FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TYPHUS ABDOMINALIS PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2014 Bambang Soewito, SKM. M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK -
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
TYPHUS ABDOMINALIS PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG
RAWAT INAP RSUD SITI AISYAH
KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2014
Bambang Soewito, SKM. M.Kes
Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang
ABSTRAK
World Health Organitation (WHO), tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus typhus abdominalis di seluruh dunia, dengan insidensi 600.000 kasus kematian dengan
case fatality rate 3,5%. Di Bangladesh angka kejadian typhus abdominalis berkisar 2.000 per
100.000 penduduk per tahun, Negara Eropa angka 3 per 100.000 penduduk, di Afrika yaitu 50 per 100.000 penduduk, dan Asia 274 per 100.000 penduduk dan di Indonesia angka kejadiannya yaitu 358 per 100.000 . (Kelly, 2009)
Typus Abdominalis merupakan manifestasi dari adanya infeksi akut pada usus halus yang mengakibatkan gejala sistemik atau menyebabkan enteritis akut (Husnul Mubarak, 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian typhus abdominalis pada pasien yang dirawat diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian potong lintang (Cross sectional), yang dilakukan terhadap variabel independen (Pengetahuan, Penyediaan Air Bersih, Status Ekonomi), dan variabel dependen (Kejadian typhus abdominalis). Sampel penelitian ini adalah pasien diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau dengan jumlah sampel 88 orang dengan random sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diolah dengan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi Square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 88 responden terdapat 20,5% responden yang menderita typhus abdominalis, 73% responden yang berpengetahuan baik, 84% responden yang penyediaan air bersihny sehat, dan 24% status ekonomi responden yang tinggi. Hasil analisis Bivariat didapatkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh secara bermakna terhadap kejadian typhus abdominalis yaitu pengetahuan p=0.243(pValue>0.05), Penyediaan Air Bersih p=1.000(pValue>0.05), dan Status ekonomi p=0.354(pValue>0.05).
Dari hasil penelitian ini disarankan bahwa hendaknya petugas kesehatan harus lebih intensif dalam memberikan pemahaman pada anggota keluarga maupun penderita typhus abdominalis dengan cara penyuluhan. Kata Kunci : Typhus abdominalis, Pengetahuan, Penyediaan Air Berih, status ekonomi
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 BAB X Pasal 152 tentang penyakit menular, Pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta akibat yang ditimbulkannya. Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular dilakukan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, menurunkan angka kecacatan dan meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular. Pengendalian sumber penyakit menular dilakukan terhadap lingkungan, orang dan sumber penularan lainnya.
Typhus abdominalis merupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan erat dengan lingkungan, terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Faktor- faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut antara lain sanitasi umum, temperatur, polusi udara dan kualitas air. Faktor sosial ekonomi seperti kepadatan penduduk, kepadatan hunian dan kemiskinan juga mempengaruhi penyebarannya (Soeginto,
Faktor risiko yang mempengaruhi tingginya insiden penyakit typhus abdominalis adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan penyakit, status ekonomi masyarakat yang masih rendah serta masih banyaknya pengandung kuman (carier) di masyarakat (Sabdoadi, 2002).
Data dari World Health Organitation (WHO), tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus typhus abdominalis di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian dengan case fatality rate 3,5%. Di Bangladesh angka kejadian typhus abdominalis berkisar 2.000 per 100.000 penduduk per tahun, di negara Eropa angka kejadiannya 3 per 100.000 penduduk, di Afrika yaitu 50 per 100.000 penduduk, dan Asia 274 per 100.000 penduduk (Kelly, 2009).
Di Indonesia angka kejadian typhus abdominalis masih tinggi yaitu 358 per 100.000 penduduk pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk perkotaan per tahun dengan rata-rata kasus per tahun 600.000-1.500.000 penderita. Angka kematian karena typhus abdominalis di Indonesia dengan case fataliti
rate sebesar 10 %.
