Keperawatan kesehatan jiwa masyarakat. docx
Unggul dalam IPTEK
Kokoh dalam IMPTAQ
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
MASYARAKAT
Disusun Oleh:
KELOMPOK 13
1. ANDI ROSMIATI
2. FERRY FAHMI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa masyarakat telah menjadi bagian maslah kesehatan
masyarakat yang dihadapi semua negara. Salah satu pemicu terjadinya berbagai
masalah dalam kesehatan jiwa adalah dampak modernaliasi dimana tidak semua
orang siap untuk menghadapi cpatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru.
Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban
keluuarga serta lingkungan masyratakat sekitarnya.
Definisi sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi
fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada
perasaan sehat, sejahtera dan bahagia, ada keserasian antara pikiran, perasaan,
perilaku dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta
mampu mengatasi tantangan hidup sehari-hari, (Kesehatan Masyarakat, 2009).
Penyakit kejiwaan merupakan salah satu persoalan kesehatan utama yang
dihadapi setiap masyarakat. Selain dari faktor genetik banyak individu yang
mengalami gangguan kejiwaan akibat dari lingkungan masyarakat yang kurang
bersahabat. Beberapa dari mereka membutuhkan konseling secara teratur melalui
pertemuan secara intensif demi tercapainya kesehatan jiwa yang optimal.
BAB II
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
A. Pengertian Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran
sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan
jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain, (UU No. 3 Tahun 1996).
Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis dan
memperhatikan semua segi dalam kehidupan manusia serta hubungannya dengan
manusia lain. Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan dan
merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial
individu secara optimal dan selaras dengan perkembangan orang lain. Ciri-ciri
orang sehat jiwa sebagai berikut:
1. Merasa senang terhadap dirinya sendiri serta mampu menghadapi situasi,
mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, puas dengan kehidupannya
sehari-hari, mempunyai harga diri yang wajar, menilai dirinya secara realistis,
tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta mampu mencintai orang
lain, mempunyai hubungan pribadi yang tetap, dapat menghargai pendapat
orang lain yang berbeda, merasa bagian dari suatu kelompok, tidak menipu
orang lain dan tidak membiarkan orang lainmenipu dirinya.
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta menetapkan tujuan hidup yang
realistis, mampu mengambil keputusan, mampu menerima tanggung jawab,
mampu merancang masa depan, dapat menerima ide dan pengalaman baru,
puas dengan pekerjaanya.
Sedangkan kesakitan jiwa (mental illness) merupakan suatu
istilah yang secara umum mengacu pada setiap gangguan jiwa
yang dapat terdiagnosis. Gangguan jiwa (mental disorder)
adalah suatu kondisi kesehatan yang ditandai dengan adanya
perubahan dalam berfikir, suasana hati, atau perilaku (atau
gabungan darinya) yang berkaitan dengan distres dan/atau
kerusakan fungsi”.
Penderita kesakitan jiwa mengalami gangguan organik
atau
metabolik
(biokimia)
yang
mencegah
mereka
untuk
berfungsi secara efektif dan bahagia di dalam masyarakat.
Banyak orang yang megalami kesakitan jiwa dapat diobati
secara tuntas dengan tuntas dengan pemberian obat sehingga
mereka
dapat
hidup
dengan
baik
di
dalam
masyarakat
(Kesehatan Jiwa Masyarakat, 2007 hal. 341)
B. Klasifikasi Gangguan Jiwa
Satu kriteria di dalam mengklasifikasikan gangguan jiwa adalah
usia awitan (pertama kali munculnya) gangguan tersebut.
