10 Aqidah Iman Kepada Malaikat

Iman kepada Malaikat
30 Maret 2013 — .

Beriman kepada Malaikat merupakan salah satu rukun iman yang enam. Tidak terwujud
keimanan seseorang hingga dia juga beriman kepada para malaikat. Allah subhaanahu wa
ta’aalaa berfirman :
َ ِ‫َو َم ْن يَ ْكفُرْ ب‬
‫ض َل ًل بَ ِعيدًا‬
َ ‫ض َل‬
َ ‫الِ َو َم َلئِ َكتِ ِِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم ْال ِخ ِر فَقَ ْد‬
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, dan Hari Akhir, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’:
136)
Pada ayat di atas, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyebut orang yang mengingkari rukunrukun iman sebagai orang kafir, dan menyifatinya sebagai orang yang sesat sejauh-jauhnya.
Maka hal ini menunjukkan bahwa beriman kepada para Malaikat merupakan salah satu rukun
iman yang besar, dan orang yang mengingkarinya bisa menjadi kafir atau murtad/keluar dari
Islam.
Pengertian dan Kedudukan Malaikat
Kata “Malaikat” adalah bentuk jamak dari kata Malak, terambil dari akar kata al-Alukah yang
bermakna risalah. Sehingga malaikat dalam pengertian bahasa bermakna para utusan Allah
yang diberi tugas untuk mengurusi urusan tertentu.
Adapun beriman kepada Malaikat maka dengan meyakini secara pasti bahwa para Malaikat

itu ada dan memiliki fisik, mereka termasuk jenis makhluk Allah subhaanahu wa ta’aalaa
yang ghaib, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menciptakan mereka dari cahaya (nur).
Kedudukan mereka di sisi Allah sangat mulia karena mereka adalah para hamba yang
senantiasa menaati Allah dan tidak pernah menentang-Nya. Jumlah mereka sangat banyak,
tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.
Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman tentang sifat para Malaikat :
َ َ‫َل يَ ْعصُون‬
َ‫اَ َما أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون‬
“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim : 6)
َ‫ار َل يَ ْفتُرُون‬
َ َ‫َو َم ْن ِع ْن َدهُ َل يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِ ِه َو َل يَ ْستَحْ ِسرُونَ يُ َسبِحُونَ اللَ ْي َل َوالنَه‬
“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
beribadah kepada-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan
siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya`: 19-20)

Jadi, para Malaikat adalah para makhluk dan para hamba Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang
dekat kepada-Nya dan senantiasa taat beribadah kepada-Nya. Meskipun demikian, mereka
sama sekali tidak pantas dan tidak berhak untuk diibadahi, atau dimintai syafa’at, atau
dijadikan perantara dalam berdo’a kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa. Maka termasuk

suatu kekufuran yang nyata ketika para Malaikat tersebut disejajarkan dengan Allah
subhaanahu wa ta’aalaa.
Beriman kepada Malaikat Meliputi Hal-hal Berikut Ini:
1. Mengimani keberadaan para malaikat. Yakni para Malaikat itu termasuk alam ghaib,
namun nyata adanya.
Para Malaikat itu juga memiliki fisik/jasad, sebagaimana dalam firman Allah subhaanahu wa
ta’aalaa (yang artinya):
“Segala puji hanya khusus bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa
yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fathir: 1)
Maka termasuk kesalahan dalam beragama jika meyakini bahwa para Malaikat itu hanyalah
simbol dari kekuatan maknawi, bukan makhluk yang memiliki substansi dan jasad.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa ketika beliau Isra` dan
Mi’raj, di langit ketujuh diperlihatkan kepada beliau al-Baitul Ma’mur, yang di rumah suci
tersebut para Malaikat beribadah di dalamnya. Setiap harinya 70.000 malaikat masuk ke
dalamnya kemudian keluar dan tidak pernah kembali lagi, demikian seterusnya setiap hari.
Ini menunjukkan bahwa jumlah para Malaikat itu sangat banyak, tidak ada yang mengetahui
jumlah mereka kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.
2. Mengimani nama-nama para Malaikat yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi

shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Munkar, Nakir, Malik, dan yang lainnya. Adapun
yang tidak disebutkan namanya maka kita mengimani secara global bahwa mereka ada. Perlu
diketahui, tidak semua Malaikat disebutkan namanya dalam Al-Qur`an atau hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan banyak pula yang hanya disebutkan sifat atau
tugasnya, namun tidak disebutkan namanya.
Adapun nama ‘Izrail, yang dikenal sebagai malaikat pencabut nyawa, maka nama tersebut
tidak ada dasarnya dari Al-Qur`an maupun dari hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Nama ‘Izrail berasal dari sumber Israiliyyat (riwayat-riwayat Bani Israil). Dalam Al-Qur`an
disebut “Malakul Maut” (QS. As-Sajdah: 11).
3. Mengimani sifat-sifat para Malaikat sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur`an dan
hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti Malaikat Jibril ‘alaihis salaam yang Allah subhaanahu wa ta’aalaa sebutkan sifatsifatnya dalam Al-Qur`an sebagai malaikat yang mulia, kuat, berwibawa, terpercaya, dan
memiliki bentuk yang indah.

“Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang
mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah
yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir:
19-21)
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai bentuk yang

indah; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (An-Najm: 5-6)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa beliau pernah
menyaksikan Jibril dalam wujud aslinya yang memiliki 600 sayap (HR. al-Bukhari 3232,
Muslim 147). Dari sayap tersebut bertebaran aneka warna yang merupakan mutiara-mutiara
indah dan batu-batu yakut!! (HR. al-Baihaqi dalam Dala`il an-Nubuwwah II/372).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang para Malaikat pemikul ‘Arsy,
bahwa mereka memiliki fisik yang sangat besar, jarak antara cuping telinga dengan
pundaknya adalah sejauh perjalanan 700 tahun !! (HR. Abu Dawud 4727, al-Baihaqi dalam
al-Asma’ wa ash-Shifat 846)
Subhanallah! Betapa indahnya para Malaikat tersebut, dan betapa besarnya mereka. Maka hal
ini tentunya mengingatkan kita bahwa Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang telah menciptakan
mereka adalah Dzat yang Mahaindah dan Mahabesar. Tentunya, keindahan dan kebesaran
Allah sesuai dengan keagungan-Nya, tidak sama dengan makhluk-Nya.
4. Mengimani tugas-tugas Malaikat yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Allah subhaanahu wa ta’aalaa adalah Dzat yang Maha Sempurna dan Maha Kuasa, yang
sama sekali tidak butuh bantuan siapapun dalam mengurus alam semesta ini. Namun dengan
segala hikmah-Nya, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menghendaki dan memerintahkan para
Malaikat untuk mengurus beberapa urusan di alam semesta dengan izin-Nya.
Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul, yang dengannya terwujud kehidupan

hati dan ruh. Mikail bertugas mengurus hujan, yang dengannya terwujud kehidupan badan.
Israfil bertugas meniup sangkakala, yang dengannya terwujud kehidupan kembali
(kebangkitan) setelah kematian. Tiga malaikat ini merupakan malaikat yang terbesar dan
paling utama, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu do’a iftitah yang
dibaca pada shalat malam mengatakan:
‫ب َوال َشهَا َد ِة‬
َ ِ‫يل َوإِ ْس َراف‬
َ ِ‫اللَهُ َم َربَ ِجب ِْري َل َو ِمي َكائ‬
ِ ‫ عَالِ َم ال َغ ْي‬،‫ض‬
ِ ‫ فَا ِط َر ال َس َما َوا‬،‫يل‬
ِ ْ‫ت َوالَر‬
“Ya Allah, Rabb yang mengatur Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Maha
Mengetahui yang ghaib maupun yang tampak … “ (HR. Muslim 770). Di antara ketiga
malaikat tersebut, yang paling utama adalah Jibril.
Malik bertugas mengurus neraka, ada juga malaikat yang mengurus jannah (surga),
disebutkan dia bernama Ridwan. Malakul Maut bertugas mencabut nyawa. Ada juga para
malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy.
Di antara para malaikat tersebut ada pula yang ditugaskan oleh Allah subhaanahu wa ta’aalaa
untuk mengurus manusia, sehingga malaikat memiliki hubungan yang sangat erat dengan


