QUALITY AND MORPHOLOGY BATIK LEATHER IN TANNING CHROME AND COMBINATION KROM - SYNTAN

  

QUALITY AND MORPHOLOGY BATIK LEATHER IN TANNING CHROME AND

COMBINATION KROM - SYNTAN

  Sri Sutyasmi, Emilia Kasmujiastuti, Rihastiwi Setya Murti Balai Besar, Kulit, Karet dan Plastik, Jl Sokonandi 9,Yogyakarta 55166, Indonesia

  • 62274512929; 563939-Fax + 62274563655 srisutyasmi@ymail.com

  ABSTRACK

Batik development increases, so too in the case of fasionabel like leather handbags

and leather wallets in batik. During this on the market only on the skin leather batik

vegetable so rigid and less attractive. The purpose of this study was to determine

that the skin is tanned chrome and chrome-sintan combination can also be in batik

and can be used to manufacture a bag or purse with a motif of a good quality. Pickle

leather tanned with chrome and chrome syntan combination with a variety of oil 2, 4

and 6%. Furthermore dibatik skin with a variety of batik and batik. The skin then

given a finish with shellac, new physical test that tensile strength, elongation, the

strength of the lid cracked paint, paint rub resistance and paint adhesion strength of

the lid. It also examined the morphology of the skin. The test results are the best

overall physical K2 and S6, skin morphology test results visible skin tissue is still

compact and paint can penetrate into the skin.

  

Keywords: batik leather, chrome tanning, purse / wallet batik, the combination of

chrome-syntan,

  

87 Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik ....., Sri Sutyasmi

  

KUALITAS DAN MORFOLOGI KULIT BATIK SAMAK KROM DAN SAMAK

KOMBINASI KROM-SYNTAN

  Sri Sutyasmi, Emilia Kasmujiastuti, Rihastiwi Setya Murti Balai Besar, Kulit, Karet dan Plastik, Jl Sokonandi 9,Yogyakarta 55166, Indonesia

  • 62274512929; 563939-Fax + 62274563655 srisutyasmi@ymail.com

  ABSTRAK

  Perkembangan Batik semakin meningkat, demikian juga dalam hal fasionabel seperti tas kulit dan dompet kulit yang di batik. Selama ini di pasaran kulit batik hanya dari kulit nabati sehingga kaku dan kurang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa kulit yang disamak krom dan kombinasi krom- sintan dapat juga di batik serta dapat digunakan untuk pembuatan tas atau dompet dengan motif batik yang berkualitas baik. Kulit pickle disamak dengan krom dan kombinasi krom syntan dengan variasi minyak 2, 4 dan 6 %. Selanjutnya kulit dibatik dengan variasi batik tulis dan batik cap. Kemudian kulit di finish dengan di beri lak, baru diuji fisis yaitu kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan retak cat tutup, ketahanan gosok cat dan kekuatan rekat cat tutup. Selain itu juga diuji morfologi kulit. Hasil uji fisis secara keseluruhan terbaik adalah K dan S , hasil uji morfologi kulit terlihat

  

2

  6 jaringan kulit masih kompak dan cat bisa masuk kedalam kulit.

  

Kata Kunci : kulit batik, kombinasi krom-syntan, penyamakan krom, , tas/dompet

  batik

  PENDAHULUAN

  Batik merupakan karya seni rupa dan kekayaan bangsa Indonesia, saat ini telah berkembang baik lokasi penyebaran, teknologi dan desainnya. Menurut konsensus Nasional 12 Maret 1996, “Batik adalah karya senirupa pada kain, dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna”. Menurut konsensus tersebut dapat diartikan bahwa yang membedakan batik dengan tekstil pada umumnya adalah proses pembuatannya (Azis, 2010).

  Proses pewarnaan batik adalah upaya menampilkan motif pada suatu background (latar belakang/latar) dengan sistem rintang atau tidak langsung. Lilin penutup yang digunakan pada proses batik dimaksudkan untuk menutup bagian- bagian yang dikehendaki tidak terkena warna pada proses pewarnaan berikutnya (Susanto, 1990). Sedangkan motif dan isian-isian batik yang digambarkan dapat berupa apapun. Demikian pula penyusunan pola motifnya dapat diatur secara bebas, baik secara vertikal, horosontal, diagonal, radial maupun menyebar di seluruh permukaan (Pancapalaga, 2013).

