Informasi Akuntansi Diferensial dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek

  

Informasi Akuntansi

Diferensial dalam Perencanaan

Entity Relationship Diagram (ERD)

  

Aplikasi Informasi Akuntansi

Diferensial

  • Perencanaan Laba Jangka Pendek • Keputusan Investasi

  

Informasi Akuntansi Diferensial

dalam Perencanaan Laba

Jangka Pendek

  • Perencanaan Laba Jangka Pendek dilakukan sebagai bagian dari proses penyusunan anggaran perusahaan
  • Dalam perencanaan laba jangka pendek, manajemen mempertimbangkan berbagai usulan yang berakibat pada
    • – Harga Jual – Volume Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
    Pada dasarnya ada 3 faktor yang mempengaruhi laba yaitu biaya, harga jual, dan volume (penjualan dan produksi).

  Volume Biaya

  Produksi Volume Harga

  Penjualan Jual

  PERILAKU BIAYA

PERILAKU BIAYA

  Sebagian besar keputusan manajemen memerlukan informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya.

  Penggolongan Biaya atas dasar perilakunya:

  1. Biaya Variabel

  1. Biaya Variabel

  Biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan (produksi/penjualan) perusahaan.

  Contoh: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan yang didasarkan pada persentase dari hasil penjualan. Biaya variabel total mempunyai perilaku

  selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya variabel per unit mempunyai perilaku yang tetap meskipun volume produksi berubah.

  2. Biaya Tetap

  2. Biaya Tetap Biaya-biaya yang dalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah.

  Biaya tetap secara total relatif tidak berubah pada berbagai

tingkat volume produksi, sedangkan biaya tetap setiap unit

akan selalu berubah pada berbagai tingkat volume produksi.

  3. Biaya Semi Variabel

  3. Biaya Semi Variabel

  Biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang konstan.

  Pada biaya semi variabel terkandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

  Biaya semi variabel dapat dibedakan pada yang tingkat

Pola Perilaku dan Fungsi Biaya

  

Pola Perilaku dan Fungsi Biaya

  Penentuan pola perilaku biaya berkaitan dengan pemisahan biaya ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel, untuk keperluan perencanaan dan pengendalian biaya. Hubungan antara biaya total dengan volume kegiatan perusahaan dinyatakan dalam fungsi biaya:

  Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total

  Untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut berbentuk linier atau garis lurus. Oleh karena itu berlaku asumsi:

  1. Hubungan teknis antara input dan output bersifat linier.

  2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah input yang digunakan

  3. Harga perolehan input bersifat linier dengan kuantitas input

  

Impas (Break Even)

  • Keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
  • Suatu kondisi dimana pendapatan sama dengan total biaya
  • Suatu cara untuk mengetahui volume

    penjualan minimum agar usaha tidak

    rugi meskipun belum meperoleh laba

Analisis Impas

  Analisis impas merupakan salah satu bentuk analisis hubungan antara biaya, volume dan laba, digunakan sebagai salah satu alat bagi manajemen untuk menyusun perencanaan laba. Ada beberapa teknik dalam analisis impas:

  1.Teknik Aljabar Impas ditentukan menggunakan persamaan aljabar

  Penghasilan total = Biaya tetap total + Biaya variabel total

  Jika: Harga jual per unit = p Unit yang dijual/diproduksi = X Biaya tetap total = a

  Secara aljabar impas dinyatakan sbb:

  Harga unit per jual Biaya unit per variabel

  1 Biaya total tetap Impas(Rp)

   

  p b a pX

   

  1

  b p a

  X  

  Biaya unit per variabel - unit per jual Harga Biaya total tetap (unit) Impas 

  

Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan menjadi:

  Contoh 1:

  Harga jual per unit Rp 30.000 Biaya variabel per unit Rp 16.500 Biaya tetap total per tahun Rp 148.500 Maka impas dapat dihitung sbb:

  148.500 Impas(Rp) Rp 330.000   16.500

  1  30.000

  148.500 Impas (unit) 11 unit  

  30.000 16 . 500  Agar perusahaan memperoleh impas maka harus

  Contoh 2:

  Harga jual per unit Rp 50.000 Biaya variabel per unit Rp 18.000 Biaya tetap total per tahun Rp 150.000 Hitung break evennya!

