RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nam (2)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Nama Satuan Pendidikan
: SMA ……….
B. Mata Pelajaran
: Kimia
C. Kelas/Semester
: XI / Dua
D. Materi Pokok
: Asam dan Basa
E. Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
F. Tujuan Pembelajaran
:
Kognitif
1. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Arrhenius.
2. Membedakan larutan berdasarkan sifat asam dan basa.
3. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Bronsted-Lowry.
4. Menunjukkan pasangan asam basa konjugasinya.
5. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Lewis.
Afektif
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Menjawab / menanggapi pertanyaan.
3. Menyampaikan ide / pendapat.
4. Bekerja sama dalam kelompok.
G. Kompetensi Dasar
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3.1
Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.
H. Indikator pencapaian kompetensi
1. Mendeskripsikan teori-teori asam-basa
2. Mengidentifikasi sifat larutan asam-basa
3. Menjelaskan sifat larutan asam-basa
4. Menentukan derajat keasaman
kesetimbangan asam-basa
(pH),
derajat
ionisasi,
dan
tetapan
5. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan
6. Melakukan, menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan tentang
penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa
I. Materi pembelajaran
Teori Asam Basa
Larutan yang bersifat asam dan basa berkaitan erat dengan adanya ion hidrogen (H +)
dan ion hidroksi (OH-). Fenomena ini diselidiki oleh Arrhenius, yang selanjutnya dikenal
dengan Teori Asam-Basa Arrhenius.
Menurut Arrhenius, jika hidrogen klorida (HCl) dilarutkan dalan air (H 2O), maka
terjadi reaksi ionisasi:
HCl H+ + ClDalam hal ini dihasilkan ion H+ sehingga HCl dinyatakan bersifat asam.
Hal lain terjadi jika Kristal natrium hidroksida (NaOH) dilarutkan dalam air, maka
terjadi reaksi ionisasi:
NaOH Na+ + OHOleh karena menghasilkan ion OH-, maka NaOH dinyatakan bersifat basa.
Teori asam basa terus mengalami perkembangan sejalan dengan berbagai fenomena
yang tidak dapat dijelaskan dengan Teori Asam-Basa Arrhenius. Seperti pada reaksi berikut:
H2SO4 + NH3 NH4+ + HSO4Dalam hal ini tidak terlihat jelas adanya ion H+ atau ion OH-. Untuk menjawab
fenomena ini, maka Brosted dan Lowry mengajukan teori yang selanjutnya dikenal dengan
Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry.
Pada kasus reaksi H2SO4 dan NH3, terlihat bahwa NH3 menerima proton (H+)
menjadi NH4+ sehingga NH3 dinyatakan sebagai basa. Sedangkan H2SO4 memberi proton (H+)
menjadi HSO4- sehingga H2SO4 disebut sebagai asam.
Dalam hal ini dikenal adanya pasangan asam basa konjugasi, yang disajikan pada
tabel berikut:
Asam Konjugasi
Basa Konjugasi
H2SO4
HSO4NH4+
NH3
Pada reaksi berikut:
NH3 + HCl NH4Cl
Pada kasus tersebut tidak terlihat adanya ion H+, ion OH-, donor proton, dan akseptor
proton. Untuk menjawab fenomena tersebut, maka Lewis mengemukakan teori yang
selanjutnya dikenal dengan Teori Asam Basa Lewis. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
H3N: + H+ + Cl- NH4+ + Cl- → NH4Cl
Dalam hal ini, NH3 menyumbang (donor) pasangan elektron sehingga disebut Basa
Lewis. Sedangkan HCl penerima (akseptor) pasangan elektron sehingga disebut sebagai
Asam Lewis.
