TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 CIKWI, SKM. M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Tingkat Pengetahuan Lansi
TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TERHADAP TERJADINYA
PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG
KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2013
CIKWI, SKM. M.Kes
Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang
ABSTRAK
Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia banyak terdapat di negara maju dan berkembang seperti Indonesia.
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya yang ditandai dengan sakit kepala, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur dan kaku kuduk.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia terhadap terjadinya penyakit hipertensi pada lansia.
Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Adapun responden ini adalah lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau sebanyak 78 lansia.
Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi dalam kategori kurang (64%), pengetahuan lansia tentang penyebab penyakit hipertensi juga dalam kategori kurang (51%) dan pengetahuan lansia tentang pencegahan penyakit hipertensi dalam kategori baik (71%).
Informasi ini perlu diperhatikan oleh pihak puskesmas karena lansia yang mempunyai memantau kesehatan lansia khususnya penyakit hipertensi karena lansia yang berada di kelurahan tersebut tidak akan berhasil mengatasi masalah kesehatan ini tanpa adanya bantuan dari tim kesehatan setempat.
Daftar Pustaka : 18 ( 1997 - 2008 )
PENDAHULUAN
Paradigma baru dalam pembangunan kesehatan melalui “Visi Indonesia Sehat 2010” menyebabkan terjadinya pergeseran dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan kesehatan yang lebih menonjolkan aspek
preventif dan promotif di samping upaya kuratif dan rehabilitatif. Setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan akan lebih terfokus pada upaya menyehatkan keluarga dan masyarakat, langkah-langkah pelaksanannya lebih didasarkan pada kebutuhan masyarakat. Pencanangan otonomi daerah sejak Januari 2001, mempunyai arti bahwa tiap Kabupaten atau Kota mempunyai kewajiban dan fungsi untuk merencanakan, melaksakan maupun melakukan evaluasi sendiri upaya kesehatan daerahnya, yang disesuaikan dengan masalah yang ada, kesiapan SDM maupun pendanaannya (Depkes RI, 2004).
Berbagai masalah kesehatan yang terjadi sepanjang tahun 2007 antara lain berbagai penyakit infeksi, penyakit degeneratif. Selama ini kita mengenal bahwa penyakit menular merupakan penyebab kematian terpenting di negara-negara berkembang. Di pihak lain, penyakit tidak menular cukup luas jangkauannya, baik karena degenerasi atau kerusakan sel tubuh. Ternyata data menunjukkan bahwa kita sedang menghadapi beban ganda (double burden) karena penyakit menular masih menghantui sementara penyakit degeneratif akibat perubahan gaya hidup mulai meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit yang menjadi pembunuh utama di kawasan negara berkembang sudah bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Beberapa penyakit tidak menular yang utama adalah Cardio Vascular (CVT) atau penyakit jantung dan pembuluh darah (Aditama, 2004)
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang di bawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap akan menimbukan gejala penyakit hipertensi (Sustrani, 2006)
Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Diperkirakan lebih dari 1 milyar orang di dunia atau satu dari empat orang dewasa mengidap penyakit ini. Bahkan jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 1,6 milyar orang menjelang tahun 2015. Keberadaan penyakit hipertensi seringkali tidak di sadari oleh si penderita sehingga ia dikenal sebagai pembunuh tersembunyi. Penyakit ini banyak terdapat di negara maju, seiring perkembangan zaman dan perubahan pola dan gaya hidup (Zulkhair, 2003)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung, ginjal. Pada akhir abad 20, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%, sedangkan data kematian di rumah tahun 2005 sebesar 16,7%. Prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 17 - 21%. Sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kesehatan penyakitnya (Supari, 2007).
Prevalensi hipertensi di Sumatera Selatan dari tahun ke tahun terus meningkat, didapat penderita hipertensi sebanyak 26,59% kelompok laki-laki dan 26,51% pada kelompok perempuan (Zulher, 2005).
Dari delapan Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau tahun 2008, Puskesmas Megang menduduki kasus hipertensi terbesar pertama dengan jumlah penderita sebanyak 163 jiwa (2,68%) , dan yang terendah Puskesmas Petanang dengan jumlah penderita sebanyak 22 jiwa (0,54%) (Profil Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, 2008). Sedangkan pada tahun 2009 jumlah penderita hipertensi di Puskesmas Megang sebanyak 3258 jiwa (110,8%) dan terendah adalah puskesmas Sidorejo sebanyak 85 jiwa (5,5%), (Laporan Penyakit Pada lansia Dinkes Kota Lubuklinggau,2009).
Dari tiga tahun terakhir di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Puskesmas Megang selalu menduduki kasus hipertensi terbanyak dari Puskesmas lainnya. Pada tahun 2007 Puskesmas Megang merupakan peringkat teratas dengan jumlah penderita sebanyak 5.143 jiwa. Sedangkan di tahun 2008 kasus hipertensi tertinggi masih di wilayah kerja Puskesmas Megang dengan jumlah penderita sebanyak 163 jiwa dan tahun 2009 meningkat menjadi 3258 Jiwa. Dari jumlah seluruh Lansia sebanyak 2940 jiwa yang terdapat di sepuluh kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau.
Dari uraian di atas penulis tertarik mengangkat permasalahan ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan terhadap keteraturan minum Obat anti Hypertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Megang Kota
10 n=
100 x N
Jadi Lubuklinggau Tahun 2010”
10 = 100 x779
METODE PENELITIAN
= 77,9 = 78 sampel Desain penelitian ini menggunakan
Dari 10 kelurahan yang ada di penelitian deskriptif dengan pendekatan cross wilayah kerja Puskesmas Megang Kota
sectional. Desain ini tidak hanya digunakan
Lubuklinggau, dapat ditentukan kelurahan untuk menggambarkan variabel dalam sebagai sampel dengan tehnik Cluster penelitian, tetapi juga dapat untuk menentukan
Sampling dengn menggunakan rumus
hubungan antara variabel yang dipergunakan Arikunto (2002) yaitu: atau diperoleh secara bersamaan pada waktu penelitian ini berlangsung.
30 n=
100 x N
Populasi penelitian ini adalah seluruh Keterangan: lansia di wilayah kerja Puskesmas Megang
Kota Lubuklinggau tahun 2008 yaitu n : Jumlah sampel kelurahan berjumlah 779 orang.
N : Jumlah populasi Pada penelitian ini menggunakan tehnik random sampling. Besar sampel 30% : Persentase yang ditentukan ditentukan dengan menggunakan rumus:
30 n=
100 x N
Jadi
10 n=
100 x N
30 n=
100 x 10=3
Keterangan: sampel kelurahan. n : Jumlah sampel
Dari 78 responden dialokasikan N : Jumlah populasi pada 3 kelurahan terpilih secara proporsional, dengan rumus:
100% : Persentase yang ditentukan
nh= NH N .n
c. Kelurahan Megang
1. Sumber Data
Proses Pengumpulan Data
d. Jika responden tidak bisa membaca dan menulis peneliti memandu responden menjawab kuesioner melalui wawancara secara langsung.
c. Bersedia menjadi responden
b. Bisa membaca dan menulis
a. Lansia
= 42,2 = 42 sampel Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 78 orang dengan kriteria sampel:
90 166 x78
nh=
= 18,8 = 19 sampel
(Sugiono, 1997) Keterangan: nh : Sampel kelurahan yang terpilih
40 166 x78
nh=
b. Kelurahan Batu Urip
= 16,91 = 17 sampel
36 166 x78
nh=
a. Kelurahan Kali Serayu
nh= NH N .n
NH : Jumlah lansia kelurahan yang terpilih N : Total sampel lansia yang terpilih n : Total sampel Dengan cara perhitungan:
a. Data Primer Adalah data yang diperoleh melalui wawancara dan pengisian lembar kuesioner yang telah disiapkan. b. Data Sekunder pengetahuan lansia terhadap terjadinya penyakit hipertensi pada lansia sehingga Adalah data yang diperoleh dari digolongkan kedalam tiga kategori yaitu: baik dokumen-dokumen tertulis yang di dapat dari: apabila nilai responden 76 – 100%, sedang apabila nilai responden 56 – 76% dan kurang
1) Dinas Kesehatan Kota
¿ apabila nilai responden 55%.
Lubuklinggau.
Tehnik analisis data yang digunakan 2) Puskesmas Megang Kota adalah tehnik perhitungan persentase sebagai
Lubuklinggau. berikut:
Tehnik Pengumpulan Data
1. Menghitung semua hasil dari kuesioner Pengumpulan data dilakukan dengan terhadap setiap alternatif jawaban. wawancara pada responden.
2. Menjumlahkan hasil dari kuesioner Instrumen Pengumpulan Data
pada setiap alternatif jawaban. Kuesioner
Menggunakan rumus: Data yang dikumpulkan menggunakan
F P=
kuesioner yang telah disiapkan dengan cara
N x100%
wawancara kepada responden. Penulis Keterangan: melakukan sendiri wawancara secara sistematis dengan lembar kuesioner yang
P : Jumlah persentase yang dicari berisi tentang tingkat pengetahuan dan F : Frekuensi jawaban benar penyakit hipertensi pada Lansia. N : Jumlah pertanyaan
Setelah diperoleh hasil kemudian
Analisa Data
disajikan dalam bentuk tabel 2 x 2 untuk Analisa data yang digunakan di dalam melihat hubungan variabel (Arikunto, 1998). penelitian ini adalah analisa univariabel yaitu data yang dianalisa dengan distribusi frekuensi
36 Orang = 46% Perempuan Laki-laki HASIL PENELITIAN Analisa Univariat
Dari hasil penelitian data diagram 5.2, bahwa yang laki-laki berjumlah 36 orang Diagram 1
(46%) dan yang perempuan berjumlah 42 Distribusi Frekuensi Berdasarkan orang (54%).
Umur Lansia terhadap Terjadinya Penyakit
Diagram 3
Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Megang
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Lansia terhadap Terjadinya
13 Orang = 17%
Penyakit Hipertensi pada Lansia di Wilayah 65 Orang = 83% 75 - 90 Tahun 60 - 74 Tahun Kerja Puskesmas Megang
Tidak Sekolah
17 Orang = 22% > SMP SMP
10 Orang = 13%
51 Orang = 65%
Dari hasil penelitian data diagram 5.1, bahwa yang berumur 60 – 74 tahun berjumlah 65 orang (83%) dan yang berumur 75 – 90 tahun berjumlah 13 orang (17%).
Dari hasil penelitian data diagram 5.3, bahwa yang tidak sekolah berjumlah 17 orang
Diagram 2
(22%), yang SMP 51 orang (65%) dan yang > SMP berjumlah 10 orang (13%). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis
Kelamin Lansia terhadap Terjadinya
Diagram 4
Penyakit Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Megang
42 Orang = 54%
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Baik Pengetahuan Cukup Pengetahuan Kurang Pengetahuan Lansia Penyakit Hipertensi di 25 Orang; 32%
Wilayah Kerja Puskesmas Megang 40 Orang; 51% 13 Orang; 17% 18 Orang; 23% Pengetahuan Kurang Pengetahuan Baik Pengetahuan Cukup Berdasarkan hasil penelitian 10 Orang; 13% didapatkan lansia yang mempunyai 50 Orang; 64% pengetahuan baik sebesar 25 orang (32%), lansia yang mempunyai pengetahuan cukup sebesar 13 orang (17%), sedangkan lansia yang mempunyai pengetahuan kurang sebesar 40 orang (51%).
Dari hasil penelitian pada diagram 5.4, didapatkan lansia yang memiliki Diagram 5.6 pengetahuan baik sebanyak 18 orang (23%),
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat lansia yang memiliki pengetahuan cukup Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan sebanyak 10 orang (13%) dan lansia yang
Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja memilki pengetahuan kurang sebanyak 50 Puskesmas Megang orang (64%).
