HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BALITA 6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015. ZURAIDAH,SKM,MKM Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang AB

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU

DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BALITA

6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015.

ZURAIDAH,SKM,MKM

  Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

  ABSTRAK

  Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi sedangkan penyebab lainnya adalah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan cara memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2003).

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita umur 6-2 tahun yang berjumlah 565 orang dan sampel pada penelitian ini berjumlah 82 orang.

  Dari hasil analisa univariat diketahui bahwa ada 53 (64.6%) orang berpengetahuan baik, responden dengan kategori pengetahuan cukup ada 22 (26.8%) orang serta responden yang berpengetahuan kurang terhadap pemberian ASI Ekslusif ada 7 (8.5%) orang. Dari hasil analisa univariat ada 50 (61.0%) responden yang tidak bekerja dan 32 responden (39.0%) yang bekerja. Serta responden yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 60 (73.2%) dan responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 22 orang (26.8%).

  Dari hasil analisa bivariat menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif Probability 0.235 (p >α =

  

0,05). Dan hasil analisa bivariat juga menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara Pekerjaan dengan pemberian ASI Ekslusif Probability 0,640 (p > α = 0,05 ).

  Informasi ini perlu diperhatikan oleh seluruh ibu yang mempunyai balita untuk giat memberikan ASI Ekslusif sampai anaknya berumur 2 tahun, karena ASI Ekslusif sangat baik untk masa pertumbuhan dan mempunyai nilai gizi dan vitamin untuk kekebalan tubuh anak itu sendiri.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Pekerjaan, ASI Ekslusif Daftar Pustaka : 21 ( 2003 - 2013 )

  PENDAHULUAN

A. Latar belakang

  Program kesehatan Indonesia difokuskan pada penurunan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi. Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak karena hal ini merupakan cerminan dari status kesehatan anak pada saat ini (WHO, 2003).

  Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor penyakit infeksi dan kekurangan gizi sedangkan penyebab lainnya adalah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan cara memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2003).

  Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan di Indonesia hanya sepertiga (32%) bayi berumur dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Diantara sepuluh hanya empat bayi yang berumur dibawah empat bulan (41%) yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya 48% anak mendapatkan ASI eksklusif (DepKes

  RI, 2007).

  Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan tunggal dan alamiah untuk bayi karena ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2% berupa DHA, DAA, Shpynogelin dan zat gizi lainnya. Selain itu, ASI juga mudah dicerna, memberikan perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan juga berdasarkan jumlah ASI yang diperoleh (Sarwono, 2008).

  Berdasarkan SK Menkes no.450 /Men.Kes /SK/ IV /2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia tanggal 7 April 2004 telah ditetapkan rekomendasi pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Eksklusif selama enam bulan pertama.

  Pada masa modern seperti saat ini sebagian ibu muda merasa enggan menyusui anak. Hal ini sudah sering ditemui khususnya pada Ibu yang tinggal di kota-kota besar. Bahkan pada sebagian ibu, perilaku ini berkembang menjadi semacam gengsi. Sementara itu di pedesaan kita juga melihat bayi baru berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi tambahan ASI. Hal ini menunjukkan bahwa ibu tersebut sudah termasuk tidak memberikan asupan zat gizi secara ASI Eksklusif kepada bayinya (Roesli, 2003).

  Adapun faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial budaya ekonomi (pendidikan formal ibu, pendapatan keluarga, dan status kerja ibu), faktor fisiologis, (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yang sedang sakit, misalnya mastitis, dan sebagainya), faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif (Soetjaningsih dalam Sathri, 2010).

  Pengetahuan adalah penting dan harus ditingkatkan dengan demikian setiap anggota keluarga dan masyarakat dapat bertanggung jawab kesehatan masing-masing, peran keluarga dan masyarakat dapat terwujud kita informasi kesehatan yang tersedia sudah cukup memadai (Roesli, 2003).

  ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi, menyusui merupakan suatu proses alamiah. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu- ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu merasa bahwa ASI nya tidak cukup atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya disamping informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar ibu-ibu (Depkes, 2003).

  Pemberian ASI sangat penting karena ASI merupakan makanan utama bagi bayi, dengan ASI bayi akan sempurna tumbuh sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah lembut dibandingkan bayi yang mendapatkan susu bubuk. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung asam Dotosa

  Heksanoid (DHA). Bagi bayi yang

  diberi ASI akan mendapat kasih sayang dari ibu karena dekapan ibu maka ikatan antara ibu dan bayi menjadi erat. Kesatuan ikatan antara ibu dan bayi tersebut akan menyebabkan emosi ibu menjadi baik (Wiryo, 2004).

  UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi sampai bayi berusia enam bulan (Jawapogo, 2009).

  Pada tahun 2009, terungkap bahwa bayi yang diberik susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya, dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dan bayi yang disusui ibunya secara eksklusif. Banyaknya status kurang gizi pada anak-anak berusia dibawah dua tahun yang sempat melanda beberapa wilayah pemberian ASI secara eksklusif, oleh karena itu sudah sewajarnya ASI eksklusif dijadikan sebagai prioritas program di negara berkembang ini. UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan sebagai agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang tua didalam memberikan ASI Ekslusif, meskipun aturan pemasaran produk penganti ASI terdapat dalam kode etik iternasional yang juga telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dalam SK Menteri Kesehatan, namun tetap saja para produsen susu bayi melakukan promosi secara gentar, bahkan sampai menyediakan susu formula itu dan dirumah sakit ataupun klinik-klinik bersalin (UNICEF, 2009).

  Menurut Roesli (2003) Pada Ibu yang menyusui, pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor sikap dan perilaku ibu, tingkat pendidikan, dan pengetahuan, sosial ekonomi dan budaya, ibu merasa ASI yang dimiliki Ibu kurang, ibu yang bekerja, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.

  Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan. Pendidikan dapat diperoleh ibu secara formal, informal, dan non formal. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah ibu itu untuk memperoleh informasi. Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang menyusui dan pentingnya pemberian ASI merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi ibu dalam pemberian ASI kepada bayinya. Sedangkan ibu yang mempunyai bekal pengetahuan yang benar tentang ASI dan status gizi bayi berpeluang lebih besar untuk menjaga motivasi menyusui bayinya. Pekerjaan merupakan alasan yang sering digunakan oleh ibu untuk berhenti menyusui bayinya. Di daerah perkotaan, ibu banyak turut bekerja mencari nafkah, sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara teratur. Sebenarnya walaupun ibu bekerja, ibu masih bisa untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya (Roesli, 2003).

  Seorang ibu menyusui yang mendapat dukungan dari suami, bertukar pikiran saat mengalami kesulitan dalam menyusui, ibu tersebut akan lebih percaya diri saat memberikan ASI pada bayinya.

  Pemberian ASI secara eksklusif sangat dipengaruhi terhadap dukungan yang didapat oleh ibu tersebut sehingga timbul motivasi dan kemauan dari ibu untuk menyusui bayinya (Dian, 2003).

  Sehubungan dari data di atas data tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Balita Balita 6 Bulan sampai dengan 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

METODE PENELITIAN

  Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

  cross sectional, dimana data yang

  menyangkut variabel bebas atau independent (pengetahuan dan pekerjaan) variabel terikat atau dependen (ASI Ekslusif 6-2 tahun). Dikumpulkan secara bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan P : perkiraan proporsi jika tidak di untuk mengetahui hubungan ketahui dianggap 50 % Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Q : angka kesalahan yang dipilih Pemberian ASI Ekslusif pada balit 6

  ( 1,96)² . 565 . 0,5 (1- 0,5)

  Bulan sampai 2 tahun Di Wilayah Jadi

  n=

  2 ( ) ( )

  ( 0,1)² 565−1 +( 1,96) .0,5. 1−0,5

  Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2013

  3,8416.282,5.0,5 n=

  Populasi pada penelitian ini

  0,01.564+3,8416.0,5.0,5

  adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi 6 bulan sampai 2

  542.6 n=

  tahun berjumla 565 orang dari bulan

  5.64+0.9604

  Januari sampai dengan Maret 2013 di

  542.6

  Puskesmas Perumnas Kota

  n=

  6.6 Lubuklinggau

  2

  1. Sampel Penelitian ( ) 1,96 .189 .0,5(1−0,5)

  n=

  2

  2

  0,1 189−1 1,96 .0,5(1−0,5)

  • ( ) ( ) ( ) Sampel penelitian adalah

  = 82.2 = 82 Sampel sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

  Jadi jumlah sampel yang diambil dapat dianggap mewakili seluruh dalam penelitian ini adalah 84 populasi (Notoatmodjo, 2005). responden dengan kriteria:

  Pada penelitian ini menggunakan

  a. Bersedia menjadi responden tehnik Random Sampling. Dalam b. Ibu-ibu yang mempunyai menentukan sampel peneliti bayi > 6 bulan sampai 2 tahun menggunakan rumus Issac dan di Puskesmas Perumnas

  Michael dalam Notoatmodjo (2003):

  c. Dapat berkomunikasi

  d. Jika responden tidak bisa membaca dan menulis peneliti Keterangan : memandu responden menjawab n : perkiraan jumlah sampel kuesioner melalui wawancara Z : nilai standar normal untuk α secara langsung. = 0,05 (1,96)

  Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data

  1. Sumber Data

  a. Data Primer Untuk data primer, pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, penyebaran kuesioner pada ibu yang mempunyai balita 6 bulan sampai dengan 2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

  b. Data Sekunder Data sekunder ini didapat dari data Puskesmas Perumnas Kota

  Lubuklinggau dan data Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

  2. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara yaitu kegiatan timbal balik yang berbentuk tanya jawab dan observasi yaitu dengan cara memantau langsung tiap keluarga.

  3. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa daftar pertanyaan (kuesioner). Dan chek list terjun kelapangan langsung

  Tehnik Analisa Data

  1. Analisa Univariat Dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005) yaitu variabel tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif pada balita 6 bulan sampai 2 tahun pada ibu-ibu berdasarkan distribusi frekuensinya dari masing- masing variabel yang diteliti .

  P x 100% Keterangan P : Persentase yang ingin dicari F : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah pertanyaan untuk pengetahuan

  2. Analisa Bivariat Yaitu analisa yang dilakukan untuk menguji hubungan dua variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2003). Analisa untuk melihat hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada balita 6 Bulan sampai 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2013. dengan dengan menggunakan uji statistik ” chi

  square” dengan menggunakan

  F

  

square dengan tingkat kepercayaan / sebanyak 82 responden didapatkan

  kemaknaan α = 0,05. Hasil yang sebagai berikut : diperoleh analasis chi square dengan DIAGRAM 5.1 menggunakan program komputer yaitu DISTRIBUSI FREKUENSI nilai ρ kemudian dibandingkan dengan PENGETAHUAN RESPONDEN α = 0,05. Apabila nilai ρ lebih kecil DENGAN PEMBERIAN ASI dari α = 0,05 maka ada faktor yang EKSLUSIF PADA BALITA 6-2 mempengaruhi antara dua variabel TAHUN DI WILAYAH KERJA tersebut, bila nilai ρ lebih besar dari α PUSKESMAS PERUMNAS = 0,05 maka tidak ada yang KOTA LUBUKLINGGAU mempengaruhi antara dua variabel TAHUN 2015 (Agung, 2005).

  90

  70

  50 HASIL PENELITIAN

  30

1. Analisa Univariat

  10 Analisa ini dilakukan untuk BAIKCUKUP KURANG

  mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari tiap – tiap variabel, baik variabel independen (Pengetahuan dan Pekerjaan) dan variabel dependen (Pemberian ASI Ekslusif) data disajikan dalam bentuk diagram dan teks seperti dibawah ini :

  a. Pengetahuan Dari diagram 5.1 menunjukkan

  Hasil pengolahan data dan bahwa pengetahuan responden karakteristik responden berdasarkan terhadap pemberian ASI Ekslusif pengetahuan responden dengan dalam kategori baik sebanyak 53 pemberian ASI Ekslusif pada balita 6-2

  (64.6%) orang, responden dengan tahun di wilayah kerja Puskesmas kategori pengetahuan cukup terhadap

  Perumnas Kota Lubuklinggau tahun pemberian ASI Ekslusif ada 22 berpengetahuan kurang terhadap pemberian ASI Ekslusif ada 7 (8.5%) orang.

  b. Pekerjaan Dari diagram diatas dapat dilihat 50 Hasil pengolahan data dan (61.0%) responden yang tidak bekerja karakteristik responden berdasarkan dengan pemberian ASI Ekslusif dan 32 pekerjaan dengan pemberian ASI responden (39.0%) yang bekerja Ekslusif pada balita 6-2 tahun di dengan pemberian ASI Ekslusif. wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau tahun 2015

  c. Pemberian ASI Ekslusif dengan jumlah responden sebanyak 48 Dari pengolahan data dan karakteristik responden didapatkan sebagai berikut : responden dengan pemebrian ASI

  DIAGRAM 5.2 Ekslusif dapat dilihat dari tabel berikut DISTRIBUSI FREKUENSI : PEKERJAAN DENGAN DIAGRAM 5.3 PEMBERIAN DISTRIBUSI FREKUENSI

  

ASI EKSLUSIF PADA BALITA 6-2 PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA

TAHUN DI BALITA 6-2 TAHUN DI WILAYAH

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KERJA PERUMNAS PUSKESMAS PERUMNAS

  

KOTA LUBUKLINGGAU KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2015 TAHUN 2015

  90

  90

  70

  70

  50

  50

  30

  10

  30 Ya Tidak

  10 Tidak Bekerja Bekerja

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

  Dari diagram diatas dapat Dari hasil analisis hubungan dilihat responden yang menggunakan antara pengetahuan ibu dengan memberikan ASI Ekslusif sebanyak 60 pemberian ASI Ekslusif pada balita (73.2%) dan responden yang tidak umur 6-2 tahun menyatakan ibu yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak mempunyai pengatahuan baik tentang 22 orang (26.8%). pemberian ASI Ekslusif sebanyak 36