  Agar perusahaan memperoleh impas maka harus

menjual produknya sebanyak...... unit atau senilai Rp...... Asumsi-asumsi analisis impas:

  1. Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada berbagai volume penjualan.

  2. Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas yang relatif konstan.

  3. Biaya dapat dipisahkan dalam biaya tetap dan biaya variabel

  4. Jumlah perubahan persediaan awal dan persediaan akhir tidak berarti.

  

5. Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam

produk, komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.

Teknik Grafik

  Titik impas merupakan pertemuan antara grafik penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang sumbu tegak (penjualan/biaya dalam Rp) dan sumbu datar (volume penjualan/produksi dalam unit).

  Sebelum membuat grafik terlebih dahulu dibuat perhitungan penghasilan total pada berbagai tingkat volume kegiatan (penjualan/produksi)dalam jarak kapasitas tertentu.

  Contoh: Harga jual per unit Rp 2.000 Biaya variabel per unit Rp 500 Biaya tetap total dalam jarak kapasitas 0-200 unit Rp 180.000

  Kolom 2 = kolom1 x harga per unit Kolom 4 = kolom 1 x biaya variabel per unit Kolom 5 = kolom 3 + kolom 4

  4

  60.000 120.000

  100.000 180.000 200.000 220.000 240.000 260.000 280.000

  180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000

  160.000 240.000 320.000 400.000

  80 120 160 200

  40

  6

  5

  3

  Volume penjuala n (unit)

  2

  1

  (Rp)

  Laba (Rugi)

  Total (Rp)

  (Rp) Biaya

  (Rp) Biaya variabel total

  Biaya Tetap total

  Penjuala n total (Rp)

  • 80.000
  • 20.000 40.000 60.000 80.000
  • >180.000
  • 120
  • 60.000
Penjualan Garis penghasilan total

  Rp 400.000 Daerah Garis biaya laba total Titik impas

  Rp 240.000 Biaya variabel total

  Rp 180.000 Daerah rugi

  Biaya tetap total Rp 80.000 40 120 200

  • Garis penghasilan total dibuat dengan menarik sebuah garis yang memotong titik-titik hubungan antara volume penjualan dalam unit (kolom 1) dengan penjualan total (kolom 2).
  • Garis biaya total dengan carai menarik garis yang memotong titik-titik hubungan antara volume penjualan (kolom 1) dalam unit dengan biaya dalam rupiah (kolom 5).
  • Garis penghasilan total berpotongan dengan garis biaya total pada sebuah titik yang disebut: TITIK IMPAS. Jarak antara garis penghasilan total dengan garis biaya total di daerah sebelum titik impas disebut daerah RUGI, sedangkan di atas titik impas disebut daerah LABA.

Persamaan Biaya-Volume-Laba Persamaan Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit) (Cost-Volume-Profit)

  Analisis hubungan biaya-volume-laba terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi laba dapat dibuat dengan persamaan C-V-P sbb: Total Penghasilan = Total Biaya Tetap + Total Biaya

  Variabel + Laba Persamaan di atas sebenarnya berasal dari persamaan aljabar: pX = a + bX + c Contoh: penentuan impas dengan menggunakan persamaan biaya-volume-laba adalah sbb: Jika diketahui total pengahasilan Rp 2.000,total biaya tetap Rp.40.000, biaya variabel perunit Rp.1500, maka : Rp 2.000 X = Rp 40.000 + Rp 1.500 X + 0 500 X = Rp 40.000 X = 80 unit Apabila perusahaan menginginkan laba Rp 30.000 jika harga jual dan biaya tidak berubah, volume penjualan produk harus sebesar: Rp 2.000 X = Rp 40.000 + Rp 1.500 X + Rp 30.000 500 X = Rp 70.000 X = 140 unit

  

Analisis C-V-P terhadap perubahan harga

Analisis C-V-P terhadap perubahan harga

jual per unit

jual per unit

  

Perubahan harga jual akan mempengaruhi Volume penjualan dan

laba perusahaan.