Asam Basa dalam Kehidupan Sehari-hari
Buah-buahan yang masam mengandung asam organik, jeruk mengandung asam sitrat,
apel mengandung asam malat. Selain itu, mengandung asam askorbat yang dikenal sebagai
vitamin C. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan. Basa yang kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari misalnya antasid atau obat anti asam. Di dalam perut dihasilkan asam lambung
yang tidak lain adalah larutan HCl yang mempunyai pH antara 1-2. Asam kuat ini berfungsi
untuk memecah makanan dalam lambung. Asam mengaktifkan enzim yang dapat memecah
protein dalam makanan. Namun jika asam yang ada di dalam lambung terlalu tinggi, maka
dapat menyebabkan penyakit maag. Untuk pengobatannya dapat menggunakan antasid, yang
berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Antasid terbuat dari aluminium hidroksida serta
magnesium hidroksida, yang mana keduanya merupakan senyawa basa. Jika basa bertemu
dengan asam akan menghasilkan garam dan air, yang mana merupakan senyawa yang netral.
Kekuatan Asam Dan Basa
Asam Kuat dan Basa Kuat
Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat
dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq)
H+(aq) + A–(aq)
+
[H ] = valensi asam · M
Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat
dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq)
Mx+(aq) + x OH–(aq)
–
[OH ] = valensi basa · M
1. Asam Lemah dna Basa lemah
Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi
ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum,
ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq)
H+(aq) + A–(aq)
H
¿
+¿
−¿
A¿
¿
¿
¿
Ka=¿
H
¿
+¿
¿
¿
H
¿
+¿
¿
¿
Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar
Ka makin kuat asam.
Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ionionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum,
ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq)
Mx+(aq) + xOH–(aq)
M
¿
X +¿
−¿
OH ¿
¿
¿
¿
Kb=¿
OH
¿
−¿
¿
¿
OH
¿
−¿
¿
¿
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar
Kb makin kuat basa.
2. Derajat Disosiasi (α)
Banyak sedikitnya jumlah zat yang terionisasi dinyatakn dengan derajat disosiasi (α ).
Derajat disosiasi (α) adalah harga perbandingan antara jumlah molekul zat yang terionisasi
dengan jumlah molekul zat mula-mula. Nilai derajat ionisasi (α ) dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
jumlah zat yang terionisasi
α=
jumlah zat mula−mula
Berdasarkan rumus di atas, maka nilai a untuk:
1. Elektrolit kuat, α = 1
2. Elektrolit lemah, 0 < α < 1
3. Non-elektrolit, α = 0
Derajat Keasaman (pH)
1. Konsep pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH berkisar antara 0 sampai 14. Air murni
bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7. Larutan dengan pH
kurang dari tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih dari tujuh dikatakan
bersifat basa atau alkali. Gambar 1 menunjukan skala derajat keasaman.
Gambar 1. Skala Derajat Keasaman
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910,
seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang
sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal
dengan skala pH. Nilai pH dinyatakan dengan rumus:
pH= -log[H+]
Untuk menyatakan konsentrasi OH- digunakan skala pOH. Niali pOH dinyatakan
dengan rumus:
pOH= -log[OH-]
2. Menghitung pH larutan
a. Asam Kuat dan Basa Kuat
Setelah kita dapat menghitung konsentrasi ion H + dan ion OH–, maka kita dapat menghitung
harga pH–nya.
[H+] = valensi asam · M
pH= -log[H+]
[OH ] = valensi basa · M
pOH= -log[OH-]
pH= 14-pOH
b. Asam Lemah dan Basa Lemah
Setelah kita dapat menghitung konsentrasi ion H + dan ion OH–, maka kita dapat menghitung
harga pH–nya.