Awitan beberapa gangguan terjadi pada masa kanak-kanak,
lainnya pada masa dewasa
Kategori
gangguan yang biasa
muncul
untuk
pertama kalinya saat
bayi, anak – anak.
atau remaja
gangguan
jiwa
Contoh
retardasi mental ; gangguan
hiperaktivitas kurang perhatian
penyakit Alzheimer; demensia
yang
berhubungan
dengan
organik
gangguan pemakaian
obat psikoaktif
skizofrenia
gangguan delusional
(paranoid)
gangguan
psikosis
lain
gangguan
suasana
hati
gangguan kecemasan
konsumsi kronis alkohol atau
obat
ketegantungan alkohol, nikotin,
kokain, atau obat lain
skizofrenia paranoid
gangguan delusional (paranoid)
indera peraba
psikosiosis reaktif sementara
depresi
mayor;
gangguan
bipolar
gangguan
panik;
gangguan
kompulsif
obsesi;
gangguan
stres pascatruma
gangguan;
konversi;
hipokondriasi
gangguan
somatoform
gangguan kepribadian ganda
gangguan disosiasi
disfungsi seksual
gangguan seksual
gangguan tidur
insomnia
kleptomania; judi patologis
gangguan
pengendalian impuls
gangguan
penyesuaian
gangguan
kepribadian
suasana hati cemas; menarik
diri
sikap
menghindar,
ketergantungan, obsesif
C. Sumber dan Penyebab Gangguan Jiwa
Sumber gangguan jiwa, walau kadang tidak sepenuhnya
dipahami, biasanya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik
herediter maupun lingkungan, atau gabungan keduanya. jika
bukan karena faktor-faktor tersebut, gangguan jiwa yang terjadi
disebut sebagai idiopatik (tidak diketahui sumbernya).
Ada
beberapa
penyebab
gangguan
jiwa
mencakup
defisiensi mental saat lahir, gangguan fisik (atau fisiologis), dan
penyebab
psikologis.
defisiensi
mental
saat
lahir
dapat
diturunkan (penyebab genetik), dengan sumber idiopatik (tidak
diketahui), atau akibat ibu yang terpajan agens fisik, kimia, atau
agens biologis, dua pertiga kasus retardasi mental dapat dilacak
sampai ke faktor lingkungannya, seperti layanan pranatal yang
buruk, gizi ibu yang buruk, atau konsumsi alkohol, rokok, atau
obat lain saat kehamilan; hal yang semacam itu sebenarnya
dapat dicegah. Contoh, sindrom alkohol janin, suatu kondisi
yang mencakup defisiensi mental, terjadi karena pajanan ibu
(dan janin) yang berlebihan pada alkohol selama kehamilan.
satu hasil penelitian memperlihatkan bahwa sekitar 757.000 ibu
mengkonsumsi
minuman
beralkohol
selama
masa
hamil,
820.000 ibu mengisap rokok, dan 221.000 ibu mengkonsumsi
setidaknya satu macam obat terlarang.
Penyebab gangguan jiwa yang diwariskan dapat dilihat
saat lahir atau muncul kemudian dalam kehidupan. Contoh,
ketidakseimbangan kadar neurotransmitter dalam otak dapat
muncul
selama
masa
remaja
atau
dewasa
muda. Kadar
neurotransmitter abnormal, yang kerap muncul akibat sumber
genetik, dapat mengakibatkan gangguan afektif (suasana hati)
semacam gangguan bipolar dan depresi mayor.
Gangguan
pascanatal
pada
jiwa
juga
agens
dapat
fisik,
terjadi
kimia,
dan
akibat
pajanan
agens
biologis.
kerusakan fungsi otak dapat disebabkan oleh trauma, seperti
tabrakan mobil, luka tembak atau oleh penyakit, seperti sifilis,
kanker dan stroke. gangguan jiwa juga dapat disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan, seperti defisiensi gizi kronis atau
keracunan logam berat. Sumber psikologis kasus gangguan jiwa
mencakup ketidakberfungsian lingkungan keluarga. Anak-anak
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan
penganiayaan,
pengabaian,
mengalami gangguan jiwa.
maupun
kekerasan
dapat
D. Proses Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Pengkajian,
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
1. Pengumpulan data meliputi :
a. Data umum, meliputi lokasi daerah binaan, keadaaan,
luas wilayah dan pola demografi
b. Data khusus meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan,
tingkat
sosial
ekonomi,
sanitasi
dan
peran
serta
masyarakat dalam upaya kesehatan yang dijalankan.
2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh,
pengolahan
data,
kegiatan
dengan
selanjutnya
langkah-langkah
adalah
sebagai
berikut :
a. Klasifikasi atau kategori data
b. Perhitungan presentasi cakupan menggunakan tally
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
3. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data
dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif
yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah keperawatan ataupun masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat.