Menurut hasil Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS), pada tahun 2001, kedelapan dari 10 penyakit utama penyebab kematian umum di Indonesia sebesar 4,3%.
Profil Kesehatan Indonesia 2005, typhus abdominalis menempati urutan ke dua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit sebanyak 77.555 kasus (3,6%) (Depkes RI, 2005). Data Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2006, typhus abdominalis menempati urutan kedua dari sepuluh penyakit terbesar pasien rawat inap yaitu sebesar 587 kasus (11,70%) dari 5.017 kasus. Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 Dinas Kesehatan Sumatera selatan melaporkan kasus typhus abdominalis sebanyak 8,5% (1.681) kasus dari 19.870 kasus.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dari penelitian retrospektif selama periode 5 tahun didapatkan sebanyak 83 kasus (21,5%) penderita typhus abdominalis dengan hasil biakan darah
salmonella positif dari penderita yang dirawat dengan klinis typhus abdominalis.
Menurut data Profil RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2013, di Kota Lubuklinggau penyakit typhus abdominalis masih merupakan masalah kesehatan. Jumlah kasus yang di rawat inap karena typhus abdominalis di RSUD Siti Aisyah sebanyak 157 penderita.
Berdasarkan tabel diatas, penyakit typhus abdominalis mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebanyak 146 (26,1%) menjadi 256 (45,7%) pada tahun 2009, dan tahun 2013 jumlah penderita tifus abdominalis sebesar 157 kasus (28%).
Berdasarkan data Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari angka kematian penyakit yang menyebabkan kematian dalam pelayanan pada pasien di RSUD Siti Aisyah kota Lubuklinggau, kasus typhus abdominalis menduduki urutan ke tiga dari 10 besar penyakit penyebab kematian lainnya. Penyebab kematian terbanyak dalam pelayanan rawat inap di RSUD Siti Aisyah adalah Penyakit jantung dengan 23 angka kematian, Tuberkulosis paru sebanyak 12 angka kematian, Typhus abdominalis dan Malaria 9 angka kematian, Pneumonia 9 angka kematian, Hipertensi 6 angka kematian, Sirosis hati dan Anemia 5 kematian, Stroke 4 angka kematian, dan Gastroenteritis 2 angka kematian.
P = Proporsi dalam populasi (0,5)
METODOLOGI PENELITIAN
d = Tingkat kesalahan yang Jenis penelitian yang digunakan adalah dipilih (0,1) metode survey analitik dengan pendekatan
Sampel :
cross secional dimana data yang menyangkut
2 X . NP(1−P )
variabel bebas atau resiko dan variabel terikat
S =
2
2 d ( N−1)+ X .P(1−P)
atau variabel akibat, akan dikumpulkan dalam
2 ( 1,96) .1071.0,5(1−0,5)
S = waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
2
2 ( 0,1) ( 1071−1)+(1,96) .0,5(1−0,5)
3,8416.535 ,5(0,5)
Penelitian ini bertujuan untuk
S = 0,01(1070)+3,8416.0,5(0,5)
mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi
1028,5884 S =
11,6604
kejadian typhus abdominalis pada pasien yang
S =88,212103
dirawat di Ruang Rawat Inap RSUD Siti
S=88 Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014.
Jadi, besar sampel dalam penelitian ada Populasi dalam penelitian ini adalah 88 Responden. seluruh pasien ruang rawat inap di 4 ruangan.
Adapun ruang rawat inap yang dimaksud
Proses Pengumpulan Data
adalah ruangan rawat inap VIP, ruang rawat
1. Data Primer inap Siti Hawa, ruang rawat inap Ibnu Sina Data yang diperoleh melalui dan ruang rawat inap Siti Maryam Tahun pengisian kuesioner yang telah dipersiapkan. 2014. Jumlah keseluruhan populasi dari Bulan
Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti Januari sampai Maret yaitu 1071 responden. sendiri dan dibantu perawat ruangan RSUD
Untuk menentukan jumlah sampel Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tentang maka peneliti menggunakan rumus (Arikunto, Pengetahuan, penyediaan Air bersih, dan
2010) yaitu sebagai berikut : status ekonomi.
