BAB VI ASPEK TEKNIS DAN SEKTOR - DOCRPIJM 0ee8490350 BAB VIBAB VI ASPEK TEKNIS DAN SEKTOR.compressed

BAB VI ASPEK TEKNIS DAN SEKTOR

6.1 Rencana Pengembangan Permukiman

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan pedesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman pedesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap3 (2015-2019 )menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan saranapendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondis itersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  

2. Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

  Pasal4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butirc),penyelenggaraan kawasan permukiman (butird), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butirf).

  3. Undang-Undang No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggungjawab pemerintah.

  

4. Peraturan Presiden No.15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/ PRT/ M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

6.1.2 IsuStrategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:  Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

   Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.  Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI danM P3KI.  Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (ProvinsiNTT, Provinsi Papua, danProvinsi Papua Barat) untukmengatasi kesenjangan.  Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.  Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

   Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudahdibangun.  Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.  Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumberdaya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal dibidang pembangunan perumahan dan permukiman.

6.1.3 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait denga ncapaian suatu kota/kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

  

Tabel6.1

Isu-IsuStrategisSektor PengembanganPermukimanKota Batam

NO ASPEK/VARIABEL PERMASALAHAN LOKASI ·  MBR menempati rumah formal di KSB, Rumah Susun 

1 KETERJANGKAUAN 1. Daya Beli Rendah Sewa, Kampung Tua, Ru-Li.

  2. Pekerjaan MBR mayoritas di sektor informal dan buruh ·  KSB Nongsa (Sambau), KSB Kabil (Senjulung), KSB 

industri/pekerja kontrak Tanjung Piayu (Sei Bedug),

  3. Biaya perolehan pelayanan infrastruktur mahal (mis. Air bersih, KSB Sagulung, Rusun Batu Ampar, Tiban, Batam

listrik, sampah). Center, Tanjung Uncang

Tanjung piayu, Kabil, Sagulung, Muka Kuning, Nongsa,

  4. Harga rumah mahal. sei Panas 5. UWTO rumah formal tinggi.

  ·Perumahan Liar (65 titik = 42.182) 6. Tidak bankable.

  7. Akses lahan lemah.

  2 LAHAN pendukung permukiman.

  ·         Keterbatasan Lahan ada di : Lubuk Baja, Batam Kota, Batu Ampar, Bengkong,

  2. Lahan sudah ada PL per lokasi. Sekupang 3. Komposisi dan luasan kawasan lindung 30%.

  ·          Ketersediaan Lahan ada di : 4. Pelanggaran dan ketidaksesuaian PL Batu Aji, Sagulung, Sei Bedug, Nongsa(Kabil).

  5. Lokasi permukiman strategis dekat tempat kerja sulit diperoleh. 1.. Skema pembiayaan rumah u/ MBR belum dapat dijangkau o/

  1. Skema pembiayaan rumah u/ MBR belum dapat 3 PEMBIAYAAN MBR. dijangkau o/ MBR.

  2. Kesulitan u/ pengajuan pinjaman di bank karena 2. Kesulitan u/ pengajuan pinjaman di bank karena tidak ada agunan. tidak ada agunan.

  3. Bunga KPR masih tinggi.

  3. Bunga KPR masih tinggi. NO ASPEK/VARIABEL PERMASALAHAN LOKASI 4 KELEMBAGAAN atasnya (u/ permukiman).

  4. Pelayanan infrastruktur mahal. 1. Kebijakan lahan masih di OB, Pemko hanya mengelola kegiatan di 2. Kurangnya koordinasi penanganan antara pengembang/swasta dg 4. Pelayanan infrastruktur mahal. Meski di Pulau Btam sudah ad wewenang yang diberikan ke Pemko ( Pemko di hinterland. 4. Pembagian wilayah kerja dimana Pulau Batam dikelola o/ OB dan SDM pemko belum siap, terjadinya tumpang tindih tugas 3. Keterbatasan kapasitas dalam penanganan spt : pemerintah dan/atau OB dengan Pemko. 5 PERMUKIMAN relokasi/resetlement dan penertiban/pembongkaran. REGULASI menempati lahan secara ilegal. 2. Relokasi disalahartikan dg perolehan lahan u/ rumah bagi yang fisik prasarana permukiman ) 3. PL belum dapat diberikan sebelum membayar UWTO. 1. Penanganan Ru-Li yang bersifat kuratif belum preventif dg 6 LINGKUNGAN 2. Penurunan kualitas daya dukung hutan lindung 1. Kerusakan lingkungan akibat pola cut & fill dan reklamasi 3. Ruang tebuka hijau banyak dimanfaatkan sebagai kawasan terpantau. Formal.