4. Perumusan masalah
Berdasarkan analisa
kesehatan
dan
data
dapat
keperawatan
diketahui
yang
masalah
dihadapi
oleh
masyarakat. dan semua masalah tersebut tidak mungkin
dapat di atasi sekaligus. oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah.
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas
masalah perawatan dan
kesehatan masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai
faktor sebagai kriteria diantaranya adalah :
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumber daya manusia
f. Aspek politis.
6. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
akan
memberikan
gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik
yang nyata (aktual) dan yang mungkin dapat terjadi
(potensial).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama :
a. Problem (masalah) yaitu merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
terjadi
b. Etiologi
(penyebab)
yaitu
meniunjukan
penyebab
masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan
yang meliputi:
Perilaku
individu,
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat
Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Simpton (tanda/gejala)
Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa dan
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
7. Perencanaan
Rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
8. Merumuskan tujuan
Kriteria merumuskan tujuan :
a. Berfokus kepada masyarakat
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur dan diobservasi
d. Realistik
e. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah, dan
panjang)
f. Melibatkan peran serta masyarakat
9. Rencana tindakan keperawatan
Langkah – langkah dalam
perencanaan
perawatan
kesehatan masyarakat :
a. Identifikasi alternatif tidnakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun
perencanaan
d. Pertimbangan sumber daya manusia dan fasilitas yang
tersedia
e. Tindakan
yang
akan
dilaksanakan
harus
dapat
memenuhi kebutuhn yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan.
10.
a.
b.
c.
Kriteria dalam perencanaan
Memakai kata kerja yang tepat
Dapat dimodifikasikan
Bersifat spesifik
1) Siapa yang akan melakukan
2) Apa yang dilakukan
3) Dimana dilakukan
4) Kapan dilakukan
5) Bagaimana melakukan
6) Bagaimana frekuensi melakukan
11. Pelaksanaan
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan keperawatan :
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada
masyarakat
c. Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
dalam
pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya
d. Bekerja sama dengan profesi lain
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
f. Mempertimbangkan
kebutuhan
kesehatan
dan
perawatan masyarakat serta esensial.
g. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
h. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
dalam pelaksanaan keperawatan
12. Penilaian
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian :
a. Membandingkan hasil tindakan yang
dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan
perencanaan
teratasi.
selanjutnya
apabila
masalah
belum
BAB III
PENUTUP
Kesehatan jiwa adalah “ status kinerja fungsi kejiwaan yang
baik
yang
meberikan
hasil
berupa
aktivitas
yang
produktif,
penjalinan hubungan dengan orang lain, dan suatu kemampuan
untuk beradaptasi terhadap perubahan dan dapat mengatasi
permasalahan yang ada “. karakteristik dari orang yang memliki
kesehatan jiwa yang baik mencakup pemilikan citra diri yang baik,
tidak berpikiran buruk tentang orang lain, dan mampu memenuhi
kebutuhan
sehari
–
hari.
Kesehatan
jiwa
yang
baik
dapat
diungkapkan sebagai kematangan emosional, dalam hal ini, orang
dewasa dengan kesehatan jiwa yang baik akan dapat :
1. Tetap berfungsi saat berada dalam tekanan
2. Berubah atau beradaptasi terhadap perubahan di sekitar
mereka
3. Mempertahankan kendali terhadap ketegangan dan kecemasan
mereka
4. Memiliki kepuasan lebih dalam memberi bukan menerima
5. Memberikan perhatian pada orang lain
6. dapat menahan rasa benci dan bersalah
7. Menyayangi orang lain.
Masyarakat dituntut agar mencapai kualitas yang lebih baik sehingga mampu
bersaing dalam persaingan global namun pada waktu yang sama harus mampu
mengatasi berbagai tuntutan dan tekanan hidup yang berat. Disisi lain di lingkungan
perkotaan terdapat persaingan yang tidak sehat yang terjadi akibat kesenjangan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Nurul, 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Peerbit: EGC.
Jakarta.
