Penelitian usaha tanaman hias H. Gassing (1)

HASIL PENELITIAN KELOMPOK
“USAHA TANAMAN HIAS MILIK H. GASSING”

OLEH :
KELOMPOK I
Nur Amalia Sahib

Pratiwi Ningsi

Rizki Fauziah

Rifqa Choirunnisa

Harnita

Lisa fitriani

Dosen : St. Fatimah, SE., MM.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA – GOWA
2015

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias milik H.Gassing”. Tak lupa pula
kita kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang
berderang seperti sekarang ini.
Tugas Penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias H.Gassing” ini
disusun sebagai salah satu penunjang nilai yang diberikan oleh dosen dalam
proses perkuliahan. Semua hasil diskusi kelompok kami telah terlampir dalam
makalah ini.
Tugas Penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias H.Gassing” ini
mengalami banyak kendala dalam pembuatannya. Oleh sebab itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada dosen maupun teman-teman sekalian yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata “tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari akan
banyaknya kekurangan dalam penyusunan jurnal lengkap ini. Dan demi
kesempurnaan penyusunan Tugas Penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman
Hias” selanjutnya kami mohon kritik dan saran dari pembaca.
Wassalam.
Samata-Gowa,
Juni 2015

2

DAFTAR ISI
Sampul Depan
Kata Pengantar
Daftar isi

i

ii


BAB I PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Rumusan Masalah

2

Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................7
BAB IV PENUTUP 12

Kesimpulan

12

DAFTAR PUSTAKA

13

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai kegiatan akan sangat menyenangkan jika kegiatan
tersebut berhubungan dengan hobi. Apalagi jika hobi tersebut tidak hanya
sekedar hobi saja, melainkan sebagai peluang usaha juga. Sehingga, selain
kita dapat menyalurkan hobi kita, keuntungan pun akan mengalir tanpa
henti. Salah satu hobi yang bisa ditekuni untuk menghasilkan keuntungan
ialah usaha tanaman hias.
Usaha tanaman hias termasuk kedalam usaha dengan modal kecil.

Memang usaha tanaman hias tidak akan terlepas dari yang namanya hobi.
Banyak orang yang pada awal mulanya sangat mencintai dan gemar untuk
mengoleksi berbagai jenis tanaman hias, kemudian pada akhirnya ia
menjadi seorang wirausahawan tanaman hias yang sukses.
Jika ditekuni dengan serius, memang bisnis usaha tanaman hias
sangatlah menjanjikan. Sayangnya, sebagian orang tidak memiliki
keberanian untuk memulai usaha ini. Apalagi jika pembeli sedang
menurun.
Usaha tanaman

hias

sudah

bisa dijalakan

hanya dengan

menggunakan modal yang relative kecil. Hanya saja, kesabaran dan
kelatenan sangat dibutuhkan dalam membangun usaha tersebut.


4

Melihat banyaknya peluang keuntungan dari bisnis tanaman hias ini,
maka kiranya kelompok kami akan melakukan observasi lapangan salah
satu pengusaha tanama hias yang ada di Makassar Sulawesi selatan.
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang cara memulai
usaha dengan modal kecil dengan keuntungan besar yang salah satu contoh
adalah usaha tanaman hias milik Bapak H. Gassing.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah di bentuknya bisnis tanam hias Bapak H. Gassing?
2. Bagaiman perencanaan bisnis dari bapak H. Gassing?
3. Bagaiman cara bapak H. Gassing mendapatkan modal untuk usaha
tanaman hiasnya?
4. Bagaimana manajemen layout dari usaha tanaman hias bapak H.
Gassing?
5. Bagaimana metode pemasaran dari usaha tanaman hias Bapak H.
Gassing?
6. Bagaimana cara Bapak H. Gassing mengelola sumber daya manusia

(pekerja) di usaha tanaman hiasnya?
7. Bagaiama bapak H. Gassing memanajemen kendala kendala ataupun
resiko yang terjadi pada usahanya?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat.
Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan
tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.
Perkembangan agrowisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek
wisata membuat bisnis tanaman hias memiliki prospek yang bagus untuk
dikembangkan. Menurut Latief (2012), pertumbuhan industri properti di tanah air
5

diperkirakan

akan

mendongkrak


kinerja

pasar

tanaman

hias.

