pengaruh Pancasila sebagai Ideologi nega

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
makalah ini boleh terselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini berjudul
“pengaruh Pancasila Sebagai Ideologi dalam Bidang Politik di Indonesia.”
Makalah ini dibuat sebagai tugas Individu mata kuliah Pendidikan Pancasila, yang
dijadikan sebagai nilai Ujian Akhir Semester (UAS).
Melalui makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila yang sudah membimbing saya
dalam mengikuti perkuliahan terkait dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas ‘c’
seperjuangan yang selalu mendukung saya terkususnya dalam membantu saya
menyelesaikan makalah ini.
Sebagai seorang mahasiswa saya sadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, dengan kata lain mungkin saja masih ada kekurangan di dalam
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya butuhkan dari ibu dosen
Pendidikan Pancasila dan teman-teman semua, serta setiap orang yang membaca
makalah ini. Demikian sedikit pengantar dari saya, harapan saya sebagai seorang
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membaca,
dan bisa menambah wawasan yang lebih luas terkait dengan pengaruh Pancasila
sebagai Ideologi dalam bidang Politik di Indonesia. Selamat Membaca.
Jakarta, 18 Desember, 2014.


(

0

Jemshy Tampani

)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................0
Daftar Isi............................................................................................................................1
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................2
A.

Latar Belakang.......................................................................................................2

B.


Pengertian Judul.....................................................................................................3

Bab II Rumusan Masalah...................................................................................................5
Bab III Pembahasan...........................................................................................................6
A.

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.......................................................................6

B.

Peranan Pancasila di Bidang Politik.......................................................................8

C.

Etika Politik dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara......................................9

D.

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik...................................................11


E.

Sistem Politik di Indonesia...................................................................................12

F.

Kondisi Politik Indonesia Sekarang Ini................................................................13

Bab III Penutup................................................................................................................16
Daftar Pustaka..................................................................................................................17

1

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Secara etimologis istilah “Pancasila”

yang berasal dari bahasa

sansekerta. Menurut Moh. Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila

memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu: “Panca” artinya lima “syila”
artinya batu sendi, alas, atau dasar, “syilla”artinya peraturan tingkah laku yang
baik, yang penting atau yang senonoh.
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa
jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas, oleh karena
itu secara etimologis kata “Pancasils” yang dimaksudkan ialah istilah
“Pancasyila” dengan vokal i pendek “Dasar yang memiliki lima unsur”. Istilah
“Pancasyilla” dengan huruf Dewanagari ‘i’ bermakna lima (5) aturan tingkah
laku yang baik.
Menurut Zainal seperti yang dikutip oleh Kaelan, Istilah Pancasila telah
dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku
Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu
tantular, dalam buku sutasoma ini, selain mempunyai arti “berbatu sendi yang
lima” (dalam bahasa sansekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan
kesusilaan yang lima (pancasila Krama) yaitu sebagai berikut:
1. Panatipada veramani sikhapadam samadiyani artinya, tidak
mebunuh.
2. Dinna dana veramani shikapadam samadiyani artinya, tidak
mencuri
3. Kameschu micchacara veramani shikapadani artinya, tidak

berzina
4. Musawada veramani sikapadam samadiyani artinya tidak
berbohong, berdusta.
5. Sura meraya masjja pamada tikana veramani artinya, tidak
mabuk minuman keras/obat-obatan terlarang. 1
1

boleh
boleh
boleh
boleh
boleh

Drs.H. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila (yogyakarta:Paradigma.2010)
hal.28.

2

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa

indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara,
yang berupa nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang
berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,
sehingga bangsa indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut
kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara untuk dijadikan
sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Proses perumusan materi
Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI
pertama, sidang panitia “9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan
secara yudiris sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.