  4. Pengendalian migrasi masuk, terutama di sektor informal tidak Seluruh kawasan perumahan di Pulau Batam yang 5. Regulasi u/ membangun rumah murah MBR 7 INFRASTRUKTUR 3. Masalah keterbatasan pendanaan pembangunan infrastruktur 2. Masalah penyediaan lahan untuk infrastruktur 1. Masalah ketersediaan profil dan rencana yang komprehensif infrastruktur MCK dan air bersih. 4. Keberadaan perumahan liar yang tdak di lengkapi dengan

pertokoan & perdagangan. Seluruh kawasan kota batam

6. Masalah lemahnya sinergi antar stakeholder 5. Masalah keterbatasan sumberdaya alam yang tersedia fisik yang rendah

  4. Masalah kecepatan penyediaan, jangkauan pelayanan dan kualitas

Tabel 6.2 PeraturanDaerah Terkait Permukiman

NO JENIS PERATURAN NOMOR DAN TAHUN TENTANG

  

1 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 RTRW Kota Batam 2004-2014

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Peraturan Wali Kota

  2 Nomor 6 Tahun 2014 Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Batam Huni (RTLH) Kota Batam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Mayarakat (PNPM) Perkotaan Peraturan Wali Kota

  

3 Nomor 6 Tahun 2014 Melalui Program Percepatan

Batam Pembangunan Infrastruktur Sarana dan Prasarana Dasara Pemukiman Di Kelurahan Kota Batam Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan

  Peraturan Wali Kota

  4 Nomor 57 Tahun 2014 Pengendalian Bangunan Batam Gedung pada Dinas Tata Kota Kota Batam

  5 Peratturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 Pengelolaan Sampah Retribusi Pmeriksaan Alat

  6 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Pemadam Kemabaran Bea Perolehan Atas Hak Atas

  7 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tanah dan Bangunan Bangunan Gedung di Kota

  8 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Batam

9 Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 Pengelolaan Sampah

  10 Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 Rumah Susun Retribusi Izin Mendirikan

  11 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Bangunan

12 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 Pajak Daerah

  13 Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 RPJMD 2011-2016 Pajak Bumi dan Bangunan

  14 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 Pedesaan Perkotaan Retribusi Pelayanan

  15 Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 Persampahan dan Kebersihan

  Berdasarkan karakteristiknya, kawasan permukiman kumuh di Kota Batam terdiri atas kawasan permukiman nelayan, kawasan permukiman kampung tua, dan kawasan permukiman buruh. Kawasan permukiman kumuh di Kota Batam tersebar di pusat kota dan pinggiran kota. Kawasan permukiman di pinggiran kota cenderung berupa kawasan permukiman nelayan dan kampung tua dan berada di pesisir Kota Batam. Sedangkan kawasan permukiman kumuh di pusat kota sebagian besar merupakan kawasan permukiman buruh. Kawasan permukiman yang teridentifikasi sebagai kawasan permukiman kumuh di Kota Batam terdapat sebanyak 7 (tujuh) lokasi, yang terdiri dari 6 lokasi kawasan permukiman kumuh tinggi dan 1 lokasi kawasan permukiman kumuh sedang.

Tabel 6.3 Data KawasanKumuh diKota Batam Tahun 2015

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  3 Nilai strategis lokasi Berada pada rencana kawasan perumahan pengembangan baru.

  2 Status lahan Tanah Negara

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH SEDANG PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  3 Mata pencarian penduduk >60% bekerja di sektor informal (pemulung, pedagang, buruh, dan lainnya).

