SEKTOR MARITIM YANG PALING CEPAT MEMBENT

SEKTOR MARITIM YANG PALING CEPAT MEMBENTUK PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA
Oleh : Yusep Sugianto

1. Definisi
1.1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional
(Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto) tanpa memandang kenaikan
pendapatan tersebut melebihi pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi
suatu negara bisa dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah produksi barang dan
jasanya terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan pendapatan nasional
atau pertambahan output dalam jangka waktu yang tertentu. Proses pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor ekonomi
meliputi sumberdaya alam, akumulasi modal, pertumbuhan penduduk, dan organisasi,
kemajuan teknologi, dan pembagian kerja dan skala produksi. Faktor non-ekonomi meliputi
faktor sosial, manusia, dan politik. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi harus
menitikberatkan pada hal-hal sebagai berikut, yaitu:
1. Meningkatnya persediaan barang yang terus menerus.
2. Pemanfaatan teknologi yang dapat menentukan pertumbuhan kemampuan dalam
penyediaan barang dan jasa kepada penduduknya.
3. Adanya penyesuaian sikap, kelembagaan dan ideologi agar pertumbuhan ekonomi

berjalan dengan baik.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah suatu keadaan dimana suatu negara tersebut
mengalami peningkatan dalam kegiatan ekonominya dalam setiap periode. Kegiatan ekonomi
ini dapat diukur dengan melihat pertambahan pendapatan nasionalnya atau pertambahan
output dalam periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan adanya peningkatan
kapasitas produksi baik barang maupun jasa dalam periode tertentu. Ada banyak teori
mengenai pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah dari David Ricardo, yang menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah
stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Pertumbuhan ekonomi menurut ahli ekonomi klasik merupakan korelasi antara
pendapatan per kapita penduduk dengan jumlah penduduk. Korelasi tersebut digambarkan
melalui grafik sebagai berikut:

1

Pendapatan
Per Kapita
Y

M

YPK

N

Jumlah Penduduk

Grafik 1. Teori Klasik Pertumbuhan Ekonomi: Penduduk Optimum
Pada grafik 1, kurva YPK menunjukkan tingkat pendapatan per kapita pada berbagai
jumlah penduduk. Pendapatan per kapita penduduk yang merupakan parameter pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik maksimum pada titik M. Titik M merupakan
puncak kurva yang menunjukkan bahwa pendapatan per kapita akan mencapai maksimum di
nilai Y dengan jumlah penduduk N. Dalam situasi negara yang kondusif, dalam arti tidak ada
perang, ataupun bencana lainnya, pendapatan per kapita maksimum dapat dianggap sebagai
titik dimana suatu negara tersebut sudah mencapai tingkat welfare atau sejahtera, dengan
catatatn bahwa jumlah penduduk negara tersebut adalah tidak boleh lebih dari N. Jika jumlah
penduduk melebihi N, maka hukum deminishing return akan berlaku. Deminishing return
menyatakan bahwa kenaikan suatu input akan menyebabkan nilai dari output menjadi
berkurang. Jika jumlah penduduk merupakan input dan pendapatan per kapita adalah output,
David Ricardo mengatakan bahwa jika penduduk bertambah melebihi N, maka produktivitas
penduduk akan menurun. Ketika produktivitas menurun, maka pendapatan per kapita pun

akan menurun, sehingga welfare suatu negara tidak ada lagi. Menurut Ricardo, peranan
akumulasi modal dan kemajuan teknologi akan cendrung meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Dengan kata lain akan memperlambat terjadinya the law of diminishing return yang
pada gilirannya akan membuat posisi welfare bertahan lebih lama. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka suatu negara harus meningkatkan output
produksinya sambil berusaha mengatur jumlah penduduk agar tidak melebihi kapasitas.
Peningkatan output produksi berarti harus meningkatkan kegiatan perekonomian di setiap
sektor-sektor ekonomi. Semakin cepat setiap sektor ekonomi itu mengalami pertumbuhan,
maka pertumbuhan ekonomi suatu negara pun akan semakin cepat. Jika kecepatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara semakin tinggi, maka pencapaian suatu negara terhadap
2