umat manusia. Para malaikat adalah makhluk yang sangat menginginkan kebaikan dan
keselamatan untuk manusia. Berbeda dengan syaithan, makhluk yang sangat menginginkan
kejelekan dan kecelakaan bagi umat manusia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil yang
menyebutkan bahwa para malaikat mendoakan kaum mukminin, di antaranya:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya
bertasbih memuji Rabb mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun
bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu
Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan Engkau, dan jagalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.”
(Ghafir : 7)
Termasuk pada saat yang kritis/genting, yakni ketika sakaratul maut, para malaikat turun
memberikan dukungan kepada orang beriman. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergemberilah
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kami (para malaikat) adalah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.“ (Fushshilat: 30-31)
Bahkan di jannah (surga) kelak, para malaikat akan mengucapkan salam kepada kaum
mukminin penghuni jannah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang artinya):
‫ار‬

ٍ ‫َو ْال َم َلئِ َكةُ يَ ْد ُخلُونَ َعلَ ْي ِه ْم ِم ْن ُكلِ بَا‬
َ ‫ب َس َل ٌم َعلَ ْي ُك ْم بِ َما‬
ِ ‫صبَرْ تُ ْم فَنِ ْع َم ُع ْقبَى ال َد‬
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (jannah) dari semua pintu; (sambil
mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atas kalian berkat
kesabaran kalian). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 23-24)
http://artikelsyariah.wordpress.com/2013/03/30/iman-kepada-malaikat/

Iman Kepada Malaikat
IMAN KEPADA MALAIKAT
Dari segi etimologi iman artinya percaya dan membenarkan. Iman berasal dari kata amanayu’minu imanan. Pengertian secara terminologi memiliki arti meyakini di dalam hati,
mengucapkan dengan lisan (lidah) dan mengaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa iman mencakup tiga aspek, yaitu pembenaran
dalam hati, ucapan dengan lisan dan pembuktian dengan amal perbuatan. Ketiganya
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu aspek keimanan yang harus
kita jalani adalah iman kepada hal-hal gaib. Di dalamnya termasuk makhluk yang bernama
malaikat.
Kata malaikat adalah jamak dari kata malakun yang artinya utusan. Menurut terminologi
malaikat adalah makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari nur, selalu taat, tunduk


serta patuh kepada Allah SWT dan tidak pernah ingkar kepadanya. Mereka tidak
membutuhkan makan, minum atau tidur. Mereka tidak memiliki keinginan apapun secara
fisik, serta menghabiskan waktunya siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah
SWT.
Beriman kepada malaikat berarti memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah
menciptakan makhluk bernama malaikat. Mengimani keberadaan malaikat merupakan hal
yang sangat penting. Kepercayaan tersebut akan memurnikan amalan umat islam dari segala
bentuk kesyirikan.
Secara tersirat, QS Al Baqarah ayat 2-3 memberi penjelasan bahwa beriman kepada malaikat
adalah pangkal keimanan kepada wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para rasul-Nya.
Hal itu disebabkan, Allah SWT menurunkan wahyu kepada para rasul-Nya melalui perantara
Malaikat Jibril.
Demikian pula sebaliknya, jika ada orang yang mendustakan keberadaan malaikat berarti ia
telah mendustakan wahyu dan kitab-kitab Allah SWT dan mendustakan risalah para rasul.
Hikmah Beriman Kepada Malaikat
1. Tidak sombong, karena malaikat tidak punya sifat sombong
2. Memperkuat keimnan kepada Allah, karena malaikat senantiasa bertasbih kepada-Nya
3. Suka mendo’akan kebaikan dan ampunan bagi orang lain, sesuai degan sifat malaikat
4. Mengingat akan adanya balasan Allah pada saat malaikat mencabut nyawa
5. Menghindari keinginan untuk berbuat dosa karena malaikat selalu mencatat segala amal

baik dan buruk manusia
6.
Perbedaan Manusia Dengan Malaikat
Manusia
1. Diciptakan dari tanah dan berjenis kelamin
2. Diciptakan lebih akhir dari malaikat
3. Tidak termasuk makhluk gaib
4. Ada yang ingkar kepada Allah
5. Diciptakan mempunyai nafsu
6. Berpasangan, memproduksi keturunan
Malaikat
1. Diciptakan dari cahaya dan tidak berjenis kelamin
2. Diciptakan lebih dahulu
3. Termasuk makhluk gaib
4. Semua taat kepada Allah
5. Tidak mempunyai nafsu
6. Diciptakan tidak berpasangan
Tugas Malaikat
1. Perantara untuk menyampaikan wahyu Allah Kepada para nabi dan rasul
2. Perantara untuk menguatkan hati orang beriman

3. Perantara dalam melaksanakan hukum Allah
4. Penolong dan mendoakan manusia
5. Memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal kerohanian
6. Memberikan ilham kepada hati manusia untuk berprilaku baik
7. Mencatat segala perbuatan manusia
8. Mencabut nyawa manusia

Macam-macam Malaikat
Malaikat mempunyai jumlah yang tak terhitung banyaknya. Umat islam diwajibkan
mengetahui sepuluh malaikat yang utama. Sepuluh malaikat tersebut memiliki tugasnya
masing-masing, yaitu sebagai berikut ini.
1. Jibril
Nama lainnya adalah Rūhul-Amin dan Ruhul-Qudus. Tugasnya adalah menyampaikan wahyu
kepada para nabi dan rasul. Hal itu dijelaskan Allah Swt dalam QS Asy-Syu’ara ayat 193-195
:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas.”
2. Mikail
Tugasnya adalah mengurusi kesejahteraan makhluk hidup. Misalnya, menurunkan dan

mengalirkan hujan ke wilayah-wilayah yang diperintahkan Allah Swt., serta mengatur angin
dan awan. Tidak ada setetes air pun yang turun dari langit, kecuali pada saat itu ada malaikat
yang menentukan tempat menetesnya di muka bumi ini.
QS Al-Baqarah ayat 98 Allah SWT berfirman “Barang siapa yang menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah
musuh orang-orang kafir.”
3. Israfil
Tugasnya adalah meniup sangkakala (trompet) yang menandai datangnya hari kiamat. Israfil
meniup trompet itu sebanyak tiga kali. Tiupan pertama mengejutkan seluruh makhluk, tiupan
kedua mematikan seluruh makhluk, dan tiupan ketiga membangkitkan umat manusia untuk
menghadap sang pencipta. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an Surah Yasin Ayat 51 “Dan
ditiuplah sangkalala*, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka.”
*Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudahnya bangkitlah orang-orang
dalam kubur.
4. Izrail
Tugasnya adalah mencabut nyawa manusia dan semua makhluk hidup lainnya. Allah Swt.
berfirman dalam Al-Qur’an Sura An-Nahl Ayat 31, “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan
dalam Keadaan baik* oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka):
“Salaamun’alaikum**, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan”.
*Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga
berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa
mereka akan masuk syurga.
**Artinya selamat sejahtera bagimu.
5. Munkar dan Nakir
Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang menanyai manusia di alam kubur. Rasulullah
bersabda dalam sebuah hadis berikut ini, “Sesungguhnya seorang hamba (yang meninggal)
apabila telah diletakan di dalam kubur, dia mendengar suara sendal para pengantarnya yang
pulang. Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat. Mereka mendudukannya dan
bertanya kepadanya (yang meninggal) “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini
(Muhammad) ?” Sesungguhnya orang mukmin akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia
adalah hamba Allah dan rasul-Nya.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Lihat tempatmu di
neraka, sesungguhnya Allah telah menggantikan buat kamu tempat di surga.” Maka ia
melihat keduanya (surga dan neraka).” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Rakib dan Atid

