Pengelolaan Senayan Library Management S

Pengelolaan Senayan Library Management System (SLIMS) di
Perpustakaan
Arinda Muzniah

(1654400011)

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang
Email: arindamuzniah@gmail.com
Abstrak:
Di era globalisasi saat ini, masyarakat dituntut agar dapat mengikuti perkembangan
teknologi dan informasi. Hal ini diperlukan agar dapat menciptakan sumber daya manusia
yang profesional. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, maka diperlukan
media khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan.
Peranan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi begitu penting, baik
terhadap perpustakaan sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi yang berfungsi
sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi. Selain itu,
pustakawan juga mempunyai peran penting dalam memiliki kemampuan literasi informasi
untuk meningkatkan keterampilan yang mendukung profesi pustkawan di antaranya
memberdayakan diri dengan berbagai fasilitas yang tersedia baik di perpustakaan atau di
organisasi profesi kepustakawanan dan mengadakan sharing atau temu-bicara untuk saling
berbagi tentang kebutuhan, layanan, dan kemajuan yang dicapai di perpustakaan masingmasing (Azwar, 2014, p. 200).

Kata kunci: SLIMS, software, open source, aplikasi, web, otomasi

A. Pendahuluan
Di era globalisasi saat ini, masyarakat dituntut agar dapat mengikuti
perkembangan teknologi dan informasi. Hal ini diperlukan agar dapat menciptakan
sumber daya manusia yang profesional. Untuk menciptakan sumber daya manusia
yang handal, maka diperlukan media khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
yang dibutuhkan.
Menurut Sulistyo Basuki (1998), teknologi informasi merupakan teknologi
yang berbasis computer yang digunakan untuk bekerja secara efisien dengan
memanfaatkan media internet. Perkembangan teknologi telah banyak memberikan
dampak ke seluruh lembaga atau instansi, seperti perpustakaan.
Perpustakaan merupakan unit pelayanan teknis yang menyedikan informasi
tentang ilmu pengetahuan.1 Perpustakaan menjadi sebuah media dan pusat informasi
serta sumber ilmu pengetahuan yang tiada habisnya untuk digali, ditimba dan
dikembangkan.
Peranan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi begitu penting,
baik terhadap perpustakaan sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi yang
berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi.
Bukan cuma mengacu pada keindahan bangunan atau kenyamanan ruangan

perpustakaannya saja, akan tetapi juga pada ketersediaan koleksi yang sesuai dengan
kebutuhan para pemustaka.2
Selain itu, pustakawan juga mempunyai peran penting dalam memiliki
kemampuan literasi informasi untuk meningkatkan keterampilan yang mendukung
profesi pustkawan di antaranya memberdayakan diri dengan berbagai fasilitas yang
tersedia baik di perpustakaan atau di organisasi profesi kepustakawanan dan
mengadakan sharing atau temu-bicara untuk saling berbagi tentang kebutuhan,
layanan, dan kemajuan yang dicapai di perpustakaan masing- masing (Azwar, 2014,
p. 200).
Dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan di
kenal istilah otomasi perpustakaan (library automation). Istilah ini dapat
1

Angelia, Putu Laras. 2015. “Pemanfaatan Senayan Library Information Management
System (SLIMS) Di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa”, Jurnal D3
Perpustakaan, Vol. 1 No. 1. Juli 2015. hal. 1
2
Zainal, Nur Alfan. Skripsii: “Penerapan Sistem Otomasi SLIMS (Senayan Library
Information Management System) di Perpustakaan Universitas Fajar Makassar”
(Makassari: Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,