H
¿
+¿
¿
¿
OH
¿
−¿
¿
¿
pH= -log[H+]
pOH= -log[OH-]
pH= 14-pOH
3. Campuran Asam dan Asam
Campuran asam dan asam merupakan campuran yang memiliki ion sama yaitu H + ,
sehingga tidak bereaksi. pH larutan tersebut dapat dihitung jika konsentrasi diketahui
+¿
H
¿
+¿
¿¿
¿
¿1 V
¿
H
¿
+¿
¿¿
¿
¿2 V
+¿
¿
¿
¿
¿
H ¿ camp=¿
¿
4. Campuran Basa dan Basa
Campuran basa dan basa merupakan campuran yang memiliki ion sama yaitu OH - ,
sehingga tidak bereaksi. pH larutan tersebut dapat dihitung jika konsentrasi diketahui
−¿
OH
¿
−¿
¿¿
¿
¿ 1V
¿
OH
¿
−¿
¿¿
¿
¿
¿
¿
¿
¿
OH camp=¿
¿
Indikator Asam Basa
Tabel 1. Perubahan warna dan trayek pH indikator asam basa
J. Metode Pembelajaran
Model
: Etnosains
Metode
: Demonstrasi dan diskusi kelompok
Pendekatan
: Kontekstual
K. Kegiatan Pembelajaran
No
1.
Aktivitas
Pendahuluan (10 menit)
Dengan disiplin guru memasuki ruang kelas dengan tepat
waktu.
Untuk menanamkan karakter religius pada siswa, guru
mengucapkan salam dan memimpin doa sebelum pembelajaran
dimulai.
Guru memeriksa kehadiran siswa.
Guru memberi motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
materi yang akan dipelajari beserta manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
Guru mengkomunikasikan tujuan dan model pembelajaran
kepada siswa
Guru mendemonstrasikan bahan
2.
Kegiatan inti (65 menit):
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara acak dan
duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, misalnya dibagi 4
kelompok
Guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk
mengeluarkan bahan-bahan indikator asam-basa alami yang telah
diperintahkan pada pertemuan sebelumnya. Adapun indikator asambasa alami yang dibawa siswa yaitu (Kunyit, Daun pacar air, Daun
rhoeo discolor, dan Bunga sepatu)
Mengamati :
Kepada tiap kelompok siswa diberikan bahan-bahan kimia berupa
larutan asam dan basa serta prosedur kerja yang akan dilakukan
kemudian siswa melakukan percobaan berdasarkan prosedur kerja
Menanya :
Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materi asam basa yang telah dipelajari dari buku pegangan
siswa maupun dari hasil percobaan yang dilakukan siswa. Peserta
didik menanyakan (menimbulkan rasa ingin tahu) bahan alami apa
saja yang digunakan sebagai indikator mengapa bisa terjadi
demikian. Guru menanyakan fungsi dari indikator alami
yang digunakan.
Mengumpulkan data :
Peserta didik melakukan percobaan mengenai identifikasi sifat
larutan asam dan basa dengan menggunakan indikator, serta
penentuan bahan alam yang dapat dijadikan sebagai indikator
larutan asam dan basa. Peserta didik mengamati dan mencatat data
hasil percobaan dalam LKPD.
Mengasosiasikan :
Peserta didik mengolah dan menganalisis data percobaan untuk
menyimpulkan sifat berbagai larutan uji serta menentukan bahan
alam yang dapat digunakan sebagai indikator larutan asam dan basa.
Peserta didik mendiskusikan dengan teman kelompok hasil
percobaan yang diperoleh dan menjawab permasalahan yang tertera
dalam LKPD.
a. Pada larutan asam :
Jika diberi indikator alami kunyit maka warna larutan
berubah menjadi kuning.
Jika diberi indikator alami daun pacar air maka warna
larutan berubah menjadi merah.
Jika diberi indikator alami daun rhoeo discolor maka warna
larutan berubah menjadi merah muda.
Jika diberi indikator alami bunga sepatu maka warna larutan
berubah menjadi merah
b. Pada larutan basa :
Jika diberi indikator alami kunyit maka warna larutan
berubah menjadi merah
Jika diberi indikator alami daun pacar air maka warna
larutan berubah menjadi kuning
Jika diberi indikator alami daun rhoeo discolor maka warna
larutan berubah menjadi hijau
Jika diberi indikator alami bunga sepatu maka warna larutan
berubah menjadi hijau
Mengkomunikasikan :
Peserta didik membuat laporan percobaan dan mempresentasikan
sifat berbagai larutan uji berdasarkan percobaan serta
menyampaikan bahan alam apa saja yang dapat dijadikan sebagai
indikator larutan asam dan basa.
