Resume Pertemuan Pertama Mata Kulian Pen
Resume Pertemuan Pertama Mata Kulian Pengolahan Sumber Daya Mineral dan Energi
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang
dapat diperbarui (Renewable Resource) seperti tenaga angin, air, tenaga surya, ombak dan
lain sebagainya maupun sumber daya alam yang tak dapat diperbarui (Non Renewable
Resource) seperti minyak bumi, gas alam, mineral, batubara dan sejenisnya.
Kegiatan pertambangan di Indonesia diatur oleh pemerintah dalam UU No 4 Tahun 2009
tentang pertambangan mineral dan batubara. Jadi, berdasarkan UU tersebut kegiatan
pertambangan di negara kita dibedakan menjadi dua yaitu pertambangan mineral dan
pertambangan batubara.
Definisi pertambangan
Menurut UU No 4 tahun 2009 pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan
pasca tambang.
Definisi pertambangan mineral
Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau
batuan, diluar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah.
Sedangkan mineral sendiri adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
Definisi pertambangan batubara
Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam
bumi termasuk bitumen padat, gambut dan batuan aspal.
Yang dimaksud dengan batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang
terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.
Pertambangan mineral sebagaimana yang dijelaskan di atas dan menjadi materi dalam mata
kuliah ini dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu :
1. Pertambangan mineral radioaktif
Kegiatan pertambangan mineral radioaktif ditetapkan oleh pemerintah dan
pengusahaannya dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2. Pertambangan mineral logam
Kegiatan pertambangan mineral logam yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan
(IUP) Eksplorasi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 8 (delapan) tahun
untuk melakukan kegiatan eksplorasi, dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling sedikit 5000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 100.000 (seratus
ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan mineral logam yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun
untuk melakukan kegiatan penambangan (eksploitasi), dengan luas Wilayah ijin
Usaha Pertambangan (WIUP) paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare.
3. Pertambangan mineral bukan logam
Kegiatan pertambangan mineral bukan logam yang memperoleh Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Eksplorasi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 7 (tujuh) tahun untuk
melakukan kegiatan eksplorasi, dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling sedikit 500 (lima ratus) hektare dan paling banyak 25.000 (dua puluh
lima ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan mineral bukan logam yang memperoleh Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dapat diberikan dalam jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-masing 5 (lima)
tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
dapat diperpanjang dua kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun untuk melakukan
kegiatan penambangan (eksploitasi), dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.
4. Pertambangan batuan
Kegiatan pertambangan batuan yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun untuk
melakukan kegiatan eksplorasi, dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling sedikit 5 (lima) hektare dan paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan batuan yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang dua kali masing-masing 5 (lima) tahun tahun untuk melakukan
kegiatan penambangan (eksploitasi), dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling banyak 1.000 (seribu) hektare.
Dokumen-dokumen penting yang wajib diperoleh apabila seseorang ingin membuka suatu
usaha pertambangan antara lain sebagai berikut :
1. Dokumen perijinan eksplorasi yaitu IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi dan studi kelayakan.
2. Dokumen studi kelayakan tambang yaitu data dan informasi yang menyatakan apakah
tambang yang dibuka layak ditinjau dari faktor teknis,ekologis dan ekonomis.
3. Dokumen perijinan penambangan (eksploitasi) yaitu IUP Operasi Produksi meliputi
kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan
dan penjualan.
4. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yaitu kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Tahapan-tahapan kegiatan usaha pertambangan
Menyatakan hipotesis (dugaan) awal mengenai adanya sumber daya bahan galian berharga
yang ditemukan.
Melakukan investigasi/penyelidikan umum (prospecting) mengenai dugaan tsb melalui
pencarian dengan survey lapangan dan lain sebagainya untuk mengetahui kondisi geologi
regional dan indikasi adanya mineralisasi.
Eksplorasi guna membuktikan cadangan bahan galian tsb yang didahului eksplorasi
pendahuluan kemudian lanjut pada ekplorasi rinci/detail untuk memperoleh informasi secara
terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, umur dan sumber daya
terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Studi kelayakan (evaluasi) yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh
aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan,
seperti rencana produksi, desain dan rencana tambang, termasuk mengenai analisis dampak
lingkungan serta rencana pasca tambang.
Operasi produksi (activity mining) meliputi konstruksi (mine development), penambangan
(exploitation), pengolahan (processing), pemurnian (extractive metallurgy), serta
pengangkutan dan penjualan (marketing).
Konstruksi (mine development) merupakan kegiatan pembangunan seluruh fasilitas operasi
produksi, perkantoran, jalan dan jembatan, termasuk fasilitas pengendalian lingkungan.
Penambangan (exploitation) yaitu kegiatan produksi penggalian, pemuatan bahan galian lalu
mengangkutnya, (gali,muat,angkut: operasi inti penambangan) untuk memproduksi mineral.
Pengolahan (processing) yaitu kegiatan peningkatan mutu mineral dari yang berupa bahan
galian/Ore menjadi produk-produk siap jual mengunakan teknologi terkini.
Pemurnian (extractive metallurgy) yaitu kegiatan lanjutan dari processing sehingga
menghasilkan produk utama berupa konsentrat (main mineral), kemudian accessory
mineral/middling/second product, dan tailing yaitu mineral pengotor.
Pengangkutan dan pemasaran (marketing) yaitu kegiatan memindahkan produk penambangan
dari tambang/tempat pengolahan ke tempat penyerahan/penampungan dan aktivitas distribusi
untuk menjual produk utama ke tangan konsumen.