Diagram 5 15 Orang; 8 Orang; 11% Pengetahuan Kurang Pengetahuan Baik Pengetahuan Cukup
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat 20% 53 Orang; Pengetahuan Penyebab Penyakit Hipertensi di 69%
Wilayah Kerja Puskesmas Megang Dari hasil penelitian didapatkan bahwa lansia yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 53 orang (71%), lansia yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 15 orang dan lansia yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (10%).
Diagram 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan
Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Megang
33 Orang; 42% 45 Orang; 58% Penderita Bukan Penderita
Dari hasil penelitian responden yang memiliki riwayat penyakit hipertensi sebanyak 45 orang (58%), responden yang tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi sebanyak 33 orang (42%).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dalam penelitian mengenai tingkat pengetahuan lansia terhadap terjadinya hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Megang didapatkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan lansia terhadap terjadinya penyakit hipertensi pada lansia dalam kategori kurang berjumlah 35 lansia (45%) dalam kategori kurang berjumlah 23 lansia (29%) dan dalam kategori baik berjumlah 20 lansia (26%).
2. Tingkat pengetahuan lansia terhadap penyebab penyakit hipertensi dalam kategori kurang sebanyak 35 lansia (45%).
3. Tingkat pengetahuan lansia terhadap pencegahan penyakit hipertensi termasuk dalam kategori kurang sebanyak 35 lansia (45%).
Saran
Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa tentang penyakit hipertensi maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti Menambah wawasan, informasi dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi. Dapat memberikan informasi sebagai Astawan. 2003. Dibuka hari Kamis, 22 Mei acuan untuk peneliti selanjutnya. 2008 dapat diakses:
3. Bagi Institusi Pendidikan
ticle & artid = 20 & itemed = 3.
Diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa tentang penyakit hipertensi Depkes RI. 2004. Dikjen Bina Kesehatan serta dapat memperbanyak praktek di
Mary Direktorat Kesehatan Keluarga Puskesmas. Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan
Jakarta.
4. Bagi Tempat Penelitian Dinas Kesehatan Kota. 2007. Profil Dinas
Dapat memberikan pelayanan yang Kesehatan Kota Lubuklinggau. memuaskan khususnya pada penderita hipertensi.
Gunawan Lany. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Kanisius: Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Johan Tambotoh. 2007. Dibuka hari Selasa, 27 Aditama Tjandra Yoga. 2004. Dibuka hari
Mei 2008 dapat diakses: Kamis, 22 Mei 2008 dapat diakses:
mbaruan.com/new s/2004/10/30/index.html.
Argyo Demartoto. 2007.Pelayanan Sosial non Makmun Lukman H. 2003. Simposium
Panti bagi Lansia. LPP UNS dan UNS Pendekatan Holistik Penyakit Press: Sukarela Kardiovaskuler II. Pusat Informasi
dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta.
Meliono Irmayanti, dkk. 2007. Dibuka pada hari Selasa, 27 Mei 2008 dapat diakses:
Tinggi. Edisi 7. Penebar Uwadya: Jakarta.
Sustrani Lanny, dkk. 2006. Hipertensi PT. Mulyo Agung, 2008. Dibuka hari Selasa, 27 Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Mei 2008 dapat diakses Zulher, 2005. Dibuka hari Kamis, 29 Mei 2008 http://agungmulyo.wordpress.com/200 dapat diakses di:
8/03/09/pengertian-ilmu/
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Nugroho Wahjudi. 2000.Keperawatan Gerontik. EGC: Jakarta.
Ramaiah Savitri, 2007. HIPERTENSI. PT.
Bhuana Ilmu Populer Kelompok. Gramedia. Jakarta.
Sugiono. 1997 Metodologi Penelitian Statistik.
Jakarta. Supari Siti Fadillah. 2007. Dibuka hari Kamis,
22 Mei 2008 dapat diakses:
Susi dan Sarwono. 2003. Perencanaan Menu
untuk Penderita Tekanan Darah