2015. hal. 15

menggambarkan suatu peralatan yang terdiri dari kombinasi komponen elektronik dan
elektromekanikal (sebagai elektronik dan sebagai mekanik). Dengan demikian,
otomasi perpustakaan menggunakan beragam perangkat keras (hardware) maupun
kelengkapan perangkat lunak (software). Hardware yang digunakan secara umum
sama yaitu seperangkat komputer yang tersambung jaringan, yang membedakannya
adalah software khusus yang digunakan dalam otomasi perpustakaan (Supriyanto,
2008, p. 49).
Sistem otomasi perpustakaan merupakan salah satu bentuk implementasi
teknologi informasi di perpustakaan dan juga merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan teknologi informasi (meliputi software dan hardware) dalam upaya
melaksanakan berbagai tugas pelayanan dan pengelolaan perpustakaan.3
B. Pembahasan
1. Otomasi Perpustakaan
Menurut

Cohn,

otomasi


perpustakaan

merupakan

sistem

yang

mengkomputerisasikan beberapa kegiatan yang dilakukan pada perpustakaan
tradisional seperti, kegiatan pengolahan bahan pustaka, sirkulasi, katalog publik
(OPAC), pengadaan (akuisisi), manajemen keanggotaan, pengelolaan terbitan
berseri. Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan pangkalan data
(database) perpustakaan sebagai pondasinya (Cohn, Kelsey, & Fiels, 2001:15).
Menurut Sulistyo Basuki, otomasi perpustakaan adalah proses atau hasil
penciptaan mesin swatindak atau swakendali tanpa campur tangan manusia dalam
proses tersebut sebagai bentuk penerapan teknologi informasi untuk kepentingan
perpustakaan dari mulai pengadaan hingga jasa informasi bagi pembaca (Basuki,
1994:96).
Menurut Decky Hendarsyah (penulis dan IT ilmukomputer.com), Sistem

otomasi perpustakaan merupakan suatu manajemen sistem yang dapat
mempermudah akses baik bagi pengelola maupun pengguna perpustakaan. Sistem
otomasi perpustakaan yang baik adalah sistem yang terintegrasi, mulai dari sistem
pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali
bahan pustaka, sistem sirkulasi (peminjaman, pengembalian dan perpanjangan
3

Azwar, Muhammad. 2013. “Membangun Sistem Otomasi Perpustakaan dengan
Senayan Library Management System (SLiMS)”. Khizanah Al-Hikmah, Vol. 1 No.
1. Juni 2013. hal. 19.

peminjaman), keanggotaan (membership), pengaturan hak akses keanggotaan,
pengaturan denda keterlambatan pengembalian, sistem booking dan sistem
reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan. Lebih
sempurna lagi, apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan barcoding,
dan mekanisme pengaksesan data berbasis web dan internet (Hendarsyah, 2008).
Ada istilah lain yang berkaitan dengan otomasi perpustakaan yang terkadang
disamakan oleh orang awam. Istilah tersebut adalah perpustakaan digital.
Menyamakan definisi kedua istilah tersebut mungkin disebabkan karena keduanya
menggunakan teknologi informasi (TI) sebagai basisnya. Namun terdapat

perbedaan pada otomasi perpustakaan dan digital, yakni terletak pada sistemnya.
Sistem otomasi perpustakaan merupakan penerapan teknologi informasi pada
pekerjaan manajemen dan sistem administratif di perpustakaan agar lebih efektif
dan efisien. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi
perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan
pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan sebagainya. Sedangkan sistem
perpustakaan digital adalah penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk
menyimpan, mendapatkan, dan menyebarkan informasi ilmu pengetahuan dalam
format digital (Supriyanto & Muhsin, 2008). Aksesibilitas dalam sistem
perpustakaan digital dirancang agar koleksi perpustakaan mudah diakses dalam
jangkauan yang luas, penelusuran dari manapun dapat mendapatkan koleksi
digital secara langsung tanpa harus bertatap muka dengan pengelola perpustakaan
(Saleh, 2010).
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem otomasi
perpustakaan merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk menangani
berbagai tugas dan kegiatan untuk pengelolaan sistem dan manajemen
perpustakaan seperti pencatatan, perekapan, pencetakan, pelaporan, dan
sebagainya dengan menggunakan teknologi komputer. Beberapa cakupan aktivitas
layanan di perpustakaan yang bisa dilakukan oleh sistem otomasi perpustakaan
adalah manajemen pengadaan (akuisisi) bahan pustaka, layanan penelusuran

