APA YANG MENYEBABKAN TERJADINYA LGBT
APA YANG MENYEBABKAN TERJADINYA LGBT
bisa terjadi karena faktor hormonal, dan lingkungan. Faktor hormonal dari dalam tubuh yang
dampaknya sangat berpengaruh terhadap fisik, perilaku, dan seks seseorang. Makanya, jika pria
didominasi hormon perempuan perilakunya menjadi lebih perempuan. Begitu pula sebaliknya.
Namun, penyimpangan yang terjadi akibat faktor lingkungan secara kasat mata lebih sulit diketahui.
Sebab, tidak ada perubahan fisik sehingga tidak bisa ditebak apakah seseorang itu menyimpang, atau
tidak.
"Faktor lingkungan lebih berbahaya dibandingkan hormon. Pengaruh lingkungan lebih cepat, di mana
seorang yang sedang drop, tidak didukung norma, dan nilai-nilai agama yang kuat bisa terjerumus
akibat sentuhan orang sejenis yang menyimpang
Apa yang bisa membengkokkan orientasi seks? Pada kasus remaja, Lusi menyebut pada
umumnya karena patah hati dan rumah tangga berantakan. Ketika kekasih yang dicintai
meninggalkannya membuat anak terpuruk. Demikian juga dengan anak-anak yang kesepian
karena orangtua sibuk.
Ketika ada `seseorang' (sejenis, red) yang mampu menggantikan kesendirian tersebut bisa
membuatnya tertarik. Karena orang tersebut sangat mengerti kebutuhan, keinginan, kelemahan,
termasuk titik-titik sensitif yang bisa membangkitkan gairah seks seseorang.
"Anak-anak yang terjerat merasakan kenikmatan tersebut pada akhirnya akan ketagihan. Orang
itu pun memengaruhi bahwa hubungan sejenis aman, tidak menyebabkan hamil, akibatnya
mereka `kena' sebagai homoseks, atau lesbian
APA HUKUM HOMOSEKSUAL
Allah Subhaanahu wa ta’ala tidak pernah menguji dengan ujian yang seberat ini kepada siapa
pun umat di muka bumi ini selain umatNabi Luth ‘alaihissalam. Dia memberikan siksaan kepada
mereka dengan siksaan yang belum pernah dirasakan oleh umat mana pun. Hal ini terlihat dari
beraneka ragamnya adzab yang menimpa mereka, mulai dari kebinasaan, dibolak-balikkannya
tempat tinggal mereka, dijerembabkan nya mereka ke dalam perut bumi dan dihujani bebatuan
dari langit. Ini tak lain karena demikian besarnya dosa pelaku tersebut.
Setidaknya, ada tiga hukuman berat terhadap pelaku homoseksual: (1). Pertama; Dibunuh.
(2). Kedua; Dibakar. (3). Ketiga; Dilempar dengan batu setelah dijatuhkan dari tempat yang
tinggi.
‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan
yang paling tinggi di satu kampung, kemudian dilemparkan darinya dengan posisi pundak di
bawah, lalu dilempari dengan bebatuan
Hukuman dan Siksaan Setiap Pelaku Liwath Setelah Kaum Luth
Dinukil oleh Ibnul Qayyim bahwa para shahabat Rasulullah bersepakat agar pelaku gay dibunuh,
tidak ada dua orang pun dari mereka yang berselisih tentangnya.Hanya saja mereka berselisih
tentang cara membunuhnya.
Sebagian Hanabilah menukil ijma’ (kesepakatan) para shahabat bahwa hukuman bagi pelaku
gay dibunuh. Mereka berdalil
“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka
bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“[2]
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata,
“Maka dengan (dalil) ini, kami menghukum orang yang melakukan perbuatan gay dengan rajam, baik
ia seorang yang sudah menikah maupun belum.“
Begitu juga dengan riwayat dari Khalid bin Al-Walid bahwa beliau mendapati di sebagian daerah
Arab, seorang lelaki yang disetubuhi sebagaimana disetubuhinya seorang wanita. Lalu, beliau
menulis (surat) kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq tentangnya, kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq
meminta nasihat kepada para shahabat. Maka yang paling keras perkataannya dari mereka ialah Ali
bin Abi Thalib yang berkata,
“Tidaklah ada satu umat pun dari umat-umat (terdahulu) yang melakukan perbuataan ini, kecuali
hanya satu umat (yaitu kaum Luth) dan sungguh kalian telah mengetahui apa
yang Allah Subhaanahu wa ta’ala perbuat atas mereka, aku berpendapat agar ia dibakar dengan
api.”