  2 Kepadatan penduduk <500 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

  8 Pengelolaan persampahan >60% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan persampahan kota

  A Nama Kawasan Bukit Ayu Widuri B Kelurahan Mangsang C Kecamatan Sei Beduk D Luas Kawasan (Ha)

  7 Penyediaan air bersih dan air minum >60% kawasan terlayani jaringan perpipaan <30%rumah tangga sumur/sungai

  6 Pembuangan air limbah >50% rumah memiliki Jamban & Septic Tank >50% kawasan terlayani saluran pembuangan air kotor/limbah rumah tangga

  30-60% kawasan terlayani <30% kawasan tergenang/banjir

  5 Saluran air hujan (drainase lingkungan) 30-60% tidak berfungsi dengan baik >60% kontruksi semen/beton.

  4 Jalan lingkungan >60% jalan buruk/rusak 30-60% jalan tidak dilengkapi saluran

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan 100 - 150 unit/Ha 3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan semi permanen.

  IV F Kordinat X : 104

O

2' 57.664" E Y : 1 O 1' 40.279" N No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan bangunan <35% bangunan tidak memiliki keteraturan.

  23.49 Ha E Tipologi/Karakteristik

  4 Kegiatan ekonomi dalam Perdagangan Eceran, Industri Rumah lokasi/kawasan Tangga/UKM, dll.

  5 Respon umum Antusias masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

6 Harapan masyarakat Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  7 Keberadaan dan aktifitas Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan sistem/kelompok keagamaan, olahraga, belajar, seni, pengelola lingkungan kepemudaan, paguyuban, dll.)

  8 Komitmen Pemerintah Tinggi Kota terhadap penanganan permukiman kumuh

  REKOMENDASI PENANGANAN PEMUGARAN POLA RUANG di RTRW SESUAI

PRIORITAS PENANGANAN SEDANG

  2 A Nama Kawasan Kampung Bagan B Kelurahan Tanjung Piayu C Kecamatan Sei Beduk D Luas Kawasan (Ha)

  5.05 Ha E Tipologi/Karakteristik

  VII O F Kordinat X : 104 5' 47.912" E O Y : 1 1' 38.304" N

  No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK

  1 Keteraturan bangunan >65% bangunan tidak memiliki keteraturan

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan 100 - 150 unit/Ha

  3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan temporer

  4 Jalan lingkungan <30% jalan buruk/rusak >60% jalan tidak dilengkapi saluran

  5 Saluran air hujan (drainase 30-60% tidak berfungsi dengan baik lingkungan) >60% kontruksi semen/beton. <30% kawasan terlayani <30% kawasan tergenang/banjir

  6 Pembuangan air limbah <20% rumah memiliki jamban/septic tank <20% kawasan terlayani saluran pembuangan air kotor/limbah rumah tangga

  7 Penyediaan air bersih dan <30% kawasan terlayani jaringan perpipaan air minum >60% rumah tangga sumur/sungai

  

8 Pengelolaan persampahan <30% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan

persampahan kota

  RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

  BAB VI - 6 RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

  BAB VI - 7

  4 Kegiatan ekonomi dalam lokasi/kawasan Perdagangan Eceran, Industri Rumah Tangga/UKM, dll.

  REKOMENDASI PENANGANAN PEMUGARAN POLA RUANG di RTRW SESUAI

  8 Komitmen Pemerintah Kota terhadap penanganan permukiman kumuh Tinggi

  7 Keberadaan dan aktifitas sistem/kelompok pengelola lingkungan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan keagamaan, olahraga, kepemudaan, paguyuban, dll.)

  Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  6 Harapan masyarakat setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  Antusias

  5 Respon umum masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

  3 Nilai strategis lokasi Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan di Kawasan Pinggiran Kota

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  2 Status lahan Tanah Adat / Kampung Tua

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH SEDANG PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga <30% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  3 Mata pencarian penduduk >60% bekerja di sektor informal (pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, penarik becak, pengamen, pedagang pasar, buruh, nelayan, buruh tani dan lainnya).

  2 Kepadatan penduduk <500 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

PRIORITAS PENANGANAN TINGGI

  RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

  

8 Pengelolaan persampahan >60% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan

persampahan kota

  2 Status lahan Tanah Adat / Kampung Tua

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH RINGAN PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  3 Mata pencarian penduduk >30-60% bekerja di sektor informal.

