Organisasi dan Kelompok Kerja di

Organisasi dan Kelompok Kerja
Annisa
Mega Rizqiyah
M. Teofani Kartanegara
PSIKOLOGI A

PENDAHULUAN


Organisasi
James D. Mooney mengatakan, “organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.



Kelompok Kerja
Munculnya kelompok karena organisasi kerja yang dapat timbul dan
berkembang melalui dua cara:
1.

Organisasi timbul dan berkembang melalui suatu perencanaan.


2.

Organisasi yang tumbuh dan berkembang mulai dari satu orang

berwiraswasta.

yang

1. Organisasi timbul dan berkembang melalui suatu
perencanaan
• Adanya modal yang mencukupi, kita dapat
mendirikan suatu perusahaan
• Merencanakan visi, misi, bentuk, serta struktur
fungsi perusahaannya
• Gedung dibangun, mesin-mesin dan bahan-bahan
dibeli, tenaga kerja dicari, diseleksi, dan kemudian
diterima
• Jika semua persiapan selesai, maka mulailah
perusahaan berfungsi

2. Organisasi yang tumbuh dan berkembang mulai
dari satu orang yang berwiraswasta
Organisasi yang semula kecil kemudian berkembang
menjadi organisasi yang besar yang terdiri dari
beberapa kelompok kerja

FUNGSI KELOMPOK
• Fungsi kelompok bagi anggotanya
a. Pemenuh kebutuhan
Kebutuhan rasa aman dan kebutuhan
berafiliasi.
b. Pengembang, penunjang, dan pemantap
dari identitas dan pemelihara dari harga
diri
Dalam bekerja, anggota memperoleh
identitas dari kelompok kerjanya.

c.

d.


Penetap dan penguji kenyataan/realitas
sosial
Persepsi kelompok memberikan kepastian
kepada para anggota kelompok.
Mekanisme pemecahan masalah dan
pelaksanaan tugas
Kelompok membantu memecahkan
masalah dengan pengumpulan data
dan/atau pemberian alternatif
penyelesaian.

Fungsi Kelompok
• Fungsi kelompok bagi organisasi
a. Pelaksana tugas yang majemuk dan saling tergantung

Cukup banyak tugas yang majemuk, selain tidak dapat
dilakukan oleh satu orang, juga tidak dapat dipecahpecah kedalam beberapa tugas yang dapat dilaksanakan
secara tersendiri
b. Mekanisme pemecahan masalah

Interaksi antar para anggota memiliki informasi
berbeda dan pertimbangan cermat dari alternatif
penyelesaiannya

yang

c. Penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif
d. Pelancar dari keputusan yang majemuk
e. Wahana dari sosialisasi dan pelatihan
Pelatihan keterampilan teknik tertentu
dapat lebih cermat, tepat dan murah bila
dilakukan dalam kelompok.
f. Penghubung atau koordinator utama antar
beberapa departemen

Interaksi Antaranggota Kelompok
Proses Kelompok

PROSES KELOMPOK
A. Kelompok kerja yg derajat hubungan ketergantungannya

tinggi, interaksi tinggi, dan sangat intensif
→ Contohnya, tim bola basket, tim sepak bola, dll
→ Para anggota kelompok harus dapat bekerja sama untuk
dapat memberikan hasil yang memuaskan,
B. Kelompok kerja yang derajat hubungan ketergantungannya
rendah
→ Contohnya, regu catur, regu bulu tangkis, dll
→ Tiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya
dengan mengandalkan kemampuannya masing-masing.

Proses Kelompok
• Fiedler (1967) memberikan tipologi dari
kelompok-kelompok kerja yang didasarkan
pada sifat dan intesitas interaksi, yaitu:
(a) kelompok interaksi (interacting groups)
(b) kelompok koaksi (co-acting groups)
(c) kelompok konteraksi (counter-acting
groups)

Kelompok interaksi (interacting groups)

• Para anggotanya saling tergantung, segala hal
harus direncanakan
• Perlu adanya kooperasi dan koordinasi dari
kegiatan para anggota dalam pelaksanaan
tugas kelompok
• Jika kooperasi dan koordinasi berlangsung baik
dalam kelompok, maka kelompok dapat
dikatakan merupakan satu tim.
• Misalnya, kelompok kerja pengebor minyak,
kelompok kerja atau tim bedah, kelompok
pemecahan masalah (problem sloving team),
tim sepak bola, tim bola voli, dan seterusnya.

Kelompok koaksi (co-acting groups)
• Anggota kelompok masing-masing dapat
melaksanakan pekerjaannya relative secara
mandiri tidak saling tergantung.
• Misalnya kelompok pramuniaga (salesman),
kelompok kerja bagian kepegawaian, dll
• Jika salah satu anggota kurang berhasil

menjalankan tugasnya maka hasil yang akan
dicapai akan kurang optimal.
• Intensitas interaksi tidak tinggi dan cenderung
rendah karena corak tugas dalam kelompok ini
tidak mengharuskan para anggotanya untuk
behubungan lebih intens.