Dua malaikat tersebut mempunyai tugas menuliskan amal pekerjaan manusia sehari-hari.
Pekerjaan baik dicatat oleh Malaikat Rakib yang ada di sebelah kanan manusia dan amal
buruk dicatat oleh Malaikat Atid yang berada di sebelah kiri manusia. Allah Swt. berfirman
dalam Al-Qur’an Surah Qaf Ayat 17-18, “ (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada
suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang
selalu hadir.”
7. Malik
Malaikat Malik juga dikenal dengan Malaikat Zabaniyah. Ia bertugas menjaga neraka dan
memimpin para malaikat penyiksa penghuni neraka. Allah Swt. berfirman dalam Surah AzZukhruf Ayat 77, “Mereka berseru: “Hai Malik* Biarlah Tuhanmu membunuh Kami saja”.
Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”.
*Malikadalah Malaikat penjaga neraka
8. Ridwan
Bertruga menjaga surga sesuai firman Allah SWT dalam QS Az-Zumar : 73 “Lalu seluruh
malaikat-malaikat itu bersujud semuanya”
Menurut Abu A’la Al Maududi, seorang tokoh pembaru dari Pakistan, beriman kepada
malaikat akan memurnikan dan mebebaskan konsep tauhid dari perbuatan-perbuatan syirik.
Hal itu juga sejalan dengan beberapa hadis Nabi Muhammad Saw. yang melarang umat islam
untuk menyambah malaikat.Dengan mengimani keberadaan malaikat, umat islam juga
menyadari bahwa tugas-tugas dan kewajiban yang dijalankan malaikat sangat dekat dan
berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Dengan memahami hal itu, umat islam akan
terdorong untuk mengerjakan amalan-amalan yang dihadiri dan didoakan malaikat atas
perintah Allah Swt. Di antara amalan-amalan tersebut adalah.
 Mengerjakan ibadah pada malam Lailatul Qadar.
 Membaca Al-Qur’an dan berzikir kepada Allah Swt.
 Mengerjakan kebajikan.
 Menuntut ilmu yang bermanfaat.
 Berjalan menuju masjid.
 Mengerjakan salat berjamaah pada saf yang pertama.
 Hadir lebih awal ketika mengerjakan salat jum’at.
 Memberikan sedekah dan infak dalam kebaikan.
 Mengerjakan ibadah haji dan wukuf di arafah.
 Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
 Mengunjungi orang yang sakit.
 Tidur dalam keadaan berwudhu.
Demikian pula sebaliknya, dengan beriman kepada malaikat, umat islam akan menjauhi
amalan-amalan yang dilaknat dan dijauhi oleh malaikat atas perintah Allah Swt. Di antara
amalan-amalan tersebut adalah.
 Hidup dalam kekafiran.
 Melindungi orang yang mendustakan ajaran agama.
 Mencaci-maki sahabat Nabi Muhammad Saw.
 Mengacung-acungkan besi kepada saudaranya dengan tujuan menakut-nakuti.
 Mengerjakan kemaksiatan di dalam rumah, seperti mabuk-mabukan.
 Meletakkan anjing dan patung di dalam rumah.
Dengan mengerjakan dan menjauhi dua macam perbuatan di atas, umat islam akan makin
bertambah tebal keimanannya kepada Allah Swt. Pada akhirnya, hal itu mengangkat dan
meninggikan derajat manusia itu sendiri.

Harapan Kita Mengimani Para Malaikat, mengerjakan Amalan-amalan yang dido’akan oleh
Malaiakat, seperti membaca Al-Qur’an, selalu Zikir Kepada Allah SWT dan mengunjungi
orang yang sedang sakit, menjauhi amal-amal yang dilaknat oleh Malaikat seperti
memelihara anjing dan memajang patung di dalam rumah, mencaci maki kepada sesama dan
menghindari dari kekufuran
http://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/demokrasi/iman-kepada-malaikat/

BAB I
PENDAHULUAN

Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa
menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa
yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada
Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya
malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal
ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah
kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang
mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa
Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan
lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
A. Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan
Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam
ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang
ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya
adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa
mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya.
Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak
seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui

jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat
dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu
menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada
Nabi Ibrahim.
B. Rumusan masalah
• Bagaimana kita mengimani malaikat?
• Bagaimana perilaku beriman kepada malaikat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Iman Kepada Malaikat
Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah
makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat
terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat
malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang
berada didalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai
penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur
hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut
nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.
Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada
Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah
mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga
memberinya kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya kekuatan
memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah
kedua telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup

dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan
seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama
membaca tasbih kepada Allh SWT sampai hari kiamat.
Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara
antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah
dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu,
barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosulNya . seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat
Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.
‫ال َو َم َل ِئ َك ِت ِه‬
ِ َ ‫ون ُك ٌل آَ َم َن ِب‬
َ ‫آَ َم َن الرَ سُو ُل ِب َما أ ُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه مِنْ َر ِب ِه َو ْالم ُْؤ ِم ُن‬
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikatNya…”[1]
Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosulNya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah
memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para
rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima
keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".
Antara malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan
dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbedabeda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta
kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Jumlah mereka banyak sekali dan tidak diketahui seara pasti, hal ini terjadi pada perang badar
ketika Allah menurunkan beribu- ribu malaikt yang membantu kaum muslimin untuk
melawan musuh islam yaitu bangsa Quraisy. Akan tetapi jumlahnya mereka yang banyak itu
yang wajib diimani hanyalah 10 malaikat, yaitu:
Jibril, malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi. Para malaikat yang
bertugas menyampaikan ilham kepada manusia, jin dan hewan berada di bawah
kepemimpinannya. Bahkan di antara malaikat yang sepuluh, malaikat Jibril adalah yang
paling mulya. Beliau adalah Ar-Ruhul Qudus yang telah membimbing dan menguatkan Nabi
Isa dalam menjalankan tugas kenabian. Jibril pula yang menyampaikan firman kepada Nabi