2 X . NP(1−P )
S =
2
2
2. Data Sekunder
d ( N−1)+ X .P (1−P)
Pengumpulan data sebagai data Keterangan : S = Ukuran/besar sampel penunjang, yaitu data yang diperoleh dari N = Besar populasi catatan Medik lansung RSUD Siti Aisyah Kota X = Besar sampel (1,96) Lubuklinggau. Penelitian ini dilakukan di RSUD Siti F
P = N x 100%
Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2014. Waktu Keterangan : penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
P : Jumlah persentase yang dicari Mei sampai Juni Tahun 2014. F : Jawaban tertentu dari tiap responden N : Jumlah responden / Sampel
Instrumen Penelitian
Setelah data ditabulasi selanjutnya Data yang dikumpulkan menggunakan dikategorikan sebagai berikut : dengan kuesioner yang telah disiapkan untuk
Skor 1 untuk jawaban yang benar mempermudah saat analisa data dan juga Skor 0 untuk jawaban yang salah, mempercepat pada entry data. Pengetahuan responden baik jika responden menjawab pertanyaan dengan benar 76-
Analisa Data
100% dan pengetahuan Cukup jika responden
1. Univariat menjawab pertanyaan dengan benar <75 % .
Analisa Univariat dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, b) Variabel Penyediaan Air Bersih
2005). Tujuan analisa ini hanya untuk Untuk variabel penyediaan air bersih menghasilkan distribusi dan persentase dari
Skor 1 apabila tercemar/ Tidak sehat , Skor 0 tiap variabel. Teknik analisa data yang apabila Tidak tercemar/ Sehat. Air sehat jika digunakan adalah teknik penghitungan memenuhi syarat fisik air bersih air yang persentase sebagai berikut: digunakan tidak berbau, tidak berwarna, tidak
a. Menghitung semua hasil dari berasa, tidak tercemar, dan air tidak sehat jika kuesioner terhadap setiap lembar tidak memenuhi syarat fisik air bersih jawaban., baik itu lembar jawaban untuk faktor yang mempengaruhi maupun kejadian typhus c) Variabel Status Ekonomi abdominalis.
Untuk variabel status ekonomi Skor 1
b. Menjumlahkan hasil kuesioner pada jika status ekonomi Tinggi dengan penghasilan lembar jawaban.
/pendapatan keluarga per bulan ≥ dari Upah
a) Variabel pengetahuan dapat digunakan Minimum Regional Rp. 1.100900, Skor 0
Jika Status ekonomi rendah pendapatan Berdasarkan Tabel diatas responden keluarga per bulan < 1.100900. yang menderita typhus abdominalis di ruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota
d) Variabel Penderita typhus abdominalis Lubuklinggau Tahun 2014 sebanyak 18 Skor 1 Jika Ya, menderita typhus responden (20,50%) dan responden yang tidak abdominalis dan Skor 0 Jika tidak, menderita menderita typhus abdominalis sebanyak 70 typhus abdominalis. responden (79,50%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi responden di ruang
Analisis ini digunakan untuk mengetahui rawat inap RS. Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau
hubungan antara variable dependen dan Tahun 2014 Jumlah variable independent menggunakan Uji Chi
No Pengetahuan n %
1 Baik 64 72,7
Square dengan derajat kemaknaan 0,05.Bila
2 Cukup 24 27,3 Jumlah 88 100
ρ ¿ α
nilai value (0,05) berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikasi), Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat
ρ ¿ α
dan apabila nilai value (0.05) bahwa responden dengan Pengetahuan Baik berarti hasil perhitungan statistik tidak berjumlah 64 responden (72,7%), responden bermakna (tidak signifikasi). dengan pengetahuan Cukup berjumlah 24 responden (27,3%).