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang
dapat diperbarui (Renewable Resource) seperti tenaga angin, air, tenaga surya, ombak dan
lain sebagainya maupun sumber daya alam yang tak dapat diperbarui (Non Renewable
Resource) seperti minyak bumi, gas alam, mineral, batubara dan sejenisnya.
Kegiatan pertambangan di Indonesia diatur oleh pemerintah dalam UU No 4 Tahun 2009
tentang pertambangan mineral dan batubara. Jadi, berdasarkan UU tersebut kegiatan
pertambangan di negara kita dibedakan menjadi dua yaitu pertambangan mineral dan
pertambangan batubara.
Definisi pertambangan
Menurut UU No 4 tahun 2009 pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan
pasca tambang.
Definisi pertambangan mineral
Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau
batuan, diluar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah.
Sedangkan mineral sendiri adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
Definisi pertambangan batubara
Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam
bumi termasuk bitumen padat, gambut dan batuan aspal.
Yang dimaksud dengan batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang
terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.
Pertambangan mineral sebagaimana yang dijelaskan di atas dan menjadi materi dalam mata
kuliah ini dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu :
1. Pertambangan mineral radioaktif
Kegiatan pertambangan mineral radioaktif ditetapkan oleh pemerintah dan
pengusahaannya dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2. Pertambangan mineral logam
Kegiatan pertambangan mineral logam yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan
(IUP) Eksplorasi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 8 (delapan) tahun
untuk melakukan kegiatan eksplorasi, dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling sedikit 5000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 100.000 (seratus
ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan mineral logam yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun
untuk melakukan kegiatan penambangan (eksploitasi), dengan luas Wilayah ijin
Usaha Pertambangan (WIUP) paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare.
3. Pertambangan mineral bukan logam
Kegiatan pertambangan mineral bukan logam yang memperoleh Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Eksplorasi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 7 (tujuh) tahun untuk
melakukan kegiatan eksplorasi, dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling sedikit 500 (lima ratus) hektare dan paling banyak 25.000 (dua puluh
lima ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan mineral bukan logam yang memperoleh Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dapat diberikan dalam jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-masing 5 (lima)
tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
dapat diperpanjang dua kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun untuk melakukan
kegiatan penambangan (eksploitasi), dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.
4. Pertambangan batuan
Kegiatan pertambangan batuan yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun untuk
melakukan kegiatan eksplorasi, dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling sedikit 5 (lima) hektare dan paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan batuan yang memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang dua kali masing-masing 5 (lima) tahun tahun untuk melakukan
kegiatan penambangan (eksploitasi), dengan luas Wilayah ijin Usaha Pertambangan
(WIUP) paling banyak 1.000 (seribu) hektare.
Dokumen-dokumen penting yang wajib diperoleh apabila seseorang ingin membuka suatu
usaha pertambangan antara lain sebagai berikut :
1. Dokumen perijinan eksplorasi yaitu IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi dan studi kelayakan.
2. Dokumen studi kelayakan tambang yaitu data dan informasi yang menyatakan apakah
tambang yang dibuka layak ditinjau dari faktor teknis,ekologis dan ekonomis.
3. Dokumen perijinan penambangan (eksploitasi) yaitu IUP Operasi Produksi meliputi
kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan
dan penjualan.
4. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yaitu kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Tahapan-tahapan kegiatan usaha pertambangan
Menyatakan hipotesis (dugaan) awal mengenai adanya sumber daya bahan galian berharga
yang ditemukan.
Melakukan investigasi/penyelidikan umum (prospecting) mengenai dugaan tsb melalui
pencarian dengan survey lapangan dan lain sebagainya untuk mengetahui kondisi geologi
regional dan indikasi adanya mineralisasi.
Eksplorasi guna membuktikan cadangan bahan galian tsb yang didahului eksplorasi
pendahuluan kemudian lanjut pada ekplorasi rinci/detail untuk memperoleh informasi secara
terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, umur dan sumber daya
terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Studi kelayakan (evaluasi) yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh
aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan,
seperti rencana produksi, desain dan rencana tambang, termasuk mengenai analisis dampak
lingkungan serta rencana pasca tambang.
Operasi produksi (activity mining) meliputi konstruksi (mine development), penambangan
(exploitation), pengolahan (processing), pemurnian (extractive metallurgy), serta
pengangkutan dan penjualan (marketing).
Konstruksi (mine development) merupakan kegiatan pembangunan seluruh fasilitas operasi
produksi, perkantoran, jalan dan jembatan, termasuk fasilitas pengendalian lingkungan.
Penambangan (exploitation) yaitu kegiatan produksi penggalian, pemuatan bahan galian lalu
mengangkutnya, (gali,muat,angkut: operasi inti penambangan) untuk memproduksi mineral.
Pengolahan (processing) yaitu kegiatan peningkatan mutu mineral dari yang berupa bahan
galian/Ore menjadi produk-produk siap jual mengunakan teknologi terkini.
Pemurnian (extractive metallurgy) yaitu kegiatan lanjutan dari processing sehingga
menghasilkan produk utama berupa konsentrat (main mineral), kemudian accessory
mineral/middling/second product, dan tailing yaitu mineral pengotor.
Pengangkutan dan pemasaran (marketing) yaitu kegiatan memindahkan produk penambangan
dari tambang/tempat pengolahan ke tempat penyerahan/penampungan dan aktivitas distribusi
untuk menjual produk utama ke tangan konsumen.