PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK SP36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU ( Phaseolus radiatus L)

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK SP36 TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU
( Phaseolus radiatus L)
THE EFFECT DISTANCE PLANT AND SP 36 DOSAGE FERTILIZER
OF GROWTH AND YIELD GREEN PEANUT PLANT
( Phaseolus radiatus L. )
Umi Kulsum, Teguh Supriyadi, dan Endang Suprapti
Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

ABSTRACT
The objective of the researched was to distance plant and SP36 dosage
fertilizer of growth and production Green Peanut plant was conducted at village
Bagusan, Selopampang, Temanggung at 1st Juni until 1st September 2008. The land
of Alfisol type (PPT Latosol) at the height 650 metre from see level.
The research used factorial methode with elementary patten Completely
Randomized Design (CRD), consisted of two treatment and the first factor was
distance plant (J) : J1 = 20 x 20 cm, J2 = 20 x 30 cm, and J3 = 20 x 40 cm. The

second factor was SP36 dosage fertilizer (P) : P0 = not SP36 fertilizer, P1 = 100
kg/ha, P2 = 125 kgh/ha and P3 = 125 kgh/ha, every treatment was 3 replicated.
The result of research : (1). The distance plant treatment (J) not significant
to the height of plant, the sum of trivoliat leaf, the sum legum planting, the weight
legum planting, the weight dry seed blaze, the weight seed 100, the fresh weight of
plant, the dry weight of plant parameters. But significant to weight ripe legum
planting parameter and veri significant to the weight dry seed planting. (2). The
SP36 dosage fertilizer we not significant to the height of plant, the sum of trivoliat
leaf, the weight legum blaze, the weight dry seed blaze, the weight seed 100, the
fresh weight of plant, the dry weight of plant parameters. But significant to the sum
legum planting, the weignt ripe legum planting and the weight dry seed planting
parameters. (3). The interaction of distance plant with SP36 dosage fertilizer were
not significant to the height of plant, the sum of trivoliat leaf, the sum legum
planting, the weight legum blaze, the weight dry seed blaze, the weight seed 100, the
fresh weight of plant, the dry weight of plant parameters. But significant to the
weight legum masak planting and very significant the weight dry seed planting,
parameters. (4).Highest yield of the weight dry seed blaze was reach by J1P2
(interaction betwen distance plant 20 x 20 cm with SP36 dosage fertilizer 125 kg per
Ha) that was 358,3 g equivalent with 0,75 ton per hektar, the lowest yield was J2P0
(interaction betwen distance plant 20 x 30 cm without SP36 fertilizer) that was 229,7

kg equivalent with 0,48 ton per hektar.

86

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk SP36 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus
L.), telah dilakukan di Kelurahan Bagusan, Kecamatan Selopampang, Temanggung
dari tanggal 1 Juni sampai dengan 1 September 2008. Jenis tanah Alfisol ( PPT :
Latosol ) pada ketinggian 650 meter dpl.
Penelitian menggunakan metode faktorial dengan pola dasar Rancangan Acak
Kelompok Lengkap (RAKL), terdiri atas 2 faktor perlakuan yaitu: (I) Jarak Tanam
(J1 : 20 x 20 cm, J2 : 20 x 30 cm dan J3 : 20 x 40 cm). (II). Dosis (P0 : Tanpa pupuk
SP36, P1: Dosis 100 kg SP36 per Ha, P2 : Dosis 125 kg SP36 per Ha dan P3 : Dosis
150 kg SP36 per Ha.
Hasil penelitian memperoleh: (1). Perlakuan Jarak Tanam (J) tidak

berpengaruh nyata terhadap Tinggi tanaman, Jumlah daun Triviolet, Jumlah polong
per tanaman, Berat polong per petak, Berat biji kering per petak, Berat 100 biji, Berat
brangkasan segar dan Berat brangkasan kering. Tetapi berpengaruh nyata terhadap
parameter Berat polong masak per tanaman dan berpengaruh sangat nyata terhadap
parameter Biji kering per tanaman. (2). Perlakuan penggunaan Pupuk SP36 (P) tidak
berpengaruh nyata terhadap Tinggi tanaman, Jumlah daun Triviolet, Berat polong per
petak, Berat biji kering per petak, Berat 100 biji, Berat brangkasan segar dan Berat
brangkasan kering. Tetapi berpengaruh nyata terhadap Jumlah polong per tanaman,
Berat polong masak per tanaman dan Berat biji kering per tanaman. (3). Kombinasi
Jarak Tanam dengan Pupuk SP36 (JXP) tidak berpengaruh nyata terhadap Tinggi
tanaman, Jumlah daun Triviolet, Jumlah polong per tanaman, Berat polong per petak,
Berat biji kering per petak, Berat 100 biji, Berat brangkasan segar dan Berat
brangkasan kering. Tetapi berpengaruh nyata terhadap parameter Berat polong
masak per tanaman dan berpengaruh sangat nyata terhadap parameter Berat biji
kering per tanaman. (4). Berat biji kering per petak tertinggi dicapai pada perlakuan
J1P2 (interaksi antara Jarak tanam 20 x 20 cm dengan Dosis pupuk SP36 125 kg per
Ha) sebesar 358,3 g atau setara dengan 0,75 ton per hektar dan terrendah pada
perlakuan J2P0 (interaksi antara Jarak tanam 20 x 30 cm dengan Tanpa pupuk SP36)
sebesar 229,7 kg atau setara dengan 0,48 ton per hektar.


ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

1,2 juta ton. Sedangkan di Jawa Tengah

PENDAHULUAN
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus

produksi tanaman kacang hijau di

L.) termasuk tanaman yang mempunyai

tingkat petani setiap hektarnya baru

akar tunggang dan dapat membentuk

mencapai 0,7 ton/ha (Anonim, 2001b).

bintil akar, berbentuk perdu, berbatang


Dengan demikian komoditas kacang

keras, bunga menyerupai kupu–kupu.

hijau masih memiliki serapan pasar

Kacang hijau merupakan bahan pangan

yang sangat besar, maka peluang bisnis

sumber protein nabati sudah sangat

kacang hijau memiliki prospek yang

populer di dalam kehidupan manusia

baik.
Pengembangan


sehari–hari.

luas

areal

biji

penanaman kacang hijau bisa dilakukan

kacang hijau mempunyai nilai gizi

sampai di lahan berproduksi rendah.

yang tinggi, mengandung 25% protein

Namun penggunaan teknologi harus

dan vitamin serta mineral yang sangat


diseleraskan

berguna untuk pertumbuhan manusia

lingkungan setempat. Cara bercocok

(Anonim, 2002). Lebih lanjut Bambang

tanam, penggunaan varietas unggul,

Cahyono (2007) mengatakan bahwa

pemupukkan,

kacang hijau memiliki berbagai macam

pengendalian

manfaat dalam kehidupan manusia


merupakan

antara lain : sebagai bahan makanan

intensifikasi yang dapat meningkatkan

manusia, untuk pengobatan (terapi) dan

produksi kacang hijau (Soediyanto,

untuk bahan pakan ternak.

