LAPORAN PRAKTIKUM KI2142 KELARUTAN TIMBA
LAPORAN PRAKTIKUM KI2142
KELARUTAN TIMBAL BALIK
Nama
Al Fitri
: Devi Shofa
NIM
: 13713044
Kelompok
:2
Shift/Tanggal Praktikum :
2014
Nama Asisten
2/1
Oktober
: Anas Santria
NIM
: 20513034
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
1. Judul
Kelarutan Timbal Balik
2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan volume piknometer
2. Menentukan berat jenis zat NaCl dan CH3OH dari perbandingan berat
zat dan volume piknometer
3. Menentukan suhu rata-rata campuran fenol dan air, campuran fenol
dan NaCL dan campuran fenol dan CH3OH
4. Menentukan fraksi mol fenol (sitem fenol air)
5. Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
6. Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)
7. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik antara dua cairan.
8. Menentukan diagram fasa antara kelarutan dengan suhu.
3. Teori Dasar
Sistem biner fenol – air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat
solubilitas timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan
tetap. Solubilitas (kelarutan) adalah kemampuan suatu zat terlarut untuk
larut dalam suatu pelarut. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil
disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan
apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Pelarut
umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran.
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, Pada system
biner fenol –air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berubah pada kondisi
tertentu. Suatu fase didefenisikan sebagai bagian system yang seragam atau
homogeny diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar – benar
terpisah dari bagian system yang lain oleh batasan yang jelas dan baik.
Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat
membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu fase
karena sistemnya yang homogen.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai
temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna
(homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka
sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi.
Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol
dalam air yang
membentuk
kurva
parabola yang
berdasarkan
pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah
temperatur kritis (gambar 1). Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol
aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan
berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya
dapat dicampur dengan sempurna.
T
L1
L2
A2
B2
A1
B1
T1
T2
T0
XA = 1
XC
Molfraksi
XF = 1
Gambar 1. Komposisi campuran fenol air
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masingmasing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X C adalah mol fraksi
komponen pada suhu kritis (T c). Sistem ini mempunyai suhu kritis (T c) pada
tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara
homogen dengan komposisi Cc. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1
dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A 2 dan B2, sistem
berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas
suhu kritisnya, Tc), sistem berada pada satu fase (jernih).
Temperatur kritis atas Tc adalah batas atas temperatur dimana nterjadi
pemisahan fase.Diatas temperatur
benar bercampur.Temperatur
batas atas, kedua komponen benar-
ini ada gerakan termal yang lebih besar
menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen,
Beberapa system memperlihatkan temperatur kritis Tc . dimana dibawah
temperatur itu kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan
diatas temperatur itu kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu
contohnya adalah air-trietilamina. Dalam hal ini pada temperatur rendah
kedua komponen lebih dapat campur karena komponen-komponen itu
membentuk kompleks yang lemah, pada temperatur lebih lebih tinggi
kompleks itu terurai dan kedua komponen kurang dapat bercampur.
4. Data Pengamatan
T ruang
: 26.5 C
ρair pada Truang
: 0.999 gr/ml
W piknometer kosong I
: 19.10 gr
W piknometer I +air
: 45.25 gr
W piknometer I +CH3OH : 44.97 gr
W piknometer kosong II
: 21.54 gr
W piknometer II +air
: 46.15 gr
W piknometer II +NaCl
: 46.07 gr
Tabel 1
Larutan
No
1
2
3
4
5
6
7
Air (ml)
4
5
6
8
10
6.5
8.5
T
T
T Rata-
Fraksi
Fenol
Benin
Keruh
rata (C)
mol
(gram)
g (C)
41
47
63
65
60
69
53
(C)
28
32
62
64
39
42
34
34.5
39.5
62.5
64.5
49.5
55.5
43.5
0.163
0.134
0.114
0.088
0.087
0.15
0.136
4
4
4
4
5
6
7
8
9
10
10.5
8
Fenol + NaCl 1%
Fenol + CH3OH 1%
51
52
54
42
40
36
46.5
46
45
0.127
0.1149
0.1147
5. Pengolahan Data
5.1
Penentuan volume piknometer
Vpikno I =
( Wpiknometer I + air ) −(Wpiknometer kosong I )
ρ air padaTruang
=
45.25−19.10
0.999
= 26.18 ml
Vpikno II =
( Wpiknometer II +air ) −(Wpiknometer kosong II )
=
ρ air pada Truang
46.15−21.54
0.999
= 24.63 ml
5.2
Penentuan ρ (Berat jenis) zat
ρzat CH3OH
=
=
( Wpiknometer
I +CH 3OH ) −(Wpiknometer kosong I )
V pikno I
44.97−19.10
26.18
= 0.998 gr/ml
ρzat NaCl
=
=
( Wpiknometer II + NaCl ) −(Wpiknometer kosong II )
V pikno II
46.07−21.54
24.63
= 0.996 gr/ml
5.3
Penentuan T rata-rata (Tabel)
T rata-rata =
Trata-rata 1
=
Tkeru h+Tbening
2
41+28
2
= 34.5 oC
Trata-rata 2
=
47+32
2
= 39.5 oC
Trata-rata 3
=
63+62
2
= 62.5 oC
Trata-rata 4
=
65+64
2
= 64.5 oC
Trata-rata 5
=
60+39
2
= 49.5 oC
Trata-rata 6
=
69+42
2
= 55.5 oC
Trata-rata 7
=
53+34
2
= 43.5 oC
Trata-rata 8
=
51+ 42
2
= 46.5 oC
Trata-rata 9
=
52+ 40
2
= 46 oC
Trata-rata 10
=
54+36
2
= 45 oC
5.4
Menentukan fraksi mol fenol (sitem fenol air)
m
Mol air 1
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
4 x 0.999
18
= 0.222 mol
mFenol
Mol Fenol 1= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 1
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.222
= 0.163
m
Mol air 2
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
5 x 0.999
18
= 0.278 mol
mFenol
Mol Fenol 2= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 2
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.278
= 0.134
m
Mol air 3
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
6 x 0.999
18
= 0.333 mol
mFenol
Mol Fenol 3= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 3
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.333
= 0.114
m
Mol air 4
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
8 x 0.999
18
= 0.444 mol
mFenol
Mol Fenol 4= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 4
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.444
= 0.088
m
Mol air 5
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
10 x 0.999
18
= 0.555 mol
mFenol
Mol Fenol 5= MrFenol
5
= 94
= 0.053 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 5
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.053
= 0.053+0.555
= 0.087
m
Mol air 6
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
6.5 x 0.999
18
= 0.361 mol
mFenol
Mol Fenol 6= MrFenol
6
= 94
= 0.064 mol
Fraksi mol (X Fenol) 6
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.064
= 0.064+0.316
= 0.15
m
Mol air 7
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
8.5 x 0.999
18
= 0.472 mol
mFenol
Mol Fenol 7= MrFenol
7
= 94
= 0.074 mol
Fraksi mol (X Fenol) 7
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.074
= 0.074+0.472
= 0.136
m
Mol air 8
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
10.5 x 0.999
18
= 0.583 mol
mFenol
Mol Fenol 8= MrFenol
8
= 94
= 0.085 mol
Fraksi mol (X Fenol) 8
=
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
0.085
= 0.085+0.583
= 0.127
5.5
Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
Massa NaCl
= % x V (NaCl+air) x ρNaCl
= 1% x 6ml x 0.996 gr/ml
= 0.0598 gram
massa NaCl
Mol NaCl
= MrNaCl
0.0598
= 58.5
= 0.00102 mol
% x V (NaCl+air ) x ρ H 2O
Mr
Mol air
=
=
99 % x 6 ml x 0.999 gr /ml
MrH 2 O
5.94
= 18
= 0.33 mol
mFenol
Mol Fenol
= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi mol (X Fenol)
mol Fenol
mol Fenol+ mol air+ mol NaCl
=
0.043
= 0.043+0.33+0.00102
= 0.1149
5.6
Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)
Massa CH3OH
=% x V (CH3OH+air) x ρCH3OH
= 1% x 6ml x 0.998 gr/ml
= 0.0599 gram
Mol CH3OH
massa CH 3 OH
= Mr CH 3 OH
0.0599
= 32
= 0.00187 mol
Mol air
% x V (CH 3 OH + air) x ρ H 2O
Mr H 2O
=
=
99 % x 6 ml x 0.999 gr /ml
18
= 0.33 mol
Mol Fenol
mFenol
= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi mol (X Fenol)
mol Fenol
mol Fenol+ mol air+ mol CH 3 OH
=
0.043
= 0.043+0.33+0.00187
= 0.1147
5.7
Diagram Fasa
Grafk Air-Fenol
T (Suhu rata-rata) oC
70
60
50
f(x) = − 0.88 x² + 12.7 x + 1.31
R² = 0.28
40
30
Polynomial ()
20
10
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Grafk ke-3 Campuran
T (Suhu rata-rata) oC
70
60
50
f(x) = − 0.88 x² + 12.7 x + 1.31
R² = 0.28
40
Polynomial ()
30
Linear ()
Linear ()
20
10
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X
Fenol
Y = -0,883x2 + 12,69x + 1,309
x = -b/a ; x = 7.18
maka,
Y = -0,883(7.18)2 + 12,69(7.18) + 1,309
= 46.9
Y merupakan nilai suhu kritis, jadi Suhu kritis campuran
sebesar 46,9 oC
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
1. Volume piknometer
1
sebesar26.18
mldanpiknometer
2
sebesar24.63 ml.
2. Berat jenis zat NaCl
sebesar 0.996 gr/mldan CH3OHsebesar 0.998
gr/ml.
3. -Suhu rata-rata campuran fenol dan air(dalamCelcius) sebesar 34.5 ;
39.5 ; 62.5 ; 64.5 ; 49.5 ; 55.5 ; 43.5 dan 46.5.
-Suhu rata-rata campuran fenol dan NaCL sebesar 46 oC
sebesar 45oC
-Suhu rata-rata campuran fenol dan CH3OH
4. Fraksi mol fenol (sitem fenol air)sebesar0.163 ; 0.134 ; 0.114 ; 0.088 ;
0.087 ; 0.15 ; 0.136 dan 0.127.
5. Fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
sebesar 0.1149
6. Fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)sebesar 0.1147
7. Kelarutan timbal balik sistem fenol – air mempunyai suhu kritis 46,09ᵒC
8. Kurva antara sistem fenol – air berbentuk parabola
8. Daftar pustaka
Atkins.Physical
Chemistry.8th
edition
:
Oxford
University
Press.2006.New
York.Page :136–165
Brady, James E.Chemistry: The Moleculer Nature of Matter.6th edition : John Wiley &
Sons, Inc.2012.United States of America.Page : 156 – 205
http://www.scribd.com/doc/17162525/Praktikum-kelarutan-timbal-balik
Roberto Lopez Rendon and Jose Alejandre.Molecular Dynamics Simulations of The
Solubility
of
H2S
and
CO2
A.C.2008.Mexico.Page :88 - 92
in
Water.Sociedad
Quimica
de
Mexico,
9. Lampiran
9.1 Data Berat Jenis air berbagai suhu
9.2 Jawaban Pertanyaan dalam modul
1.Suhu konsolut atas atau suhu larutan kritik adalah batas atas temperatur
dimana terjadinya pemisahan fasa. Di atas temperatur batas atas, komponen
akan benar-benar tercampur. Derajat kebebasan sistem pada T > T konsolut
atas yaitu dua.
2.Sistem yang memiliki titik konsolut bawah : sistem nikotin – air, Sistem yang
memiliki dua suhu konsolut : sistem air – CO2, sistem air – H2S
3.Larutan Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau
oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
4.Efek salting out adalah efek yang menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan dikarenakan adanya penambahan zat terlarut
tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utama. Pada
percobaan ini terjadi efek salting out ketika mereaksikan fenol dengan NaCl yaitu
ditandai dengan meningkatnya suhu yang diperlukan agar campuran menjadi
bening.
