Analisa Model Matematik kecepatan peruba
ANALISA MODEL MATEMATIK KECEPATAN PERUBAHAN GARIS PANTAI
DENGAN ALGORITME REMOTE SENSING PADA CITRA LANDSAT-TM DAN AQUA
MODIS BERBASIS PENDETEKSIAN WARNA RGB
Proposal Penelitian
Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Peneliti Utama:
Hendrata Wibisana
NPM : 3114301004
Metodologi penelitian
Halaman
DAFTAR ISI
Table of Contents
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1.
LATAR BELAKANG ................................................................................................... 3
1.2. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 6
1.3. ORISINALITAS ............................................................................................................. 7
1.4. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................. 7
1.5. LOKASI PENELITIAN ................................................................................................... 8
1.6. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................................11
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................12
2.1. Pesisir Pantai ..............................................................................................................12
2.2. STATE OF THE ART..................................................................................................15
BAB 3 : METODOLOGI .........................................................................................................18
3.1. KERANGKA TEORI ....................................................................................................18
3.2. KERANGKA KONSEP................................................................................................19
3.3. HIPOTESA ..................................................................................................................19
3.4. METODE PENELITIAN ..............................................................................................20
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN....................................................................24
LAMPIRAN ..........................................................................................................................25
Metodologi penelitian
Halaman
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pantai adalah tempat bertemunya daratan dengan lautan. Pantai merupakan
tempat yang sangat startegis bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat.
Berbagai kegiatan sering dilakukan di pesisir pantai seperti olah raga, jual beli
makanan, maupun sekedar tempat untuk bersantai.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan nilai
tambah kawasan pesisir pantai, demikian juga penelitian yang dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatip yang ditimbulkan oleh alam maupun kegiatan
dari masyarakat setempat, semuanya itu bertujuan untuk mempertahankan
morfologi pantai apa adanya sesuai dengan peruntukannya.
Seiring dengan kemajuan dalam bidang informasi teknologi, telah dikembangkan
teknologi untuk memantau perkembangan pesisir pantai dari waktu ke waktu.
Pesisir pantai yang tadinya merupakan wilayah yang sangat luas dapat dipantau
secara berkesinambungan dengan pemanfaatan teknologi inderaja. Teknologi ini
memainkan
peranan
yang
sangat
signifikan
apalagi
ditunjang
dengan
perkembangan teknologi satelit sebagai wahana dalam proses pemantauan
berbasis inderaja.
Metodologi penelitian
Halaman
Aplikasi penginderaan jauh untuk monitoring perubahan garis pantai delta
porong dan delta rungkut telah dilakukan oleh Habib subagyo (2007), fokus
penelitian adalah perolehan garis pantai sebagai variabel utama untuk kajian
analisis temporal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah telah terjadi
perubahan garis pantai di delta Porong sebesar 57 m/tahun, sedangkan untuk
perubahan di delta Rungkut adanya sedimentasi sebesar 42,7 m/tahun dan
adanya erosi dengan laju 5,6 m/tahun.
Kajian data penginderaan jauh untuk identifikasi kawasan pesisir juga menjadi
perhatian yang menarik, Sigit Heru Murti (2011) dalam laporan penelitiannya
tentang Fitur tipologi pesisir Indonesia menyatakan bahwa data peginderaan
jauh mampu melakukan identifikasi fitur tipologi pesisir yang mencakup tipe
pesisir, bentuk lahan , tutupan bawah air, penutup dan penggunaan lahan.
Tang Yanli (2011) dalam penelitiannya The Application of GIS and RS for
Coastline Change Detection and Risk Assesment to Enhanced Sea Level Rise
menitik beratkan kepada pengamatan di delta sungai kuning dan menyimpulkan
bahwa dengan penggabungan beberapa citra satelit dalam kurun waktu tertentu
merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk deteksi perubahan .
Analisa perubahan garis pantai yang lain juga diteliti oleh Rachmat Hidayah
dkk(2012) dalam papernya Analisa Perubahan Garis Pantai Jasri, Kabupaten
Karangasem Bali memperoleh hasil bahwa pada pantai Jasri selama 10 tahun
mengalami kemunduran garis pantai secara signifikan sepanjang 13,48 meter
Metodologi penelitian
Halaman
Aplikasi penginderaan jauh untuk perubahan garis pantai juga pernah diteliti di
Thailand,
Absornsuda Siripong(2010) dalam papernya Detect the Coastline
Change in Thailand by Remote Sensing menitik beratkan kepada pengamatan
sedimen pada aliran sungai yang akan berdampak kepada perubahan garis
pantai dan dipantau dengan pemanfaatan data citra Landsat, dan hasil yang
diperoleh menyimpulkan bahwa data Landsat merupakan alat yang ampuh
dalam pendeteksian perubahan pesisir pantai, pada penelitiannya tidak
mempergunakan algoritme dalam pemantauan secara kuantitatip, hanya melihat
detail citra selama beberapa tahun.
Pemanfaatan data penginderaan jauh banyak digunakan untuk berbagai aplikasi
pemantauan area, selain itu banyak pula untuk antisipasi bencana maupun
pasca kejadian bencana, perubahan garis pantai S.Prabaharan dkk(2010),
Noerdin Basir(2013), Mifta Nur Rohma(2013). Untuk pemantauan dengan
menggunakan algoritme juga pernah diteliti oleh Wa Ode Awallah dkk.(2012)
dalam penelitiannya Model Perubahan Garis Pantai dengan Metode One-Line
Model (Studi Kasus: Pantai Mangarabombang-Galesong Selatan, Kabupaten
Takalar), model yang dipakai disini adalah One-Line Model yang didasarkan
pada laju angkutan sedimen. Adapula model lain yang dikembangkan untuk
mendeteksi perubahan garis pantai, Sumbogo Pranoto(2013) dalam papernya di
Jurnal Teknik Sipil Undip menggunakan model GENESIS ( Generalized Model
for Simulating Shoreline), sama dengan model One Line, metode ini juga menitik
beratkan data masukan pada nilai angkutan sedimen dengan asumsi bahwa
Metodologi penelitian
Halaman
perubahan garis pantai diakibatkan oleh angkutan sedimen.(Ladys, Surbakti, &
Hartoni, 2012)
Dari beberapa penelitian yang melibatkan penginderaan jauh dalam pemantauan
perubahan garis pantai, ada yang pemanfaatannya sebatas kualitatif dengan
mengamati perubahan warna dari overlay citra satelit ada pula yang kuantitatif
dengan memakai model seperti One Line dan GENESIS yang berdasarkan nilai
angkutan sedimen. (Fajra, 2013; Irfan, Sugianto, & Handoyo, 2014)
Sejauh ini belum ada penelitian serupa yang memantau perubahan garis pantai
dengan pemanfaatan citra satelit yang memanfaatkan model matematis dari
analisa perubahan warna
Pada penelitian ini hendak dicoba untuk menyusun model matematis
berdasarkan algoritme penginderaan jauh untuk perubahan warna citra satelit
selama kurun waktu tertentu, sehingga hasilnya nanti berupa model matematis
yang mampu menggambarkan kondisi pesisir pantai sebelum dan sesudah
proses erosi terjadi.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah bentuk morfologi pesisir pantai yang mengalami proses abrasi
dalam kurun waktu 10 tahun ?
b. Bagaimana proses overlapping terjadinya abrasi di pesisir pantai dengan
menggunakan citra satelit Landsat TM dan citra MODIS ?
Metodologi penelitian
Halaman
c. Bagaimana mencari algoritme penentuan warna RGB pada citra satelit Landsat
TM dan citra MODIS ?
d. Bagaimana bentuk model matematis yang optimum yang mampu untuk
memberikan gambaran matematis pengaruh abrasi pada pesisir pantai ?
1.3. ORISINALITAS
Penelitian ini membutuhkan beberapa parameter yang diharapkan dapat membantu
untuk melakukan algoritme penginderaan jauh pada citra satelit sehingga diperoleh gambaran
global dari proses abrasi pesisir pantai yakni berupa model persamaan matematik yang dapat
menjelaskan hubungan antara resolusi warna pada citra satelit dengan kecepatan abrasi pesisir
pantai.
Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang penelitian, maka penelitian ini perlu
untuk dilakukan karena pengamatan kecepatan abrasi pesisir pantai dengan menggunakan
model matematis citra satelit belum ada yang merepresentasikannya.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Dari pokok-pokok permasalahan yang ada maka dapat disusun tujuan penelitian
sebagai berikut :
a.
Mencari bentuk morfologi pesisir pantai yang terkena dampak abrasi selama
beberapa tahun dengan menggunakan citra satelit
Metodologi penelitian
Halaman
b.
Melakukan overlapping citra satelit yang sudah memiliki georeferensi selama
10 tahun dan mencari posisi koordinat perubahan garis pesisir pantai
c.
Menyusun algoritme perubahan warna pada citra satelit dengan beberapa
metode yang ada pada penginderaan jauh.
d.
Menyusun model matematis dengan analisa multi variabel pada rumusan
empiris dari algoritme citra satelit Landsat TM dan MODIS.
1.5. LOKASI PENELITIAN
Lokasi untuk penelitian ini di kawasan pesisir pantai Tuban yang memiliki wilayah laut
22.068 km2 dengan koordinat geografis 111o30’ – 112o35’ BT dan 6o40’ – 7o18’ LS, kabupaten
Tuban memiliki panjang pantai 65 km.
Gambar 1.1. Letak Kabupaten Tuban di Jawa Timur
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 1.2. Citra Satelit Posisi Perbatasan Kabupaten Tuban
Gambar 1.3. Citra Satelit Pesisir Pantai Tuban
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 1.4. Citra Satelit Sisi Barat Pesisir Pantai Tuban
Gambar 1.5. Citra Satelit Sisi Timur Pesisir Pantai Tuban
Metodologi penelitian
Halaman
1.6. MANFAAT PENELITIAN
Penyusunan model matematis berbasis analisa warna pada citra satelit merupakan
fenomena pendekatan yang baru dan diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna
antara lain :
a. Bagi masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir pantai daerah penelitian dapat
mengetahui secara kuantitatif proses abrasi yang terjadi di daerah tersebut sehingga dapat
dilakukan kesiapan awal untuk menyambut terjadinya dampak negatip dari abrasi pesisir pantai
b. Pemerintah daerah setempat akan mendapatkan gambaran yang bersifat kuantitatip
dari model matematis yang ada, sehingga bukan gambaran akan terjadinya abrasi yang
berkelenjutan dari tahun ke tahun, tetapi juga bisa memprediksikan nilai besaran proses abrasi
untuk tahun kedepannya.
c. Mendapatkan model matematis yang akurat mengenai proses abrasi pesisir pantai
sehingga dapat dijadikan bahan rujukan untuk para pekerja konstruksi di pesisir pantai
d. Memberikan sumbangsih kepada para pemerhati teknik pantai dan teknik geomatika
dalam melakukan analisa kecepatan abrasi pesisir pantai yang selama ini banyak dilakukan
hanya berupa overlapping peta dasar dengan citra satelit yang ada
e. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan baru kepada rekayasa teknik pantai
berupa aplikasi matematik pada rekayasa warna dari citra satelit Landsat dan citra MODIS.
Metodologi penelitian
Halaman
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pesisir Pantai
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi
bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan
hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).
Pemanfaatan teknologi pemodelan untuk membantu usaha manajemen estuari dan
pesisir pantai adalah dengan cara memetakan interakasi dari perubahan parameter fisik, kimia
dan biologi yang mengganggu fungsi ekologi pesisir pantai. Secara lebih mendetail, keuntungan
dari pemanfaatan teknologi pemodelan untuk manajemen estuari dan pesisir pantai adalah
sebagai berikut:(Hermanto, 1986)
a.
Pemodelan dapat digunakan untuk memprediksi secara aktual respon fisik, kimia
dan biologi perairan dari skenario manajemen estuari dan pesisir pantai.
b.
Pemodelan dapat memberikan gambaran dampak perubahan kondisi lingkungan
dari kebijakan manajemen pesisir yang diambil.
c.
Pemodelan dapat membantu dalam usaha untuk manajemen kualitas perairan
sebagai bagian penting dari manajemen estuari dan pesisir pantai.
Metodologi penelitian
Halaman
d.
Pemodelan dapat membantu untuk membangun pemahaman bagi pelaku
manajemen pesisir dari berbagai macam proses fisik, kimia dan biologi di
perairan.
e.
Pemodelan dapat membantu dalam membangun perencanaan manajemen
perairan di pesisir pantai.
Pendekatan yang dilakukan untuk memodelkan proses interaksi fungsi ekologis dalam
mendukung aktifitas manajemen estuari dan pesisir pantai adalah melalui pendekatan
perubahan indikator. Indikator yang digunakan terdiri dari dua yaitu Indikator Bio-fisik dan
indikator
Tekanan
Manusia.
Indikator
ini
digunakan
untuk
menginisialisasikan
dan
mengidentifikasikan dua hal yaitu Isu-isu Pesisir dan Konsekuensi Nilai Ekonomi. Indikator Biofisik dan Indikator Tekanan Manusia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:(Baumgart,
Jennerjahn, & Pranowo, 2006)
Tabel 2.1. Indikator Biofisik Pesisir
INDIKATOR BIO-FISIK PESISIR
KualitasPerairan
KualitasSedimen
Kualitas Habitat
KualitasBentik
Chlorophyll a
Benthic CO2 flux
Beach & dune indicators
Benthic
invertebrates
CO2 partial pressure
Denitrification
efficiency
Changes in mangrove
areas
Diatom species
composition
Dissolved oxygen
Metal contaminants
Changes in salt marsh
areas
Fish assemblages
Marine pathogens
Organic matter &
nutrients
Changes in seagrass
areas
Hermit crabs
Metal contaminants
Sediment P/R ratio
Changes in wetland
coverage
Imposex
frequency
Metodologi penelitian
Halaman
pH
Sedimentation rates
Index of habitat
variability
Salinity
Sediment TOC:TS ratios Isohaline position
Macroalgal
indicators
Turbidity
Toxicants
Seagrass species
Maturity index &
lifespan
Water column nutrients
Intertidal
invertebrates
Shorebird counts
Water temperature
INDIKATOR TEKANAN MANUSIA
Agricultural
Industrial
Urban
Catchment
condition
Impoundment density
Aquaculture pressure
Coastal discharges
Catchment
condition index
Percent of agriculture
on steep slopes
Coastal tourism
Coastal population
Native vegetation
extent
Percent of agricultural
land area
Fishing pressure
Nutrient point source
hazard
Rivers in acid
hazard
Pesticide hazard
Industrial point source
hazard
Stormwater discharges
Rivers through forest
Shipping, boating and
yachting
Sumber :http://www.zonabmi.org/aplikasi/manajemen-estuari-dan-pesisir-pantai.html
Inisialisasi dan identifikasi Isu-isu Pesisir dan Konsekuensi Nilai Ekonomi dari