kondisi welfare (kesejahteraan) pun akan semakin cepat. Sejahtera berarti bahwa setiap
manusia merasa aman dan bahagia karena segala kebutuhan seperti makanan, kesehatan,
pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat dipenuhi, serta manakala manusia
memperoleh perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya.
1.2. Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi adalah lingkungan suatu kegiatan ekonomi. Jika dilihat dari aktivitasnya,
maka sektor ekonomi dibagi menjadi 3, yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor
tertier. Sektor ekonomi primer adalah sektor ekonomi dimana dalam kegiatannya adalah

dengan cara melakukan eksplorasi atau ekstraksi sumber daya alam (extraction base).
Output/produk yang dihasilkan dari kegiatan ekstraksi ini tidak merubah bentuk produk
awalnya (input). Contoh extraction base adalah usaha kapas, dimana kapas yang merupakan
sumber daya alam dipanen dan dijual dalam bentuk kapas. Sektor sekunder adalah sektor
ekonomi dimana output yang dihasilkan merupakan hasil pemrosesan output dari sektor
primer, yang hasilnya merupakan input pada industri lain (processing base). Contoh dari
sektor sekunder adalah produk kapas yang merupakan input produksi diproses menjadi output
berupa benang dan kain, dimana benang dan kain ini merupakan input produksi untuk jenis
usaha lain. Sektor ekonomi tertier adalah sektor ekonomi dimana output yang dihasilkan
merupakan hasil pemrosesan output dari sektor sekunder, yang hasilnya merupakan produk
yang

tidak

mengalami

pemrosesan

lagi


(end

product)

dengan

tujuan

untuk

memenuhi/melayani kebutuhan masyarakat (service base). Contoh sektor tersier adalah
produk kain yang merupakan output dari sektor sekunder diproses untuk dijadikan pakaian
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari penjelasan tersebut diatas, maka hubungan tiap
aktivitas sektor ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
PRIMER

INPUT

SEKUNDER


OUTPUT

PERTUMBUHAN
EKONOMI

INPUT

TERTIER

Gambar 1. Hubungan Tiap Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
3

Dari sisi nilai tambah atau value added (nilai produksi barang akhir dikurangi biaya bahan
mentah), sektor tertier memiliki value added terbesar, dan sektor primer memiliki value
added terkecil. Semakin besar value added, maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak
semakin cepat. Ilustrasi dari value added tiap sektor ekonomi dapat dilihat melalui tabel
berikut:
Tabel 1. Ilustrasi value added tiap sektor ekonomi
Sektor


Primer

Produk

Harga
(Rp)

Nilai

Harga +

Akumulasi

Tambah

Nilai Tambah

Nilai

(Rp)


(Rp)

Tambah

Kapas

5.000

0

5.000

Sekunder

Benang

10.000

5.000


15.000

(Processing base)

Kain

20.000

15.000

35.000

Pakaian

40.000

35.000

75.000


(Extraction Base)

Tertier
(Service Base)
TOTAL

5.000

45.000

75.000

75.000

1.3. Sektor Ekonomi Maritim
Sektor ekonomi maritim merupakan sektor ekonomi yang seluruh aktivitasnya
berhubungan dengan bidang kemaritiman atau kelautan. Bidang kelautan yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah : Perikanan
tangkap (1), Perikanan budidaya (2), Pengolahan hasil perikanan (3), Bioteknologi kelautan

(4), Energi minyak bumi dan gas (5), Pertambangan mineral (6), Pariwisata bahari (7),
Angkutan laut (8), Jasa perdagangan (9), Energi non-konvensional (gelombang dan arus laut)
(10), Konstruksi dan rekayasa maritim (shipyard, bangunan laut) (11), Benda berharga dan
warisan budaya (harta karun)(12). Pengelompokan aktivitas sektor ekonomi bidang kelautan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

4

Tabel 2. Pengelompokan Sektor Ekonomi Maritim
SEKTOR PRIMER

SEKTOR SEKUNDER

SEKTOR TERSIER

(EXTRACTION BASE)

(PROCESSING BASE)

(SERVICE BASE)

1. Perikanan Tangkap

1. Pengolahan hasil

2. Perikanan Budidaya

perikanan

3. Energi minyak bumi dan 2. Bioteknologi Kelautan
gas

2. Jasa angkutan laut
3. Jasa perdagangan

3. Konstruksi dan rekayasa

4. Pertambangan mineral

maritim (shipyard,

5. Energi non-konvensional

bangunan laut)