3.
L.
Penutup (15 menit)
Guru memandu siswa menyimpulkan dengan
menarik benang merah dari percobaan yang
dilakukan.
Setiap kelompok membuat hasil diskusi
laporan praktikumnya untuk dikumpulkan.
Bersama siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran serta
menunjuk siswa secara acak untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai proses identifikasi larutan asam
basa dengan indikator alami.
Guru memberikan tugas rumah dan meminta siswa untuk
mengerjakan dengan penuh tanggung jawab.
Guru menyampaikan informasi pertemuan berikutnya akan
membahas titrasi asam basa dan kurva titrasi
Guru menutup pembelajaran dengan memimpin doa dan
mengucapkan salam untuk menanamkan religius pada siswa.
dan
Penilaian Pembelajaran, Remedial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian
Aspek
Mekanisme dan
No
Prosedur
.
1.
Kognitif
1. Penugasan
1.
2. Tes tertulis
2.
Instrumen
Ketera
-ngan
Soal
penugasan
Soal objektif
-
2.
Afektif
3.
Psikomoto
rik
1. Observasi kerja
kelompok
1. Kinerja
presentasi
2. Laporan praktik
1. Lembar
observasi
1. Kinerja
presentasi
2. Rubrik
penilaian
-
M. Media, Alat dan Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media
: Bahan tayang (Power Point)
2. Alat dan Bahan
: Sampel larutan, bahan-bahan alami Kunyit,
Daun pacar air, Daun rhoeo discolor, dan Bunga sepatu), kertas indicator
universal
3. Sumber Belajar
: Buku Kimia Kelas XI, LKPD
A. Nama Satuan Pendidikan
: SMA ……….
B. Mata Pelajaran
: Kimia
C. Kelas/Semester
: XI / Dua
D. Materi Pokok
: Asam dan Basa
E. Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
F. Tujuan Pembelajaran
:
Kognitif
1. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Arrhenius.
2. Membedakan larutan berdasarkan sifat asam dan basa.
3. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Bronsted-Lowry.
4. Menunjukkan pasangan asam basa konjugasinya.
5. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Lewis.
Afektif
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Menjawab / menanggapi pertanyaan.
3. Menyampaikan ide / pendapat.
4. Bekerja sama dalam kelompok.
G. Kompetensi Dasar
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3.1
Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.
H. Indikator pencapaian kompetensi
1. Mendeskripsikan teori-teori asam-basa
2. Mengidentifikasi sifat larutan asam-basa
3. Menjelaskan sifat larutan asam-basa
4. Menentukan derajat keasaman
kesetimbangan asam-basa
(pH),
derajat
ionisasi,
dan
tetapan
5. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan
6. Melakukan, menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan tentang
penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa
I. Materi pembelajaran
Teori Asam Basa
Larutan yang bersifat asam dan basa berkaitan erat dengan adanya ion hidrogen (H +)
dan ion hidroksi (OH-). Fenomena ini diselidiki oleh Arrhenius, yang selanjutnya dikenal
dengan Teori Asam-Basa Arrhenius.
Menurut Arrhenius, jika hidrogen klorida (HCl) dilarutkan dalan air (H 2O), maka
terjadi reaksi ionisasi:
HCl H+ + ClDalam hal ini dihasilkan ion H+ sehingga HCl dinyatakan bersifat asam.
Hal lain terjadi jika Kristal natrium hidroksida (NaOH) dilarutkan dalam air, maka
terjadi reaksi ionisasi:
NaOH Na+ + OHOleh karena menghasilkan ion OH-, maka NaOH dinyatakan bersifat basa.
Teori asam basa terus mengalami perkembangan sejalan dengan berbagai fenomena
yang tidak dapat dijelaskan dengan Teori Asam-Basa Arrhenius. Seperti pada reaksi berikut:
H2SO4 + NH3 NH4+ + HSO4Dalam hal ini tidak terlihat jelas adanya ion H+ atau ion OH-. Untuk menjawab
fenomena ini, maka Brosted dan Lowry mengajukan teori yang selanjutnya dikenal dengan
Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry.
Pada kasus reaksi H2SO4 dan NH3, terlihat bahwa NH3 menerima proton (H+)
menjadi NH4+ sehingga NH3 dinyatakan sebagai basa. Sedangkan H2SO4 memberi proton (H+)
menjadi HSO4- sehingga H2SO4 disebut sebagai asam.
Dalam hal ini dikenal adanya pasangan asam basa konjugasi, yang disajikan pada
tabel berikut:
Asam Konjugasi
Basa Konjugasi
H2SO4
HSO4NH4+
NH3
Pada reaksi berikut:
NH3 + HCl NH4Cl
Pada kasus tersebut tidak terlihat adanya ion H+, ion OH-, donor proton, dan akseptor
proton. Untuk menjawab fenomena tersebut, maka Lewis mengemukakan teori yang
selanjutnya dikenal dengan Teori Asam Basa Lewis. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
H3N: + H+ + Cl- NH4+ + Cl- → NH4Cl
Dalam hal ini, NH3 menyumbang (donor) pasangan elektron sehingga disebut Basa
Lewis. Sedangkan HCl penerima (akseptor) pasangan elektron sehingga disebut sebagai
Asam Lewis.
Asam Basa dalam Kehidupan Sehari-hari
Buah-buahan yang masam mengandung asam organik, jeruk mengandung asam sitrat,
apel mengandung asam malat. Selain itu, mengandung asam askorbat yang dikenal sebagai
vitamin C. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan. Basa yang kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari misalnya antasid atau obat anti asam. Di dalam perut dihasilkan asam lambung
yang tidak lain adalah larutan HCl yang mempunyai pH antara 1-2. Asam kuat ini berfungsi
untuk memecah makanan dalam lambung. Asam mengaktifkan enzim yang dapat memecah
protein dalam makanan. Namun jika asam yang ada di dalam lambung terlalu tinggi, maka
dapat menyebabkan penyakit maag. Untuk pengobatannya dapat menggunakan antasid, yang
berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Antasid terbuat dari aluminium hidroksida serta
magnesium hidroksida, yang mana keduanya merupakan senyawa basa. Jika basa bertemu
dengan asam akan menghasilkan garam dan air, yang mana merupakan senyawa yang netral.
Kekuatan Asam Dan Basa
Asam Kuat dan Basa Kuat
Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat
dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq)
H+(aq) + A–(aq)
+
[H ] = valensi asam · M
Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat
dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq)
Mx+(aq) + x OH–(aq)
–
[OH ] = valensi basa · M
1. Asam Lemah dna Basa lemah
Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi
ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum,
ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq)
H+(aq) + A–(aq)
H
¿
+¿
−¿
A¿
¿
¿
¿
Ka=¿
H
¿
+¿
¿
¿
H
¿
+¿
¿
¿
Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar
Ka makin kuat asam.
Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ionionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum,
ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq)
Mx+(aq) + xOH–(aq)
M
¿
X +¿
−¿
OH ¿
¿
¿
¿
Kb=¿
OH
¿
−¿
¿
¿
OH
¿
−¿
¿
¿
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar
Kb makin kuat basa.
2. Derajat Disosiasi (α)
Banyak sedikitnya jumlah zat yang terionisasi dinyatakn dengan derajat disosiasi (α ).