permasalahan yang mungkin timbul dalam melakukan aktifitas manajemen estuari dan pesisir
pantai adalah sebagai berikut:(Pigawati, 2005)
Metodologi penelitian
Halaman
Tabel 2.2. Isu-isu di kawasan pesisir
ISU-ISU PESISIR
Declining water quality
Climate change
Habitat/species
alterations
KONSEKUENSI NILAI
EKONOMI
Acid sulfate soils
Beach erosion
Beach erosion
Acid sulfate soils
Algal blooms
Climate change
Biodiversity
Algal blooms
Anoxic and hypoxic
events
Global warming
Habitat loss
Commercial fisheries
Eutrophication
Ocean acidification
Hydrodynamic
alteration
Declining biodiversity
Fine sediment loads
Saline intrusion
Marine pest
invasions
Human-made capital
Fish kills
Sea level rise
Mangrove removal
Freshwater flows
Vector borne diseases
Marine pest invasions
Shellfish quality &
closure
Recreational fisheries
Sumber :http://www.zonabmi.org/aplikasi/manajemen-estuari-dan-pesisirpantai.html
2.2. STATE OF THE ART
Dari hasil survey pustaka dengan topik remote sensing dan pesisir pantai serta
pemakaian algoritme remote sensing pada citra satelit untuk pendeteksian perubahan garis
pantai, diperoleh beberapa masukan karya ilmiah yang berhubungan antara lain :
Metodologi penelitian
Halaman
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Permasalahan
Metode
Hasil yang
Penelitian
diperoleh
Irmadi Nahib,
Pemanfaatan data
Keterbatasan data
Analisis trend
Hasil analisis SIG
Jurnal Ilmiah
spasial dalam
dan informasi
perubahan hutan
dengan waktu
Geomatika, Vol 13
analisis ekologi
spasial yang
mangrove dengan
yang berbeda
No.1 Thn.2007
ekonomi
akurat
excell dan maple
dapat digunakan
ekosistem
untuk
mangrove di delta
menganalisis
mahakam,
dampak degradasi
Kalimantan Timur
hutan mangrove
Noerdin Basir
Analisis
Manajemen
Perekaman
Dengan
(BASIR, 2013)
perubahan garis
kawasan pesisir
pesisir pantai
menggunakan
pantai di dusun
secara terpadu
dengan citra
on screen
perapat tunggal
dalam rangka
Landsat TM thn
digitizing
dengan teknologi
mencari besar
1991, Citra
diperoleh
penginderaan
perubahan garis
Landsat ETM+
perubahan garis
jauh
pantai
tahun 2004
pantai 15,7
m/thn
S.Prabaharan
Remote sensing
Perubahan
Klasifikasi data
Satelit
(Pranoto, 2007),
and GIS
tutupan lahan
satelit dan
penginderaan
dkk.,
aplication on
dapat
deteksi analisis
jauh dengan
International
Change
mempengaruhi
perubahan
pemetaan
Journal of
detection studi in
banyak
dengan ENVI ,
tutupan lahan
Geomatics and
Coastal Zone
fenomena alam
data Landsat
sangat efektif
Geosciences
using multi
dan proses
dan software
untuk perubahan
temporal satellite
ekologi
GIS
pesisir pantai
data
Metodologi penelitian
Halaman
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Permasalahan
Metode
Hasil yang
Penelitian
diperoleh
Absornsuda
Detect the
Penggunaan citra
Citra Landsat dan
Data satelit
Siripong (Siripong,
coastline change
satelit untuk
Citra THEOS
terbukti
2010),
in Thailand by
pemantauan erosi
dipakai untuk
merupakan alat
remote sensing
yang dapat terjadi
mendeteksi
yang ampuh untuk
di pesisir pantai
perubahan pesisir
mendeteksi
Thailand
pantai
perubahan pesisir
pantai
Mifta Nur Rohma
Studi Perubahan
Perubahan garis
Penelitian ini
Perubahan luas
(Prameswari, S, &
Fisik Kawasan
pantai yg dapat
dengan
daratan pesisir
Rifai, 2014), Jurnal
Pesisir Surabaya
terjadi akibat
menggunakan
pantai sisi Madura
Teknik PomITS
dan Madura Pasca
pembangunan
Citra Landsat 5
dan Surabaya thn
Pembangunan
jembatan
TM 1994, Landsat
1994-2003
Jembatan
Suramadu
7 ETM 2003,
sebesar 41,96 ha,
Suramadu
SPOT 4 2009,
tahun 2003-2009
menggunakan
SPOT thn 2012
sebesar 9,1 ha
citra satelit
Sumbogo Pranoto
Prediksi
Apakah model
Genesis
Dari olah Genesis,
(Pranoto, 2007),
Perubahan Garis
Genesis dapat
merupakan sistem
ada titik lokasi yg
Berkala Ilmiah
Pantai
memprediksi
pemodelan
mengalami erosi
Teknik Keairan
Menggunakan
perubahan garis
numerik yg di
sebesar 15 cm
Model Genesis
pantai di
disain untuk
Indramayu
simulasi
perubahan garis
pantai
Wa ode awaliah
Model Perubahan
Model
Pengolahan citra
Dari simulasi
(Ladys et al.,
garis pantai
memprediksi
dilakukan dengan
model 1999-2010
2012)dkk.,
dengan metode
perubahan garis
ER-mapper, model
diperoleh
One-Line model
pantai akibat
perubahan garis
angkutan sedimen
(Studi kasus:
transpor sedimen
pantai dengan
dominan menuju
Pantai Mangara
akibat gelombang
One Line model
selatan, dan garis
bombang –
pecah
galesong selatan)
pantai cenderung
mengikuti garis
pantai awal
Metodologi penelitian
Halaman
BAB 3 : METODOLOGI
3.1. KERANGKA TEORI
Dalam perwujudan dan pemanfaatan teori yang dikumpulkan dibagi atas beberapa
tahapan antara lain :
Tahap Observasi
Tahap Pencitraan
Tahap Permodelan
Tahap Interpretasi
Model Matematis Perubahan Garis Pantai
Gambar 3.1. Kerangka Teori Penentuan Model Matematis Perubahan Garis Pantai
Metodologi penelitian
Halaman
3.2. KERANGKA KONSEP
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian
3.3. HIPOTESA
-
Perubahan garis pantai di kawasan pesisir pantai Tuban dapat dianalisa dengan
pemanfaatan citra satelit dengan mengambil waktu pencitraan selama kurun
beberapa tahun dan kemudian dilakukan overlay dari masing-masing citra yang ada
-
Perubahan garis pantai di kawasan pesisir pantai Tuban dapat dianalisa dengan
memprogram fenomena yang ada ke dalam algoritme remote sensing untuk
Metodologi penelitian
Halaman
kemudian dilakukan rekayasa warna sehingga dapat diperoleh suatu model
matematika sederhana yang dapat menjelaskan proses erosi di pesisir pantai Tuban
3.4. METODE PENELITIAN
Gambar 3.3. Flowchart Prosedur Kerja
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 3.4. Flowchart Penyusunan Peta Tematik
Metodologi penelitian
Halaman
Klasifikasi tanpa pengawasan ( unsupervised classification) sering digunakan dalam
analisis penginderaan jarak jauh. Pixel dengan karakteristik reflektif spektral yang mirip
dikelompokkan menjadi kelompok yang berbeda. Cluster spektral ini kemudian diberi label
dengan nama kelas tertentu. Perbedaan yang penting untuk diawasi klasifikasi adalah bahwa
kelas tidak harus terlebih dahulu didefinisikan . Untuk klasifikasi diawasi semua kelas harus
diketahui dan sifat spektral kelas-kelas ini harus sudah diturunkan (biasanya melalui
pencocokan bertahap). Karena tanpa pengawasan klasifikasi kelompok pixel ke spektral cluster
mungkin untuk menemukan kelas yang tidak diketahui sebelum klasifikasi. Klasifikasi tanpa
pengawasan dua yang paling umum digunakan dalam penginderaan jauh adalah ISODATA dan
