JENIS Dan JENIS BATUAN (1)

JENIS-JENIS BATUAN

BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik adalah batuan volkanik klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang
berkaitan dengan letusan gunungapi. Material penyusun tersebut terendapkan dan terbatukan /
terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es ( Williams, 1982).
Pada kenyataanya batuan hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava sebagaimana
diklasifikasikan dalam batuan beku atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang
bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung.
BATUAN SEDIMEN
Pengertian umum mengenai batuan endapan / sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat
litifikasi bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme..
Dimuka bumi ini dibandingkan dengan batuan beku, batuan endapan / sedimen sangatlah sedikit,
± 5 % volume walaupun demikian penyebarannya di muka bumi menempati lebih dari 65 %
luasan. Oleh karena itu batuan endapan merupakan lapisan tipis di kulit bumi.
Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal
dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak
lagi. Pada Sedimen yang Kristalin, umumnya monomineralik dan tergolong ke dalam batuan
Sedimen Non Klastik seperti rijang, kalsit, gipsum dll
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan – perubahan fundamental batuan yang sebelumnya

telah ada. Proses metamorf terjadi dalam keadaan padat dengan perubahan kimiawi dalam batasbatas tertentu saja dan meliputi proses – proses rekristalisasi, orientasi dan pembentukan mineral
– mineral baru dengan penyusunan kembali elemen – elemen kimia yang sebenarnya telah ada.
Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3 – 20km) yang
keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair.
Proses metamorfosa suatu proses yang tidak mudah untuk dipahami karena sulitnya menyelidiki
kondisi di kedalaman dan panjangnya waktu.
Proses perubahan yang terjadi di sekitar muka bumi seperti pelapukan, diagenesa, sementasi

sedimen tidak termasuk ke dalam pengertian metamorfosa.
Batuan Sedimen
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun
lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke
tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila
mengeras (membatu) akan menjadi batuan sedimen. Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya
sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan
faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya gravitasi.
Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju/gletser. Mekanisme
pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin
relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat
besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya

sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi
(confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah
yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat
tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih
rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi
dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan
tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak
sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan
berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar
cekungan seperti adanya patahan.
Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara, yaitu :
Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya (seperti
lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal,
bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan
pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan
gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan
sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang

satu dengan lainnya.
Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen berukuran
pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai
akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimensedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat gaya gravitasi
yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu mengubah
sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen. Material yang menyusun batuan
sedimen adalah lumpur, pasir, kelikir, kerakal, dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batuan
sedimen apabila mengalami proses pengerasan.

Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi)
yang melibatkan proses pemadatan (compaction), sementasi (cementation) dan diagenesa dan
lithifikasi. Ciri-ciri batuan sedimen adalah: (1). Berlapis (stratification), (2) Mengandung fosil,
(3) Memiliki struktur sedimen, dan (4). Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.
Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu:
Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau dengan kata lain tidak
mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Yang
termasuk dalam kelompok batuan autochhonous antara lain adalah batuan evaporit (halit) dan
batugamping.
Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan kata lain, sedimen yang

berasal dari luar cekungan yang ditransport dan diendapkan di dalam cekungan. Sedimen ini
dikenal dengan sedimen allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok sedimen ini adalah
Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik.
Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen dapat dikelompokkan pada beberapa
jenis, berdasarkan cara dan proses pembentukkannya, yaitu :
Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang berasal dari
suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan diendapkan pada suatu cekungan. Contoh: a).
Konglomerat atau Breksi; b). Batupasir; c). Batulanau; d). Lempung
Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical). Batuan sedimen kimiawi / biokimia adalah
batuan hasil pengendapan dari proses kimiawi suatu larutan, atau organisme bercangkang atau
yang mengandung mineral silika atau fosfat. Batuan yang termasuk dalam kumpulan ini adalah:
a). Evaporit ; b). Batuan sedimen karbonat (batugamping dan dolomit) ; c). Batuan sedimen
bersilika (rijang) ; d). Endapan organik (batubara)
Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal daripada
aktivitas gunungapi. Debu dari aktivitas gunungapi ini akan terendapkan seperti sedimen yang
lain. Adapun kelompok batuan volkanoklastik adalah: Batupasir tufa dan Aglomerat
Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Batuan Sedimen
Klastik dan Batuan Sedimen Non-klastik.
Batuan sedimen klastik
Batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang sudah ada (batuan beku, metamorf, atau