B. Pengertian Judul
Menurut Alfian seperti yang dikuti oleh Moerdiono dkk, yang dimaksud
dengan Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik terutama ialah peran
dan fungsi Pancasila sebagai landasan dan sekaligus tujuan dalam mewujudkan
sistem politik yang handal, dalam arti memiliki kualitas kemandirian yang tinggi
sehingga mampu mengembangkan dirinya secara terus-menerus sesuai dengan
tuntutan perkembangan aspirasi masyarakat dan perubahan jaman. Peran dan
fungsi Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik tergantung pada
sejumlah faktor yang menentukan kadar relevansinya sebagai ideologi terbaik

untuk dipakai sebagai landasan dan sekaligus tujuan kehidupan politik itu.
Menurut Musthafa, kalau suatu ideologi dijadikan sebagai dasar Negara,
seperi Negara Republik Indonesia yang dengan tegas mendasarkan diri pada
ideologi Pancasila, timbul suatu pertanyaan, dimanakah letak hubungan antara
ideologi dengan politik Negara.
Penerapan ideologi di bidang kehidupan bernegara adalah berbentuk
politik. Kalau ideologi bersifat asasi atau prisip, maka polotok adalah suatu
kebijaksanaan, yaitu pelaksanaan ideologi selaras dengan keadaan waktu dan

3

tempat. Kalau ideologi menyatakan suatu cita-cita dan mencakup nilai-nilai yang
menjadi dasar serta pedoman Negara dan kehidupannya, maka politik
melaksanankan atau menerapkannya dalam kehidupan berbegara secara praktis.
Oleh karena itu ideologi berbeda dengan politik, walaupun antara keduanya
terjalin hubungan yang sangat erat dan rapat, ideologi berperan sebagai landasan
dalam penyusunan politik yang akan dijalankan oleh Negara dengan segala
dimensinya (lihat Kirdi Dipoyudo : idem). Dengan uraian seperti ini jelaslah
bahwa ideologi Pancasila tidak boleh harus dijadikan dasar, sumber dan pedoman
bagi pembuatan seluruh kebijakan politik Negara Republik Indonesia. Pancasila

harus dijadikan satu-satunya sumber legitimasi politik dalam mengatur seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara.

4

Bab II Rumusan Masalah
Dalam kondisi kehidupan politik kita sekarang ini banyak diantara kita,
antara lain, diantara mereka yang memegang kekuasaan, yang tidak berkenan
untuk mengakui kesnjangan antara nilai-nilai dasar ideologi kita dengan praktek
kehidupan kita sehari-hari. Secara empiris dilapangan praktek kehidupan
perpolitikan masih jauh dari, dan kadang-kadang mungkin ada yang bertentangan
dengan nilai-nilai dasar dalam Pancasila dan UUD 1945.
Terkait dengan pembahasan di atas maka hal-hal yang akan dijelaskan
dalam makalah ini ialah:
1. Menjelaskan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
2. Menjelaskan Peranan Pancasila Di bidang Politik
3. Menjelaskan Etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
4. Menjelaskan pancasila sebagai Paradigma remormasiPolitik
5. Menjelaskan system politik di Indonesia
Tujuan penulisan ialah agar pembaca dapat memahami secara jelas tentang

pengaruh Pancasila sebagai ideologi dalam bidang politik di Indonesia, dan bisa
mengimpilkasikannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Nilai-Nilai
Pancasila.

5

Bab III Pembahasan
A. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu idea dan logos,
yang berasal dari bahasaYunani edios dan logos. Secara sederhana,ideologi berarti
suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan
pemikiran filsafat.Dalam artu luas, istilah ideologi dipergunakan untuk segala
kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung
tinggi sebagai pedoman normatif.2 Dalam arti ini, ideologi disebut ideologi
terbuka. Dalam arti sempit, ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh
tentang makna hidup dan nilai-nilai yang menentukan dengan mutlak bagaimanan
manusia harus hidup dan bertindak. Arti ini disebut juga ideologi tertutup.
Ciri khas dari ideologi terbuka ialah nilai-nilai dan cita-citanya tidak
dipaksa dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan
budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsesus masyarakat, tidak

diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh
karena itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat
menemukan dirinya didalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dibenarkan
melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern
bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikapnya.
Pancasila berakar pada pandangan dan hidup bangsa dan falsafah bangsa,
sehingga memenuhi persyaratan suatu ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi
itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaanya adalah sebegitu rupa
sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri, hal mana
merupakan suatu yang tidak nalar. Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman
gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau saling
bertentangan dalam aspek-aspeknya, pada hakikatnya berupa suatu tata nilai,