6. Benda

1. Pariwisata bahari

berharga

dan

warisan budaya (harta
karun)

2. Sektor Maritim Yang Dapat Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
Sektor yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi ada kaitannya dengan penentuan
sektor unggulan, sebab sektor unggulan dipastikan memiliki potensi yang lebih besar untuk
tumbuh dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, memilih sektor maritim yang
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, dapat dikatakan sebagai memilih sektor
unggulan.
Sektor unggulan merupakan sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau
perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai input-nya maupun
sektor yang memanfaatkan output-nya sebagai input dalam proses produksinya. Sektor
unggulan tidak hanya mengacu pada lokasi secara geografis, namun juga mampu
menggerakkan ekonomi secara keseluruhan dan menyebar dalam berbagai saluran ekonomi.
Kegiatan sektor unggulan maupun sektor lainnya tidak terlepas dari pemanfaatan atau
penggunaan faktor-faktor produksi, yaitu sumberdaya alam (Material), tenaga kerja (Man),
Teknologi (Machine), dan Kapital (Money). Sektor unggulan harus dapat memberikan nilai
tambah dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang besar terhadap
perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi di pasar.

5

Grafik 2. Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Menurut Lapangan Usaha,
2012 – 2015 (y-o-y) (Sumber : BPS dan CEIC (2015))
Grafik 2 menunjukkan grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia tiap sektor. Dari total PDB
yang diperoleh setiap quartal dari rentang tahun 2011 hingga 2015, sektor eknomi bidang jasa
yang merupakan sektor tertier memberikan prosentasi pertumbuhan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan sektor sekunder (industri) adn sektor primer. Pada kuartal keempat
tahun 2012, pertumbuhan ekonomi sektor primer mengalami penurunan yang sangat jauh
hingga 3% sehingga perbedaan antara sektor primer dan tertier sangat signifikan. Pada
kuartal 2 tahun 2012, pertumbuhan sektor primer melewati pertumbuhan sektor sekunder
namun mengalami penurunan kembali di kuartal berikutnya. Demikian pula pada kuartal 3
tahun 2013 hingga kuartal 2 tahun 2014, sektor primer memberikan kontribusi PDB yang
melebihi sektor sekunde. Namun selanjutnya sektor primer tidak dapat melewati laju
pertumbuhan ekonomi sektor sekunder dan tertier. Sektor tertier selalu berada pada posisi
teratas dalam kontribusi PDB Indonesia. Walaupun relatif mengalami penurunan di tiap
kuartal, namun penurunan ini tidak sebesar penurunan yang terjadi di sektor primer. Secara
umum, Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2011-2015 berada pada level sektor sekunder
yang menunjukkan bahwa iklim ekonomi Indonesia masih belum memaksimalkan sektor
tertier, padahal potensi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berada disektor tertier.
Terlihat pada grafik bahwa persentasi PDB sektor tersier selalu lebih baik di setiap kuartal.
Sama halnya dengan sektor non-maritim, maka sektor maritim yang dapat mempercepat
6

pertumbuhan ekonomi adalah sektor tertier (service base). Ada beberapa alasan mengapa
sektor tertier dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, yaitu:
A. Efek sumber daya alam
Seperti diketahui, bahwa sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Sumber daya alam yang dapat diganti atau perbaharui dan dipelihara (renewable
resources). Ini meliputi margasatwa yang ada di danau, laut, maupun hutan.
2.

Sumber daya alam yang tidak dapat diganti (non-renewable resources). Ini
mencangkup sumber mineral seperti logam, minyak bumi dan batu bara.