koleksi yang dikenal dengan istilah Online Public Access Catalogue (OPAC),
manajemen pengolahan bahan pustaka, manajemen keanggotaan, manajemen
sirkulasi, manajemen inventarisasi koleksi, manajemen pelaporan, dan manajemen
kendali terbitan berseri. Beberapa aplikasi sistem otomasi perpustakaan bahkan

memiliki fitur mampu menampilkan koleksi digital dalam beragam format dan
berbasis multimedia.
Beberapa tujuan dan manfaat dari adanya sistem otomasi perpustakaan adalah:
1. Meringankan beban pekerjaan, khususnya yang rutin dan berulang-ulang,
2. Menghemat waktu dan tenaga sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam bekerja,
3. Memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan secara manual,
4. Memberikan hasil pekerjaan yang konsisten dan akurat,
5. Memberikan kualitas layanan kepada pengguna,
6. Meningkatkan pencitraan yang positif terhadap perpustakaan,
7. Meningkatkan daya saing,
8. Meningkatkan kerja sama antar perpustakaan (HS, 2009:223).
Pada saat ini perangkat lunak sistem otomasi yang ditawarkan untuk
digunakan di perpustakaan sangat beragam. Menghadapi pilihan ini perlu ada
kebijakan dalam melakukan seleksi perangkat lunak yang akan digunakan, karena

investasi yang dialokasikan baik untuk sumber daya manusia, perangkat keras
maupun sumber daya lainnya cukuplah besar. Oleh karena itu, pustakawan perlu
melakukan studi terlebih dahulu terutama yang berkaitan dengan seberapa jauh
perangkat lunak yang akan digunakan dapat memenuhi kebutuhan perpustakaan.
Beberapa hal yang harus disiapkan dalam mengimplementasikan otomasi
perpustakaan yaitu :
1. Mengadakan perangkat keras (hardware).
Beberapa perangkat yang akan digunakan dalam mengelola sistem
otomasi perpustakaan, yaitu :
a. Komputer server
Komputer server merupakan komputer yang khusus disediakan untuk
aplikasi sistem otomasi perpustakaan dan memuat database perpustakaan
di dalamnya.
b. Komputer client
Komputer client terdiri dari komputer admin, komputer bagian
pengolahan, komputer bagian sirkulasi, komputer OPAC yang akan
digunakan pemustaka untuk menelusuri koleksi perpustakaan, dan
komputer penghitung statistik pengunjung. Jumlah komputer client yang
disediakan tergantung pada tingkat kebutuhan perpustakaan.


c. Peralatan jaringan
Peralatan jaringan menggunakan Local Area Network (LAN), seperti
Switch HUB, kabel UTP, RJ45 ataupun menggunakan jaringan wireless
Access Point dan lebih bagus lagi jika terhubung internet.
d. Barcode scanner
Barcode scanner digunakan pada layanan sirkulasi untuk membaca
barcode pada bahan pustaka dan kartu anggota, dan untuk menghitung
statistik pengunjung.
e. Sistem pengaman (sensor matic).
Jika memiliki anggaran yang lebih, ada baiknya perpustakaan membeli
sistem pengaman (sensor matic) untuk melindungi aset koleksi akibat
kelalaian pemustaka atau kelalaian petugas perpustakaan saat melakukan
transaksi.
2.

Memilih perangkat lunak (software).
Software perpustakaan dapat diperoleh dengan empat cara yaitu :
a. Mengembangkan sendiri (in house).
b. Mengembangkan dengan cara outsourcing.
c. Membeli paket perangkat lunak dari vendor.

d. Menggunakan aplikasi freeware.
e. Menggunakan aplikasi gratis (Free Open Source Software).
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu
sistem kerja yang sedang berjalan. Untuk menilai suatu software, tentu saja
banyak kriteria yang harus diperhatikan. Berikut beberapa kriteria untuk
menilai suatu software :
a. Kegunaan, fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan
menghasilkan informasi tepat waktu (real time) dan relevan untuk
proses pengambilan keputusan.
b. Ekonomis, biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan
software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
c. Keandalan, mampu menangani pekerjaan dengan frekuensi besar dan
terus menerus.
d. Kapasitas, mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan
kemampuan temu kembali yang cepat.