sedimen) yang kemudian diangkut oleh media (air, angin, gletser) dan diendapkan disuatu
cekungan. Proses pengendapan sedimen terjadi terus menerus sesuai dengan berjalannya waktu
sehingga endapan sedimen semakin lama semakin bertambah tebal. Beban sedimen yang
semakin tebal mengakibatkan endapan sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang
terkompaksi kemudian mengalami proses diagenesa, sementasi dan akhirnya mengalami
lithifikasi (pembatuan) menjadi batuan sedimen.
Batuan sedimen Non-klastik
Batuan sedimen yang genesanya (pembentukannya) dapat berasal dari proses kimiawi, atau

sedimen yang berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati.
BATUAN METAMORF
Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan yang terkubur
sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan
tersebut akan melebur menjadi magma. Namun, saat belum mencapai titik peleburan kembali
menjadi magma, apa yang terjadi pada batuan tersebut? Batuan tersebut berubah menjadi batuan
metamorf.
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis terjadi hanya di dalam Bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan,
susunan mineral batuan, atau keduanya. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya, batuan
tersebut tidak melebur. Bayangkan sebuah roti yang berubah menjadi roti bakar. Meskipun

demikian, penting untuk diingat bahwa fluida – terutama air – memiliki peranan penting dalam
proses metamorfosis.
Batugamping termetamorfosis menjadi marmer.
Butiran halus kalsit pada batugamping terekristalisasi menjadi butiran besar. Perubahan yang
terjadi hanya pada teksturnya.
Serpih termetamorfosis menjadi mika berbutir besar.
Mineral lempung pada serpih tidak stabil pada temperatur tinggi. Perubahan yang terjadi, selain
teksturnya, juga mencakup pembentukan mineral baru.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK BATUAN METAMORF
1. Komposisi Mineral Batuan Asal
2. Temperatur dan Tekanan Selama Metamorfosis
3. Pengaruh Gaya Tektonik
4. Pengaruh Fluida
KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
Batuan metamorf diklasifikasikan berdasakan ada atau tidaknya foliasi. Foliasi adalah struktur
planar pada batuan metamorf yang disebabkan oleh pengaruh tekanan diferensial saat proses
metamorfosis.
Tidak Terfoliasi
Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut komposisi mineralnya.
Marmer terdiri dari butiran kalsit berukuran kasar. Jika batuan asalnya adalah dolomit, namanya


menjadi marmer dolomit.
Kuarsit terdiri dari butiran kuarsa yang terlaskan bersama dan terikat kuat pada temperatur
tinggi.
Hornfels berukuran butir sangat halus. Hornfels mika berasal dari serpih dan hornfels amphibole
berasal dari basalt.
Terfoliasi
Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut tipe foliasinya. Makin jelas foliasinya, makin tinggi
derajat metamorfosisnya (menandakan makin tingginya tekanan/temperatur).
Derajat metamorfosis
Struktur
Nama Batuan
Mineral Penciri
Karakter Khas
Makin rendah Slaty Slate/Batusabak Lempung, silika melembar Butiran sangat halus. Kilap
earthy. Mudah membelah menjadi lembaran tipis datar.
Slaty – Schistose Phyllite Mika Butiran halus. Kilap sutra. Membelah mengikuti permukaan
bergelombang.
Schistose Schist Biotit, amfibol muskovit Berkomposisi mineral melembar dan memanjang
dengan susunan mendatar. Variasi mineral yang luas.

Gneissic Gneiss Feldspar, kuarsa, amfibol, biotit Mineral gelap dan terang terpisah dan
membentuk perlapisan atau lenses. Perlapisan mungkin berlipat. Lapisan gelap: biotit,
hornblende; lapisan terang: felspar, kuarsa
JENIS-JENIS METAMORFISME
Metamorfisme Kontak/Termal
Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan confining (tekanan yang
pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda) juga berpengaruh, namun tidak signifikan.
Kebanyakan terjadi baking effect. Zona kontak ini (disebut aureole) tidak terlalu luas, hanya
sekitar 1 – 100 meter. Karena tekanan diferensial (tekanan yang pengaruhnya tidak sama besar
ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu signifikan, batuan metamorf yang terbentuk
biasanya tidak terfoliasi.
Metamorfisme Regional/Dinamotermal
Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km. Batuan jenis ini

merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan. Biasanya pada dasar pegunungan yang
bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses ini kebanyakan terfoliasi, menandakan tingginya
tingkat tekanan diferensial (akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi proses ini bervariasi,
tergantung oleh kedalaman dan kehadiran badan magma. Kehadiran mineral indeks dapat
menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya: schisthijau dan
batuschist yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan plagioklas kaya sodium, terbentuk

pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit yang mengandung hornblende, plagioklas
feldspar, dan terkadang garnet, terbentuk pada P & T lebih tinggi.

BATUAN SEDIMEN
Jenis-jenis Batuan Sedimen
1. BREKSI
Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmenfragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini
bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang
terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat
berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu
gamping, dan lain-lain.
2. KONGLOMERAT
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan
terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang
menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang
mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.
3. SANDSTONE


Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran
dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama
dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit
dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone,
Arkose, dan Graywacke.
* QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa
dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena
terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan
gumuk pasir.
* ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang
menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia.
Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak
pengangkutan yang relatif pendek.

* GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah
matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi

berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
4. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga
1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung,
kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu
lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu
pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila
dipanasi menjadi plastis.
5. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama
dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau
oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses
anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan
calcarenite.

* CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih
material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil dan oolit.
* CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga
kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.
* GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang
hangat dan dangkal
6. SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang
biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.
7. GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa
kristalin.
8. COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal
dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal.
Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya
bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit
oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin
bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya
sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi
batu-bara.

Macam-Macam Batuan :
Macam-Macam Batuan :
Batuan beku (igneous rocks)
Terbentuk karena pembekuan magma, tersusun dari mineral-mineral primer (silikat), instrusi,
ekstrusi, hidrotermal, masiv, kompak. Contoh batuan : Riolit, Andesit, Granit, Diorit, Gabro,
Peridotit, Basalt.
Macam-macam batuan beku dalam :
1. Granit dan Granodiarit
Feldspar dan kuarsa adala mineral-mineral yang sebagian besar mengutamakan granit dan
granodiarit, mika, muskovit dan biotit juga terdapat pada keduanya sedangkan pada anyak batua
granit tersusun atas butiran-butiran hornblade.
2. Diorit
Sebagian besar mineral diorit adalah plagioklas selain itu terdapat juga kuarsa dan mika begitu
pula dengan amphibol dan proksen. Diorit adalah batuan beku biasa.
3. Gabro dan Peridotit
Diorit yang memiliki warna gelap termasuk dalam kelompok gabro begitu pula dengan mineral
piroksen dan oliven yang berwarna gelap sedangkan batuan beku dengan butiran kasar
dinamakan oliven sebagai mineral utama disebut peridotit.

Macam-macam batuan beku luar. :
1. Rhyolit dan Dacit
Batuan beku afanitik dengan komposisi dari granit disebut rhyonit. Jika komposisi batuan beku
afanitiknya adalah granodiorit maka disebut dengan dacit. Baik rhyolit maupun dacit sebenarnya
memuat granit, perbedaanya adalah rhyolit sebagian besar tersusun atas potasium feldspar
sedangkan dacit penyusun utamanya adalah plagioklas.
2. Andesit
Batuan beku yang nampak seperti dacit tetapi tidak terdapat kuarsa disebut andesit. Komposisi

andesit sama dengan diorit dan andesit biasanya berwarna abu-abu, ungu, dan bahkan hijau
gelap. Sebagian besar andesit adalah porfiritik dengan ponokrist ampibol, piroksen, atau
plagioklas tetapi bukan kuarsa.
3. Basalt
Batuan utama penyusun kerak samudra adalah basalt. Basalt adalah batuan beku dengan butiran
yang halus bahkan kadang-kadang porfiritik, basalt warnanya selalu abu-abu gelap atau hitam,
dan komposisinya sama dengan gabro.
4. Piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan transisi antara batuan beku dengan `batuan sedimen dan disebut
juga dengan agglomerat, ketika partikel-partikel tepra berukuran bom atau tufa ketika partikelnya
adalah lapili atau abu
Batuan sedimen (sedimentary rocks)
Terbentuk karena adanya proses pelapukan, transportasi dan pengendapan, tersusun terutama
dari mineral-mineral sekunder, foliated, fosil, struktur sedimen, struktur geologi.
Dalam Pengertian lain batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan baik
secara mekanik, kimia, maupun organik. Contoh B.S. mekanik :Breksi, Konglomerat, Batu pasir,
Lanau, Batu Lumpur, Lempung, Napal.Contoh B.S.( organik ) - kimiawi : Antrasit, Batubara,
Grafit, gambut dan lignit, radiolaritContoh B.S.kimiawi : Gips, Batu Garam, Anhidrit, Magnesit,
Gamping traveltin.
Jenis Batuan Sedimen :
Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :
1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak mengalami proses
pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen autochthonous. Antara sedimen yang
termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batukapur,laterit.
2) mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan luar
lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini ke lembangan
pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Antara yang termasuk
dalam kumpulan ini ialah konglomerat, volkanoklastik.
Batuan malihan (metamorphosis rocks)
Batuan malihan adalah batuan yang terjadi oleh peristiwa kimia dalam jangka waktu yang lama,
tekanan yang sangat besar dan dalam suhu yang sangat tinggi. Batuan malihan bersal dari batuan
beku dan batuan endapan yang berubah karena pengaruh suhu dan tekanan tinggi dalam kerak
bumi. Contoh Batuan : Serpentinit, kuarsit, Batubara.
Macam-macam Batuan Malihan/ Metamorf
a. Marmer atau batu Pualam
Marmer adalah batu gamping yang berbah karena tekanan dan suhu tinggi di dalam kerak bumi.
Marmer atau batu pualam mempunyai permukaan yang mengkilap dengan garis-garis warna
lembut melintang banyak digunakan batu hiasan karena indah dipandang.
b. Batu Sabak
Batu sabak adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen berbutir halus, misalnya
serpih yang berubah karena tekanan dan suhu tinggi