Kedua sumberdaya alam ini jika dieksploitasi maka akan memberikan pendapatan bagi
negara, dan pertumbuhan ekonomi dapat terlaksana. Namun sumberdaya ini memiliki
keterbatasan stok yang membuat pertumbuhan ekonomi melalui ekstraksi tidak akan bertahan
lama. Kurva yang menjelaskan mengenai keterbatasan stok adalah sebagai berikut:
1. Kurva untuk sumberdaya alam terbarukan (sumberdaya hayati perairan)
Hasil
Tangkapan
Ymax

MSY

EMSY

EMAX

EFFORT

Grafik 3. Kurva stok sumberdaya alam terbarukan (renewable resources)
Pada sumberdaya alam terbarukan, misalnya adalah ikan tangkap, suatu usaha atau effort
(E) yang dalam hal ini berperan sebagai suatu input ekonomi akan mendapatkan output
berupa hasil tangkapan (Y) yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi kepada
suatu negara. Namun pertumbuhan ekonomi ini tidak akan terus berlangsung karena jika
ekslpoitasi sumberdaya ikan terus menerus dilakukan, maka ia akan mencapai pada titik
maksimum yaitu MSY. MSY atau Maximum Sustainable Yield atau titik potensi lestari
merupakan suatu titik dimana sumberdaya ikan yang diekslpoitasi dapat masih dapat
melakukan regenerasi melalui sifat biologinya. Dengan demikian, jika sumberdaya ikan
melewati titik MSY, maka ikan tersebut akan mengalami kelangkaan bahkan punah. Apabila
sumberdaya mengalami kelangkaan, maka usaha ekslpoitasi yang besar tidak akan
menghasilkan kenaikan output produksi. Bahkan jika usaha penangkapan terus dilakukan
hingga Emax, output yang diperoleh adalah nihil karena ikan sudah punah.
7

Grafik 4. Trend First Maturity Length (Lm) Tuna Yellowfin di Samudera Hindia
(Sumber: Balitbang KP 2013)
Pada tahun 2013,

Loka Penelitian Perikanan Tuna-Balai Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan (LPPT-Balitbang KP) di Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI merilis trend First Maturity Length pada spesies ikan tuna yellowfin
(madidihang) di perairan Samudera Hindia. First Maturity Length (Lm) merupakan ukuran
panjang untuk pertama kali matang gonad pada ikan yang merupakan salah satu acuan utama
dalam menentukan ukuran ikan yang boleh ditangkap.
Grafik 4 merupakan hasil regresi linier atas data Lm yang diperoleh dari ikan tuna yang
didaratkan di pelabuhan perikanan selama rentang waktu tahun 1989 hingga 2010. Pada
grafik tersebut menunjukkan bahwa Lm mengalami penurunan panjang sekitar 50 cm dalam
rentang waktu 21 tahun. Karena populasi yang semakin berkurang oleh mortalitas
penangkapan, maka secara alami ada tuntutan melanjutkan generasi, sehingga suatu jenis
ikan akan dewasa lebih cepat secara alami dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran
induk sebelumnya. Salah satu kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan
ukuran matang gonad ikan adalah tekanan akibat penangkapan yang berlebih (over fishing).
Karena Lm mengecil, maka ukuran ikan yang boleh ditangkap pun akan turut mengecil.
Penurunan ukuran panjang ikan yang boleh ditangkap menunjukkan kelangkaan sumberdaya
tuna di Samudera Hindia.

8

2. Kurva untuk sumberdaya alam tidak terbarukan (energi dan mineral)
Stok (Y)
Ymax

Stok = 0

Waktu

Grafik 5. Kurva stok sumberdaya alam terbarukan (renewable resources)
Pada awalnya, suatu negara memiliki kekayaan sumberdaya alam sebesar Ymax. Titik
Ymax adalah titik dimana stok sumberdaya alam belum dieksploitasi (E=0). Ketika
sumberdaya alam tersebut dieksploitasi, maka stok akan menurun, hingga pada akhirnya,
usaha yang dilakukan (effort) tidak akan menghasilkan output apapun karena stok sudah
habis (stok =0).
Grafik Cadangan Minyak Terbukti Indonesia

Grafik 6. Grafik Cadangan Minyak Terbukti Indonesia (Sumber: Kementerian ESDM)
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, cadangan minyak terbukti Indonesia
mengalami trend penurunan sejak tahun 2014 hingga 2015. Pada tahun 2006, cadangan
terbukti Indonesia mengalami kenaikan sebesar 0,3 miliar barrel karena ditemukannya
cadangan minyak baru. Namun kenaikan ini tidak begitu besar sebab setelah dieksploitasi, di
tahun 2007 stok minyak mengalami penurunan hingga 0,5 miliar barrel. Cadangan minyak di
tahun 2007 lebih kecil dibandingkan tahun 2005 dimana pada saat itu belum ditemukan stok
minyak baru. Itu berarti bahwa eksploitasi minyak bumi melebihi kemampuan perolehan
cadangan minyak bumi. Sumber-sumber minyak baru, baik ditemukan atau tidak, tidak akan
merubah trend stok minyak yang akan selalu menurun setiap waktu.
9