K-mean algoritma. Kedua metode tersebut adalah prosedur yang bersifat iteratif, dan pada
setiap iterasi sifat klaster ditentukan dari pixel milik kluster itu dan kemudian semua piksel
ditetapkan untuk cluster "terdekat"
Gambar 3.5. ISODATA classification, 13 classes, 1 Initial Seed
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 3.6. ISODATA classification, 13 classes, 13 Initial Seeds
Metodologi penelitian
Halaman
Time Schedule Penelitian
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Studi Pustaka/
Searching Internet
Pemesanan Citra
satelit
Pembelian Peta RBI &
Peta LLI
Georeferensi & Digitasi
Peta, Simbolisasi
Analisa warna citra
satelit
Pemodelan
matematika
Peta tematik
perubahan garis pantai
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
NO
JENIS PENGELUARAN
BIAYA YANG DIUSULKAN (X Rp 1000,-)
Tahun 1
1
Tahun 2
Gaji dan upah
11.000.000,-
11.000.000,-
2
Bahan habis pakai dan peralatan
10.550.000,-
10.550.000,-
3
Perjalanan
9.800.000,-
11.000.000,-
4
Lain-lain( publikasi,seminar, Adm &
11.450.000,-
12.450.000,-
42.800.000,-
45.000.000,-
laporan, dokumentasi dll)
Jumlah
Metodologi penelitian
Halaman
LAMPIRAN
Lampiran 1: Justifikasi Anggaran Penelitian (untuk tahun berjalan)
Tahun I: Biaya Citra satelit, Peta RBI, Peta LLI, analisa citra dan photography lapangan
1. Gaji dan Upah:
No
Pelaksana
Jumlah Pelaksana
Volume
Honor/bl
Biaya/Tahun
1
Peneliti Utama
1
10 bl
300.000
3.000.000
2
Anggota
1
10 bl
200.000
2.000.000
3
Surveyor
5
8 bl
150.000
6.000.000
Jumlah
11.000.000
2. Badan habis pakai dan peralatan
No
1
Nama Bahan
Volume
Peta RBI kabupaten Tuban
Biaya Satuan
Biaya
12
50.000
600.000
skala 1: 25.000
2
Citra Satelit Landsat TM
3
0
0
3
Citra satelit MODIS
3
1.500.000
4.500.000
4
Peta LLI perairan Tuban skala
3
50.000
150.000
2.000.000
2.000.000
6 hari
300.000
1.800.000
3
500.000
1.500.000
Jumlah
10.550.000
1:50.000
5
Digitasi Peta & Citra Satelit
6
Sewa Kamera
7
Jasa Plotter Peta
1 ls
3. Biaya Perjalanan
No
Kota/Tempat Tujuan
Volume
Biaya Satuan
Biaya
1
Survey Pesisir Pantai Tuban pp ( 5
4 hari
200.000
800.000
30 hari
300.000
9.000.000
orang)
2
Perjalanan
Sby-Tuban
pp
akomodasi
pengawasan
kawasan
Metodologi penelitian
dan
Halaman
pesisir pantai (5 orang)
Jumlah
9.800.000
4. Pengeluaran Lain-lain :
No
Uraian Kegiatan
1
Publikasi
Volume
dalam
Jurnal
Ilmiah
Biaya Satuan
Biaya
1 (Ls)
2.000.000
2.000.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
Terakreditasi Nasional
2
Seminar Nasional 1x
3
Penelusuran
Pustaka,
fotokopi,
penjilidan
4
Administrasi surat-menyurat
1 (Ls)
300.000
300.000
5
Biaya pembuatan laporan dan ATK +
1 (Ls)
2.150.000
2.150.000
1 (Ls)
4.000.000
4.000.000
Jumlah
11.450.000
fotokopi + penjilidan
6
Biaya
dokumentasi
(pemotretan/
cartrige, dll)
Tahun 2: Biaya Citra satelit, Peta RBI, Peta LLI, analisa citra dan photography lapangan
1. Gaji dan Upah:
No
Pelaksana
Jumlah Pelaksana
Volume
Honor/bl
Biaya/Tahun
1
Peneliti Utama
1
10 bl
300.000
3.000.000
2
Anggota
1
10 bl
200.000
2.000.000
3
Surveyor
5
8 bl
150.000
6.000.000
Jumlah
11.000.000
2. Badan habis pakai dan peralatan
No
1
Nama Bahan
Peta RBI kabupaten Tuban
Volume
Biaya Satuan
Biaya
12
50.000
600.000
3
0
0
skala 1: 25.000
2
Citra Satelit Landsat TM
tahun 2
3
Citra satelit MODIS tahun 2
3
1.500.000
4.500.000
4
Peta LLI perairan Tuban skala
3
50.000
150.000
Metodologi penelitian
Halaman
1:50.000
5
Digitasi Peta & Citra Satelit
6
Sewa Kamera
7
Jasa Plotter Peta
1 ls
2.000.000
2.000.000
6 hari
300.000
1.800.000
3
500.000
1.500.000
Jumlah
10.550.000
3. Biaya Perjalanan
No
Kota/Tempat Tujuan
Volume
Biaya Satuan
Biaya
1
Survey Pesisir Pantai Tuban pp ( 5
4 hari
500.000
2.000.000
30 hari
300.000
9.000.000
Jumlah
11.000.000
orang)
2
Perjalanan
Sby-Tuban
pp
dan
akomodasi
pengawasan
kawasan
pesisir pantai (5 orang)
4. Pengeluaran Lain-lain :
No
1
Uraian Kegiatan
Publikasi
Volume
dalam
Jurnal
Ilmiah
Biaya Satuan
Biaya
1 (Ls)
2.000.000
2.000.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
Terakreditasi Nasional
2
Seminar Nasional 1x
3
Penelusuran
Pustaka,
fotokopi,
penjilidan
4
Administrasi surat-menyurat
1 (Ls)
300.000
300.000
5
Biaya pembuatan laporan dan ATK +
1 (Ls)
2.150.000
2.150.000
1 (Ls)
5.000.000
5.000.000
Jumlah
12.450.000
fotokopi + penjilidan
6
Biaya
dokumentasi
(pemotretan/
cartrige, dll)
Metodologi penelitian
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
BASIR, NOERDIN. (2013). ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DI DUSUN PERAPAT
TUNGGAL DENGAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH . Bengkalis – Riau.
Baumgart, Anne, Jennerjahn, Tim, & Pranowo, Widodo S. (2006). Nutrient distribution in the
Indian Ocean off Java and Sumatra, Indonesia,
related to coastal upwelling. In Fahrenheitstr. 6 Center for Tropical Marine Ecology, D-28359
Bremen, Germany (Ed.), Marine Biogeochemistry. Indonesia.
Fajra, Melda. (2013). SIMULASI NUMERIS PERUBAHAN GARIS PANTAI SASAK AKIBAT
PEMBANGUNAN GROIN. Sumatra Barat: UNIVERISTAS EKASAKTI PADANG.
Hermanto, Bambang. (1986). PEMANTAUAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN
CITRA LANDSAT. Oseana, XI(4), 163 - 170.
Irfan, Muhammad, Sugianto, Denny Nugroho, & Handoyo, Gentur. (2014). STUDI PERUBAHAN
GARIS PANTAI DI KAWASAN KILANG GAS ALAM PT ARUN NGL, PANTAI UJONG
BLANG, KOTA LHOKSEUMAWE, ACEH. JURNAL OSEANOGRAFI, 3 (2), 191-199.
Ladys, Maria, Surbakti, Heron, & Hartoni. (2012). Penentuan Perubahan Garis Pantai dengan
Teknologi Penginderaan Jauh dan Model Numerik di Kabupaten Batang Provinsi Jawa
Tengah. Maspari Journal, 4(2), 231-237.
Pigawati, Bitta. (2005). Identifikasi Potensi dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir Pulau - Pulau
Kecil dan Laut Kabupaten Natuna - Provinsi Kepulauan Riau. Ilmu Kelautan, 10 (4), 229236.
Prameswari, Siti Rahmi, S, Agus Anugroho D., & Rifai, Azis. (2014). KAJIAN DAMPAK
PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN
ANALISA PENGINDERAAN JAUH SATELIT DI KECAMATAN PAITON, KABUPATEN
PROBOLINGGO JAWA TIMUR. JURNAL OSEANOGRAFI, 3(2), 267 - 276.
Pranoto,
Sumbogo.
(2007,
Juli
2007).
PREDIKSI
PERUBAHAN
GARIS
PANTAI
MENGGUNAKAN MODEL GENESIS. Berkala Ilimiah Teknik Keairan .
Metodologi penelitian
Halaman
Siripong, Absornsuda. (2010). DETECT THE COASTLINE CHANGES IN THAILAND BY
REMOTE SENSING. International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing
and Spatial Information Science, XXXVIII(8), 1-5.
