Chapter IIIV Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015 Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
pada penelitian ini.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah PT. Wijaya Karya Beton Medan dengan

pertimbangan bahwa belum pernah sebelumnya dilakukan penelitian mengenai
hubungan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian

produksi tulangan beton.
3.2.2

Waktu Penelitian
Dilakukan Pada Bulan Maret 2015 sampai dengan bulan oktober 2015.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja pada bagian

perakitan PT Wijaya Karya Beton Medan berjumlah 36 orang.
3.3.2

Sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.


Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
populasi sebelumnya (Notoatmodjo, 2012). Adapun kriteria yang diambil menjadi
sampel yaitu:

37

38

1.) Pekerja yang sedang menjalani kerja shift pagi.
2.) Mengerjakan jenis yang sama.
3.) Pekerja dalam kondisi sehat dan bukan penderita suatu penyakit.
4.) Tidak terikat aktivitas kerja tambahan lainnya selain di lokasi penelitian.
Sampel yang dapat diambil adalah 24 orang.
3.4

Metode Pengumpulan Data

3.4.1


Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui

wawancara dengan menggunakan kuesioner mengenai data responden (identitas,
umur, masa kerja, status kawin). Untuk mengukur kelelahan kerja pada pekerja
menggunakan kuesioner perasaan kelelahan secara subjektif yaitu subjective self
Rating Test dari Industrial Fatique Research Committee dan untuk produktivitas

kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner produktivitas mengumpulkan
data produksi yang diperoleh dari hasil pencatatan pada data produksi perusahaan.
3.4.2

Data Sekunder
Data sekunder berupa data produksi perusahaan, tugas dan tanggungjawab

dan struktur organisasi perusahaan diperoleh dari pihak manajemen yang
berwenang.

39


3.5
No

Defenisi Operasional

Variabel

Defenisi Operasional

Indikator

Variabel Independent
1.

Kelelahan Kerja

Kelelahan

kerja


adalah

perasaan 1. Pelemahan Kegiatan

kelelahan berupa keluhan dan gejala 2. Pelemahan Motivasi
subyektif

yang

pekerjaannya
kuesioner

dirasakan

yang

perasaan

karena 3.


diukur

dengan 4. Pelemahan Fisik

kelelahan

secara

subjektif yaitu subjective self Rating Test
dari

Industrial

Fatique

Research

Committee (Tarwaka, 2004).


Variabel Dependen
2.

Produktivitas
Kerja

1. Produktivitas kerja individu adalah 1. Kuantitas
kinerja pekerja yang merupakan hasil 2. Kualitas
atau keluaran dari suatu proses. Data 3. Ketepatan Waktu
tentang produktivitas kerja ini berupa 4. Kerjasama
penilaian kerja dengan menggunakan 5. kemampuan
kuesioner produktivitas kerja

2. Produktivitas kerja kolektif (bersamasama) adalah hasil output kerja
sebuah

tim

berupa


banyaknya

tulangan beton yang dapat dihasilkan
sebuah tim yang disesuaikan dengan
target perusahaan yang ditetapkan
berdasarkan perencanaan produksi.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Hasil Produksi
Tulangan Beton.

40

3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1

Kelelahan kerja
Pengukuran tingkat kelelahan kerja dilakukan dengan menggunakan

kuesioner Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatique Research Committee

untuk mengukur tingkat perasaan lelah secara subyektif. Setiap pertanyaan
kuesioner menggunakan Skala Likert dan tingkat kelelahan pada pekerja diukur
dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan (Sugiyono, 2013).
Setiap pertanyaan akan diberikan katagorik jawaban yaitu Sangat Sering
(SS) dengan keterangan jika hampir setiap hari terasa lelah dalam seminggu,
Sering (S) dengan keterangan 3-4 hari terasa lelah dalam seminggu, KadangKadang (K) dengan keterangan 1-2 hari terasa lelah dalam seminggu, dan Tidak
Pernah (TP) dengan keterangan tidak pernah merasa lelah dalam seminggu.
Untuk pertanyaan dengan jawaban “Sangat Sering” diberi nilai 4,
“Sering” diberi nilai 3, untuk jawaban “ Kadang-Kadang” diberi nilai 2, untuk
jawaban “Tidak Pernah” diberi nilai 1. Untuk jumlah nilai tertinggi adalah 120
dan jumlah nilai terendah adalah 30. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh
maka dapat diketahui tingkat kelelahan kerja yang dikategorikan sebagai berikut:
a) Rendah, bila responden memperoleh jumlah nilai 30-52.
b) Sedang, bila responden memperoleh jumlah nilai 53-75.
c) Tinggi, bila responden memperoleh jumlah nilai 76-98.
d) Sangat Tinggi, bila responden memperoleh jumlah nilai 99-120.

41

3.6.2


Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dalam penelitian ini dilihat dalam dua hal yaitu :

produktivitas kerja secara kolektif dan produktivitas kerja secara individu.
a. Produktivitas Kerja Secara Individual
Produktivitas kerja secara individual diukur dengan menggunakan
kuesioner produktivitas kerja dengan memberikan penilaian terhadap tiap
pernyataan. Kusioner produktivitas individu terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap
pertanyaan kuesioner menggunakan Skala Likert dan produktivitas pada pekerja
dikategorikan dengan menjumlahkan nilai dari seluruh pertanyaan (sugiyono,
2013).
Setiap pertanyaan akan diberi katagorik jawaban yaitu Baik, Cukup dan
Kurang. Pertanyaan dengan jawaban “Baik” diberi nilai 3, “Cukup” diberi nilai 2
dan “Kurang” diberi nilai 1. Untuk jumlah nilai tertinggi adalah 30 dan nilai
terendah adalah 10. Berdasakan jumlah yang diperoleh maka didapatkan tingkat
produktivitas kerja yang dikategorikan sebagai berikut :
a. Produktivitas Sesuai, bila responden memiliki jumlah nilai ≥ 22 atau ≥75%
dari jumlah nilai.
b. Produktivitas Tidak Sesuai, bila responden memiliki jumlah nilai < 22 atau

30
11
45,8
Total
24
100,0
Distribusi responden berdasarkan umur dibagi menjadi dua kategori berdasarkan
nilai median yang didapatkan yaitu 30 sehingga dikategorikan menjadi ≤30 tahun

51

dan >30 tahun. Dari tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok
umur ≤30 tahun yaitu 13 orang (54,2%) sedangkan kelompok umur >30 tahun
yaitu 11 orang (45%).
4.2.2

Pendidikan
Pendidikan terakhir pekerja di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun

2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pekerja di PT.
Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015.
No.
Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
1
SLTP
10
41,7
2
SLTA
14
58,3
Total
24
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden dengan pendidikan terakhir
SLTP yaitu 10 orang (41,7%) sedangkan responden dengan pendidikan terakhir
SLTA yaitu 14 orang (58,3%).
4.2.3

Masa Kerja

Tabel 4.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja di PT.
Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015.
No.
Masa Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
1
≤3 Tahun
16
66,7
2
>3 Tahun
8
33,3
Total
24
100,0
Distribusi responden berdasarkan masa kerja dibagi menjadi dua kategori
berdasarkan nilai median yang didapatkan yaitu 3 tahun sehingga dikategorikan
menjadi

masa kerja ≤3 tahun dan masa kerja

>3 tahun. Dari tabel diatas

diketahui bahwa responden pada kelompok masa kerja ≤3 tahun yaitu 16 orang
(66,7%) sedangkan kelompok masa kerja >30 tahun yaitu 8 orang (33,3%).

52

4.3

Hasil Univariat

4.3.1

Gambaran Kelelahan Kerja
Hasil pengukuan kelelahan kerja pekerja berdasarkan Internasional

Fatigue Research Committe di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel berikut :

53

Tabel 4.4.

Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja Menurut

International Fatigue Research Commite Pada Pekerja PT. Wijaya Karya

Beton Medan Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Gejala Kelelahan Kerja
Kepala terasa berat
Merasa lelah diseluruh tubuh
Kaki terasa berat
Frekuensi menguap
Pikiran kacau
Mengantuk
Mata terasa berat (ingin
dipejamkan)
Kaku dan canggung untuk
bergerak
Tidak seimbang dalam berdiri
Merasa ingin berbaring
Merasa susah untuk berfikir
Lelah berbicara
Merasa gugup
Sulit untuk berkonsentrasi
Sulit untuk memusatkan
perhatian
Cenderung untuk lupa
Kurang kepercayaan
Cemas terhadap sesuatu
Tidak dapat mengontrol sikap
Tidak dapat tekun dalam
bekerja
Sakit kepala
Bahu terasa kaku
Merasa nyeri dibagian
punggung
Sesak nafas/sulit untuk
bernafas
Merasa haus
Suara serak
Merasa pening/pusing
Kelopak mata terasa berat
Gemetar pada bagian tubuh
tertentu
Merasa kurang sehat
Total