KELARUTAN TIMBAL BALIK
Nama
Al Fitri
: Devi Shofa
NIM
: 13713044
Kelompok
:2
Shift/Tanggal Praktikum :
2014
Nama Asisten
2/1
Oktober
: Anas Santria
NIM
: 20513034
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
1. Judul
Kelarutan Timbal Balik
2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan volume piknometer
2. Menentukan berat jenis zat NaCl dan CH3OH dari perbandingan berat
zat dan volume piknometer
3. Menentukan suhu rata-rata campuran fenol dan air, campuran fenol
dan NaCL dan campuran fenol dan CH3OH
4. Menentukan fraksi mol fenol (sitem fenol air)
5. Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
6. Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)
7. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik antara dua cairan.
8. Menentukan diagram fasa antara kelarutan dengan suhu.
3. Teori Dasar
Sistem biner fenol – air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat
solubilitas timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan
tetap. Solubilitas (kelarutan) adalah kemampuan suatu zat terlarut untuk
larut dalam suatu pelarut. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil
disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan
apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Pelarut
umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran.
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, Pada system
biner fenol –air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berubah pada kondisi
tertentu. Suatu fase didefenisikan sebagai bagian system yang seragam atau
homogeny diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar – benar
terpisah dari bagian system yang lain oleh batasan yang jelas dan baik.
Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat
membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu fase
karena sistemnya yang homogen.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai
temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna
(homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka
sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi.
Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol
dalam air yang
membentuk
kurva
parabola yang
berdasarkan
pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah
temperatur kritis (gambar 1). Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol
aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan
berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya
dapat dicampur dengan sempurna.
T
L1
L2
A2
B2
A1
B1
T1
T2
T0
XA = 1
XC
Molfraksi
XF = 1
Gambar 1. Komposisi campuran fenol air
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masingmasing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X C adalah mol fraksi
komponen pada suhu kritis (T c). Sistem ini mempunyai suhu kritis (T c) pada
tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara
homogen dengan komposisi Cc. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1
dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A 2 dan B2, sistem
berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas
suhu kritisnya, Tc), sistem berada pada satu fase (jernih).
Temperatur kritis atas Tc adalah batas atas temperatur dimana nterjadi
pemisahan fase.Diatas temperatur
benar bercampur.Temperatur
batas atas, kedua komponen benar-
ini ada gerakan termal yang lebih besar
menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen,
Beberapa system memperlihatkan temperatur kritis Tc . dimana dibawah
temperatur itu kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan
diatas temperatur itu kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu
contohnya adalah air-trietilamina. Dalam hal ini pada temperatur rendah
kedua komponen lebih dapat campur karena komponen-komponen itu
membentuk kompleks yang lemah, pada temperatur lebih lebih tinggi
kompleks itu terurai dan kedua komponen kurang dapat bercampur.
4. Data Pengamatan
T ruang
: 26.5 C
ρair pada Truang
: 0.999 gr/ml
W piknometer kosong I
: 19.10 gr
W piknometer I +air
: 45.25 gr
W piknometer I +CH3OH : 44.97 gr
W piknometer kosong II
: 21.54 gr
W piknometer II +air
: 46.15 gr
W piknometer II +NaCl
: 46.07 gr
Tabel 1
Larutan
No
1
2
3
4
5
6
7
Air (ml)
4
5
6
8
10
6.5
8.5
T
T
T Rata-
Fraksi
Fenol
Benin
Keruh
rata (C)
mol
(gram)
g (C)
41
47
63
65
60
69
53
(C)
28
32
62
64
39
42
34
34.5
39.5
62.5
64.5
49.5
55.5
43.5
0.163
0.134
0.114
0.088
0.087
0.15
0.136
4
4
4
4
5
6
7
8
9
10
10.5
8
Fenol + NaCl 1%
Fenol + CH3OH 1%
51
52
54
42
40
36
46.5
46
45
0.127
0.1149
0.1147
5. Pengolahan Data
5.1
Penentuan volume piknometer
Vpikno I =
( Wpiknometer I + air ) −(Wpiknometer kosong I )
ρ air padaTruang
=
45.25−19.10
0.999
= 26.18 ml
Vpikno II =
( Wpiknometer II +air ) −(Wpiknometer kosong II )
=
ρ air pada Truang
46.15−21.54
0.999
= 24.63 ml
5.2
Penentuan ρ (Berat jenis) zat
ρzat CH3OH
=
=
( Wpiknometer
I +CH 3OH ) −(Wpiknometer kosong I )
V pikno I
44.97−19.10
26.18
= 0.998 gr/ml
ρzat NaCl
=
=
( Wpiknometer II + NaCl ) −(Wpiknometer kosong II )
V pikno II
46.07−21.54
24.63
= 0.996 gr/ml
5.3
Penentuan T rata-rata (Tabel)
T rata-rata =
Trata-rata 1
=
Tkeru h+Tbening
2
41+28
2
= 34.5 oC
Trata-rata 2
=
47+32
2
= 39.5 oC
Trata-rata 3
=
63+62
2
= 62.5 oC
Trata-rata 4
=
65+64
2
= 64.5 oC
Trata-rata 5
=
60+39
2
= 49.5 oC
Trata-rata 6
=
69+42
2
= 55.5 oC
Trata-rata 7
=
53+34
2
= 43.5 oC
Trata-rata 8
=
51+ 42
2
= 46.5 oC
Trata-rata 9
=
52+ 40
2
= 46 oC
Trata-rata 10
=
54+36
2
= 45 oC
5.4
Menentukan fraksi mol fenol (sitem fenol air)
m
Mol air 1
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
4 x 0.999
18
= 0.222 mol
mFenol
Mol Fenol 1= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 1
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.222
= 0.163
m
Mol air 2
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
5 x 0.999
18
= 0.278 mol
mFenol
Mol Fenol 2= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 2
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.278
= 0.134
m
Mol air 3
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
6 x 0.999
18
= 0.333 mol
mFenol
Mol Fenol 3= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 3
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.333
= 0.114
m
Mol air 4
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
8 x 0.999
18
= 0.444 mol
mFenol
Mol Fenol 4= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 4
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.043
= 0.043+0.444
= 0.088
m
Mol air 5
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
10 x 0.999
18
= 0.555 mol
mFenol
Mol Fenol 5= MrFenol
5
= 94
= 0.053 mol
Fraksi Mol (X Fenol) 5
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.053
= 0.053+0.555
= 0.087
m
Mol air 6
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
6.5 x 0.999
18
= 0.361 mol
mFenol
Mol Fenol 6= MrFenol
6
= 94
= 0.064 mol
Fraksi mol (X Fenol) 6
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.064
= 0.064+0.316
= 0.15
m
Mol air 7
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
8.5 x 0.999
18
= 0.472 mol
mFenol
Mol Fenol 7= MrFenol
7
= 94
= 0.074 mol
Fraksi mol (X Fenol) 7
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
=
0.074
= 0.074+0.472
= 0.136
m
Mol air 8
= Mr
Vair x ρ air
= MrH 2 O
=
10.5 x 0.999
18
= 0.583 mol
mFenol
Mol Fenol 8= MrFenol
8
= 94
= 0.085 mol
Fraksi mol (X Fenol) 8
=
mol Fenol
mol Fenol+ mol air
0.085
= 0.085+0.583
= 0.127
5.5
Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
Massa NaCl
= % x V (NaCl+air) x ρNaCl
= 1% x 6ml x 0.996 gr/ml
= 0.0598 gram
massa NaCl
Mol NaCl
= MrNaCl
0.0598
= 58.5
= 0.00102 mol
% x V (NaCl+air ) x ρ H 2O
Mr
Mol air
=
=
99 % x 6 ml x 0.999 gr /ml
MrH 2 O
5.94
= 18
= 0.33 mol
mFenol
Mol Fenol
= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi mol (X Fenol)
mol Fenol
mol Fenol+ mol air+ mol NaCl
=
0.043
= 0.043+0.33+0.00102
= 0.1149
5.6
Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)
Massa CH3OH
=% x V (CH3OH+air) x ρCH3OH
= 1% x 6ml x 0.998 gr/ml
= 0.0599 gram
Mol CH3OH
massa CH 3 OH
= Mr CH 3 OH
0.0599
= 32
= 0.00187 mol
Mol air
% x V (CH 3 OH + air) x ρ H 2O
Mr H 2O
=
=
99 % x 6 ml x 0.999 gr /ml
18
= 0.33 mol
Mol Fenol
mFenol
= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
Fraksi mol (X Fenol)
mol Fenol
mol Fenol+ mol air+ mol CH 3 OH
=
0.043
= 0.043+0.33+0.00187
= 0.1147
5.7
Diagram Fasa
Grafk Air-Fenol
T (Suhu rata-rata) oC
70
60
50
f(x) = − 0.88 x² + 12.7 x + 1.31
R² = 0.28
40
30
Polynomial ()
20
10
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Grafk ke-3 Campuran
T (Suhu rata-rata) oC
70
60
50
f(x) = − 0.88 x² + 12.7 x + 1.31
R² = 0.28
40
Polynomial ()
30
Linear ()
Linear ()
20
10
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X
Fenol
Y = -0,883x2 + 12,69x + 1,309
x = -b/a ; x = 7.18
maka,
Y = -0,883(7.18)2 + 12,69(7.18) + 1,309
= 46.9
Y merupakan nilai suhu kritis, jadi Suhu kritis campuran
sebesar 46,9 oC
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
1. Volume piknometer
1
sebesar26.18
mldanpiknometer
2
sebesar24.63 ml.
2. Berat jenis zat NaCl
sebesar 0.996 gr/mldan CH3OHsebesar 0.998
gr/ml.
3. -Suhu rata-rata campuran fenol dan air(dalamCelcius) sebesar 34.5 ;
39.5 ; 62.5 ; 64.5 ; 49.5 ; 55.5 ; 43.5 dan 46.5.
-Suhu rata-rata campuran fenol dan NaCL sebesar 46 oC
sebesar 45oC
-Suhu rata-rata campuran fenol dan CH3OH
4. Fraksi mol fenol (sitem fenol air)sebesar0.163 ; 0.134 ; 0.114 ; 0.088 ;
0.087 ; 0.15 ; 0.136 dan 0.127.
5. Fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
sebesar 0.1149
6. Fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)sebesar 0.1147
7. Kelarutan timbal balik sistem fenol – air mempunyai suhu kritis 46,09ᵒC
8. Kurva antara sistem fenol – air berbentuk parabola
8. Daftar pustaka
Atkins.Physical
Chemistry.8th
edition
:
Oxford
University
Press.2006.New
York.Page :136–165
Brady, James E.Chemistry: The Moleculer Nature of Matter.6th edition : John Wiley &
Sons, Inc.2012.United States of America.Page : 156 – 205
http://www.scribd.com/doc/17162525/Praktikum-kelarutan-timbal-balik
Roberto Lopez Rendon and Jose Alejandre.Molecular Dynamics Simulations of The
Solubility
of
H2S
and
CO2
A.C.2008.Mexico.Page :88 - 92
in
Water.Sociedad
Quimica
de
Mexico,
9. Lampiran
9.1 Data Berat Jenis air berbagai suhu
9.2 Jawaban Pertanyaan dalam modul
1.Suhu konsolut atas atau suhu larutan kritik adalah batas atas temperatur
dimana terjadinya pemisahan fasa. Di atas temperatur batas atas, komponen
akan benar-benar tercampur. Derajat kebebasan sistem pada T > T konsolut
atas yaitu dua.
2.Sistem yang memiliki titik konsolut bawah : sistem nikotin – air, Sistem yang
memiliki dua suhu konsolut : sistem air – CO2, sistem air – H2S
3.Larutan Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau
oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
4.Efek salting out adalah efek yang menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan dikarenakan adanya penambahan zat terlarut
tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utama. Pada
percobaan ini terjadi efek salting out ketika mereaksikan fenol dengan NaCl yaitu
ditandai dengan meningkatnya suhu yang diperlukan agar campuran menjadi
bening.