Manajemen pengolahan koleksi pustaka pandang dengar Di upt perpustakaan pusat Instiitut Seni Indonesiia Surakarta
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perpustakaan Pustaka Pandang Dengar ISI Surakarta merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpusrakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/ interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya sebagai hal baru.
Di dunia pendidikan, perpustakaan difungsikan sebagai lembaga yang menyimpan dan menyebarluaskan informasi kesegenap civitas akademika. Hal ini merupakan bukti vitalnya keberadaan perpustakaan. Jadi sudah sewajarnya apabila pengelolaan perpustakaan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai lembaga yang berkecimpung dalam kesenian, Perpustakaan ISI Surakarta mempunyai banyak koleksi tentang karya kesenian baik dalam bentuk foto, rekaman kaset analog, CD/VCD/DVD/MP3, pita open reel, piringan hitam ataupun jenis media yang lain. Koleksi pandang dengar/ audio visual merupakan
Indonesia Surakarta, selain koleksi tercetak. Karya-karya dalam berbagai banyak media ini menjadi acuan bagi mahasiswa ataupun dosen untuk mengasah ketrampilan mereka dalam berkesenian. Berbagai macam bentuk media yang nantinya akan menjadi embrio koleksi perpustakaan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan koleksi pandang dengar yang biasa disebut Audio Visual (AV) harus dilakukan dengan standard yang berlaku di dunia perpustakaan.
Perpustakaan Pandang Dengar ISI Surakarta mendokumentasikan koleksi dalam bentuk pita magnetic antra lain: Kaset, PH (Piringan Hitam), Open Reel, Kaset Video masih dalam bentuk pita seperti; kaset Video MDV, Video 8Hi, sedangkan dalam bentuk digital adalah CD Audio, VCD, DVD. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya maka perpustakaan harus dirubah System operasionalnya dari perpustakaan manual menjadi perpustakaan yang berbasis pada tekhnologi informasi dan komunikasi (Perpustakaan Digital). Dengan menerapkan tekhnologi digital pustaka pandang dengar mengasakan digitalisasi koleksi pustaka pandang dengar dengan mengadakan restorasi bahan pustaka manual menjadi koleksi digital. Dimana diharapkan setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan- perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Selain hal tersebut diperlukan suatu manajemen pengolahan yang sesuai dengan standar internasional. Karena tanpa manajemen yang baik pekerjaan tidak akan berjalan
lembaga induknya yaitu Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta harus tanggap mengenai hal tersebut, salah satu tuntutannya adalah mulai dari peningkatan kualitas layanan termasuk penyediaan serta pengolahan bahan pustaka yang tepat bagi pemustaka, dimana manajemen pengolahan bahan pustaka tersebut meliputi buku dan non buku yang berupa koleksi Pandang Dengar (Audio Visual). Pemanfaatan koleksi Pandang Dengar (Audio Visual) sangat menunjang kebutuhan pemustaka untuk pelaksanaan yang praktis, karena sangat diperlukan sebagai media pembelajaran dan sarana referensi bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahaannya dengan melihat dan mendengar di Perpustakaan Pandang Dengar ISI Surakarta.
Sesuai dengan fungsi perpustakaan yang telah dikemukakan menurut Wiji Suwarno (2009: 46) antara lain: Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua
tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah:
a. Pendidikan dan pembelajaran;
b. Informasi;
c. Penelitian;
d. Rekreasi dan;
e. Preservasi. Fungsi- fungsi itu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan perpustakaan.
Dimana setiap perpustakaan diselenggarakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Oleh karena itu, ada perbedaan fungsi yang sifatnya lebih spesifik pada setiap jenis perpustakaan. Perpustakaan umum akan mempunyai fungsi yang berbeda dengan perpustakaan khusus. Akan tetapi, secara umum setiap
Syihabuddin Qalyubi dkk. (2003: 15), yaitu sebagai berikut:
a. Penyimpanan
Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang diterimanya.
b. Pendidikan
Perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup. Sebagai tempat belajar, perpustakaan sangat berarti bagi mereka yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku sekolah dan mereka yang putus sekolah. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, perpustakaan selalu berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
c. Penelitian
berbagai macam koleksi(informasi) untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh pemakai. Kegiatan penelitian itu dilakukan oleh para pemakai perpustakaan mulai dari murid sekolah dasar hingga ke peneliti pemenang hadiah Nobel. Kedalaman dan cakupan pada setiap penelitian dapat berbeda, meskipun topiknya sama, yakni bergantung pada tujuannya.
d. Informasi
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai yang disesuaikan dengan jenis perpustakaan. Informasi juga disediakan untuk menjawab pertanyaan yang diajukam oleh pemakainya. Jawaban- jawaban itu, antara lain, disediakan melalui bahan referensi/ rujukan. Apabila perpustakaan dipandang sebagai sumber informasi harus ada kriteria yang harus dipenuhi.
e. Rekreasi kultural
Perpustakaan berfungsi menyimpan khazanah budaya budaya bangsa. Perpustakaan berperan meningkatkan apresiasi budaya dari masyarakat sekitarperpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan. Fungsi kultural dilakukan dengan cara mengadakan berbagai kegiatan, misalnya pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, dan penyediaan nahan bacaan yang dapat menghibur bagi pemakai, tetapi sekaligus mempunyai nilai yang lain, seperti pendidikan, seni, dan lain- lain.
Berdasarkan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk mengkaji
tentang Manajemen Pengolahan Koleksi Pandang Dengar (Audio Visual) di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Penulis dalam membuat laporan Tugas Akhir ini mengangkat judul:
DI UPT PERPUSTAKAAN PUSAT INSTITUT SENI INDONESIA
1.2. Rumusan Masalah
Penulis menggunakan rumusan masalah untuk pembatasan permasalahan, sehingga meminimalkan perluasan dan penguburan masalah sebagai akibat luasnya masalah, sehingga mempersempit bahasan masalah, maka akan menghasilkan sebuah Tugas Akhir yang teratur dan sistematis, sehingga tercapai harapan tulisan yang baik dan bermanfaat. Berdasarkan latar belakang pada laporan Praktek Kerja Lapangan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana Kebijakan Pengembangan Koleksi di UPT
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
1.2.2 Kendala dan strategi apa yang dilalui/ dilakukan dalam seleksi
Pustaka Pandang Dengar?
1.2.3 Kendala apa yang dilalui Sumber- sumber Seleksi (Alat bantu seleksi) Pustaka Pandang Dengar di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
1.2.4 Bagaimana Pengadaan koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
1.2.5 Bagaimana Inventarisasi koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
1.2.7 Bagaimana Katalogisasi koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
1.2.8 Bagaimana Klasifikasi koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
1.3. Tujuan Laporan Tugas Akhir
Adapun Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Koleksi Pustaka Pandang Dengar (audio visual) di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana kendala dan strategi apa yang dilalui/ dilakukan dalam Seleksi Bahan/ Koleksi Pustaka Pandang Dengar di Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.3.3 Untuk mengetahui kendala apa saja yang dilalui Sumber- sumber Seleksi/ Alat bantu Seleksi Koleksi yang digunakan Pustakawan Pandang Dengar UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana Pengadaan Koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Pandang Dengar di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana Pemberian Stampel Koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana Katalogisasi Koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.3.8 Untuk mengetahui bagaimana Klasifikasi Koleksi Pustaka Pandang Dengar di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan mengikuti penyusunan Tugas Akhir (TA) ini, perlu adanya sistematika penulisan. Sistematika ini terdiri atas lima bab. Secara singkat sistematika penulisan meliputi :
1.4.1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang perpustakaan, perumusan masalah, tujuan penulisan laporan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode penggumpulan data, alasan pemilihan judul serta sistematika penulisan.
Pada bab ini memuat teori-teori yang berhubungan dengan topik dan permasalahan yang diangkat dalam penyusunan Tugas Akhir.
1.4.3 BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA.
Bab ini berisi sekilas tentang Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, sejarah perpustakaan, visi dan misi, tujuan, serta sasaran perpustakaan, tugas dan fungsi perpustakaan, struktur organisasi, gedung dan ruang, koleksi, fasilitas dan layanan perpustakaan, keanggotaan.
1.4.4 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
Bab ini berisi tentang pengolahan bahan pustaka yang terdiri dari: Kebijakan Pengembangan Koleksi, Seleksi Bahan Pustaka, Kendala yang dilalui dalam Sumber- sumber Seleksi (Alat Bantu Seleksi), Pengadaan Bahan Pustaka, Inventarisasi, Pemberian Stempel Perpustakaan, Katalogisasi, Klasifikasi. yang dilakukan oleh Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
1.4.5 BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran bagi Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta. Dengan kesimpulan dan saran ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam kegiatan-kegiatan yang sering dilaksanakan di Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Surakarta (Lokasi dan Waktu Pelaksanaan)
Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan praktek kerja
lapangan yang telah dilaksanaan pada tanggal 09 Pebruari s/d 09 April 2012
HARI
JAM
Senin s/d Kamis
08.00- 14.00 WIB
Jumat
08.00- 13.00 WIB
Sabtu & Minggu
LIBUR
Tempat: Gedung UPT Perpustakaan ISI Surtakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No.
19, Kentingan, Jebres, Surakarta. Menempati bangunan seluas 1584 m 2 , terdiri dari tiga lantai, dengan pembagian sebagai berikut:
Lantai I Perpustakaan Pandang Dengar
Ruang Koleksi Visual Ruang Koleksi Audio Ruang Pelayanan Ruang Administrasi Ruang Editing dan Rekam Video Ruang Seminar Ruang Radio Kampus Ruang Toilet
Ruang Kepala UPT Perpustakaan Ruang Rekreatif Audio Visual 4x5 m Ruang Administrasi Ruang Pengolahan Ruang Pengadaan Serta Koleksi Reserve/ Tandon Ruang Toilet
Lantai III Ruang Pelayanan Sirkulasi Ruang Baca Umum Ruang Koleksi Rekreatif Baca Ruang Referensi Ruang Koleksi Jurnal Ruang Koleksi Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ruang Koleksi alm. Bp. Gendon Humardani.
1.6 Metode Penelitian
Metode dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Untuk mendapatkan informasi atau data penulis mengadakan wawancara kepada Kepala dan Staf di Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Dalam wawancara itu penulis langsung bertatap muka dengan nara sumber tersebut untuk mendapatkan informasi cara pengolahan pustaka pandang dengar.
Penulis terlibat secara langsung didalam kegiatan pengolahan bahan koleksi pandang dengar yang ada di perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
3. Observasi
Pengumbilan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan, sehingga memperoleh gambaran mengeniai kegiatan layanan referensi yang ada di perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
4. Studi Pustaka
Penulis memperoleh informasi- informasi koleksipandang dengar dengan mempelajari/ membaca buku- buku yang berkaitan dengan masalah yang akan kami amati.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Seperti yang dikemukakan oleh Manullang (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006:1) mendefinisikan manajemen sebagai seni dan ilmu perencanaan, Pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu (untuk mencapai hasil yang diinginkan). Sementara Gibson, Donelly dan Ivancevich (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006: 1-2) mendefinisikan manajemen adalah Suatu proses yang dilakukan satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil- hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri.
Manajemen Pengolahan Perpustakaan di pustaka pandang dengar merupakan pengintegrasian bidang administrasi pengadaan, Inventarisasi, katalogisasi, pengelolaan statistik, dan manajemen perpustakaan lainnya. Saat ini untuk mengikuti perkembangan manajemen perpustakaan dan memenuhi tuntutan kemajuan tekhnologi perpustakaan sudah mulai menggunakan otomasi perpusttakaan untuk pengolahannya.
Salah satu pekerjaan perpustakaan adalah bagaimana pengguna jasa perpustakaan untuk memberikan pelayanan dengan cepat, tepat, dan efisien sehingga digital perpustakaan sangat dibutuhkan. Perpustakaan Digital menurut Zainal A. Hasibuan (2005) adalah merupakan konsep penggunaan internet dan tekhnologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Perpustakaan Digital menurut Ismail Fahmi (2004) adalah suatu system yang terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna/ user, organisasi, mekanisme kerja serta layangan memanfaatkan tekhnologi informasi.
Bagi banyak orang mendengar istilah perpustakaan, dalam benak mereka akan tergambar sebuah gedung atau ruangan yang dipenuhi rak dan buku. Anggapan demikian tidaklah selalu salah karena bila dikaji lebih lanjut kata dasar perpustakaan ialah pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka artinya:
Kitab atau pustaka, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah library. Istilah ini berasal dari kata Latin liber atau libri artinya buku, dari kata latin tesebut tebentuklah istilah libraries yang artinya tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya (Belanda) perpustakaan disebut juga sebagai biliotheek, (Jerman) bibliothek , (Perancis) biblioteque, (Spanyol) bibliotheca, semua istilah itu berasal dari kata biblia dari bahasa Yunani artinya tentang buku, kitab. (Kamus Umum Bahasa Indonesia)
Dengan demikian Menurut Sulistyo Basuki (1991: 3) memberikan agian sebuah gedung
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku- buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, dan bukan untuk dijual dengan tujuan untuk mencari
ngertian buku dan terbitan lainnya termasuk didalamnya semua
bahan cetak (buku, majalah, laporan, pamflet, prosiding, manuskrip (naskah), lembaran musik, berbagai karya karya media audio visual seperti film, slaid (slide), kaset, piringan hitam, bentuk micro seperti micro film, microfis, dan micro buram (micropacue).
Definisi diatas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk pembaca. Definisi ini menunjukkan perbedaan utama antara sebuah perpustakaan dengan toko buku. Bila toko buku menyusun buku yang akan dijualnya dengan tujuan utama mencari untung maka, perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan pembaca. Motivasi untuk mencari untung sama sekali tidak dikenal dalam perpustakaan walaupun perpustakaan tersebut merupakan badan bawahan sebuah pranata yang mencari untung (perusahaan Definisi diatas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk pembaca. Definisi ini menunjukkan perbedaan utama antara sebuah perpustakaan dengan toko buku. Bila toko buku menyusun buku yang akan dijualnya dengan tujuan utama mencari untung maka, perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan pembaca. Motivasi untuk mencari untung sama sekali tidak dikenal dalam perpustakaan walaupun perpustakaan tersebut merupakan badan bawahan sebuah pranata yang mencari untung (perusahaan
Sedangkan menurut Undang- undang No.43 tahun 2007 Pasal 19 ayat 1 tahun 2007 pengertian perpustakaan adalah: Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya, pelayanan, dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
2.1.2 Pengertian Koleksi Pandang Dengar
Sebagian besar bahan koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan adalah berupa buku, dengan kemajuan tekhnologi saat ini koleksi bahan pustaka tidak hanya berupa buku saja, namun terdapat juga bahan pustaka non buku. Bahan- bahan pustaka non buku tersebut berupa Pandang Dengar (Audio Visual). Kata Audio berasal
Sedangkan Video bertautan dengan segala sesuatu yang bersifat dapat dilihat
Pengertian tentang media audio visual sering disebut dengan AVA, singkatan dari Audio Visual Aids, bisa diartikan alat pembantu atau alat peraga Audio Visual. Kemudian istilah ini lazim d untuk pembahasan selanjutnya kita gunakan istilah ini.
berupa buku dengan menggunakan kertas sebagai media untuk mencetak tulisan yang mengandung informasi. Bahan pustaka Audio Visual merupakan jenis pustaka yang berupa dokumentasi informasi dalam bentuk : sebuah rekaman gambar, slide, foto, dan rekaman suara yang berupa pita suara atau piringan hitam.
Koleksi Pandang Dengar (Audio Visual) dimaksudkan ke dalam ruang lingkup perpustakaan dengan alasan:
1. Untuk membantu berlangsungnya proses belajar mengajar.
2. Dipergunakan sebagai bahan sumber informasi ilmiah.
3. Dimanfaatkan sebagai media informasi yang lebih menarik.
4. Praktis untuk disimpan, menghemat tempat serta waktu penyimpanan.
5. Lebih tahan lama dibanding dengan bahan cetak. Dalam pengertian yang luas, yang dimaksud dengan media audio visual meliputi semua alat peraga pendidikan yang dapat dilihat dan didengar.
2.1.2.1 Pembagian Media Audio Visual Media AudioVisual dapat dibedakan kedalam beberapa bagian:
1. Media audio
2. Media visual
3. Media audio visual
Pembagian yang lebih jelas dapat diperinci sebagai berikut:
1. Media audio: 1. Media audio:
2. Media visual
a. Film (bisu)
b. Slide
c. Film strips
d. Overhead projection
3. Media audio visual
a. Televisi
b. VCD/ DVD
c. Film bicara
d. Tape dan sound slide
(Zulkarnain Idham kepala UPT Perpustakaan IAIN Ar- Raniry: 2009)
2.1.2.2 Keuntungan dan kelemahan koleksi Pandang Dengar
1. Keuntungan:
a. Praktis untuk disimpan, menghemat tempat jika dibandingkan dengan buku atau majalah.
b. Bahan pembuatannya lebih terlindungi sedangkan kalau bahan kertas terbatas ketahanannya.
c. Biaya pencetakan Audio Visual lebih murah jika dibanding dengan bahan cetak dari kertas (buku).
d. Pengirimannya lebih mudah dan lebih ringan.
a. Apabila penggunaannya kurang berhati- hati dapat menyebabkan cepat rusak dan perbaikannya memerlukan biaya tinggi.
b. Berdampak pada kesehatan mata jika terlalu lama membaca.
c. Memerlukan keahlian untuk menangani penggunaan peralatan tersebut.
d. Harus memerlukan Hardware dan Software, jika tidak ada salah satu akan sulit dalam penggunaannya.
e. Peminjam Audio Visual (film, kaset, slide, dan transparan) harus memiliki atau mengusahakan hardware. (Agus Junaidi 1997:3).
2.1.3 Manajemen Koleksi Audio Visual
Di perpustakaan lain koleksi audio visual merupakan sesuatu yang baru karena sangat jarang dimiliki oleh perpustakaan. Banyak perpustakaan yang tidak mengelola dan memanfaatkan koleksi audio visualnya dengan baik. Padahal koleksi audio visual merupakan salah satu media belajar yang sangat bermanfaat karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan koleksi tercetak. Menurut Robert Heinich (1996) dalam Benny A. Pribadi (2008) kelebihan koleksi audio visual diantaranya yaitu :
1. Menayangkan gambar bergerak dan memperlihatkan informasi yang
mengandung unsur gerak didalamnya
2. Memperlihatkan berlangsungnya suatu proses secara bertahap
4. Digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan atau kecakapan
tertentu
5. Dramatisasi yang terdapat dalam audio visual dapat menggugah emosi
pemirsa
6. Dipergunakan untuk melakukan penghayatan atau apresiasi terhadap
budaya lain
7. Dapat dipergunakan untuk memberikan pengalaman yang sama
(common experience) Pengelolaan koleksi audio visual pada dasarnya sama dengan pengelolaan
bahan tercetak, meliputi pengelompokan jenis media, inventarisasi, identifikasi, katalogisasi, klasifikasi, kelengkapan bahan pustaka, display dan pelayanan kepada user.
2.1.3.1 Inventarisasi
Inventarisasi sebagai langkah awal dalam mengelola bahan pustaka dilakukan untuk membuku indukkan seluruh koleksi yang ada. Seluruh koleksi harus mempunya nomer inventaris agar memudahkan penemuan kembali ketika bahan pustaka tersebut dikehendaki. Ada banyak jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan karawitan seperti bentuk video dalam format VHS, 8mm, Betamax ataupun pita open reel dan piringan hitam akan tetapi sarana untuk melihat atau mendengar bahan pustaka hanya tersedia dalam 2 macam yaitu tape untuk kaset pita audio dan CD/VCD/DVD/MP3 player untuk koleksi berbentuk cakram. Sehingga seluruh koleksi AV yang akan diinventaris terlebih dahulu dikelompokkan dalam 2 jenis media yaitu
1. Bentuk kaset pita audio
2. Bentuk cakram baik CD/VCD/DVD/MP3.
dalam pengadaan sebagai master yang setiap saat bisa ditransfer atau dialihmediakan sesuai yang dikehendaki user.
Proses inventarisasi dilakukan dengan dua cara yaitu menulis secara manual dalam buku induk perpustakaan dan membuat back up berupa file dalam format Microsoft Excel. Penggunaan program Microsoft Excel ini karena saat itu di UPT Perpustakaan STSI belum memiliki sistem automasi untuk mengelola koleksi perpustakaan, semua masih dilakukan secara manual sehingga untuk menelusur koleksi yang dimiliki perpustakaan sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Sebenarnya program ini bukan suatu program automasi untuk perpustakaan, tetapi program ini lebih mudah untuk digunakan dan cocok untuk koleksi perpustakaan.
Dengan bantuan MS Excel dapat dilakukan inventarisasi baik untuk koleksi buku maupun audio visual, penelusuran semua koleksi yang dimiliki perpustakaan juga dapat dilakukan dengan cepat. Meskipun sekarang UPT Perpsustakaan sudah ada sistem automasi yang juga digunakan oleh semua perpustakaan di jurusan yaitu Dewa Pustaka, tetapi inventarisasi data perpustakaan di MS Excel masih digunakan karena ada kelebihannya. Kelebihan MS Excel terletak pada penelusuran data koleksi perpustakaan terutama pada koleksi audio visual.
Penelusuran menggunakan MS Excel lebih spesifik dan detail. Dalam sebuah kaset, CD atau VCD berisi bermacam-macam nama gendhing/lagu, nama gendhing inilah yang dibutuhkan pengguna ketika mencari bahan pustaka. Dengan Penelusuran menggunakan MS Excel lebih spesifik dan detail. Dalam sebuah kaset, CD atau VCD berisi bermacam-macam nama gendhing/lagu, nama gendhing inilah yang dibutuhkan pengguna ketika mencari bahan pustaka. Dengan
Tujuan Inventarisasi adalah:
1) Mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka
berikutnya;
2) Memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang
dimiliki;
3) Memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah
koleksiyang dimiliki;
2.1.3.2 Identifikasi
Proses identifikasi dilakukan seperti halnya melakukan identifikasi pada koleksi tercetak, yaitu dengan memberikan stempel identitas perpustakaan jurusan karawitan pada bahan pustaka. Yang membedakan adalah bentuk stempel, karena koleksi audio visual berbentuk lebih kecil daripada koleksi tercetak maka diperlukan stempel yang lebih kecil juga.
Koleksi CD/VCD/DVD/MP3 dapat langsung diberi stempel baik pada cassing maupun isinya (keping disknya) sedangkan untuk koleksi kaset pita audio harus harus diberi stiker terlebih dahulu karena kebanyakan isi kaset pita tidak terdapat ruang untuk membubuhkan stempel identitas.
Katalogisasi untuk koleksi audio visual berbeda dengan katalogisasi koleksi tercetak karena penulisan deskripsi katalog lebih rumit. Untuk menentukan tajuk subjek harus mengetahui terlebih dahulu isi dari bahan pustaka yang diolah karena sering tidak tertulis dalam ringkasan isinya. Terdapat dua bagian yang digunakan untuk pengkatalogisasian karena pembagian koleksi audio visual menjadi 2 macam, yaitu bentuk kaset pita audio dan cakram disk baik CD/VCD/DVD/MP3.
Penulisan katalog hampir sama dengan koleksi tercetak yaitu judul, penyaji, impresum yang terdiri dari kota, nama dan tahun produksi, komponen dan durasi digunakan untuk menggantikan jumlah halaman. General Material Designation (GMD) merupakan informasi kepada pengguna bahwa koleksi tersebut berbentuk materi khusus biasanya menandakan bentuk fisik. Ditulis dalam tanda kurung [ ] setelah judul bahan audio visual.
793.5982 Mul Mulyatno, F. Hary
b Bareng [rekaman suara] by F. Hary Mulyatno.-- Surakarta : STSI Surakarta,1999
1 kaset [07, 27 menit]; 3 ¾ ips, mono; 3 x 3 ¾ in pita
Rekaman dalam rangka dokumentasi STSI Surakarta Dipendapa STSI Surakarta iringan tari anak anak
[Side B] 1. bareng
Katalog diatas adalah contoh katalog untuk kaset pita audio, hampir sama dengan katalog untuk buku perbedaanya terletak pada keterangan GMD, ukuran bahan audio visual dan penyertaan isi atau ringkasan bahan pustaka. Koleksi Katalog diatas adalah contoh katalog untuk kaset pita audio, hampir sama dengan katalog untuk buku perbedaanya terletak pada keterangan GMD, ukuran bahan audio visual dan penyertaan isi atau ringkasan bahan pustaka. Koleksi
Adapun Tujuan dan Obyek Katalog Perpustakaan ialah:
a. Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yang
diketahui berdasarkan
1) pengarang atau,
2) judul buku atau,
3) subyeknya;
b. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan
1) oleh pengarang tertentu,
2) berdasarkan subyek tertentu,
3) dalam jenis literature tertentu;
c. Membantu dalam pemilihan buku
1) berdasarkan edisinya dan
2) berdasarkan karakternya (sastra ataukah berdasarkan topik). (Sulistyo Basuki, 1999: 274)
2.1.3.4 Klasifikasi
Proses selanjutnya adalah proses klasifikasi yaitu pemberian nomer klas menurut klasifikasi DDC pada bahan pustaka yang diolah. Karena koleksi yang diolah berorientasi pada gending (musik) baik dalam bentuk seni tradisi, klasik, kontemporer maupun modern maka nomer klasifikasi yang digunakan hampir semua sama. Penomeran klas pada DDC untuk gending tari hanya pada nomer 793, padahal ada ribuan koleksi yang akan menggunakan angka 793 tersebut. Oleh karena itu nomer tersebut harus dikelola dengan baik dan dikoordinasikan dengan pustakawan lain di UPT Perpustakaan agar terjadi keseragaman. Nomer tersebut harus dipecah sendiri untuk mendapatkan nomer yang lebih detail. Prinsip yang harus selalu dilakukan adalah konsisten dalam penggunaan nomer untuk jenis musik tari yang ada.
tertentu. Sebagai sarana pengaturan pustaka di rak, klasifikasi mempunyai dua tujuan yaitu:
1. Membantu pemakai mengidentifikasi dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor panggil
2. Mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu. (Sulistyo Basuki, 1999: 298)
Pemecahan nomer klasifikasi menggunakan bantuan tabel T2 yaitu tabel wilayah. Dengan perpaduan antara klas musik tari 793.5982 dan tabel wilayah akan didapatkan nomer untuk musik tari disetiap wilayah. Karena pembagian wilayah Indonesia hanya sampai pada pulau pulau saja maka setiap pulau itu dipecah lagi menjadi lebih spesifik, sehingga akan didapatkan nomer untuk karawitan tari gaya Surakarta, Yogyakarta atau daerah lainnya.
2.1.3.5 Pemberian Kelengkapan Koleksi dan Display
Proses selanjutnya adalah kelengkapan bahan pustaka yaitu pemberian label call number pada bahan pustaka, seperti halnya pada buku. Label call number pada audio visual lebih kecil sesuai dengan bentuk audio visual yang lebih kecil. Display atau pemajangan disusun seperti pemajangan buku yaitu sesuai dengan nomer klas. Penempatan bahan audio visual dalam almari khusus audio visual agar terhindar dari debu, jamur dan pantulan sinar matahari. Karena tingkat kerusakan lebih rentan dari pada buku maka penyimpanan dan perawatan harus selalu diperhatikan.
Pelayanan koleksi audio visual hanya untuk dilihat atau didengar ditempat atau layanan copy bahan pustaka bagi yang menghendaki (khusus koleksi bukan komersial), koleksi audio visual tidak dapat dipinjam. Pelayanan lihat dan dengar di tempat harus disediakan sarana dan prasarana yang menunjang yaitu tape kaset pita audio dan headphone atau CD/VCD/DVD/MP3 player, layar televisi dan headphone.
Pelayanan yang sering dilakukan dalam koleksi audio visual adalah temu kembali informasi. Layanan ini sangat vital karena pengguna biasanya mencari koleksi menurut nama gendhing tari atau tembang contohnya bukan berdasarkan judul album. Pelayanan yang cepat dan tepat akan membawa dampak yaitu kepercayaan pengguna akan pengelolaan bahan pustaka audio visual yang baik.
Selain temu kembali informasi layanan yang sering dilakukan adalah bimbingan pemakai, dalam hal ini adalah pelayanan tentang pengoperasian sarana dan prasarana lihat dan dengar koleksi audio visual. Petunjuk pengoperasian sarana dan prasarana diberikan kepada pengguna yang masih baru atau awam dengan peralatan audio visual.
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan ISI Surakarta
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada mulanya adalah sebuah akademi dengan nama Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta, berdasarkan SK Mendikbud RI No. 068/ 1964 tanggal 15 Juli 1964 yang didirikan sebagai slah satu wadah untuk merintis perkembangan seni tradisional. Untuk menopang kegiatan akademik menggunakan fasilitas milik Konservatori Karawitan Indonesia (sekarang SMKI/ SMK Negeri 8) Surakarta.
Sebagai penunjang kegiatan akademik maka didirikanlah Perpustakaan pada tanggal 13 Januari 1967 dengan bahan pustaka dan sarana seadanya.
Selanjutnya ASKi mengalami peningkatan status menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta berdasarkan SK Mendikbud No. 0446/ O/ 1988 tanggal 12 September 1988 dan menempati Kampus di Kentingan, Jebres, Surakarta.
Proses untuk peningkatan status menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang dimulai sejak tahun 2002 membuahkan hasil dengan terbitnya Peraturan Presiden RI. No. : 77 Tahun 2006 tanggal 20 Juli 2006.
Perpustakaan ISI Surakarta kini menjadi unsur penunjang kegiatan akademik yang menyediakan layanan bahan pustaka dan audio visual untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu, tekhnologi dan/ atau
Surakarta dan masyarakat umum lainnya.
3.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPT Perpustakaan:
Sumber: Data Statistik UPT Perpustakaan ISI Surakarta 2008
Struktur organisasi perpustakaan
Sumber: Data Statistik UPT Perpustakaan ISI Surakarta 2008
3.4 Sumber Daya Manusia
Tabel 3.1
DATA PEGAWAI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI)
KEPALA PERPUSTAKAAN Dra. Mieke Hardjiatmi, S.Sos
KEPALA PERPUSTAKAAN Dra. Mieke Hardjiatmi, S.Sos
KAUR ADM DAN KEU Ponco Nugroho Andi P, SE
PENGADAAN Maria Crisdiana Sri U
REKREATIF Emi Tri Mulyani, S.Sos
REFERENSI Nyono, S.Sos
PENGOLAHAN R. Lalan Fuandra
PELAYANAN B Heni Budiwati, Dip Lip
STAF Sugiman
STAF Sumardi
STAF M. Ali Nurhasan, S.Sos
Gedung UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta seluas 1584 meter persegi, terdiri dari tiga lantai dengan pembagian sebagai berikut:
3.5.1 Lantai I Perpustakaan Pandang Dengar
1. Ruang Koleksi Visual
2. Ruang Koleksi Audio
3. Ruang Pelayanan
4. Ruang Administrasi
5. Ruang Editing dan Rekam Video
6. Ruang Seminar
7. Ruang Radio Kampus
8. Ruang Toilet
3.5.2 Lantai II
1. Ruang Kepala UPT Perpustakaan
2. Ruang Rekreatif Audio Visual 4x5 m
3. Ruang Administrasi
4. Ruang Pengolahan
5. Ruang Pengadaan Serta Koleksi Reserve/ Tandon
6. Ruang Toilet
1 Ruang Pelayanan Sirkulasi
2 Ruang Baca Umum
3 Ruang Koleksi Rekreatif Baca
4 Ruang Referensi
5 Ruang Koleksi Jurnal
6 Ruang Koleksi Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, dan Disertasi
7 Ruang Koleksi alm. Bp. Gendon Humardani
3.6 Sumber Dana
Anggaran Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) bersumber dari anggaran rutin berdasarkan kebutuhan setiap tahun. Dana bantuan dari DIKTI berupa sumbangan koleksi bahan putaka untuk perkembangan perpustakaan.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta:
Tabel 3.2
Daftar Perlengkapan Sarana Dan Prasarana UPT Perpustakaan Institut
Seni Indonesia (ISI) Surakarta
No.
Sarana dan Prasarana yang Dimiliki
Jumlah
1. Rak Buku
2. Rak Majalah
3. Rak Surat Kabar
4. Rak Audio Visual
10
5. Rak Katalog
6. Rak Display
7. Rak Penitipan Barang
8. Filling Kabinet
9. Meja Kaca
10. Study Carrel
53
11. Meja Sirkulasi
12. Meja Kursi
15
13 Kursi Baca
33
14. Kipas Angin
19. Barcode Reader
20. Scanner
2 Sumber: Data Statistik UPT Perpustakaan ISI Surakarta 2008
Koleksi terdiri dari teks book, Buku non cetak, jurnal, majalah, bulletin, surat kabar, catalog penerbit, kamus, ensiklopedi, peraturan pemerintah, peta, atlas, pustaka rekreatif, pustaka pandang dengar. Koleksi yang dimiliki Unit Pelaksana Institut Seni Indonesia Surakarta semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena kebutuhan pengguna semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Besarnya jumlah koleksi ditentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah jurusan, jumlah mata kuliah, tingkat pendidikan, kegiatan penelitian, dan lain- lain. Semua faktor ini dipertimbangkan untuk menghitung berapa judul buku yang paling tidak harus dimiliki oleh Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Institut Seni Surakarta.
Kegiatan memilih dan mengadakan koleksi bahan pustaka disesuaikan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersama- sama dengan civitas akademi perguruan tinggi. Pengembangan bahan pustaka disesuaikan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini dilakukan secara terus menerus mengingat kebutuhan pengguna di perguruan tinggi selalu berubah. Oleh karena itu, Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Institute Seni Indonesia Surakartaperlu memperhatikan jenis dan jenjang pendidikan yang ada. Jenis program ini berhubungan dengan jumlah besarnya jurusan, program studi, lembaga, dan lain- lain. Sedangkan jenjang program meliputi program D3, S1, dan S2.
kita lihat pada tabel berikut ini:
3.8.1 Buku
3.8.1.1 Data Jumlah Tambahan Koleksi buku
Tabel 3.3
NO ASAL KOLEKSI
EKSEMP LAR
JUD UL
EKSEMP LAR
JUD UL
EKSEMP LAR
1 Pembelian Proyek 2
Sumbangan Lembaga Lain
18 38 3
Sumbangan Mahasiswa
12 68 4 Sumbangan Pribadi
3.8.1.2 Data Jumlah Buku berdasarkan Jurusan dan Golongan
Tabel 3.3
NO JURUSAN
620 445 5180 3 SENI RUPA
604
540
298
2.884
707
105
664
5.866
1.769 1.278 14715 4 TARI
508
469
254
2.429
598
88 578
3.830
1.558 1.071 11383 JUMLAH
1899
1698
938
9.074
2238
318
2094
16.134
5.628 3.987 44.008
3.8.1.4 Data jumlah Buku Karya Ilmiah
Tabel III.4
NO
ASAL SUMBER
KARAWIT AN
PENYAJIAN
SKRIPSI ETNOMUSIKOLOGI
SKRIPSI KARAWITAN
PEDALANG AN
3 8 3 8 3 8 3 SENI RUPA
DESKRIPSI KRIYA SENI
DESKRIPSI SENI MURNI
DESKRIPSI TV DAN FILM
SKRIPSI KRIYA SENI
SKRIPSI TV DAN FILM
7 12 7 12 7 12 5 LAIN-LAIN KERTAS KECIL
KARYA ILMIAH
LAPORAN PKM
THESIS LUAR AKADEMIK
SKRIPSI LUAR AKADEMIK
3.8.1.5 Data Jumlah Koleksi Surat Kabar
Tabel III.5
NAMA SURAT KABAR
EKSEMPLA R 2008
EKSEMPLA
R 2009
EKSEMPLA R 2010
EKSEMPLA R 2011
350 350 solo pos
JUMLAH
Tabel III.6
JENIS 2007 TAMBAHAN 2008 TAMBAHAN 2009 TAMBAHAN 20010 TAMBAHAN 2010
3.8.1.7 Data Jumlah Tambahan Majalah dan Jurnal
Tabel III.7
JUDUL EKS Majalah dan Jurnal
1. Sumbangan Dalam Negeri
Luar Negeri
2. Pembelian
Dalam Negeri
3 Luar Negeri Jumlah
3.8.1.8 Rekapitulasi Jumlah Majalah Dan Jurnal
Tabel III.8
JUDUL
EKSLEMPAR
3.8.2.1 Data Kolesi Pandang Dengar
Tabel IV.1
Nama Barang Th. 2007
Tambahan
Th. 2008
Satuan Kaset Audio 7359
Eksemplar Kaset Video
Eksemplar Piringan Hitam
Pita Reel
Eksemplar Kaset CD
40 Eksemplar Kaset VCD
Eksemplar Jumlah
3.9.1 Sistem Layanan
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta menggunakan sistem terbuka (open access) dan tertutup (close access). Layanan sistem terbuka, memudahkan pengguna untuk menelusuri sendiri bahan pustaka yang diperlukan. Sistem layanan terbuka memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk mengambil pustaka sendiri di rak buku. Sedangkan pelayanan referensi, koleksi reserve/ koleksi tendon, koleksi Bp. Gendon Humardani, koleksi rekreatif dan koleksi Pandang Dengar dapat dibaca ditempat dan tidak boleh dibawa pulang. Layanan system tertutup, pencarian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh
Pandang Dengar (Audio Visual), karena koleksi yang disediakan adalah koleksi langka sehingga pengguna cukup menunjukkan judul yang diinginkan, maka petugas yang akan mencarikan.
3.9.2 Macam Layanan Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta
3.9.2.1 Layanan Sirkulasi
Layanan Sirkulasi adalah merupakan kegiatan utama di perpustakaan karena langsung berhubungan dengan penggunanya. Yang kegiatannya meliputi:
1. Pengunjung
Pengunjung adalah mereka yang dating ke perpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas dan layanan yang ada. Semua dosen, mahasiswa, dan karyawan ISI Surakarta serta pengunjung dari luar civitas akademik yang telah mendapat izin dari pimpinan perpustakaan untuk memanfaatkan layanan yang tersedia.
2. Pemakai
Pemakai adalah pengunjung yang memakai bahan pustaka untuk dibaca atau difoto kopi. Semua pengunjung yang memiliki kartu anggota perpustakaan yang masih berlaku dapat menjasi pengguna jasa layanan yang ada.
Peminjam adalah semua pengunjung yang memiliki kartu anggota yang masih berlaku dapat meminjam bahan pustaka yang dibutuhkan, khususnya civitas akademika ISI Surakata. Layanan peminjaman bertugas untuk mencatat semua hal yang berkaitan dengan peminjaman antara lain:
a) Data peminjam
b) Prosedur peminjaman
c) Koleksi yang dipinjam
d) Waktu peminjaman
e) Waktu prngembalian
4. Pengembalian
Layanan pengembalian meliputi kegiatan mencatat semua hal uang berkaitan dengan kegiatan pengembalian yang mencakup data pengembalian, bahan pustaka yang dikembalikan, waktu pengambilan, dan apabila terjasi keterlambatan maka dikenakan denda. Prosedur pengembalian sebagai berikut:
a) Peminjam menyerahkan bahan pustaka yang dipinjam kepada petugas perpustakaan dengan menunjukkan Kartu Anggota Perpustakaan (KAP).
Kartu Anggota Perpustakaan (KAP) setelah proses pengembalian selesai.
Peminjaman hanya diberikan untuk koleksi buku teks, lama peminjaman 1 minggu perbuku, maksimal 2 buku, dapat diperpanjang masa peminjamannya 1 kali dan dilayani oleh bagian Sirkulasi di lantai III.
3.9.2.2 Layanan Referensi
Layanan Referensi berada di lantai III, jenis koleksi ini memberikan penjelasan tentang informasi tertentu. Dimana bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam menelusuri informasi rujukan. Adapun yang termasuk buku- buku referensi adalah:
1. Kamus;
2. Ensiklopedi;
3. Laporan Tahunan;
4. Direktori;
5. Hand book;
6. Biografi; dll.
3.9.2.3 Serial (Layanan terbitan berkala)
Layanan serial berupa jurnal, bulletin, majalah, surat kabar, newsletter dari dalam maupun luar negeri. Layanan ini berada di lantai II.
Perpustakaan menyediakan bahan pustaka rekreatif terrcetak berupa buku psikologi popular, buku bacaan religi, buku bacaan hobi, bacaan tentang seni, sastra baik essai dan novel, cerita pendek dan puisi, bacaan humor, sampai bacaan biografi. Layanan ini berada di lantai III.
3.9.2.5 Layanan Rekreatif Audio Visual
Perpustakaan menyediakan bahan pustaka rekreatif terekam berupa kaset/ CD music pop Indonesia, music pop barat, music tradisional Indonesia,music instrumentalia, music kerohanian, VCD/ DVD ketoprak, tari- tarian Indonesia, senam, film- film Holliwood, film documenter dari National Geographic. Layanan ini berada di Lantai II.
3.9.2.6 Layanan Pandang Dengar
Layanan ini menyediakan koleksi Audio Visual. Koleksi Audio berupa kaset analog, CD audio, piringan hitam dan open reel. Koleksi video dalam bentuk VCD, DVD, MDV, Hi 8mm, VHS dan Betamax.
3.9.2.7 Layanan Fotokopi/ Scan
Perpustakaan melayani fotokopi buku dan scan, sesuai ketentuan yang berlaku.
3.9.2.8 Layanan Bebas Pustaka 3.9.2.8 Layanan Bebas Pustaka
3.9.2.9 Internal dan Hot spot Area
Perpustakaan menyediakan computer internet di lantai III. Sedangkan Hot spot area berada di lantai I, II, III.
3.9.2.10 OPAC (Online Public Access Cataloque)
Dengan OPAC, pengguna dapat menelusuri seluruh koleksi yang ada di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
3.9.2.11 Layanan E- Journal
Merupakan jenis layanan jurmal dalam bentuk elektronik. Institut Seni Indonesia Surakarta telah melanggan 2 database, yaitu: EBSCO dan Proquest yang dapat diakses melalui http://isi-ska.ac.id
3.9.2.12 Layanan Bimbingan Pemustaka
Pengguna dapat meminta bimbingan khusus kepada petugas dalam menggunakan fasilitas dan sarana perpustakaan. Bimbingan bersifat pengenalan, bimbingan membaca koleksi yang menggunakan kode- kode tertentu hingga penelusuran data informasi secara spesifik.
3.9.2.13 Layanan Karya- karya Akademik
Perpustakaan menyediakan laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi yang merupakan karya civitas akademika Insrtitut Seni Indonesia Surakarta. Terletak di lantai III.
UPT Perpustakaan ISI Surakarta merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang bertugasmemberikan layanan akses terhadap bahan pustaka untuk menunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu UPT perpustakaan ISI Surakarta dilengkapi dengan berbagai macam koleksi dan bahan pustaka dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika ISI serta masyarakat umum. Adapun jenis- jenis layanan yang dapat diperoleh di perpustakaan adalah:
3.10.1 Layanan Sirkulasi dan Koleksi
Layanan ini diberikan kepada pengguna dari ISI Surakarta untuk dapat meminjam Bahan Pustaka tertentu. Pelayanan ini diberikan kepada: mahasiswa, dosen dan pegawai yang telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Untuk dapat menikmati layanan ini pengguna diwajibkan memiliki Kartu Anggota. Syarat pendaftaran Kartu Anggota dapat dibaca di menu Peraturan Kartu Anggota di situs ini.
3.10.2 Layanan Referensi dan Penelusuran Informasi
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dengan jalan memberikan informasi siap pakai dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna, serta memberikan bantuan dalam penelusuran informasi dari berbagai subyek dan sumber maupun memberikan bahan rujukan pada koleksi lain sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
Layanan yang diberikan kepada pengguna untuk dapat memperoleh informasi dengan memanfaatkan bahan pustaka berbasis media rekam; baik audio serperti kaset analog, CD audio, piringan hitam dan open reel maupun visual berupa VCD, DVD, MDV, Hi 8mm, VHS dan betamax
3.10.4 Layanan Bimbingan Pengguna Perpustakaan
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan, baik secara individu maupun kelompok, dengan cara memberikan bimbingan dan petunjuk dalam memanfaatkan koleksi, fasilitas, dan layanan yang ada agar dapat dimanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.
3.10.5 Layanan Kartu Sakti
Layanan penyediaan Kartu Sakti dapat dimanfaatkan oleh sivitas akademika ISI Surakarta untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan di perpustakaan- perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi anggota forumKomunikasi Perguruan Tinggi (FKP2T). Sebaliknya UPT Perpustakaan ISI Surakarta juga menerima pemegang kartu sakti dari perguruan tinggi lain. Pemilik Kartu Sakti dapat membaca ditempat dan foto copy/ scan bahan pustaka koleksi UPT Perpustakaan ISI Surakarta. Syarat pendaftaran Kartu Sakti dapat dibaca dimenu Peraturan Kartu Sakti disitus ini.
3.10.6 Layanan Kartu Khusus
Layanan penyediaan Layanan Kartu Khusus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan di Layanan penyediaan Layanan Kartu Khusus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan di
3.10.7 Layanan Foto kopi dan scan
UPT Perpustakaan ISI Surakarta memberikan layanan foto kopi dan sdan bahan pustaka. Untuk memanfaatkan layanan ini pengguna dapat menghubungi bagian Sikulasi di lantai III gedung UPT Perpustakaan.
3.10.8 Penerbitan dan Penyebaran SDI
Merupakan layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information) dengan cara menyebarkan kumpulan foto kopi daftar isi jurnal ilmiah kepada fakultas dan jurusan/ program di lingkungan ISI Surakarta.
3.10.9 Penyebaran Daftar Buku Baru
Penerbitan dan penyebaran daftar pustaka terbaru yang telah siap dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Penerbitan ini didisebarkan ke seluruh fakultas dan jurusan di Lingkungan ISI Surakarta.
3.11.1 PERATURAN JAM LAYANAN
Senin s.d. Kamis : 08.00 - 15.30 WIB - 14.30 WIB
3.11.2 PERATURAN KARTU ANGGOTA PERPUSTAKAAN
Ditujukan bagi civitas akademika ISI Surakarta, meliputi mahasiswa, dosen dan pegawai.
Syarat pendaftaran:
1. Menunjukkan Bukti Pembayaran SPP bagi mahasiswa baru;
2. Mengisi Formulir;
3. Menyerahkan pas foto ukuran 2 x 3 berwarna sejumlah 3 lembar;
4. Mengganti biaya pembuatan kartu sebesar Rp. 5.000,-;
5. Kartu ini berlaku selama menjadi mahasiswa ISI Surakarta.
3.11.3 PERATURAN KARTU KHUSUS
Ditujukan bagi pengguna dari luar ISI Surakarta untuk dapat mengunakan fasilitas layanan yang ada di Perpustakaan ISI Surakarta. Syarat pendaftaran :
1. Menunjukkan Kartu Identitas (KTP, SIM, Kartu Mahasiswa, dll);
2. Mengisi formulir;
3. Menyerahkan pas foto ukuran 2 x 3 berwarna sejumlah 1 lembar;
4. Mengganti biaya pembuatan kartu sebesar Rp. 10.000,-;
5. Masa berlaku kartu ini adalah 1 bulan sejak tanggal dikeluarkan.
Ditujukan bagi mahasiswa perguruan tinggi negeri yang ingin berkunjung ke perpustakaan anggota Forum Komunikasi Perguruan Tinggi (FKP2T) mencakup wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Syarat pendaftaran :
1. Menunjukkan Kartu Mahasiswa yangmasih berlaku;
2. Mengisi formulir;
3. Menyerahkan pas foto ukuran 2 x 3 berwarna sejumlah 1 lembar;
4. Mengganti biaya pembuatan kartu sebesar Rp. 7.500,-;