Hasil Penelitian Tabel 3 Distribusi Frekuensi responden Tabel 1 berdasarkan Penyediaan Air Bersih Distribusi Frekuensi responden diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota berdasarkan kejadian typhus abdominalis Lubuklinggau diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Tahun 2014 Kota Lubuklinggau Tahun 2014
Jumlah No Penyediaan Air Bersih
Jumlah Kejadian Thyphus
N % No
Abdominalis
1 Penyediaan Air sehat 74 84,1 N %
Penyediaan Air tidak
1 Typhus Abdominalis 18 20,50
2 14 15,9 sehat Non Typhus
Total 88 100
2 70 79,50 Abdominalis
Total 80 100 Berdasarkan Tabel diatas bahwa responden dengan penyediaan Air Bersih yang sehat berjumlah 74 responden (84,1%) dan responden dengan penyediaan air bersih yang tidak sehat berjumlah 14 responden (15,9%).
Tabel 4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Status Ekonomi di ruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014
Tidak Sehat
17 70.80 24 100 Baik 11 17.20
53 82.80 64 100 Total 18 20.50
70 79.50 88 100 Penyediaan
Air Bersih Kejadian Typhus abdominalis
Total Typhus abdominalis
Bukan Typhus abdominalis n % N % N %
3
7
21.40
11
78.60 14 100 Sehat
15
20.30
59
29.20
Cukup
N o Status Ekonomi
6 Total 88 100 Berdasarkan dari diagram diatas responden dengan Status Ekonomi tinggi berjumlah 25 responden (28,4%) dan responden dengan Status Ekonomi rendah berjumlah 63 responden (71,6%).
Jumlah n %
1 Status Ekonomi Tinggi
25 28,
4
2 Status Ekonomi Rendah
63 71,
2. Analisa Bivariat Analisa yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen Pengetahuan, Penyediaan Air Bersih dan Status Ekonomi dengan variabel dependen kejadian typhus abdominalis dengan menggunakan uji statistik.
Abdominali s n % n % n %
Tabel 5 Pengaruh Pengetahuan responden terhadap kejadian typhus abdominalis diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014
Berdasarkan data dari tabel 5 hasil analisis antara pengaruh pengetahuan terhadap kejadian typhus abdominalis responden dengan pengetahuan cukup yang terkena typhus abdominalis ada 7 (29,20%) dan responden dengan pengetahuan baik yang terkena typhus abdominalis ada 11 responden (17,20%). Analisis statistik chi square menunjukkan hasil p= 0.243>α(0.05) dengan demikian tidak ada pengaruh antara pengetahuan terhadap kejadian typhus abdominalis pada pasien yang dirawat diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014.
Tabel 6 Pengaruh Penyediaan Air Bersih terhadap kejadiaan typhus abdominalis Pada pasien yang dirawat diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggu
Pengetah uan Resp onden
Kejadian Typhus Abdominalis
Total Typhus Abdo minalis
Bukan Typhus
79.70 74 100
Tahun 2014
Dari Tabel 6 didapatkan hasil analisis Berdasarkan Tabel 7 hasil antara pengaruh penyediaan air bersih analisis disimpulkan bahwa responden yang terhadap kejadian typhus abdominalis status ekonominya tinggi yang terkena typhus responden yang Penyediaan Air Bersihnya abdominalis sebanyak 6 responden (28,60%) tidak sehat yang terkena typhus abdominalis dan responden yang status ekonominya rendah sebanyak 3 responden (21,40%) dan responden yang terkena typhus abdominalis sebanyak 12 dengan penyediaan air bersihnya sehat yang (17,80%) responden terkena typhus abdominalis sebanyak 15 Dari analisis statistik chi square (20,30%) responden. dengan hasil uji statistik p= 0.354>α(0.05)
Hasil analisis statistik chi didapatkan bahwa dengan demikian tidak ada
square menunjukkan p= 1.000>α(0.05) pengaruh antara Status ekonomi responden
dengan demikian tidak ada pengaruh antara terhadap kejadian typhus abdominalis pada Penyediaan Air Bersih terhadap kejadian pasien yang dirawat diruang rawat inap RSUD typhus abdominalis pada pasien yang dirawat Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014. diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014.