Muhammad dan mengajari beliau SAW. Dan Jibril tidak pernah ‘salah alamat’.
Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi (Allah) Yang
mempunyai ‘Arsy, yang dita’ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. [QS. At-Taqwir:
19-21]
2. Mikail, malaikat yang mengurus rizqi semua makhluq Allah.
3. Ridwan, malaikat penjaga surga.
4. Malik, malaikat penjaga neraka. Beliau membawahi banyak malaikat yang bermuka
garang.
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami
menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya
orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah
imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu
perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui
tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia. [QS. Al-Muddatstsir: 31]
5. Raqib, malaikat pencatat amal baik.
6. ‘Atid, malaikat pencatat amal buruk. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada
urat lehernya, ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [QS. Qaaf:
16-18]
7. & 8. Munkar & Nakir, para malaikat yang menyoal di alam qubur.
9. Izrail, malaikat pencabut nyawa. Beliau juga punya bawahan yang sangat banyak.
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah
seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat
Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. [QS Al-An'am: 61]
10. Israfil, malaikat peniup sangkakala tanda kiamat dan berbangkit.
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang

dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing). [QS. Az-Zumar (39): 68].
B. Perilaku Beriman Kepada Malaikat
Sesungguhnya malaikat memenuhialam semesta ini, sampai tak ada satu jengkalpun
didunia ini kecuali mereka ada disana. Sebab itulah, Rasulallah melarang kita untuk
menghadap kiblat atau membelakanginya ketika buang air kecil dan buang air besar. Untuk
menghormati para malaikat yang sedang melakukan sholat dan menghadap qiblat. Oleh
karena itu, iman kepada mereka hukumnya wajib.
Contoh- contoh perilaku beriman kepada malaikat
• Berkata jujur, menepati janji, dan menjaga amanah.
• Sabar, syukur, ikhlas, tawakal.
• Selalu mengerjakan perintahnya dan menjahui larangannya.
Dan diantara sifat- sifat yang harus dijahui yaitu:
1. Sifat marah dan kesenangan
Kemarahan adalah bencana yang merusak akal. Apabila akal sedang lemah, menyeranglah
bala tentara syaitan itu, lagi pula setiap manusia yang marah, syaitan selalu
mempermainkannya sebagaimana seorang anak kecil mempermainkan bola. Dan benarbenar telah disebutkan bahwa sementara wali- wali Allah berkata pada iblis: "perhatikanlah
padaku bagaimana cara engkau menguasai anak cucu Adam". Dia berkata:" aku
menangkapnya ketika marah dan senang.
2. Sifat Tama' (mengharap) Manusia
Benar- benar telah diriwayatkan dari sofwan bin salim, sesungguhnya iblis menjelma keada
Abdullah bin Hadlola dan berkata padanya". hi ibnu hadhola, hafalkanlah sesuatu dariku, aku
akan mengajarkannya padamu". Berkatalah Abdullah bin Hadholah padanya: aku tidak butuh
itu". Iblis berkata: perhatikanlah. Kalau dia baik bisa kau ambil dan kalau buruk kau bisa
menolaknya. Hai ibnu hadhola, janganlah engkau meminta pada manusia dengan permintaan
mengharap dan perhatikan bagaiman engkau waktu marah, karena aku menguasaimu ketika
engkau marah".
Dari contoh- contoh diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jangan sekali- kali kalian
melakukan perbuatan yang tidak sesuai syariat. Karena malaikat selalu bersama kita untuk
mencatat semua amal perbuatan kita.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan
yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara
Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan
larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga
amanah.
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-beriman-kepada-malaikat.html