  Contoh: jika perusahaan berencana menaikkan harga dari Rp 2.000 per unit menjadi Rp 2.500 jika volume penjualan tetap

yaitu 140 unit,total biaya tetap Rp.40.000, biaya variabel perunit

Rp.1.500 maka akan mempengaruhi laba dari Rp 30.000 menjadi:

Rp 2.500 (140) = Rp 40.000 + Rp 1.500 (140) + c Rp 350.000 = Rp 250.000 + c c = Rp 350.000 - Rp 250.000 c = Rp 100.000

  Dengan biaya dan volume penjualan tetap, adanya kenaikan

harga jual 25% akan berakibat terhadap kenaikan laba sebesar Rp

  

Analisis C-V-P terhadap perubahan

Analisis C-V-P terhadap perubahan

volume penjualan

volume penjualan

  Perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan dan total biaya.

  Contoh: jika perusahaan menetapkan penjualan sebanyak 175 unit dengan harga jual tetap Rp 2.000 per unit,total biaya tetap Rp. 40.000, biaya varaiabel perunit Rp.1500 maka akan mempengaruhi laba dan total biaya menjadi: Rp 2.000 (175) = Rp 40.000 + Rp 1.500 (175) + c Rp 350.000 = Rp 302.500 + c c = Rp 350.000 - Rp 302.500 c = Rp 47.500

  Dengan harga jual tetap, adanya kenaikan volume penjualan dari 140 menjadi 175 unit akan berakibat terhadap kenaikan

  

Analisis C-V-P terhadap perubahan biaya

Analisis C-V-P terhadap perubahan biaya

  

variabel per unit

variabel per unit

  Perubahan biaya variabel per unit akan mempengaruhi laba perusahaan dan total biaya.

  Contoh: jika biaya variabel naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 1.600, sementara harga jual per unit, total biaya tetap dan volume penjualan tetap, maka akan mempengaruhi laba dan total biaya menjadi: Rp 2.000 (140) = Rp 40.000 + Rp 1.600 (140) + c Rp 280.000 = Rp 264.000 + c c = Rp 280.000 - Rp 264.000 c = Rp 16.000

  

Adanya kenaikan biaya variabel per unit dari Rp 1.500 menjadi

  

Analisis C-V-P terhadap perubahan total

Analisis C-V-P terhadap perubahan total

  

biaya tetap

biaya tetap

  Perubahan total biaya tetap akan mempengaruhi laba perusahaan dan total biaya.

  Contoh: jika total biaya tetap naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 50.000, sementara harga jual per unit, total biaya variabel dan volume penjualan tetap, maka akan mempengaruhi laba dan total biaya menjadi: Rp 2.000 (140) = Rp 50.000 + Rp 1.600 (140) + c Rp 280.000 = Rp 260.000 + c c = Rp 280.000 - Rp 260.000 c = Rp 20.000

  Adanya kenaikan total biaya tetap dari Rp 40.000 menjadi Rp

Soal

  • jika perusahaan berencana menaikkan harga dari Rp 2.000 per unit menjadi Rp 2.500 jika volume penjualan tetap yaitu 140 unit,total biaya tetap Rp.40.000, biaya variabel perunit Rp.1.500 maka akan mempengaruhi laba menjadi berapa?
  • • jika perusahaan menetapkan penjualan sebanyak 175

    unit dengan harga jual tetap Rp 2.000 per unit,total biaya tetap Rp. 40.000, biaya varaiabel perunit

    Rp.1500 maka akan mempengaruhi laba menjadi

    berapa?
  • • jika biaya variabel naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 1.600,

    sementara harga jual per unit Rp. 2.000, total biaya tetap Rp. 40.000 dan volume penjualan 140 unit, maka akan mempengaruhi laba menjadi berapa?
  • jika total biaya tetap naik dari Rp 40.000 menjadi Rp

    50.000, sementara harga jual per unit Rp. 2.000, total

    biaya variabel Rp. 1.500 dan volume penjualan tetap

    140 unit, maka akan mempengaruhi laba menjadi berapa?