1987).

Sebagai

bahan

makanan


dengan

daya

dukung

pengairan,
hama
lima

dan
unsur

serta
penyakit
teknologi

Menurut Dirjen Tanaman Pangan

Lebih lanjut Bambang Cahyono


Departemen Pertanian dalam Bambang

(2007) mengatakan bahwa orientasi

Cahyono

pertanian modern yang mengejar hasil

(2007)

memprediksikan

bahwa konsumsi kacang hijau di dalam

panen

negeri (Indonesia) sampai tahun 2010

kualitas panen yang prima menjadikan


laju

bisa

praktisi pertanian sangat tergantung

terpenuhi oleh laju produksi di dalam

pada penggunaan pupuk. Padahal tanpa

negeri, diperkirakan permintaan kacang

pengetahuan

hijau mencapai 2,8 juta ton, sementara

penggunaan pupuk justru menyebabkan

permintaannya

belum

sebanyak–banyaknya

yang

dan

memadai,

pada saat ini hasilnya baru mencapai
88

ISSN : 0854-2813

penurunan

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

kualitas

dan

kuantitas

lerengnya ke Timur jarak tanamanya
lebih

produksi.
Menurut

Soediyanto

(1987)

rapat

lerengnya

daripada

ke

tanah

Barat.

(6)

yang

Kualitas

bahwa tanaman memerlukan tempat

produksi dari tanaman yang akan

untuk tumbuh yang luasnya seimbang

diusahakan, pohon yang diusahakan

dengan luasnya mahkota daunya. Jarak

agar lurus, maka jarak tanamnya lebih

tanam dianggap cukup renggang kalau

rapat. (Soediyanto, 1987).
Tanaman

bagian ujung daun dari pohon–pohon

kacang

hijau

dapat

yang tumbuh berdekatan bersentuhan,

berproduksi dengan optimal sangat

tidak berhimpitan. sedangkan dalam

dipengarui

Anonim

bahwa

diantaranya jarak tanam. Jarak tanam

tanaman yang terlalu rapat sukar

yang tepat akan meningkatkan hasil

dipelihara, waktu menyiang banyak

kacang hijau. Dalam penelitian kacang

yang rusak (terinjak–injak) dan terjadi

hijau

persaingan dalam memperoleh unsur

yaitu 20 x 20 cm, 20 x 30 cm dan 20 x

hara, sedangkan tanaman yang terlalu

40 cm dengan harapan salah satu jarak

jarang/renggang, banyak tanah yang

tanam

dapat

tidak terpakai, sehingga jarak tanam tak

banyak

dan

tepat dan tak teratur.

Faktor- faktor

penelitian.

yang

jarak

tanaman sangat berhubungan dengan

(1996)

dikatakan

mempengaruhi

tanam

kesuburan

bertanam

berpengaruh

kesuburan

tanah,

beberapa

faktor

jarak tanam yang digunakan

optimum adalah : (1) Keadaan tempat
seperti

oleh

menghasilkan
cocok

untuk

Pertumbuhan

tanah.

daerah

kehidupan

Jenis

terhadap

lebih

tanah

penentuan

keadaan pengairan dan cahaya. (2)

jumlah dan penyediaan unsur hara.

Penjarangan tanaman, apakah akan

Maka tanah harus dipelihara sehingga

dilakukan penjarangan atau tidak. (3)

dapat memberi kesempatan sebanyak

Pemupukkan, tanah yang akan dipupuk

dan sebaik mungkin kepada tanaman

jarak tanamnya lebih jarang daripada

agar

yang

(4)

lateralnya serta memberi kesempatan

tanah

kepadanya untuk dapat menyerap zat–

tidak

dipupuk.

Topografi/kemiringan

tanah,

dapat

mengembangkan

yang miring jarak tanamnya lebih rapat

zat makanan

daripada

(Kemas Ali Hanafiah, 2004).

kemiringan

tanah

datar.

lahan,

(5)

lahan

Arah
yang

akar

seefesien mungkin

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Berkembangnya usaha pertanian

makanan bagi tanaman. Pemupukkan

yang membuka areal hutan, sistem

merupakan salah satu usaha penting

pertanian

untuk

monokultur dan

varietas

meningkatkan

produksi

unggul jika tidak dilakukan secara

pertanian. (Afandie Rosmarkam dan

benar dan terus menerus maka tanah

Nasib Widya Yuwono, 2003).

akan semakin miskin unsur hara.

Menurut

Soediyanto

(1987)

Kondisi ini dapat diperbaiki dengan

mengatakan bahwa pupuk didefinisikan

penambahan unsur hara secara tepat

sebagai material yang ditambahkan ke

yaitu lewat pemupukkan.

tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan

Penggunaan pupuk yang salah

untuk melengkapi ketersediaan unsur

dapat menyebabkan inefisiensi pada

hara (memperbaiki keadaan fisik, kimia

produksi, selain itu penggunaan pupuk

dan biologi tanah). Pemberian pupuk

buatan dalam jangka panjang secara

yang tepat

terus menerus dan tidak terkontrol akan

agar diperoleh hasil yang optimal.

berdampak buruk pada kesuburan tanah

Dalam hal ini perlu diketahui tingkat

dan lingkungan di sekitar

kesuburan

daerah

pada tanah dimaksudkan

tanah

dan

kebutuhan

pertanian. Struktur tanahnya akan rusak

tanaman, sehingga dapat ditentukan

dan

dosis pupuknya.

menyebabkan

penurunan

pH,

keseimbangan organisme di dalam

Paris Hutapea (2002) mengatakan

air

bahwa penyerapan hara oleh tanaman

oleh

dipengaruhi oleh kosentrasi larutan,

karena itu kegiatan pemupukkan harus

valensi unsur, temperatur dan tingkat

dilakukan secara terintregasi dengan

aktivitas

komponen lingkungan yang menunjang

Pupuk Phospot sangat penting untuk

kelangsungan

pertumbuhan

pada

umumnya,

pembentukan

protein,

pembentukan

tanah

terganggu

permukaan

dan

menjadi

kualitas
tercemar

kegiatan

pertanian

(Novizan, 2002).
Pemupukkan

pada

tanaman

metabolismenya.