Kelompok konteraksi (counter-acting groups)
• Merupakan kelompok sementara yang
terbentuk karena terjadi pertentangan atau
beda pendapat antar kelompok
• Terdiri dari wakil dari masing-masing pihak yg
beda pendapat
• Misalnya, panitia perjanjian kerja bersama
(PKB) yang terdiri dari wakil manajemen dan
serikat pekerja

Gejala dalam Proses Kelompok
A. Konformisme
• Fungsi kelompok bagi anggota antara lain ialah

sebagai pemenuh kebutuhan akan afiliasi.
• Kita akan berusaha berprilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku yang akan berkembang menjadi
kita akan mengikuti apa yang oleh mayoritas anggota
diterima sebagai benar, agar kita tidak dikucilkan.
• Kita akan berusaha menjadi konformis atau tidak
berbeda dengan dari anggota lain.

B. Kelekatan
• Tinggi rendahnya kesepakatan para anggota
terhadap sasaran kelompok lainnya
menunjukkan derajat kelekatan kelompok
• Faktor-faktor derajat kelekatan antar anggota :
– lamanya waktu berada bersama dalam kelompok
– parahnya masa awal
– besarnya kelompok
– ancaman dari
– keberhasilan di masa

C. Sinergi
• Gejala sinergi : keputusan yang diambil

kelompok merupakan keputusan yang lebih
baik dari keputusan yang diambil oleh setiap
anggota kelompok tersendiri
• Terjadi karena diskusi dalam kelompok
menimbulkan lebih banyak alternative dari
jumlah orangnya, cenderung untuk
mengeliminasi sumbangan gagasan yang
kurang bermutu, mengurangi nilai kesalahan
dan menunjang pemikiran kreatif.

D. Groupthink
• Anggota kelompok yang memiliki pandangan yang
menyimpang ditekan dengan beberapa macam cara
untuk menyetujui dengan pandangan mayoritas.
E. Polarisasi kelompok
• Merupakan sebuah gejala lain dari pengambilan
keputusan ialah adanya penggeseran keputusan yang
menuju kepada keputusan yang ekstrim.

Polarisasi Kelompok (Group Polarization)


Adanya
tanggung
yang tersebar Tanggung jawab ditanggung be
(Ficham
dan
Rhodesjawab
)

Saingan atau Konflik Antarkelompok
A. Yang Terjadi di dalam Setiap Kelompok
yang Bersaing
B. Yang Terjadi Antar Kelompok yang
Bersaing
C. Yang Terjadi dengan yang Kalah

A. Yang Terjadi di dalam Setiap Kelompok yang Bersaing
1. Setiap kelompok menjadi lebih menutup diri dan
membangkitkan loyalitas yang lebih besar dari para
anggota kelompoknya

2. Suasana kelompok berubah dari informal, santai, ceria,
menjadi berorientasi pada kerja dan tugas.
3. Pola kepemimpinan cenderung berubah dari lebih
demokratis menjadi lebih otokrasi, kelompok menjadi
lebih bersedia untuk menerima kepemimpinan
otokrasi.
4. Setiap kelompok menjadi lebih berstruktur dan
terorganisasi.
5. Setiap kelompok menuntut kesetiaan dan konformitas
yang lebih besar dari para anggotanya agar mampu
menyajikan suatu barisan yang lebih tangguh.

B. Yang Terjadi Antar Kelompok yang Bersaing
1. Setiap kelompok mulai melihat kelompok lain lebih sebagai
musuhnya, bukan sekedar sebagai objek yang netral
2. Setiap kelompok mulai mengalami distorsi (gangguan)
dalam persepsi. Setiap kelompok mengembangkan
stereotipe negatif dari kelompok saingannya
3. Rasa bermusuhan terhadap kelompok lain meningkat,
sebaliknya interaksi dan komunikasi dengan kelompok lain
menurun
4. Jika kelompok dipaksa untuk berinteraksi, kelompok akan
lebih mendengarkan kelompoknya sendiri kecuali untuk
menemukan kesalahan/kelemahan dari kelompok
saingannya.

C. Yang Terjadi dengan yang Kalah
1. Kecenderungan kuat pada kelompok yang kalah untuk
menolak atau merusak kenyataan kekalahan
2. Cenderung mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan
(mencari kambing hitam)
3. Menjadi lebih tegang, siap untuk lebih keras, dan merasa tidak
ada harapan
4. Cenderung mengarah ke kerjasama antaranggota kelompok
yang rendah, perhatian terhadap kebutuhan anggotanya kecil,
dan perhatian tinggi untuk dapat memperbaiki diri
5. Akan mengorganisasi diri dan menjadi lebih lekat dan efektif,
begitu kekalahan mereka telah dapat diterima secara nyata.

Teknik-teknik Mengurangi Akibat Negatif
dari Saingan
• Strategi dasarnya adalah menemukan tujuan yang dapat
diterima oleh kelompok yag bersaing sebagai tujuan mereka
bersama dan melancarkan proses komunikasi antar kelompok


.

Teknik lain dalam kombinasi tertentu
1. Menemukan Musuh Bersama
2. Pimpinan atau Subkelompok dari Kelompokkelompok yang Bersaing Dibawa Berinteraksi
3. Menemukan Tujuan Yang Mencakup
4. Pelatihan Antarkelompok Melalui PenghayatanPengalaman

Dimensi dari Intensi Menyelesaikan Konflik
Teknik penyelesaian konflik yang diajukan
Robbins,yang bersifat situasi win-win :
a. Teknik problem solving
b. Teknik pengadaan sumber yang lebih baik
c. Teknik pelunakan (smoothing)
d. Teknik perintah otoritatif
e. Teknik mengubah variabel manusia
f. Teknik mengubah variabel struktural

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24