Metodologi penelitian
Halaman
DENGAN ALGORITME REMOTE SENSING PADA CITRA LANDSAT-TM DAN AQUA
MODIS BERBASIS PENDETEKSIAN WARNA RGB
Proposal Penelitian
Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Peneliti Utama:
Hendrata Wibisana
NPM : 3114301004
Metodologi penelitian
Halaman
DAFTAR ISI
Table of Contents
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1.
LATAR BELAKANG ................................................................................................... 3
1.2. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 6
1.3. ORISINALITAS ............................................................................................................. 7
1.4. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................. 7
1.5. LOKASI PENELITIAN ................................................................................................... 8
1.6. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................................11
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................12
2.1. Pesisir Pantai ..............................................................................................................12
2.2. STATE OF THE ART..................................................................................................15
BAB 3 : METODOLOGI .........................................................................................................18
3.1. KERANGKA TEORI ....................................................................................................18
3.2. KERANGKA KONSEP................................................................................................19
3.3. HIPOTESA ..................................................................................................................19
3.4. METODE PENELITIAN ..............................................................................................20
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN....................................................................24
LAMPIRAN ..........................................................................................................................25
Metodologi penelitian
Halaman
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pantai adalah tempat bertemunya daratan dengan lautan. Pantai merupakan
tempat yang sangat startegis bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat.
Berbagai kegiatan sering dilakukan di pesisir pantai seperti olah raga, jual beli
makanan, maupun sekedar tempat untuk bersantai.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan nilai
tambah kawasan pesisir pantai, demikian juga penelitian yang dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatip yang ditimbulkan oleh alam maupun kegiatan
dari masyarakat setempat, semuanya itu bertujuan untuk mempertahankan
morfologi pantai apa adanya sesuai dengan peruntukannya.
Seiring dengan kemajuan dalam bidang informasi teknologi, telah dikembangkan
teknologi untuk memantau perkembangan pesisir pantai dari waktu ke waktu.
Pesisir pantai yang tadinya merupakan wilayah yang sangat luas dapat dipantau
secara berkesinambungan dengan pemanfaatan teknologi inderaja. Teknologi ini
memainkan
peranan
yang
sangat
signifikan
apalagi
ditunjang
dengan
perkembangan teknologi satelit sebagai wahana dalam proses pemantauan
berbasis inderaja.
Metodologi penelitian
Halaman
Aplikasi penginderaan jauh untuk monitoring perubahan garis pantai delta
porong dan delta rungkut telah dilakukan oleh Habib subagyo (2007), fokus
penelitian adalah perolehan garis pantai sebagai variabel utama untuk kajian
analisis temporal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah telah terjadi
perubahan garis pantai di delta Porong sebesar 57 m/tahun, sedangkan untuk
perubahan di delta Rungkut adanya sedimentasi sebesar 42,7 m/tahun dan
adanya erosi dengan laju 5,6 m/tahun.
Kajian data penginderaan jauh untuk identifikasi kawasan pesisir juga menjadi
perhatian yang menarik, Sigit Heru Murti (2011) dalam laporan penelitiannya
tentang Fitur tipologi pesisir Indonesia menyatakan bahwa data peginderaan
jauh mampu melakukan identifikasi fitur tipologi pesisir yang mencakup tipe
pesisir, bentuk lahan , tutupan bawah air, penutup dan penggunaan lahan.
Tang Yanli (2011) dalam penelitiannya The Application of GIS and RS for
Coastline Change Detection and Risk Assesment to Enhanced Sea Level Rise
menitik beratkan kepada pengamatan di delta sungai kuning dan menyimpulkan
bahwa dengan penggabungan beberapa citra satelit dalam kurun waktu tertentu
merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk deteksi perubahan .
Analisa perubahan garis pantai yang lain juga diteliti oleh Rachmat Hidayah
dkk(2012) dalam papernya Analisa Perubahan Garis Pantai Jasri, Kabupaten
Karangasem Bali memperoleh hasil bahwa pada pantai Jasri selama 10 tahun
mengalami kemunduran garis pantai secara signifikan sepanjang 13,48 meter
Metodologi penelitian
Halaman
Aplikasi penginderaan jauh untuk perubahan garis pantai juga pernah diteliti di
Thailand,
Absornsuda Siripong(2010) dalam papernya Detect the Coastline
Change in Thailand by Remote Sensing menitik beratkan kepada pengamatan
sedimen pada aliran sungai yang akan berdampak kepada perubahan garis
pantai dan dipantau dengan pemanfaatan data citra Landsat, dan hasil yang
diperoleh menyimpulkan bahwa data Landsat merupakan alat yang ampuh
dalam pendeteksian perubahan pesisir pantai, pada penelitiannya tidak
mempergunakan algoritme dalam pemantauan secara kuantitatip, hanya melihat
detail citra selama beberapa tahun.
Pemanfaatan data penginderaan jauh banyak digunakan untuk berbagai aplikasi
pemantauan area, selain itu banyak pula untuk antisipasi bencana maupun
pasca kejadian bencana, perubahan garis pantai S.Prabaharan dkk(2010),
Noerdin Basir(2013), Mifta Nur Rohma(2013). Untuk pemantauan dengan
menggunakan algoritme juga pernah diteliti oleh Wa Ode Awallah dkk.(2012)
dalam penelitiannya Model Perubahan Garis Pantai dengan Metode One-Line
Model (Studi Kasus: Pantai Mangarabombang-Galesong Selatan, Kabupaten
Takalar), model yang dipakai disini adalah One-Line Model yang didasarkan
pada laju angkutan sedimen. Adapula model lain yang dikembangkan untuk
mendeteksi perubahan garis pantai, Sumbogo Pranoto(2013) dalam papernya di
Jurnal Teknik Sipil Undip menggunakan model GENESIS ( Generalized Model
for Simulating Shoreline), sama dengan model One Line, metode ini juga menitik
beratkan data masukan pada nilai angkutan sedimen dengan asumsi bahwa
Metodologi penelitian
Halaman
perubahan garis pantai diakibatkan oleh angkutan sedimen.(Ladys, Surbakti, &
Hartoni, 2012)
Dari beberapa penelitian yang melibatkan penginderaan jauh dalam pemantauan
perubahan garis pantai, ada yang pemanfaatannya sebatas kualitatif dengan
mengamati perubahan warna dari overlay citra satelit ada pula yang kuantitatif
dengan memakai model seperti One Line dan GENESIS yang berdasarkan nilai
angkutan sedimen. (Fajra, 2013; Irfan, Sugianto, & Handoyo, 2014)
Sejauh ini belum ada penelitian serupa yang memantau perubahan garis pantai
dengan pemanfaatan citra satelit yang memanfaatkan model matematis dari
analisa perubahan warna
Pada penelitian ini hendak dicoba untuk menyusun model matematis
berdasarkan algoritme penginderaan jauh untuk perubahan warna citra satelit
selama kurun waktu tertentu, sehingga hasilnya nanti berupa model matematis
yang mampu menggambarkan kondisi pesisir pantai sebelum dan sesudah
proses erosi terjadi.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah bentuk morfologi pesisir pantai yang mengalami proses abrasi
dalam kurun waktu 10 tahun ?
b. Bagaimana proses overlapping terjadinya abrasi di pesisir pantai dengan
menggunakan citra satelit Landsat TM dan citra MODIS ?
Metodologi penelitian
Halaman
c. Bagaimana mencari algoritme penentuan warna RGB pada citra satelit Landsat
TM dan citra MODIS ?
d. Bagaimana bentuk model matematis yang optimum yang mampu untuk
memberikan gambaran matematis pengaruh abrasi pada pesisir pantai ?
1.3. ORISINALITAS
Penelitian ini membutuhkan beberapa parameter yang diharapkan dapat membantu
untuk melakukan algoritme penginderaan jauh pada citra satelit sehingga diperoleh gambaran
global dari proses abrasi pesisir pantai yakni berupa model persamaan matematik yang dapat
menjelaskan hubungan antara resolusi warna pada citra satelit dengan kecepatan abrasi pesisir
pantai.
Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang penelitian, maka penelitian ini perlu
untuk dilakukan karena pengamatan kecepatan abrasi pesisir pantai dengan menggunakan
model matematis citra satelit belum ada yang merepresentasikannya.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Dari pokok-pokok permasalahan yang ada maka dapat disusun tujuan penelitian
sebagai berikut :
a.
Mencari bentuk morfologi pesisir pantai yang terkena dampak abrasi selama
beberapa tahun dengan menggunakan citra satelit
Metodologi penelitian
Halaman
b.
Melakukan overlapping citra satelit yang sudah memiliki georeferensi selama
10 tahun dan mencari posisi koordinat perubahan garis pesisir pantai
c.
Menyusun algoritme perubahan warna pada citra satelit dengan beberapa
metode yang ada pada penginderaan jauh.
d.
Menyusun model matematis dengan analisa multi variabel pada rumusan
empiris dari algoritme citra satelit Landsat TM dan MODIS.
1.5. LOKASI PENELITIAN
Lokasi untuk penelitian ini di kawasan pesisir pantai Tuban yang memiliki wilayah laut
22.068 km2 dengan koordinat geografis 111o30’ – 112o35’ BT dan 6o40’ – 7o18’ LS, kabupaten
Tuban memiliki panjang pantai 65 km.
Gambar 1.1. Letak Kabupaten Tuban di Jawa Timur
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 1.2. Citra Satelit Posisi Perbatasan Kabupaten Tuban
Gambar 1.3. Citra Satelit Pesisir Pantai Tuban
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 1.4. Citra Satelit Sisi Barat Pesisir Pantai Tuban
Gambar 1.5. Citra Satelit Sisi Timur Pesisir Pantai Tuban
Metodologi penelitian
Halaman
1.6. MANFAAT PENELITIAN
Penyusunan model matematis berbasis analisa warna pada citra satelit merupakan
fenomena pendekatan yang baru dan diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna
antara lain :
a. Bagi masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir pantai daerah penelitian dapat
mengetahui secara kuantitatif proses abrasi yang terjadi di daerah tersebut sehingga dapat
dilakukan kesiapan awal untuk menyambut terjadinya dampak negatip dari abrasi pesisir pantai
b. Pemerintah daerah setempat akan mendapatkan gambaran yang bersifat kuantitatip
dari model matematis yang ada, sehingga bukan gambaran akan terjadinya abrasi yang
berkelenjutan dari tahun ke tahun, tetapi juga bisa memprediksikan nilai besaran proses abrasi
untuk tahun kedepannya.
c. Mendapatkan model matematis yang akurat mengenai proses abrasi pesisir pantai
sehingga dapat dijadikan bahan rujukan untuk para pekerja konstruksi di pesisir pantai
d. Memberikan sumbangsih kepada para pemerhati teknik pantai dan teknik geomatika
dalam melakukan analisa kecepatan abrasi pesisir pantai yang selama ini banyak dilakukan
hanya berupa overlapping peta dasar dengan citra satelit yang ada
e. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan baru kepada rekayasa teknik pantai
berupa aplikasi matematik pada rekayasa warna dari citra satelit Landsat dan citra MODIS.
Metodologi penelitian
Halaman
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pesisir Pantai
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi
bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan
hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).
Pemanfaatan teknologi pemodelan untuk membantu usaha manajemen estuari dan
pesisir pantai adalah dengan cara memetakan interakasi dari perubahan parameter fisik, kimia
dan biologi yang mengganggu fungsi ekologi pesisir pantai. Secara lebih mendetail, keuntungan
dari pemanfaatan teknologi pemodelan untuk manajemen estuari dan pesisir pantai adalah
sebagai berikut:(Hermanto, 1986)
a.
Pemodelan dapat digunakan untuk memprediksi secara aktual respon fisik, kimia
dan biologi perairan dari skenario manajemen estuari dan pesisir pantai.
b.
Pemodelan dapat memberikan gambaran dampak perubahan kondisi lingkungan
dari kebijakan manajemen pesisir yang diambil.
c.
Pemodelan dapat membantu dalam usaha untuk manajemen kualitas perairan
sebagai bagian penting dari manajemen estuari dan pesisir pantai.
Metodologi penelitian
Halaman
d.
Pemodelan dapat membantu untuk membangun pemahaman bagi pelaku
manajemen pesisir dari berbagai macam proses fisik, kimia dan biologi di
perairan.
e.
Pemodelan dapat membantu dalam membangun perencanaan manajemen
perairan di pesisir pantai.
Pendekatan yang dilakukan untuk memodelkan proses interaksi fungsi ekologis dalam
mendukung aktifitas manajemen estuari dan pesisir pantai adalah melalui pendekatan
perubahan indikator. Indikator yang digunakan terdiri dari dua yaitu Indikator Bio-fisik dan
indikator
Tekanan
Manusia.
Indikator
ini
digunakan
untuk
menginisialisasikan
dan
mengidentifikasikan dua hal yaitu Isu-isu Pesisir dan Konsekuensi Nilai Ekonomi. Indikator Biofisik dan Indikator Tekanan Manusia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:(Baumgart,
Jennerjahn, & Pranowo, 2006)
Tabel 2.1. Indikator Biofisik Pesisir
INDIKATOR BIO-FISIK PESISIR
KualitasPerairan
KualitasSedimen
Kualitas Habitat
KualitasBentik
Chlorophyll a
Benthic CO2 flux
Beach & dune indicators
Benthic
invertebrates
CO2 partial pressure
Denitrification
efficiency
Changes in mangrove
areas
Diatom species
composition
Dissolved oxygen
Metal contaminants
Changes in salt marsh
areas
Fish assemblages
Marine pathogens
Organic matter &
nutrients
Changes in seagrass
areas
Hermit crabs
Metal contaminants
Sediment P/R ratio
Changes in wetland
coverage
Imposex
frequency
Metodologi penelitian
Halaman
pH
Sedimentation rates
Index of habitat
variability
Salinity
Sediment TOC:TS ratios Isohaline position
Macroalgal
indicators
Turbidity
Toxicants
Seagrass species
Maturity index &
lifespan
Water column nutrients
Intertidal
invertebrates
Shorebird counts
Water temperature
INDIKATOR TEKANAN MANUSIA
Agricultural
Industrial
Urban
Catchment
condition
Impoundment density
Aquaculture pressure
Coastal discharges
Catchment
condition index
Percent of agriculture
on steep slopes
Coastal tourism
Coastal population
Native vegetation
extent
Percent of agricultural
land area
Fishing pressure
Nutrient point source
hazard
Rivers in acid
hazard
Pesticide hazard
Industrial point source
hazard
Stormwater discharges
Rivers through forest
Shipping, boating and
yachting
Sumber :http://www.zonabmi.org/aplikasi/manajemen-estuari-dan-pesisir-pantai.html
Inisialisasi dan identifikasi Isu-isu Pesisir dan Konsekuensi Nilai Ekonomi dari
permasalahan yang mungkin timbul dalam melakukan aktifitas manajemen estuari dan pesisir
pantai adalah sebagai berikut:(Pigawati, 2005)
Metodologi penelitian
Halaman
Tabel 2.2. Isu-isu di kawasan pesisir
ISU-ISU PESISIR
Declining water quality
Climate change
Habitat/species
alterations
KONSEKUENSI NILAI
EKONOMI
Acid sulfate soils
Beach erosion
Beach erosion
Acid sulfate soils
Algal blooms
Climate change
Biodiversity
Algal blooms
Anoxic and hypoxic
events
Global warming
Habitat loss
Commercial fisheries
Eutrophication
Ocean acidification
Hydrodynamic
alteration
Declining biodiversity
Fine sediment loads
Saline intrusion
Marine pest
invasions
Human-made capital
Fish kills
Sea level rise
Mangrove removal
Freshwater flows
Vector borne diseases
Marine pest invasions
Shellfish quality &
closure
Recreational fisheries
Sumber :http://www.zonabmi.org/aplikasi/manajemen-estuari-dan-pesisirpantai.html
2.2. STATE OF THE ART
Dari hasil survey pustaka dengan topik remote sensing dan pesisir pantai serta
pemakaian algoritme remote sensing pada citra satelit untuk pendeteksian perubahan garis
pantai, diperoleh beberapa masukan karya ilmiah yang berhubungan antara lain :
Metodologi penelitian
Halaman
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Permasalahan
Metode
Hasil yang
Penelitian
diperoleh
Irmadi Nahib,
Pemanfaatan data
Keterbatasan data
Analisis trend
Hasil analisis SIG
Jurnal Ilmiah
spasial dalam
dan informasi
perubahan hutan
dengan waktu
Geomatika, Vol 13
analisis ekologi
spasial yang
mangrove dengan
yang berbeda
No.1 Thn.2007
ekonomi
akurat
excell dan maple
dapat digunakan
ekosistem
untuk
mangrove di delta
menganalisis
mahakam,
dampak degradasi
Kalimantan Timur
hutan mangrove
Noerdin Basir
Analisis
Manajemen
Perekaman
Dengan
(BASIR, 2013)
perubahan garis
kawasan pesisir
pesisir pantai
menggunakan
pantai di dusun
secara terpadu
dengan citra
on screen
perapat tunggal
dalam rangka
Landsat TM thn
digitizing
dengan teknologi
mencari besar
1991, Citra
diperoleh
penginderaan
perubahan garis
Landsat ETM+
perubahan garis
jauh
pantai
tahun 2004
pantai 15,7
m/thn
S.Prabaharan
Remote sensing
Perubahan
Klasifikasi data
Satelit
(Pranoto, 2007),
and GIS
tutupan lahan
satelit dan
penginderaan
dkk.,
aplication on
dapat
deteksi analisis
jauh dengan
International
Change
mempengaruhi
perubahan
pemetaan
Journal of
detection studi in
banyak
dengan ENVI ,
tutupan lahan
Geomatics and
Coastal Zone
fenomena alam
data Landsat
sangat efektif
Geosciences
using multi
dan proses
dan software
untuk perubahan
temporal satellite
ekologi
GIS
pesisir pantai
data
Metodologi penelitian
Halaman
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Permasalahan
Metode
Hasil yang
Penelitian
diperoleh
Absornsuda
Detect the
Penggunaan citra
Citra Landsat dan
Data satelit
Siripong (Siripong,
coastline change
satelit untuk
Citra THEOS
terbukti
2010),
in Thailand by
pemantauan erosi
dipakai untuk
merupakan alat
remote sensing
yang dapat terjadi
mendeteksi
yang ampuh untuk
di pesisir pantai
perubahan pesisir
mendeteksi
Thailand
pantai
perubahan pesisir
pantai
Mifta Nur Rohma
Studi Perubahan
Perubahan garis
Penelitian ini
Perubahan luas
(Prameswari, S, &
Fisik Kawasan
pantai yg dapat
dengan
daratan pesisir
Rifai, 2014), Jurnal
Pesisir Surabaya
terjadi akibat
menggunakan
pantai sisi Madura
Teknik PomITS
dan Madura Pasca
pembangunan
Citra Landsat 5
dan Surabaya thn
Pembangunan
jembatan
TM 1994, Landsat
1994-2003
Jembatan
Suramadu
7 ETM 2003,
sebesar 41,96 ha,
Suramadu
SPOT 4 2009,
tahun 2003-2009
menggunakan
SPOT thn 2012
sebesar 9,1 ha
citra satelit
Sumbogo Pranoto
Prediksi
Apakah model
Genesis
Dari olah Genesis,
(Pranoto, 2007),
Perubahan Garis
Genesis dapat
merupakan sistem
ada titik lokasi yg
Berkala Ilmiah
Pantai
memprediksi
pemodelan
mengalami erosi
Teknik Keairan
Menggunakan
perubahan garis
numerik yg di
sebesar 15 cm
Model Genesis
pantai di
disain untuk
Indramayu
simulasi
perubahan garis
pantai
Wa ode awaliah
Model Perubahan
Model
Pengolahan citra
Dari simulasi
(Ladys et al.,
garis pantai
memprediksi
dilakukan dengan
model 1999-2010
2012)dkk.,
dengan metode
perubahan garis
ER-mapper, model
diperoleh
One-Line model
pantai akibat
perubahan garis
angkutan sedimen
(Studi kasus:
transpor sedimen
pantai dengan
dominan menuju
Pantai Mangara
akibat gelombang
One Line model
selatan, dan garis
bombang –
pecah
galesong selatan)
pantai cenderung
mengikuti garis
pantai awal
Metodologi penelitian
Halaman
BAB 3 : METODOLOGI
3.1. KERANGKA TEORI
Dalam perwujudan dan pemanfaatan teori yang dikumpulkan dibagi atas beberapa
tahapan antara lain :
Tahap Observasi
Tahap Pencitraan
Tahap Permodelan
Tahap Interpretasi
Model Matematis Perubahan Garis Pantai
Gambar 3.1. Kerangka Teori Penentuan Model Matematis Perubahan Garis Pantai
Metodologi penelitian
Halaman
3.2. KERANGKA KONSEP
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian
3.3. HIPOTESA
-
Perubahan garis pantai di kawasan pesisir pantai Tuban dapat dianalisa dengan
pemanfaatan citra satelit dengan mengambil waktu pencitraan selama kurun
beberapa tahun dan kemudian dilakukan overlay dari masing-masing citra yang ada
-
Perubahan garis pantai di kawasan pesisir pantai Tuban dapat dianalisa dengan
memprogram fenomena yang ada ke dalam algoritme remote sensing untuk
Metodologi penelitian
Halaman
kemudian dilakukan rekayasa warna sehingga dapat diperoleh suatu model
matematika sederhana yang dapat menjelaskan proses erosi di pesisir pantai Tuban
3.4. METODE PENELITIAN
Gambar 3.3. Flowchart Prosedur Kerja
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 3.4. Flowchart Penyusunan Peta Tematik
Metodologi penelitian
Halaman
Klasifikasi tanpa pengawasan ( unsupervised classification) sering digunakan dalam
analisis penginderaan jarak jauh. Pixel dengan karakteristik reflektif spektral yang mirip
dikelompokkan menjadi kelompok yang berbeda. Cluster spektral ini kemudian diberi label
dengan nama kelas tertentu. Perbedaan yang penting untuk diawasi klasifikasi adalah bahwa
kelas tidak harus terlebih dahulu didefinisikan . Untuk klasifikasi diawasi semua kelas harus
diketahui dan sifat spektral kelas-kelas ini harus sudah diturunkan (biasanya melalui
pencocokan bertahap). Karena tanpa pengawasan klasifikasi kelompok pixel ke spektral cluster
mungkin untuk menemukan kelas yang tidak diketahui sebelum klasifikasi. Klasifikasi tanpa
pengawasan dua yang paling umum digunakan dalam penginderaan jauh adalah ISODATA dan