Efndy, Ferrry, 2009. Keperawatan kesehatan komunitas, teori dan praktik dalam
keperawatan. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta
James, F. Mckenzie dkk, 2002. Kesehatan masyarakat. Penerbit: EGC. Jakarta
Kokoh dalam IMPTAQ
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
MASYARAKAT
Disusun Oleh:
KELOMPOK 13
1. ANDI ROSMIATI
2. FERRY FAHMI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa masyarakat telah menjadi bagian maslah kesehatan
masyarakat yang dihadapi semua negara. Salah satu pemicu terjadinya berbagai
masalah dalam kesehatan jiwa adalah dampak modernaliasi dimana tidak semua
orang siap untuk menghadapi cpatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru.
Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban
keluuarga serta lingkungan masyratakat sekitarnya.
Definisi sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi
fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada
perasaan sehat, sejahtera dan bahagia, ada keserasian antara pikiran, perasaan,
perilaku dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta
mampu mengatasi tantangan hidup sehari-hari, (Kesehatan Masyarakat, 2009).
Penyakit kejiwaan merupakan salah satu persoalan kesehatan utama yang
dihadapi setiap masyarakat. Selain dari faktor genetik banyak individu yang
mengalami gangguan kejiwaan akibat dari lingkungan masyarakat yang kurang
bersahabat. Beberapa dari mereka membutuhkan konseling secara teratur melalui
pertemuan secara intensif demi tercapainya kesehatan jiwa yang optimal.
BAB II
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
A. Pengertian Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran
sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan
jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain, (UU No. 3 Tahun 1996).
Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis dan
memperhatikan semua segi dalam kehidupan manusia serta hubungannya dengan
manusia lain. Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan dan
merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial
individu secara optimal dan selaras dengan perkembangan orang lain. Ciri-ciri
orang sehat jiwa sebagai berikut:
1. Merasa senang terhadap dirinya sendiri serta mampu menghadapi situasi,
mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, puas dengan kehidupannya
sehari-hari, mempunyai harga diri yang wajar, menilai dirinya secara realistis,
tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta mampu mencintai orang
lain, mempunyai hubungan pribadi yang tetap, dapat menghargai pendapat
orang lain yang berbeda, merasa bagian dari suatu kelompok, tidak menipu
orang lain dan tidak membiarkan orang lainmenipu dirinya.
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta menetapkan tujuan hidup yang
realistis, mampu mengambil keputusan, mampu menerima tanggung jawab,
mampu merancang masa depan, dapat menerima ide dan pengalaman baru,
puas dengan pekerjaanya.
Sedangkan kesakitan jiwa (mental illness) merupakan suatu
istilah yang secara umum mengacu pada setiap gangguan jiwa
yang dapat terdiagnosis. Gangguan jiwa (mental disorder)
adalah suatu kondisi kesehatan yang ditandai dengan adanya
perubahan dalam berfikir, suasana hati, atau perilaku (atau
gabungan darinya) yang berkaitan dengan distres dan/atau
kerusakan fungsi”.
Penderita kesakitan jiwa mengalami gangguan organik
atau
metabolik
(biokimia)
yang
mencegah
mereka
untuk
berfungsi secara efektif dan bahagia di dalam masyarakat.
Banyak orang yang megalami kesakitan jiwa dapat diobati
secara tuntas dengan tuntas dengan pemberian obat sehingga
mereka
dapat
hidup
dengan
baik
di
dalam
masyarakat
(Kesehatan Jiwa Masyarakat, 2007 hal. 341)
B. Klasifikasi Gangguan Jiwa
Satu kriteria di dalam mengklasifikasikan gangguan jiwa adalah
usia awitan (pertama kali munculnya) gangguan tersebut.
Awitan beberapa gangguan terjadi pada masa kanak-kanak,
lainnya pada masa dewasa
Kategori
gangguan yang biasa
muncul
untuk
pertama kalinya saat
bayi, anak – anak.