c. Batu Kuarsa
Batu kuarsa berasal dari batu pasir yang berubah karena suhu dan tekanan yang tinggi
Genesa :
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang
mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer. Magma
Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian
membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar. Andesites
terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius. Di dalam andesite terdapat
sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika ( Sio2). Mineral-mineral penyusun Andesite yang
utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene ( clinopyroxene dan
orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.
Kegunaan :
Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan dan
jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lain-lainnya.
Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll). Batuan ini
sangat potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara skala besar
Keterdapatan :
Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun lembah-lembah sungai.
Keterdapatanya batuan ini terdapat hampir disemua tempat di Indonesia, terutama di Indonesia
bagian timur.
Genesa :
Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan
asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca
daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca
amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Kegunaan :
sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah,
bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak
Genesa :
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari letupan
gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar permukaan bumi. Riolit
adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid batuan ini bergantung kepada
kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi
66%. Riolit sering ditemukan berupa lava.
Kegunaan :
sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah,
bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.
Genesa :
Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi

asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras,
bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende.
Berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. merupakan
batuan beku dalam yang mempunyai kristal-kristal kasar.
Kegunaan :
Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen, jalan
dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi)., sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen,
dll) dan bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai,wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.
Genesa :
Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan
lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur
lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang
tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa
batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan
untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite.
Kegunaan :
batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung
atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
Genesa :
Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi
basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur
afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam
Kegunaan :
Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll), bahan bangunan /
pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan Sebagai agregat.
Keterdapatan :
Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo,
Genesa :
Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. merupakan Suatu batuan
ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan crystallkine, merupakan
karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan pembentukan jenis batuan dengan prinsip
theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite sebagian besar terdiri olivine dan pyroxene.
Kegunaan :
sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas).
Pembentukan nikel dari hasil pelapukan peridotit. Peridote merupakan variasi permata olivine
terbaik yang kita kenal
Genesa :
Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang mengandung silika tinggi dan
mempunyai sifat titik berongga-rongga, tersebar secara tidak merata dalam batuan breksi gunung

api. Batuapung merupakan bahan baku pembuatan agregat ringan
Kegunaan :
bahan baku pembuatan agregat ringan dan beton agregat ringan karena ringan, kedap suara,
mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat
mengurangi pelesteran. Selain itu lain batuapung juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan
panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing,
abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
TUFF:Genesa :
Merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik klastik yang dihasilkan dari
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Yang memiliki ukuran butir Debu
halus – kasar ( < 0,04 mm ). Biasanya dapat dijumpai efek bakar yang merupakan cirri dari
batuan piroklastik.
Kegunaan:
dapat dipergunakan untuk bangunan-bangunan sebagai semen alam (hidraulic cement), lebih
mudah kontak dengan air, setelah itu mengeras yang tak tembus air (pembuatan batako).
Genesa :
konglomerat merupakan batuan yang disusun oleh fragmen yang menyudut, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan ukuran lebih besar dari 2mm terbentuk dari rombakan batuan
asal yang kemudian mengalami lithifikasi
Kegunaan :
Digunakan Sebagai pondasi bangunan.
Genesa :
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang
berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi
kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan
fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Kegunaan :
Digunakan Sebagai pondasi bangunan.
Genesa :
Batupasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana partikel penyusunya kebanyakan
berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang
terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk
batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah
suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Kegunaan :
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan
batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/
kaca.