e. Sederhana, menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan
mudah dan interaktif dengan pengguna (user friendly).
f. Fleksibel, dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan
memiliki interoperability dengan aplikasi lainnya, serta memiliki

potensi untuk dikembangkan lebih lanjut (Supriyanto & Muhsin,
2008).
3.

Menyiapkan sumber daya manusia (brainware).
Hal penting yang juga harus dipersiapkan dalam membangun sistem
otomasi perpustakaan adalah menyiapkan sumber daya manusia. Pustakawan
dan pengelola teknis perpustakaan lainnya perlu mendapatkan pelatihan
bagaimana menggunakan aplikasi sistem otomasi dengan baik. Perpustakaan
bisa memfasilitasi pustakawan untuk mempelajari aplikasi sistem otomasi
perpustakaan dengan mengundang konsultan yang sudah berpengalaman.
Melalui proses pelatihan dan pendampingan, pustakawan diharapkan bisa
memiliki keterampilan dalam menggunakan aplikasi sistem otomasi
perpustakaan dan mampu mengatasi berbagai kendala yang mungkin terjadi
saat menggunakan aplikasi tersebut.

2. Mengenal Senayan Library Management System (SLIMS)
Senayan Library Management System (SLIMS) merupakan sebuah perangkat
lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber
terbuka yang dilisensikan di bawah GPLv3. Aplikasi web yang dikembangkan
oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL
dan pengontrol versi Git.
Menurut Hendro Wicaksono, SLIMS merupakan Open Source Software (OSS)
berbasis web agar dapat memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan (library
automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan
masih terus aktif dikembangkan, maka SLIMS sangat cocok digunakan bagi
perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan
jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun internet.
SLIMS juga menggunakan Software Open Source untuk menambah fitur
seperti PhpThumb dan Simbio (development platform yang dikembangkan dari
proyek Igloo). Oleh karena itu SLIMS dilisensikan di bawah GPLv3 yang
menjamin kebebasan dalam mendapatkan, memodifikasi dan mendistribusikan

kembali (right to use, study, copy, modify and redistrubute computer programs).
Agar dapat melihat demo dan mengunduh software SLIMS, bisa diakses di
http://slims.web.id.
SLIMS memiliki beberapa macam fitur, yakni:
1. Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail yang
degenerate on-the-fly. Thumbnail ini berguna untuk menampilkan cover buku.
Mode penelusurannya tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan
tingkat lanjut (Advanced Search).
2. Detail record juga tersedia dalam format XML (Extensible Markup Language)
standar.
3. MODS untuk kebutuhan web service.
4. Fitur Z39.50, p2p service dan SRU untuk copy cataloging dari berbagai
perpustakaan.
5. Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi pengulangan data.
6. Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material
Designation).
7. Tipe koleksi, penerbit, pengarang, lokasi, supplier, dll.
8. Sirkulasi dengan fitur transaksi peminjaman dan pengembalian, reservasi
koleksi, aturan peminjaman yang fleksibel, informasi keterlambatan dan
denda.
9. Manajemen keanggotaan.
10.Inventarisasi koleksi (stocktaking).
11.Laporan dan statistik.
12.Pengelolaan terbitan berkala.
13.Dukungan pengelolaan dokumen multimedia (.flv, .mp3) dan dokumentasi
digital dan khusus untuk .pdf dalam bentuk streaming.
14.SLIMS mendukung beragam format bahasa, termasuk bahasa yang tidak
menggunakan penulisan selain latin.
15.Menyediakan berbagai bahasa pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab,
Jerman, Bengali dan Thailand).
16.Dukungan modul union catalog service.
17.Counter pengunjung perpustakaan.
18.Member area untuk melihat dan mengunduh koleksi sedang dan pernah
dipinjam.

