Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Perjanjian Terapeutik Di Rsud Dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN TERAPEUTIK DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KAB. WONOGIRI

Penulisan Hukum (skripsi) S1

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh Dhora Gumilang Indiarsono NIM. E0008139 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PERNYATAAN

Nama : Dhora Gumilang Indiarsono NIM : E0008139

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (Skripsi) berjudul :

TERAPEUTIK DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KAB.

WONOGIRI adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juni 2012 yang membuat pernyataan

Dhora Gumilang Indiarsono NIM. E0008139

ABSTRAK Dhora Gumilang Indiarsono, E0008139.2012. TINJAUAN YURIDIS TENTANG

PELAKSANAAN PERJANJIAN TERAPEUTIK DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KAB. WONOGIRI. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian dalam penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan perjanjian terapeutik yang terjadi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri, dan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang muncul serta upaya penyelesaiannya.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang kemudian dianalisis dengan model analisis kualitatif. Lokasi penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu melalui wawancara, observasi, dan studi kepustakaan baik buku-buku, peraturan perundang-undangan, makalah- makalah, jurnal, dokumen-dokumen, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pelaksanaan perjanjian terapeutik yang terjadi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri dapat dilakukan setelah tahapan/prosedur dalam proses penerimaan pasien, baik itu pasien rawat jalan maupun rawat inap dilalui dan pasien sudah memberikan persetujuan tindakan medik sebagai upaya dalam proses

penyembuhan pasien. Pelaksanaan perjanjian terapeutik sangat terkait dengan

pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing pihak baik itu dokter maupun pasien.

Permasalahan yang muncul yakni hanya sebatas pada permasalahan yang bersifat teknis dan bukan mengenai permasalahan medis yang dapat menimbulkan suatu sengketa, sebab sampai saat ini di RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kabupaten Wonogiri, permasalahan yang dapat menimbulkan suatu sengketa belum pernah terjadi. Permasalahan teknis ini dapat terjadi karena tingkat pemahaman yang kurang dari pihak pasien/keluarga pasien, tidak tercapainya kesepakatan antara dokter dengan pasien dalam hal pemberian persetujuan tindakan medik, dan sikap pasif dari pasien/keluarga pasien yang terlalu menyerahkan semuanya kepada dokter yang merawat. Upaya penyelesaiannya, dokter harus senantiasa menjalin komunikasi yang baik dengan memberikan segala macam informasi secara jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien/keluarga pasien.

Implikasi teoritis penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan perjanjian terapeutik dan penyelesaian terhadap permasalahan yang muncul di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri, sedangkan implikasi praktisnya adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi masyarakat agar lebih mengerti tentang konsep perjanjian terapeutik sehingga nantinya pemberian pelayanan kesehatan dapat lebih optimal.

Kata Kunci : perjanjian terapeutik, permasalahan, penyelesaian

ABSTRACT

Dhora Gumilang Indiarsono, E0008139. 2012. A JURIDICAL REVIEW ON THE IMPLEMENTATION OF THERAPEUTIC AGREEMENT IN DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF WONOGIRI REGENCY. Law Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.

The research in this law writing aims to find out the implementation of therapeutic agreement in dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri Regency, and to find out the problems rising as well as the solution to them.

This research was an empirical legal study that was descriptive in nature. In this study, a qualitative approach was used with primary and secondary data that were then analyzed using qualitative model of analysis. The research was taken place in dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri Regency. Techniques of collecting data used were interview, observation and library study with books, legislations, articles, journals, documents, and etc.

Based on the result of research conducted, it could be found that the implementation of therapeutic agreement occurring in dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri Regency could be done after the procedure in patient admission process, both inpatient and outpatient, and the patient had given consent on the medical measure as the attempt in the process of healing patient. The implementation of therapeutic agreement was closely related to the fulfillment of

The problem rising was limited to the technical problem including that of communication between physician and patient not the medical problem that could lead to a dispute because there had been no dispute occurring in dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri Regency up to now. This technical

ower knowledge, no

consensus between the physician and patient in the term of consent giving to the

of therapeutic

agreement. The solution to these problems was that the physician should always establish good communication by giving any information clearly with understandable language to the patients/family.

The theoretical implication of research was to get a description on the implementation of therapeutic agreement and solution to the problems rising in dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Wonogiri Regency, while the practical implication was that the result of research was expected to give the community additional information to understand better the concept of therapeutic agreement so that the health care service could run more optimally.

Keywords: Therapeutic Agreement, Problems, Solution

HALAMAN MOTTO

Jika Allah menolong kamu, maka tidak akan ada orang yang dapat mengalahkan kamu, jika Allah membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan) maka siapa gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu, karena itu hendaklah kepada Allah sajalah orang-orang

mukmin bertawakkal. (QS Ali Imron : 160)

Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS Insyirah : 5-7)

Hargailah segala sesuatu yang masih kau miliki sebelum ia hilang darimu, dan kau akhirnya menyadari betapa berharga semua itu bagimu. (Abu Abdillah Al-Husainy)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini Penulis persembahkan untuk : Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayangnya dan mendidikku dengan tidak kenal menyerah yang selalu mengajarkan bahwa keberhasilan harus di awali dengan perjuangan dengan penuh keprihatinan dan ikhtiar kepada-NYA.

Adikku satu-satunya Rhevika Gurindra Hapsari. Almameterku Universitas Sebelas Maret, tempat

ku bernaung menuntut ilmu

Para penegak hukum dan keadilan yang masih bisa diharapkan demi setitik kebenaran yang mulai luntur dengan

Semua anak bangsa yang masih peduli dengan martabat dan harga diri bangsa...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini dengan judul

PERJANJIAN TERAPEUTIK DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN

Adapun penulisan hukum (skripsi) ini disusun

guna memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar kesarjanaan S-1 dalam bidang Ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan Hukum ini membahas tentang pelaksanaan perjanjian terapeutik

yang terjadi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri beserta permasalahan dan upaya penyelesaiannya, sebab terkadang dalam pelaksanaanya tentu masih terjadi permasalahan yang sering timbul baik itu berupa permasalahan yang berujung menjadi sebuah sengketa ataupun hanya yang bersifat teknis semata yang tidak menimbulkan suatu sengketa. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara para pihak yang terlibat baik itu dokter maupun pasien akan sangat dibutuhkan agar tujuan dalam upaya pemberian layanan kesehatan dapat berlangsung secara optimal.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Penulisan Hukum (Skripsi) ini menemui berbagai rintangan, tantangan, dan hambatan yang harus Penulis lewati dengan penuh kesabaran. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun penulisan hukum (skripsi) ini, Penulis dibantu oleh banyak pihak. Tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut Penulis yakin penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil. Maka dalam kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati dan rasa yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Muh. Jamin, S.H.,M.Hum selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan izin melalui untaian tanda tangannya kepada Penulis dalam

setiap proses akademik di fakultas tercinta.

3. Ibu Endang Mintorowati, S.H.,M.H dan Ibu Ambar Budi Sulistyowati, S.H., M.Hum selaku dosen pembimbing dan co.pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan bagi tersusunnya skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

5. Ketua Bagian Pengelola Penulisan Hukum (PPH), Ibu Wida Astuti, S.H.,M.H dan Mas Wawan anggota Pengelola Penulisan Hukum (PPH) yang banyak membantu Penulis dalam Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

6. Direktur RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri, Ibu Dr.Setyarini, M.kes yang telah berkenan memberikan ijin penelitian bagi Penulis untuk memperoleh data-data di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri guna menyusun Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

7. Bapak Suwarsono, SKM.,Msi selaku Ka.sub.bagian Rekam Medik, Bapak Dr. Adhi Dharma, MM selaku Kepala Bidang Pelayanan Medik, dan Bapak Warsito, S.H. selaku Ka.Sub Bagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Perpustakaan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk bisa bertukar pikiran dan meminjamkan data yang diperlukan Penulis untuk mempermudah proses penyusunan Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

8. Para Dokter yang bertugas di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri yakni dr. Tri Budi Astuti selaku Dokter Umum dan dr. Nugroho Kusumawati, Sp.B selaku Dokter Bedah di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri, terima kasih atas waktunya yang telah diberikan kepada Penulis untuk bisa sedikit bertukar pikiran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

9. Para pasien maupun mantan pasien di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri yang sempat penulis ajak berdialog yakni Bapak Suswandi dan Bapak Lukminto, terima kasih atas keterangan yang telah diberikan kepada Penulis guna melengkapi data dalam Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

10. Bapak, Ibu, serta keluarga tercinta yang tanpa henti telah memberikan cinta dan kasih sayang, doa, dukungan, semangat dan segala yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

11. Teman-teman dan Sahabat-sahabatku seperjuangan di Fakultas Hukum UNS, Alfinus Martyanto, Advent Christiansen, Gangga, Christian Angga, Temon, Rangga, Antoni Wibowo, Ira Oktafia, Norma Evita, Indah Kurniawati, Megaria Dhiah, Ira Octapiani, Shinta Ayu, Devi, Umar, Triyono Trexjon, Aaf, Radit, Ferry, Irwan, Komenk, terima kasih atas suka duka dan semua kenangan yang telah diberikan kepada Penulis.