2

Syahrial syarbaini. Pendidikan Pancasila( Bogor: Ghalia Indonesia. 2001 )hal
53

6


dimana nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang
dalam hal ini ialah apa yang dicita-citakan (padomo Wahyono, 1991. Hal 39-40)
Sesuai dengan sifat ideology yang memiliki tiga dimensi penting (BP-7
Pusat, 1993)bebagai berikut.
a. Dimensi realisme.
Menurut Pandangan Alfian bahwa;
Dimensi realitas Pancasila mengandung dimensi realita ini dalam
dirinya. Nilai-nilai yang terkandung di dalam dirinya bersumber dari
nilai-nilai rill yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu
ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan
menghayati, bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
Dengan begitu, nilai-nilai dasar ideologi tertanam dan berakar di dalam
masyarakatnya.3

b. Dimensi Idealisme
Menurut Syahrial tentang dimensi Idealisme ialah;
Dalam hal ini Pancasila mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Cita-cita tersebut berisi harapan yang masuk akal, bukanlah lambungan
angan-angan yang sama sekali tidak mungkin direalisasikan.4
Kadar serta idelisme yang terkandung dalam Pancasila mampu
memberikan harapan optimisme serta mampu menggugah motivasi para
pendukungnya untuk berupaya mewujudkan apa yang dicita-citakan ( Koento
Wibisno, 1989).

3

Oetojo Oesman dan Alfan. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai
Bidang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. (Jakarta: BP-7 Pusat 1991 ) hal
62.
4
Syahrial Syarbaini. Pendidikan Pancasila (Bogor: Ghalia Indonesia. 2001 ) hal.
62.

7

c. Dimensi Fleksibilitas
Menurut Alfian terkait dengan Dimensi ini ialah:
Dimensi ini mencerminkan kemampuan suatu ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan
dan perkembangan masyarakatnya.5
Dalam hal ini bahwa hakekat ideologi itu tidak lain adalah pandangan
hidup yang sudah disertai dengan cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakan, dan sudah menjadi milik kelompok tertentu, seperti
ideologi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka dalam diri Ideologi harus memuat
tiga komponen dasar , yaitu:
1) Keyakinan hidup; yaitu konsepsi yang menyeluruh tentang alam semesta
(kosmos)
2) Tujuan hidup; yaitu konsepsi tentang cita-cita hidup yang diidam-idamkan
(Reasoned conception of the purpose of human life, the perspective of life).
3) Cara-cara yang dipilih untuk mencapapai tujuan hidup; dalam pengertian
cara-cara yang dipilih ini termasuk juga didalamnya berbagai macam
institusi atau lembaga, program aksi dan sebagainya.

B. Peranan Pancasila di Bidang Politik
Berbicara tentang Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik
tentunya yang dimaksudkan adalah bagaimana peran dan fungsi Pancasila sebagai
landasan dan sekaligus tujuan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia.
Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup dan falasafah bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan berpolitik harus dilalankan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dalam Etika berpolitik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Tujuannya adalah bisa menciptakan suasana politik yang kondusif, yang
5

Oetojo Oesman dan Alfan. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai

Bidang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. (Jakarta: BP-7 Pusat. 1991 ) hal.
108.

8

demokratis, yang bisa mencapai cita-cita bangsa Indonesia yakni merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Serta tujuan bangsa Indonesia sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.
Contoh Sikap Positif Politik Dalam bidang politik, kita harus mewujudkan
perilaku antara lain Menampilkan perilaku politik sesuai Pancasila, Menghindari
sikap dan perilaku yang memaksakan pendapat dan ingin menang sendiri,
Penyelenggara negara dan warga negara mewujudkan nilai ke tuhanan,
kemanusiaan, kebangsaan, serta kerakyatan dan ke adilan dalam kehidupan seharihari, Menghindari sikap menghalang-halangi orang yang akan berpartisipai dalam
kehidupan demokrasi, Meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
sebagai nilai yang terbaik dan sesuai untuk bangsa Indonesia serta tidak meleceh
kannya.
Dalam proses pembangunan politik yang ada dan berlaku menjadi sistem
politik yang bukan saja mantap tetapi sekaligus memiliki kualitas kemandirian
yang tinggi yang memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan
dirinya secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan perkembangan aspirasi
masyarakatnya dan laju perubahan zaman. Sejalan dengan itu ideologi bersama
kita itu akan berhasil mempertahankan, memelihara dan bahkan memperkuat
relevansinya yang tinggi dalam kehidupan politik bangsa kita. Nilai-nialainya
bukan saja dihayati dan dibudayakan, tetapi sekaligus diamalkan dalam kehidupan
politik bangsa kita yang terus berkembang.
Dalam segi politik, terkait dengan hakekat demokrasi adalah bahwa
kedaulatan atau kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam mewujudkan
kedaulatan rakyat itu berbagai masyarakat atau bangsa memperlihatkan berbagai
macam paham yang melandasinya, serta gaya, proses dan prosedur dalam
pelaksanaanya..

