Perbandingan Sistem Pendidikan 5 Negara

KURIKULUM DI LIMA NEGARA TERBAIK DALAM PENILAIAN PISA
Mumu Muhammad Rifa’i (1501613)
Pendidikan Bahasa Jepang, FPBS
[email protected]
Ence Surahman, S.Pd., M.Pd
A. Pendahuluan
PISA (Programme Internationale for Student Assesment) adalah sebuah
program yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa usia 15
tahun di setiap negara dalam hal literasi membaca, matematika, dan sains. Program ini
di adakan setiap 3 tahun sekali. PISA yang terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2015
menyatakan top 5 negara dengan prestasi membaca, matematika serta sains terbaik,
yaitu Singapura, Jepang, Estonia, Taipei, dan Finlandia. Dapat dilihat bahwa program
ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kesuksesan sebuah kurikulum membuat
sistem pendidikan yang baik.
B. Pembahasan
PISA 2015 menyatakan bahwa negara Singapura, Jepang, Estonia, Taiwan, dan
Finlandia merupakan top 5 negara dengan prestasi terbaik dari 65 negara lainnya. Dari
hasil yang dipaparkan oleh PISA 2015 sendiri dapat dilihat bahwa status negara yang
sosio-ekonomi berkaitan erat dengan perbedaan dalam prestari siswanya. Kurikulum
pun tak lepas dari hasil Pendidikan yang baik. Berikut ini adalah uraian kurikulum dan
sistem Pendidikan dari top 5 negara tersebut:

1. Singapura
Sistem pendidikan Singapura bertujuan untuk menyediakan pengetahuan
dasar dan agama bagi murid – murid. Untuk menyatukan keberagaman
karasteristik perbedaan ras dan budaya di Singapura, keberagaman bahasa,

1

setiap siswa belajar Bahasa Inggris sebagai bahasa keseharian. Siswa juga
belajar Bahasa Ibu mereka (China, Malaysia dan Tamil/Thailand) untuk
membantu mereka mempertahankan identitas, budaya, warisan, dan nilai-nilai
bangsa (Dini, dkk. 2009)
Secara umum, jenjang pendidikan di Singapura dapat dibagi menjadi
beberapa tahap:
1. Pre-school (usia 4-6 Tahun)
2. Primary (usia 7-12 tahun)
3. Secondary (usia 13-16 tahun)
4. Post-Secondary (usia 17-19 tahun)
5. University (usia 20-23 tahun)
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Diantaranya
yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura

memiliki akses internet bebas. Setiap sekolah juga memiliki web sekolah yang
berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orangtua.. Selain itu, di setiap
kelas terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran.
Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke
semua sekolah di Singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke
sekolahnya. Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Karena jika biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat
mengenyam pendidikan dengan mudah. Di Singapura, biaya pendidikan
disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi
rakyat yang kurang beruntung.
2. Jepang
Seperti di Indonesia, kurikulum pendidikan Jepang disusun oleh sebuah
komite khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT). Komisi
Kurikulum terdiri dari wakil dari Teacher Union, praktisi (pakar pendidikan),
wakil dari kalangan industri, dan wakil MEXT. Komisi ini bertugas mempelajari
tujuan pendidikan Jepang yang terdapat dalam Fundamental Education Law
(Kyouiku kihonhou), lalu menyesuaikannya dengan perkembangan yang terjadi
baik di dalam maupun luar negeri. Dalam menyusun draf kurikulum seringkali
terjadi perdebatan panjang antara wakil-wakil persatuan guru dan wakil


2

kementrian karena kepentingan politik. Kurikulum di level sekolah disusun
dengan kontrol penuh dari The Board of Education di Tingkat Prefectur dan
municipal (distrik).
Karena kedua lembaga ini masih terkait erat dengan MEXT, maka
pengembangan kurikulum Jepang masih sangat kental sifat sentralistiknya.
Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central Council for Education
(chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997 memungkinkan sekolah berperan
lebih banyak dalam pengembangan kurikulum di masamendatang. Pembaharuan
kurikulum di Jepang mengikuti pola 10 tahunan. Hal-hal baru dimasukkan dalam
setiap perubahan kurikulum yang terjadi. Pertimbangan dilakukan perubahan
kurikulum adalah adanya perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Jepang
khususnya dan dunia pada umumnya.
3. Macau
Sejarah pendidikan formal di Estonia bermula pada abad ke-13 sampai abad
ke-14 ketika sekolah katedral dan monastik pertama didirikan. Buku perdana
dalam bahasa Esti diterbitkan pada tahun 1575. Universitas tertua adalah
Universitas Tartu yang didirikan oleh Raja Swedia Gustav II Adolf pada tahun
1632.


Pada

tahun

1919,

perkuliahan

universitas

mulai

disampaikan

menggunakan bahasa Esti.
Kriteria pendidikan terkini di Estonia berupa pendidikan umum, kejuruan,
dan hobi (kegemaran). Sistem pendidikan meliputi empat jenjang, meliputi
prasekolah, pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Jejaring sekolah yang luas
dan lembaga-lembaga pendidikan yang mendukung telah didirikan. Pendidikan

di Estonia dikelola oleh negara, daerah/kota, umum, dan swasta. Kini terdapat
589 sekolah di Estonia.
Semua sekolah di Estonia terhubung ke Internet. Menurut Program Penilaian
Pelajar Internasional, taraf kinerja siswa-siswi usia gimnasium di Estonia adalah
salah satu yang terbaik di dunia.
Pendidikan tinggi akademis di Estonia dibagi ke dalam tiga tingkatan:
sarjana, magister, dan doktoral. Dalam beberapa bidang keahlian (kedokteran
umum, kedokteran hewan, farmasi, kedokteran gigi, arsitek-insinyur, dan
program guru kelas) tingkatan sarjana dan magister terintegrasi dalam satu unit.

3

Universitas-universitas umum di Estonia jauh lebih otonom daripada lembagalembaga pendidikan tinggi terapan.
Selain menata kehidupan akademis di universitas, universitas dapat menyusun
kurikulum baru, menetapkan syarat dan ketentuan memasuki universitas,
menyetujui anggaran, menyetujui rencana pengembangan, memilih rektor dan
membuat keputusan yang mengikat dalam hal kepemilikan dan pengelolaan aset.
Estonia memiliki universitas umum dan swasta dengan jumlah yang tidak terlalu
banyak. Universitas umum terbesar adalah Universitas Tartu, Universitas
Teknologi


Tallinn,

Universitas

Tallinn,

Universitas

Ilmu

Hayati

Estonia,Akademi Seni Estonia, dan universitas swasta terbesar adalah Sekolah
Bisnis Estonia.
Akademi Ilmu Pengetahuan Estonia adalah akademi nasional ilmu
pengetahuan di Estonia. Pusat-pusat komputer pertama didirikan pada akhir
dasawarsa 1950-an di Tartu dan Tallinn. Para ahli di Estonia bersumbangsih
dalam pengembangan standar rekayasa perangkat lunak bagi berbagai
kementerian Uni Soviet pada dasawarsa 1980-an.

4. Taiwan
Pada sistem pendidikan baru di Taiwan, Menteri Pendidikan membuat
program wajib 12 tahun pendidikan tanpa ujian untuk meneruskan ke jenjang
sekolah sekunder; desentralisasi kurikulum; menawarkan pendidikan usia dini
yang berkualitas tinggi terhadap seluruh siswa, yang bersubsidi untuk siswa
yang kekurangan; meningkatkan program sekolah kejuruan dan pelatihan;
membuat pendidikan seni tersedia untuk seluruh siswa; mempromosiskan elearning; and memperkuat bantuan untuk siswa yang kekurangan.
Taiwan juga mendesentralisi kurikulumnya. Daripada mengajar dengan
kurikulum yang sudah ditetapkan secara nasional, sekolah pun dapat
bertanggungjawab dalam mengembangkan kurikulumnya tersendiri berdasarkan
kerangka pendidikan nasional, yang menguraikan subjek: Pengetahuan dan
Teknologi, Matematika, Bahasa, Pengetahuan Sosial, Seni dan Kemanusiaan,
dan Kesehatan dan Pendidikan Jasmani.
5. Finlandia
keberhasilan

4

Finlandia memang bertolak belakang dengan arah Global Education Reform
Movement


(GERM),

yang

menekankan

pada

kompetisi,

standarisasi,

akuntabilitas berdasar nilai tes dan kebebasan memilih sekolah pemerintah atau
swasta. Di Finlandia, profesi guru dipandang sangat populer bukan karena
gajinya yang tinggi melainkan karena status sosial yang sangat terhormat di
masyarakat. Seleksi untuk jadi guru sangat kompetitif. Hanya siswa-siswa
terbaik yang melamar ke program pendidikan guru, dan yang diterima hanya
10%. Pelamar dinilai berdasarkan nilai rapor SMA, aktifitas ekstra kurikuler dan
skor Matriculation Exam (kalau di Indonesia namanya UN). Setelah lulus tes,

kemudian mereka diobservasi dalam hal teaching-like activity dan wawancara,
karena syarat utama menjadi tenaga pendidik di Finlandia adalah memiliki jiwa
mendidik atau pedagogi.
Dalam hal kurikulum, pemerintah hanya membuat panduan umum berupa
target (goals). Dan guru diberi kebebasan bagaimana caranya untuk mencapai
target tersebut. Guru bebas memakai metode mengajar maupun buku teks apa
pun. Guru mengajar kelompok siswa yang sama sampai beberapa tahun. Dengan
demikian, guru dapat lebih mengenal siswa-siswanya sekaligus dapat memantau
perkembangan akademik, sosial dan emosionalnya. Dan setiap guru wajib
membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar setiap siswanya. Dan satu
kelas maksimal jumlah siswa hanya 12 orang sehingga guru dapat lebih mudah
memantau seluruh siswanya.
C. Penutup
Sistem pendidikan dan kurikulum dari ke 5 negara tersebut dapat membuat
pendidikan negara tersebut menjadi terbaik karena di titik fokuskan pada peminatan
masing masing siswa dan tidak adanya diskriminasi dalam pembelajaran, yang berarti
semua mendapatkan perlakuan yang sama oleh gurunya. Sistem peminatan ini dirasa
sangatlah efektif karena bisa dilihat dari hasil prestasi siswa yang memfokusnkan
dirinya pada minat yang ia geluti. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan kurikulum di
Indonesia khususnya haruslah berorientasi pada peminatan masing masing siswa, tidak

dijejal dengan apa yang mereka tidak ingini, sehingga menyebabkan siswa tidak belajar
dengan efektif.

5

Daftar Pustaka:
Sekilas tentang Pendidikan di Jepang.
[http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53229/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=90D0053444BBD4AC9EA343EF09007C1C?sequence=3,
diakses 11 Mei 2017 pukul 16:07]
Romadhon, Anugrah. Makalah Republik Estonia.
[https://anugrahromadhon.blogspot.co.id/2016/01/makalah-negara-republikestonia.html, diakses 11 Mei 2017 pukul 16:15]
Hafidhah,

Kausar.

Belajar

dari


sistem

pendidikan

Finlandia.

[http://www1-

media.acehprov.go.id/uploads/pendidikan_di_finlandia.pdf, diakses 11 Mei 2017
pukul 16:20]
Dini, Bina Izzatu, Dkk. 2009. Singapura sebagai negara dengan sistem pendidikan
terbaik di asean, Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya.
Organisation for Economic Co-operation and Develompment. PISA 2015 Results in
Focus. [https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf, diakses pada 11
Mei 2017 pukul 16:25]

6