  2 Kepadatan penduduk <500 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  7 Penyediaan air bersih dan air minum >60% rumah tangga sumur/sungai

  BAB VI - 8

  6 Pembuangan air limbah >50% rumah memiliki Jamban & Septic Tank

  >60% kontruksi semen/beton. <30% kawasan terlayani <30% kawasan tergenang/banjir

  5 Saluran air hujan (drainase lingkungan) <30% tidak berfungsi dengan baik.

  4 Jalan lingkungan <30% jalan buruk/rusak 30-60% jalan tidak dilengkapi saluran

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan < 100 unit/Ha 3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan semi permanen.

  1 Keteraturan bangunan >65% bangunan tidak memiliki keteraturan

  VII F Kordinat X : 104

O

8' 24.973" E Y : 1 O 8' 49.165" N No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK

  23.44 Ha E Tipologi/Karakteristik

  3 A Nama Kawasan Kampung Melayu B Kelurahan Batu Besar C Kecamatan Nongsa D Luas Kawasan (Ha)

  3 Nilai strategis lokasi Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan di Kawasan

PRIORITAS PENANGANAN SEDANG

  5.62 Ha E Tipologi/Karakteristik

  6 Pembuangan air limbah >50% rumah memiliki Jamban & Septic Tank <20% kawasan terlayani saluran pembuangan air

  <30% kawasan terlayani <30% kawasan tergenang/banjir

  5 Saluran air hujan (drainase lingkungan) >60% tidak berfungsi dengan baik >60% kontruksi semen/beton.

  4 Jalan lingkungan <30% jalan buruk/rusak >60% jalan tidak dilengkapi saluran

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan > 150 unit/Ha 3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan permanen.

  1 Keteraturan bangunan >65% bangunan tidak memiliki keteraturan

  IV F Kordinat X : 104

O

2' 9.319" E Y : 1 O 9' 25.316" N No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK

  RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

  BAB VI - 9 Pinggiran Kota

  REKOMENDASI PENANGANAN PEMUGARAN POLA RUANG di RTRW SESUAI

  8 Komitmen Pemerintah Kota terhadap penanganan permukiman kumuh Tinggi

  7 Keberadaan dan aktifitas sistem/kelompok pengelola lingkungan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan keagamaan, olahraga, belajar, seni, kepemudaan,

paguyuban, dll.)

  Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  6 Harapan masyarakat setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  Antusias

  5 Respon umum masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

  4 Kegiatan ekonomi dalam lokasi/kawasan Perdagangan Eceran, Restoran/Rumah Makan, Industri Rumah Tangga/UKM, dll.

  4 A Nama Kawasan Bengkong Palapa 1 RW 7 B Kelurahan Tanjung Buntung C Kecamatan Bengkong D Luas Kawasan (Ha) RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

  BAB VI - 10

  3 Nilai strategis lokasi Berada di kawasan permukiman atau zona perumahan di kawasan Pusat Kota.

  REKOMENDASI PENANGANAN PEMUGARAN POLA RUANG di RTRW SESUAI

  8 Komitmen Pemerintah Kota terhadap penanganan permukiman kumuh Tinggi

  7 Keberadaan dan aktifitas sistem/kelompok pengelola lingkungan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan keagamaan, olahraga, belajar, seni, kepemudaan,

paguyuban, dll.)

  Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  6 Harapan masyarakat setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  Antusias

  5 Respon umum masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

  4 Kegiatan ekonomi dalam lokasi/kawasan Perdagangan Eceran, Industri Rumah Tangga/UKM, dll.

  2 Status lahan Tanah Negara

  kotor/limbah rumah tangga

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH SEDANG PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  3 Mata pencarian penduduk >30-60% bekerja di sektor informal.

  2 Kepadatan penduduk 500-750 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  8 Pengelolaan persampahan 30-60% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan persampahan kota

  7 Penyediaan air bersih dan air minum >60% kawasan terlayani jaringan perpipaan <30% rumah tangga sumur/sungai

PRIORITAS PENANGANAN SEDANG

  5 A Nama Kawasan Tanjung Buntung RW 1 B Kelurahan Tanjung Buntung C Kecamatan Bengkong D Luas Kawasan (Ha)

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH SEDANG PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga <30% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  

3 Mata pencarian penduduk >60% bekerja di sektor informal (pedagang kaki lima,

pedagang asongan, pemulung, penarik becak, pengamen, pedagang pasar, buruh, nelayan, buruh

tani dan lainnya).

  2 Kepadatan penduduk <500 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

  8 Pengelolaan persampahan <30% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan

persampahan kota

  5.62 Ha E Tipologi/Karakteristik

  7 Penyediaan air bersih dan air minum <30% kawasan terlayani jaringan perpipaan >60% rumah tangga sumur/sungai

  6 Pembuangan air limbah 25-50% rumah memiliki Jamban & Septic Tank <20% kawasan terlayani saluran pembuangan air kotor/limbah rumah tangga

  <30% kawasan terlayani <30% kawasan tergenang/banjir

  5 Saluran air hujan (drainase lingkungan) >60% tidak berfungsi dengan baik 30-60% kontruksi semen/beton.

  4 Jalan lingkungan <30% jalan buruk/rusak >60% jalan tidak dilengkapi saluran

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan < 100 unit/Ha 3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan semi permanen.

  VII F Kordinat X : 104 O 1' 54.295" E Y : 1 O 10' 15.634" N No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan bangunan 35-65% bangunan tidak memiliki keteraturan.

  

2 Status lahan Tanah Milik Swasta/Tanah Adat/Tanah Sengketa/dll

  3 Nilai strategis lokasi Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan di Kawasan

Pinggiran Kota

  6 A Nama Kawasan Teluk Mata Ikan B Kelurahan Sambau C Kecamatan Nongsa D Luas Kawasan (Ha)

  6 Pembuangan air limbah >50% rumah memiliki Jamban & Septic Tank

  <30% kontruksi semen/beton. <30% kawasan terlayani <30% kawasan tergenang/banjir

  5 Saluran air hujan (drainase lingkungan) <30% tidak berfungsi dengan baik.

  4 Jalan lingkungan <30% jalan buruk/rusak >60% jalan tidak dilengkapi saluran

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan < 100 unit/Ha 3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan semi permanen.

  VII F Kordinat X : 104 O 6' 48.564" E Y : 1 O 11' 12.504" N No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK 1 Keteraturan bangunan 35-65% bangunan tidak memiliki keteraturan.

  5.7 Ha E Tipologi/Karakteristik

  POLA RUANG di RTRW SESUAI PRIORITAS PENANGANAN SEDANG

  4 Kegiatan ekonomi dalam lokasi/kawasan Perdagangan Eceran, Industri Rumah Tangga/UKM, dll.

  Tinggi REKOMENDASI PENANGANAN PEMUGARAN

  8 Komitmen Pemerintah Kota terhadap penanganan permukiman kumuh

  7 Keberadaan dan aktifitas sistem/kelompok pengelola lingkungan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan keagamaan, olahraga, belajar, seni, kepemudaan,

paguyuban, dll.)

  Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  6 Harapan masyarakat setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  Antusias

  5 Respon umum masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

  7 Penyediaan air bersih dan >60% rumah tangga sumur/sungai air minum

  8 Pengelolaan persampahan >60% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan

persampahan kota

  4 Kegiatan ekonomi dalam lokasi/kawasan Perdagangan Eceran, Industri Rumah Tangga/UKM, dll.

  Tinggi REKOMENDASI PENANGANAN PEMUGARAN

  8 Komitmen Pemerintah Kota terhadap penanganan permukiman kumuh

  7 Keberadaan dan aktifitas sistem/kelompok pengelola lingkungan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan keagamaan, olahraga, belajar, seni, kepemudaan, paguyuban, dll.)

  Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  6 Harapan masyarakat setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  Antusias

  5 Respon umum masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

  3 Nilai strategis lokasi Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan di Kawasan Pinggiran Kota

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  2 Status lahan Tanah Adat / Kampung Tua

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH RINGAN PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  3 Mata pencarian penduduk >30-60% bekerja di sektor informal.

  2 Kepadatan penduduk <500 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

  POLA RUANG di RTRW SESUAI PRIORITAS PENANGANAN SEDANG

  7 A Nama Kawasan Tiban Kampung B Kelurahan Tiban Lama C Kecamatan Sekupang D Luas Kawasan (Ha)

  9 Pengamanan bahaya kebakaran Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran B NON FISIK

  3 Nilai strategis lokasi Berada di kawasan permukiman atau zona perumahan di kawasan Pusat Kota.

  2 Status lahan Tanah Negara

  1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan.

  KATEGORI KUMUH SEDANG PERMASALAHAN UTAMA KAWASAN | Fisik Hunian | Sanitasi | Drainase | Jalan Lingkungan | Kepadatan Penduduk | Kepadatan Bangunan C LAINNYA

  4 Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.

  3 Mata pencarian penduduk <30% bekerja di sektor informal.

  2 Kepadatan penduduk 500-750 jiwa/Ha.

  1 Legalitas pendirian bangunan >50% bangunan tidak memiliki IMB.

  8 Pengelolaan persampahan >60% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan

persampahan kota

  74.91 Ha E Tipologi/Karakteristik

  7 Penyediaan air bersih dan air minum 30-60% kawasan terlayani jaringan perpipaan <30% rumah tangga sumur/sungai

  6 Pembuangan air limbah >50% rumah memiliki Jamban & Septic Tank 25-50% kawasan terlayani saluran pembuangan air kotor/limbah rumah tangga

  30-60% kawasan terlayani 30-60% kawasan tergenang/banjir

  5 Saluran air hujan (drainase lingkungan) <30% jalan buruk/rusak 30-60% kontruksi semen/beton.

  4 Jalan lingkungan <30% jalan buruk/rusak >60% jalan tidak dilengkapi saluran

  3 Kondisi fisik bangunan >60% bangunan temporer

  2 Kepadatan bangunan Kepadatan Bangunan > 150 unit/Ha

  1 Keteraturan bangunan >65% bangunan tidak memiliki keteraturan

  IV F Kordinat X : 103 O 59' 9.202" E Y : 1 O 6' 27.682" N No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK

  

4 Kegiatan ekonomi dalam Perdagangan Eceran, Industri Rumah Tangga/UKM, lokasi/kawasan dll.

  5 Respon umum Antusias masyarakat setempat terhadap upaya perbaikan lingkungan permukiman

6 Harapan masyarakat Ditingkatkan kualitas permukimannya.

  setempat terhadap perbaikan lingkungan permukiman

  7 Keberadaan dan aktifitas Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan

sistem/kelompok keagamaan, olahraga, belajar, seni, kepemudaan,

pengelola lingkungan paguyuban, dll.)

  8 Komitmen Pemerintah Tinggi Kota terhadap penanganan permukiman kumuh

  REKOMENDASI PEMUGARAN PENANGANAN POLA RUANG di RTRW SESUAI PRIORITAS PENANGANAN SEDANG

  

Tabel6.4

Data Kondisi Rusunawa di Kota Batam

Sumber: BPS Kota Batam, 2011

  14 PEMKO

  27

  1 TB

  16 PEMKO

  2 TB 27 178 176 TJ UNCANG 2010 s/d 2011

  15 PEMKO

  2 TB 27 160 158 TJ UNCANG 2009 s/d 2010

  2 TB 27 160 158 MK KUNING 2009

  79 MK KUNING 2006 s/d 2007

  13 PEMKO

  2 TB 27 160 158 MK KUNING 2004 s/d 2005

  12 PEMKO

  79 KABIL 2009

  80

  27

  80

  17 PEMKO

  11 OB

  22 PEMKO

  76 TB 7,108 7,034

  2 TB 21 & 36 192 192 BTM CENTRE 2008 s/d 2009 JUMLAH

  24 REI

  3 TB 24 288 285 MK KUNING 2013 s/2014

  23 PEMKO

  2 TB 24 192 190 TEMBESI 2012 s/d 2013

  4 TB 24 384 380 TJ UNCANG 2011 s/d 2012

  4 TB 24 384 380 TJ UNCANG 2010 s/d 2011

  21 PEMKO

  2 TB 27 160 158 TJ UNCANG 2009 s/d 2010

  20 PEMKO

  4 TB 24 384 380 SEKUPANG 2008 s/d 2009

  19 PEMKO

  2 TB 24 192 190 MK KUNING 2008 s/d 2009

  18 PEMKO

  1 TB

  2 TB 27 170 168 KABIL 2010 s/d 2011

  Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:

  Unit Kapasitas Lokasi

  21

  1 TB

  2 PERUMNAS

  4 TB 21 384 380 TJ PIAYU 2001 s/d 2002

  1 PERUMNAS

  Tahun Pembangunan

  Blok Tipe

  95 TJ PIAYU 2007 s/d 2009

  No Pengelola Jumlah

  2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

  1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

  3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial. Tantanganpengembanganpermukimandiantaranya:

  2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

  1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yan gmasih terbatas.

  96

  3 JAMSOSTEK

  10 OB

  4 TB 21 384 380 BT AMPAR 2003 s/d 2004

  2 TB 27 160 158 KABIL 2009

  9 OB

  4 TB 21 384 380 SEKUPANG 2004 s/d 2006

  8 OB

  9 TB 21 864 855 MK KUNING 2004

  7 OB

  6 OB

  6 TB 21 576 570 BT AMPAR 2001 s/d 2003

  10 TB 27 1000 990 KABIL 2009 s/d 2011

  5 JAMSOSTEK

  95 MK KUNING 2008 s/d 2009

  96

  21

  1 TB

  4 JAMSOSTEK

6.1.4 Permasalahan danTantangan Pengembangan Permukiman

  3. Pencapaian target MDG ’s 2015 ,termasuk didalamnya pencapaian Program-

  Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)

  4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

  5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

  Gambar : 6.1

6.1.5 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

  Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.

  Tabel 6.5

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di

Perkotaan Untuk 5 Tahun

  Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun NO URAIAN Unit Keterangan 2016 2017 2018 2019 2020 pertumbuhan

  

1. Jumlah Penduduk Jiwa 1.511.233 1.662.357 1.828.592 2.011.452 2.212.597 11,1% per

tahun Kepadatan Jiwa/ terhadap luas 1,5 1,6 1,8 1,9 2,1

  Penduduk Km2 daratan Proyeksi

  Jiwa/ 11% dari Persebaran 168.349,5 185.184,5 203.702,9 224.073,2 246.480,6

  Km2 penduduk Penduduk Miskin

  Sasaran

  2. Penurunan Kws

  2

  2

  2

  2

  2 Target realisasi Kawasan Kumuh Kebutuhan

  Kemampuang

  3. TB

  4

  4

  4

  4

  4 Rusunawa Pendanaan kebutuhan

  • 4. Kebutuhan RSH unit 12.682 36.941 40.635 44.699 rumah sehat Kebutuhan Pengembangan

  Satu Kawasan

  5. Kws

  25

  74

  81

  89 Kawasan 500 unit rumah Pemukiman Baru

  

Catatan : jumlah rumah tahun 2012 adalah 356.731 unit, artinya stock perumahan sudah mampu menampung jumlah penduduk

tahun 2012

6.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

  Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang- undang dan peraturan antara lain:

1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

  UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk didalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

2) UU No.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

  UU No.28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:

  a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak ata stanah; b. Status kepemilikan bangunan gedung;dan c. Izin mendirikan bangunan gedung.

  Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan

  

3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung

  Secara lebih rinci UU No.28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No.36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peranmasyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

  

4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan

  Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun pada skala kawasan baik d iperkotaan maupun perdesaan yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.

  

5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang

Pekerjaan Umum dan PenataanR uang

  Permen PU No:14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

6.2.2 Isu Strategis

  Isu Strategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1)Penataan Lingkungan Permukiman

  a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

  b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan; c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) diperkotaan; d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonom ilokal;

  e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;

  Masih banyak permukiman liar yang tumbuh dan sulit untuk dikendalikan b.

  Perlu peningkatan program dan anggaran untuk meningkatkan peran komunitas b.

  3. Pemberdaya an Komunitas dalam a.

  Masih ada sebagian aset pemerintah yang belum diserah terimakan dari BP Batam

  Terbatasnya anggaran dalam pemeliharaan gedung- gedung pemerintah b. Managemen aset pemerintah belum berjalan dengan baik c.