19.Modul sistem dengan fitur: Konfigurasi sistem global, manajemen modul,
manajemen user (staf perpustakaan) dan grup, pengaturan hari libur,
pembuatan barcode otomatis dan utilitas untuk back up.
Sebelum memulai pengembangan SLIMS, ada beberapa keputusan desain
aplikasi yang harus dibuat oleh para developernya. Aspek desain ini amat penting,
yakni untuk mengambil keputusan dari berbagai masukan yang datang dari
komunitas, antara lain :
1. SLIMS merupakan aplikasi untuk kebutuhan administrasi dan konten
perpustakaan (Library Automation System).
2. SLIMS dibangun dengan memperhatikan best practice dalam pengembangan
software seperti dalam penulisan source code, dokumentasi dan desain
database.
3. SLIMS dirancang untuk compliant dengan standar pengelolaan koleksi di
perpustakaan.
4. SLIMS didesain agar bisa juga menjadi middleware bagi aplikasi lain untuk
menggunakan data yang ada di dalamnya.
5. SLIMS merupakan aplikasi yang cross-platform, baik dari sisi aplikasinya itu
sendiri dan akses terhadap aplikasi.
6. Teknologi yang digunakan untuk membangun SLIMS harus terbukti bisa
dipasang di banyak platform sistem operasi, berlisensi open source dan mudah
dipelajari oleh pengelola perpustakaan Depdiknas.
7. Diputuskan untuk mengembangkan library PHP sendiri yang didesain spesifik
untuk kebutuhan membangun library automation system.
8. Yang dibutuhkan yang dirasa terlalu lama dan rumit untuk dikembangkan
sendiri akan menggunakan software open source yang berlisensi open source
juga.
9. Untuk menjaga spirit open source, proses pengembangan SLIMS dilakukan
dengan infrastruktur yang berbasis open source.
10.SLIMS dirilis ke masyarakat umum dengan lisensi GNU, GPLv3 yang
menjamin kebebasan penggunanya untuk mempelajari, menggunakan,
memodifikasi dan redistribusinya.
11.Para developer dan pengelola perpustakaan Depdiknas berkomitmen untuk
terus mengembangkan SLIMS dan menjadikannya sebagai salah satu contoh
software perpustakaan yang open source, berbasis di Indonesia dan menjadi

salah satu contoh bagi model pengembangan open source yang terbukti
berjalan dengan baik.
12.Model pengembangan SLIMS yakni open source yang berarti semua orang
diperbolehkan memberikan kontribusinya.
SLIMS merupakan salah satu FOSS (Free Open Source Software) berbasis
web yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk membangun otomasi
perpustakaan. Open source merupakan perangkat lunak yang tersedia dalam
bentuk biner maupun kode sumber biasa yang disebut free software.
Sebagai perangkat lunak berbasis web, SLIMS mampu berjalan sempurna di
dalam sistem jaringan komputer maupun internet yang saat ini sedang populer
sesuai dengan kebutuhan perpustakaan karena aplikasi jenis ini memungkinkan
perpustakaan mendekatkan berbagai produk layanannya dengan pemustaka dan
mereka dapat mengakses layanan perpustakaan tanpa harus datang ke sana karena
dapat mengakses layanan perpustakaan yang disediakan melalui web atau portal
perpustakaan.
3. Kelebihan dan Kekurangan SLIMS
a. Kelebihan SLIMS
 SLIMS dapat diperoleh dan digunakan secara gratis.
 Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan.
 SLIMS

dibangun

dengan

menggunakan

PHP

sebagai

bahasa

pemrograman.
 SLIMS dikembangkan oleh SDM Indonesia.
b. Kekurangan SLIMS
 Kompatibilitas web browser untuk mengakses SLIMS sangat diperlukan,
namun tidak semua web browser mampu menjalankannya dengan
sempurna.
 Otoritas akses file SLIMS menyediakan fasilitas upload (unggah) file,
namun fasilitas ini tidak dilengkapi dengan pembagian otoritas akses file
yang mengakibatkan setiap file yang telah di-upload ke dalam SLIMS
dapat diakses oleh semua orang yang dikhawatirkan akan masalah
plagiasi.

4. Persiapan Sebelum Menggunakan SLIMS
a. Perangkat keras yang dibutuhkan agar SLIMS mampu berjalan dengan stabil,
yakni:
 Komputer SLIMS termasuk dalam kategori aplikasi berbasis web.

 Barcode reader berfungsi sebagai alat bantu untuk membaca barcode
koleksi dan barcode anggota yang dicetak oleh aplikasi SLIMS.

 Scanner atau kamera digital digunakan untuk mendokumentasikan
sampul buku atau foto anggota.

 Jaringan komputer diperlukan jika implementasi aplikasi SLIMS
menggunakan dua atau lebih komputer.
b. Perangkat lunak yang perlu disediakan sebelum melakukan proses instalasi
SLIMS adalah:

 Apache web server.
 MySQL.
 PHP.
 Web browser.
5. Instalasi SLIMS
SLIMS memiliki beberapa cara instalasi, yakni dari source code (dengan
editing manual untuk nama database, username dan password), portable senayan
dan instalasi dengan menggunakan SLIMS Installer.
a. Instalasi SLIMS dari Source (Linux)
Mulai Stable15 (Matoa) setelah senayan selesai install, database harus
diindex terlebih dahulu. Pastikan Web Server, MySQL, database server dan
PHP scripting engine telah terinstall dan berjalan dengan baik. Akan lebih
mudah lagi bila PHPMyAdmin juga diinstall karena akan sangat membantu
setup database via interface web. Jika Anda menggunakan Windows,
direkomendasikan menggunakan portable Senayan for Windows yang sudah
terbukti stabil untuk SLIMS dan mudah diinstall dan di back up (cukup copy
folder).
Instalasi SLIMS dari source lebih direkomendasikan untuk platform
selain Windows seperti GNU/Linux dan Unix karena pada platform tersebut,
kondisinya relatif lebih beragam.

b. Instalasi Psenayan for Windows
Psenayan merupakan paket software yang terdiri dari aplikasi Senayan,
ApacheWeb Server, PHP Scripting engine, MySQL, database Server dan
PHPMyAdmin, di dalamnya library YAZ yang digunakan untuk mengaktifkan
fitur copycataloging menggunakan z39,50 sudah terinstall. Psenayan ditujukan
agar orang mudah melakukan instalasi SLIMS tanpa dibuat bingung cara
menginstall software lain.
6. Pengolahan Bahan Pustaka (Buku) di Perpustakaan
Untuk pengolahan bahan pustaka pada SLIMS menggunakan modul
Bibliography. Modul ini berisi menu Add New Bibliography (membuat data
bibliografi atau katalog baru), Bibliographic List (melihat daftar bibliografi), Item
List (melihat daftar item atau copy koleksi), Checkout Items (melihat daftar item
yang sedang dipinjam). Selain itu juga dilengkapi dengan copy cataloging, label
printing, item barcode printing, import data, eksport data, item import dan item
eksport.
Metadata yang harus kita isikan yakni:
1. Title: judul koleksi.
2. Statement of Responbility: pernyataan tanggung jawab.
3. Edition: pernyataan edisi.
4. Specific Detail Info: berisi informasi khusus bibliografi.
5. Item(s) Code Batch Generator: bagian ini diisikan dengan Pola/Pattern, From
dan To. Pola berisi pola kode item/barcode yang diinginkan.
6. Author: kepengarangan.
7. GMD: General Material Designation.
8. Frequency: frekuensi terbital berkala, isian ini mengambil data dari Master
File. Jika field ini diisi, maka data bibliografinya akan terdeteksi sebagai serial
dan muncul di modul serial control.
9. ISBN/ISSN: nomor ISBN atau ISSN.
10.Class: nomor klasifikasi koleksi, akan sangat berguna pada proses Stock Take.
11.Publisher: nama penerbit, diambilkan dari data yang ada pada Master File.
12.Publish Year: tahun terbit.
13.Publication Place: tempat terbit.
14.Collation: kolasi/deskripsi fisik.
15.Series title: judul seri (jika ada).

