Chapter I Korelasi Fenologi Tiang dan Pohon dengan Jumlah Sarang Orangutan (Pongo abelii) di Hutan Sekunder, Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser

PENDAHULUAN

Latar belakang
Orangutan merupakan satu-satunya dari empat taksa kera besar yang hidup
di Asia, sementara tiga kerabatnya yang lain, yaitu; gorila, chimpanzee dan
bonobo hidup di benua Afrika. Terdapat dua jenis orangutan, yaitu orangutan
Sumatra (Pongo abelii) yang penyebarannya terbatas pada bagian utara Sumatera
dan orangutan Borneo (Pongo pygmaeus), yang masih terdapat di beberapa tempat
di Kalimantan. Orangutan merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan PP. No.
7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar. Adapun status
konservasi orangutan berdasarkan International Union for Conservation of Nature
and Natural Resource (IUCN, 2007) masuk dalam kategori endangered species

atau jenis terancam punah, sedangkan dalam Convention on International Trade
in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) orangutan sudah

termasuk kategori Appendix I.
Orangutan membuat sarang untuk tempat beristirahat baik siang maupun
malam. Sarang juga dapat sebagai tempat bermain bagi orangutan muda,
berlindung, melahirkan, melakukan kopulasi, dan makan. Menurut Aulia (2010),
pohon sarang adalah pohon tempat ditemukan sarang orangutan diatasnya. Pohon

sarang dapat memiliki satu sampai tiga sarang diatasnya, baik itu sarang lama,
sarang baru, atau sarang lama yang digunakan kembali (re-use) dan masih dapat
dilihat rekontruksinya. Jenis pohon sarang yang digunakan biasanya adalah pohon
pakan yaitu pohon yang menjadi sumber makanan bagi satwa.

Universitas Sumatera Utara

Pohon mengalami fase fenologi yakni proses atau fase-fase yang terjadi
secara alami pada tumbuhan. Fenologi adalah fase pembungaan dan perbuahan,
pada umumnya diawali dengan pemunculan kuncup bunga dan diakhiri dengan
pematangan buah. Penelitian suatu fase fenologi tumbuhan akan memperoleh
informasi mengenai perubahan morfologi yang terjadi pada bagian tumbuhan
tersebut (Dwi, 2006).
Telah dilakukan banyak penelitian mengenai Orangutan di Taman
Nasional Gunung Leuser. Beberapa diantaranya adalah penelitian mengenai pakan
Orangutan, baik produktivitasnya maupun kelimpahan jenis. Namun belum
dilakukan penelitian mengenai fenologi dan keterkaitannya terhadap jumlah
sarang Orangutan. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian mengenai
keterkaitan antara fenologi dengan jumlah sarang orangutan di lokasi restorasi, Sei
Betung, Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan ditempat ini karena di restorasi ini ditemukan orangutan dan
merupakan salah satu habitat orangutan.
Identifikasi Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah korelasi atau
keterkaitan antara musim bunga dan buah pada pohon sebagai pakan orangutan
dengan jumlah sarang orangutan setiap bulannya yang dimanfaatkan sebagai data
ketersediaan pakan dan hubungannya dengan pembuatan sarang oleh orangutan
Sumatera (Pongo abelii).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan
1.

Menghitung korelasi

antara fenologi tiang dan pohon dengan jumlah

sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Sekunder, Taman
Nasional Gunung Leuser, Restorasi Sei Betung, Besitang.

2.

Mengidentifikasi tiang dan pohon yang memiliki daun muda, buah, dan
bunga yang dijadikan sarang oleh orangutan Sumatera (Pongo abelii).

Kegunaan Penelitian
1.

:

Memberikan informasi berupa korelasi antara musim daun muda, buah dan
bunga pada tiang dan pohon dengan jumlah sarang orangutan di Hutan
Sekunder, Taman Nasional Gunung Leuser, Restorasi Sei Betung,
Besitang.

2.

Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait upaya
konservasi dan perluasan habitat satwa khususnya Orangutan Sumatera

(Pongo abelii).

Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
H0

: Tidak ada korelasi antara fenologi dengan jumlah sarang Orangutan.

H1

: Ada korelasi antara fenologi dengan jumlah sarang Orangutan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24