12. Seluruh teman-teman di Fakultas Hukum UNS, khususnya angkatan 2008 yang tidak dapat Penulis ungkapkan satu-persatu, terima kasih atas segala dukungannya.

Pada akhirnya bagi pihak-pihak yang belum bisa penulis ungkapkan di sini, Penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya hingga penulisan hukum (skripsi) ini selesai. Penulis menyadari bahwa Penulisan Hukum atau skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi substansi maupun teknis penulisan. Untuk itu sumbang saran dari berbagai pihak yang bersifat konstruktif, sangat Penulis harapkan demi perbaikan atau penyempurnaan penulisan hukum selanjutnya. Demikian semoga penulisan hukum ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik untuk penulisan, akademisi, praktisi maupun masyarakat umum.

Surakarta, Juni 2012 Penulis,

Dhora Gumilang Indiarsono

Konsumen Jasa dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam Kaitannya dengan Perjanjian Terapeutik ..................................................................... 22

3. Tinjauan tentang Perjanjian Terapeutik .......................................... 26

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 41

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ................................................................... 43

1. Visi, Misi, Motto, Tugas Pokok, dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri .............. 44

2. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ............................................... 45

3. Tanaga Profesional Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ............................................... 48

4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ............................................... 50

B. Pelaksanaan Perjanjian Terapeutik antara Dokter dan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ........................................................................................... 54

1. Penerimaan Pasien di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ............................................................................ 54

2. Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) dalam Perjanjian Terapeutik di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Kab. Wonogiri ............................................................................ 58

3. Pelaksanaan Perjanjian Terapeutik dalam Pemenuhan Hak dan Kewajiban Dokter dan Pasien di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri ............................................................. 64

C. Permasalahan yang Ditemukan dalam Pelaksanaan Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri beserta Upaya Penyelesainnya ................... 71

1. Tingkat Pemahaman yang Kurang dari Pihak Pasien/ Keluarganya ................................................................................ 74

2. Tidak Tercapainya Kesepakatan antara Dokter dengan Pasien .. 78

3. Sikap dari Pasien/Keluarga Pasien yang Pasif (Terlalu Menyerahkan Semuanya kepada Dokter yang Merawat) ........... 80

4. Ketidakberhasilan dalam Perjanjian Terapeutik ......................... 81

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 83

B. Saran .................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data PNS RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Model Analisis Interaktif. .......

Gambar 2 Skema Kerangka Pikir ............................................................................ 41 Gambar 3 Bagan Struktur Organisasasi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Kab. Wonogi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Tindakan Medik Lampiran 2 Surat Penolakan Tindakan Medik Lampiran 3 Surat Ijin Pra Penelitian Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian Lampiran 5 Surat Rekomendasi Bakesbangpol dan Linmas Kab. Wonogiri Lampiran 5 Nota Dinas Pelaksanaan Penelitian Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, pembangunan bidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan hal tersebut sejalan pula dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan

dalam memperoleh

akses atas sumber daya di bidang kesehatan Dalam kerangka tersebut dijelaskan bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk

pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyeleng- garaan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.

Dalam hal penanganan kesehatan, pengetahuan dan keterampilan seseorang sangatlah terbatas. Seseorang dalam kondisi kesehatan yang berkurang dan mengalami keadaan yang sakit, maka tentunya tidak akan terlepas dari kebutuhan terhadap tenaga medis seperti dokter untuk mengobatinya. Ketika seorang pasien maupun keluarganya meminta pertolongan kepada dokter maka sudah menjadi tanggung jawab bagi seorang dokter untuk memberikan tindakan upaya penyembuhan kepada pasien yang membutuhkan pertolongannya.

Hubungan antara pasien dengan dokter dalam pelayanan medis dilandasi atas kepercayaan sehingga menimbulkan suatu hubungan hukum. Dalam bidang

kedokteran hubungan hukum ini terjalin di bidang jasa yang disebut dengan perjanjian terapeutik. Dalam perjanjian ini, pasien telah sepakat diberi pelayanan medis untuk menanggulangi penderitaannya dan dokter juga sepakat untuk memberi pelayanan medis berupa pemeriksaan, pengobatan dan pertolongan medis lain, dengan kemampuan yang sebaik-baiknya.