atau remaja
gangguan
jiwa
Contoh
retardasi mental ; gangguan
hiperaktivitas kurang perhatian
penyakit Alzheimer; demensia
yang
berhubungan
dengan
organik
gangguan pemakaian
obat psikoaktif
skizofrenia
gangguan delusional
(paranoid)
gangguan
psikosis
lain
gangguan
suasana
hati
gangguan kecemasan
konsumsi kronis alkohol atau
obat
ketegantungan alkohol, nikotin,
kokain, atau obat lain
skizofrenia paranoid
gangguan delusional (paranoid)
indera peraba
psikosiosis reaktif sementara
depresi
mayor;
gangguan
bipolar
gangguan
panik;
gangguan
kompulsif
obsesi;
gangguan
stres pascatruma
gangguan;
konversi;
hipokondriasi
gangguan
somatoform
gangguan kepribadian ganda
gangguan disosiasi
disfungsi seksual
gangguan seksual
gangguan tidur
insomnia
kleptomania; judi patologis
gangguan
pengendalian impuls
gangguan
penyesuaian
gangguan
kepribadian
suasana hati cemas; menarik
diri
sikap
menghindar,
ketergantungan, obsesif
C. Sumber dan Penyebab Gangguan Jiwa
Sumber gangguan jiwa, walau kadang tidak sepenuhnya
dipahami, biasanya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik
herediter maupun lingkungan, atau gabungan keduanya. jika
bukan karena faktor-faktor tersebut, gangguan jiwa yang terjadi
disebut sebagai idiopatik (tidak diketahui sumbernya).
Ada
beberapa
penyebab
gangguan
jiwa
mencakup
defisiensi mental saat lahir, gangguan fisik (atau fisiologis), dan
penyebab
psikologis.
defisiensi
mental
saat
lahir
dapat
diturunkan (penyebab genetik), dengan sumber idiopatik (tidak
diketahui), atau akibat ibu yang terpajan agens fisik, kimia, atau
agens biologis, dua pertiga kasus retardasi mental dapat dilacak
sampai ke faktor lingkungannya, seperti layanan pranatal yang
buruk, gizi ibu yang buruk, atau konsumsi alkohol, rokok, atau
obat lain saat kehamilan; hal yang semacam itu sebenarnya
dapat dicegah. Contoh, sindrom alkohol janin, suatu kondisi
yang mencakup defisiensi mental, terjadi karena pajanan ibu
(dan janin) yang berlebihan pada alkohol selama kehamilan.
satu hasil penelitian memperlihatkan bahwa sekitar 757.000 ibu
mengkonsumsi
minuman
beralkohol
selama
masa
hamil,
820.000 ibu mengisap rokok, dan 221.000 ibu mengkonsumsi
setidaknya satu macam obat terlarang.
Penyebab gangguan jiwa yang diwariskan dapat dilihat
saat lahir atau muncul kemudian dalam kehidupan. Contoh,
ketidakseimbangan kadar neurotransmitter dalam otak dapat
muncul
selama
masa
remaja
atau
dewasa
muda. Kadar
neurotransmitter abnormal, yang kerap muncul akibat sumber
genetik, dapat mengakibatkan gangguan afektif (suasana hati)
semacam gangguan bipolar dan depresi mayor.
Gangguan
pascanatal
pada
jiwa
juga
agens
dapat
fisik,
terjadi
kimia,
dan
akibat
pajanan
agens
biologis.
kerusakan fungsi otak dapat disebabkan oleh trauma, seperti
tabrakan mobil, luka tembak atau oleh penyakit, seperti sifilis,
kanker dan stroke. gangguan jiwa juga dapat disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan, seperti defisiensi gizi kronis atau
keracunan logam berat. Sumber psikologis kasus gangguan jiwa
mencakup ketidakberfungsian lingkungan keluarga. Anak-anak
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan
penganiayaan,
pengabaian,
mengalami gangguan jiwa.
maupun
kekerasan
dapat
D. Proses Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Pengkajian,
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
1. Pengumpulan data meliputi :
a. Data umum, meliputi lokasi daerah binaan, keadaaan,
luas wilayah dan pola demografi
b. Data khusus meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan,
tingkat
sosial
ekonomi,
sanitasi
dan
peran
serta
masyarakat dalam upaya kesehatan yang dijalankan.
2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh,
pengolahan
data,
kegiatan
dengan
selanjutnya
langkah-langkah
adalah
sebagai
berikut :
a. Klasifikasi atau kategori data
b. Perhitungan presentasi cakupan menggunakan tally
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
3. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data
dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif
yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah keperawatan ataupun masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat.