Genesa :
Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan
(sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan
(alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini
mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Kegunaan :
Lempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen Portland,
genteng, gerabah dan bata.
Genesa :
Batupasir greywacke merupakan salah satu variasi dari batupasir. Batupasir greywacke termasuk
kedalam batuan sedimen klastik. Terbentuk sebagai akibat lithifikasi dari rombakan material
batuan asal. Memiliki karakteristik berwarna gelap. Pemilahan yang buruk, butiran kuarsa yang
menyudut, dan fragmen batuan yang kecil. Batupasir greyzacke mengandung mineral feldspar
yang dominan. Dimana tidak terdapat semen pada batupasir greywacke.
Genesa :
Slate terbentuk oleh batuan dasar yang berupa Batu Lempung yang mengalami kontak
metamorfosa sebagai akibat proses intrusi dari batuan beku dan membentuk Batu slate.
Kegunaan :
batu asahan untuk mengasah pisau, sebagai bahan isolator/isolasi elektrik yang baik dan tahan
terhadap api, bahan interior dan exterior untuk lantai dan dinding. Digunakan dalam kontruksi
suatu bangunan (atap, dll).
FILLIT: Genesa :
Suatu batuan metamorphic berbutir halus yang terbentuk pada temperature dan tekanan lebih
tinggi disbandingkan dengan slate, tetapi pada temperatur dan tekanan yang lebih rendah
dibanding dengan sekis. sering mempunyai suatu permukaan yang berkerut, terdapat sedikit
lipatan karena berhubungan dengan perpecahan yang pre-existing, dan merupakan karakteristik
suatu kemilau kehijau-hijauan dalam kaitannya dengan kehadiran lapisan tipis dari mika dan
khlorit dalam jumlah yang berlimpah-limpah.
Kegunaan :
sebagai bahan isolator/isolasi elektrik yang baik dan tahan terhadap api, bahan interior dan
exterior untuk lantai dan dinding. Digunakan dalam kontruksi suatu bangunan (atap, dll).
SEKIS: Genesa :
batuan metamorphic yang berbutir sedang-kasar dengan memperlihatkan penjajaran mineral
yang lebih besar, seperti mika, yang dibariskan pada satu arah, memperlihatkan struktur foliasi
yang tidak teratur. Terbentuk pada temperature (> 400C) dan tekanan yang cukup tinggi yang
diperlukan selama pembentukannya. suatu batuan metamorphic yang telah mengalami proses
metamorfisme sangat jauh sehingga bentuknya sudah jauh berbeda dibanding dengan Slate atau
phyllite. menjadi lebih raksasa(masive) dan secara keseluruhan lebih micaceous dibanding
phyllite.
Kegunaan :
Digunakan dalam kontruksi suatu bangunan (atap, dll).

GENIS: Genesa :
Batuan yang berada pada tingkatan yang tinggi dari metamorphism regional diantara semua
batuan preformed . Mineral membentuk suatu penjajaran mineral sebagai hasil dari temperatur
dan tekanan yang tinggi. Batu genis (kasar berbentuk granit) boleh juga disebut sebagai batuan
meta-sediments atau batuan meta-igneous, dan terjadi bersama-sama migmatites dan granit. Batu
gneiss memiliki komposisi sebagian besar berasal dari lantai samudra bagian bawah.
Kegunaan :
Digunakan Sebagai Agregat, atau sebagai batu untuk bangunan (Building stone)
Genesa
Marmer atau disebut juga batu pualam merupakan batu gamping yang mengalami proses
malihan. Proses ini terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang sangat tinggi, sehingga tekstur
batuan asal seperti tekstur sedimen dan biologi menghilang dan membentuk tekstur batuan yang
baru (proses rekristalisasi).
Kegunaan
Batu marmer dipakai sebagai bahan ornamen dinding dan lantai juga digunakan untuk
pembuatan barang-barang kerajinan.
Genesa :
Kwarsit dibentuk melalui proses metamorphism quartz-rich batupasir. Mereka dibentuk oleh
kebanyakan mineral kwarsa. Kwarsit boleh kadang-kadang kelihatan seperti pualam, tetapi dapat
dibedakan sebab kwarsit tidak bisa dikeruk oleh pisau, tidak sama dengan pualam. Atau pun
bereaksi dengan HCL, seperti halnya pualam. Sangat tidak memungkinkan dan cuaca bersifat
menentang.
Kegunaan :
Sebagai bahan pembuatan bola refraktori, bahan penggosok, untuk industri gelas, keramik, bahan
bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding.