penduduk
2.394.873 jiwa (BPS Jawa Barat,2010). Dengan jumlah yang padat tersebut maka
diperlukan moda transportasi umum untuk menunjang mobilitas masyarakat
dalam melakukan perjalanan dalam kota. Sebuah angkutan umum telah tersedia di
Kota Bandung.Angkot merupakan sarana transportasi yang populer di
masyarakat.kemudahan untuk menemui angkot menjadi alasan utama bagi
masyarakat. Namun seiring perkembangan zaman, minat masyarakat terhadap
sarana transportasi angkot menurun drastis.Hal ini dapat diketahui dari
pendapatan sopir angkot yang semakin menurun.
Perkembangan kendaraan bermotor di Kota Bandung mencerminkan
perilaku masyarakat yang tidak lagi menggunakan angkot sebagai moda
transportasi sehari-hari yang berimbas pada penurunan pendapatan sopir
angkot.Karena terjadi penurunan pendapatan, maka rata-rata sopir angkot
mengabaikan aturan dan etika berlalu lintas.Sopir angkot cenderung untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat, bahkan di tengah
jalan sekalipun semata-mata untuk mengejar setoran.Selain itu untuk
memaksimalkan pendapatan, sopir angkot sering ngetem di sembarang tempat
yang berimplikasi kepada kemacetan lalu lintas di zona ngetemnya angkot
tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ngetem adalah berlama-lama
untuk menunggu penumpang. Kegiatan ngetem dilakukan untuk memenuhi
kapasitas angkot sehingga dapat memaksimalkan pendapatan sopir
angkot.Perilaku ngetem yang dilakukan oleh angkot sangat disayangkan oleh
sebagian besar masyarakat pengguna jasa angkot, karena waktu yang mereka
miliki terbuang dengan percuma.Hal ini merupakan pengabaian terhadapfaktor
keamanan dan kenyamanan penumpang.Selain merugikan penumpang, perilaku
ngetem tersebut merugikan pengendara kendaraan lainnya.Kendaraan - kendaraan
di ruas jalan lokasi angkot tersebut ngetem, lajunya menjadi terhambat karena
angkot tersebut menghalangi sirkulasi kendaraan lainnya. Akibatnya terjadi
penumpukan kendaraan di belakang angkot tersebut sehingga terjadi kemacetan
lalu lintas lokal.
Faktor – faktor di atas menjadi pendorong bagi masyarakat untuk
menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Akibatnya terjadi
kemacetan lalu lintas di setiap ruas jalan di Kota Bandung, karena setiap harinya
satu demi satu masyarakat pengguna jasa angkot mulai berpindah untuk
menggunakan kendaraan pribadi atau jasa transportasi lain. Kemacetan terjadi
karena lebar jalan tidak sebanding denganvolume kendaraan. Hingga tahun 2011,
jumlah kendaraan di Kota Bandung mencapai 1,2 juta yang terdiri dari kendaraan
roda empat sebanyak 400 ribu dan kendaraan roda dua sebanyak 800 ribu. Jumlah
ini akan terus meningkat setiap saat. Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda
bahkan pernah mengungkapkan bahwa Bandung akan lumpuh total pada 20 tahun
2
yang akan datang.Oleh karena itu perlu faktor penarik bagi masyarakat agar mau
menggunakan kendaraan umum sebagai moda transportasi sehari-hari.
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep dan sebagai telaah
kritis terhadap persoalan kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota
Bandung.Kemudian memberikan gagasan maupun inovasi terhadap solusi-solusi
yang pernah ditawarkan.
Manfaat
Manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan solusi kepada
pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan daya tarik dan mengoptimalkan
fungsi halte sebagai fasilitas penunjang transportasi publik, sehingga didapat suatu
cita-cita untuk transportasi yang aman, mudah, cepat dan berkualitas yang
berimplikasi kepadaperwujudan Kota Bandung yang bebas dari kemacetan lalu
lintas.
GAGASAN
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Upaya terhadap penanggulangan kemacetan lalu lintas sudah sering
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung diantaranya adalah pengoperasian Bus
Trans Metro Bandung (TMB) sebagai bus rapid transit yang diharapkan dapat
mengurangi kepadatan lalu lintas di ruas jalan Soekarno-Hatta.Bus TMB
dirancang untuk mengangkut dan menurunkan penumpang di halte khusus yang
disediakan.Keadaan halte TMB saat ini masih jauh dari memuaskan.Berdasarkan
pengamatan yang kami lakukan, halte TMB di sepanjang ruas Jalan SoekarnoHatta Bandung, tampak kurang terencana dengan baik.Hal itu dapat dilihat dari
desain yang monoton dan fungsi yang belum sempurna.Sehingga para calon
penumpang yang mengantri pada halte tersebut belum merasakan kenyamanan
yang signifikan.
Pemerintah Kota Bandung telah membangun halte yang tersebar ke
seluruh penjuru kota. Halte tersebut berfungsi sebagai tempat calon penumpang
menunggu angkot atau bus kota. Namun halte yang ada belum berfungsi secara
optimal.Desain halte tidak menguntungkan kepada calon penumpang. Informasi
mengenai jurusan angkutan terdapat di belakang dan ukuran tulisannya pun
tampak kecil, sehingga akan sulit dibaca dari kejauhan. Sebagai kota tujuan
wisata, baik domestik maupun mancanegara, maka ketersediaan peta Kota
Bandung menjadi penting untuk menambah citra positif terhadap pemerintah kota.
Namun seperti yang tampak pada gambar, hal ini terabaikan.Kemudian,
berdasarkan pemantauan, keadaan halte di Kota Bandung terkesan kumuh dan
tidak terawat, sehingga calon penumpang merasa sungkan untuk menunggu
3
angkutan di halte.Sebagian halte dijadikan objek aksi vandalisme yang merusak
estetika halte tersebut.Di beberapa halte justru dijadikan tempat untuk berjualan,
sehingga halte tersebut kehilangan fungsi utamanya. Keberadaan halte di Kota
Bandung yang tidak terawat dapat merusak pemandangan kota.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Potensi angkot yang ada saat ini berjumlah 38 trayek (Sumber : Bandung
Dalam Angka) yang dapat didayagunakan secara optimal. Dengan jumlah trayek
tersebut dapat meminimalisasi kecenderungan masyarakat untuk bepergian
menggunakan kendaraan pribadi.Dalam sebuah survey yang dilakukan terungkap
bahwa sebesar rata-rata 75% masyarakat mempunyai minat untuk beralih dari
kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, beberapa angkot cenderung
tidak disiplin untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.Angkot bisa berhenti
di mana saja, bahkan dapat berhenti di tengah jalan, sehingga menimbulkan
kemacetan lalu lintas.Dari hasil wawancara terhadap sopir angkot didapat hasil
bahwa rata-rata kejadian tersebut disebabkan oleh faktor calon penumpang yang
tidak menunggu di halte.Berdasarkan hasil survey 9 dari 10 orang menyatakan
bahwa mereka tidak menggunakan halte ketika naik atau turun dari
angkot.Alasannya adalah karena lokasi halte sangat jauh dari lokasi keinginan
penumpang untuk naik atau turun dari angkot.
Penyediaan halte yang baru di seluruh penjuru Kota Bandung akan
menertibkan angkot di Kota Bandunguntuk menaikkan dan menurunkan
penumpang pada tempatnya. Halte yang baru, dirancang dengan
mempertimbangkan fungsi dan
estetika arsitektur sebagai penarik minat
masyarakat untuk mau menggunakan halte. Hal ini memberikan pelayanan
berkualitas prima kepada masyarakat untuk menunjukkan keunggulan angkot agar
masyarakat tertarik menggunakan angkot sebagai sarana transportasi utama
sehari-hari sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalkan
intesitasnya.Serta bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan angkot, agar
dapat tertarik untuk disiplin menggunakan halte.
Halte merupakan suatu tempat yang dirancang bagi prasarana masyarakat
calon penumpang untuk naik atau turun dari angkutan umum.Halte merupakan
suatu bentuk terminal dalam skala kecil (Indra Lesmana, 2007).Penyediaan
terminal merupakan suatu persyaratan mutlak untuk memperoleh sistem
perangkutan yang efisien dan aman, baik bagi gerak angkutan maupun bagi sistem
lalu lintas itu sendiri (Hussain, 1985).Oleh karena itu penyelenggaraan terminal
berperan dalam menunjang tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan
tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang selamat, aman, cepat,
tepat, nyaman, teratur dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat
(Djaelani, 1999).
Halte yang akan dirancang tentu harus memberikan perlindungan kepada
pengguna halte tersebut dari terik matahari dan air hujan. Maka desain halte akan
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.
Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, maka desain
halte yang baru akan mencerminkan wajah Kota Bandung untuk mempromosikan
khazanah budaya Sunda sebagai jati diri Kota Bandung. Konsep dari desain ini
adalah “Mulih ka Bandung” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “Kembali ke
4
Bandung”. Hal ini akan tampak pada ornamen - ornamen yang tersemat pada
bangunan halte. Untuk memudahkan navigasi calon penumpang angkot, maka
disediakan peta Kota Bandung yang memuat lokasi titik - titik halte terbangun.
Selain itu dilakukan penyempurnaan terhadap informasi trayek angkutan kota
yang akan transit di halte tersebut.
HALTE LAMA
Tempat sampah,
sebagai objek
pendukung agar
kebersihan halte
tetap terjaga
Ornamen khas Kota
Bandung seperti yang
terdapat pada jembatan
Pasupati
Penggunaan jendela pada
halte serta pintu geser
sehingga ruangan dalam halte
menjadi nyaman karena
dilengkapi pendingin ruangan
yang berasal dari air sehingga
ramah lingkungan
Peta Kota Bandung
yang memuat lokasilokasi halte terbangun
sehingga memudahkan
perjalanan calon
penumpang
Bentuk yang dianalogikan
dengan suling bambu khas
Jawa Barat untuk
mempromosikan kebudayaan
sunda yang berkembang di
Kota Bandung
Bentuk angka 7 dan jendela
lingkaran 7 buah, mengandung
makna sebagai promosi 7 program
prioritas Kota Bandung
Gambar 1. Usulan Desain Halte Baru
5
Pihak-Pihak yang dapat Mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud oleh karena adanya partisipasi aktif dari pihakpihak sebagaiberikut :
Tabel 1.Lembaga terkait yang dapat membantu
Lembaga
Wali Kota Bandung
Dinas Perhubungan Kota
Bandung
Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Bandung
DPRD Kota Bandung
Sumber : hasil analisis
Deskripsi Tugas
Keterangan
Penyusunan kebijakan
pendukung terhadap
angkutan umum di Kota
Bandung
Walikota sebagai
lembaga eksekutif
berperan sebagai
komando utama untuk
penyusunan kebijakankebijakan yang terjadi
di wilayah hukum Kota
Bandung demi
terwujudnya Kota
Bandung Bermartabat
Lembaga pelaksana
pembangunan halte di
seluruh penjuru kota
Bandung
Dinas Perhubungan
sebagai pelaksana tugas
untuk realisasi
pembangunan halte
baru yang representatif
bagi masyarakat
Sosialisasi terhadap
masyarakat dan sopir
angkot
Diskominfo sebagai
penghubung
pemerintah dengan
rakyat untuk
mensosialisasikan
kebijakan pemerintah
yang baru agar dapat
terlaksana dengan baik
dan benar.
Sebagai kontrol atau
pengawasan terhadap
program pemerintah
DPRD sebagai lembaga
legislatif daerah
bersama eksekutif
menyusun rancangan
kebijakan serta
melakukan pengawasan
terhadap penerapan
kebijakan tersebut
6
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan
Untuk mengimplementasikan gagasan penyediaan halte sebagai upaya
penertiban dan pengurangan kemacetan lalu lintas perlu ada strategi – strategi
khusus yaitu :
1. Membuat peraturan-peraturan dasar oleh Pemerintah Kota Bandung
sebagai payung hukum demi kelancaran program pembangunan halte serta
kejelasan fungsi dari halte tersebut agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
2. Sosialisasi kepada masyarakat, dengan memasang spanduk atau baliho dan
memasang iklan – iklan di setiap koran yang terbit di regional Kota
Bandung serta sosialisasi melalui manajemen internet.
3. Sosialisasi kepada sopir angkot dengan pembinaan singkat atau kursus
sehari untuk meningkatkan pengetahuan dan kedisiplinan awak sopir
angkot.
Secara organisasi, alur langkah strategi tersebut adalah :
Konsep Desain
Pembangunan Halte
Perancangan Perda
Sosialisasi
Masyarakat
Sopir Angkot
Halte Berfungsi
Optimal
Kemacetan Lalu Lintas Berkurang
Gambar 2. Alur strategi
7
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukuan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
kemacetan yang terjadi di Kota Bandung disebabkan oleh ketidakdisiplinan sopir
angkot.Ketidakdisiplinan tersebut bermuara dari minimnya jumlah halte untuk
menaikkan atau menurunkan penumpang.Eksisting halte yang tersebar di
beberapa lokasi di Kota Bandung masih belum efektif digunakan.Masyarakat
masih enggan untuk menunggu angkot di halte.Revitalisasi halte merupakan
solusi logis untuk mengoptimalkan kembali fungsi halte sebagai ruang tunggu
calon penumpang angkot.Sehingga diharapkan terciptanya kedisiplinan
masyarakat dan sopir angkot dalam bertransportasi dapat mengurangi kemacetan
lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung.
Revitalisasi halte yang dilakukan akan merubah desain eksisting halte
dengan desain baru yang memiliki konsep “Mulih ka Bandung”. Filosofi dan
ragam budaya Bandung akan menjadi suatu kesatuan yang padu dan harmonis
dalam sebuah desain yang ditawarkan.
Teknik implementasi Gagasan
Implementasi gagasan ini dapat diwujudkan dengan adanya bantuan dari
pihak-pihak terkait seperti yang sudah diutarakan sebelumnya.Bentuk gagasan ini
merupakan solusi desain halte dan pemanfaatannya untuk masyarakat Kota
Bandung. Jarak ideal antara halte yang satu ke halte yang lainnya berada pada
radius antara 400-500 oleh karena itu membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Sumber dana pembangunan bersumber dari Anggaran Pembelanjaan Daerah
(APBD). Alokasi danaAPBD Kota Bandung untuk Dinas Perhubungan setiap
tahun jumlahnya terbatas, oleh karena itu agar dana tersebut dapat terserap secara
efektif dan efisien, maka pembangunan halte harus mempertimbangkan titik
keramaian masyarakat untuk menggunakan jasa angkot.
Prediksi keberhasilan gagasan
Konsep desain halte yang baru, diprediksikan mampu memberikan solusi
terhadap kemacetan lalu lintas yang terjadi.Kemacetan lalu lintas yang terjadi di
Kota Bandung merupakan hukum dari sebab-akibat. Angkot yang ngetem atau
menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan akan berimplikasi terhadap
kemacetan lalu lintas. Hal ini pun terjadi karena halte yang ada tidak representatif
untuk calon penumpang. Oleh karena itu dengan inovasi halte yang baru
diprediksikan calon penumpang akan merasa aman dan nyaman untuk menunggu
angkot di halte.
8
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2007. Bandung dalam Angka 2007.
Katalog BPS : 1401.3273
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2007. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Hasil Sensus Penduduk 2010. Tersedia di www.jabar.bps.go.id diakses tanggal 25
Januari 2012
Ditjen Perhubungan Darat. 2010. Perhubungan Darat dalam Angka 2010.Edisi
VII-Maret 2011
Lesmana, Indra. 2007.Penentuan Lokasi Halte Buslane di Sepanjang Jalan
Soekarno-Hatta.Bandung : ITB
Pertiwi Putri Indah; Kartono, Johan; Putra, Herdi Arman; Syufyan, Hidayatus;
Gunawan,M. Fajar;Zahra, Fatimatuz. 2009. Budaya Sopir Angkutan Kota di Kota
Bandung. Bandung : ITB
Haryadi, Bambang; Riyanto, Bambang.2007.Kepadatan Kota Dalam Perspektif
Pembangunan (Transportasi) Berkelanjutan.Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Nomor 2 Volume 9 Juli 2007 Hal 87-96
Arman, Arry Akhmad. 2010. Kritik Membangun Untuk Halte Kota Bandung
http://kupalima.wordpress.com diakses tanggal 20 Februari 2012
Febriyani, Rika. 2011. Album Kompilasi (1) Menghasrati Halte
http://www.rikafebriyani.wordpress.com diakses tanggal 1 Maret 2012
Gandapurnama, Baban. 2011. 20 Tahun yang akan Datang Bandung Bisa Lumpuh
Total
http://www.bandung.detik.com diakses tanggal 5 Januari 2012
Redaksi. 2011. Halte di Kota Bandung Kumuh dan Tak Terawat
http://www.sembilannews.com diakses tanggal 28 Februari 2011
Rudini. 2012. 70% Wilayah Tak Dilalui Angkot-Ongkos Lebih Banyak Dihabiskan
untuk Naik Ojek
http://www.seputar-indonesia.com diakses tanggal 1 Maret 2012
Setianingsih, Yatni. 2011. Kota Bandung Masih Butuh 300 Halte Bus
http://www.inilahjabar.com diakses tanggal 28 Februari 2012
9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Hadi Yanuar Iswanto
: 1006590
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Bandung, 30 Januari 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 085295319499
: Jl. Sridara No.3 RT 04 RW 01
Kel. Cigereleng, Kec. Regol
Bandung – 40253
: [email protected]
:
Sekolah
SDN Lengkong Besar 105/6
SMPN 3 Bandung
SMA Pasundan 7 Bandung
Pengalaman Penelitian
Tahun Lulus
2004
2007
2010
:-
Anggota 1
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Adam Priyadi
: 1002502
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Bandung, 7 Juni 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 083821229524
: Jl. Sindangsari Wareng No. 57 Ujungberung
Bandung
: [email protected]
:
Sekolah
SDN Andir Kidul 2
SMPN 17 Bandung
SMAN 24 Bandung
Pengalaman Penelitian
:-
Tahun Lulus
2004
2007
2010
10
Anggota 2
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat di Bandung
Alamat Asal
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Muhammad Ikhsan Hidayat
: 1002470
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Bandung, 8 Juni 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 085222018851
: Jl. Gegersuni 1 No. 48 Bandung
: Jl. Perdatas Sindang Tamu RT 02 RW 06
Ds. Kurniabakti Kec. Ciawi
Kab. Tasikmalaya - 46156
: [email protected]
:
Sekolah
SDN Pasirhuni 1
SMP Plus Pst. Amanah
Muhammadiyah
SMAN 2 Tasikmalaya
Pengalaman Penelitian
Tahun Lulus
2004
2007
2010
:-
Anggota 3
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
Universitas
HP
Alamat di Bandung
Alamat Asal
Riwayat Pendidikan
Jenjang
SD
SMP
SMA
: Aldissain Jurizat
: 100352
: Pendidikan Teknik Arsitektur/ FPTK
: Lampung, 5 November 1992
: Universitas Pendidikan Indonesia
: 083169081063
: Jl. Kapt. Abdul Hamid No. 37 Bandung
: Jl. Tj Mulyo RT.02 RW.02, Bumi Raya,
Kec. Abung Selatan, Kotabumi, Lampung Utara
: [email protected]
:
Sekolah
SDN 6 Candimas
SMPN 7 Kotabumi
SMAN 3 Kotabumi
Pengalaman Penelitian
Tahun Lulus
2004
2007
2010
:“Tinjauan
Yuridis
Tentang
Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Rumah Makan (Studi di
Kecamatan Kotabumi) “
Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar “Indonesia
Bangkit” Universitas Brawijaya 2009
11
LAMPIRAN
Gambar 3. Halte Banda
(Sumber :Dokumentasi pribadi)
Gambar 4. Halte Dago
(Sumber :http://www.sembilannews.com)
12
Gambar 5. Perilaku Ngetem sopir angkot
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
Gambar 6.Desain Halte baru
13
KERANGKA PEMIKIRAN STUDI
Pertumbuhan Kendaraan Pribadi
Ketidak disiplinan Sopir
Angkot yang sering ngetem
LATAR BELAKANG
Angkot yang ngetemdi sembarang
tempat menyebabkan kemacetan
lalu lintas lokal
Menghasilkan Produk
Solusi Desain Halte Angkot
PERMASALAHAN
TUJUAN STUDI
Kondisi Eksisting Halte
Fungsi Halte
Pilihan Desain
Halte
Partisipasi Masyarakat
Kesimpulan
Solusi Perancangan
ANALISIS & SOLUSI
Gambar 7.Kerangka Pemikiran Studi