Chapter I Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 20122014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia dilihat dari sisi
kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia telah
menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi
kepercayaan pemodal asing terhadap pasar modal Indonesia semakin meningkat yang
dapat dicermati dari semakin meningkatnya partisipasi mereka dalam aktifitas
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Setiap investasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan
yang disebut retur, baik secara langsung maupun tidak langsung. Investor perlu
melakukan analisis kondisi keuangan perusahaan karena selain berguna untuk
pengambilan keputusan investasi saham, juga berguna untuk mengetahui hasil
pengembalian saham (return saham). Return saham adalah penghasilan yang
diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang di investasikan dalam
bentuk saham. Tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan
total selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut (Prayitno,
2007). Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin tinggi risiko
maka return akan semakin tinggi juga sebaliknya semakin rendah tingkat risiko maka
return yang diharapkan akan semakin kecil (Jogiyanto,
2000). Seorang investor
dalam berinvestasi pada pasar modal jika dihadapkan pada berbagai saham yang
1
dipilihnya, investor harus memilih saham yang dapat memberikan return yang
maksimal. Salah satu cara meminimalkan risiko adalah dengan melakukan
diversifikasi investasi dengan mengumpulkan berbagai aset yang dikenal dengan
konsep portofolio. Secara teknis masalah dalam portofolio adalah bagaimana memilih
saham dan menentukan saham-saham terpilih agar terbentuk portofolio yang
optimal.
Dalam melakukan investasi saham pada pasar modal, investor mengharapkan
adanya return yang akan diperolehnya di masa yang akan datang dari investasi saham
yang ditanamkan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukan. Tanpa adanya harapan akan
mendapatkan return atau keuntungan maka investor tidak akan bersedia menanamkan
modal pada perusahaan yang bersangkutan dengan membeli sahamnya. Oleh karena
itu, setiap investor akan terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap kinerja
keuangan perusahaan di pasar modal untuk menentukan saham perusahaan mana
yang akan dipilih sebagai tempat penanaman modalnya. Semakin besar harapan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari suatu perusahaan, maka keinginan
investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut akan semakin kuat.
Untuk memprediksi
return saham banyak faktor yang dapat digunakan
sebagai indikator. Investor memerlukan informasi yang memadai mengenai keadaan
perusahaan pada saat sekarang, dimana informasi tersebut digunakan untuk
memproyeksi keuntungan (return) perusahaan di masa mendatang dengan tingkat
2
probabilitas yang berbeda-beda. Salah satu informasi yang sangat penting informasi
keuangan dari perusahaan, yang secara ringkas disajikan pada laporan keuangan
perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui atau dianalisis mengenai
kinerja keuangan perusahaan, yang kemudian digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan mengenai penanaman modal oleh investor.
Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor
fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental,
sehingga bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio
keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).
Dari beberapa faktor fundamental yang berasal perusahaan, adalah rasio
keuangan yang menjadi fokus perhatian yang biasa digunakan dalam memprediksi
Return saham, dimana dari rasio keuangan yang dimaksud diantaranya adalah : (1)
rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio profitabilitas; (4) rasio solvabilitas
(leverage) ; dan (5) rasio pasar/penilaian. Dari beberapa jenis rasio keuangan tersebut,
rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang sering difokuskan oleh para
peneliti untuk dijadikan informasi dalam penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini
terutama dalam kaitannya dengan dampak atau pengaruh yang diberikan terhadap
return saham perusahaan go public.
3
Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan
yaitu rasio profitabiltas diwakili return on equity, rasio likuiditas diwakili current
ratio, rasio leverage diwakili debt to equity ratio, rasio aktivitas diwakili total assets
turnover dan rasio pasar/penilaian mewakili price earning ratio. Kelima rasio ini
digunakan bagi investor yang membutuhkan informasi jangka pendek (Suad, 2003).
Return on equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. Rasio return on equity memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, serta mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham
perusahaan.
Current ratio merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan perbandingan
antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Current ratio yang rendah berarti
likuiditas perusahaan juga rendah, yang berarti juga perusahaan kurang mampu dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain dari current ratio adalah
kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang
segera harus dibayar dengan semua unsure harta lancarnya.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukan
kemampuan
modal
sendiri
perusahaan
tersebut
untuk
memenuhi
seluruh
kewajibannya.
4
Rasio total asset turnover mengukur efektivitas penggunaan setiap rupiah
dana yang tertanam dalam aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Price Earning Ratio (PER) berguna bagi investor untuk menunjukkan kinerja
perusahaan dimasa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang. Semakin tinggi
PER saham suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi harga per lembar saham
tersebut dibandingkan laba per lembar sahamnya. Hal ini menunjukkan semakin
tinggi minat para investor untuk membeli saham tersebut.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang meneliti
variabel fundamental terhadap return saham, dan hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa variabel-variabel fundamental internal perusahaan seperti return on assets,
return on equity, dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diberikan oleh
para peneliti memberikan informasi tentang adanya pengaruh rasio keuangan
terhadap return saham.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul:
”Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012 - 2014”.
1.2. Perumusan Masalah
Menurut
Nazir (2003:111) bahwa
masalah
timbul
karena
adanya
tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau
5
fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan,
adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah
ada ataupun yang akan ada.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan pemasalahan
penelitian:
1. Apakah terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 2014 ?
2. Apakah terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
3. Apakah terdapat pengaruh rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
4. Apakah terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
5. Apakah terdapat pengaruh rasio pasar terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
6. Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan secara simultan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012 - 2014 ?
6
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012
– 2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012
– 2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2014.
4. Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2014.
5. Untuk mengetahui pengaruh rasio pasar terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2014.
6. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan secara simultan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012 – 2014.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang
diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:
7
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan
penganalisaan tentang pasar modal, khususnya mengenai return saham.
2. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi akademis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitianpenelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
8
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia dilihat dari sisi
kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia telah
menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi
kepercayaan pemodal asing terhadap pasar modal Indonesia semakin meningkat yang
dapat dicermati dari semakin meningkatnya partisipasi mereka dalam aktifitas
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Setiap investasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan
yang disebut retur, baik secara langsung maupun tidak langsung. Investor perlu
melakukan analisis kondisi keuangan perusahaan karena selain berguna untuk
pengambilan keputusan investasi saham, juga berguna untuk mengetahui hasil
pengembalian saham (return saham). Return saham adalah penghasilan yang
diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang di investasikan dalam
bentuk saham. Tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan
total selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut (Prayitno,
2007). Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin tinggi risiko
maka return akan semakin tinggi juga sebaliknya semakin rendah tingkat risiko maka
return yang diharapkan akan semakin kecil (Jogiyanto,
2000). Seorang investor
dalam berinvestasi pada pasar modal jika dihadapkan pada berbagai saham yang
1
dipilihnya, investor harus memilih saham yang dapat memberikan return yang
maksimal. Salah satu cara meminimalkan risiko adalah dengan melakukan
diversifikasi investasi dengan mengumpulkan berbagai aset yang dikenal dengan
konsep portofolio. Secara teknis masalah dalam portofolio adalah bagaimana memilih
saham dan menentukan saham-saham terpilih agar terbentuk portofolio yang
optimal.
Dalam melakukan investasi saham pada pasar modal, investor mengharapkan
adanya return yang akan diperolehnya di masa yang akan datang dari investasi saham
yang ditanamkan. Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukan. Tanpa adanya harapan akan
mendapatkan return atau keuntungan maka investor tidak akan bersedia menanamkan
modal pada perusahaan yang bersangkutan dengan membeli sahamnya. Oleh karena
itu, setiap investor akan terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap kinerja
keuangan perusahaan di pasar modal untuk menentukan saham perusahaan mana
yang akan dipilih sebagai tempat penanaman modalnya. Semakin besar harapan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari suatu perusahaan, maka keinginan
investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut akan semakin kuat.