  2. Penyelengga raan Bangunan Gedung dan Negara a.

  Belum terpenuhinya kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai dengan standar Perencanaa Ruang d. Masih ada beberapa kawasan permukiman yang rawan genangan banjir jika musim hujan

  Masih ada kawasan permukiman kumuh yang belum mendapatkan infrastruktur pemukiman yang layah c.

  Penataan Lingkungan Permukiman a.

  f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

  No Sektor PBL Isu Strategis 1.

Tabel 6.12 Isu Strategis sektor PBL di Kota Batam

  a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia; b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai MoUPAKET; c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.

  3)PemberdayaanKomunitasdalamPenanggulanganKemiskinan

  b. Pengendalian penyelenggaraanbangunangedungdenganperda bangunangedungdikab/kota; c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib,andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan; d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara; e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedungdanrumahNegara.

  a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan,kesehatan,kenyamanandankemudahan);

  2)Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan RumahN egara

  Perlu legalitas yang kuat terhadap komunitas dalam penanggulangan kemiskinan Penanggunal Perlu peraturan daerah yang dapat menjamin komtiniutas angan c. dan kesinambungan program komunitas dalam

  Kemiskinan penanggulangan kemiskinan

  6.2.3 KondisiEksisting Tabel 6.13 Peraturan Derah / WaliKota Batam terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan JENIS NO NOMOR DAN TAHUN TENTANG PERATURAN

  

1 Peraturan Wali Nomor 20 Tahun 2015 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Kota Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Anggaran APBD Kota Batam dan APBD Provinsi Kepualauan Riau di Kota Batam Tahun 2015

  

2 Peraturan Wali Nomor 6 Tahun 2014 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Kota Batam Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Mayarakat (PNPM) Perkotaan Melalui Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Sarana dan Prasarana Dasara Pemukiman Di Kelurahan Kota Batam

  

3 Peraturan Wali Nomor 9 Tahun 2014 Rencana Tata Bangunan dan

Kota Lingkungan (RTBL) Kawasan Industri PT. WESTPOINT Terminal Dikota Batam

  

4 Peraturan Wali Nomor 41 Tahun 2014 Rencana Tata Bangunan dan

Kota Lingkungan (RTBL) Kawasan Perumahan WATERFRONT BATAM SENTRAL MARINA PT. BATAM SENTRAL MARINA di Kota Batam

  5 Peraturan Wali Nomor 57 Tahun 2014 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Kota Batam Pengawasan dan Pengendalian Bangunan Gedung pada Dinas Tata Kota Kota Batam

6 Peratturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 Pengelolaan Sampah

  

7 Peraturan Wali Nomor 13 Tahun 2013 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Kota Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

  8 Peraturan Wali Nomor 34 Tahun 2013 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Kota Pengelola Air Bersih Kota Batam pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam

  9 Peraturan Wali Nomor 54 Tahun 2013 Tata Cara Pemberian Izin Reklamasi Kota diwilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

  10 Peraturan Wali Nomor 59 Tahun 2013 Rencana Tata Bangun dan Kota Lingkungan (RTBL) Kawasan Pariwisata Milik PT TEGUH CIPTA PRATAMA di Nongsa Kota Batam

  11 Peraturan Wali Kota Nomor 60 Tahun 2013 Rencana Tata Bangun dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Industri

  21 Peraturan Wali Kota Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Industri

  26 Peraturan Wali Kota Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Hunian

  Batam

  25 Peraturan Wali Kota Rencana Tata dan Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Funtasy Island

  24 Peraturan Wali Kota Tata Cara Pengawasan Kualitas Air di Kota Batam

  Perumahan Pantai Gading milik PT. Bintang Investama di Kelurahan Bengkong Laut Kecamatan Bengkong Kota Batam

  23 Peraturan Wali Kota Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan

  Batam dan Prov Kepri di Kota Batam Tahun 2011

  22 Peraturan Wali Kota Pelaksanaan Rehabilitas Rumah Tidak Layak Huni Anggaran APBD Kota

  PT. SMOE di Kota Batam

  SHIPYART PT. USDA SEROJA JAYA Dikota Batam

  PT. BENGKONG SUNRISE di Kota Batam