4. Perumusan masalah
Berdasarkan analisa
kesehatan
dan
data
dapat
keperawatan
diketahui
yang
masalah
dihadapi
oleh
masyarakat. dan semua masalah tersebut tidak mungkin
dapat di atasi sekaligus. oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah.
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas
masalah perawatan dan
kesehatan masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai
faktor sebagai kriteria diantaranya adalah :
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumber daya manusia
f. Aspek politis.
6. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
akan
memberikan
gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik
yang nyata (aktual) dan yang mungkin dapat terjadi
(potensial).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama :
a. Problem (masalah) yaitu merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
terjadi
b. Etiologi
(penyebab)
yaitu
meniunjukan
penyebab
masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan
yang meliputi:
Perilaku
individu,
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat
Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Simpton (tanda/gejala)
Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa dan
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
7. Perencanaan
Rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
8. Merumuskan tujuan
Kriteria merumuskan tujuan :
a. Berfokus kepada masyarakat
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur dan diobservasi
d. Realistik
e. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah, dan
panjang)
f. Melibatkan peran serta masyarakat
9. Rencana tindakan keperawatan
Langkah – langkah dalam
perencanaan
perawatan
kesehatan masyarakat :
a. Identifikasi alternatif tidnakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun
perencanaan
d. Pertimbangan sumber daya manusia dan fasilitas yang
tersedia
e. Tindakan
yang
akan
dilaksanakan
harus
dapat
memenuhi kebutuhn yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan.
10.
a.
b.
c.
Kriteria dalam perencanaan
Memakai kata kerja yang tepat
Dapat dimodifikasikan
Bersifat spesifik
1) Siapa yang akan melakukan
2) Apa yang dilakukan
3) Dimana dilakukan
4) Kapan dilakukan
5) Bagaimana melakukan
6) Bagaimana frekuensi melakukan
11. Pelaksanaan
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan keperawatan :
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada
masyarakat
c. Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
dalam
pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya
d. Bekerja sama dengan profesi lain
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
f. Mempertimbangkan
kebutuhan
kesehatan
dan
perawatan masyarakat serta esensial.
g. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
h. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
dalam pelaksanaan keperawatan
12. Penilaian
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian :
a. Membandingkan hasil tindakan yang
dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan
perencanaan
teratasi.
selanjutnya
apabila
masalah
belum
BAB III
PENUTUP
Kesehatan jiwa adalah “ status kinerja fungsi kejiwaan yang
baik
yang
meberikan
hasil
berupa
aktivitas
yang
produktif,
penjalinan hubungan dengan orang lain, dan suatu kemampuan
untuk beradaptasi terhadap perubahan dan dapat mengatasi
permasalahan yang ada “. karakteristik dari orang yang memliki
kesehatan jiwa yang baik mencakup pemilikan citra diri yang baik,
tidak berpikiran buruk tentang orang lain, dan mampu memenuhi
kebutuhan
sehari
–
hari.
Kesehatan
jiwa
yang
baik
dapat
diungkapkan sebagai kematangan emosional, dalam hal ini, orang
dewasa dengan kesehatan jiwa yang baik akan dapat :
1. Tetap berfungsi saat berada dalam tekanan
2. Berubah atau beradaptasi terhadap perubahan di sekitar
mereka
3. Mempertahankan kendali terhadap ketegangan dan kecemasan
mereka
4. Memiliki kepuasan lebih dalam memberi bukan menerima
5. Memberikan perhatian pada orang lain
6. dapat menahan rasa benci dan bersalah
7. Menyayangi orang lain.
Masyarakat dituntut agar mencapai kualitas yang lebih baik sehingga mampu
bersaing dalam persaingan global namun pada waktu yang sama harus mampu
mengatasi berbagai tuntutan dan tekanan hidup yang berat. Disisi lain di lingkungan
perkotaan terdapat persaingan yang tidak sehat yang terjadi akibat kesenjangan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Nurul, 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Peerbit: EGC.
Jakarta.
Efndy, Ferrry, 2009. Keperawatan kesehatan komunitas, teori dan praktik dalam
keperawatan. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta
James, F. Mckenzie dkk, 2002. Kesehatan masyarakat. Penerbit: EGC. Jakarta