  Menurut Pancapalaga 2014, metoda pengecatan/pewarnaan batik pada kulit tergantung dari komposisi lilin batik dan pemilihan bahan finishing kulit yang digunakan. Kekuatan lilin batik yang menempel pada kulit tergantung beberapa factor yaitu temperature lilin batik, komposisi lilin batik dan tekstur permukaan kulit. Temperatur lilin batik sangat dominan mengganggu jaringan kulit. Kebanyakan lilin batik di absorbsi kedalam korium jaringan kulit. Biasanya sangat sulit untuk melorodnya (melepaskan lilin batik dari kulit). Proses melepas lilin batik bisa sukses jika semua lilin hilang tanpa menggangu warna dan kuat tarik kulit (Pancapalaga, 2010).

  Kulit merupakan salah satu material tekstil yang sangat diminati oleh konsumen, karena karakteristiknya yang unik dan khas, serta sifatnya yang tahan lama dan kesan eksklusif yang ditimbulkan dari material ini. Di bidang fasion, produk- produk yang terbuat dari kulit senantiasa diminati dari waktu kewaktu. Produk-produk fasion yang bermaterial kulit semakin menjamur dimana-mana, tidak terkecuali di Indonesia (Marcelina, 2011).

  

89 Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik ....., Sri Sutyasmi

  Sebagai bahan fasionable saat ini konsumen menghendaki agar batik tidak hanya diatas kain saja namun lebih ditingkatkan seperti batik mebel, batik kayu ataupun batik kulit tersamak. Salah satu komoditas yang cukup potensial dalam upaya meningkatkan devisa negara dari non migas adalah batik kulit tersamak yang berkualitas prima (Sudantoko, 2010). Ini merupakan usaha yang membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan khusus, disisi lain perkembangan akan kulit samak sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. (Burkinshaw, 2011). Hal ini menyebabkan kebutuhan kulit samak senantiasa terus berjalan sesuai kebutuhan dan perkembangan manusia. Produk batik kulit dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan barang-barang kulit, dan memiliki potensi pengembangan dan prospek pasar yang cukup baik, bahan dan produknya merupakan komoditas ekspor non-migas. Berdasarkan data terakhir dari ASEPHI (Asosisasi Eksportir Handicraft Indonesia), saat ini produk batik kulit yang ada dipasaran adalah dari kulit samak nabati, belum ada batik dari kulit tersamak yang lain seperti samak krom, samak kombinasi (krom-alum, krom-sintan dan (krom- aldehid).

  Menurut Budiono 2010, Kekurangan batik pada kulit samak nabati adalah hasil produk barang jadinya yang kurang bagus. Produk kulit samak dan barang jadi batik pada kulit nabati dipasaran pada umumnya diberi warna polos tanpa ada motif ataupun sentuhan batik, kalaupun ada tas batik kulit itu hanya kombinasi dari kain batik dan kulit polos. Untuk itu Balai Besar Kulit Karet dan Plastik mencoba penelitian mengenai kulit yang di batik bukan hanya kulit samak nabati namun juga dari samak krom, samak kombinasi (krom-sintan, krom alum dan krom- aldehid). Diharapkan dari penelitian ini dihasilkan kulit batik yang lemas tapi daya tariknya kuat, cat yang tidak mudah mengelupas, dan ada sentuhan motif batik dalam pewarnaan kulit samaknya.

  Menurut Susilaning 2011, pembuatan batik meliputi tiga pekerjaan utama yaitu pelekatan lilin batik, pewarnaan batik dan menghilangan lilin (melorod). Pelekatan lilin batik ada beberapa cara yaitu dengan canting tulis, dengan dicapkan dengan canting cap atau dilukiskan atau alat lain. Agar dapat dituliskan pada kain,

  o

  lilin batik ini perlu dipanaskan dahulu dengan suhu 60 -70 C.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kulit yang disamak dengan krom maupun yang disamak dengan samak kobinasi krom-syntan.

  BAHAN DAN METODA Bahan

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing, bahan kimia untuk proses penyamakan kulit krom dan kombinasi krom syntan, bahan kimia untuk membatik yaitu, lilin, larutan pewarna, dan.bahan kimia untuk proses finishing kulit.

  Peralatan

  Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah drum penyamakan dan perlengkapannya, peralatan untuk membatik seperti canting, wajan, cap, kompor dan perlengkapannya, peralatan untuk finishing kulit semprotan dan perlengkapannya

  Metoda Kulit kambing sebanyak 12 lembar disamak krom dan kombinasi krom-syntan.

  Masing-masing penyamakan menggunakan 2 lembar kulit dengan variasi peminyakan pada proses penyamakan sebesar 2, 4 dan 6 %. Dari masing-masing kulit tersamak dibatik dengan batik tulis dan batik cap, selanjutnya untuk batik tulis, kulit di pola sesuai keinginan dan dibatik menggunakan lilin/malam, dan untuk batik cap, dicap sesuai motif yang diinginkan dan diberi cat dasar. Kulit batik kemudian dilorod lilinnya. Pelorodan lilin dalam kulit menggunakan lilin/malam yang digosok- gosokkan pada kulit yang telah dibatik. Setelah itu kulit kemudian difinish dengan di beri binder dan lak agar penampilan kulit lebih indah dan menarik serta tidak luntur. Kulit kemudian di plat (setrika) agar malam/lilin yang menempel bisa terambil. Kulit jadi kemudian diuji ketahanan gosok cat kering dan basah, kekuatan rekat cat tutup, kekuatan retak cat tutup, kekuatan tarik dan kemuluran. Selain itu kulit batik juga diuji morfologi kulit untuk mengetahui pengaruh pembatikan pada kulit. Kulit selanjutnya dibuat barang jadi kulit seperti tas dan dompet kulit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil Uji Kulit Samak Krom Hasil uji kulit batik Tulis samak krom dan kombinasi krom-syntan dapat dilihat pada Table 1 berikut :

  

91 Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik ....., Sri Sutyasmi

  Tabel 1 : Hasil uji kulit batik Tulis samak krom dan samak kombinasi krom-sintan

  

No Kode Kekuatan Kemuluran Kekuatan Ketahanan Kekuatan rekat Metode

Tarik retak cat gosok cat cat tutup Uji (%) (kg/cm) tutup Kering Basah Kering Basah

  (mm)

1 K2 408,58 34,10 8,93

  4 4 162,5

  71 K4 295,51 58,62 0,76 4/5 4 104

  71 K6 384,44 53,89 9,41 4 3/4 87,5 62,5

  2 S2 300,58 53,57 8,41 3/4 4 179

  46 S4 304,67 57,74 8,54

  4 4 162,5 36,5 S6 350,85 52,26 8,81 4/5 4 175

  50 Keterangan :

  1. K2, K4 dan K6 adalah kulit batik samak krom dengan variasi minyak 2, 4 dan 6 %.

  2. S2, S4 dan S6 adalah kulit batik samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 2. 4, dan 6 %.

  Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa kekuatan tarik dan kemuluran kulit terbaik adalah kode K2 ( kulit batik samak krom dengan variasi minyak 2 %). Disini terlihat juga bahwa hasil uji parameter yang lain seperti kekuatan retak cat tutup, ketahanan gosok cat, dan kekuatan rekat cat tutup hasilnya juga tinggi. Untuk hasil uji kulit batik samak kombinasi krom-syntan, terlihat bahwa S6 (kulit batik samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 6 %) adalah yang terbaik karena semua hasil uji untuk kekuatan tarik, kemuluran memenuhi SNI 06-1795- 1990. kekuatan retak cat tutup memenuhi SNI 06-4574-1998, ketahanan gosok cat memenuhi SNI 06-0996-1989 , kekuatan rekat cat tutup memenuhi SNI 06-4083- 1996.

  Menurut Pancapalaga 2014, bahwa ketahanan cat dari “dyeing agent” ditentukan oleh berat molekul, ukuran molekul dan molekul dari “dyeing agent”. Pencampuran dari krom valensi 3 dengan protein kulit melalui hydroxyl clustering

2 S2 320,70 47,60 8,59

  50 S6 346,42 50,63 8,81 4/5 4 240

  untuk parameter kekuatan tarik dan

  

6

  dan S

  2

  Dari data diatas dapat diketahui bahwa kulit batik cap yang disamak krom hasil uji terbaik adalah, kode K

  2. S2, S4 dan S6 adalah kulit batik samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 2. 4, dan 6 %.

  1. K2, K4 dan K6 adalah kulit batik samak krom dengan variasi minyak 2, 4 dan 6 %.

  50 Keterangan :

  

93 Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik ....., Sri Sutyasmi

bridge (OH). Garam krom prinsipnya mengikat asam carboxylate dari kumpulan

  protein dari kulit tersamak Gambar 1: Kulit batik Tulis.

  50 S4 340,48 47,95 8,54

  4 4 262,5

  50 K6 441,96 66,62 7,90 4/5 3/4 195,84 75

  1 K2 474,43 49,63 8,44 4/5 3/4 191,67 212,5 K4 295,51 58,40 0,8 4/5 4 108

  Uji Kering Basah Kering Basah

  (%) Kekuatan retak cat tutup (mm) Ketahanan gosok cat Kekuatan rekat cat tutup Metode

  No Kode Kekuatan Tarik (kg/cm) Kemuluran

  Hasil Uji kulit Batik Cap Samak Krom dan kombinasi krom-syntan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini

  4 4 258,5 kemuluran. Kekuatan retak cat tutup K

  2 (samak krom dengan minyak 2 %), sedang

  untuk kode S (samak kombinasi krom syntan terlihat hampir sama yaitu sekitar 8,5 lebih. Untuk ketahanan gosok cat semua variasi dan jenis penyamakan juga hampir sama yaitu sekitar 4 dan 4/5 untuk ketahanan gosok cat kering, dan untuk ketahanan gosok cat basah adalah sekitar 4 yang artinya ketahanan gosok cat tidak luntur. Namun Sementara itu untuk kekuatan rekat cat tutup terbaik untuk samak krom adalah kode K (samak krom dengan minyak 2 %), dimana baik kering maupun

  2

  basah mempunyai nilai yang tinggi. Demikian juga untuk parameter uji kekuatan rekat cat tutup samak kombinasi krom syntan adalah semua baik (memenuhi SNI ) Gambar 2 : Kulit batik cap

  Gambar 3 : Morfologi Kulit sebelum di batik Dari hasil pengamatan uji morfologi kulit sebelum di batik, terlihat bahwa struktur jaringan kulit masih kompak terutama bagian tepi. Kulit ini sudah mengalami perlakuan cat dasar.

  Gambar 4 : Morfologi Kulit batik samak krom (K )

  2 Dari hasil pengamatan uji morfologi kulit samak krom (K ), terlihat bahwa

  2

  struktur jaringan kulit masih kompak terutama bagian tepi. Kulit samak krom ini sudah mengalami pembatikan, pelorodan malam/lilin dan finishing kulit, sehingga terlihat struktur jaringan kulit berwarna lebih gelap namun terlihat cat kulit bisa masuk jaringan kulit. Lilin batik yang mengandung monomer asam resin akan mengangkat beberapa lapisan epidermis dan urat saraf kolagen terbuka seperti monomer asam resin menembus ke kulit. Kedalaman penetrasi selama perekatan lilin batik ke kulit tergantung pada rasio monomer asam untuk campuran bahan lainnya. Pada rasio tinggi

  

95 Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik ....., Sri Sutyasmi

  Gambar 5 : Morfologi kulit batik kode S

  6 Dari hasil pengamatan uji morfologi kulit samak kombinasi krom-syntan

  dengan variasi minyak 6 % (S ), terlihat bahwa struktur jaringan kulit masih kompak

  6

  terutama bagian tepi. Kulit samak krom ini sudah mengalami pembatikan, sehingga terlihat struktur jaringan kulit berwarna lebih gelap namun terlihat cat kulit bisa masuk jaringan kulit. Pertalian antara lilin batik dan kulit tersamak. Monomer asam resin, dengan proporsi kemampuan kontribusi 63,4-70,3%. Berikut adalah reaksi pencampuran dari lilin batik dengan kulit samak krom menurut Pancapalaga 2014.

  

97 Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik ....., Sri Sutyasmi

KESIMPULAN

  Penyamakan kulit samak krom maupun kombinasi krom-syntan dapat dibatik, dengan kualitas hasil uji terbaik untuk penyamakan krom adalah K

  2 (penyamakan

  krom dengan minyak 2 %) dan untuk kulit samak kombinasi krom-syntan hasil terbaik adalah S

  6

  (kulit samak kombinasi dengan minyak 6 %). Hasil uji morfologi kulit batik terlihat bahwa semua jaringan kulit masih kompak dan cat bisa masuk kedalam jaringan kulit.

DAFTAR PUSTAKA

  Aziz, S. A., 2010, Buku Panduan Mengenal dan Membuat Batik, Yogyakarta: Harmoni

  Budiono, G., Aryanto Vincent, 2010, Batik Industry of Indonesia: The Rise Fall and Prospects, Studies and Business and Economices , p .156-170. Burkinshaw SM, Paraskevas, 2011, After Treatment with Natural and Synthetic Tanning Agent. J. Dyes Pigments 88 : 156-165. Madhavi, J., Jatavathu Srilakshmi, M.V. Raghavendra Rao and K.R.S. Sambasiva

  Rao, 2011, Efficient Leather Dehairing by Bacterial Thermostable Protease, International Journal of Bio-Tecknology Vol 3 No.4 hal 11-26

  Marcelina, R., Ken Atik Setyaningsih , 2011, Eksplorasi Kulit Sapi dan Ragam Hias Dayak Dengan Teknik laser Cutting dan Laser Engraving Untuk Aksesoris Fashion, Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan Desain No 1.

  Moerniwati, E.D.A , 2013, Studi Batik Tulis (Kasus di Perusahaan Batik Ismoyo Dukuh Butuh Desa Gedongan Kecamatan Plupuh kabupaten Sragen).

  Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Muchtar D, 2008, Trade Research and Development Agency (TREDA), Handbook of

  Commodity Profile “Indonesian batik: A Cultural Beauty is developed part of national efforts create mutual benefidol economic cooperation and paxtrership between Indonesia and wold communities, Balitbangdag/PK/001/IX/2008. Departemen Perdagangan. Pancapalaga W. , 2010. The Ratio of Pigmen and Binder in the Coloring of Batik Leather Acid. J. Protein 12: 271-282. Pancapalaga W, Endang Sri Hartati dan Khusnul Khotimah, 2013, Batik Kulit dan

  Produk Barang-barang batik Kulit Sebagai Produk Berciri Indonesia, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhamatdiyah Malang, Jurnal Dedikasi Vol 10, hal 73-77.

  Pancapalaga W.,P.Bintoro, Y.B. Pramono, S.Triatmojo, 2014, the Evaluation of Dyeing LeatherUsing Batik Methods, International Journal of Applied Science and Technology, 4(2): 236

  • – 242. Setyarini, C.T., Margani Pinasti, Hidjroh Rokhayati, 2013, Strengthanning the Internal Factors of Batik Cluster SMEs in Indonesia: A Case of A Six Districts in Shouth Central java, International Journal Business humanities and Technology.Vol 3(1) .

  Sudantoko, Djoko 2010, Peberdayaan Industri Pemberdaya Industri Batik Skala Kecil di Jawa Tengah. (Studi kasus di Kabupaten dan Kota Pekalongan) Masters thesis Universitas Diponegoro.

  Susilaning and Suheryanto, 2011. Influence of Natrium Silica Concentration on Wax Removing Process of Silk Batik Fabric. The National Seminar of Chemical Technique. J. Leather, Rubber and Plastic Goods. 8: 25-38

  Susanto SK, Sewan. 1990. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian.