Pengaruh Aset terhadap Ekuitas merek

“Pengaruh Aset terhadap Ekuitas
dalam Kinerja Keuangan sebuah Perusahaan”
“Denis Bapista Rebu”

Abstrak

Tulisan ini menguji teori biaya transaksi perusahaan (transaction cost theory of the firm) dan
memverifikasi pengaruh langsung aset dan ekuitas perusahaan terhadap kinerja keuangan
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Tulisan ini mengumpulkan dan menganalisis data di
beberapa perusahaan yang ada.. Analisis data menggunakan content analysis. Hasilnya
menunjukkan bahwa aset dan ekuitas meiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan beberapa
perusahaan yang ada di indonesia dalam bentuk net income, dan memiliki pengaruh positif dalam
bentuk fee-based income, sedangkan ekuitas berpengaruh positif baik dalam bentuk net income
maupun fee-based income. Selain itu, dalam kasus aset dan net income, penelitian ini dapat
mengkonfirmasi hukum keuntungan menurun (the law of diminishing return) namun gagal
mengkonfirmasi teori biaya transaksi perusahaan. Sebagai kesimpulan, kinerja keuangan
perusahaan (net income dan fee-based income) tergantung pada sumber daya perusahaan yaitu aset
dan ekuitas yang terdapat didalam perusahaan teersebut.

A. Pendahuluan
Untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keuntungan, diperlukan sumber daya atau aset.

Sumber daya merupakan kekuatan bisnis yang terkandung dalam aktiva berwujud, maupun tidak
berwujud. Sumber daya yang memenuhi kualifikasi tertentu, dapat disajikan dalam neraca suatu
perusahaan dan seringkali disebut sebagai aset neraca (balance sheet assets). Menurut teori
ekonomi klasik, terdapat tiga sumber kesejahteraan utama (key source of wealth) dalam suatu
negara, yakni tanah (land) dan sumberdaya alam (natural resources), capital (the accumulation
and reinvestment of possessions), dan tenaga kerja (labor). Dalam skala perusahaan, dikenal
adanya lima macam sumber daya yang sering disebut dengan 5M yakni man, material, machine,
money, dan methode atau management.
Pengaruh aset neraca cukup dominan. Menurut the transaction costs economy theory of the
firm, kunci keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan transaksi bisnis secara lancar dan murah (Riordan dan Williamson, 1985).
Keberhasilan usaha ditentukan oleh seberapa baik perusahaan memanfaatkan keuntungan yang
diperoleh dari skala dan ruang lingkup ekonomis (economies of scale and scope) serta yang
dapat menanamkan teknologi baru ke dalam aktiva fisik yang dapat menghasilkan produk-

produk standar secara masal dan efisien serta menjualnya dengan harga yang relatif murah.
Untuk itu, diperlukan jumlah aset dan sekaligus modal yang relatif besar agar dapat
menghasilkan produk secara masal dan efisien. Dalam disiplin akuntansi, aset merupakan satusatunya kekayaan perusahaan yang diakui sebagai sumber pendapatan. Hanya sumberdaya yang
dapat diklasifikasikan sebagai aset yang boleh disajikan dalam neraca. Aset didefinisikan sebagai
kekayaan atau potensi ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh suatu entitas yang diharapkan

akan memberikan manfaat ekonomi bagi entitas pada masa yang akan datang. Definisi tersebut
mengindikasikan bahwa untuk dapat meraih manfaat ekonomis atau keuntungan pada masa yang
akan datang, suatu entitas harus menguasai aset. Semakin banyak keuntungan yang diharapkan,
maka semakin banyak pula aset yang harus dikuasai dan dikelola. Benarkah? Apakah aset
maupun ekuitas yang merupakan representasi dari skala keekonomiasan suatu perusahaan,
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang direpresentasikan oleh net income
maupun fee-based income?
B. Kerangka Konsep dan Hipotesis
Teori perusahaan klasik dikembangkan berdasarkan teori ekonomi klasik tentang faktor
produksi dan sumberdaya serta peranannya dalam penciptaan kesejahteraan. Menurut teori
tersebut, terdapat tiga sumber kesejahteraan utama (key source of wealth) organisasi ekonomi,
yakni tanah (land) sumberdaya alam (natural resources), modal (the accumulation and
reinvestment of possessions), dan tenaga kerja (labor). Pada akhir abad ke 20, berbeda dengan
masa-masa sebelumnya, modal menjadi satu-satunya sumberdaya yang dinilai paling berperan
dan penentu dalam penciptaan nilai. Penambahan modal dalam proses penciptaan kekayaan
material akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi. Dalam kondisi demikian,
uang lebih banyak beredar dan berfungsi baik sebagai alat tukar maupun penyimpan kekayaan.
Tabungan pun menjadi semakin besar. Agar terus dapat berkembang, uang tidak disimpan di
bawah bantal tetapi disimpan dalam bentuk kekayaan (assets) produktif. Berdirilah kemudian
banyak perusahaan yang untuk menjalankan fungsi dan mencapai tujuannya harus

mengkombinasikan tiga sumberdaya utama yakni manusia, mesin, dan uang secara optimum.
Kombinasi tersebut akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
Misi setiap perusahaan adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
customer. Untuk dapat menyediakan barang dan jasa tersebut, setiap perusahaan harus
mengkombinasikan faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin, Tetapi, pasti, tidak
hanya sekedar mengkombinasikan. Hanya sekedar mengkombinasikan akan menyebabkan
ekonomi biaya tinggi dan biaya produksi meningkat, sehingga harga barang dan jasa yang
dihasilkan tidak dapat diterima oleh pasar. Yang harus dilakukan adalah mengkombinasikan
faktor produksi secara optimum, sehingga proses produksi dan pelayanan dapat dilakukan secara
efisien dan murah.
Dengan demikian, tujuan perusahaan yakni mendapatkan keuntungan maksimal akan
dapat diraih. Menurut the transaction costs economy theory of the firm, kunci keberhasilan suatu
perusahaan ditentukan oleh kemampuannya untuk melaksanakan transaksi bisnis secara lancar

dan murah. 2 Keberhasilan ditentukan oleh seberapa baik perusahaan memanfaatkan keuntungan
yang diperoleh dari skala dan ruang lingkup ekonomis (economies of scale and scope) serta yang
dapat menanamkan teknologi baru ke dalam aktiva fisik yang dapat menghasilkan produkproduk standar secara masal dan efisien. Kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan
banyak ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menjual produk yang dapat dihasilkan
(technology push) dengan harga yang relatif murah. Dalam kondisi di mana jumlah penawaran
terbatas dan kebutuhan customer tidak terbatas, semua produk yang dihasilkan perusahaan pasti

terserap oleh pasar.
Kondisi ini mendorong orang untuk berlomba-lomba menginvestasikan kekayaannya
dengan mendirikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dan memupuk modal. Karena
penawaran atas barang dan jasa masih sangat terbatas, hampir tidak ada perusahaan yang
mengalami kegagalan. Setiap perusahaan dapat beroperasi dengan menggunakan kapasitas
maksimum sehingga keuntungan maksimum dapat diraih. Karena pasar terbuka lebar dengan
tuntutan akan kualitas yang relatif belum mengemuka, setiap perusahaan akan berlomba untuk
meningkatkan skala usaha mereka yang berarti harus memupuk modal sebanyak-banyaknya,
sehingga ukuran perusahaan menjadi lebih besar dan jumlah perusahaan yang beroperasi untuk
memenuhi kebutuhan customer juga bertambah banyak. Dalam kondisi demikian, dapat
dimengerti bila keuntungan dan kekayaan beralih ke pihak yang menguasai, mengendalikan, dan
mempunyai akses terhadap permodalan. Sebaliknya, pihak yang tidak menguasai modal tidak
lagi dapat dengan mudah menjadi kaya, sebab, kekayaan, kini, berpihak pada pemilik modal.
Kemampuan untuk menyediakan modal (finance) menjadi komoditas yang paling langka dalam
proses produksi. Di samping itu, modal juga berperan sebagai pengendali faktor produksi yang
lain. Pemilik modal, dengan kekuatan keuangannya, mampu mengendalikan faktor produksi
manusia. Ketika jumlah perusahaan penyedia barang dan jasa bertambah, perilaku customer juga
mengalami perubahan.
Dalam kondisi dimana jumlah perusahaan terbatas, customer hanya dihadapkan pada satu
alternatif pilihan sehingga tidak perlu membandingkan satu produk dengan produk yang lainnya.

Sebaliknya bila jumlah penyedia barang dan jasa bertambah, customer dihadapkan pada
beberapa pilihan, meskipun jumlahnya masih tetap terbatas. Dalam proses pemilihan tersebut,
setiap customer mempunyai preferensi dan dasar pertimbangan masing-masing. Dari sekian
dasar pertimbangan pengambilan keputusan pembelian, harga merupakan faktor penentu
keputusan seseorang untuk membeli. Karena faktor harga menjadi pertimbangan utama dalam
pengambilan keputusan pembelian customer, maka, mau tidak mau, agar produk dan jasa yang
dihasilkan suatu perusahaan terserap oleh pasar, maka setiap produk harus dijual dengan harga
lebih murah dibandingkan dengan harga produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Oleh karena itu, setiap perusahaan, agar tetap dapat memperoleh keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan, harus melakukan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Setiap perusahaan
dituntut untuk mempunyai comparative advantage yang memungkinkannya menghasilkan
produk/jasa secara lebih ekonomis.

Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lain yang akan diubah menjadi kas dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang. Aktiva lancar meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan,
dan biaya dibayar dimuka. Aktiva produktif adalah aktiva yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa bagi customers. Aktiva produktif terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin,
peralatan, dan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan jasa atau
untuk memberikan pelayanan kepada customer. Sedangkan aktiva tidak berwujud, menurut
prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles), adalah aktiva

yang tidak berwujud yang memiliki manfaat ekonomi pada masa mendatang serta dapat
dikuantifikasikan dalam satuan moneter standar dengan ketelitian yang memadai.
Aktiva tidak berwujud diperoleh berdasarkan transaksi antara perusahaan dengan pihak
ketiga yang independen melalui arm’s length transaction yang umumnya terdiri dari hak cipta,
paten, merk dagang, goodwill, lisensi, dan hak sewa guna usaha9. Agar diperoleh economies of
scale and scope, setiap perusahaan harus menguasai sumberdaya dan aset dalam jumlah tertentu
yang relatif besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk melakukan penumpukan dan
penambahan modal, baik melalui investasi baru maupun dengan jalan menginvestasikan kembali
(reinvestment) setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan dari investasi lama. Dalam
perspektif ini, aset merupakan faktor penentu utama keberhasilan perusahaan. Sesuai dengan
pandangan klasik yang menyatakan bahwa terdapat tiga sumber keberhasilan dan kesejahteraan
utama (key source of wealth) dalam suatu negara, yakni tanah (land) dan sumberdaya alam
(natural resources), capital (the accumulation and reinvestment of possessions), dan tenaga kerja
(labor). Dari ketiga sumberdaya tersebut, modal (capital) menjadi sumberdaya yang paling
strategis.
Penambahan kapital dalam proses penciptaan kekayaan material akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas aktivitas bisnis. Kemampuan untuk menyediakan modal (finance)
menjadi komoditas yang paling langka dalam proses produksi. Tanpa kapital, proses produksi
tidak akan berlangsung sehingga tidak ada produk maupun jasa yang dapat disediakan dan
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan customers. Kapital juga berperan sebagai pengendali

faktor produksi yang lain. Pemilik modal, dengan kekuatan keuangannya, mampu menguasai dan
mengendalikan faktor produksi manusia. Modal merupakan komoditas yang jauh lebih langka
dibandingkan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat lahir, tumbuh, berkembang dan berada di setiap
tempat tetapi modal (keuangan) hanya dikuasai oleh pihak dan kelompok tertentu dan sulit
beralih ke pihak maupun kelompok lain.
Kondisi lingkungan saat ini sangat berbeda dengan kondisi lingkungan yang dihadapi
perusahaan zaman klasik atau masa awal revolusi industri. Di tengah kondisi lingkungan baru,
berkembang konsep yang menganggap bahwa aset dan modal finansial semata tidak cukup untuk
dapat meraih kinerja unggul. Keberhasilan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh penguasaan
atas modal dan aset fisik dan keuangan yang tersaji dalam neraca semata. Aset fisik tunduk pada
hukum keterbatasan sumberdaya dan “hukum pertambahan tingkat hasil yang semakin menurun”
(the law of diminishing returns).

Semakin besar aset yang dikuasai perusahaan semakin kecil marjin yang dihasilkannya,
meskipun jumlah absolut yang diperoleh relatif besar. Laju percepatan tingkat hasil akan
menurun setelah dicapai kapasitas optimum. Perusahaan-perusahaan berskala kecil yang
menguasai kekayaan modal dan aset dalam jumlah yang terbatas dan kecil relatif lebih fleksibel
dan lebih inovatif, karena proses pengambilan keputusan serta implementasinya mempunyai
jarak yang relatif pendek.
Perusahaan berskala kecil mempunyai kemampuan untuk mempertahankan fleksibilitas

dan daya responsifnya mengikuti perubahan serta mempunyai semangat kewirausahaan dan
tanggungjawab yang tinggi dari manajemen10. Agar aset dan ekuitas dapat dioperasikan secara
optimal, diperlukan kewirausahaan (entrepreneurship) dan inovasi. Pertumbuhan jangka panjang
memerlukan dukungan inovasi dan kewirausahaan untuk kebaikan, kemajuan, dan
pertumbuhan11. Terdapat tiga fenomena dan sumber pertumbuhan yakni (1) kombinasi atau
inovasi baru, (2) kredit dan realokasi sumberdaya, dan (3) kewirausahaan12.
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut: (1) Aset berpengaruh secara signifikan terhadap net income; (2) Aset berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat Ekuitas perusahaan (3) Ekuitas berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan net income
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang berada di Indonesia yang terdiri dari
perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Variabel penelitian ini meliputi (1) Aset, yakni jumlah
nominal kekayaan perusahaan yang tersaji dalam neraca. Jumlah aset yang dimaksud adalah aset
bersih yakni total aset berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan
serta penyisihan-penyisihan bila ada; (2) Ekuitas, yakni jumlah nominal ekuitas perusahaan yang
tersaji dalam neraca perusahaan yang merupakan bagian dari aset perusahaan yang menjadi hak
pemodal, pemegang saham, atau pemilik perusahaan; (3) Net income, yakni kemampu an
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara keseluruhan setelah dikurangi pajak-pajak.
Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mendokumentasikan berbagai data, informasi dan

laporan-laporan keuangan sekunder dari berbagai perusahaan yang terdapat dalam situs
www.idx.co.id . Sedangkan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
adalah analisis konten yang bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap kartakteristik atau
informasi dalam dokumen.

D. Hasil dan Pembahasan

ANOVAa
Sum of
Model
Squares
1
Regression
3806254642
5133555000
000000.000
Residual
8043802503
2827750000
00000.000

Total
4610634892
8416330000
000000.000
a. Dependent Variable: Total Assets
b. Predictors: (Constant), Net Income

df

Mean Square
38062546425
1 13355500000
0000.000
11491146433
7 26110700000
000.000

F
33.123


Sig.
.001b

8

Berdasarkan hasil dari analisis dalam aplikasi SPSS yang digunakan dimana α ≤ 0,5,
membuktikan hipotesis pertama bahwa Aset berpengaruh terhadap net income. Dimana Total
Aset merupakan jumlah dari Kewajiban + Ekuitas. Aset sendiri merupakan jumlah dari aset
lancar, aset tetap, maupun aset tidak berwujud. Dengan Aset perusahaan akan mempunyai
pangsa pasar yang besar dalam industri, dan perusahaan pesaing akan memiliki waktu yang sulit
untuk mendapatkan entri, sehingga hal tersebut menguntungkan perusahaan dalam mendapatkan
laba bersih. Aset dalam perusahaan dagang dan manufaktur identik dengan Persediaan Barang
Jadi/Dagang dimana jika dijual akan menambah akun Penjualan ataupun pendapatan dalam
perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi ekuitas dimana pendapatan merupakan salah satu
komponen penambah Net Income dari suatu perusahaan. Net Income yang dihasilkan perusahaan
sangat erat kaitannya dengan Aset yang ada, karena dengan adanya aset proses produksi
perusahaan tentunya akan berjalan sehingga mampu menciptakan nilai dan net income.

ANOVAa
Sum of
Model
Squares
df
Mean Square
1
Regression
4425378494
44253784948
8966740000
1 96674000000
000000.000
0000.000
Residual
1852563979
26465199706
4495890000
7 42270200000
00000.000
00.000
Total
4610634892
8416330000
8
000000.000
a. Dependent Variable: Total Assets
b. Predictors: (Constant), Total Equity

F
167.215

Sig.
.000b

Berdasarkan hasil dari analisis SPSS yang telah digunakan dimana α ≤ 0,5, membuktikan
hipotesis kedua bahwa Aset mempengaruhi tingkat ekuitas perusahaan. Hal ini dapat terjadi
karena Aset sendiri merupakan salah satu komponen pembentuk Ekuitas suatu perusahaan.
Ekuitas sendiri merupakan hak pemilik atas aktiva perusahaan yang meupakan kekayaan bersih.
Ekuitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan Aset – Kewajiban perusahaan. Aset perusahaan
digunakan dalam menghasilkan pendapatan atau net income bagi perusahaan sehingga mampu
mempengaruhi ekuitas yang ada. Karena salah satu komponen yang mempengaruhi nilai ekuitas
adalah net income atau pendapatan yang ada.Biasanya dalam Investasi Modal, Aset dan Ekuitas
secara bersama-sama mengalami prubahan yang sama. Karena Investasi Modal biasanya
diwujudkan dengan menambah aset perusahaan, dan hal tersebut secara otomatis juga menambah
ekuitas perusahaan. Ekuitas dan Aset beserta liabilitas selalu mempunyai benang merah yang
kuat, dimana komponen ini yang membangun sebuah perusahaan sehingga perusahaan dapat
berjalan dengan baik

ANOVAa
Sum of
Model
Squares
1
Regression
2682723800
6563895000
000000.000
Residual
2902306796
3854320000
00000.000
Total
2972954480
2949325000
000000.000
a. Dependent Variable: Total Equity
b. Predictors: (Constant), Net Income

df

Mean Square
26827238006
1 56389500000
0000.000
41461525662
7 64903000000
00.000

F
64.704

Sig.
.000b

8

Berdasarkan hasil dari analisis SPSS yang telah digunakan dimana α ≤ 0,5 , membuktikan
hipotesis ketiga bahwa Ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan net
income. Net Income sendiri merupakan data yang mempresentasekan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Kebanyakan investor melihat laba dalam menilai kinerja perusahaan yang hendak
diincar. Ekuitas secara umum memberikan support terhadap kinerja perusahaan yang dapat
dilihat dari net income yang ada. Ekuitas sendiri mempunyai komponen Aset dan Liabilitas,
yang merupakan salah satu komponen menciptakan net income. Semakin tinggi kinerja keuangan
perusahaan maka semakin tinggi pula kesempatan untuk meningkatkan ekuitas perusahaan. Hal
ini terjadi karena Investor melihat kinerja keuangan perusahaan dalam menentukan pilihan untuk
menanamkan modalnya. Penanaman modal ini memberikan tambahan pada ekuitas perusahaan.
Sebaliknya, apabila kinerja keuangan buruk, maka akan melemahkan ekuitas perusahaan yang
ada. Sehingga dalam hal ini ekuitas dan kinerja keuangan khususnya pada net income
mempunyai benang merah yang berkaitan satu dengan yang lain. Semua hal ini tentunya
memberikan dukungan pada perusahaan untuk terus berkembang.

E. Penutup
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh antara Aset terhadap Ekuitas di
dalam kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini, menggunakan sampel pada
beberapa perusahaan di Indonesia. Dimana data sampel berupa laporan keuangan, dan data
keuangan perusahaan yang didapatkan dari www.idx.co.id. Dalam penelitian ini terdapat 3
hipotesis yaitu; (1) Aset berpengaruh secara signifikan terhadap net income; (2) Aset
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Ekuitas perusahaan (3) Ekuitas berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja keuangan net income. Sehingga dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
 Aset berpengaruh secara signifikan terhadap net income. Hal ini dikarenakan Aset
perusahaan akan mempunyai pangsa pasar yang besar dalam industry, dan perusahaan
pesaing akan memiliki waktu yang sulit untuk mendapatkan entri, sehingga hal tersebut
menguntungkan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih
 Aset berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Ekuitas perusahaan. Hal ini dapat terjadi
karena Aset sendiri merupakan salah satu komponen pembentuk Ekuitas suatu perusahaan.
Ekuitas sendiri merupakan hak pemilik atas aktiva perusahaan yang meupakan kekayaan
bersih. Ekuitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan Aset – Kewajiban perusahaan. Aset
perusahaan digunakan dalam menghasilkan pendapatan atau net income bagi perusahaan
sehingga mampu mempengaruhi ekuitas yang ada
 Ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan net income. Ekuitas secara
umum memberikan support terhadap kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari net income
yang ada. Ekuitas sendiri mempunyai komponen Aset dan Liabilitas, yang merupakan salah
satu komponen menciptakan net income. Semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan maka
semakin tinggi pula kesempatan untuk meningkatkan ekuitas perusahaan. Hal ini terjadi
karena Investor melihat kinerja keuangan perusahaan dalam menentukan pilihan untuk
menanamkan modalnya. Penanaman modal ini memberikan tambahan pada ekuitas
perusahaan
Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan acuan untuk penilaian
selanjutnya. Sampel yang digunakan masih sebagian kecil dari populasi perusahaan yang ada,
yang diharapkan mampu di kembangkan lebih lanjut lagi. Diharapkan dengan penelitian ini
mampu memberikan manfaat serta pengetahuan lebih lanjut mengenai pengaruh aset dan
liabilitas dalam kinerja keuangan yang ada dalam suatu perusahaan.

F. Daftar Pustaka
Alexander, Calvin (2015), Pengaruh Aset tetap terhadap laba bersih industry pertambangan yang
listing di bursa efek indonesia.
Argyres, N.S. dan Liebeskind, J.P. Contractual Commitments, Bargaining Power, and
Governance Inseparability: Incorporating History into Transaction Cost Theory.
Asri, Marselinus. (2017), Idiosyncratic Volatility and Stock Prices.
Kaplan, R.S, dan D.P. Norton (1996), The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action,
Massachusetts: Harvard Business School Press.
Kerlinger, F.N.( , 1973), Asas-asas Penelitian Behavioral, Alih Bahasa, Simatupang, L.R., dan
H.J., Koesoemanto, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Myers, S. C. (1984). The Capital Structure Puzzel. The Journal of Finance. 39(3), 575-592
Mulyadi (2001), Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Nasih, Moh (2015), Pengaruh Skala Ekonomi (Aset dan Liabilitas) terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan
Pressman, St (1999), Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, Terjemahan, Jakarta: Murai Kencana.
Riordan, M.H. and Williamson, O.E.( 1985), Assets Specifity and Economic Organization
Spechler, M.C (1990)., Perspective in Economic Thought. New York: McGrow-Hill Publishing
www.wikipedia.com/laba