C. Etika Politik dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dimensi politik dalam etika politik di sini adalah dimasukan dalam
pengertian yang lebih luas bukan hanya berkenaan dengan sistem kenegaraan,

9

pemerintahan, penentuan dan pelaksanaan kebijakan negara tentang berbagai hal
menyangkut kepentingan publik, serta kegiatan-kegiatan lain dari berbagai
lembaga sosial, partai politik, dan organisasi keagamaan dibatasi oleh konsepkonsep negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision
making), pembagian (distribution), dan alokasi (allocation), tetapi disini diperluas
lagi ke dalam tataran manusia sebagai makhluk yang berpolitik. Manusia hidup
Karena berpolitik . secara kodrati sebagai makhluk individual atau sosial manusia
akan memerlukan aturan-aturan atau norma-norma untuk dapat menjalani
hidupnya. Kata kunci dari dimensi politik ini adalah kaitannya dengan hak dan
kewajiban manusia.
Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang menganut ideologi
Pancasila, berarti menganut adanya pengakuan terhadap kemajemukan suku,
agama, dan golongan yang membentuk suatu warga bangsa dengan bercirikan
kebersamaan, kesetaraan, dan kekeluargaan, serta hidup dalam keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan. Manusia Pancasila harus bermoral terhadap
sesama manusia, karena sesama manusia adalah pribadi yang harus dijunjung
tinggi hak asasinya, sebagai manusia semua hubungan sosialnya harus dijunjung
tinggi hak asasinya, sebagai manusia semua hubungan sosialnya harus diatur oleh
hukum moral karena dalam hidup sosial manusia, moral merupakan kriteria untuk
mengukur mana yang baik dan buruk, dan mana yang wajar dengan yang tidak
wajar.
Berikut nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik menurut Kaelan:
 Sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ serta sila kedua
‘kemanusiaan yang Adil dan Beradab’ merupakan sumber nilai-nilai
moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
 Sila Ketiga menjelaskan tentang bangsa Indonesia sebagai bagian dari
umat manusia di dunia hidup secara besama dalam suatu wilayah
tertentu, dengan suatu cita-cita serta prisip-prinsip hidup demi
kesejahteraan bersama.
 Dalam sila keempat menjelaskan bahwa negara berasal dari rakyat dan
segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk
rakyat.

10

 Karena Indonesia adalah negara hukum, maka dalam sila kelima
menjelaskan keadilan dalam kehidupan bersama (keadilan sosial)
adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara. 6

D. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik
Bangsa Indonesia telah mengalami momen bersejarah baru, yaitu
reformasi. Tepat terjadinya sekitar tahun 1998, setelah tumbangnya pemerintahan
masa Orde Baru yang sebelumnya telah berlangsung selama lebih kurang 32 tahun
silam.
Arah tujuan Reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan
menghilangkan dengan cara secara bertahap dan terus-menerus krisis yang
berkepanjangan serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur menuju Indonesia baru.
Reformasi berasal dari kata “reformation” dengan kata dasar “reform”
yang memiliki arti perbaikan, pembaharuan, memperbaiki, dan menjadi lebih
baik.
Seperti yang di kutip oleh Ngudi Astuti ialah;
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik
mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita
Indonesia merdeka di implementasikan sebagai berikut:
1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan
politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan seharihari.
2. Mementingkan kepentingan rakyat atau demokrasi dalam
pengambilan keputusan.
3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan.
4. Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan
pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Idak dapat tidak, nilai-nilai keadilan, kejujuran (yang
menghasilkan ) dan toleransi bersumber pada nilai keTuhanan
yang Maha Esa.7
6

Drs.H. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila (yogyakarta:Paradigms.2010 )
hal.100.
7
Dra. Ngudi Astuti, M.Si. Pancasila dan Piagam Madinah ( Jakarta: Pancasila
dan Piagam Madinah. 2012 ) hal. 186

11

E. Sistem Politik di Indonesia
Dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara tentu adanya sebuah
Konstitusi. Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis Constituir, yang artinya
membentuk.

Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan dengan

pembentukan suatu Negara atau menyusun dan menyatakan sebuah Negara.
Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan suatu
Negara. Dalam bahasa Belanda, konstitusi dikenal dengan istilah grondwet,
artinya undang-undang dasar. Jadi, konstitusi adalah aturan-aturan dasar dan
ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur
lembaga pemerintahan, termasuk dasar hubungan kerja sama antara Negara dan
masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Syahrial tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan
politik
b. Melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri
c. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya. 8
Undang-Undang Dasar 1945

yang merukapan Hukum tertulis dalam

Konstitusi Negara Republik Indonesia mempunyai fungsi yang khas, yaitu
membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelengaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hakhak warga Negara akan lebih terlindungi.
Dalam Negara modern, penyelenggaraan kekuasaan dilakukan berdasarkan
hukum dasar (droit constitusional), dimana undang –undang dasar dianggap
sebagai keputusan politik yang tertinggi, sehingga konstitusi mempunyai
kedudukan atau sederajat supremasi dalam suatu Negara. Maksud supremasi
konstitusi, bahwa konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi dalam tertib hukum
Indonesia. Pada intinya, kedudukan konstitusi dalam suatu Negara bisa dibedakan
kepada dua aspek, yaitu:
8

Syahrial syarbaini.Pendidikan Pancasila(Bogor: Ghalia Indonesia. 2001 )hal
227.

12

d. Aspek hukum
 Konstitusi dibuat oleh Badan Pembuat Undang-Undang atau Lembaga
Negara.
 Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, dari rakyat dan kekuatan berlakunya
dijamin oleh rakyat serta dilaksanakan untuk kepentingan rakyat pula.
 Konstitusi dibuat oleh badan yang diakui keabsahannya.
 Daya ikatnya bukan saja kepada rakyat, tetapi juga kepada penguasa dan
pembuat konstitusi itu sendiri.
Menurut Bryce seperti yang dikutip oleh Syahrial, bahwa Undang-Undang
Dasar dibuat secara sadar sebagai perangkat kaidah fundamental yang mempunyai
nilai politik lebih tinggi dari jenis kaidah yang lain karena menjadi dasar bagi
seluruh tata kehidupan bernegara, sehingga tata hukum harus sesuai dan tidak
bertentangan dengan Undang-Undang dasar.

F. Kondisi Politik Indonesia Sekarang Ini
Kondisi Politik Indonesia terus mengalami perkembangan. Penegakan
demokrasi di Indonesia mendapat perbaikan meskipun dalam perjalanannya
banyak ditemui kendala. Namun dengan adanya perbaikan tersebut, maka arah
perkembangan kondisi politik Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Asalkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya bisa dijaga dengan baik.
Ada beberapa kekuatan yang menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi
politik Indonesia antara lain:
Kekuatan finansial, penegakan suplemasi hukum, kebijakan politik
Indonesia9
1. Kekuatan Finansial
Ekonomi Indonesia termasuk 20% yang pertumbuhannya paling pesat di
dunia. Dengan kondisi itu maka posisi tawar Indonesia sebagai negara tujuan
investor untuk menanamkan modalnya menjadi sangat sentris dan penting.
Kekuatan finansial ini mempengaruhi kondisi politik Indonesia. Para elit politik
melihat peluang kekuasaan pemerintah cukup besar dalam menguasai pengelolaan
9

http://obrolanpolitik.blogspot.com/2013/03/kondisi-politik-indonesia-terkini.