Ketika suatu negara menggantungkan pertumbuhan ekonominya pada eksploitasi
sumberdaya (renewable dan non-renewable), maka ada suatu masa, karena keterbatasan stok
sumberdaya, dimana negara tersebut tidak akan mengalami pertumbuhan ekonomi, bahkan
mengalami penurunan. Ketika pertumbuhan ekonomi berhenti sebagai akibat dari kekurangan
atau kehabisan stok, maka teori “tragedi atas kepemilikan bersama” dan “teori kutukan
sumberdaya alam” akan berlaku. Kedua teori ini pada prinsipnya menjelaskan bahwa ketika
stok sumberdaya alam mengalami kelangkaan, maka suatu negara tersebut akan rentan
mengalami konflik sosial, dan penyakit moral seperti korupsi. Kebutuhan rakyatnya sudah
tidak dapat terpenuhi karena supply kebutuhan barang yang seharusnya disediakan negara
sudah tidak mampu lagi disediakan.
B. Value added
Value added adalah besaran manfaat yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya yang
telah dikeluarkan. Dari sisi value added (nilai tambah), seperti yang sudah dijelaskan pada
tabel.1, maka value added yang tertinggi adalah di sektor tertier. Semakin tinggi nilai tambah,
maka kecepatan pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi pula, hingga akhirnya welfare
atau kesejahteraan akan cepat tercapai.
C. Eksternalitas
Eksternalitas dalam ekonomi dapat diartikan sebagai efek samping dari adanya suatu
kegiatan ekonomi. Eksternalitas dalam ekonomi dibagi menjadi 2, yaitu eksternaitas positif
dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif adalah efek samping kegiatan ekonomi yang
mengarah pada peningkatan kualitas masyarakat. Peningkatan kualitas masyarakat ini bisa
terjadi pada bidang ekonomi, sosial, lingkungan, maupun budaya. Eksternalitas negatif berarti
adalah efek samping suatu kegiatan ekonomi yang mengarah pada penurunan kualitas
masyarakat.
Indikator

yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah Produk

Domestik Bruto (PDB). Penghitungan PDB dapat dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu
pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Ketiga
pendekatan ini pada prinsipnya menyimpulkan bahwa semakin banyak barang dan jasa yang
disediakan, atau semakin banyak pendapatan yang diperoleh, maka pertumbuhan ekonomi
akan semakin cepat.
Sektor tertier dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi karena jika dilihat dari
eksternalitas, maka ia akan lebih banyak memunculkan eksternalitas positif. Eksternalitas
positif ini adalah berupa munculnya kegiatan-kegiatan ekonomi baru yang menciptakan
pasar-pasar baru. Munculnya pasar-pasar baru ini tentu akan menyediakan barang dan jasa
10

baru dan menciptakan sumber-sumber pendapatan baru. Semakin banyak barang dan jasa
yang tersedia, dan meningkatnya sumber pendapatan, maka pertumbuhan ekonomi akan
bergerak semakin cepat.
D. Pasar
Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara penjual yang menyediakan barang
atau jasa dengan pembeli yang membutuhkan barang atau jasa. Pasar terbentuk karena
adanya dua fungsi yaitu supply (penawaran), dan demand (pemintaan). Interaksi dua fungsi
ini yang dijelaskan sebagai berikut.
Price
Kurva Penawaran

P

E
Kurva Permintaan
M

Quantity

Grafik 7. Kurva Permintaan dan Penawaran
Grafik 7 menunjukkan dua buah kurva yang sebetulnya pada awalnya adalah terpisah.
Kurva penawaran merupakan fungsi harga terhadap quantity yang dimiliki oleh produsen
barang dan jasa, sedangkan kurva permintaan merupakan kurva yang dimiliki oleh
konsumen. Kurva berpotongan menunjukkan bahwa penjual dan pembeli bertemu di pasar,
yang berarti ada interaksi. Titik E merupakan titik transaksional yang artinya bahwa pada
penjual dan pembeli bersepakat bahwa quantity tertentu (M) dihargai sebesar (P). Berbeda
dengan stok sumberdaya alam yang mengalami keterbatasan stok sehingga mempengaruhi
harga, fungsi pasar tidak berlaku demikian. Ketersediaan stok tidak dibatasi oleh faktor alam,
yang artinya bahwa stok itu bisa dikontrol dan diatur oleh pelaku pasar. Karena ada
pengaturan demikian, maka harga dipengaruhi oleh prilaku produsen dan konsumen di pasar
tersebut.
Karena kebutuhan manusia tidak terbatas, maka permintaan pasar akan suatu barang dan
jasa akan selalu ada. Pada sektor tertier, ketika suatu pasar terbentuk maka akan ada
eksternalitas positif berupa kebutuhan-kebutuhan baru, yang berarti permintaan-permintaan
baru. Permintaan-permintaan baru ini tentu saja menciptakan peluang usaha baru yang berarti
akan ada penyedia barang yang baru. Dengan kata lain, suatu pasar, terutama yang memiliki
11

value added yang tinggi akan menciptakan eksternalitas berupa pembentukan pasar-pasar
baru. Semakin banyak pasar yang terbentuk, maka akan semakin positif mengarah kepada
tersedianya barang dan jasa setiap saat. Ketersediaan barang dan jasa ini tentu saja
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, dari sisi pasar, pertumbuhan ekonomi
suatu negara dapat ditunjukkan oleh:
1. Banyaknya pasar yang terbentuk (banyaknya kurva supply dan demand)
2. Besarnya nilai pasar yang dibentuk (besaran equilibrium)
3. Banyaknya jumlah transaksi yang terjadi (kuantitas ekuilibrium)

3. Cara Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Sektor Maritim
Cara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat melalui
kacamata faktor produksi dan fungsi produksi. Faktor produksi terdiri dari sumberdaya
manusia, modal kapital, material, dan teknologi. Fungsi produksi merupakan hubungan antara
faktor-faktor produksi tersebut (sebagai input) untuk membentuk suatu suatu output berupa
produk barang atau jasa. Variasi input faktor-faktor produksi dapat membentuk variasivariasi produk, dan setiap variasi produk akan memiliki nilai tambah masing-masing, seperti
digambarkan oleh fungsi produksi berikut.
Material

A
B
C

Teknologi

Grafik 8. Kurva Fungsi Produksi
Grafik 8 menunjukkan contoh dari hubungan antara dua fungsi produksi yaitu teknologi
dan material. Dengan kapasitas teknologi tertentu, suatu material dapat dibuat menjadi 3 buah
variasi output. Produk A merupakan produk yang mengolah material dengan tingkat
teknologi rendah. Produk B merupakan pemanfaatan input teknologi yang nilainya sama
dengan material yang digunakan. Produk C merupakan contoh pemanfaatan material yang
menghasilkan output berteknologi tinggi. Ketiga output ini memiliki value added masing
masing dan memiliki kurva supply-demand masing-masing.