Seperti

akar, mempercepat tuanya buah atau

dan

biji dan meningkatkan hasil biji–bijian.

memperbaiki kesuburan tanah dengan

Menurut Novian (2002) Phospor

memberikan unsur/zat hara ke dalam

terdapat diseluruh sel hidup tanaman

tanah yang langsung maupun tidak

yang mempunyai fungsi membentuk

langsung dapat menyumbang bahan

asam

bertujuan

untuk

memelihara

nukleat

(DNA

dan

RNA),
90

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

menyimpan serta memindahkan energi

kurang atau sama sekali tidak ada dan

Adenusin Tri Phosphat dan Adenosin

masak buah lambat.

Di Phosphat, merangsang pembelahan

Menurut

Bambang

Cahyono

sel, dan membantu proses asimilasi dan

(2007) dan Anonim (2001a) dosis

respirasi. Lebih lanjut Novian (2002)

pupuk

mengatakan bahwa Phosphat dapat

hijau adalah 100 kg/ha dan 125 kag/ha,

merangsang pembentukan bunga, buah

dalam penelitian dosis pupuk SP36

dan biji. Phosphor merupakan salah

yang digunakan yaitu 100 kg/ha, 125

satu hara makro yang penting artinya

kg/ha dan 150 kg/ha sesuai dengan

bagi

rekomendasi dibeberapa daerah dalam

tanaman

untuk

pembentukan

nucleoprotein, lekhitin, khitin dan lain–

SP36 untuk tanaman kacang

budidaya kacang hijau.

lain yang mempunyai hubungan erat
dengan

proses

fisiologi

(Anonim,

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam

1989).
Lebih lanjut Rismunandar (1998)

penelitian adalah faktorial dengan pola

mengatakan bahwa pupuk Phospat

dasar

(Phosphor/P2O5) merupakan sokoguru

Lengkap (RAKL) yang terdiri dari 2

yang

faktor perlakuan dan 3 kali ulangan.

sangat

penting

bagi

setiap

Rancangan

Kelompok

tanaman dan merupakan salah satu

Adapun

sendi yang penting bagian sel yang

adalah : Faktor I. Jarak Tanam ( J )

hidup atau protoplasma. Kekurangan

terdiri dari 3 taraf yaitu : J1 : Jarak

zat ini akan berakibat : (1) Tanaman

tanam 20 x 20 cm, J2 : Jarak tanam 20

menjadi kerdil. (2) Pertumbuhan akar

x 30 cm, J3 : Jarak tanam 20 x 40 cm.

sangat berkurang. (3) Pertumbuhan

Faktor II. Dosis Pupuk SP36 ( P )

cabang atau ranting meruncing sebagai

terdiri dari 4 taraf yaitu : P0 : Tanpa

akibat pertumbuhan tangkai daun yang

pupuk SP36, P1 : Dosis 100 kg SP36 /

menguncup

ha, P2 : Dosis 125 kg SP36 / ha, dan

ke

arah

batang

atau

ranting. (4) Warna daun lebih hijau
daripada biasanya. (5) Daun yang

faktor

Acak

penelitian

tersebut

P3 : Dosis 150 kg SP36 / ha.
Penelitian

sudah tua tampak menguning sebelum

Kelurahan

waktunya. (6) Hasil buah atau biji

Selopampang,

dilaksanakan
Bagusan,

di

Kecamatan

Temanggung.

Waktu

pelaksanan penelitian pada bulan Juni -

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

September 2008. Jenis tanah Alfisol (

brangkasan

PPT

derajat

brangkasan kering (g) Analisis data

kemasaman (pH) 6 sampai 7, keadaan

yang digunakan yaitu secara statistik

topografi bergelombang dan terletak

dengan menggunakan sidik ragam pada

pada ketinggian

meter dari

jenjang nyata 5 % dan 1 %. Jika ada

permukaan laut dengan suhu rata – rata

beda nyata dilanjutkan dengan uji jarak

:

Latosol

0

)

dengan

500

0

22 sampai 28 C. Tipe iklim menurut

segar

(g)

dan

Berat

berganda Duncan.

Schmid Ferguson tipe C (agak basah).
Adapun parameter penelitian yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

diamati meliputi :Tinggi tanaman (cm),

Hasil penelitian pengaruh berbagai

Jumlah daun trivoliat (buah), Jumlah

taraf Jarak Tanam (J), Pupuk SP36

polong per tanaman (buah), Berat

(P) dan kombinasi kedua perlakuan

polong per tanaman (g), Berat polong

(JXP)

per petak (g), Berat biji kering per

Tanaman Kacang Hijau dilakukan uji

tanaman (g), Berat biji kering per petak

jarak berganda Duncan 5%

(g),

disajikan pada tabel 1.

Berat

100

biji

(g),

Berat

Terhadap

Pertumbuhan

yang

92

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Tabel 1. Uji Jarak Berganda Duncan 5 %, Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk
SP36 Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus
L).
Perlakuan
Parameter Pertumbuhan
(treatment)
Tinggi
Jumlah Daun
Berat Segar
Berat Kering
Tanaman
Trivoliat
Brangkasan
Brangkasan
(cm)
(buah)
(g)
(g)
Jarak Tanam (J)
J1
33,53
7,03
26,62
14,93
J2
33,88
7,23
24,85
14,33
J3
32,29
7,13
22,57
13,04
Pupuk SP 36 (P)
P0
23,49
33,94
6,94
13,41
P1
25,65
33,74
7,36
14,01
P2
26,34
14,58
32,81
7,45
P3
32,45
23,25
14,40
6,76
Kombinasi Jarak Tanam dan Pupuk SP 36 (JXP)
J1P0
J1P1
J1P2
J1P3
J2P0
J2P1
J2P2
J2P3
J3P0
J3P1
J3P2
J3P3

35,11
32,25
33,37
33,37
32,26
35,63
33,13
34,52
34,44
33,33
31,94
29,44

6,75
7,50
7,41
6,46
7,13
7,75
7,44
6,61
6,94
6,83
7,51
7,23

27,72
25,28
28,61
24,89
21,35
26,39
27,36
24,31
21,39
25,28
23,06
20,56

15,37
13,39
15,61
15,36
12,66
14,19
15,40
15,07
12,22
14,44
12,72
12,78

Keterangan : Perlakuan yang sama pada kolom yang sama yang diikuti dengan huruf
yang sama menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada taraf 5 %
DMRT.
Parameter Tinggi tanaman pada

Menurut

Rasyid

Marzuki

dan

perlakuan Jarak tanam 20 x 20 cm (J1)

Soeprapto, (2001), Jarak tanam yang

: 33,53; Jarak tanam 20 x 30 cm (J2) :

tepat,

33,88; dan Jarak tanam 20 x 40 cm

dimanfaatkan secara optimum oleh

(J3)

tanaman kacang hijau dalam proses

:

32,29.