Seiring

bertambahnya perumahan, apartemen, hotel dan juga perkantoran, membuat bisnis
tanaman hias semakin menjanjikan.
Tanaman hias adalah tanaman yang memiliki karakteristik morfologi
bernilai estetik dan eksotik, di antaranya adalah tanaman hias bunga (anggrek,
krisan, mawar, sedap malam, anthurium), tanaman hias berdaun indah (aglonema,
puring, pucuk merah, siprus), serta tanaman hias perdu dan pohon (bugenvil,
palem, sikas, beringin). Tanaman hias merupakan salah satu komoditas yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai
komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran di dalam negeri (Direktorat
Budidaya Tanaman Hias, 2008).

Tanaman hias sebagai komoditas ekspor beberapa tahun ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Negara-negara yang berada di kawasan Asia
yang menjadi pasar potensial tanaman hias di dunia di antaranya adalah Jepang,
Korea, Taiwan, China dan Singapura. Selain di kawasan Asia, negara-negara lain
yang merupakan pasar ekspor tanaman hias Indonesia terbesar adalah Amerika
Serikat dan Belanda (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2008). Secara nasional,
data volume dan nilai ekspor komoditi tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 1.

6

Perkembangan bisnis tanaman hias yang penuh persaingan menuntut
setiap pelaku usaha yang bergerak dalam usaha penjualan tanaman hias memiliki
pengetahuan mengenai perilaku konsumen dalam pembelian tanaman hias,
terutama terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Produsen
dan pemasar seyogyanya produsen dapat menyediakan tanaman hias sesuai
keinginan konsumen dengan melihat perilaku konsumen dalam pembelian, karena
karakteristik tanaman hias yang diinginkan konsumen tidak sepenuhnya sama
dengan karakteristik tanaman yang dihasilkan oleh produsen. Hal ini juga
berpengaruh pada produksi tanaman hias yang dihasilkan oleh produsen. Semakin
besar animo masyarakat terhadap jenis tanaman tertentu, maka permintaan akan

tanaman tersebut akan naik dan memicu produsen untuk meningkatkan
produksinya, begitu pula sebaliknya.
Agar dapat memahami perilaku konsumen tersebut, maka produsen perlu
memahami proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam
pembelian tanaman hias dan faktor-faktor dominan yang menentukan keputusan
pembelian konsumen. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen
dimulai dari pengenalan kebutuhan akan tanaman hias, pencarian informasi terkait
tanaman hias, evaluasi alternatif, keputusan pembelian tanaman hias, dan perilaku
pasca pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
pembelian adalah faktor lingkungan yang meliputi budaya, kelas sosial, dan
pengaruh orang lain, dan faktor internal (perbedaan individu) meliputi sumber
daya konsumen, pengetahuan, dan gaya hidup. Faktor psikologis konsumen
adalah pengalaman yang diperoleh konsumen melalui proses belajar. Selain itu,
terdapat penerapan strategi pemasaran yang didesain untuk mempengaruhi

7

konsumen dalam rangka mencapai tujuan (Setiadi, 2010). Hal ini dapat dicapai
dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada
pasar sasaran yang dipilih. Bauran pemasaran merupakan salah satu bagian dari

strategi pemasaran yang terdiri dari kombinasi empat variabel, yaitu produk,
harga, distribusi, dan promosi. Keempat variabel tersebut merupakan inti dari
sistem pemasaran suatu perusahaan dan dapat dikendalikan oleh pemasar atau
pelaku bisnis seefektif mungkin.
Pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan bauran
pemasaran yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan. Faktor bauran
pemasaran dari segi produk antara lain adalah tren, keunikan, ukuran, warna, dan
nilai prestise dari produk. Bauran pemasaran lainnya adalah harga, promosi, dan
distribusi. Selain variabel bauran pemasaran, sebagian besar faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen tidak dapat
dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi tetap harus diperhitungkan, dan sangat
menarik untuk diteliti.