K-mean algoritma. Kedua metode tersebut adalah prosedur yang bersifat iteratif, dan pada
setiap iterasi sifat klaster ditentukan dari pixel milik kluster itu dan kemudian semua piksel
ditetapkan untuk cluster "terdekat"
Gambar 3.5. ISODATA classification, 13 classes, 1 Initial Seed
Metodologi penelitian
Halaman
Gambar 3.6. ISODATA classification, 13 classes, 13 Initial Seeds
Metodologi penelitian
Halaman
Time Schedule Penelitian
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Studi Pustaka/
Searching Internet
Pemesanan Citra
satelit
Pembelian Peta RBI &
Peta LLI
Georeferensi & Digitasi
Peta, Simbolisasi
Analisa warna citra
satelit
Pemodelan
matematika
Peta tematik
perubahan garis pantai
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
NO
JENIS PENGELUARAN
BIAYA YANG DIUSULKAN (X Rp 1000,-)
Tahun 1
1
Tahun 2
Gaji dan upah
11.000.000,-
11.000.000,-
2
Bahan habis pakai dan peralatan
10.550.000,-
10.550.000,-
3
Perjalanan
9.800.000,-
11.000.000,-
4
Lain-lain( publikasi,seminar, Adm &
11.450.000,-
12.450.000,-
42.800.000,-
45.000.000,-
laporan, dokumentasi dll)
Jumlah
Metodologi penelitian
Halaman
LAMPIRAN
Lampiran 1: Justifikasi Anggaran Penelitian (untuk tahun berjalan)
Tahun I: Biaya Citra satelit, Peta RBI, Peta LLI, analisa citra dan photography lapangan
1. Gaji dan Upah:
No
Pelaksana
Jumlah Pelaksana
Volume
Honor/bl
Biaya/Tahun
1
Peneliti Utama
1
10 bl
300.000
3.000.000
2
Anggota
1
10 bl
200.000
2.000.000
3
Surveyor
5
8 bl
150.000
6.000.000
Jumlah
11.000.000
2. Badan habis pakai dan peralatan
No
1
Nama Bahan
Volume
Peta RBI kabupaten Tuban
Biaya Satuan
Biaya
12
50.000
600.000
skala 1: 25.000
2
Citra Satelit Landsat TM
3
0
0
3
Citra satelit MODIS
3
1.500.000
4.500.000
4
Peta LLI perairan Tuban skala
3
50.000
150.000
2.000.000
2.000.000
6 hari
300.000
1.800.000
3
500.000
1.500.000
Jumlah
10.550.000
1:50.000
5
Digitasi Peta & Citra Satelit
6
Sewa Kamera
7
Jasa Plotter Peta
1 ls
3. Biaya Perjalanan
No
Kota/Tempat Tujuan
Volume
Biaya Satuan
Biaya
1
Survey Pesisir Pantai Tuban pp ( 5
4 hari
200.000
800.000
30 hari
300.000
9.000.000
orang)
2
Perjalanan
Sby-Tuban
pp
akomodasi
pengawasan
kawasan
Metodologi penelitian
dan
Halaman
pesisir pantai (5 orang)
Jumlah
9.800.000
4. Pengeluaran Lain-lain :
No
Uraian Kegiatan
1
Publikasi
Volume
dalam
Jurnal
Ilmiah
Biaya Satuan
Biaya
1 (Ls)
2.000.000
2.000.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
Terakreditasi Nasional
2
Seminar Nasional 1x
3
Penelusuran
Pustaka,
fotokopi,
penjilidan
4
Administrasi surat-menyurat
1 (Ls)
300.000
300.000
5
Biaya pembuatan laporan dan ATK +
1 (Ls)
2.150.000
2.150.000
1 (Ls)
4.000.000
4.000.000
Jumlah
11.450.000
fotokopi + penjilidan
6
Biaya
dokumentasi
(pemotretan/
cartrige, dll)
Tahun 2: Biaya Citra satelit, Peta RBI, Peta LLI, analisa citra dan photography lapangan
1. Gaji dan Upah:
No
Pelaksana
Jumlah Pelaksana
Volume
Honor/bl
Biaya/Tahun
1
Peneliti Utama
1
10 bl
300.000
3.000.000
2
Anggota
1
10 bl
200.000
2.000.000
3
Surveyor
5
8 bl
150.000
6.000.000
Jumlah
11.000.000
2. Badan habis pakai dan peralatan
No
1
Nama Bahan
Peta RBI kabupaten Tuban
Volume
Biaya Satuan
Biaya
12
50.000
600.000
3
0
0
skala 1: 25.000
2
Citra Satelit Landsat TM
tahun 2
3
Citra satelit MODIS tahun 2
3
1.500.000
4.500.000
4
Peta LLI perairan Tuban skala
3
50.000
150.000
Metodologi penelitian
Halaman
1:50.000
5
Digitasi Peta & Citra Satelit
6
Sewa Kamera
7
Jasa Plotter Peta
1 ls
2.000.000
2.000.000
6 hari
300.000
1.800.000
3
500.000
1.500.000
Jumlah
10.550.000
3. Biaya Perjalanan
No
Kota/Tempat Tujuan
Volume
Biaya Satuan
Biaya
1
Survey Pesisir Pantai Tuban pp ( 5
4 hari
500.000
2.000.000
30 hari
300.000
9.000.000
Jumlah
11.000.000
orang)
2
Perjalanan
Sby-Tuban
pp
dan
akomodasi
pengawasan
kawasan
pesisir pantai (5 orang)
4. Pengeluaran Lain-lain :
No
1
Uraian Kegiatan
Publikasi
Volume
dalam
Jurnal
Ilmiah
Biaya Satuan
Biaya
1 (Ls)
2.000.000
2.000.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
1 (Ls)
1.500.000
1.500.000
Terakreditasi Nasional
2
Seminar Nasional 1x
3
Penelusuran
Pustaka,
fotokopi,
penjilidan
4
Administrasi surat-menyurat
1 (Ls)
300.000
300.000
5
Biaya pembuatan laporan dan ATK +
1 (Ls)
2.150.000
2.150.000
1 (Ls)
5.000.000
5.000.000
Jumlah
12.450.000
fotokopi + penjilidan
6
Biaya
dokumentasi
(pemotretan/
cartrige, dll)
Metodologi penelitian
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
BASIR, NOERDIN. (2013). ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DI DUSUN PERAPAT
TUNGGAL DENGAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH . Bengkalis – Riau.
Baumgart, Anne, Jennerjahn, Tim, & Pranowo, Widodo S. (2006). Nutrient distribution in the
Indian Ocean off Java and Sumatra, Indonesia,
related to coastal upwelling. In Fahrenheitstr. 6 Center for Tropical Marine Ecology, D-28359
Bremen, Germany (Ed.), Marine Biogeochemistry. Indonesia.
Fajra, Melda. (2013). SIMULASI NUMERIS PERUBAHAN GARIS PANTAI SASAK AKIBAT
PEMBANGUNAN GROIN. Sumatra Barat: UNIVERISTAS EKASAKTI PADANG.
Hermanto, Bambang. (1986). PEMANTAUAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN
CITRA LANDSAT. Oseana, XI(4), 163 - 170.
Irfan, Muhammad, Sugianto, Denny Nugroho, & Handoyo, Gentur. (2014). STUDI PERUBAHAN
GARIS PANTAI DI KAWASAN KILANG GAS ALAM PT ARUN NGL, PANTAI UJONG
BLANG, KOTA LHOKSEUMAWE, ACEH. JURNAL OSEANOGRAFI, 3 (2), 191-199.
Ladys, Maria, Surbakti, Heron, & Hartoni. (2012). Penentuan Perubahan Garis Pantai dengan
Teknologi Penginderaan Jauh dan Model Numerik di Kabupaten Batang Provinsi Jawa
Tengah. Maspari Journal, 4(2), 231-237.
Pigawati, Bitta. (2005). Identifikasi Potensi dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir Pulau - Pulau
Kecil dan Laut Kabupaten Natuna - Provinsi Kepulauan Riau. Ilmu Kelautan, 10 (4), 229236.
Prameswari, Siti Rahmi, S, Agus Anugroho D., & Rifai, Azis. (2014). KAJIAN DAMPAK
PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN
ANALISA PENGINDERAAN JAUH SATELIT DI KECAMATAN PAITON, KABUPATEN
PROBOLINGGO JAWA TIMUR. JURNAL OSEANOGRAFI, 3(2), 267 - 276.
Pranoto,
Sumbogo.
(2007,
Juli
2007).
PREDIKSI
PERUBAHAN
GARIS
PANTAI
MENGGUNAKAN MODEL GENESIS. Berkala Ilimiah Teknik Keairan .
Metodologi penelitian
Halaman
Siripong, Absornsuda. (2010). DETECT THE COASTLINE CHANGES IN THAILAND BY
REMOTE SENSING. International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing
and Spatial Information Science, XXXVIII(8), 1-5.
Metodologi penelitian
Halaman