Masing



masing

sinar

matahari

akan

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

93

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

fotosintesis sehingga tanaman akan

Parameter Berat brangkasan kering
pada perlakuan Jarak tanam 20 x 20

cepat tumbuh.
Parameter Jumlah daun trivoliat

cm (J1) : 14,93; Jarak tanam 20 x 30

pada perlakuan Jarak tanam 20 x 20 cm

cm (J2) : 14,33; dan Jarak tanam 20 x

(J1) : 7,03; Jarak tanam 20 x 30 cm (J2)

40 cm (J3) : 13,04. Masing – masing

: 7,23; dan Jarak tanam 20 x 40 cm

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

(J3) : 7,13. Masing–masing perlakuan

Menurut Sitompul dan Guritno (1995),

tidak berpengaruh nyata. Jarak tanam

berat

yang tepat akan mempengaruhi proses

langsung

fotosintesis tanaman karena daun dapat

pertumbuhan tanaman. Tanaman yang

tumbuh dan berfungsi secara optimal.

mempunyai daun relatif banyak akan

Disamping itu daun trivoliat akan

menguntungkan

muncul dapat diketahui saat tumbuh

sehingga

cabang baru hal ini menandakan

yang

tanaman

hasil

mempertebal dan memperluas daun,

fotosintesis yang berupa karbohidrat

sehingga dapat berpengaruh terhadap

selain disuplai ke batang, daun dan

bahan kering tanaman.

subur.

Karena

akar juga disuplai untuk perkembangan

brangkasan

kering

secara

dipengaruhi

laju

fotosintesis,

menghasilkan
dapat

oleh

karbohidrat

digunakan

untuk

Parameter Tinggi Tanaman dengan
perlakuan Tanpa pupuk SP36 (P0) :

bunga dan buah (Harjadi, 1989).
Parameter Berat brangkasan segar

33,94; Dosis 100 kg SP36 / ha (P1) :

pada perlakuan Jarak tanam 20 x 20

33,74 Dosis 125 kg SP36 / ha (P2) :

cm (J1) : 26,62; Jarak tanam 20 x 30

32,81; dan Dosis 150 kg SP36 / ha (P3)

cm (J2) : 24,85; dan Jarak tanam 20 x

: 32,45. Masing–masing perlakuan

40 cm (J3) : 22,57. Masing–masing

tidak

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

pertumbuhan tanaman akan tumbuh

Pertumbuhan

pesat apabila pemberian pupuk yang

yang

baik

akan

berpengaruh

nyata,

phosphor

karena

menghasilkan sejumlah bio massa yang

mengandung

besar pula, berat brangkasan segar

bersamaan dengan pupuk amonioum

dipengaruhi oleh pertumbuhan dan

(Novizan,

perkembangan tanaman (Sitompul dan

Sutandi

Guritno, 1995).

berpengaruh

2002).
(1996)

diberikan

Dikatakan
bahwa

langsung

oleh
pupuk

terhadap

fisiologi tanaman seperti meningkatkan
94

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

kegiatan respirasi untuk meningkatkan

tepat dan ketersediaan unsur hara di

pertumbuhan tanaman, seperti tinggi

lingkungan

tanaman, jumlah helai daun, lebar

berpengaruh terhadap perkembangan

daun.

tanaman. Menurut Sumardi Suriatna

Kandungan

nutrisi

tanaman

dipengaruhi oleh faktor genetik dan

(1992)

faktor lingkungan.

brangkasan

pertanaman

mengatakan

akan

bahwa

basah/segar

berat

merupakan

Parameter Jumlah Daun Trivoliat

pengukuran laju fase vegetatif, pada

dengan perlakuan Tanpa pupuk SP36

fase pertumbuhan dan perkembangan

(P0) : 6,94; Dosis 100 kg SP36 / ha (P1)

batang, daun dan akar.

: 7,36; Dosis 125 kg SP36 / ha (P2) :

Pada parameter Berat brangkasan

7,45 dan Dosis 150 kg SP36 / ha (P3) :

kering dengan perlakuan Tanpa pupuk

6,76. Masing–masing perlakuan tidak

SP36 (P0) : 13,41; Dosis 100 kg SP36 /

berpengaruh nyata. Dikatakan oleh

ha (P1) : 14,01; Dosis 125 kg SP36 /

Benyamin

(2008)

ha (P2) : 14,58 dan Dosis 150 kg SP36

menjelaskan bahwa fosfat berperan

/ ha (P3) : 14,40. Masing – masing

dalam reaksi–reaksi pada fase gelap

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

fotosintesis, respirasi dan berbagai

Dosis pupuk dan cara pemberian yang

proses metabolisme lainnya, sehingga

tepat akan dimanfaatkan oleh tanaman

tidak

secara

Lakitan,

mempengaruhi

jumlah

daun

optimal

tumbuh

daun untuk berfotosintesis meningkat

mempunyai daun relatif banyak akan

pada

menguntungkan

perkembangan

daun,

kemudian mulai turun sebelum daun

sehingga

berkembang penuh.

yang

Tanaman

tanaman

trivoliat yang terbentuk. Kemampuan

awal

pesat.

sehingga

laju

fotosintesis,

menghasilkan
dapat

yang

karbohidrat

digunakan

untuk

Pada parameter Berat brangkasan

mempertebal dan memperluas daun,

segar dengan perlakuan Tanpa pupuk

sehingga dapat berpengaruh terhadap

SP36 (P0) : 23,49, Dosis 100 kg SP36 /

bahan kering tanaman. (Sitompul dan

ha (P1) : 25,65, Dosis 125 kg SP36 /

Guritno, 1995).

ha (P2) : 26,34 dan Dosis 150 kg SP36

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

/ ha (P3) : 23,25. Masing – masing

SP36

terhadap

Tinggi

tanaman

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

menunjukan tidak berpengaruh nyata

Pemberian pupuk dengan dosis yang

dengan nilai tertinggi 35,63 pada

95

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

perlakuan (J2P1) Jarak Tanam 20 x 40

perebutan

cm

ketersediaan unsur hara dalam tanah

dengan Tanpa Pupuk SP36 dan

cahaya

matahari

dan

terendah 29,44 pada perlakuan (J1P3)

tercukupi

Jarak tanam 20 x 20 cm dengan Dosis

tanaman

pupuk SP36 100 kg/ha.

Tersedia

diawali dengan pertumbuhan tunas

lingkungan

yang

baru dan pertumbuhan daun untuk

pertumbuhan,

seperti

proses fotosintsis (Sewasono Hadi,

faktor–faktor
mendukung

cahaya, air, unsur hara dan sebagainya,

dapat

mencapai

keadaan

menjadi

perkembangan
maksimal

yang

1987).

dalam kondisi tertentu perkembangan
tanaman

maka

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk
SP36

terhadap

Berat

Brangkasan

seperti tanpa adanya perlakuan, karena

Segar menunjukan tidak berpengaruh

faktor

nyata dengan nilai tertinggi 28,61 pada

tersebut

pembatas

dari

biasanya

menjadi
dan

perlakuan (J1P2) Jarak Tanam 20 x 20

(Adianto,

cm dengan Dosis pupuk SP36 125 kg /

1998). Peningkatan proses fotosintesis

ha dan terendah 20,56 pada perlakuan

sangat

tinggi

(J3P3) Jarak tanam 20 x 40 cm dengan

untuk

Dosis pupuk SP36 150 kg / ha.

meningkatkan aktifitas sel pada ruas

Perkembangan tanaman dipengaruhi

batang sehingga bertambah panjang.

oleh jarak tanam dan kesuburan tanah.

(Herawati Susilo, 1992 )

Pertumbuhan

perkembangan

pertumbuhan
tanaman.

berpengaruh

tanaman

dan

pada

hasilnya

yang

baik

akan

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

menghasilkan sejumlah bio massa yang

SP36 terhadap Jumlah Daun Trivoliat

besar pula, berat segar brangkasan

menunjukan tidak berpengaruh nyata

dipengaruhi oleh pertumbuhan dan

dengan

perkembangan tanaman (Sitompul dan

nilai

tertinggi

7,75

pada

perlakuan (J2P1) Jarak Tanam 20 x 40
cm
kg/ha

Guritno, 1995).

dengan Dosis pupuk SP36 125
dan

terendah

6,46

pada

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk
SP36

terhadap

Berat

Brangkasan

perlakuan (J1P3) Jarak tanam 20 x 20

Kering menunjukan tidak berpengaruh

cm dengan Dosis 150 kg SP36 / ha.

nyata dengan nilai tertinggi 15,61 pada

Kebutuhan

perlakuan (J1P2) Jarak Tanam 20 x 20

sinar/cahaya

tergantung

pada jarak antar tanaman sehingga

cm

tidak

kg/ha

terjadi

persaingan

dalam

dengan Dosis pupuk SP36 125
dan

terendah

12,22

pada
96

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

perlakuan (J3P0) Jarak tanam 20 x 40

Franklin P. Gardner, R. Brent Pearce

cm dengan Tanpa Pupuk SP36. Jarak

dan

tanam dan ketersediaan pupuk akan

mengatakan laju pertumbuhan relatif

meningkatkan pertumbuhan tanaman

menunjukkan peningkatan berat kering

sehingga tanaman dapat berproduksi

dalam suatu interval waktu, dalam

dengan optimal. Sedangkan Sri Setyati

hubungannya dengan berat asal.

Roger

L.

Mitchell,

(1991)

Hasil penelitian pengaruh berbagai

Harjadi (1979) menyatakan bahwa
yang

taraf Jarak Tanam (J), Pupuk SP36 (P)

tertangkap pada proses fotosintesis

dan kombinasi kedua perlakuan (JxP)

menunjukkan berat kering sehingga

Terhadap Hasil Tanaman Kacang Hijau

adanya peningkatan pertumbuhan akan

dilakukan uji jarak berganda Duncan

berpengaruh pada peningkatan berat

5% yang disajikan pada tabel 2.

besarnya

kering

cahaya

brangkasan.

matahari

Lebih

lanjut

Tabel 2. Uji Jarak Berganda Duncan 5 %, Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk
SP36 Terhadap Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L).
Perlakuan
Parameter Hasil
(treatment) Jumlah
Berat
Berat
Berat Biji Berat Biji Berat
Polong
Polong
Polong
Kering
Kering 100 Biji
Pertanama
Masak
Perpetak Pertanaman Perpetak
(g)
n (buah) Pertanama
(g)
(g)
(g)
n (g)
Jarak Tanam (J)
J1
17,61
5,83c
617,0
3,62c
329,7
4,27
J2
19,16
6,61b
653,5
3,78b
288,9
3,05
J3
21,73
7,32a
722,0
4,10a
270,1
2,53
Pupuk SP 36 (P)
P0
19,35b
5,83c
626,0
3,49b
262,0
2,88
P1
20,04a
311,3
3,57
6,63b
663,8
4,05a
P2
3,64
20,12a
7,33a
729,0
4,10a
328,4
P3
637,9
283,1
3,04
18,50b
6,55b
3,70b
Kombinasi Jarak Tanam dan Pupuk SP 36 (JXP)
J1P0
J1P1
J1P2
J1P3
J2P0
J2P1

16,63
21,12
17,94
14,76
19,11
18,38

4,71d
6,64bc
6,20c
5,76cd
6,08c
6,52bc

588,0
691,3
619,7
569,0
607,7
637,7

3,18d
4,41ab
3,46cd
3,42cd
3,49cd
3,76bc

317,0
352,3
358,3
291,0
229,7
312,3

3,90
4,84
4,54
3,78
2,38
3,24

97

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

J2P2
19,83
7,28ab
722,7
4,18b
334,3
J2P3
19,32
6,58bc
646,0
3,67bc
279,3
J3P0
22,31
6,71bc
682,3
3,79bc
239,3
J3P1
20,61
6,73bc
662,3
3,98bc
269,3
J3P2
22,58
8,50a
844,7
4,66a
292,7
J3P3
21,43
7,32b
698,7
4,00b
279,0
Keterangan : Perlakuan yang sama pada kolom yang sama yang diikuti
huruf yang sama menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada
% DMRT.
Parameter

Jumlah

polong

pertanaman pada perlakuan

Jarak

tanam 20 x 20 cm (J1) : 17,61; Jarak

3,64
2,93
2,37
2,62
2,74
2,41
dengan
taraf 5

menggalakkan perluasan daun yang
cepat.
Parameter Berat Polong Masak

tanam 20 x 30 cm (J2) : 19,16; dan

Pertanaman

Jarak tanam 20 x 40 cm (J3) : 21,73.

tanam 20 x 20 cm (J1) : 5,83; Jarak

Masing–masing

tidak

tanam 20 x 30 cm (J2) : 6,61; dan

berpengaruh nyata. Tanaman kacang

Jarak tanam 20 x 40 cm (J3) : 7,32.

hijau

dengan

Masing–masing perlakuan berpengaruh

dapat

perlakuan

berproduksi

pada

perlakuan

Jarak

optimal

sangat

dipengarui

oleh

nyata. Tanaman yang mempunyai jarak

beberapa

faktor

diantaranya

jarak

yang sama jauhnya memungkinkan

tanam. Jarak tanam juga dipengaruhi

hasil yang lebih tinggi, karena tidak

oleh tipe varietas atau tipe tumbuh dan

terjadi persaingan dalam memperoleh

musim tanam. Jarak tanam yang tepat

kebutuhan hidupnya (Sewasono Hadi,

akan meningkatkan hasil kacang hijau.

1987).

lanjut

Parameter Berat polong perpetak

Franklin P. Gardner, R. Brent Pearce

pada perlakuan Jarak tanam 20 x 20 cm

dan

(1991),

(J1) : 617,0; Jarak tanam 20 x 30 cm
(J2) : 653,5; dan Jarak tanam 20 x 40

(Anonim,

Roger

2001b).

L.

Lebih

Mitchell,

mengatakan

produksi

tanaman

budidaya

dirancang

untuk

cm (J3) : 722,0.

Masing – masing

memaksimalkan penyerapan cahaya

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

dengan mencapai penutup tanah yang

Menurut (Sewasono Hadi, 1987) jarak

lengkap, melalui kerapatan tanaman

antara tanaman yang satu dengan

dan

tanaman yang lain akan mempengaruhi

pengaturan

jarat

serta

proses

fotosintesis

yang

berakibat
98

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

berkurangnya

(J1): 4,27; Jarak tanam 20 x 30 cm (J2)

persaingan dan sinar matahari dapat

: 3,05; dan Jarak tanam 20 x 40 cm

diterima

dengan

(J3): 2,53. Masing – masing perlakuan

laju

tidak berpengaruh nyata. Walaupun

fotosintsis semakin banyak produksi

tidak ada beda nyata tapi umumnya

yang dihasilkan. Hal ini berpengaruh

hasil

terhadap jumlah buah dan berat biji

beratnya

yang dihasilkan.

fotosintesis yang baik. Hal ini dapat

produksinya

maksimal.

karena

oleh

tanaman

Semakin

lancar

Parameter Berat biji kering per

tanaman

yang

tergantung

berupa
pada

biji,
proses

dilakukan dengan pengaturan jarak

tanaman pada perlakuan Jarak tanam

tanam yang tepat.

20 x 20 cm (J1) : 3,62; Jarak tanam 20

Parameter

Jumlah Polong Per

x 30 cm (J2) : 3,78; dan Jarak tanam

tanaman

20 x 40 cm (J3) : 4,10; perlakuan

pupuk SP36 (P0) : 19,35; Dosis 100 kg

tersebut berpengaruh sangat nyata.

SP36 / ha (P1) : 20,04; Dosis 125 kg

Semakin berat biji yang dihasilkan

SP36 / ha (P2) : 20,12 dan Dosis 150

suatu tanaman semakin berat biji

kg SP36 / ha (P3) : 18,50. Masing –

keringnya.

yang

masing perlakuan berpengaruh nyata.

normal akan menambah penerimaan

Dosis pupuk SP36 yang tepat akan

sampai penimbunan bahan makanan

mempengaruhi

yang berupa buah/biji semakin besar

perkembangan yang optimal dapat

(Sewasono Hadi, 1987).

menaikan produksi suatu tanaman,

Hasil

fotosintesis

dengan

perlakuan

pertumbuhan

Tanpa

dan

Parameter Berat biji kering per

karena hasil fotosintesis yang berupa

petak pada perlakuan Jarak tanam 20 x

karbohidrat selain disuplai ke batang,

20 cm (J1) : 329,7; Jarak tanam 20 x 30

daun dan akar juga disuplai untuk

cm (J2) : 288,9; dan Jarak tanam 20 x

perkembangan bunga dan buah (Sri

40 cm (J3) : 270,1; masing – masing

Setyati Harjadi, 1979).

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

Pada

parameter

Berat

Polong

Jika hasil fotosintesis yang berupa

Masak Per tanaman dengan perlakuan

buah / biji pada setiap tanaman banyak,

Tanpa pupuk SP36 (P0) : 5,83; Dosis

maka beratnya akan semakin besar.

100 kg SP36 / ha (P1) : 6,63, Dosis

Parameter Berat 100 biji pada
perlakuan

Jarak tanam 20 x 20 cm

125 kg SP36 / ha (P2) : 7,33 dan Dosis
150 kg SP36 / ha (P3) : 6,55, perlakuan

87

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

(P0) berbeda nyata terhadap (P1), (P2)

organik P terdapat sebagai fitin, yang

dan (P3), tetapi perlakuan (P1) tidak

merupakan simpanan fosfat dalam biji

berbeda

(Tisdale, Nelson and Beaton, 1985).

nyata

terhadap

(P3).

Pertambahan ukuran dan berat dari
suatu

organisme

mencerminkan

Pada parameter Berat Biji Kering
Perpetak

dengan

perlakuan

Tanpa

yang

pupuk SP36 (P0) : 262,0, Dosis 100 kg

mungkin terjadi karena ukuran sel

SP36 / ha (P1) : 311,3, Dosis 125 kg

maupun jumlahnya bertambah.

SP36 / ha (P2) : 328,4 dan Dosis 150

bertambahnya

protoplasma

Pada parameter Berat Polong Per

kg SP36 / ha (P3) : 283,1. Masing –

petak dengan perlakuan Tanpa pupuk

masing perlakuan tidak berpengaruh

SP36 (P0) : 626,0; Dosis 100 kg SP36 /

nyata. Apabila produksi setiap tanaman

ha (P1) : 663,8; Dosis 125 kg SP36 /

maksimal maka biji yang dihasilkan

ha (P2) : 729,0 dan Dosis 150 kg SP36

lebih banyak, sehingga mempengaruhi

/ ha (P3) : 637,9. Masing – masing

berat biji keringnya. Kebutuhan pupuk

perlakuan tidak berpengaruh nyata.

oleh tanaman berbeda – beda seperti

Menurut

halnya pupuk Phosphat

Sri Setyati Harjadi (1979)

terdapat

di

selain dapat meningkatkan bobot buah,

dalam substnasi – substansi yang

unsur P dapat juga memperbaiki warna

terpenting buat tanaman, yaitu di

kulit,

dalam nucleo-protein (protein inti),

warna

daging,

buah,

rasa

kekerasan dan kandungan vitamin.
Pada parameter Berat Biji Kering
Per tanaman dengan perlakuan Tanpa

maka P banyak terdapat di dalam buah
/ biji dan bagian – bagian muda
tanaman (Anonim, 1985).

pupuk SP36 (P0) : 3,49, Dosis 100 kg

Pada parameter Berat 100 Biji

SP36 / ha (P1) : 4,05, Dosis 125 kg

dengan perlakuan Tanpa pupuk SP36

SP36 / ha (P2) : 4,10 dan Dosis 150 kg

(P0) : 2,88; Dosis 100 kg SP36 / ha (P1)

SP36 / ha (P3) : 3,70, perlakuan

: 3,57 Dosis 125 kg SP36 / ha (P2) :

tersebut berpengaruh nyata. Berat biji

3,64 dan Dosis 150 kg SP36 / ha (P3) :

kering dipengaruhi oleh banyaknya

3,04. Masing – masing perlakuan tidak

pupuk P yang diberikan pada tanaman.

berpengaruh

nyata.

P anorganik banyak terdapat di dalam

terpenuhinya

kebutuhan

cairan sel sebagai komponen system

tanaman maka akan semakin berat

penyangga tanaman.

buah/biji yang dihasilkan. Didalam

Dalam bentuk

Dengan
P

oleh

88

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Anonim (1985) disebutkan bahwa

jumlah buah dan berat (Sitompul dan

pupuk

Guritno, 1995).

P

sangat

membantu

perkembangan perakaran dan mengatur

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

pembungaan serta pembuahan dan

SP36 terhadap Berat Polong Masak Per

berhubungan

tanaman

dengan

kualitas

dan

menunjukan

berpengaruh

nyata dengan nilai tertinggi 8,50 pada

kuantitas buah yang dihasilkan.
Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

perlakuan (J3P2) Jarak Tanam 20 x 40

Jumlah

Polong

cm dengan Dosis pupuk SP36 125 kg /

menunjukan

tidak

ha dan terendah 4,71 pada perlakuan

nilai

(J1P0) Jarak tanam 20 x 20 cm dengan

tertinggi 22,58 pada perlakuan (J3P2)

Dosis 150 kg SP36 / ha. Produksi

Jarak Tanam

dengan

tanaman sangat dipengaruhi oleh jarak

Dosis pupuk SP36 150 kg / ha dan

tanam dan pemupukkan yang tepat,

terendah 14,76 pada perlakuan (J1P3)

karena tanaman dapat berkembang dan

Jarak tanam 20 x 20 cm dengan Tanpa

berproduksi dengan optimal. Produksi

pupuk SP36 / ha. Jarak tanam yang

fotosintesis yang lebih besar seperti

sesuai dan pemberian pupuk yang

daun dan akar kemudian menghasilkan

sesuai

produksi semakin besar (Sitompul dan

SP36

terhadap

Pertanaman
berpengaruh

nyata

dengan

20 x 40 cm

dosis

akan

mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi tanaman.

Guritno, 1995).

Hal ini karena tanaman dapat bebas

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

memperoleh air, unsur hara dan sinar

SP36 terhadap Berat Polong Per petak

matahari tanpa berkompetisi dengan

menunjukan tidak berpengaruh nyata

tanaman

Dengan

dengan nilai tertinggi 844,7 pada

demikian tanaman dapat tumbuh baik

perlakuan (J3P2) Jarak Tanam 20 x 40

dan tanaman dapat melakukan proses

cm dengan Dosis pupuk SP36 125 kg /

fotosintesis
fotosintesis

pengganggu.

baik,

dan

ha dan terendah 569,0 pada perlakuan

dihasilkan

dapat

(J1P3) Jarak tanam 20 x 20 cm dengan

dengan
yang

digunakan sebagai bahan pembentukan

Tanpa

sel-sel baru yang sangat penting dalam

pengaturan

pertumbuhan

yang

menentukan

kualitas

dihasilkan

Pupuk
jarak

SP36.
tanam

Adanya
dan

akhirnya

akan

penyediaan pupuk yang tepat maka

buah

yang

semakin lancar laju fotosintsis semakin

didalamnya

banyak produksi yang dihasilkan. Hal

termasuk

89

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

ini berpengaruh terhadap jumlah buah

petak menunjukan tidak berpengaruh

dan berat buah/biji yang dihasilkan.

nyata dengan nilai tertinggi 358,3 pada

Menurut Franklin P. Gardner, R. Brent

perlakuan (J1P2) Jarak Tanam 20 x 20

Pearce dan Roger L. Miitchell (1991)

cm

hasil

kg/ha

panen

menunjukkan

dengan Dosis pupuk SP36 125
dan

terendah

229,7

pada

perbandingan distribusi hasil asimilasi

perlakuan (J2P0) Jarak tanam 20 x 40

antara

cm

biomassa

ekonomi

dengan

biomassa keseluruhan.

dengan

Tanpa

Pupuk

SP36.

Pertumbuhan tanaman yang normal

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

karena dilakkan pengaturan jarak tanam

SP36 terhadap Berat Biji Kering Per

dan pemupukkan akan mempengaruhi

anaman

berpengaruh

produksi

pertanaman,

sangat nyata dengan nilai tertinggi 4,66

buah/biji

yang

pada perlakuan (J3P2) Jarak Tanam 20

besar.

x 40 cm dengan Dosis pupuk SP36 125

terhadap berat biji perpetak.

menunjukan

kg/ha dan terendah 3,18 pada perlakuan

Hal

maka

dihasilkan

ini

juga

berat

semakin

berpengaruh

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

(J1P0) Jarak tanam 20 x 20 cm dengan

SP36

Tanpa Pupuk SP36. Pengaturan jarak

menunjukan tidak berpengaruh nyata

antar tanaman dengan pemberian pupuk

dengan

P yang sesuai kebutuhan tanaman akan

perlakuan (J1P1) Jarak Tanam 20 x 20

berakibat pada bobot buah/biji yang

cm dengan Dosis pupuk SP36 100 kg /

dihasilkan.

yang

ha dan terendah 2,37 pada perlakuan

normal akan menambah penerimaan

(J3P0) Jarak tanam 20 x 40 cm dengan

sampai penimbunan bahan makanan

Tanpa Pupuk SP36.

yang berupa buah/biji semakin besar.

tanam yang tepat dan pemberian pupuk

Berat biji kering dipengaruhi oleh

P pada tanaman sangat membantu

banyaknya pupuk P yang diberikan

perkembangan

pada tanaman. P anorganik banyak

pengaturan

terdapat di dalam cairan sel sebagai

pembuahan,

komponen system penyangga tanaman

kualitas dan kuantitas buah atau biji

(Anonim, 1985).

yang dihasilkan. Seperti yang dikatakan

Hasil

fotosintesis

terhadap

nilai

Berat

tertinggi

100

4.84

pada

Bahwa Jarak

perakaran
pembungaan
akan

Biji

dan
serta

mengoptimalkan

Interaksi Jarak tanam dan Pupuk

oleh Franklin P. Gardner, R. Brent

SP36 terhadap Berat Biji Kering Per

Pearce dan Roger L. Miitchell (1991)
90

ISSN : 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

investasi dalam pertumbuhan tanaman

berpengaruh nyata terhadap Jumlah

selama periode vegetatif menentukan

polong per tanaman, Berat polong

produktivitas

tingkat

masak per tanaman dan Berat biji

perkembanganan berikutnya, termasuk

kering per tanaman. Kombinasi Jarak

jumlah biji tepat sebelum antesis.