16.Call number: nomor panggil koleksi.
17.Topics: topik atau subjek, dapat diambil dari Master File.
18.Classification: merupakan fitur untuk mengambil nomor kelas dari Master
File.
19.Language: pilihan bahan dokumen.
20.Abstract/Notes: catatan penting berkaitan dengan bibliografi.
21.Image: gambar (sampul) yang menunjukkan identitas koleksi.
22.Attachment: dapat diisi dengan file yang berkaitan dengan koleksi atau file
multimedia dari data bibliografi yang bersangkutan.
23.Hide in OPAC:
 Show: data bibliografi bisa diakses melalui OPAC.
 Hide: data bibliografi tidak dapat diakses melalui OPAC.
24. Promote in Homepage: untuk mengatur sebuah bibliografi, apakah akan
ditampilkan di halaman depan atau tidak.
25. Label: untuk memberikan informasi khusus tentang bibliografi, dapat
didefinisikan pada menu Master File, yang secara umum terdiri dari 3
label (New Title, Favorite Title dan Multimedia).
7. Pengelolaan Kartu Keanggotaan (Member)
Yakni membuat dan mencetak kartu anggota pemustaka. Dalam pengelolaan
keanggotaan di SLIMS yaitu pada menu Membership yang digunakan untuk
mengelola data anggota. Menu-menu ini terdapat beberapa menu, yaitu:
View Member List, digunakan untuk melihat anggota yang telah terdaftar
dalam sistem. Informasi yang ditampilkan yakni Member ID, Mamber Name,
Membership Type, Email dan Last Update. Pada daftar ini dilengkapi pula dengan
fasilitas Delete dan Edit.
Apabila ada anggota yang telah habis masa keanggotaannya, maka dapat
diperpanjang dengan mengklik menu Edit. Perpanjang masa keanggotaan dapat
dilakukan secara otomatis maupun manual.

C. Kesimpulan
Sistem otomasi perpustakaan merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk
menangani berbagai tugas dan kegiatan untuk pengelolaan sistem dan manajemen
perpustakaan seperti pencatatan, perekapan, pencetakan, pelaporan, dan sebagainya
dengan menggunakan teknologi komputer.
SLIMS merupakan salah satu FOSS (Free Open Source Software) berbasis
web yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk membangun otomasi
perpustakaan. Open source merupakan perangkat lunak yang tersedia dalam bentuk
biner maupun kode sumber biasa yang disebut free software.

Daftar Pustaka
Angelia, Putu Laras. 2015. “Pemanfaatan Senayan Library Information Management System
(SLIMS) Di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa”, Jurnal D3 Perpustakaan, Vol. 1
No. 1. Juli 2015. hal. 1.
Azwar, Muhammad. 2013. “Membangun Sistem Otomasi Perpustakaan dengan Senayan
Library Management System (SLiMS)”. Khizanah Al-Hikmah, Vol. 1 No. 1. Juni 2013. hal.
19.

Mulyadi. 2016. Pengelolaan Arsip Berbasis Otomasi. Depok: Rajagrafindo Persada.
Zainal, Nur Alfian. Skripsi: “Penerapan Sistem Otomasi SLIMS (Senayan Library
Information Management System) di Perpustakaan Universitas Fajar Makassar” (Makassar:
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2015. hal. 15.

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Yayasan (Sinpeya) Pada Balai Perguruan Putri (BPP) Pusat Bandung

7 79 187

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Analisis Sistem Informasi Pengelolaan STNK Di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Wilayah XX/Samsat Bandung Barat

15 155 60

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Sistem Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dengan Metode Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT.Yoshindo Indoensia Technology Jakarta

11 68 215

Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 1 S Rositawaty Aris Muharam 2008

0 27 147

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17