8

BAB III
PEMBAHASAN
Usaha tanaman merupakan bisnis yang tidak memerlukan banyak modal.
Kebanyakan bisnis tanaman hias memang selalu identik dengan hobi. Baik itu
hobi pebisnisnya, ataupun konsumennya. Banyak orang yang awalnya sangat
gemar dan mencintai tanaman hias sehingga mengoleksinya secara pribadi, terjun
langsung menjadi kolektor tanaman hias dan kemudian menjadikannya bisnis
dengan berwirausaha tanaman hias.
Begitulah hal yang dialami oleh H. Gassing seoarang pengusaha tanaman
hias di Makassar Sulawesi selatan, yang memulai usahanya sejak tahun 1990 saat
beliau berumur 20-an, sebagai seorang pengusaha, dengan latar belakang tidak
memeiliki pendidikan yang memadai dan pengangguran tentu saja usaha bapak H.
Gassing ini dmulai dengan perjuangan, berawal dari hobi dan menjadi kuli di
taman milik teman yang bernama pak Santoso di berbagai daerah seperti palopo,
sidrap, dan enrekang, beliau mulai mengembangkan kreatifitas nya terhadap
budidaya tanaman hias. Dengan motivasi yang tinggi bapak H. Gassing mulai
bertekad untuk memulai usahanya, selain mendapat dukungan dari pak santoso
yang berdarah jawa dan kondisi ekonomi yang sempit akhirnya bapak H. Gassing
akhirnya mewujudkan tekadnya, dengan modal gaji yang ia terima sebagai pekerja

9

taman yang beliau tabung dan sedikit kontribusi dari istri bapak H. Gassing
Almarhuma Ibu Rohani, akhirnya beliau memutuskan untuk memulai usaha
tanaman hiasnya, modal yang terkumpul saat itu sekitar 100 ribu rupiah, beliau
kemudian berinisiatif untuk memesan tanaman hias di temannya Pak santoso yang
menetap di pulau jawa dengan uang tersebut. Akhirnya datanglah bibit bibit
tanaman hias dengan berbagai jenis, yang dimana bibit-bibit ini, bapak H. Gassing
budidayakan di halaman rumahnya, yang kemudian setelah medapatkan sedikit
keuntungan beliau lalu membeli beberapa lahan untuk cabang baru dan pada saat
itu bapak H. Gassing sudah memiliki 2 orang anak yang bernama Brama dan Adi
Saat ini Bisnis tanaman hias bapak H. Gassing sudah memiliki 13 cabang,
dan 5 cabang lagi milik anaknya, diantara cabang yang paling terkenal adalah di
Jl. Poros Tanjung, Jl. Deppasawi dalam dan di Jl. Hertasning baru, selain usaha
Tanaman hias beliau yang sudah sukses, bapak H. Gassing juga membangun
usaha kontrakan di dekat rumah nya di Jl. Deppasiwi. Keuntungan yang
didapatkan bapak H. Gassing dari bisnis tanaman hiasnya perbulan sangat tidak
menentu, tergantung dari permintaan pasar, dan tender yang didapat, namun
mendengar dari beliau dapat diperkirakan rata rata keuntungan yang bapak
H.Gassing dapat perbulannya sekitar puluhan juta rupiah.
Tanaman hias yang yang di jual oleh bapak H. Gassing berkisar dengan
harga paling murah 20 ribu rupiah dan harga yang paling mahal bisa mencapai 10
juta rupiah tergantung dari jenis tanaman dan besarnya tanaman hias tersebut,
contohnya adalah tanamn pucuk merah bisa mencapai harga 200 ribu rupiah per
pohonnya. Tanaman yang dijadikan bibit oleh beliau biasanya di kirim oleh

10

pemasok salah satunya pak santoso di jawa, daerah di jawa yang paling sering
menjadi pemasok adalah Malang, Jakarta, dan juga Bali.
Perencanaan Bisnis dari bapak H. Gassing sangat mantap, dengan
memenangkan tender di perumahan perumahan ataupun hotel dan perusahaan,
tentu akan lebih memberikan keuntungan yang lebih banyak, contohnya adalah
usaha tanaman hias beliau sudah bekerja sama dengan Royal spring, selain itu
sebagian lahan yang tempati bapak H. Gassing untuk membudidayakan tanaman
hiasnya merupakan lahan pemerintah yang sebelummnya sudah dilakukan
perjanjian dari kedua belah pihak, sehingga mengurangi biaya untuk membeli
lahan. Memeprluas area lahan dan membuka cabang baru merupakan strategi
penting dari bisnis tanaman hias bapak H. Gassing
Selain perluasan lahan, dan membuka cabang baru, perencanaan tempat
usaha juga sudah dipikirkan oleh bapak H. Gassing, untuk tempat penjualan
dimanaa tanman yang ada di sana sudah tumbuh besar atau layak jual lokasi
lahan harus berada di pinggir jalan, agar mudah di jangkau dan lihat oleh
masyrakat yang ingin membeli tanaman hias, sedangkan untuk pembibitan yang
masih dalam proses pertumbuhan beliau menetapkan lokasi berada di dekat rumah
masyarakat di sekitar lokasi rumah beliau , dan juga depan rumah bapak H.
Gassing agar kiranya beliau dapat memantau langsung, tumbuhan mana yang
sudah layak jual.
Metode dan manajemen pemasaran yang dilakukan oleh bapak H. Gassing
adalah dengan memasang baliho ataupun sepanduk di jalan jalan raya, dengan
disertai langsung no.HP beliau agar transaksi secepat mungkin bisa berlangsung,
selain itu juga usaha beliau sudah sekitar 25 tahun jadi keeksistensian dari usaha

11

tanaman hias bapak H. Gassing masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat
yang ingin membeli tanaman hias.
Dan tidak kalah pentingnya adalah cara dari bapak H. Gassing dalam
mengelola sumber daya manusia dalam usahanya, dengan adanya usaha beliau,
saudara saudara dan keluarga masyarakat yang pengangguran biasanya di rekrut
langsung oleh bapak H. Gassing dengan menawarkan pekerjaan sebagai pekerja di
tamannya, dengan keyakinan bahwa beliau juga dulu adalah seorang
pengangguran yang layak untuk mendapatkan pekerjaan, asalkan ia memeiliki
kesabaran dan kedisiplinan dalam merawat dan membudidayakan tanaman hias
tersebut, selain itu metode beliau dan mngelola SDM adalah setiap harinya bapak
H. Gassing dengan motornya mendatangi satu per satu setiap cabang usaha
tanaman hiasnya, sehingga beliau mampu mengontrol pekerja nya, satu hal juga
yang di dapatkan adalah metode beliau dalam mewajibkan setiap pekerjanya
terutama pada hari jum’at untuk wajib ikut dalam sholat jum’at, jika tidak beliau
tidak segan segan memberikan sanksi kepada pekerja tersebut.
Dalam hal saingan atau kompetitor tentu saja ada dan bahkan sangat
banyak, namun strategi bapak H. Gassing adalah dengan meningkatkan pelayanan
baik dari diri beliau maupun dari pekerjanya, melakukan semaksimal mungkin
usaha untuk mencapai keinginan konsumen. Dengan waktu 25 tahun membuat
beliau memiliki banyak relasi di luar kota sehingga memberikan kelebihan pada
usaha bapak H. Gassing dibandingkan dengan usah tanaman hias lainnya, yang
notabennya banyak pesaing yang menjual tanaman hias yang di beli dari bibit
bibit bapak H. Gassing dengan kata lain usaha beliau juga berperan sebagai
pemasok di daerah Makassar.

12

Resiko resiko tentu saja dimiliki untuk setiap usaha, resiko yang paling
sering dialami oleh usaha bapak H.Gassing adalah resiko matinya tanaman
sebelum sampai ke tempat tujuan pada saat pengiriman dari jawa, ini diakibatkan
trasnportasi yang biasanya menggunakan kapal laut, dimanA tanaman tanaman
maupun bibit di masukkan ke dalam kontainer, karena akibat lambatnya waktu
pengiriman mengakibatkan biasanya tanaman tidak layak jual (mati) bahkan
kerugian tanaman biasa mencapai 50 %, namun tentu saja bapak H. Gassing
memiliki solusi untuk masalah seperti itu, yaitu 50 % nya lagi yang masih hidup
beliau kembali budidayakan atau kembangkan sehingga bisa menutupi kerugian
yang tadi dialami.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

13

Usaha tanaman hias bapak H.Gassing merupaka usaha yang
dimulai dengan hobi dan kreatifitas beliau saat menjadi pekerja taman,
dengan modal 100 ribu rupiah pada saat itu yang beliau kumpulkan dari
hasil kerja dan juga kontribusi dari istriprencenaan bisni bapak H.Gassing
dengan cara memperluas area lahan ataupun membuka cabang baru, selain
itu usaha beliau juga sering memenangkan tender taman halaman
perumahan, hotel maupun perusahaan, kebanyakan untuk proses penjualan
penataan tempat usaha biasanya berada pada pinggir jalan raya yang
berdekatan dengan sumber mata air, cara bapak H.Gassing dalam
memasarkan tanaman hiasnya adalah dengan memasang baliho ataupun
spanduk di jalan jalan raya, yang tidak kalah pentingnya adalah
kemampuan beliau dalam mengelola SDM (pekerja) pada usahannya
dengan cara setiap hari datang memantau setiap cabang usaha yang ia
miliki, kendala dan resiko pun pasti dimiliki oleh setiap usaha, kendala
yang paling sering terjadi pada usaha bapak H.Gassing adalah masalah
transportasi atau pengiriman dari pulau jawa, yang kadang tertunda
waktunya.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Budidaya Tanaman Hias. 2008. Budidaya Tanaman Hias
Indonesia. Jakarta: Direktorat Agrobinis

14

LAMPIRAN I

15

16

17

18

19

20

LAMPIRAN II
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan mengacu pada analisis
SWOT, maka kelompok kami dapat menyimpulkan:
ANALISIS SWOT DARI BISNIS TANAMAN HIAS H.GASSING
STRENGTH (KEKUATAN)
1. Harga dan kualitas usaha tanaman hias bapak H. Gassing bersaing
2. Usaha Tanaman hias H.Gassing memiliki banyak relasi diluar jawa
sehingga mudah untuk mendapatkan bibit dari luar jawa

21

WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Karena usaha tanaman hias bapak H. Gassing bergantung pada permintaan
konsumen sehingga penghasilan perbulan tidak menentu
OPPORTUNITY (KESEMPATAN)
1. Usaha tanaman hias bapak H.Gassing dapat memperluas usahanya, seperti
usaha tanaman hias jenis kembang dan pohon yang menghasilkan
THREAT (ANCAMAN)
1. Kematian tanaman
2. Pesaing
3. Sebagian lahan bukan milik sendiri

Dari analisis SWOT diatas kami melakukan diskusi kelas dan menghasilkan
beberapa saran untuk usaha tanaman hias bapak H.Gassing
Dari kelompok 2
a. Memperluas jenis tanaman yang dijual (jenis kembang, pohon yang
berbuah, agar dapat menunjang kelancaran pemasukan dari konsumen
yang membutuhkan jenis tanaman lain
b. Pemsaran dengan mengunnankan atau memanfaatkan media social
c. Memberikan brand/merek pada produksi tanaman hias
Dari kelompok 3

22

a. Mengembangkan tanaman hias endemik Makassar untuk meminimalkan
kerusakan tanaman akibat transportasi
b. Meningkatkan relasi sesama pengusaha tanaman, atau dengan cara
membuat komunitas pecinta tanaman hias
c. Dengan adanya komunitas pecinta tanaman hias dapat dilakukan
pembinaan ke masyarakat
Dari kelompok 4
a. Memproduksi pupuk kompos sendiri, sehingga biaya yang dikeluarkan
untuk memebli pupuk dapat di minimalisir
b. Dapat membuka peternakan sapi sendiri yang dapat menghasilkan pupuk
kompos
c. Memanfaatkan barang bekas sebagai pot yang dapat dijual sebagai
penunjang dari hasil produksinya
Dari kelompok 5
a. Memperluas usaha diluar Sulawesi

dan

sekitarnya

sehingga

memudahkan konsumen untuk mendapatkan tanaman hias
Dari kelompok 6
a. Memperkecil resiko kematian tanaman karena perubahan cuaca,
dengan membuat konsep rumah kaca
Dari kelompok 7
a. Mengembangkan produk dengan jenis tanaman obat tradisional
b. Mengelola hasil tanaman yang menghasilkan atau berbuah menjadi
usaha lain yang sejenis, misalnya membuat usaha memetik buah
sendiri, atau menjual buah atau menyediakan sarana untuk berbuka

23

puasa bagi konsumen (1 tahun sekali) dengan buah segar yang telah
diolah
c. Tanaman model (penataan tanaman) yang bisa dijual menjadi paket
yang bisa dibeli oleh konsumen
d. Membuat tanaman model yang bisa digunakan sebagai satu konsep
acara (misalnya background prawedding)
e. Setiap tanaman yang dijual memiliki cara pemeliharaan yang dituang
dalam sebuah konsep

Tabel tanggapan pengusaha atas saran yang diberikan
Tanggapan Pengusaha terhadap saran yang diberikan

24

SURAT KETERANGAN
Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh
Sehubungan dengan adanya tugas penelitian terhadap suatu wirausaha
pada mata kuliah kewirausahaan Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar, maka saya pelaku pemilik wirausaha
menyatakan bahwa mahasiswa atas nama:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pratiwi Ningsi
Rizki Fauziah
Nur Amalia Sahib
Rifqa Choirunnisa
Harnita
Lisa fitriani

Benar telah melakukan penelitian dan telah menyerahkan saran hasil diskusi
terhadap wirausaha Tanaman Hias H.Gassing.

25

Makassar 26 juni 2015
TTD

………………………..

26