Sangat
Sering
N %
-

Sering

KadangKadang
N %

Tidak
Pernah
N %

N

%
4,2
33,3
8,3
16,7
-

14
8
10
11
10
15
11

58,3
33,3
41,7
45,8
41,7
62,5
45,8

9
6
12
9
14
9
13

37,5
25,0
50,0
37,5
58,3
37,5
54,2

2
-

8,3
-

1
8
2
4
-

-

-

-

-

7

29,2

17

70,8

1
1
-

4,2
4,2
-

1
2
1
1
1

4,2
8,3
4,2
4,2
4,2

6
18
14
7
4
18
16

25,0
75,0
58,3
29,2
16,7
75,0
66,7

17
3
10
15
20
5
7

70,8
12,5
41,7
62,5
83,3
20,8
29,2

1
-

4,2
-

1
1
4
1
-

4,2
4,2
16,7
4,2
-

15
7
12
10
1

62,5
29,2
50,0
41,7
4,2

8
16
7
13
23

33,3
66,7
29,2
54,2
95,8

1
1

4,2
4,2

5
3

20,8
12,5

15
14
12

62,5
58,3
50,0

9
4
8

37,5
16,7
33,3

-

-

1

4,2

2

8,3

21

87,5

24
1

100
4,2

-

-

1
12
17
4

4,2
50,0
70,8
16,7

23
12
7
19

95,8
50,0
29,2
79,2

1

4,2

8

33,3

15

62,5

N = 24

54

Dari tabel diatas diketahui bahwa gejala kelelahan yang dirasakan responden
terbanyak pada kategori sangat sering adalah gejala merasa haus sebanyak 24
orang (100%), kategori sering adalah gejala merasa lelah diseluruh tubuh 8 orang
(33,3%), kategori kadang-kadang adalah merasa ingin berbaring 18 orang (75%)
dan kategori tidak pernah adalah tidak dapat tekun dan suara serak masing-masing
23 orang (95,8%).
Kelelahan kerja pada pekerja bagian tulangan PT. Wijaya Karya Beton
Medan Tahun 2015 dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja Pada
Pekerja PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015
No.
Kelelahan Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
1
Kelelahan ringan
14
58,3
2
Kelelahan Sedang
10
41,7
Total
24
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden terbanyak terdapat pada
kategori kelelahan ringan yaitu 14 orang (58,3%), sedangkan pada kategori
kelelahan sedang terdapat10 orang (41,7%).

55

4.3.2

Gambaran Kelelahan Kerja dilihat berdasarkan kelompok

Tabel 4.6.

Distribusi Kelelahan Kerja Menurut International Fatigue

Research Commite Pada Pekerja Kelompok I

No

Gejala Kelelahan Kerja

1
2
3
4
5
6
7

Kepala terasa berat
Merasa lelah diseluruh tubuh
Kaki terasa berat
Frekuensi menguap
Pikiran kacau
Mengantuk
Mata terasa berat (ingin
dipejamkan)
Kaku dan canggung untuk
bergerak
Tidak seimbang dalam berdiri
Merasa ingin berbaring
Merasa susah untuk berfikir
Lelah berbicara
Merasa gugup
Sulit untuk berkonsentrasi
Sulit untuk memusatkan
perhatian
Cenderung untuk lupa
Kurang kepercayaan
Cemas terhadap sesuatu
Tidak dapat mengontrol sikap
Tidak dapat tekun dalam
bekerja
Sakit kepala
Bahu terasa kaku
Merasa nyeri dibagian
punggung
Sesak nafas/sulit untuk
bernafas
Merasa haus
Suara serak
Merasa pening/pusing
Kelopak mata terasa berat
Gemetar pada bagian tubuh
tertentu
Merasa kurang sehat
Total

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Sangat
Sering
N %
-

Sering

KadangKadang
N %

Tidak
Pernah
N %

N

%
50,0
-

5
2
2
3
5
2
3

83,3
33,3
33,3
50,0
83,3
33,3
50,0

1
1
4
3
1
4
3

16,6
16,7
66,7
50,0
16,7
66,7
50,0

-

-

3
-

-

-

-

-

2

33,3

4

66,7

1
1
-

16,7
16,7
-

1
1
1
-

16,7
16,7
16,7
-

3
4
2
4
5

50,0
66,7
50,0
66,7
83,3

5
1
2
2
6
1
1

83,3
16,7
33,3
33,3
100
16,7
16,7

1
-

16,7
-

1
-

16,7
-

3
2
3
2
-

50,0
33,3
50,0
33,3
-

3
4
1
4
6

50,0
66,7
16,7
66,7
100

-

-

2
1

33,3
16,7

4
2
3

66,7
33,3
50,0

2
2
2

33,3
33,3
33,3

-

-

-

-

-

-

6

100

6
-

100
-

-

-

2
3
1

33,3
50,0
16,7

6
4
3
5

100
66,7
50,0
83,3

N=6

-

-

-

4

66,7

2

33,3

56

Dari tabel diketahui gejala kelelahahan yang paling besar dirasakan kelompok I
adalah merasa lelah seluruh tubuh (50%)pada kategori sering dan kepala terasa
berat, pikiran kacau, sulit memusatkan perhatian (83,3%) pada kategori kadangkadang.
Tabel 4.7.
Distribusi Kelelahan Kerja Pada Kelompok I
No.
Kelelahan Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
1
Kelelahan ringan
4
66,7
2
Kelelahan Sedang
2
33,3
Total
6
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kelompok I responden yang mengalami
kelelahan ringan 4 orang (66%) dan kelelahan sedang 2 orang (33,3%).

57

Tabel 4.8.

Distribusi Kelelahan Kerja Menurut International Fatigue

Research Commite Pada Pekerja Kelompok II

No

Gejala Kelelahan Kerja

1
2
3
4
5
6
7

Kepala terasa berat
Merasa lelah diseluruh tubuh
Kaki terasa berat
Frekuensi menguap
Pikiran kacau
Mengantuk
Mata terasa berat (ingin
dipejamkan)
Kaku dan canggung untuk
bergerak
Tidak seimbang dalam berdiri
Merasa ingin berbaring
Merasa susah untuk berfikir
Lelah berbicara
Merasa gugup
Sulit untuk berkonsentrasi
Sulit untuk memusatkan
perhatian
Cenderung untuk lupa
Kurang kepercayaan
Cemas terhadap sesuatu
Tidak dapat mengontrol sikap
Tidak dapat tekun dalam
bekerja
Sakit kepala
Bahu terasa kaku
Merasa nyeri dibagian
punggung
Sesak nafas/sulit untuk
bernafas
Merasa haus
Suara serak
Merasa pening/pusing
Kelopak mata terasa berat
Gemetar pada bagian tubuh
tertentu
Merasa kurang sehat
Total

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Sangat
Sering
N %
-

Sering

KadangKadang
N %

Tidak
Pernah
N %

N

%
33,3
16,7
33,3
-

6
2
2
1
2
5
4

100
33,3
33,3
16,7
33,3
83,3
66,7

1
3
3
4
1
2

16,7
50,0
50,0
66,7
16,7
33,3

1
-

16,7
-

2
1
2
-

-

-

-

-

2

33,3

4

66,7

-

-

1
1

16,7
16,7

4
5
3
2
3
6
5

66,7
83,3
50,0
33,3
50,0
100
83,3

2
1
3
3
3
-

33,3
16,7
50,0
50,0
50,0
-

-

-

1
1
1
1
-

16,7
16,7
16,7
16,7
-

4
1
3
3
1

66,7
16,7
50,0
50,0
16,7

1
4
2
2
5

16,7
66,7
33,3
33,3
83,3

1
1

16,7
16,7

2
2

33,3
33,3

6
3
3

100
50,0
50,0

-

-

-

-

1

16,7

2

33,3

3

50,0

6
1

100
16,7

-

-

1
6
4
1

16,7
100
66,7
16,7

5

83,3

2
4

33,3
66,7

N=6

-

1

16,7

1

16,7

4

66,7

58

Dari tabel diketahui gejala kelelahahan yang paling besar dirasakan kelompok II
adalah bahu terasa kaku, perasaan nyeri dipunggung,dan merasa lelah seluruh
tubuh (33,3%) pada kategori sering dan kepala terasa berat, dan merasa pusing
(100%) pada kategori kadang-kadang.
Tabel 4.9.
Distribusi Kelelahan Kerja Pada Kelompok II
No.
Kelelahan Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
1
Kelelahan ringan
2
33,3
2
Kelelahan Sedang
4
66,7
Total
6
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kelompok II responden yang mengalami
kelelahan ringan 2 orang (33,3%) dan kelelahan sedang 4 orang (66%).

59

Tabel 4.10.

Distribusi Kelelahan Kerja Menurut International Fatigue

Research Commite Pada Pekerja Kelompok III

No

Gejala Kelelahan Kerja

1
2
3
4
5
6
7

Kepala terasa berat
Merasa lelah diseluruh tubuh
Kaki terasa berat
Frekuensi menguap
Pikiran kacau
Mengantuk
Mata terasa berat (ingin
dipejamkan)
Kaku dan canggung untuk
bergerak
Tidak seimbang dalam berdiri
Merasa ingin berbaring
Merasa susah untuk berfikir
Lelah berbicara
Merasa gugup
Sulit untuk berkonsentrasi
Sulit untuk memusatkan
perhatian
Cenderung untuk lupa
Kurang kepercayaan
Cemas terhadap sesuatu
Tidak dapat mengontrol sikap
Tidak dapat tekun dalam
bekerja
Sakit kepala
Bahu terasa kaku
Merasa nyeri dibagian
punggung
Sesak nafas/sulit untuk
bernafas
Merasa haus
Suara serak
Merasa pening/pusing
Kelopak mata terasa berat
Gemetar pada bagian tubuh
tertentu
Merasa kurang sehat
Total

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Sangat
Sering
N %
-

Sering
%
16,7
50,0
16,7
33,3
-

1
2
4
3
3
3
4

16,7
33,3
66,7
50,0
50,0
50,0
66,7

4

66,7

1
1
3
3
2

16,7
16,7
50,0
50,0
33,3

-

2

33,3

4

66,7

33,3
83,3
100
33,3

4

66,7

16,7
-

2
5
6
2

4
6

66,7
100

6
6

100
100

5
3
3
3

83,3
33,3
50,0
50,0

1
3
2
3
6

16,7
33,3
33,3
50,0
100

3
6
4

50,0
100
66,7

3

50,0

2

33,3

1

16,7

5

83,3

-

-

3
5
1

50,0
83,3
16,7

6
3
1
5

100
50,0
16,7
83,3

3

50,0

3

50,0

1
-

16,7
-

-

-

-

-

-

-

-

1
-

-

-

-

1

16,7

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6
-

100
-

N=6

-

Tidak
Pernah
N %

N
1
3
1
2
-

-

KadangKadang
N %

-

-

-

-

60

Dari tabel diketahui gejala kelelahahan yang paling besar dirasakan kelompok III
adalah merasa lelah seluruh tubuh (50%) pada kategori sering dan bahu terasa
kaku dan sulit memusatkan perhatian (100%) pada kategori kadang-kadang.
Tabel 4.11. Distribusi Kelelahan Kerja Pada Kelompok III
No.
Kelelahan Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
1
Kelelahan ringan
2
33,3
2
Kelelahan Sedang
4
66,7
Total
6
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kelompok III responden yang mengalami
kelelahan ringan 2 orang (33,3%) dan kelelahan sedang 4 orang (66%).

61

Tabel 4.12.

Distribusi Kelelahan Kerja Menurut International Fatigue

Research Commite Pada Pekerja Kelompok IV

No

Gejala Kelelahan Kerja

1
2
3
4
5
6
7

Kepala terasa berat
Merasa lelah diseluruh tubuh
Kaki terasa berat
Frekuensi menguap
Pikiran kacau
Mengantuk
Mata terasa berat (ingin
dipejamkan)
Kaku dan canggung untuk
bergerak
Tidak seimbang dalam berdiri
Merasa ingin berbaring
Merasa susah untuk berfikir
Lelah berbicara
Merasa gugup
Sulit untuk berkonsentrasi
Sulit untuk memusatkan
perhatian
Cenderung untuk lupa
Kurang kepercayaan
Cemas terhadap sesuatu
Tidak dapat mengontrol sikap
Tidak dapat tekun dalam
bekerja
Sakit kepala
Bahu terasa kaku
Merasa nyeri dibagian
punggung
Sesak nafas/sulit untuk
bernafas
Merasa haus
Suara serak
Merasa pening/pusing
Kelopak mata terasa berat
Gemetar pada bagian tubuh
tertentu
Merasa kurang sehat
Total

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Sangat
Sering
N %
-

Sering
N

%

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6
-

100
-

N=6

-

1

16,7

-

-

1

16,7

-

-

KadangKadang
N %
2
2
3
4
1
4
1

33,3
33,3
33,3
66,7
16,7
66,7
16,7

Tidak
Pernah
N %
4
4
4
2
5
2
5

66,7
66,7
66,7
33,3
83,3
33,3
83,3

6

100

6
1
5
6
5
4
6

100
16,7
83,3
100
83,3
66,7
100

5
1

83,3
16,7

1
2

16,7
33,3

3
1
3
2

50,0
16,7
50,0
33,3

3
5
2
4
6

50,0
83,3
3,33
66,7
100

2
3
2

33,3
50,0
33,3

4
2
4

66,7
33,3
66,7

6

100

6
5
1
5

100
83.3
16,7
83,3

6

100

-

-

1
5
1

16,7
83,3
16,7

62

Dari tabel diketahui gejala kelelahahan yang paling besar dirasakan kelompok IV
adalah merasa ingin berbaring dan kelopak mata terasa berat (83,3) pada kategori
kadang-kadang.
Tabel 4.13. Distribusi Kelelahan Kerja Pada Kelompok IV
No.
Kelelahan Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
1
Kelelahan ringan
6
100,0
Total
6
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada kelompok IV responden yang mengalami
kelelahan ringan 6 orang (100%).
4.3.4

Produktivitas Kerja Individual

Produktivitas Kerja Individual pada pekerja bagian tulangan PT. Wijaya Karya
Beton Medan Tahun 2015 dapat dilihat dari tabel berikut :

63

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kuesioner Produktivitas
Kerja Secara Individual Pada Pekerja PT. Wijaya Karya Beton Medan
Tahun 2015.
Baik
Cukup
Kurang
No Pernyataan
N
%
N
%
N %
Aspek Karya
1
Upaya mencapai sasaran/hasil dilihat
dari
pencapaian
target
yang 14 58,3
9
37,5 1 4,2
ditetapkan perusahaan.
2
Upaya menyelesaikan tugas yang
12 50,0
10
41,7 2 8,3
diberikan tepat waktu.
3
Dapat mengatasi masalah dengan
20,8
16
66,7 3 12,5
melakukan
evaluasi
atas 5
pekerjaannya.
4
Upaya meningkatkan kualitas kerja
dengan tidak melakukan kesalahan- 8
33,3
13
54,2 3 12,5
kesalahan kerja.
5
Melaksanakan dan mengendalikan
13 54,2
10
41,7 1 4,2
pekerjaan.
6
Memahami rencana kerja yang
mencakup aspek alat, pelaksanaan 15 62,5
8
33,3 1 4,2
dan tugas.
Aspek Kemampuan
1
Kemampuan kerjasama.
10 41,7
13
54,2 1 4,2
2
Kemampuan inisiatif.
5
20,8
18
75,0 1 4,2
3
Konsistensi dalam melaksanakan
14 58,3
7
29,2 3 12,5
pekerjaan.
4
Kemampuan analitis dan konseptual
9
37,5
14
58,3 1 4,2
dalam perencanaan pekerjaan.

Distribusi produktivitas kerja individu dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Secara
Individual Pada Pekerja PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015.
No.
Produktivitas
Frekuensi
Presentase (%)
Kerja Individual
1
Sesuai
16
66,7
2
Tidak Sesuai
8
33,3
Total
24
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden terbanyak terdapat pada
kategori Produktivitas sesuai yaitu 16 orang (66,7%), sedangkan pada kategori
Produktivitas tidak sesuai terdapat 8 orang (33,3%).

64

4.3.5

Produktivitas Kerja Kolektif (Kelompok)

Produktivitas Kerja Kolektif pada pekerja bagian tulangan PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015 dapat dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 4.16 Tabel Pengamatan Produktivitas Kerja Kolektif (Kelompok)
Kelompok 1
No

Nama

1
2
3
4
5
6

Gunawan
Toni
Basriadi
Surya
Nico
Aryo Bagus

Kelompok 2
No Nama
1
Agus Pramuji
2
Aris
3
Yudi
4
Irawan
5
Indra Gunawan
6
Agus Ramlan

Hari 1

46

Hari 1

40

Hari 2

51

Hari 2

38

Hari 3

50

Hari 3

35

Hari 4

53

Hari 4

58

Hari 5

41

Hari 5

59

Hari 6

29

Hari 6

33

Total

270

Total

263

Target/minggu

260

Target/minggu

260

65

Kelompok 3
No Nama
1
Andre
2
Surya Herman
3
Budiono
4
Herdianto
5
Suherman
6
Sudarmadi
Kelompok 4
No Nama
1
Sony
2
Bayu
3
Yudi S
4
Khairul Anwar
5
Fery Purba
6
Edi

Dari

Hari 1

46

Hari 1

47

Hari 2

35

Hari 2

52

Hari 3

45

Hari 3

48

Hari 4

55

Hari 4

45

Hari 5

47

Hari 5

40

Hari 6

33

Hari 6

30

Total

261

Total

262

Target/minggu

260

Target/minggu

260

tabel diatas dapat diketahui bahwa semua kelompok mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan melalui

perencanaan produksi, akan tetapi pada saat dilapangan ditemukan bahwa dalam menyelesaikan target produksi kelompok 2 dan
kelompok 3 mendapatkan pekerja tambahan sebagai cara untuk dapat menyelesaikan target produksi sesuai waktu yang ditetapkan.

66

Hal ini dikarenakan didalam memproduksi beton perusahan hanya memproduksi
berdasarkan pesanan dari pihak konsumen bukan memproduksi beton untuk
mempersiapkan “stock” yang berarti perusahan harus menyelesaikan pesanan
beton sesuai kesepakatan waktu kedua belah pihak. Berdasarkan keterangan diatas
kelompok 2 dan kelompok 3 dapat dikategorikan kedalam produktivitas tidak
sesuai.
Distribusi produktivitas kerja kolektif dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Secara
Kolektif Pada Pekerja PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015.
No.
Produktivitas
Frekuensi
Presentase (%)
Kerja Kolektif
(kelompok)
1
Sesuai
2
50,0
2
Tidak Sesuai
2
50,0
Total
4
100,0
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden pada kategori produktivitas
sesuai yaitu 2 kelompok (50,0%), sedangkan pada kategori produktivitas tidak
sesuai terdapat 2 kelompok (50,0%).
4.4
Hasil Uji Bivariat
4.4.1 Hubungan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja Individu
Tabel 4.18
Tabel Silang Antara Kelelahan Kerja dengan Produktivitas
Kerja pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan di PT. Wijaya Karya Beton
Medan Tahun 2015.
No
1
2

Kelelahan
Kerja

Produktivitas Kerja Individu
Sesuai

%

Ringan
12
50,0
Sedang
4
16,7
Total
16
66,7
Berdasarkan tabel hasil pengukuran

Jumlah
Tidak
%
Sesuai
2
8,3
14
6
25,0
10
8
41,7
24
diatas, dapat dilihat bahwa

%

p.

58,3
41,7 0,034
100
pada kelelahan

kerja ringan terdapat 12 orang pekerja (50,0%) dengan produktivitas kerja yang
sesuai, sedangkan pada kelelahan kerja sedang hanya terdapat 4 orang pekerja

67

(16,7%) dengan produktivitas kerja yang sesuai. Sementara, kelelahan kerja
ringan dengan produktivitas kerja yang tidak sesuai terdapat 2 orang (8,3%) dan
pada kelelahan kerja sedang dengan produktivitas yang tidak sesuai terdapat 6
orang (25%).
Pada hasil uji Rank Spearman antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja
diketahui nilai koefisien 0,435 dengan nilai negatif dan nilai p = 0,034 dimana p <
0,05 yang hai ini berarti ada hubungan antara kelelahan kerja dengan
produktivitas kerja individu pada pekerja bagian produksi tulangan beton di PT.
Wijaya Karya Beton Medan tahun 2015.
4.4.2

Hubungan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja Kolektif

Hubungan antara dua variabel tidak dapat dilakukan dengan uji statistika karena
kedua variabel memiliki ukuran yang berbeda. Kelelahan kerja yang diukur
dengan kuesioner Internasionel Fatique Research Committe (IFRC) merupakan
kelelahan kerja individual dan tidak dapat transpormasikan kedalam ukuran
kelompok (kolektif) sedangkan produktivitas kerja disini merupakan produktivitas
(kelompok) kolektif. Variasi distribusi responden antara kelelahan kerja dengan
produktivitas kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.19. Gambaran Kelelahan Kerja dan Produktivitas Kerja Kolektif
pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT. Wijaya Karya Beton
Tahun 2015.
Kelelahan Ringan Kelelahan Sedang Produktivitas
Kelompok Jumlah
Kolektif
N
%
N
%
I
6
4
66,7
2
33,3
Sesuai
II
6
2
33,3
4
66,7
Tidak sesuai
III
6
2
33,3
4
66,7
Tidak Sesuai
IV
6
6
100
Sesuai
Total
24
N=14
N=10

68

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa produktivitas kerja kolektif yang tidak sesuai
ditemukan pada kelompok yang memiliki pekerja yang mengalami kelelahan
kerja sedang lebih banyak daripada kelelahan kerja ringan, sedangkan pada
kelompok yang pekerjanya lebih sedikit mengalami kelelahan kerja sedang
daripada kelelahan kerja ringan masih menunjukkan produktivitas kerja kolektif
yang sesuai.

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton di
PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015
Dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kelelahan kerja yang

dialami pekerja bagian produksi tulangan yaitu pada kelelahan kerja ringan
sebanyak 14 orang (58,3%) dan kelelahan kerja sedang sebanyak 10 orang
(41,7%). Kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja dikarenakan proses kerja yang
dilakukan merupakan proses kerja fisik, hal ini dapat dilihat dari proses
pengerjaan tulangan yang melalui beberapa tahap mulai dari pemotongan besi,
pembentukan ujung besi yang membutuhkan ketelitian, dan proses perakitan
tulangan hingga membentuk kerangka besi yang siap dicetak menjadi beton.
Pemotongan besi dilakukan dengan cara mengurai gulungan besi untuk
dapat disesuaikan posisinya ke alat pemotongan besi. Pada proses ini pekerja akan
merasa bahu terasa kaku karena dalam pemotongan besi membutuhkan kekuatan
dari kedua tangan dan dibantu dengan kekuatan tubuh bagian atas (bahu,
punggung). Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tentu akan
berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh untuk melaksanakan aktivitas
tersebut. Semakin besar tenaga yang dituntut oleh pekerjaan tersebut berarti
kekuatan dan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut akan semakin
rendah pula (Sutalaksana, 2005).
Selanjutnya pada proses pembentukan ujung besi dilakukan dengan mesin,
disini pekerja dituntut untuk teliti dalam pengerjaannya karena apabila salah
dalam melakukan pembentukan ujung besi akan menimbulkan kecacatan pada

69

70

besi. Pembentukan ujung besi ini membutuhkan perhatian, prosesnya yang singkat
akan tetapi dilakukan secara berulang-ulang. Kegiatan-kegiatan yang monoton
menjadi penyebab timbulnya kelelahan walaupun sesungguhnya beban kerja tidak
seberapa (Suma’mur, 2009).
Secara umum kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja bagian produksi
ini ditandai dengan gejala-gejala umum pelemahan fisik dan pelemahan kegiatan
pada kelelahan kerja yang secara umum dirasakan seperti merasa haus, merasa
lelah diseluruh tubuh, rasa ingin berbaring, bahu terasa kaku dan gejala lainnya.
Hal ini sangat mungkin terjadi karena pekerjaan yang dilakukan pekerja
merupakan pekerjaan fisik yang sebagian besar dengan sikap kerja yang berubahubah dengan rentan waktu yang cukup singkat dan hampir seluruh proses kerja
tulangan beton ini dikerjakan menggunakan kedua tangan. Proses kegiatan
pekerjaan seperti ini dapat menimbulkan pembebanan otot secara statis yang dapat
menyebabkan kelelahan. Gejala-gejala yang demikian membuat seseorang
menghentikan pekerjaannya sebagaimana halnya pelemahan fisik dan pelemahan
kegiatan itu yang mengakibatkan tenaga kerja yang bekerja fisik menghentikan
kegiatannya (Suma’mur PK 2009).
Secara keseluruhan pekerja merasakan haus ketika bekerja hal ini karena
pekerjaan dilakukan diruangan terbuka yang menggunakan atap, lingkungan luar
akan memberi pengaruh kepada lingkungan kerja yang ada baik cuaca sedang
panas ataupun dingin. Meskipun demikian perusahaan menyediakan container air
putih untuk pekerja yang dapat digunakan kapan saja karena letaknya yang tidak
jauh.

71

Kelelahan kerja pada pekerja juga ditandai dengan adanya pelemahan
motivasi seperti rasa cemas terhadap sesuatu, sulit memusatkan perhatian dan
gejala lainnya. Rasa cemas terhadap sesuatu merupakan perasaan yang paling
sering mucul pada pekerja, berdasarkan data penelitian dalam kategori sering rasa
cemas terhadap sesuatu merupaka nilai paling tinggi. Dari keterangan yang
ditambahkan oleh pekerja rasa cemas yang dirasakan pekerja berupa rasa cemas
terhadap pencapaian target tulangan perharinya. Sebab-sebab psikologis seperti
tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik-konflik memberi pengaruh yang
seakan-akan terkumpul dalam tubuh (benak) dan menimbulkan rasa lelah
(Sutalaksana,2005).
Kelelahan kerja juga seringkali terjadi akibat ketidakseimbangan masukan
sumber kelelahan (beban kerja) dengan besarnya proses keluaran yang berupa
pemulihan. Proses pemulihan dapat dicapai dengan menggunakan waktu istirahat
dengan sebaik-baiknya. Pekerja yang tidak dapat memamfaatkan waktu istirahat
dengan sebaik-baiknya ketika akan bekerja kembali akan mudah mengalami
perasaan kelelahan.
Gejala-gejala pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan pelemahan
fisik tersebut menyebabkan kelelahan seperti berkumpul didalam tubuh dan
mengakibatkan perasaan lelah (Suma’mur, 2009).

72

5.2

Produktivitas Kerja Individu pada Pekerja Bagian Produksi
Tulangan Beton di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015
Produktivitas kerja individu pada pekerja bagian produksi tulangan ini

dilihat dalam dua aspek yaitu aspek karya dan aspek kemampuan. Aspek karya
terdiri

atas

kuantitas,

kualitas,

ketepatan

waktu

dalam

menyelesaikan

pekerjaannya sedangkan aspek kemampuan terdiri atas inisiatif, konsistensi,
perencanaan dan kerjasama tim. Menurut Yuniasih dan Suwanto (2008) bahwa
produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama yaitu produktivitas fisik dan
produktivitas nilai. Produktivitas fisik dapat diukur dari aspek kuantitas dan
kualitas produk yang dihasilkan, sedangkan produktivitas nilai dapat diukur atas
dasar nilai-nilai kemampuan sikap, perilaku, disiplin, motivasi, kerjasama dan
komitmen terhadap pekerjaannya.
Dari hasil penelitian terdapat 16 pekerja dengan produktivitas yang sesuai
dan 8 pekerja dengan produktivitas kerja yang tidak sesuai. Persentase pekerja
dengan produktivitas sesuai lebih banyak dari pada produktivitas yang tidak
sesuai, hal ini memang terlihat pada hasil olah data dari kuantitas pencapaian baik
dari segi jumlah dan waktu pada kategori baik terdapat masing-masing

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52