KESIMPULAN DAN SARAN Tabel 7
A. Kesimpulan Pengaruh Status Ekonomi pasien terhadap kejadian typhus abdominalis
Berdasarkan hasil penelitian tentang
pada pasien yang dirawat diruang rawat inap
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2014
typhus abdominalis pada pasien yang dirawat diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Kejadian Typhus abdominalis
Lubuklinggau Tahun 2014 bahwa dari 88 Bukan
Status Typhus Total
Typhus Ekonom
Abdomi responden yang menjadi sampel penelitian i Abdomi nalis nalis didapatkan hasil sebagai berikut: n % N % n %
1
17.5
82.5
10
1. Responden yang menderita typhus Rendah
52
67
1
10 abdominalis sebanyak 18 responden Tinggi
7
28.0
18
72
21
1
20.5
79.5
10 (20,5%). Total
70
88
8
2. Pengetahuan responden yang baik bagi mahasiswa sehingga asil penelitian sebanyak 64 responden (72.7%) tersebut dapat berhasil dengan baik.
3. Penyediaan Air Bersih responden yang sehat sebanyak 74 responden
3. Bagi Peneliti yang akan datang (84.1%)
Diharapkan hasil Karya Tulis
4. Status Ekonomi responden tinggi Ilmiah ini dapat dijadikan dasar atau metode berjumlah 25 responden (28.4%) bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
5. Tidak ada pengaruh antara pengetahuan suatu penelitian sesuai dengan metodologi responden terhadap kejadian typhus ilmiah, dan mengambil variabel lain dalam abdominalis, p=0.243 (pValue>0,05) melakukan penelitian.
6. Tidak ada pengeruh antara penyediaan air
4. Bagi Peneliti bersih terhadap kejadian typhus Diharapkan hasil Karya Tulis abdominalis, p=1,000(pValue>0,05) Ilmiah ini dapat dijadikan acuan dalam
7. Tidak ada pengaruh antara status ekonomi melakuakan penelitian selanjutnya serta dapat terhadap kejadian typhus abdominalis, meningkatkan pengetahuan dalam melakukan
p=0,354(pValue>0,05) penelitian.
B. Saran DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi RSUD Siti Aisyah Kota Arikuto, S. 2002.
Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek.
Lubuklinggau Rineka Cipta. Jakarta
Diharapkan dapat meningkatkan dalam Aru Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III Edisi IV. IPD FKUI. Jakarta
pemberian pelayanan dan pengetahuan bagi Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset pasien tentang kondisi kesehatannya.
Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi II. Penerbit Salemba
2. Bagi Prodi Keperawatan Medika : Jakarta.
LubuklinggauBagi Kelly, Health. 2009. 73 Penyakit Yang penting
Diketahui. Palmall. Yogyakarta
Politeknik kesehatan Palembang Prodi Notoadmodjo, 2005 Metodologi Penelitian. Keperawatan Lubuklinggau hendaknya
Rineka Cipta. Jakarta memberikan dukungan, sarana, dan fasilitas Sabdoadi, 2002 Pemberantasan pengandung
typhus abdominalis yang terjadi dari
penderita typhus di kodya surabaya, FK
Unair, Surabaya Soegeng, 2002 Interaksi penjamu dengan
salmonella typhi. Medika Widodo, 2005 Demam tifoid. Medika IDI.
Volume 23, No; 4-7 Indra, 2009. Demam Tifoid (online)
diakses 22 Maret 2014) Samsul, 2008. Penyakit Demam Tifoid
(online)
diakses 22
Maret 2014 Umy, 2009. Demam tifoid (online)
diakses 22
Maret 2014) Profil RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
2014