Derajat disosiasi (α) adalah harga perbandingan antara jumlah molekul zat yang terionisasi
dengan jumlah molekul zat mula-mula. Nilai derajat ionisasi (α ) dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
jumlah zat yang terionisasi
α=
jumlah zat mula−mula
Berdasarkan rumus di atas, maka nilai a untuk:
1. Elektrolit kuat, α = 1
2. Elektrolit lemah, 0 < α < 1
3. Non-elektrolit, α = 0
Derajat Keasaman (pH)
1. Konsep pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH berkisar antara 0 sampai 14. Air murni
bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7. Larutan dengan pH
kurang dari tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih dari tujuh dikatakan
bersifat basa atau alkali. Gambar 1 menunjukan skala derajat keasaman.
Gambar 1. Skala Derajat Keasaman
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910,
seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang
sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal
dengan skala pH. Nilai pH dinyatakan dengan rumus:
pH= -log[H+]
Untuk menyatakan konsentrasi OH- digunakan skala pOH. Niali pOH dinyatakan
dengan rumus:
pOH= -log[OH-]
2. Menghitung pH larutan
a. Asam Kuat dan Basa Kuat
Setelah kita dapat menghitung konsentrasi ion H + dan ion OH–, maka kita dapat menghitung
harga pH–nya.
[H+] = valensi asam · M
pH= -log[H+]
[OH ] = valensi basa · M
pOH= -log[OH-]
pH= 14-pOH
b. Asam Lemah dan Basa Lemah
Setelah kita dapat menghitung konsentrasi ion H + dan ion OH–, maka kita dapat menghitung
harga pH–nya.
H
¿
+¿
¿
¿
OH
¿
−¿
¿
¿
pH= -log[H+]
pOH= -log[OH-]
pH= 14-pOH
3. Campuran Asam dan Asam
Campuran asam dan asam merupakan campuran yang memiliki ion sama yaitu H + ,
sehingga tidak bereaksi. pH larutan tersebut dapat dihitung jika konsentrasi diketahui
+¿
H
¿
+¿
¿¿
¿
¿1 V
¿
H
¿
+¿
¿¿
¿
¿2 V
+¿
¿
¿
¿
¿
H ¿ camp=¿
¿
4. Campuran Basa dan Basa
Campuran basa dan basa merupakan campuran yang memiliki ion sama yaitu OH - ,
sehingga tidak bereaksi. pH larutan tersebut dapat dihitung jika konsentrasi diketahui
−¿
OH
¿
−¿
¿¿
¿
¿ 1V
¿
OH
¿
−¿
¿¿
¿
¿
¿
¿
¿
¿
OH camp=¿
¿
Indikator Asam Basa
Tabel 1. Perubahan warna dan trayek pH indikator asam basa
J. Metode Pembelajaran
Model
: Etnosains
Metode
: Demonstrasi dan diskusi kelompok
Pendekatan
: Kontekstual
K. Kegiatan Pembelajaran
No
1.
Aktivitas
Pendahuluan (10 menit)
Dengan disiplin guru memasuki ruang kelas dengan tepat
waktu.
Untuk menanamkan karakter religius pada siswa, guru
mengucapkan salam dan memimpin doa sebelum pembelajaran
dimulai.
Guru memeriksa kehadiran siswa.
Guru memberi motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
materi yang akan dipelajari beserta manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
Guru mengkomunikasikan tujuan dan model pembelajaran
kepada siswa
Guru mendemonstrasikan bahan
2.
Kegiatan inti (65 menit):
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara acak dan
duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, misalnya dibagi 4
kelompok
Guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk
mengeluarkan bahan-bahan indikator asam-basa alami yang telah
diperintahkan pada pertemuan sebelumnya. Adapun indikator asambasa alami yang dibawa siswa yaitu (Kunyit, Daun pacar air, Daun
rhoeo discolor, dan Bunga sepatu)
Mengamati :
Kepada tiap kelompok siswa diberikan bahan-bahan kimia berupa
larutan asam dan basa serta prosedur kerja yang akan dilakukan
kemudian siswa melakukan percobaan berdasarkan prosedur kerja
Menanya :
Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materi asam basa yang telah dipelajari dari buku pegangan
siswa maupun dari hasil percobaan yang dilakukan siswa. Peserta
didik menanyakan (menimbulkan rasa ingin tahu) bahan alami apa
saja yang digunakan sebagai indikator mengapa bisa terjadi
demikian. Guru menanyakan fungsi dari indikator alami
yang digunakan.
Mengumpulkan data :
Peserta didik melakukan percobaan mengenai identifikasi sifat
larutan asam dan basa dengan menggunakan indikator, serta
penentuan bahan alam yang dapat dijadikan sebagai indikator
larutan asam dan basa. Peserta didik mengamati dan mencatat data
hasil percobaan dalam LKPD.
Mengasosiasikan :
Peserta didik mengolah dan menganalisis data percobaan untuk
menyimpulkan sifat berbagai larutan uji serta menentukan bahan
alam yang dapat digunakan sebagai indikator larutan asam dan basa.
Peserta didik mendiskusikan dengan teman kelompok hasil
percobaan yang diperoleh dan menjawab permasalahan yang tertera
dalam LKPD.
a. Pada larutan asam :
Jika diberi indikator alami kunyit maka warna larutan
berubah menjadi kuning.
Jika diberi indikator alami daun pacar air maka warna
larutan berubah menjadi merah.
Jika diberi indikator alami daun rhoeo discolor maka warna
larutan berubah menjadi merah muda.
Jika diberi indikator alami bunga sepatu maka warna larutan
berubah menjadi merah
b. Pada larutan basa :
Jika diberi indikator alami kunyit maka warna larutan
berubah menjadi merah
Jika diberi indikator alami daun pacar air maka warna
larutan berubah menjadi kuning
Jika diberi indikator alami daun rhoeo discolor maka warna
larutan berubah menjadi hijau
Jika diberi indikator alami bunga sepatu maka warna larutan
berubah menjadi hijau
Mengkomunikasikan :
Peserta didik membuat laporan percobaan dan mempresentasikan
sifat berbagai larutan uji berdasarkan percobaan serta
menyampaikan bahan alam apa saja yang dapat dijadikan sebagai
indikator larutan asam dan basa.
3.
L.
Penutup (15 menit)
Guru memandu siswa menyimpulkan dengan
menarik benang merah dari percobaan yang
dilakukan.
Setiap kelompok membuat hasil diskusi
laporan praktikumnya untuk dikumpulkan.
Bersama siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran serta
menunjuk siswa secara acak untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai proses identifikasi larutan asam
basa dengan indikator alami.
Guru memberikan tugas rumah dan meminta siswa untuk
mengerjakan dengan penuh tanggung jawab.
Guru menyampaikan informasi pertemuan berikutnya akan
membahas titrasi asam basa dan kurva titrasi
Guru menutup pembelajaran dengan memimpin doa dan
mengucapkan salam untuk menanamkan religius pada siswa.
dan
Penilaian Pembelajaran, Remedial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian
Aspek
Mekanisme dan
No
Prosedur
.
1.
Kognitif
1. Penugasan
1.
2. Tes tertulis
2.
Instrumen
Ketera
-ngan
Soal
penugasan
Soal objektif
-
2.
Afektif
3.
Psikomoto
rik
1. Observasi kerja
kelompok
1. Kinerja
presentasi
2. Laporan praktik
1. Lembar
observasi
1. Kinerja
presentasi
2. Rubrik
penilaian
-
M. Media, Alat dan Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media
: Bahan tayang (Power Point)
2. Alat dan Bahan
: Sampel larutan, bahan-bahan alami Kunyit,
Daun pacar air, Daun rhoeo discolor, dan Bunga sepatu), kertas indicator
universal
3. Sumber Belajar
: Buku Kimia Kelas XI, LKPD