13

sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kesinambungan pertumbuhan
ekonomi harus ditopang oleh stabilitas kondisi politik Indonesia. Sehingga kedua
hal ini saling berhubungan dan tarik menarik yang besar.
Tanpa stabilitas politik yang kuat maka kekuatan finansial menjadi
lumpuh begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu pengambilan kebijakan ekonomi
perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait. Kebijakan ekonomi yang
diambil terus mengupayakan tumbuhnya iklim bisnis yang kondusif.
2. Penegakan Supremasi Hukum
Sebagus apapun sebuah Undang-Undang dan peraturan, tidak akan lebih
baik dibanding Undang-Undang dan Peraturan yang ditegakkan dan dijalankan
oleh seluruh komponen yang terlibat. Proses penegakan hukum Indonesia yang
berjalan lancar dan memberikan manfaat sebagaimana cita-cita pembuat undangundang akan mempengaruhi persepsi rakyat terhadap ketegasan dan keadilan
penguasa. Penegakan hukum yang runcing ke 'bawah' namun tumpul ke 'atas'
justru dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat kepada pemegang
kekuasaan.
Prioritas penegakan hukum menjadi sorotan publik terhadap kinerja
penegak hukum. Seberapa besar manfaat yang dihasilkan dari penegakan hukum
bisa dinilai dari manfaat ekonomi bagi negara. Contoh dalam kasus korupsi yang
merebak di kalangan elit politik, maka penegakan hukum harus diprioritaskan
bagaimana mengurangi dampak kerugian negara melalui penyitaan harta hasil
korupsi dan pemiskinan koruptor itu sendiri dari pada hukuman penjara yang
beberapa tahun. Efek jera terhadap tindak pidana korupsi merupakan hal yang
krusial di mata publik.
Dengan demikian jelas penegakan hukum akan mempengaruhi kondisi
politik Indonesia. Para elit politik melihat peluang ini secara tajam untuk
mengambil hati rakyat melalui pola pencitraan.
3. Kebijakan Politik Indonesia
Langkah pemerintah dalam mengambil kebijakan politik baik dalam
maupun luar negeri langsung berdampak kepada kondisi politik Indonesia.
Kebijakan politik Indonesia yaitu bebas dan aktif harus memberikan dampak yang

14

positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Peran Indonesia sangat besar
dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Dengan kebijakan politik tersebut
maka Indonesia harus bisa mengurangi dampak tekanan asing terutama negara
adikuasa.
Kebijakan Politik Negara terkadang juga mempertimbangkan dalam
responnya terhadap kebijakan luar negeri negara lain terutama negara adikuasa.
Misalnya, kebijakan geopolitik dan geostrategik luar negeri Amerika bisa saja
mempengaruhi mengancam kedaulatan RI.

15

Bab III Penutup
Pancasila yang Merupakan dasar negara Indonesia beasalal dari pandangan
dan falsafah bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilainya sudah ada sejak lama
sebelum terbentuk bangsa Indonesia. Pancasila Resmi disahkan sebagai dasar
Negara Indonseia pada tanggal 18 Agustus 1945. Karena Pancasila diambil dari
Pandangan dan falsafah bangsa maka Pancasila memenuhi sarat sebagai ideology
terbuka. Dalam hal ini Pancasila menerima semua kemajemukan suku,ras, agama,
budaya yang ada dalam bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Negara juga
mengandung dimensi realitas, idealism, dan fleksibilitas.
Pengaruh pancasila di bidang politik ialah bahwa Pancasila dijadikan
sebagai pandangan hidup dan falasafah bangsa Indonesia. Dalam kehidupan
berpolitik harus dilalankan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Etika
berpolitik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah
bisa menciptakan suasana politik yang kondusif, yang demokratis, yang bisa
mencapai cita-cita bangsa Indonesia yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Serta tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea ke empat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi arah perkembangan kondisi politik
Indonesia menuju ke arah yang lebih baik ialah: Kekuatan Finansial, Penegakan
Supremasi Hukum, Kebijakan Politik Indonesia.

16

Daftar Pustaka
 Buku referensi:
Astuti Ngudi. 2012. Pancasila dan Piagam Madinah. Jakarta: Media Bangsa.
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. yogyakarta:Paradigma.
Kansil, C.S.T. 2001. Pancasila. Jakarta: Sinar Grafika.
Oesman Oetojo dan Alfian. 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai
Bidang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.
Pasha Mustafa Kamal. 2002. Pancasila. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Syarbaini Syahrial.2001. Pendidikan Pancasila. Bogor: Ghalia Indonesia.
 Internet:
http://www.slideshare.net/PuspitaMelati/implementasi-nilai-nilai-pancasiladalam-bidang-politik.
http://obrolanpolitik.blogspot.com/2013/03/kondisi-politik-indonesia-terkini.html.
http://dwi212.blogspot.com/2013/04/kedudukan-fungsi-dan-tujuan-wawasan.html.

17