Tanam dengan Pupuk SP36 (JXP) tidak

Pembagian

berpengaruh nyata terhadap Tinggi

pada

selama

perkembangan

reproduktif penting untuk tanaman

tanaman,

Jumlah

daun

Triviolet,

budidaya penghasil bunga, buah dan

Jumlah polong per tanaman, Berat

biji.

polong per petak, Berat biji kering per
petak, Berat 100 biji, Berat segar

KESIMPULAN

brangkasan

Dari hasil penelitian yang berjudul
pengaruh Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk SP36 terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Kacang Hijau dapat disimpulkan
sebagai berikut : Perlakuan Jarak
Tanam (J) tidak berpengaruh nyata
terhadap Tinggi tanaman, Jumlah daun
Triviolet, Jumlah polong per tanaman,
Berat polong per petak, Berat biji
kering per petak, Berat 100 biji, Berat
segar brangkasan

dan Berat kering

brangkasan. Tetapi berpengaruh nyata
terhadap parameter Berat polong masak
per tanaman dan berpengaruh sangat
nyata terhadap parameter Biji kering

dan

Berat

kering

brangkasan. Tetapi berpengaruh nyata
terhadap parameter Berat polong masak
per tanaman dan berpengaruh sangat
nyata terhadap parameter Biji kering
per tanaman. Berat biji kering per petak
tertinggi dicapai pada perlakuan J1P2
(interaksi antara Jarak tanam 20 x 20
cm dengan Dosis pupuk SP36 125 kg
per Ha) sebesar 358,3 g atau setara
dengan 0,75 ton per hektar dan
terrendah

pada

perlakuan

J2P0

(interaksi antara Jarak tanam 20 x 30
cm dengan Tanpa pupuk SP36) sebesar
229,7 kg atau setara dengan 0,48 ton
per hektar.

per tanaman. Perlakuan penggunaan
Pupuk SP36 (P) tidak berpengaruh

DAFTAR PUSTAKA

nyata terhadap saat Tinggi tanaman,
Jumlah daun Triviolet, Berat polong

Adianto, 1998. Biologi Pertanian.
Alumni 1993, Bandung.

per petak, Berat biji kering per petak,
Berat 100 biji, Berat segar brangkasan

Adji Sastrosupadi, 2000. Rancangan
Percobaan
Praktis
Bidang

dan Berat kering brangkasan. Tetapi
91

ISSN : 0854-2813

Pertanian.
Yogyakarta.

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Kanisius,

Afandie Rosmarkam dan Nasib Widya
Yuwono, 2003. Ilmu Kesuburan
Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Anonim, 1985. Dasar – Dasar
Bercocok Tanam. Kanisius,
Yogyakarta.
---------, 1989. Penelitian Hortikultura.
Balai Penelitian Hortikultura
Solok, Malang.
---------, 1996. Tanah dan Pertanian.
Kanisius, Yogyakarta.
----------, 2001a. Budidaya Tanaman
Palawija dan Hortikultura. BIP
Kalimantan Selatan. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan
Kalimantan
Selatan,
Banjarmasin.
---------, 2001b. Tekonologi Produksi
Kacang Hijau. Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Tengah, Semarang.
Bambang Cahyono, 2007. Kacang
Hijau Tehnik Budidaya Dan
Analisis Usaha Tani. Aneka
Ilmu, Semarang.
Benyamin Lakitan, 2008. Dasar –
Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Franklin P. Gardner, R. Brent Pearce
dan Roger L. Miitchell, 1991.
Fisiologi Tanaman Budidaya.
Universitas
Indonesia
(UIPRESS), Jakarta.

Franklin Pb. Pearce RB and
Mitchell. 1986, Physiology of
Crop Plant. UI Pers, Jakarta.
Kemas Ali Hanafiah, 2004. Dasar –
Dasar Ilmu Tanah. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Marzuki, Rasyid dan Soeprapto, 2001.
Bertanam
Kacang
Hijau.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukkan
yang Efektif. Agro Media
Pustaka, Jakarta.
Paris Hutapea, 2002. Pupuk. Badan
Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Pertanian,
Ciawi
Bogor.
Rahmat Rukmana, 1997. Kacang
Hijau. Kanisius, Yogyakarta.
Rismunandar,
1998.
Pengetahuan
Dasar Tentang Perabukan. Sinar
Baru, Bandung.
Sitompul dan Guritno, 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. Gajah
Mada Pers,
Yogyakarta.
Soediyanto, 1978. Bercocok Tanam.
Penerbit. Yasaguna, Jakarta.
Sri Setyati Harjadi, 1979. Pengantar
Agronomi. Gramedia, Jakarta.
Suhartina, 2005. Deskripsi Varietas
Unggul Kacang – kacangan dan
Umbi

umbian.
Balai
Penelitian Kacang – kacangan
dan Umbi – umbian, Malang.

Harjadi, 1989. Pengantar Agronomi.
UGM., Yogyakarta.

Sumardi Suriatna, 1992. Pupuk dan
Pemupukkan. Metro Putra,
Jakarta.

Herawati Susilo, 1992. Fisiologi
Tanaman Budidaya Terjemahan

Sutandi, A., 1996. Interpretasi Hasil
Analisis
Tanaman
dalam
92

ISSN : 0854-2813

Pelatihan
Optimalisasi
Pemupukan. Proyek Pembinaan
Kelembagaan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian
Bekerjasama dengan Faperta
IPB., Bogor. 19-31 Januari 1996.

AGRINEÇA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Suwasono Hadi, 1987. Ekofisiologi
Pertanaman.
Sinar
Baru,
Bandung.
Tisdale, S. L., W. L. Nelson, and J. D.
Beaton, 1985. Soil fertility and
fertilizers. Macmillan Publ. Co.
New York.

93

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52