Pancasila Sebagai Paradigma pembagunan D
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PEMBAGUNAN
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Pengampu : Fatma Ainie, S. IP
Disusun Oleh:
1. Abadi Setiawan
2. Indra Firmansyah
3. Mahsusotun Nafisah
Kelas : TI 1
PORGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA ( TI )
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER ( FASTIKOM )
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan pembangunan yang
membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa materi
saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa, karena pancasila adalah sebagai dasar
pedoman negara Indonesia. Dengan menerapkan nilai nilai pancasila maka akan membangun
nilai-nilai budi pekerti yang baik.
Alasan pemilihan judul pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah karena
pancasila sebagai dasar negara yang mencakup segala aspek salah satunya pancasila sebagai
paradigma pembangunan.
B. Latar Belakang
Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan, seseorang pasti akan melakukan hal
yang paling mendasar untuk mewujudkan cita-citanya. Membuat rancangan serta rincian yang
mendetail tentang apapun yang diperlukan untuk memenuhi itu semua. Sama halnya dengan
sebuah suatu negara yang memiliki cita-cita. Di negara berkembang tentunya masih banyak
cita-cita yang belum bisa diraih, seperti negara Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia melakukan beberapa hal yang bisa
membangun negara dan juga bangsanya.
Pembangunan yang dilakukan sebuah negara Indonesia tidak hanya melalui sebuah
rancangan saja, namun juga telah melewati sebuah pemikiran yang serius untuk tercapainya
negara sesuai dengan pancasila sebagai dasar negara. Pembangunan yang tidak semena-mena
ini membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa
materi saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa. Dalam pembahasan selanjutnya
akan dijelaskan mengenai pembangunan dan dalam bidang-bidang tertentu.
BAB II
PERMASALAN
1. Apa pengertian paradigma pembangunan?
2. Mengapa pancasila Sebagai paradigma pembangunan ?
3. Apa saja nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan
Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan?
4. Bidang apa sajakah yang mencangkup Pancasila sebagai Paradigma pembangunan?
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Paradigma Pembangunan.
Paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau
contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat
tertentu. Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode,
nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai
paradigma pembangunan artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan
kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan
apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab
dan aturan-aturan yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu
paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan
yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan
kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu
masalah dalam ilmu pengetahuan.
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Kata
paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari
bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola. Sedangkan
dalam
bahasa
Yunani
disebut
paradeigma
(paradeiknunai)
yang
berarti
untuk
“membandingkan”,“bersebelahan”(para) dan memperlihatkan (deik). Paradigma adalah
pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu
cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan
apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab
dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan
tersebut.
.
2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi
pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin
berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang
politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka
bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolak ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan
paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolak ukur, parameter, arah,
dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi penting dalam melaksanakan segala
hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila
secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan
nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan
penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara
Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka
tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolak ukur penyelenggaraan
bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis
tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga.
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat
dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan.
Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas
atau keseluruhan.
Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan.
3. Nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan
Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Berdasar pada sila ketiga dari pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Pembangunan
sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya yang
beragam di seluruh nusantara yang menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Diperlukan adanya pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai
warga bangsa. Sedangkan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
pertahanan dan keamanan, memiliki arti bahwa untuk mencapai terciptanya masyarakat
hukum diperlukan penerapan dari nilai-nilai pancasila. Hal itu disebabkan karena Negara juga
memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa dan wilayah negaranya. Nilai-nilai
pancasila dalam penerapan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
pertahanan dan keamanan adalah :
a. Sila pertama dan kedua : Pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada
tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Sila Ketiga : Pertahanan dan keamanan Negara haruslah mendasarkan pada tujuan
demi kepentingan warga sebagai warga Negara.
c. Sila keempat : Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak dasar persamaan
derajat serta kebebasan kemanusiaan.
d. Sila kelima : Pertahanan dan keamanan harus diperuntukan demi terwujudnya keadilan
hidup masyarakat.
Membaca buku acuan dan referensi lain, dapat dimengerti tentang Pancasila sebagai
Pardigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa nilai-nilai dari pancasila dapat dijadikan
suatu paradigma atau kerangka pemikiran dalam pembangunan nasional.
4. Bidang Yang Mencangkup Pancasila Sebagai Paradiga Pembangunan.
Pembangunan nasional adalah suatu strategi nasional yang direalisasikan untuk mencapai
tujuan bangsa. Dalam pembangunan ini dibagi dalam beberapa bidang yaitu: bidang politik,
sosial
budaya,
pertahanan
dan
keamanan
yang
kemudian
sering
disebut
POLEKSOSBUDHANKAM. Dalam membangun bidang-bidang tersebut telah dijabarkan
dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya.
Ada beberapa poin yang dimaksud dalam hal ini, antara lain:
1. Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara.
Drs. Mohammad Hatta sebagai pendiri MPR menyatakan bahwa “ Negara berdasarkan
atas ketuhanan yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” Hal itu
menunjukkan bahwa moralitas politik bangsa Indonesia harus mencerminkan isi dan
kandungan dari pancasila. Pemerintah juga harus mematuhi aturan pancasila ketika berpolitik
diantaranya :
a.
Politik negara harus berdasarkan pada kerakyatan.
Terdapat pada isi kandungan dari sila ke IV. Ketika berpolitik, maka pemerintah harus
bisa melihat dari kacamata rakyat dan mementingkan kepentingan rakyat (umum) daripada
kepentingan golongannya sendiri.
b. Pengembangan dan aktualisasi politik negara harus berdasarkan pada moralitas
ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan.
Hal itu terdapat pada isi kandungan pancasila sila I, II, dan III. Berpolitik juga harus
memperhatikan norma keagamaan, kemanusiaan apalagi mengenai persatuan. Sangatlah tidak
mungkin bagi pemerintah suatu negara yang beragama untuk tidak patuh pada norma
agamanya. Pemerintah juga harus memperhatikan segi kemanusiaan, karena yang akan diurus
oleh mereka pasti akan menyangkut kemanusiaan dan ras berbangsa.
c. Pengembangan dan aktualisasi politik negara demi tercapainya keadilan dan hidup
bersama.
Terdapat pada sila ke V, untuk menghindari adanya mayoritas dan minoritas maka,
pemerintah haru bisa bersikap untuk tidak mementingkan salah satu golongan saja. Melainkan
bisa menyeimbangkan antara satu golongan dengan golongan yang lain agar tidak terjadi
perpecahan.
2. Pancasila sebagai paradigma pengembangan Ekonomi.
Ekonomi Indonesia berdasarkan pada kemanusiaan (sila II). Ekonomi sendiri tidak dapat
dipisahkan dengan politik ekonomi. Politik ekonomi bersifat swasembada dan swadaya
dengan tidak mengisolasi diri tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya
kreasi rakyat. Kebijakan ekonomi yang baik dalam mengembangkan pembangunan Indonesia
adalah ekonomi pancasila. Yang memiliki arti bahwa pihak swasta yang bisa mandiri
dilindungi hak-haknya untuk mengembangkan usahanya, sedangkan untuk pihak-pihak yang
masih belum bisa mengembangkan usahanya akan dibantu oleh pemerintah dalam
mengembangkan usahanya.
3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya.
Pembangunan dan pengembangan pada aspek sosial budaya didasarkan pada sila ke II,
dalam hal ini berarti pengembangan sosial budaya disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian, budaya-budaya Indonesia dapat bertahan dan
tidak punah karena telah sesuai dengan BHINEEKA TUNGGAL IKA. Disamping itu, untuk
melindungi budaya-budaya yang beraneka ragam, pemerintah telah memberikan kebijakankebijakan tertentu. Hal tersebuta adalah untuk mengantisipasi agar budaya Indonesia tidak
diklaim oleh negara lain.
4. Pancasila sebagai pearadigma pengembangan pertahanan dan keamanan.
Pertahanan dan keamanan negara berdasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan
hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila I dan II), kepentingan warga
secara menyeluruh (sila III) dan persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila IV).
Pertahanan dan keamanan adalah syarat mutlak untuk menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar.
Dengan adanya pertahanan dan keamanan, suatu negara akan mampu menghadapi bahayabahaya yang datang dan membangun sesuai dengan tujuan negara.
Dalam rangka ketahanan nasional, peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era
globalisasi dapat dikumpai dalam beberapa bidang yang meliputi bidang politik, ekonomi,
dan sosial budaya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa pembangunan yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek kebutuhan. Pancasila
sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai, kerangka pikir, model,
orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan
bidang politik, pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya, pembangunan
pertahanan dan keamanan. Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang
semakin berkembang dan masyarakat yang semakin mapan.
Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung
pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan pada nilainilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Pemerintah Indonesia berupaya membangun
negeri ini melalui beberapa cara dan harus melihat sisi pancasila. Agar sesuai dengan karakter
kepribadian bangsa. Ini bukanlah hal yang mudah melainkan juga harus dibantu oleh rakyat.
Sebagai warga Indonesia kita haruslah bisa bersikap membangun pola pikir kita untuk bisa
menerima pembangunan yang bersifat substansial. Dan itu memerlukan kesabaran serta
keterbukaan mind dari rakyatnya.
BAB V
KRITIK DAN SARAN
Adapun saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu sebaiknya kita lebih
mempelajari dan memahami pancasila lebih dalam lagi agar kita tidak menyimpang dari nilainilai pancasila yang merupakan asas Indonesia.
Dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai
gerak langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila harus dipahami
secara mendalam, menyeluruh, dan kontekstual.
DAFTAR PUSAKA
1. Syaiful Adly, Pancasila sebagai Paradigma (IT Konsultan Jakarta. 2010) 1Hlm.
2. Rahmat Hidayat, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional (foresteruntad.blogspot.com)1 hlm.
3. Faridah Bahiyah, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangnan Nasional
(Id.wikipedia.org.2011) 1hlm.
4. Rochim Udin, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
([email protected]) 1hlm.
5. Komarudin Hidayat, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2008), 27
PEMBAGUNAN
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Pengampu : Fatma Ainie, S. IP
Disusun Oleh:
1. Abadi Setiawan
2. Indra Firmansyah
3. Mahsusotun Nafisah
Kelas : TI 1
PORGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA ( TI )
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER ( FASTIKOM )
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan pembangunan yang
membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa materi
saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa, karena pancasila adalah sebagai dasar
pedoman negara Indonesia. Dengan menerapkan nilai nilai pancasila maka akan membangun
nilai-nilai budi pekerti yang baik.
Alasan pemilihan judul pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah karena
pancasila sebagai dasar negara yang mencakup segala aspek salah satunya pancasila sebagai
paradigma pembangunan.
B. Latar Belakang
Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan, seseorang pasti akan melakukan hal
yang paling mendasar untuk mewujudkan cita-citanya. Membuat rancangan serta rincian yang
mendetail tentang apapun yang diperlukan untuk memenuhi itu semua. Sama halnya dengan
sebuah suatu negara yang memiliki cita-cita. Di negara berkembang tentunya masih banyak
cita-cita yang belum bisa diraih, seperti negara Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia melakukan beberapa hal yang bisa
membangun negara dan juga bangsanya.
Pembangunan yang dilakukan sebuah negara Indonesia tidak hanya melalui sebuah
rancangan saja, namun juga telah melewati sebuah pemikiran yang serius untuk tercapainya
negara sesuai dengan pancasila sebagai dasar negara. Pembangunan yang tidak semena-mena
ini membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa
materi saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa. Dalam pembahasan selanjutnya
akan dijelaskan mengenai pembangunan dan dalam bidang-bidang tertentu.
BAB II
PERMASALAN
1. Apa pengertian paradigma pembangunan?
2. Mengapa pancasila Sebagai paradigma pembangunan ?
3. Apa saja nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan
Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan?
4. Bidang apa sajakah yang mencangkup Pancasila sebagai Paradigma pembangunan?
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Paradigma Pembangunan.
Paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau
contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat
tertentu. Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode,
nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai
paradigma pembangunan artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan
kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan
apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab
dan aturan-aturan yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu
paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan
yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan
kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu
masalah dalam ilmu pengetahuan.
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Kata
paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari
bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola. Sedangkan
dalam
bahasa
Yunani
disebut
paradeigma
(paradeiknunai)
yang
berarti
untuk
“membandingkan”,“bersebelahan”(para) dan memperlihatkan (deik). Paradigma adalah
pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu
cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan
apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab
dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan
tersebut.
.
2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi
pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin
berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang
politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka
bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolak ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan
paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolak ukur, parameter, arah,
dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi penting dalam melaksanakan segala
hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila
secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan
nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan
penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara
Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka
tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolak ukur penyelenggaraan
bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis
tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga.
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat
dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan.
Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas
atau keseluruhan.
Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan.
3. Nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan
Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Berdasar pada sila ketiga dari pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Pembangunan
sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya yang
beragam di seluruh nusantara yang menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Diperlukan adanya pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai
warga bangsa. Sedangkan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
pertahanan dan keamanan, memiliki arti bahwa untuk mencapai terciptanya masyarakat
hukum diperlukan penerapan dari nilai-nilai pancasila. Hal itu disebabkan karena Negara juga
memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa dan wilayah negaranya. Nilai-nilai
pancasila dalam penerapan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
pertahanan dan keamanan adalah :
a. Sila pertama dan kedua : Pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada
tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Sila Ketiga : Pertahanan dan keamanan Negara haruslah mendasarkan pada tujuan
demi kepentingan warga sebagai warga Negara.
c. Sila keempat : Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak dasar persamaan
derajat serta kebebasan kemanusiaan.
d. Sila kelima : Pertahanan dan keamanan harus diperuntukan demi terwujudnya keadilan
hidup masyarakat.
Membaca buku acuan dan referensi lain, dapat dimengerti tentang Pancasila sebagai
Pardigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa nilai-nilai dari pancasila dapat dijadikan
suatu paradigma atau kerangka pemikiran dalam pembangunan nasional.
4. Bidang Yang Mencangkup Pancasila Sebagai Paradiga Pembangunan.
Pembangunan nasional adalah suatu strategi nasional yang direalisasikan untuk mencapai
tujuan bangsa. Dalam pembangunan ini dibagi dalam beberapa bidang yaitu: bidang politik,
sosial
budaya,
pertahanan
dan
keamanan
yang
kemudian
sering
disebut
POLEKSOSBUDHANKAM. Dalam membangun bidang-bidang tersebut telah dijabarkan
dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya.
Ada beberapa poin yang dimaksud dalam hal ini, antara lain:
1. Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara.
Drs. Mohammad Hatta sebagai pendiri MPR menyatakan bahwa “ Negara berdasarkan
atas ketuhanan yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” Hal itu
menunjukkan bahwa moralitas politik bangsa Indonesia harus mencerminkan isi dan
kandungan dari pancasila. Pemerintah juga harus mematuhi aturan pancasila ketika berpolitik
diantaranya :
a.
Politik negara harus berdasarkan pada kerakyatan.
Terdapat pada isi kandungan dari sila ke IV. Ketika berpolitik, maka pemerintah harus
bisa melihat dari kacamata rakyat dan mementingkan kepentingan rakyat (umum) daripada
kepentingan golongannya sendiri.
b. Pengembangan dan aktualisasi politik negara harus berdasarkan pada moralitas
ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan.
Hal itu terdapat pada isi kandungan pancasila sila I, II, dan III. Berpolitik juga harus
memperhatikan norma keagamaan, kemanusiaan apalagi mengenai persatuan. Sangatlah tidak
mungkin bagi pemerintah suatu negara yang beragama untuk tidak patuh pada norma
agamanya. Pemerintah juga harus memperhatikan segi kemanusiaan, karena yang akan diurus
oleh mereka pasti akan menyangkut kemanusiaan dan ras berbangsa.
c. Pengembangan dan aktualisasi politik negara demi tercapainya keadilan dan hidup
bersama.
Terdapat pada sila ke V, untuk menghindari adanya mayoritas dan minoritas maka,
pemerintah haru bisa bersikap untuk tidak mementingkan salah satu golongan saja. Melainkan
bisa menyeimbangkan antara satu golongan dengan golongan yang lain agar tidak terjadi
perpecahan.
2. Pancasila sebagai paradigma pengembangan Ekonomi.
Ekonomi Indonesia berdasarkan pada kemanusiaan (sila II). Ekonomi sendiri tidak dapat
dipisahkan dengan politik ekonomi. Politik ekonomi bersifat swasembada dan swadaya
dengan tidak mengisolasi diri tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya
kreasi rakyat. Kebijakan ekonomi yang baik dalam mengembangkan pembangunan Indonesia
adalah ekonomi pancasila. Yang memiliki arti bahwa pihak swasta yang bisa mandiri
dilindungi hak-haknya untuk mengembangkan usahanya, sedangkan untuk pihak-pihak yang
masih belum bisa mengembangkan usahanya akan dibantu oleh pemerintah dalam
mengembangkan usahanya.
3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya.
Pembangunan dan pengembangan pada aspek sosial budaya didasarkan pada sila ke II,
dalam hal ini berarti pengembangan sosial budaya disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian, budaya-budaya Indonesia dapat bertahan dan
tidak punah karena telah sesuai dengan BHINEEKA TUNGGAL IKA. Disamping itu, untuk
melindungi budaya-budaya yang beraneka ragam, pemerintah telah memberikan kebijakankebijakan tertentu. Hal tersebuta adalah untuk mengantisipasi agar budaya Indonesia tidak
diklaim oleh negara lain.
4. Pancasila sebagai pearadigma pengembangan pertahanan dan keamanan.
Pertahanan dan keamanan negara berdasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan
hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila I dan II), kepentingan warga
secara menyeluruh (sila III) dan persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila IV).
Pertahanan dan keamanan adalah syarat mutlak untuk menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar.
Dengan adanya pertahanan dan keamanan, suatu negara akan mampu menghadapi bahayabahaya yang datang dan membangun sesuai dengan tujuan negara.
Dalam rangka ketahanan nasional, peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era
globalisasi dapat dikumpai dalam beberapa bidang yang meliputi bidang politik, ekonomi,
dan sosial budaya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa pembangunan yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek kebutuhan. Pancasila
sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai, kerangka pikir, model,
orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan
bidang politik, pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya, pembangunan
pertahanan dan keamanan. Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang
semakin berkembang dan masyarakat yang semakin mapan.
Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung
pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan pada nilainilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Pemerintah Indonesia berupaya membangun
negeri ini melalui beberapa cara dan harus melihat sisi pancasila. Agar sesuai dengan karakter
kepribadian bangsa. Ini bukanlah hal yang mudah melainkan juga harus dibantu oleh rakyat.
Sebagai warga Indonesia kita haruslah bisa bersikap membangun pola pikir kita untuk bisa
menerima pembangunan yang bersifat substansial. Dan itu memerlukan kesabaran serta
keterbukaan mind dari rakyatnya.
BAB V
KRITIK DAN SARAN
Adapun saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu sebaiknya kita lebih
mempelajari dan memahami pancasila lebih dalam lagi agar kita tidak menyimpang dari nilainilai pancasila yang merupakan asas Indonesia.
Dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai
gerak langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila harus dipahami
secara mendalam, menyeluruh, dan kontekstual.
DAFTAR PUSAKA
1. Syaiful Adly, Pancasila sebagai Paradigma (IT Konsultan Jakarta. 2010) 1Hlm.
2. Rahmat Hidayat, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional (foresteruntad.blogspot.com)1 hlm.
3. Faridah Bahiyah, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangnan Nasional
(Id.wikipedia.org.2011) 1hlm.
4. Rochim Udin, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
([email protected]) 1hlm.
5. Komarudin Hidayat, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2008), 27