  (43.9%), sedangkan ibu

2. Analisa Bivariat berpengetahuan baik yang tidak

  Analisa ini dilakukan untuk memberikan ASI Ekslusif sebanyak 17 mengetahui hubungan variabel (20.7%). Ibu yang berpengetahuan independen (Pengetahuan dan cukup-kurang yang memberikan ASI Pekerjaan) dengan variabel dependen Ekslusif sebanyak 24 (29.3%), (Pemberian ASI EKslusif) penelitian sedangkan ibu yang berpengatahuan ini dimaksudkan untuk melihat cukup-kurang yang tidak memberikan hubungan antara variabel independen ASI Ekslusif sebanyak 5 (6.1%). dengan variabel dependen tersebut. Hasil analisis Chi Square di dapat

  a. Hubungan Pengetahuan р ═ 0.235 ( р > α 0.05 ) dengan Dengan Pemberian ASI demikian tidak ada hubungan antara Ekslusif pengetahuan dengan pemberian ASI TABEL 5.4 Ekslusif.

HUBUNGAN PENGETAHUAN

  b. Hubungan Pekerjaan

  RESPONDEN DENGAN Dengan Pemberian ASI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF Ekslusif PADA BALITA 6-2 TAHUN DI Dari hasil analisis hubungan

  antara pekerjaan ibu dengan pemberian Pemberian ASI Total

  ASI Ekslusif pada balita umur 6-2 Pengeta

  Ekslusif tahun menyatakan ibu yang tidak huan Ibu Ya Tidak n % n % n % Ekslusif sebanyak 38 (46.3%), sedangkan ibu yang tidak bekerja yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 12 (14.6%). Ibu yang bekerja yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 22 (26.8%), sedangkan ibu yang bekerja yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 10 (12.2%).

  Hasil analisis Chi Square di dapat

  р ═ 0.640 ( р > α 0.05 ) dengan

  demikian tidak ada hubungan antara Pekerjaan dengan pemberian ASI Ekslusif.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Balita 6 Bulan - 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015. Di dapatkan sebagai berikut :

  1. Pengetahuan responden dengan pemberian ASI Ekslusif diperoleh hasil tertinggi yaitu berpengetahuan baik berjumlah 53 (64.6%).

  2. Pekerjaan responden dengan pemberian ASI Ekslusif responden yang tidak bekerja ada 50 (61.0%).

  3. Pemberian ASI Ekslusif di peroleh hasil tertinggi yaitu responden yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 60 (73.2%).

  4. Dari hasil analisa uji statistik di dapat р value 0.235 menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Balita 6 Bulan - 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015

  5. Dari hasil analisa uji statistik di dapat р value 0,640 menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Balita 6 Bulan - 2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

  Saran

  1. Untuk Pimpinan Puskesmas Perumnas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan puskesmas dalam memberikan asuhan langsung pada ibu bayi dalam memberikan bagi makanan tambahan buat bayi.

  2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil peneliti dapat dijadikan pustaka dan memberikan informasi ilmiah sebagai referensi yang bermanfaat bagi akademik

  3. Bagi Peneliti memberi pengalaman di dalam melakukan penelitian tindakan kelas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan didalam mengembangkan model pembelajaran Asuhan Keperawatan

  4. Bagi Masyarakat Khususnya bagi ibu yang mempunyai 0-6 bulan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman ibu-ibu dalam memberikan ASI Ekslusif beserta manfaatnya.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE DAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI DESA SADARKARYA KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 Bambang S, SKM, M.Kes, Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang A

0 0 13

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADAIN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RS.DR.SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 CIKWI SKM, M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Umur dan Jenis

0 0 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN, LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TABA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK

0 0 13

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Susmini, SKM,M.Kes, Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Faktor Faktor yang memp

0 0 12

SURVEY KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK DAN NON AKADEMIK 2014

0 3 42

EFEKTIFITAS MENYIKAT GIGI METODE HORIZONTAL DAN METODE VERTIKAL TERHADAP PENURUNAN SKOR PLAK PADA ANAK TUNA RUNGU DI SLB-B NEGERI JALAN SOSIAL PALEMBANG TAHUN 2015 Drg. Vitri Nurilawaty, M.Kes; Syokumawena, S.Kep, M.Kes Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRA

1 5 15

SURVEY KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK DAN NON AKADEMIK 2015

1 1 19

HUBUNGAN PARITAS, UMUR DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Yeni Elviani,SKM,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hu

0 0 15

MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODUL ASUHAN KEPERAWATAN JIWA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KEPERAWATAN JIWA (Studi di Rumah sakit Ernaldi bahar Provinsi Sumatera Selatan) Ns.Yunike, S.Kep.Ns.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekk

0 2 19

LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MAHASISWA (IKM) POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2016

0 2 85