Lalu, Abu Bakar menulis kepada Khalid, kemudian Khalid pun membakar lelaki itu.
Abdullah bin Abbas berkata,
Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan yang paling tinggi di satu kampung, kemudian
dilemparkan darinya dengan posisi pundak di bawah, lalu dilempari dengan bebatuan.”
Abdullah bin Abbas mengambil hukuman seperti ini dari hukuman yang AllahSubhaanahu wa
ta’ala timpakan kepada kaum Luth dan Abdullah bin Abbaslah yang meriwayatkan sabda Nabi ` ,
“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka
bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“[3]
Berkaca dari pengalaman, kita dapat melakukan pencegahan dengan melakukan rehabilitasi atau
pengarahan kepada komunitas homoseksual ini. Di samping itu, sebaiknya kita sebagai sesama
manusia seharusnya memberikan dukungan moral untuk membantu mereka mengatasi masalah ini.
Peran orang tua dalam mendidik anak agar tidak terjadi penyimpangan transgender pun juga
dibutuhkan.
Dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas hidup yang tidak menyimpang.
Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan sosial. Salah satunya seperti
menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia
menggolongkan dirinya sebagai perempuan atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan
salah satu faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia
dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana
cara berinteraksi satu sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan seharihari. Keempat hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena
keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan
Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Mahmud Takahashi selaku Dosen mata kuliah Teknik
Lingkungan
Hidup
IPB
yang
telah
memberikan
tugas
ini
kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana
membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bandung, Juli 2015
Penyusun
bisa terjadi karena faktor hormonal, dan lingkungan. Faktor hormonal dari dalam tubuh yang
dampaknya sangat berpengaruh terhadap fisik, perilaku, dan seks seseorang. Makanya, jika pria
didominasi hormon perempuan perilakunya menjadi lebih perempuan. Begitu pula sebaliknya.
Namun, penyimpangan yang terjadi akibat faktor lingkungan secara kasat mata lebih sulit diketahui.
Sebab, tidak ada perubahan fisik sehingga tidak bisa ditebak apakah seseorang itu menyimpang, atau
tidak.
"Faktor lingkungan lebih berbahaya dibandingkan hormon. Pengaruh lingkungan lebih cepat, di mana
seorang yang sedang drop, tidak didukung norma, dan nilai-nilai agama yang kuat bisa terjerumus
akibat sentuhan orang sejenis yang menyimpang
Apa yang bisa membengkokkan orientasi seks? Pada kasus remaja, Lusi menyebut pada
umumnya karena patah hati dan rumah tangga berantakan. Ketika kekasih yang dicintai
meninggalkannya membuat anak terpuruk. Demikian juga dengan anak-anak yang kesepian
karena orangtua sibuk.
Ketika ada `seseorang' (sejenis, red) yang mampu menggantikan kesendirian tersebut bisa
membuatnya tertarik. Karena orang tersebut sangat mengerti kebutuhan, keinginan, kelemahan,
termasuk titik-titik sensitif yang bisa membangkitkan gairah seks seseorang.
"Anak-anak yang terjerat merasakan kenikmatan tersebut pada akhirnya akan ketagihan. Orang
itu pun memengaruhi bahwa hubungan sejenis aman, tidak menyebabkan hamil, akibatnya
mereka `kena' sebagai homoseks, atau lesbian
APA HUKUM HOMOSEKSUAL
Allah Subhaanahu wa ta’ala tidak pernah menguji dengan ujian yang seberat ini kepada siapa
pun umat di muka bumi ini selain umatNabi Luth ‘alaihissalam. Dia memberikan siksaan kepada
mereka dengan siksaan yang belum pernah dirasakan oleh umat mana pun. Hal ini terlihat dari
beraneka ragamnya adzab yang menimpa mereka, mulai dari kebinasaan, dibolak-balikkannya
tempat tinggal mereka, dijerembabkan nya mereka ke dalam perut bumi dan dihujani bebatuan
dari langit. Ini tak lain karena demikian besarnya dosa pelaku tersebut.
Setidaknya, ada tiga hukuman berat terhadap pelaku homoseksual: (1). Pertama; Dibunuh.
(2). Kedua; Dibakar. (3). Ketiga; Dilempar dengan batu setelah dijatuhkan dari tempat yang
tinggi.
‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan
yang paling tinggi di satu kampung, kemudian dilemparkan darinya dengan posisi pundak di
bawah, lalu dilempari dengan bebatuan
Hukuman dan Siksaan Setiap Pelaku Liwath Setelah Kaum Luth
Dinukil oleh Ibnul Qayyim bahwa para shahabat Rasulullah bersepakat agar pelaku gay dibunuh,
tidak ada dua orang pun dari mereka yang berselisih tentangnya.Hanya saja mereka berselisih
tentang cara membunuhnya.
Sebagian Hanabilah menukil ijma’ (kesepakatan) para shahabat bahwa hukuman bagi pelaku
gay dibunuh. Mereka berdalil
“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka
bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“[2]
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata,
“Maka dengan (dalil) ini, kami menghukum orang yang melakukan perbuatan gay dengan rajam, baik
ia seorang yang sudah menikah maupun belum.“
Begitu juga dengan riwayat dari Khalid bin Al-Walid bahwa beliau mendapati di sebagian daerah
Arab, seorang lelaki yang disetubuhi sebagaimana disetubuhinya seorang wanita. Lalu, beliau
menulis (surat) kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq tentangnya, kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq
meminta nasihat kepada para shahabat. Maka yang paling keras perkataannya dari mereka ialah Ali
bin Abi Thalib yang berkata,
“Tidaklah ada satu umat pun dari umat-umat (terdahulu) yang melakukan perbuataan ini, kecuali
hanya satu umat (yaitu kaum Luth) dan sungguh kalian telah mengetahui apa
yang Allah Subhaanahu wa ta’ala perbuat atas mereka, aku berpendapat agar ia dibakar dengan
api.”
Lalu, Abu Bakar menulis kepada Khalid, kemudian Khalid pun membakar lelaki itu.
Abdullah bin Abbas berkata,
Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan yang paling tinggi di satu kampung, kemudian
dilemparkan darinya dengan posisi pundak di bawah, lalu dilempari dengan bebatuan.”
Abdullah bin Abbas mengambil hukuman seperti ini dari hukuman yang AllahSubhaanahu wa
ta’ala timpakan kepada kaum Luth dan Abdullah bin Abbaslah yang meriwayatkan sabda Nabi ` ,
“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka
bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“[3]
Berkaca dari pengalaman, kita dapat melakukan pencegahan dengan melakukan rehabilitasi atau
pengarahan kepada komunitas homoseksual ini. Di samping itu, sebaiknya kita sebagai sesama
manusia seharusnya memberikan dukungan moral untuk membantu mereka mengatasi masalah ini.
Peran orang tua dalam mendidik anak agar tidak terjadi penyimpangan transgender pun juga
dibutuhkan.
Dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas hidup yang tidak menyimpang.
Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan sosial. Salah satunya seperti
menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia
menggolongkan dirinya sebagai perempuan atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan
salah satu faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia
dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana
cara berinteraksi satu sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan seharihari. Keempat hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena
keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan
Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Mahmud Takahashi selaku Dosen mata kuliah Teknik
Lingkungan
Hidup
IPB
yang
telah
memberikan
tugas
ini
kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana
membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bandung, Juli 2015
Penyusun