Untuk memprediksi
return saham banyak faktor yang dapat digunakan
sebagai indikator. Investor memerlukan informasi yang memadai mengenai keadaan
perusahaan pada saat sekarang, dimana informasi tersebut digunakan untuk
memproyeksi keuntungan (return) perusahaan di masa mendatang dengan tingkat
2
probabilitas yang berbeda-beda. Salah satu informasi yang sangat penting informasi
keuangan dari perusahaan, yang secara ringkas disajikan pada laporan keuangan
perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui atau dianalisis mengenai
kinerja keuangan perusahaan, yang kemudian digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan mengenai penanaman modal oleh investor.
Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor
fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental,
sehingga bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio
keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).
Dari beberapa faktor fundamental yang berasal perusahaan, adalah rasio
keuangan yang menjadi fokus perhatian yang biasa digunakan dalam memprediksi
Return saham, dimana dari rasio keuangan yang dimaksud diantaranya adalah : (1)
rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio profitabilitas; (4) rasio solvabilitas
(leverage) ; dan (5) rasio pasar/penilaian. Dari beberapa jenis rasio keuangan tersebut,
rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang sering difokuskan oleh para
peneliti untuk dijadikan informasi dalam penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini
terutama dalam kaitannya dengan dampak atau pengaruh yang diberikan terhadap
return saham perusahaan go public.
3
Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan
yaitu rasio profitabiltas diwakili return on equity, rasio likuiditas diwakili current
ratio, rasio leverage diwakili debt to equity ratio, rasio aktivitas diwakili total assets
turnover dan rasio pasar/penilaian mewakili price earning ratio. Kelima rasio ini
digunakan bagi investor yang membutuhkan informasi jangka pendek (Suad, 2003).
Return on equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. Rasio return on equity memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, serta mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham
perusahaan.
Current ratio merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan perbandingan
antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Current ratio yang rendah berarti
likuiditas perusahaan juga rendah, yang berarti juga perusahaan kurang mampu dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain dari current ratio adalah
kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang
segera harus dibayar dengan semua unsure harta lancarnya.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukan
kemampuan
modal
sendiri
perusahaan
tersebut
untuk
memenuhi
seluruh
kewajibannya.
4
Rasio total asset turnover mengukur efektivitas penggunaan setiap rupiah
dana yang tertanam dalam aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Price Earning Ratio (PER) berguna bagi investor untuk menunjukkan kinerja
perusahaan dimasa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang. Semakin tinggi
PER saham suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi harga per lembar saham
tersebut dibandingkan laba per lembar sahamnya. Hal ini menunjukkan semakin
tinggi minat para investor untuk membeli saham tersebut.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang meneliti
variabel fundamental terhadap return saham, dan hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa variabel-variabel fundamental internal perusahaan seperti return on assets,
return on equity, dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diberikan oleh
para peneliti memberikan informasi tentang adanya pengaruh rasio keuangan
terhadap return saham.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul:
”Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012 - 2014”.
1.2. Perumusan Masalah
Menurut
Nazir (2003:111) bahwa
masalah
timbul
karena
adanya
tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau
5
fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan,
adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah
ada ataupun yang akan ada.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan pemasalahan
penelitian:
1. Apakah terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 2014 ?
2. Apakah terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
3. Apakah terdapat pengaruh rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
4. Apakah terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
5. Apakah terdapat pengaruh rasio pasar terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 - 2014 ?
6. Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan secara simultan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012 - 2014 ?
6
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012
– 2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012
– 2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2014.
4. Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2014.
5. Untuk mengetahui pengaruh rasio pasar terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2014.
6. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan secara simultan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012 – 2014.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang
diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:
7
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan
penganalisaan tentang pasar modal, khususnya mengenai return saham.
2. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi akademis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitianpenelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
8