Dalam setiap upaya pelayanan kesehatan tentunya peran dari sarana kesehatan sangatlah penting. Adanya sarana kesehatan akan sangat membantu dalam penyediaan fasilitas yang memadai demi tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan dianggap mampu untuk

memberikan upaya pelayanan kesehatan yang optimal karena memiliki berbagai macam fasilitas kesehatan mulai dari tenaga ahli kedokteran hingga peralatan medis yang memadai. Rumah sakit memiliki tipe dan klasifikasi sendiri-sendiri sesuai dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit umum pemerintah berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit dibagi menjadi 4 (empat) tipe yakni tipe A,B,C,dan D. Kelengkapan fasilitas maupun kemampuan pelayanan rumah sakit dengan tipe tertentu tidak menjamin bila di rumah sakit tersebut tidak ada suatu masalah terutama dalam pelaksanaan perjanjian terapeutik yang ada di dalamnya. Hal ini juga sama seperti yang ada di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso merupakan Rumah Sakit tipe B non pendidikan yang berada di Kabupaten Wonogiri yang menjadi RSUD milik pemerintah daerah satu-satunya yang ada di Kabupaten Wonogiri. RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso ini diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada seluruh masyarakat terutama masyarakat yang ada di sekitar Kabupaten Wonogiri karena di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso sering menjadi rujukan dari beberapa Puskesmas maupun balai kesehatan lainnya yang ada di sekitar Kabupaten Wonogiri.

Dalam pelaksanaan perjanjian terapeutik yang ada di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso sebenarnya hubungan antara para pihak baik itu dokter maupun

pasien adalah sejajar dan seimbang. Pasien tidak dipandang dalam posisi yang lemah dan tergantung kepada dokternya sebab pasien juga mempunyai hak untuk

menentukan nasibnya sendiri, memilih dokternya sendiri maupun memilih metode yang akan digunakan untuk menyembuhkan penyakitnya. Pasien sebagai pengguna jasa layanan kesehatan tentu akan dijamin dalam pemenuhan hak-haknya sebab dokter memberikan pelayanan kepada pasien sebagai konsumen jasa sebagaimana yang telah diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan pasien sebagai konsumen pada dasarnya merupakan kewajiban bagi para penyelenggara pelayanan kesehatan untuk senantiasa menghormati hak-hak pasien. Akan tetapi dalam kenyataannya kedudukan para pihak ini terkadang masih belum seimbang. Hal ini dikarenakan kebanyakan pasien yang berobat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso adalah mereka yang berprofesi sebagai petani maupun menentukan nasibnya sendiri, memilih dokternya sendiri maupun memilih metode yang akan digunakan untuk menyembuhkan penyakitnya. Pasien sebagai pengguna jasa layanan kesehatan tentu akan dijamin dalam pemenuhan hak-haknya sebab dokter memberikan pelayanan kepada pasien sebagai konsumen jasa sebagaimana yang telah diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan pasien sebagai konsumen pada dasarnya merupakan kewajiban bagi para penyelenggara pelayanan kesehatan untuk senantiasa menghormati hak-hak pasien. Akan tetapi dalam kenyataannya kedudukan para pihak ini terkadang masih belum seimbang. Hal ini dikarenakan kebanyakan pasien yang berobat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso adalah mereka yang berprofesi sebagai petani maupun

Pasien yang datang untuk berobat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri hanya berharap agar penyakitnya segera sembuh dan tidak terlalu mempermasalahkan terpenuhi atau tidaknya hak-hak mereka. Tujuan utama bagi mereka adalah dengan biaya yang terjangkau, mereka dapat menikmati sarana pelayanan kesehatan yang maksimal demi kesembuhan penyakit mereka. Pasien selaku pengguna jasa layanan kesehatan seolah-olah tetap berada sebagai pihak yang lemah dalam hubungan perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien sekalipun dokter sebagai pemberi layanan kesehatan telah berusaha untuk memenuhi hak-hak dari pasien. Pemikiran yang seperti ini yang selalu ada pada setiap pasien yang berobat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri karena memang tingkat pemahaman mereka tidak bisa disamakan dengan pasien yang berada di perkotaan yang memiliki pemikiran yang lebih modern. Adanya perbedaan tingkat pemahaman yang tidak seimbang ini membuat pelaksanaan perjanjian terapeutik yang ada di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri mengalami suatu kendala terutama dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Pasien selalu memiliki pola pikirnya sendiri dan pemahaman sendiri untuk mencapai kesembuhan dan tidak melihat upaya pelayanan kesehatan yang telah

dilakukan sebab terkadang untuk mencapai tingkat kesembuhan, pasien perlu sedikit pengorbanan dan ternyata hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi pasien saat

memutuskan sesuatu. Banyaknya pertimbangan yang harus diambil oleh pasien seperti masalah biaya, kesiapan mental, risiko yang mungkin timbul, pertimbangan keluarga, dan pertimbangan lainnya membuat upaya dokter dalam pelayanan kesehatan tidak dapat mencapai tujuan secara maksimal sebab tidak selamanya kehendak dokter dalam upaya penyembuhan penyakit pasien bisa sejalan dengan kehendak pasien itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa hal-hal tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut sehingga penulis tertarik untuk

mengangkat suatu penulisan skripsi dengan judul TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN TERAPEUTIK DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KAB. WONOGIRI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan untuk dikaji lebih rinci. Adapun beberapa permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian terapeutik yang dilakukan antara dokter dan pasien di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri?

2. Permasalahan apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan perjanjian terapeutik di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri dan bagaimanakah penyelesaian terhadap permasalahan yang ditemukan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian pada dasarnya memiliki suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan penelitian juga harus jelas sehingga dapat memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui pelaksanaan dari perjanjian terapeutik yang dilakukan antara dokter dan pasien di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

b. Untuk mengetahui permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan perjanjian terapeutik di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri dan untuk

mengetahui upaya penyelesaian terhadap permasalahan yang timbul tersebut.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan penulis di bidang Hukum Perdata, khususnya mengenai pelaksanaan perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien.

b. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar Strata-1 (S1) dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Salah satu aspek dalam kegiatan penelitian yang tidak dapat diabaikan adalah mengenai manfaat penelitian. Penulis berharap bahwa kegiatan penelitian dalam penulisan hukum ini sedikit banyak bermanfaat, baik bagi Penulis pada khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya karena nilai dari sebuah penelitian ditentukan oleh manfaat yang dihasilkan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini adalah :

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum perdata pada umumnya dan hukum perjanjian pada khususnya yang berkenaan dengan adanya perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien.

b. Menambah literature dan bahan informasi ilmiah di bidang hukum tentang perjanjian terapeutik mengingat bahwa peran dan fungsi dokter dan rumah sakit sangat penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir ilmiah, sekaligus menerapkan ilmu yang telah diperoleh.

b. Hasil penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada masyarakat mengenai perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien

sekaligus untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan kontruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu. (Soerjono Soekanto, 2010 :42).

Dengan kata lain pengertian metode penelitian adalah cara yang teratur dan sistematik secara runtut dan baik dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan Dengan kata lain pengertian metode penelitian adalah cara yang teratur dan sistematik secara runtut dan baik dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan

1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti langsung ke lapangan, yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 2010 :52).

2. Sifat Penelitian Penelitian hukum ini bersifat deskriptif, hal tersebut sesuai dengan karakteristik ilmu hukum. Penelitian hukum yang bersifat deskriptif ini dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala- gejala lainnya (Soerjono Soekanto, 2010 :10). Deskriptif meliputi isi dan struktur hukum positif yang digunakan penulis untuk menentukan makna aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaiakan permasalahan hukum yang menjadi obyek kajian.

3. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah pendekatan kualitatif,

yaitu pendekatan yang digunakan oleh penulis dengan mendasarkan pada apa yang dinyatakan responden secara tertulis dan/atau lisan dan juga perilaku yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 2010 :250).

4. Lokasi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih lokasi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri. Penulis memilih lokasi ini karena RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri merupakan salah satu rumah sakit yang cukup berkembang sehingga diharapkan akan memudahkan penulis untuk 4. Lokasi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih lokasi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri. Penulis memilih lokasi ini karena RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri merupakan salah satu rumah sakit yang cukup berkembang sehingga diharapkan akan memudahkan penulis untuk

5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yakni pelaku responden di lapangan maupun keterangan yang diberikan secara lansung mengenai segala hal yang berhubungan dengan obyek penelitian.

b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung data primer yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, artikel, internet, maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang hendak diteliti.

6. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang memberikan informasi secara langsung mengenai hal yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini data yang diperoleh adalah langsung dari lapangan. Penulis memperoleh data langsung dari lokasi penelitian yang berasal dari:

1) Keterangan dokter RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri , diantaranya:

dr. Tri Budi Astuti selaku Dokter Umum di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

dr. Nugroho Kusumawati, Sp.B selaku Dokter Bedah di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

2) Keterangan pihak RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri , diantaranya:

Bapak Warsito, S.H. selaku Ka.Sub bagian hukum RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri Bapak Suwarsono, SKK.,Msi selaku Ka.Sub bagian rekam medik

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri. Bapak Dr. Adhi Dharma MM selaku Ka.Sub bagian Pelayanan

Medik RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

3) Keterangan dari pasien RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri, diantaranya:

Bapak Suswandi selaku mantan pasien yang pernah menjalani rawat inap di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

Bapak Lukminto selaku pasien penderita diabetes yang sedang menjalani rawat jalan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang mendukung sumber

data primer. Data tersebut diperoleh dari peraturan perundang-undangan diantaranya KUH Perdata, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait, buku-buku literatur mengenai perikatan/perjanjian terutama mengenai perjanjian terapeutik, dokumen-dokumen, artikel, jurnal, internet maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian penulis.

7. Teknik Pengumpulan Data Di dalam penelitian pada umumnya, dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview. (Soerjono Soekanto, 2010 :21)

a. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka

Penulis mengumpulkan, membaca, dan mengkaji dokumen, buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah, dan bahan pustaka lainnya, berbentuk data tertulis yang diperoleh dari lokasi penelitian atau tempat lain.

b. Pengamatan atau Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengamati secara langsung obyek yang ada di lapangan yakni mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan obyek penelitian.

c. Wawancara Metode ini merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi secara langsung guna memperoleh data, baik lisan maupun tertulis atas sejumlah keterangan dan data yang diperlukan. Penulis akan menggunakan pedoman wawancara terstruktur sehingga dengan adanya pedoman maka wawancara yang dilakukan dapat lebih terarah dan tujuan dari wawancara tersebut dapat tercapai. Wawancara ini akan penulis lakukan dengan :

1) dr. Tri Budi Astuti selaku Dokter Umum di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

2) dr. Nugroho Kusumawati, Sp.B selaku Dokter Bedah di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

3) Bapak Warsito, S.H. selaku Ka.Sub bagian hukum RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri

4) Bapak Suwarsono, SKK.,Msi selaku Ka.Sub bagian rekam medik RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

5) Bapak Dr. Adhi Dharma MM selaku Ka.Sub bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

6) Bapak Suswandi selaku mantan pasien yang pernah menjalani rawat inap di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab. Wonogiri.

7) Bapak Lukminto selaku pasien penderita diabetes yang sedang menjalani rawat jalan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kab.

Wonogiri.

8. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dengan interaktif model yaitu komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data, kemudian setelah data terkumpul maka tiga komponen tersebut berinteraksi dan bila kesimpulan dirasakan kurang maka perlu ada verifikasi dan penelitian kembali mengumpulkan data di lapangan. (Heribertus Sutopo, 2002 :8).

Tahapan dari kegiatan analisis data interaktif adalah sebagai berikut (Heribertus Sutopo, 2002 :37) :

a. Reduksi Data Kegiatan yang bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini berlangsung terus menerus sampai laporan akhir penelitian selesai.

b. Penyajian Data Sajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dalam suatu kesatuan bentuk yang disederhanakan, selektif dalam konfigurasi yang mudah dipakai sehingga memberi kemungkinan kesimpulan riset dapat dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis, diantaranya matrik, gambar, skema, jaringan kerja, kegiatan, tabel, dan sebagainya.

c. Menarik Kesimpulan Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan-pencatatan peraturan, pernyataan- pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin alur sebab akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan.

Berikut, akan penulis berikan ilustrasi bagan dari tahap analisis data:

Gambar 1 : skema model analisis kualitatif

Dengan model analisis ini maka penulis harus bergerak diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya akan bergerak berputar dan kembali lagi diantara kegiatan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan selama sisa waktu penelitian.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum bertujuan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan tentang isi dari penelitian sesuai dengan aturan yang sudah ada dalam penulisan hukum. Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil kepustakaan yang meliputi dua hal yaitu Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran. Kerangka teori

akan diuraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pokok

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

masalah dalam penelitian ini yang meliputi tinjauan mengenai perjanjian pada umumnya, perjanjian terapeutik, dan pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian terapeutik. Sedangkan kerangka pemikiran disampaikan dalam bentuk bagan dan uraian singkat.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memaparkan tentang hasil dari penelitian yang telah diperoleh dan dilanjutkan dengan pembahasan yang dilakukan terhadap hasil penelitian. Dalam bab ini akan menjawab permasalahan yang diangkat dalam rumusan masalah mengenai bagaimana pelaksanaan dari perjanjian terapeutik, permasalahan yang timbul dalam perjanjian terapeutik dan cara penyelesaiannya.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari apa yang telah dibahas sebelumnya dan juga berisi saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang penulis teliti dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Perjanjian pada Umumnya

a. Pengertian Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanaka suatu hal (R.Subekti, 2002 :1). Menurut J. Satrio, pengertian perjanjian secara umum dibagi menjadi dua, yaitu (J Satrio, 1999:52):

1) Perjanjian dalam arti luas Yaitu suatu perjanjian berarti setiap perjanjian yang menimbulkan akibat hukum sebagai yang dikehendaki atau (dianggap dikehendaki) oleh para pihak termasuk di dalamnya perkawinan, perjanjian kawin, dan lain-lain.

2) Perjanjian dalam arti sempit Yang dimaksud perjanjian dalam hal ini adalah hanya ditujukan kepada hubungan hukum dalam lapangan hukum kekayaan saja, seperti yang tercantum dalam Buku III KUHPerdata.

Dalam Pasal

perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

Pengertian perjanjian dalam Pasal tersebut dirasa masih belum begitu sempurna dan mengandung banyak kelemahan. Oleh

karena itu beberapa ahli mencoba untuk menyempurnakannya. Dari ketentuan Pasal tersebut menurut Abdulkadir Muhammad kurang memuaskan karena mempunyai kelemahan, yaitu (Abdulkadir Muhammad, 1992 :78-79) :

a) Hanya menyangkut sepihak saja, hal ini diketahui dengan adanya p satu

datangnya hanya dari salah satu pihak saja, tidak dari kedua belah terdapat konsensus antara para pihak.

b) Di dalam p konsensus, merupakan tindakan tanpa kuasa, tindakan melawan hukum yang tidak mengandung suatu konsensus. Kata yang lebih tepat b) Di dalam p konsensus, merupakan tindakan tanpa kuasa, tindakan melawan hukum yang tidak mengandung suatu konsensus. Kata yang lebih tepat

d) Dalam perumusan pengertian mengenai perjanjian tidak dijelaskan dengan mengenai tujuan mengadakan perjanjian sehingga pihak-pihak mengikatkan diri itu tidak mempunyai tujuan yang jelas.

Sehubungan dengan alasan-alasan tersebut diatas, maka menurut Abdulkadir Muhammad, perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan hukum harta kekayaan (Abdulkadir Muhammad, 1992 :78).

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai perjanjian tersebut maka dapat Penulis simpulkan bahwa perjanjian merupakan suatu persetujuan yang dilandasi dengan hukum dimana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri terhadap orang lain/lebih untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan hukum harta kekayaan.

b. Asas-Asas Dalam Hukum Perjanjian

Dalam beberapa Pasal Buku III KUHPerdata terdapat di dalamnya asas- asas umum hukum perjanjian antara lain :

1) Asas konsesualisme Bahwa perjanjian itu terjadi sejak tercapainya kata sepakat antara para pihak mengenai pokok perjanjian. Asas konsesualisme ini berkaitan erat dengan asas kebebasan berkontrak. Asas ini diatur dalam dalam Pasal 1320 KUHPerdata (Mariam Darus Badrulzaman, 1997: 108).

2) Asas kebebasan berkontrak Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, mempunyai arti bahwa para pihak dalam perjanjian diberi kebebasan untuk menentukan isi perjanjian yang diadakan, asal tidak bertentangan dengan (Mariam Darus Badrulzaman, 1997: 108):

a) Undang-undang a) Undang-undang

c) Kesusilaan, kesopanan, dan kepatutan (Pasal 1339 KUHPerdata)

d) Tidak diperoleh dengan paksaan dan penipuan (Pasal 1321 KUHPerdata).

3) Asas Kepribadian (Personality) Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja (R. Subekti, 2002 : 49). Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata. Pasal 1315 KUH Perdata menegaskan:

untuk mengadakan suatu perjanjian, orang tersebut harus untuk kepentingan dirinya sendiri. Pasal 1340 KUHPerdata

perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun demikian, ketentuan itu terdapat pengecualiannya sebagaimana diintridusir dalam Pasal 1317 KUH Perdata yang menyatakan:

perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu

4) Asas Kekuatan mengikat Asas ini disebut juga asas Pacta Sunt Servanda/asas kepastian hukum. Asas ini tercantum dalam Pasal yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang

ula tersebut berarti adanya larangan hukum bagi orang lain untuk mencampuri isi dari suatu perjanjian, selama pelaksanaan perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Jadi perjanjian yang dibuat oleh para pihak sah mengikat atau berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. (H. Salim, 2006 : 10).

5) Asas Itikad Baik Asas ini tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang menyatakan

-tiap orang dalam membuat suatu perjanjian harus dilakukan

Itikad baik ini dapat dibedakan antara Itikad baik yang subyektif dan itikad baik yang obyektif. Yang dimaksud itikad baik yang subyektif (subjective goeder trow) yaitu yang bersangkutan sendiri menyadari bahwa tindakannya bertentangan dengan itikad baik sedangkan itikad baik obyektif (Objektive goeder trow) adalah kalau pendapat umum (jadi obyektif) menganggap tindakan yang begitu adalah bertentangan dengan itikad baik (J.Satrio, 1999:37).

Dalam pelaksanaan perjanjian itu sendiri, itikad baik yang dipakai yakni itikad baik obyektif yang didasarkan pada norma kepatutan atau apa yang

dirasakan sesuai dengan kebiasaan dalam masyarakat.

c. Syarat Sahnya Perjanjian

Menurut Pasal 1320 KUH Perdata, untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu (R.Subekti, 2002:17-19):

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri adalah bahwa

dalam perjanjian mutlak diperlukan adanya kesepakatan sebagai sebuah landasan adanya perjanjian. Menurut Subekti dengan sepakat atau juga

dinamakan perizinan, dimaksudkan bahwa kedua subyek yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat setuju atau seiya sekata mengenai hal-hal pokok dari perjanjian yang diadakan.

b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian Pada hakekatnya seseorang yang cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah orang yang cakap untuk berbuat hukum. Menurut Subekti orang yang berbuat suatu perjanjian harus cakap menurut hukum. Seseorang diperbolehkan membuat suatu perjanjian apabila ia memenuhi persyaratan di dalam undang-undang. Pada dasarnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akil baligh dan sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum. Pada umumnya menurut KUHPerdata seseorang dikatakan cakap melakukan b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian Pada hakekatnya seseorang yang cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah orang yang cakap untuk berbuat hukum. Menurut Subekti orang yang berbuat suatu perjanjian harus cakap menurut hukum. Seseorang diperbolehkan membuat suatu perjanjian apabila ia memenuhi persyaratan di dalam undang-undang. Pada dasarnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akil baligh dan sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum. Pada umumnya menurut KUHPerdata seseorang dikatakan cakap melakukan

c. Mengenai suatu hal tertentu Suatu hal tertentu adalah segala sesuatu yang diperjanjikan itu harus jelas terperinci atau sekurang-kurangnya dapat diperinci, sebagaimana diatur dalam Pasal 1333 KUHPerdata, yang berbunyi mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya, tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu, asal

Obyek perjanjian berupa suatu prestasi yang harus dipenuhi dan apa yang diperjanjikan harus jelas, ditentukan jenisnya mengenai jumlah tidak disebut asal dapat dihitung. Perjanjian harus mengenai hal tertentu artinya apa yang diperjanjikan harus jelas hak dan kewajibannya bagi para pihak apabila timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian.

d. Suatu sebab yang halal Pengertian sebab yang halal dalam Pasal 1337 KUH Perdata yaitu suatu sebab adalah terlarang, apabila di larang oleh undang-undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Pada hakekatnya undang-undang tidak memperdulikan apa yang menjadi sebab pada pihak dalam mengadakan perjanjian. Undang-undang hanya memperdulikan isi dari perjanjian tersebut yaitu tidak dilarang oleh undang- undang dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.

Syarat pertama dan kedua dinamakan syarat subyektif, karena mengenai orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan syarat

ketiga dan keempat dinamakan syarat obyektif karena mengenai perjanjiannya sendiri atau obyek dari perbuatan hukum yang dilakukannya itu.

d. Akibat Hukum Perjanjian

1) Akibat hukum perjanjian yang sah

Menurut ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, dinyatakan bahwa perjanjian yang sah mempunyai akibat hukum sebagai berikut :

a) Berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya Pihak-pihak yang mentaati perjanjian itu sama dengan mentaati undang- undang. Jika ada yang melanggar, maka dianggap sama dengan melanggar undang-undang dan mempunyai akibat hukum yang berupa sanksi yang telah di tetapkan oleh undang-undang