12

Agar mampu membuat variasi output seperti contoh diatas, maka faktor-faktor produksi
(manusia, modal kapital, material, dan teknologi) harus bersinergi dengan baik, dan
penggunaannya harus maksimal. Negara harus memiliki dan mampu menciptakan teknologi
agar dapat membuat suatu material atau sumberdaya menjadi berdaya saing dan memiliki
nilai tambah yang lebih tinggi. Jika teknologi sudah dikuasai, dan demand sudah diketahui,
maka hal ini akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya sehingga dapat
menyediakan supply akan output-output tersebut. Supply sudah dimiliki, dan demand sudah
diketahui, maka pasar akan terbentuk.
Namun demikian, teknologi, material, maupun modal kapital tidak akan ada gunanya jika
kualitas sumber daya manusia tidak memiliki daya saing dan kualitas. Seperti yang
diutarakan oleh Adam Smith menganggap bahwa manusia merupakan faktor produksi utama
yang menetukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau
tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang mengolahnya, sehingga bermanfaat bagi kehidupan.
Adam Smith juga melihat bahwa alokasi SDM yang efektif adalah awal pertumbuhan ekonomi.
Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi
tetap tumbuh. Dengan kata lain, alokasi SDM yang efektif merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, agar perekonomian sektor maritim cepat tumbuh, maka kualitas sumber daya
manusia bidang maritim harus dapat ditingkatkan sehingga dapat mengolah sumberdayasumberdaya alam sektor maritim yang begitu banyak. Sumber daya manusia maritim harus
mampu memiliki, membuat, dan menguasai teknologi maritim agar tingkat kepercayaan investor
mengenai industri maritim Indonesia meningkat. Meningkatnya tingkat kepercayaan investor
berarti akan meningkatkan kepercayaan mereka untuk menanamkan investasinya di sektor
industri maritim.
Untuk meningkatkan kualitas keterampilan dan keahlian sumberdaya manusia sektor maritim,
maka pemerintah dapat membentuk tempat-tempat latihan kerja industri maritim atau sekolahsekolah formal bidang maritim di berbagai level pendidikan, melakukan pengiriman tugas belajar
ke negara maritim yang lebih maju, memfasilitasi penelitian-penelitian bidang maritim, dan
penyediaan fasilitas perkreditan bidang maritim untuk mendorong terciptanya wirausahawanwirausahawan baru bidang maritim. Tidak kalah pentingnya situasi politik dan sosial di dalam
negeri juga harus kondusif sehingga mereka yang selesai belajar di luar negeri dapat dengan
nyaman dan tenang kembali ke tanah air untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya.

13

4. Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas, diketahui bahwa sektor ekonomi maritim yang dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah sektor ekonomi tertier. Sektor tertier atau disebut
service based sactor merupakan sektor ekonomi dimana output yang dihasilkan merupakan brang
yang dibutuhkan oleh masyarakat (end product). Produk pada sektor tertier tiak memerlukan
pemrosesan lagi, sehingga ia dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sektor ekonomi maritim yang termasuk dalam sektor tertier adalah pariwisata bahari, jasa
angkutan laut, dan jasa perdagangan.
Alasan yang menyatakan bahwa sektor tertier dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi,
adalah: efek sumberdaya alam, value added, eksternalitas, dan pasar. Pada efek sumberdaya alam,
sektor tertier tidak terkendala stock seperti halnya eksploitasi sektor primer (renewable dan nonrenewable resources), sehingga sektor ini tidak akan memunculkan “kutukan sumber daya alam”,
maupun “tragedi kepemilikan bersama” yang berujung kepada konflik sosial dan politik di dalam
negeri. Sektor tertier merupakan sektor yang memiliki value added tertinggi. Value added
merupakan parameter pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dari sisi eksternalitas, sektor tertier
membentuk eksternalitas positif yaitu penyerapan tenaga kerja yang banyak, iklim ekonomi yang
mandiri, dan pembentukan pasar-pasar baru. Dari sisi pasar, sektor tertier dapat membentuk
banyak pasar, mempertinggi nilai output tiap unit, dan apabila suatu output memiliki daya saing,
maka jumlah transaksional output tersebut akan semakin besar.
Agar ekonomi sektor tertier bidang maritim dapat lebih cepat tumbuh, maka kualitas
sumberdaya manusia bidang maritim harus ditingkatkan sehingga mereka mampu menggunakan
dan memanfaatkan faktor produksi teknologi utnuk mengolah material atau sumber daya menjadi
bernilai tambah baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Meningkatnya kualitas dan kuantitas
nilai tambah suatu output akan menciptakan iklim investasi yang lebih baik. Untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, maka negara harus membangun dan mempersiapkan sekolahsekolah bidang kemaritiman di berbagai level pendidikan, membuat program beasiswa untuk
belajar teknologi maritim di negara yang lebih maju, dan memfasilitasi penelitian-penelitian
bidang kemaritiman, dan penyediaan fasilitas kredit untuk usaha bidang maritim. Iklim politik
dan sosial dalam negeri yang kondusif dapat membuat kenyamanan para sumberdaya manusia
maritim yang unggul untuk menciptakan lapangan-lapangan kerja baru dan membangun
negaranya secara mandiri.

14