Latar Belakang Big Paper Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lingkungan bisnis merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam proses bisnis suatu
perusahaan. Perubahan lingkungan dapat memberikan implikasi yang signifikan dalam bentuk
peluang maupun tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Adapun faktor lingkungan eksternal
yang harus diperhatikan oleh perusahaan antara lain pertumbuhan ekonomi, perekonomian
regional, kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah, kebijakan industri dan regulasi,
demografi, sosial, budaya, politik internasional, politik domestik, lingkungan pemerintahan,
teknologi dan lingkungan alam. Globalisasi dan modernisasi telah mempercepat dinamika
perubahan dalam setiap faktor lingkungan eksternal tersebut. Seorang manajer perusahaan
hendaknya tanggap dalam menghadapi perubahan lingkungan eksternal dengan mempersiapkan
strategi yang harus dilakukan perusahaan di masa depan.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat.
Dimana pertumbuhan tersebut telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hal tersebut juga di dukung oleh tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat yang semakin
meningkat di Indonesia. Dalam kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh
Indonesia banyak ditopang oleh sektor konsumsi masyarakat. Hal tersebut artinya konsumsi
yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia merupakan faktor utama penggerak roda
perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh sekitar 5 % pada tahun - tahun terakhir ini
sangatlah ditunjang oleh pertumbuhan sektor riil salah satunya yaitu sektor bangunan yang
mencakup industri properti. Sektor riil khususnya industri properti merupakan salah satu
indikator bangkitnya kondisi makroekonomi suatu negara. Di negara-negara maju dan
berkembang, pembangunan dan bisnis properti tumbuh dengan pesat. Sementara itu di negara
yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi ataupun negara-negara berkembang seperti
Indonesia, pembangunan properti yang naik cukup pesat menandakan mulai adanya perbaikan
ekonomi yang signifikan ke arah masa depan yang lebih baik. Perbaikan ini ditandai dengan
banyaknya pembangunan proyek yang ada di kota-kota besar khususnya di DKI Jakarta dan
kota-kota besar lainnya baik yang bersifat komersial, industrial, hunian ataupun investasi

jangka panjang yang akan mendatangkan tambahan devisa yang besar bagi negara dan
memberikan peluang kerja yang cukup berarti bagi masyarakat Indonesia.
Properti tergolong dalam sektor konstruksi yang merupakan salah satu sektor potensial bagi
pembangunan nasional karena mampu mendatangkan penerimaan pemerintah baik pusat
maupun daerah. Sektor properti mampu memberikan dampak berganda (multiplier effect) pada
peningkatan kesejahteraan, baik secara langsung (melalui penciptaan lapangan pekerjaan)
maupun tidak langsung (melalui kontribusinya terhadap PDB nasional).
Berdasarkan uraian-uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya peranan sektor properti
terhadap perekonomian nasional. Tidak hanya peranannya dalam menyerap tenaga kerja tetapi

juga kontribusinya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Keterkaitannya yang
besar terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya juga membuat bisnis properti memerlukan
perlindungan dan pengawasan yang ketat dari berbagai pihak terutama pemerintah. Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko sistemik akibat kejatuhan sektor properti terhadap
sektor-sektor ekonomi lainnya.
1.2 Gambaran Umum Industri
Industri real estate dan property pada umumnya merupakan dua hal yang berbeda. Real estate
merupakan tanah dan semua peningkatan permanen di atasnya termasuk bangunan-bangunan,
seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka, dan segala bentuk pengembangan lainnya
yang melekat secara permanen. Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia,
pengertian mengenai industri real estate tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974 yang
mengatur tentang industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real estate adalah
perusahaan properti yang bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan, serta pematangan
tanah bagi keperluan usaha-usaha industri, termasuk industri pariwisata. Sedangkan definisi
property menurut SK Menteri Perumahan Rakyat no.05/KPTS/BKP4N/1995, Ps 1.a:4 property
adalah tanah hak dan atau bangunan permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan.
Dengan kata lain, property adalah industri real estate ditambah dengan hukum-hukum seperti
sewa dan kepemilikan.
Produk yang dihasilkan dari industri real estate dan property sangatlah beragam. Produk
tersebut dapat berupa perumahan, apartment, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), gedung


perkantoran (office building), pusat perbelanjaan berupa mall, plaza, atau trade center.
Perumahan, apartment, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), dan gedung perkantoran
(office building) termasuk dalam landed property. Sedangkan mall, plaza, atau trade center
termasuk dalam commercial building.
Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri real estate dan property begitu pesat saat
ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin
meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968,
industri real estate dan property mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, industri real estate
dan property sudah mulai terdaftar di BEI. Mengingat perusahaan yang bergerak pada sektor
real estate dan property tersebut adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut
perekonomian, maka seiring perkembangannya sektor real estate dan property dianggap
menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari kondisi ekonomi secara makro di
Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya sektor real estate dan property yang
memperluas landbank (aset berupa tanah), melakukan ekspansi bisnis.
1.3 Permasalahan Dalam Industri

Sektor properti merupakan sektor yang berperan cukup penting bagi perekonomian suatu
negara. Dengan tumbuhnya sektor properti menandakan adanya pertumbuhan ekonomi di

masyarakat. Selain itu, dengan berkembangnya sektor ekonomi akan memicu pembangunan
sektor-sektor lainnya. Dibanding tahun 1990-an, saat ini sektor properti telah tumbuh cukup
pesat di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di
bidang properti dan real estate. Pada tahun 1990-an perusahaan yang bergerak di bidang
properti hanya 20-an perusahaan. Bahkan setelah terjadinya krisis tahun 1998, perusahaan
properti yang mampu bertahan hanya dua puluh perusahaan saja. Namun, dengan membaiknya
kondisi perekonomian, industri properti mulai bangkit dan hingga saat ini sudah terdapat 52
perusahaan properti yang terdaftar di BEI. Belajar dari pengalaman sebelumnya, bahwa
perusahaan yang mampu bertahan adalah perusahaan yang memiliki struktur modal kuat, maka
industri properti saat ini juga seharusnya memiliki kebijakan struktur modal yang dapat
membuatnya bertahan pada masa krisis global yang terjadi pada empat tahun terakhir ini.

Krisis global yang dimulai tahun 2008 bersumber dari banyaknya kredit macet perumahan
(subprime mortgage) akibat pemberian kredit yang kurang selektif. Krisis di Amerika tersebut
akhirnya berdampak pada perekonomian dunia. Indonesia juga tidak luput dari dampak
tersebut, bahkan pasar modal di Indonesia juga sempat ditutup untuk menghindari anjloknya
harga saham ke level yang lebih rendah lagi.
Industri properti tidak dapat lepas dari kredit perumahan sehingga suku bunga yang berlaku
juga sangat berpengaruh pada industri properti. Oleh karena itu, industri properti harus lebih
berhati-hati dalam menyusun struktur modal serta dalam pemberian kredit karena suku bunga

merupakan faktor eksternal yang dapat memengaruhi struktur modal. Jika tidak berhati-hati,
perusahaan dapat mengalami pailit bahkan harus ditutup. Terlebih apabila terjadi krisis seperti
yang telah disebutkan di atas. Pada saat krisis, masyarakat mungkin tidak akan mampu
membayar bunga kredit property yang telah berlaku. Jika tidak ada pemasukan, perusahaan
akan kesulitan membayar hutangnya yang telah digunakan untuk operasional perusahaan.
Satu hal yang perlu diperhatikan, suku bunga merupakan faktor eksternal yang tidak dapat
dimanipulasi oleh perusahaan. Selain suku bunga, perubahan kurs dan tingkat inflasi juga
merupakan faktor eksternal yang dapat memengaruhi struktur modal. Pada akhirnya perusahaan
akan

menyusun

struktur

modal

berdasarkan

faktor


internal

dengan

pertimbangan

meminimalkan risiko yang mungkin terjadi akibat perubahan faktor eksternal untuk
mendapatkan struktur modal yang optimal.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perjalanan Agung Podomoro Land
Gambar 1. Logo Agung Podomoro Land

PT Agung Podomoro Land, Tbk. (“APLN” atau “Perseroan”) merupakan bagian dari Agung
Podomoro Group (APG), yang merambah bisnis properti sejak tahun 1969. Perseroan didirikan
dengan nama PT Tiara metropolitan Jaya berdasarkan Akta No. 29 tanggal 30 Juli 2004. Agung
Podomoro Group (APG) merupakan perusahaan pengembang terbesar di sektor properti dan
didirikan oleh Alm. Bp. Anton Haliman pada awal tahun 70-an yang kemudian sejak tahun
1986 diteruskan oleh Bp. Trihatma Kusuma Haliman.

Dengan komitmen kuat dan keyakinan tinggi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan,
Perseroan membangun tonggak kesuksesan sebagai perusahaan pengembang terdepan di
Indonesia. Perseroan hadir di tengah ketatnya persaingan di industri real estat dan bisnis
properti dengan warna baru yang lebih modern dan unik dalam sistem pengelolaan bidang ritel,
komersial, dan pemukiman yang Perseroan tawarkan. berbeda dengan pengembang
konvensional lain, Perseroan tidak berfokus pada persediaan lahan yang luas, namun lebih pada
perputaran modal yang cepat dengan konsep “fast churn”, yang menjadikan Perseroan sebagai
pengembang unik dibanding pengembang pesaing.

Perseroan menerapkan model bisnis yang terintegrasi, dengan kemampuan dalam
pengembangan dan pengelolaan properti terpadu, dimulai dari pengadaan lahan, disain,
perencanaan pembangunan, manajemen proyek, pemasaran, penyewaan hingga pengelolaan
operasional

dari

properti

ritel,


perkantoran,

hotel,

dan

hunian,

dengan

selalu

mempertimbangkan nilai-nilai harmoni, tangguh, berkualitas tinggi dan ramah lingkungan. hal
ini membuat Perseroan mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat sebagai pemimpin
dan pelopor di industri properti.
Grup Agung Podomoro merupakan salah satu pelopor dalam menciptakan konsep pemukiman
lengkap dan terpadu di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Melalui konsep perencanaan yang
matang, secara perlahan Sunter telah menjadi sebuah lokasi yang lengkap dan terpadu yang
menawarkan segala kemudahan bagi para pemukim dalam menjalani aktifitas sehari-hari.
Beragam tipe hunian dikembangkan, dari tipe kecil sampai eksklusif, selain itu dikembangkan

juga sarana olah raga dan rekreasi, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, pasar tradisional dan
modern, kawasan pergudangan dan kawasan industri sehingga memberikan kesempatan kepada
para konsumen untuk lebih memiliki banyak pilihan. Berbekal pengalaman dari pengembangan
di daerah Sunter.
Agung Podomoro Land mengembangkan usahanya melalui Perseroan dalam melakukan
ekspansi ke kawasan lain. Selain melakukan kegiatan usahanya secara komersial, juga aktif
berpartisipasi dalam program pemerintah menyediakan perumahan bagi masyarakat kurang
mampu dengan membangun rumah di luar Jabotabek antara lain di Subang (Jawa Barat) serta
Lebak dan Kresek (Banten).
Agung Podomoro Land merupakan perusahaan pengembang terdepan di Jakarta saat ini yang
telah berhasil berkarya dimana selama 33 tahun Agung Podomoro Grup sebagai induk
perusahaan telah berkecimpung di dunia usaha properti. Salah satu bentuk keberhasilan di
dalam pengembangan hunian vertikal yaitu apartemen tersebar di beberapa wilayah Jakarta
Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Hingga tahun 2012, Agung Podomoro
Group telah menyelesaikan 16 apartemen, 15 kawasan hunian, dan 16 kawasan komersial
mixed-use.Sertifikat ISO 9001 untuk Menteng Executive Apartment dan Bukit Gading
Mediterania di Kelapa Gading adalah sebuah pernyataan akan kapabilitas dan komitmen
manajemen APG yang profesional terhadap para pemegang saham-nya.

Keberhasilan ini juga didukung oleh kemampuan manajemen yang potensial, hal ini dibuktikan

dengan diperolehnya Sertifikat ISO 9001 untuk apartemen Eksekutif Menteng dan terbaru pada
tahun 2006 untuk proyek Bukit Gading Mediterania dan Gading Grande berlokasi di Kelapa
Gading. Sejak tahun 1986, kepimpinan dari Agung Podomoro Group diteruskan oleh Trihatma
Kusuma Haliman, visi dari Agung Podomoro Group semakin terasah dan kuat. Strategi-strategi
dari Agung Podomoro Group yang paling utama adalah pemilihan lokasi dan kejeliannya
membaca keinginan pasar terhadap proyek yang akan dikerjakan. Terbukti, keinginan Agung
Podomoro Land memasuki bisnis apartemen dikarenakan keinginan masyarakat untuk
mempunyai rumah di tengah kota tetapi tanah terbatas sehingga pembangunan diarahkan secara
vertikal. Salah satu strategi yang jitu dari Trihatma Kusuma Haliman yang tidak dapat
diluapkan dari kemajuan Agung Podomoro Land adalah percaya kemampuan dari partnerpartner yang ahli di bidangnya untuk membangun danmengembangkan sebuah proyek sehingga
menumbuhkan sebuah kekuatan baru yang pasti akan berdampak positif terhadap sebuah
proyek. Komitmen penyelesaian proyek-proyek Agung Podomoro Land merupakan
kepercayaan masyarakat yang sangat berarti dan akan selalu terjaga. Sejalan dengan kampanye
pemerintah untuk menggerakkan kembali penyediaanhunian di dalam kota terutama hunian
vertikal mengingat keterbatasan lahan, Agung Podomoro Land bersama slogannya ”Back to the
City” untuk program-program promonya.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Terus bertumbuh menjadi pengembang terpadu dalam bisnis properti dan berkomitmen penuh

untuk memberikan nilai yang optimal bagi pelanggan, rekan usaha, pemegang saham, dan
masyarakat.
Misi
1.

Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area komersial yang berkualitas.

2.

Mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan pemegang saham.

3.

Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi para

karyawan.
4.

Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam rangka mendorong
pembangunan perkotaan dan dalam meningkatkan indeks pengembangan manusia.

2.3 Nilai & Budaya Perusahaan
Agung Podomoro Land percaya bahwa kesuksesan dalam bisnis dapat tercapai karena prinsip
yang yang dianut oleh perusahaan. Nilai perusahaan dan karyawan merupakan competitive
advantage yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa nilai yang dianut oleh perusahaan antara
lain:
Harmoni
Keharmonisan dalam bekerja dengan pelanggan, rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat
Tangguh
Gigih memberikan usaha yang optimal.
Mutu
Menjaga mutu dalam setiap tahap pengembangan.
Ramah Lingkungan
Memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam usaha pengembangan.
Perusahaan memiliki budaya yang menonjolkan keterpaduan antara harmoni, tangguh, mutu
dan juga ramah akan lingkungan dari setiap bisnis yang dilakukan. Dengan komitmen kuat dan
keyakinan tinggi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, APLN membangun tonggak
kesuksesan sebagai perusahaan pengembang terdepan di Indonesia. Perseroan hadir di tengah
ketatnya persaingan di industri real estat dan bisnis properti dengan warna baru yang lebih
modern dan unik dalam sistem pengelolaan bidang ritel, komersial, dan pemukiman yang
Perseroan tawarkan. berbeda dengan pengembang konvensional lain, Perseroan tidak berfokus
pada persediaan lahan yang luas, namun lebih pada perputaran modal yang cepat dengan
konsep “fast churn”, yang menjadikan Perseroan sebagai pengembang unik dibanding
pengembang pesaing.

2.3 Project Agung Podomoro Land
Keseluruhan dari Agung Podomoro Group mencerminkan nilai dari setiap proyek yang
dianut oleh perusahaan ini, yaitu harmoni, tangguh, mutu dan ramah lingkungan . Agung
Podomoro Land dibagi menjadi tiga project, yaitu landed house, apartment, dan mixed used.
Gambar 2. Project Agung Podomoro Group
Agung Podomoro
Land

Landed House

Apartment

Mixed Used

2.3.1 Bukit Mediterania Samarinda
Proyek ini berlokasi di Jl. MT Haryono – Rawa Indah, Kalimantan Timur dengan total luas
lahan 38 hektar, Bukit Mediterania Samarinda terdiri dari 5 kluster sebagai berikut: Spain,
Monaco, Greece, Italy and France. Pengembangan telah dimulai pada 15 Oktober 2005 dan
selesai pada bulan Desember 2012.
Gambar 3. Proyek Bukit Mediterania Samarinda

2.3.2 Marina Mediterania Residences

Marina Mediterania Residences menciptakan gaya hidup untuk pribadi yang modern dilengkapi
dengan berbagai fasilitas seperti kolam renang outdoor dan pusat kebugaran.Dirancang dengan
eksklusif dan efektif agar seluruh penghuni di apartemen ini dapat menikmati pemandangan
laut maupun pemandangan kota yang spektakuler.Lokasinya yang strategis, dekat ke kawasan
rekreasi dan pusat bisnis, memberikan para penghuninya kenyamanan untuk menikmati
kehidupan kota.
Gambar 4. Logo Signature

2.3.3. The Peak
Sebagai apartemen terbaik urutan 50 di dunia, The Peak at Sudirman mencuat sebagai menara
apartemen tertinggi di negeri ini. Lokasinya strategis, di jantung pusat bisnis Jakarta dan
dikelilingi oleh berbagai fasilitas bintang lima.Menggabungkan elemen hiburan, interior, dan
teknologi, pengembangan prestisius dari apartemen 35 lantai dan 55 lantai ini menyajikan
kenyamanan hidup kelas atas dengan fasilitas lengkap seperti ruang aerobik, lapangan basket,
lapangan squash, pusat kebugaran, area bermain anak, kolam renang standar Olimpiade,
Jacuzzi, sauna, jogging track, function room, mini market, dan lainnya.
Gambar 5. Logo Brand Denizen

2.3.4 Kalibata City

Superblok seluas 12 hektar di Jakarta Selatan ini dinamakan Kalibata City. Menerapkan konsep
hunian superblok yang terjangkau bagi masyarakat, proyek ini terdiri atas Kalibata Residence,
Kalibata Regency, dan Green palace Apartment. Juga menghadirkan Kalibata City Square, mal
unik yang akan menjadi jantung dari superblok ini, beserta fasilitas lain termasuk sekolah,
perkantoran, dan daerah komersial. Kalibata City Forest yang cukup besar, sekitar 7.000 m2
dirancang sebagai paru-paru kawasan ini, yang juga dijadikan Outbond Adventure Park.
Gambar 3. Proyek Kalibata City

2.3.5 Seasons City
Menggabungkan hunian bernuansa resor dengan pusat perbelanjaan yang lengkap di satu area,
Seasons City menghadirkan tiga menara apartemen, trade mall, rumah taman eksklusif, dan
beragam fasilitas seperti taman tai chi, pusat kebugaran, jogging track, area barbeque, dan
banyak lainnya.
Gambar 3. Proyek Seasons City

2.3.6 Pluit CBD
Pluit CBD adalah pusat bisnis baru di Jakarta Utara yang dilengkapi dengan fasilitas beragam.
Lokasinya yang strategis, dekat dengan Bandara Internasioal Soekarno-Hatta menjadikan Pluit
CBD sebagai gerbang utama untuk lingkup usaha Jakarta. Menampung bisnis lokal maupun
internasional, Pluit CBD mengakomodasi fasilitas yang sangat banyak untuk mendorong

kegiatan bisnis di kawasan ini, seperti agen-agen perjalanan, bank-bank internasional, dan
Business Center dengan pelayanan profesional.
Sebagai salah satu daerah bisnis yang padat di kawasannya, Pluit CBD juga memiliki Pluit
CBD Store lengkap dengan unit-unit hunian di lantai atas, Pluit CBD Boutique Office, Pluit
CBD Office Park, Pluit CBD Hypermarket, Pluit CBD Restaurants, Pluit CBD Condominium,
Pluit CBD Garden House, dan Pluit CBD Multipurpose Hall/Clubhouse.
Gambar 3. Proyek Pluit CBD

2.3.7 Blok M Square
Pengembangan Blok M Square adalah usaha peremajaan pasar Blok M yang sudah cukup
tua.Menjadi batas antara lingkungan perumahan dengan daerah bisnis yang tumbu hpesat di
Jakarta Selatan, Blok M Square tampil untuk menciptakan antusiasme baru dimasyarakat
sekitar.Di samping mengakomodasi para pedagang yang menawarkan beragam pilihan belanja
seperti elektronik, telepon genggam, pakaian, makanan, minuman, Blok M Square juga
diperkuat oleh Carrefour, Cinema 21, beserta sejumlah jaringan fast food populer seperti Pizza
Hut, A&W, KFC, Hoka-Hoka Bento, Solaria, Es Teler 77 dan Bakso Lapangan Tembak.
Sebagai sebuah trade mall, Blok M Square memiliki beragam penyewa yang akan memberikan
pengalaman segar bagi para pengunjungnya.
Gambar 3. Proyek Blok M Square

2.3.8 Blok B Tanah Abang
Pasar modern ini adalah salah satu pusat grosir terbesar di Asia Tenggara. Full AC dan area
parkir yang luas, Blok B Tanah Abang memberikan kenyamanan dan keamanan usaha secara
langsung.
Gambar 3. Proyek Proyek B Tanah Abang

2.3.9 Braga Citywalk Mall
Merupakan proyek pertama yang dibangun Agung Podomoro Group di Jl. Braga No. 99-101,
sebuah daerah CBD di Bandung, Jawa Barat. Braga City Walk adalah pengembangan mixeduse yang terdiri dari ritel tiga lantai dengan luas area sewa 14.528 m² (net.) yang menghadirkan
para tenant terkemuka seperti Carrefour, Fun World, jaringan bioskop 21 (Braga 21), Gold's
Gym, Herman Dexter, Food Court, Es Teller, Wendy's, Kid X dan banyak lainnya. Braga
memiliki potensial besar untuk kembali menjadi pusat bisnis dan hiburan di kota Bandung,
karena lokasinya yang strategis membuatnya mudah dicapai dari arah manapun
Gambar 3. Proyek Braga Citywalk Mall

2.3.10 Thamrin City
Thamrin City adalah pusat grosir dengan konsep paling modern, megah, dan terbesar yang
berlokasi di jantung ibukota Jakarta, hanya 100 meter dari Bundaran HI dan 150 meter dari
pusat grosir Tanah Abang. Sebagai pusat grosir modern, Thamrin City didukung dengan
infrastruktur lengkap, seperti Lift Truck yang biasa digunakan di kawasan pergudangan dan
eskalator ekspres yang dapat menghubungkan 2 lantai secara langsung untuk memfasilitasi
aktivitas para pengguna gedung. Thamrin City adalah satu-satunya pusat grosir yang dilengkapi
dengan apartemen, hotel berbintang, gedung kantor, dan ruang pameran.
Gambar 3. Proyek Thamrin City

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6