Chapter II Tingkat Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Vasektomi di Desa Batu Ajo Kecamatan Kota Pinang dan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1.
Defenisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoadmodjo, 2007)
Pengetahuan sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru)di
dalam diri orang tersebut proses yang berurutan, yakni :
a.
Kesadaran (Awareness)
Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)terlebih
dahulu.
b.
Merasa Tertarik
Yakni orang mulai tertarik kepada stimulus atau objek bagi dirinya hal ini berarti
sikap responden sudah mulai baik.
c.
Menimbang-nimbang (Evaluation)
Terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
d.
Mencoba (Trial)
Yakni objek telah mulai mencoba untuk melakukan perilaku yang baru.
e.
Mengadopsi
Yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
5
Universitas Sumatera Utara
6
2.
Tinjauan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007
pengetahuan yang mencakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain :
a.
Tahu (know)
Diartiakan
sebagai
mengingat
suatu
materi
yang
telah
dipelajari
sebelumnya.Termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, tahu merupakan tingkatan
yang paling indah.
b.
Memahami (Comprehention)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan mampu menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c.
Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi real (sebenarnya), dan mampu menggunakan hokum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya.
d.
Analisis (Analisys)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-
komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya antara satu sama lain.
e.
Sintesis (synthesis)
Menunjukkan Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkanagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formasi-formasi yang ada.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Universitas Sumatera Utara
7
Berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian suatu materi atau
objek pengukuran, dan pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
respondent dalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengantingkat
tersebut diatas.
3.
Cara Mengukur Pengetahuan
Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner)yang menanyakan
tentang isi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,
2007, hlm 146).
4.
Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara Tradisional dan Nonilmiah
Yakni tanpa melalui penelitian ilmiah, dan caramodern atau cara ilmiah, yakni
melalui proses penelitian. Cara kuno atau tradisional inidipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumditemukan metode ilmiah atau
metode penemuan secara sistematikdan logis (Notoatmodjo, 2010, hlm 11).
b. Cara coba salah (Trial and error)
Yaitu merupakan upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua
ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan
seterusnya,
sampai
masalah
tersebut
dapat
dipecahkan
(Notoatmodjo,2010,hlm.11)
c. Cara Kekuasaan atau Otoriter
Yaitu sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah
Universitas Sumatera Utara
8
dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas atau
kekuasaan ahli pengetahuan (Notoatmodjo, 2010, hlm 12)
d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan.Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, maka untuk
memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut (Notoatmodjo,2010,hlm.13)
e. Cara Akal Sehat
Dimana akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran.Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang. Para orang
tua zaman dahulu agar onaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar
anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah
(Notoatmodjo,2010,hlm 14)
f. Kebenaran yang diwahyukan
Kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan kepada para Nabi.Kebenaran ini
harus
diterima
dan
diyakini
oleh
pengikut-pengikut
agama
yang
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan
karena hasil usaha penalaran tau penyelidikan (Notoatmodjo,2010,hlm.14)
g. Secara Intuitif
Universitas Sumatera Utara
9
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.
Kebenaran yang diperoleh memalui intuitif sukar diperoleh karena kebenaran
tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini
diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati
saja (Notoatmodjo,2010,hlm.15)
h. Melalui jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir
manusia pun ikut berkembang, dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan, baik melalui induksi maupun
deduksi, induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu
kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus yang umum dinamakan
induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaanpertanyaan umum kepada yang khusus (Notoadmodjo,2010,hlm.15)
i. Secara Induksi
Yaitu merupakan proses berfikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan
indera atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak
dari hal-hal yang konkret kepada hal yang abstrak (Notoadmodjo,
2010,hal.16)
j. Secara Deduksi
Yaitu merupakan pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan umum
dan khusus. Didalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang
dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku dalam kelas itu.
Universitas Sumatera Utara
10
Disini terlihat proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum
mencapai pengetahuan yang khusus (Notoatmodjo,2010,hlm.16).
5.
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Umur
Umur adalah rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan
hingga berulang tahun.Salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki
pola piker dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh
terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik
(Ariani,2014,hlm.24)
2. Pendidikan
Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap
individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal
maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut
menerima informasi. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin
luas pula pengetahuan yang dimiliki (Ariani,2014,hlm.24)
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari.Pekerjaan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja
akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki
pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
11
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan
dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang
merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani,2014,hlm.25)
4. Sumber Informasi
Sumber
informasi
adalah
sesuatu
yang
menjadi
perantara
dalam
menyampaikan informasi, seseorang yang memiliki sumber informasi yang
lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang luas pula. Pengetahuan bias
didapat dari media cetak, elektronik, keluarga dan teman dll (Arianti, 2014,
hlm.27)
6. Kriteria Tingkat Pengetahuan
a. Baik
: hasil presentase 76%-100%
b. Cukup
: hasil presentase 56%-75%
c. Kurang
: hasil presentase
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1.
Defenisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoadmodjo, 2007)
Pengetahuan sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru)di
dalam diri orang tersebut proses yang berurutan, yakni :
a.
Kesadaran (Awareness)
Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)terlebih
dahulu.
b.
Merasa Tertarik
Yakni orang mulai tertarik kepada stimulus atau objek bagi dirinya hal ini berarti
sikap responden sudah mulai baik.
c.
Menimbang-nimbang (Evaluation)
Terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
d.
Mencoba (Trial)
Yakni objek telah mulai mencoba untuk melakukan perilaku yang baru.
e.
Mengadopsi
Yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
5
Universitas Sumatera Utara
6
2.
Tinjauan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007
pengetahuan yang mencakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain :
a.
Tahu (know)
Diartiakan
sebagai
mengingat
suatu
materi
yang
telah
dipelajari
sebelumnya.Termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, tahu merupakan tingkatan
yang paling indah.
b.
Memahami (Comprehention)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan mampu menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c.
Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi real (sebenarnya), dan mampu menggunakan hokum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya.
d.
Analisis (Analisys)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-
komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya antara satu sama lain.
e.
Sintesis (synthesis)
Menunjukkan Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkanagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formasi-formasi yang ada.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Universitas Sumatera Utara
7
Berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian suatu materi atau
objek pengukuran, dan pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
respondent dalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengantingkat
tersebut diatas.
3.
Cara Mengukur Pengetahuan
Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner)yang menanyakan
tentang isi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,
2007, hlm 146).
4.
Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara Tradisional dan Nonilmiah
Yakni tanpa melalui penelitian ilmiah, dan caramodern atau cara ilmiah, yakni
melalui proses penelitian. Cara kuno atau tradisional inidipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumditemukan metode ilmiah atau
metode penemuan secara sistematikdan logis (Notoatmodjo, 2010, hlm 11).
b. Cara coba salah (Trial and error)
Yaitu merupakan upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua
ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan
seterusnya,
sampai
masalah
tersebut
dapat
dipecahkan
(Notoatmodjo,2010,hlm.11)
c. Cara Kekuasaan atau Otoriter
Yaitu sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah
Universitas Sumatera Utara
8
dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas atau
kekuasaan ahli pengetahuan (Notoatmodjo, 2010, hlm 12)
d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan.Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, maka untuk
memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut (Notoatmodjo,2010,hlm.13)
e. Cara Akal Sehat
Dimana akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran.Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang. Para orang
tua zaman dahulu agar onaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar
anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah
(Notoatmodjo,2010,hlm 14)
f. Kebenaran yang diwahyukan
Kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan kepada para Nabi.Kebenaran ini
harus
diterima
dan
diyakini
oleh
pengikut-pengikut
agama
yang
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan
karena hasil usaha penalaran tau penyelidikan (Notoatmodjo,2010,hlm.14)
g. Secara Intuitif
Universitas Sumatera Utara
9
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.
Kebenaran yang diperoleh memalui intuitif sukar diperoleh karena kebenaran
tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini
diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati
saja (Notoatmodjo,2010,hlm.15)
h. Melalui jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir
manusia pun ikut berkembang, dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan, baik melalui induksi maupun
deduksi, induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu
kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus yang umum dinamakan
induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaanpertanyaan umum kepada yang khusus (Notoadmodjo,2010,hlm.15)
i. Secara Induksi
Yaitu merupakan proses berfikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan
indera atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak
dari hal-hal yang konkret kepada hal yang abstrak (Notoadmodjo,
2010,hal.16)
j. Secara Deduksi
Yaitu merupakan pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan umum
dan khusus. Didalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang
dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku dalam kelas itu.
Universitas Sumatera Utara
10
Disini terlihat proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum
mencapai pengetahuan yang khusus (Notoatmodjo,2010,hlm.16).
5.
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Umur
Umur adalah rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan
hingga berulang tahun.Salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki
pola piker dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh
terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik
(Ariani,2014,hlm.24)
2. Pendidikan
Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap
individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal
maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut
menerima informasi. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin
luas pula pengetahuan yang dimiliki (Ariani,2014,hlm.24)
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari.Pekerjaan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja
akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki
pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
11
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan
dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang
merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani,2014,hlm.25)
4. Sumber Informasi
Sumber
informasi
adalah
sesuatu
yang
menjadi
perantara
dalam
menyampaikan informasi, seseorang yang memiliki sumber informasi yang
lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang luas pula. Pengetahuan bias
didapat dari media cetak, elektronik, keluarga dan teman dll (Arianti, 2014,
hlm.27)
6. Kriteria Tingkat Pengetahuan
a. Baik
: hasil presentase 76%-100%
b. Cukup
: hasil presentase 56%-75%
c. Kurang
: hasil presentase