Margin of Safety

  • Menunjukkan jumlah maksimum

    penurunan target pendapatan yang

    boleh terjadi agar penurunan tersebut tidak menimbulkan kerugian
  • Semakin besar margin of safety maka semakin besar kesempatan

    perusahaan untuk memperoleh laba

Teknik Margin Kontribusi

  Rasio margin kontribusi = Margin kontribusi total Penjualan total Rasio margin kontribusi =

  Margin kontribusi per unit Harga jual per unit Voluma penjualan target = Kos tetap total + Laba target

  Margin kontribusi per unit Pendapatan penjualan target = Kos tetap total + Laba target Rasio margin kontribusi

  Penjualan titik impas (unit) = Kos tetap total Margin kontribusi per unit atau

Margin of Safety

  

Margin of Safety

  Margin keamanan = Unit penjualan harapan - Unit penjualan titik impas

  X 100%

  Unit penjualan harapan atau Penjualan harapan - Penjualan titik impas

  Margin keamanan =

  X 100%

  Penjualan harapan

Contoh Margin of Safety

  Anggaran Penjualan = Rp. 172.000.000 Titik Impas tercapai pada volume penjualan Rp. 103.200.000 Margin of Safety = 172.000.000 – 103.200.000 = 68.800.000 Atau 40% (68.800.000/172.000.000)

  

Titik Tutup Usaha (Shut-

Down Point)

  • Jumlah penjualan yang menunjukkan usaha yang dijalankan secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan lagi.
  • Titik Tutup Usaha dicapai jika jumlah

    penjualan tidak cukup untuk menutup

    biaya tunainya

  Biaya Tetap Tunai Titik Penutupan Usaha

  Contribution Margin Ratio Titik Penutupan Usaha

Titik Penutupan Usaha

  

Volume Pendapatan Biaya Biaya Biaya Laba Laba

Penjualan Penjualan Variabel Tetap Tetap Akuntansi Tunai (Kg)

  Out off Sunk

  X Rp. 172

  X Rp. 43 Pocket

  1000 172.000 43.000 64.500 12.900 51.600 64.500 600 103.200 25.800 64.500 12.900 12.900 500 86.000 21.500 64.500 12.900 (12.900) 200 34.400 8.600 64.500 12.900 (51.600) (38.700)

  Titik Penutupan Usaha

  64.500.000 172.000 – 43.000

  = =

  500 Kg Usaha harus dihentikan jika penjualan dibawah

  Titik Penutupan Usaha

  64.500.000 75 %

  =

  86.000.000

  =

  Degree of Operating

Leverage

  • Menunjukkan persentase perubahan laba bersih sebagai dampak terjadinya perubahan pendapatan penjualan (%).

  Margin Kontribusi Pengungkit Operasi

  Laba Operasi

  

Operating Leverage

Operating Leverage

  Pendapatan Penjualan 172.000.000 Biaya Variabel 43.000.000 Laba Kontribusi 129.000.000

  Biaya Tetap 77.400.000 Laba Bersih 51.600.000

Operating Leverage Operating Leverage

  129.000.000 Degree of Operating

  =

  Leverage 51.600.000

  =

  2,5 X

  Jika promosi produk diperkirakan akan meningkatkan volume penjualan sebesar 5% maka kenaikan laba diperkirakan sebesar 12,5% (2,5 x 5%)

  Operating Leverage

Operating Leverage

  Pendapatan Penjualan 160.000.000 Biaya Variabel 40.000.000 Laba Kontribusi

  120.000.000 Biaya Tetap 60.000.000 Laba Bersih 60.000.000