Identifikasi, Komposisi dan Kerapatan Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Kota Medan

  

Editor:

Dr. Saleha Hanum, MSi. (Univ. Sumatera Utara, Medan)

Dr. Salomo Hutahaean (Univ. Sumatera Utara, Medan)

  

Prof. Dr. Mansyurdin, MS. (Univ. Andalas, Padang)

Prof. Dr. Manihar Situmorang, MSc., PhD. (Univ. Negeri, Medan)

Prof. Dr. Ramadanil Pitopang, MSi. (Univ. Tadulako, Palu)

Dr. Hesti Wahyuningsih, MSi. (Univ. Sumatera Utara, Medan)

  

Editor:

Dr. Saleha Hanum, MSi. (Univ. Sumatera Utara, Medan)

Dr. Salomo Hutahaean (Univ. Sumatera Utara, Medan)

  

Prof. Dr. Mansyurdin, MS. (Univ. Andalas, Padang)

Prof. Dr. Manihar Situmorang, MSc., PhD. (Univ. Negeri, Medan)

Prof. Dr. Ramadanil Pitopang, MSi. (Univ. Tadulako, Palu)

Dr. Hesti Wahyuningsih, MSi. (Univ. Sumatera Utara, Medan)

  

Prosiding

SEMINAR NASIONAL

BIOLOGI

  

Medan, 15 Februari 2014

“Optimalisasi Riset Biologi

Dalam Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan,

  

Kelautan, Kehutanan, Farmasi dan Kedokteran”

Editor :

  

Dr. Hesti Wahyuningsih, MSi. (Univ. Sumatera Utara, Medan)

Dr. Saleha Hanum, MSi. (Univ. Sumatera Utara, Medan)

Dr. Salomo Hutahaean (Univ. Sumatera Utara, Medan)

Prof. Dr. Mansyurdin, MS. (Univ. Andalas, Padang)

  

Prof. Dr. Manihar Situmorang, MSc., PhD. (Univ. Negeri, Medan)

Prof. Dr. Ramadanil Pitopang, MSi. (Univ. Tadulako, Palu)

Departemen Biologi

  

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Medan

  2 0 1 4

  USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU Jl. Universitas No. 9 Medan 20155, Indonesia Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737 usupress.usu.ac.id © USU Press 2014

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian

atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari

penerbit.

  ISBN 979 458 744 3 Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Prosiding Seminar Nasional Biologi; Optimalisasi Riset Biologi dalam Bidang Pertanian,

Peternakan, Perikanan, Kelautan, Kehutanan, Farmasi dan Kedokteran / Editor: Hesti

Wahyuningsih...[et.al.] – Medan: Usu Press, 2014 x, 441 p.: ilus.; 29 cm

  ISBN: 979-458-744-3 Dicetak di Medan, Indonesia

  

LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL

BIOLOGI 2014

Yang saya hormati …..

  Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, atau yang mewakili. Bapak/Ibu para Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara, atau yang mewakili Bapak Dekan FMIPA, Para Dekan Undangan, Ketua Lembaga dan Unit Kerja, Para Pembatu Dekan, Ketua dan Sekretaris Departemen, Pembicara Kunci, Bapak dan Ibu para peserta seminar, undangan, teman sejawat, adik-adik mahasiswa, dan hadirin sekalian yang saya muliakan.

  Bintang jauh di atas bumi, Indahnya terlihat sampai langit yang ke tujuh.

  Sambutlah salam dari kami, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya pagi ini kita dapat mengikuti acara Seminar Nasional Biologi tahun 2014. Kami seluruh panitia mengucapkan "SELAMAT DATANG" dan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi Bapak, Ibu dan adik-adik mahasiswa sekalian.

  Pada kesempatan ini kami ingin melaporkan pelaksanaan Seminar Nasional Biologi 2014 yang bertema "Optimalisasi Riset Biologi dalam Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kelautan, Kehutanan, Farmasi, dan Kedokteran”. Tema ini dipilih untuk menggambarkan pentingnya pengembangan dan penerapan Ilmu Biologi dalam bidang Ilmu lain baik dasar maupun terapan demi kemajuan bangsa Indonesia. Seminar akan berlangsung selama satu hari dengan jumlah peserta sebanyak 250 orang, yang terdiri dari 110 peserta pemakalah, 60 peserta umum dan mahasiswa pascasarjana dan 80 peserta mahasiswa S1. Para peserta seminar datang dari berbagai wilayah tanah air seperti Aceh, Padang, Pekanbaru, Jakarta, dari berbagai daerah sekitar Medan dan Sumatera Utara, dari lingkungan USU.

  Tujuan dari Seminar ini adalah sebagai ajang komunikasi ilmiah antara peneliti, pemerhati, peminat Biologi; sekaligus untuk membangun jejaring dan kerjasama penelitian antar perguruan tinggi, peneliti, dan berbagai pihak yang berkaitan dengan Ilmu Biologi baik langsung atau tidak langsung.

  Kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh panitia dan semua pihak yang telah bekerja keras demi terselenggaranya acara seminar nasional ini. Kami mohon maaf jika ada yang kurang berkenan di hati dan penyambutan yang kurang pada tempatnya, yang semua itu bukanlah suatu kesengajaan tetapi karena kelemahan dan keterbatasan dari kami. Demikianlah yang dapat disampaikan dan kami akhiri dengan Wassalamu’alaikum Wr Wb. ……..

  

SAMBUTAN DEKAN FMIPA-USU

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, kita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Biologi tahun 2014 dalam ruangan yang sederhana ini.

  Pesatnya riset Biologi dalam kurun waktu akhir-akhir ini, membuat para ahli menjadi terspesialisasi ke dalam topik-topik yang semakin spesifik. Hal ini menjadi suatu tantang tersendiri dalam mendapatkan suatu kebaruan ilmu Biologi itu sendiri. Bagi para peneliti dan dosen, fokus dalam keahlian rumpun ilmu adalah hal yang mutlak tetapi tentu tidak bisa begitu saja meninggalkan rumpun ilmu lain yang menjadi partner dalam aplikasi di mayarakat nantinya. Inilah yang menjadi dasar dari seminar nasional ini, karena dengan perbauran ilmu y ang beragam a kan me mbuat nilai tambah dala m pengembangan serta aplikasi ilmu biologi di masy arakat.

  Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia yang telah b e k e r j a k e r a s d a l a m m e n s u k s e s k a n Seminar Nasional Biologi dengan tema “Optimalisasi Riset Biologi Dalam Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kelautan, Kehutanan, Farmasi dan Kedokteran”. Harapan kami, kepada seluruh peserta seminar untuk terus giat dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian serta aktif dalam publikasi ilmiah nasional dan internasional.

  Akhirul kalam, izinkan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta seminar n a s i o n a l B i o l o g i i n i , yang telah sudi meluangkan waktunya untuk mengikuti dari awal hingga berakhirnya acara ini.

  Semoga acara Seminar Nasional Biologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Dekan FMIPA USU Dr. Sutarman, M.Sc.

  

DAFTAR ISI

  LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2014 ......................................... iii SAMBUTAN DEKAN FMIPA-USU ................................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... v

  MAKALAH UTAMA

  RISET GENETIKA MOLEKULAR TERNAK TERKINI DI INDONESIA Prof Dr Muladno MSA., Guru Besar Genetika dan Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ......................................................................................... 3 POTENSI SUMBER DAYA PERAIRAN DARATAN DI SUMATERA UTARA DAN PENGELOLAANNYA (STUDI KASUS : DANAU TOBA DAN SUNGAI ASAHAN) Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, Guru Besar Limnologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Medan ....................................................................................................... 12

  BIOFARMAKA DAN BIOMEDIS

  UJI TOKSISITAS AKUT FRAKSI N-HEKSAN, ETIL ASETAT DAN ETANOL DAUN PUGUN TANO (Curanga fel-terrae Merr.) PADA MENCIT Aminah Dalimunthe, Urip Harahap, Rosidah, M.Pandapotan Nasution ............................................... 19 BAKTERI ENDOFITIK DARI SIRIH MERAH PENGHASILANTIBIOTIKA Anthoni Agustien, Suci Fauzana dan Akmal Djamaan ......................................................................... 25 PENGGUNAAN SALEP SERBUK BIJI BUAH PINANG (Areca catechu L.) SEBAGAI OBAT LUKA BAKAR Djendakita Purba dan Dorce Boang Manalu ......................................................................................... 30 EFEK EKSTRAK RIMPANG TEMU MANGGA (Curcuma mangga Valeton & v.Zijp) SEBAGAI ANTIMIELOSUPRESI Edy Suwarso, Suryadi Achmad, Rasmadin Muchtar, Meliza Sari Hutabarat ....................................... 35 DAYA HAMBAT EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli Hafnati Rahmatan, Iswadi, Melly Hafizha ............................................................................................ 40 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI AIR PERASAN DAUN SEREH WANGI, DAUN JERUK PURUT DAN DAUN RUKU-RUKU SERTA CAMPURAN DARI AIR PERASAN MASING-MASING DAUN Siti Nurbaya, Erly Sitompul, Suryanto .................................................................................................. 47 PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK METANOL BIJI PARE

  (Momordica charantia) DAN PROGESTERON TERHADAP MORFOMETRI SEL LEYDIG

  TIKUS (Rattus sp.) Syafruddin Ilyas ..................................................................................................................................... 51

  BIOLOGI FUNGSI DAN STRUKTUR HEWAN

  PENGARUH EKSTRAK ETANOL BANGUNBANGUN (Coleus ambonicus L) TERHADAP TITER ANTIBODI HUMORAL DAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Melva Silitonga, Syafruddin Ilyas, Salomo Hutahaean, Herbert Sipahutar, Eriana Situmorang ......... 59 CATATAN TERHADAP STADIA PRADEWASA KUPU-KUPU Acraea violae Fabricius (LEPIDOPTERA: NYMPHALDAE) Dahelmi, Siti Salmah dan Tristia Andrianti ......................................................................................... 64 HIBRID RESIPROK NILA GIFT Oreochromis niloticus x Mujair Oreochromis mossambicus DAN NILA GIFT X Nila Merah Oreochromis sp Efrizal, Efrida, dan Akmal Rafandi ...................................................................................................... 68 MADU HUTAN POHON SIALANG DAN PENINGKATAN MUTU DENGAN TEKNOLOGI EVAPORATOR VAKUM Hapsoh, Gusmawartati, Nazaruddin ..................................................................................................... 77 DUGAAN MEKANISME CROSS-INFECTION VIRUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 PADA BURUNG-BURUNG AIR LIAR DI CAGAR ALAM PULAU DUA Dewi Elfidasari, Riris Lindiawati Puspitasari ....................................................................................... 79 KAJIAN RESPON IMUNITAS HUMORAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK ETANOL DAUN BUAS BUAS (Premna pubescens Blume) Martina Restuati, Syafruddin Ilyas, Salomo Hutahaean, Herbert Sipahutar. ....................................... 83 EFEKTIVITAS PEMAKAIAN BIOPESTISIDA PADA DAUN MURBEI (Morus cathayana) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS ULAT SUTERA (Bombyx mori L.) Masitta Tanjung, Nursal dan Agustina Rahmadhani ............................................................................. 88 FISIOLOGI RESPIRASI IKAN ASANG (Osteochilus hasseltii, C.V) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN DANAU SINGKARAK SUMATERA BARAT Muhammad Syukri Fadil ....................................................................................................................... 93 KANDUNGAN SENYAWA KIMIA EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DAN PENGARUH SUB LETALNYA TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti L.

  Nursal .................................................................................................................................................... 98 PENGARUH WAKTU PEMBUNGKUSAN TERHADAP JUMLAH LARVA LALAT BUAH (Bactrocera spp.) PADA BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola) Puji Prastowo, Putri Syahyana Siregar ............................................................................................... 104 PENURUNAN KADAR KOLAGEN UTERUS PADA TIKUS OVARIEKTOMI SEBAGAI HEWAN MODEL PENUAAN Safrida ................................................................................................................................................. 111

  ISOLASI ASPERGILLUS FLAVUS PENGHASIL AFLATOKSIN KACANG TANAH PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN DAN TOKSISITASNYA TERHADAP HISTOPATOLOGI SEL HATI MENCIT Sartini, Kiki Nurtjahja, Rosliana ......................................................................................................... 114

  PEMANFAATAN TEPUNG KULIT BUAH PEPAYA (Carica papaya) DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR PADA PUYUH (Cortunix-cortunix japonica) Sri Setyaningrum dan Dini Julia Sari Siregar ...................................................................................... 123 GAMBARAN KUALITAS DAN KUANTITAS SPERMA TIKUS (Rattus sp.) SETELAH PEMBERIAN PLUMBUM ASETAT Thomson P.Nadapdap, Delfi Lutan, Arsyad, Syafruddin Ilyas ........................................................... 128 HUBUNGAN INTENSITAS BISING TERHADAP PEMERIKSAAN OAE DAN PEMERIKSAAN SEM DI JARINGAN KOKLEA RATTUS NORVEGICUS H.R Yusa Herwanto Jenny Bashiruddin,Syafruddin Ilyas, NajibDahlan Lubis .................................. 132

  BIOLOGI FUNGSI DAN STRUKTUR TUMBUHAN

  PEMANFAATAN INTERCROPPING SORGUM DI AREAL GAWANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYEBARAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH PADA TANAMAN KARET Cici Indriani Dalimunthe, Yan Riska Venata Sembiring dan Radite Tistama ................................... 143 RESPON BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP KEKERINGAN Diana Sofia Hanafiah, Alida Lubis, Asmalaili Sahar .......................................................................... 149 AKTIVITAS ENZIM PEROKSIDASE PADA KALUS TERUNG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) SETELAH DIINDUKSI ETHYL METHANE SULPHONATE (EMS) Elimasni, Dwi Suryanto, Rosmayati, Luthfi A.M.Siregar, Suria Wulandari Purnama ..................... 157 PENGGUNAAN PUPUK DAUN (GrowMore) DAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA SECARA IN VITRO Fauziyah Harahap, Muhammad Hamzah Solim ................................................................................. 164 STRUKTUR DAN KOMPOSISI EPIFIT VASKULAR DI KEBUN KELAPA SAWIT AEK PANCUR-PPKS, TANJUNG MORAWA, SUMATERA UTARA Fitra Suzanti, Retno Widhyastuti, Suci Rahayu, Agus Susanto .......................................................... 170 PERANAN SENYAWA ANTIOKSIDAN EKSTRAK UMBI BENGKOANG (Pachyrrhizus erozus L.) DALAM MEREDAM AKTIVITAS 2,2-DIPHENYL-2-PICRYLHIDRAZIL (DPPH) Herla Rusmarilin, Elisa Julianti, Mimi Nurminah ............................................................................... 177 SIFAT FISIOLOGI LATEKS DAN KARET TANAMAN SPESIES HEVEA M. Rizqi Darojat, Arief Rachmawan, Radite Tistama ........................................................................ 184

  INDUKSI KALUS TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA DARI JENIS EKSPLAN YANG BERBEDA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH 2,4-D SECARA IN VITRO Muhammad Hamzah Solim, Fauziyah Harahap ................................................................................. 190 BUDIDAYA PADI (Oryza sativa L.) BERBASIS SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION Samse Pandiangan, Mangonar Lumbantoruan, Pohan Juno Panjaitan ............................................... 196 PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLE ACETIC ACID (IAA) DAN BENZYL AMINO PURIN (BAP) TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET NANAS (Ananas comosus l.) SIPAHUTAR SECARA IN VITRO Sartika Sinulingga, Fauziyah Harahap ................................................................................................ 204

  KERAGAAN PERTUMBUHAN TANAMAN DARI BEBERAPA KLON KARET HASIL

  INTRODUKSI PADA AGROKLIMAT KERING DAN BASAH DI WILAYAH SUMATERA UTARA Sayurandi ............................................................................................................................................ 210 KARAKTER MORFOLOGI BUNGA DAN PERSENTASE BUAH JADI HASIL KOMBINASI PESILANGAN ANTAR TETUA TANAMAN KARET Sayurandi dan Syarifah Aini Pasaribu ................................................................................................. 215 HUBUNGAN ANTARA KARAKTER AGRONOMI KARET DENGAN HASIL LATEKS DAN KAYU DARI PROGENI HP 2001/2003 Syarifah Aini Pasaribu dan Sayurandi ................................................................................................. 221 POTENSI Rhizobium sp UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN HARA TANAH MELALUI

  INTERCROPPING KEDELE PADA GAWANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis)

  Yan Riska V Sembiring, Cici Indriani Dalimunthe, Radite Tistama .................................................. 225

  BIOLOGI LINGKUNGAN

  DESKRIPSI PERILAKU KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) MENCARI TEMPAT TIDUR (SLEEPING SITE) DI KAWASAN HUTAN TERGANGGU KABUPATEN ACEH BESAR Abdullah dan Muzdalifah .................................................................................................................... 233 POPULASI PECUK HITAM (Phalacrocorax sulcirostris) DI PERCUT SEI TUAN DELISERDANG SUMATERA UTARA Erni Jumilawaty ................................................................................................................................... 241 PROFIL SEEDLING KAYU SEPANG (Hymenocardia punctata);SPESIES SURVIVAL DI BATAS RAWA LEBAK TANJUNG PUTUS, INDRALAYA, SUMATERA SELATAN Hanifa Marisa, Salni dan Nina Tanzerina ........................................................................................... 245 PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT DI NAGARI GASAN GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Jabang Nurdin, Chairul, Yulizah, Tiara, Riani Ferina, Rizky Paramita Mukhti, Ratna Jalisar, Zulhilmi, dan Ade Adriadi .................................................................................................................. 250 PERTUMBUHAN Rhizophora mucronata dan KUALITAS LAHAN DI KAWASAN REHABILITASI MANGROVE ACEH BESAR DAN BANDA ACEH Mai Suriani, Irma Dewiyanti .............................................................................................................. 255 KORELASI MORFOMETRI BADAN TERHADAP KUALITAS PRODUK RANGGAH MUDA RUSA TIMORENSIS Mufti Sudibyo, Yanto Santosa, Burhanuddin Masy’ud, Toto Toharmat ............................................ 263 PENDUGAAN CADANGAN BIOMASSA DI ATAS PERMUKAAN TANAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA Muhdi, Iwan Risnasari, Eva Sartini Bayu ............................................................................................. 269 NILAI PENTING LANSKAP HUTAN PADA BEBERAPA KOMUNITAS LOKAL Riswan S Siregar, Surya Ramadan S, Sri Rahmi Tanjung .................................................................. 276 POPULASI BURUNG RANGKONG PAPAN (Buceros bicornis) DI KAWASAN HUTAN LAMBIRAH KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR Samsul Kamal, Nursalmi Mahdi, Rizky Ahadi .................................................................................. 283

  KEANEKARAGAMAN

  JENIS-JENIS LICHENES YANG BERKEMBANG PADA TEGAKAN POHON MAHONI

  (Swietenia macrophylla)

  Ashar Hasairin, Nursahara Pasaribu, Lisdar I. Sudirman, Retno Widhiastuti ..................................... 291 STUDI KEANEKARAGAMAN LICHENES DI HUTAN LINDUNG AEK NAULI PARAPAT KAB.SIMALUNGUN BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT DAN SUBSTRAT TUMBUHNYA Aulia Juanda Djaingsastro, Tri Harsono .............................................................................................. 297 KEANEKARAGAMAN SERANGGA WERENG (AUCHENORRHYNCHA: HEMIPTERA) PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN TAPANULI UTARA-SUMATERA UTARA Binari Manurung, Puji Prastowo dan Erika Rosdiana ......................................................................... 303

  IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN EKOSISTEM ESTUARIA DI GAMPONG JAWA KECAMATAN KUTA RAJA BANDA ACEH Evi Apriana, Muyasir .......................................................................................................................... 309 KONDISI, SPESIES KARANG DAN IKAN KARANG DI TERUMBU KARANG PULAU BABI, KABUPATEN PESISIR SELATAN, SUMATERA BARAT Indra Junaidi Zakaria ........................................................................................................................... 315

  IDENTIFIKASI POPULASI MAKROZOOBENTOS PADA SUBTRAT BERLUMPUR EKOSISTEM MANGROVE GAMPONG JAWA BANDA ACEH Lili Kasmini ........................................................................................................................................ 322 MORFOLOGI KARAPAK ALBUNEA PADA ZONA LITTORAL SAMUDERA HINDIA KAWASAN PESISIR LEPUNG KABUPATEN ACEH BESAR M. Ali Sarong ..................................................................................................................................... 329 KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI ASAHAN DESA MARJANJI ACEH DAN DESA LUBU ROPA KABUPATEN ASAHAN Mayang Sari Yeanny ........................................................................................................................... 333 JENIS - JENIS TUMBUHAN PAKU YANG BERKHASIAT OBAT DARI GUNUNG TANDIKEK DI SUMATERA BARAT Mildawati, Ardinis Arbain, HariFitrah ................................................................................................ 339 JENIS-JENIS VEGETASI RIPARIAN SUNGAI RANOYAPO, MINAHASA SELATAN Ratna Siahaan, Nio Song Ai ............................................................................................................... 345 KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI HUTAN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA Retno Widhiastuti, Budi Utomo, dan Rahmayani ............................................................................... 348 JENIS TUMBUHAN OBAT PENYAKIT KULIT DAN LUKA YANG TERDAPAT DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG SIMPO, ACEH Rini Fitri, Rahmawati, Eka Arjulista ................................................................................................... 355

  IDENTIFIKASI, KOMPOSISI DAN KERAPATAN JENIS TANAMAN DI BEBERAPA JALUR HIJAU KOTA MEDAN Siti Latifah, Asep Sukmana, Hafsah Purwasih ................................................................................... 361

  PERSEBARAN MARGA BOUEA (ANACARDIACEAE) DI SUMATRA Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, Sobir, Fitmawati .......................................................................... 371 KAJIAN JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN SEBAGAI OBAT OLEH MASYARAKAT DI KOTA SABANG Zuriana, S. dan Irvianty ....................................................................................................................... 376

  MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA

  ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI DARI GINJAL IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Cut Yulvizar ....................................................................................................................................... 383

  ISOLASI DAN EKSTRAKSI DNA BAKTERI ENDOSIMBION DARI ANGGREK PHALAENOPSISSP Dewi Nur Anggraeni .......................................................................................................................... 390 JAMUR PADA PASIR SARANG DAN CANGKANG TELUR PENYU LEKANG (Lepidochelys

  olivacea L.) YANG GAGAL MENETAS DI KAWASAN KONSERVASI PENANGKARAN

  PENYU PARIAMAN SUMATERA BARAT Fuji Astuti Febria, Nasril Nasir, Selfia Anwar ................................................................................... 395 KLONING KANDIDAT FRAGMEN DNA BERMOTIF MIKROSATELIT PENANDA GENETIK

  Aedes aegypti

  VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE Hasmiwati, Desy arysanti dan Eka Novita ......................................................................................... 400 BUDI DAYA JAMUR PADALI (Lentinus sp) UNTUK MENAMBAH JAMUR KOMERSIAL DI INDONESIA Ikhsan Matondang dan Noverita ......................................................................................................... 407

  Cosmopolites sordidus GERMAR, SERANGGA VEKTOR PENYAKIT DARAH BAKTERI

  (Ralstonia solanacearum Phylotipe IV ) PADA TANAMAN PISANG DI SUMATERA BARAT Mairawita, Suswati, Habazar ............................................................................................................... 413 PENGARUH FORMULASI BIOSTARTER EKSTRAK NENAS DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP MUTU BUBUK KOPI Setyohadi, Terip Karo-Karo, Sentosa Ginting, Healthy Aldriany Prasetyo ....................................... 419 ANALISIS DIVERSITAS GENETIK DAN STRUKTUR POPULASI TUMBUHAN LANGKA, EDELWEIS (Anaphalisjavanica) DENGAN PENANDA ISSR Syamsuardi, Tesri Maideliza, Rizki Paramitha Mukhti dan Ahmad Taufiq ......................................... 424 PENDUGAAN JUMLAH GEN PENGENDALI BENTUK BUNGA KEMBANG KERTAS (Zinnia elegans Jacq) Tumiur Gultom, Aziz-Purwantoro, Endang Sulistyaningsih, Nasrullah, Samse Pandiangan ............ 431 PENGENDALIAN BIOFILM Streptococcus agalactiae PADA PERMUKAAN SISIK IKAN DAN PLASTIK PVC DENGAN SENYAWA ANTIBAKTERI Lactobacillus plantarum PERAIRAN TAWAR Ulfayani Mayasari, It Jamilah, Herla Rusmarilin ................................................................................ 437

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  Medan, 15 Februari 2014

  

IDENTIFIKASI, KOMPOSISI DAN KERAPATAN JENIS TANAMAN

DI BEBERAPA JALUR HIJAU KOTA MEDAN

1 2 3 1 Siti Latifah , Asep Sukmana , Hafsah Purwasih

Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma

2 Ujung No. 1 Kampus USU Medan 20155 (E-mail : sitilatifah164@yahoo,co,id) 3 Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibagandi

Alumni Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

  

ABSTRAK

  Salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang cukup efektif dalam mengurangi emisi karbon adalah adanya jalur hijau di sekitar jalan lalu lintas dalam kota. Tanaman yang ditanam di jalur hijau cukup baik dalam menyerap emisi karbon yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor dan industri yang letaknya di dekat jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis tanaman, komposisi dan kerapatan tanaman di beberapa jalur hijau jalan Kota Medan sebagai base data dalam upaya pengurang emisi CO di atmosfir 2 . Penelitian dilakukan pada pada 21 jalur hijau dari berbagai kecamatan yang ada di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman yang terdapat pada jalur hijau di Kota Medan sebanyak 33 jenis tanaman. Jenis yang paling banyak ditemukan di jalur hijau adalah angsana (Pterocarpus indicus), sedangkan yang paling sedikit cemara laut (Casuarina equisetifolia), lengkeng (Dimocarpus longan) karet (Ficus elastica), dan alpukat (Persea americana).

  Kata kunci : jalur hijau, identifikasi, tanaman, Angsana PENDAHULUAN

  Salah satu sumber sekaligus penyebab terjadinya perubahan iklim global adalah besarnya emisi yang dihasilkan oleh berbagai sumber terutama yang menggunakan bahan bakar fosil. Kendaraan bermotor dan beberapa industri menggunakan bahan bakar fosil untuk menjalankan mesinnya, sehingga cukup besar emisi gas CO yang bisa menjadi gas rumah kaca dan mengakibatkan 2 pemanasan global(Abdullah dan Khairuddin, 2009). Kendaraan bermotor serta industri banyak ditemui di kawasan perkotaan sehingga dapat dikatakan bahwa kawasan perkotaan memiliki kecenderungan tingkat emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan.

  Kota Medan merupakan salah satu kota yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi. Luas Kota 2 Medan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 adalah 265,10 km dengan penduduk 2 mencapai 2.097.610 jiwa, sehingga kepadatan di Kota Medan mencapai 7.913 jiwa/km . Kota Medan yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi memiliki tingkat polusi dan emisi yang juga cukup tinggi karena banyaknya kendaraan yang ada. Salah satu upaya pengurangan emisi dan polusi udara di kawasan perkotaan adalah dengan adanya ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau merupakan rosot karbon yang efektif dalam mengurangi emisi karbon di atmosfir. Selain itu, adanya ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan menurut Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 13 Tahun 2011 merupakan sesuatu yang harus ada dalam tata ruang kota yang luasnya sekitar 30,58% dari luas wilayah kota.

  Contoh ruang terbuka hijau adalah hutan kota. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya.

  Salah satu bentuk hutan kota yang cukup efektif dalam mengurangi emisi karbon adalah adanya jalur hijau di sekitar jalan lalu lintas dalam kota. Tanaman yang ditanam di jalur hijau cukup baik dalam menyerap emisi karbon yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor dan industri yang letaknya didekat jalan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan identifikasi jenis tanaman yang ditanam di beberapa jalur hijau jalan Kota Medan sebagai upaya pengurang emisi CO 2.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  Medan, 15 Februari 2014

BAHAN DAN METODE

  Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Jalur Hijau Kota Medan terutama pada jalan utama (arteri) di kecamatan dalam Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga November 2012.

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari Dinas Pertamanan Kota Medan, data dari Badan Pusat Statistik Kota Medan, jalur hijau di jalan arteri dan data sekunder lainnya yang menunjang penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat keras (hardware) yaitu seperangkat PC (Personal Computer), kamera digital, dan alat tulis.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling untuk menentukan beberapa jalur hijau yang didasarkan pada jalur arteri di tiap kecamatan Kota Medan. Metode ini dipilih karena tidak adanya data yang pasti mengenai luasan jalur hijau yang ada di Kota Medan. Sedangkan metode sensus digunakan terhadap jenis tanaman pada jalur hijau yang ditetapkan di tiap kecamatan Kota Medan dan metode identifikasi digunakan untuk mengetahui jenis tanaman apa saja yang terdapat di jalur hijau tersebut.

  Prosedur Penelitian

  Prosedur pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan kegiatannya sebagai berikut:

  Pengumpulan data

  Data primer yang dibutuhkan adalah data yang diperoleh dari lapangan. Data tersebut antara lain data diameter tanaman dan koordinat lokasi tiap jalur pada jalur yang telah ditentukan. Data sekunder yang dibutuhkan adalah data jumlah kecamatan di Kota Medan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, data jalan utama (arteri) di tiap kecamatan Kota Medan yang diperoleh dari Dinas Bina Marga dan Perda Kota Medan No. 13 Tahun 2011, data luasan hutan kota dan jalur hijau Kota Medan serta data jenis tanaman yang ada di jalur hijau Kota Medan yang diperoleh dari Dinas Pertamanan Kota Medan serta data pendukung lainnya.

  Pengambilan sampel

  Pengambilan sampel dilakukan terhadap beberapa objek yaitu pengambilan sampel jalur hijau dan pengambilan sampel tanaman di jalur hijau.

  a.

  Jalur hijau Dalam penentuan sampel jalur hijau yang harus dilakukan adalah: 1.

  Diketahui terlebih dahulu jumlah kecamatan di Kota Medan.

  2. Ditentukan jalur hijau yang ada di tiap kecamatan Kota Medan yang dijadikan sampel dalam penelitian berdasarkan kriteria jalan arteri menurut Perda Kota Medan No.13 Tahun 2011.

  3. Jalur arteri yang dimaksud adalah jalur yang merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1996).

  4. Setelah diketahui kecamatan dan jalan arteri maka dilakukan pengambilan sampel untuk jalur hijaunya yaitu satu jalur pada satu kecamatan. Sehingga diperoleh 21 jalur pada 21 kecamatan Kota Medan.

  b.

  Tanaman di jalur hijau Dalam pengambilan data jenis tanaman yang dilakukan dengan cara sensus pada jalur yang telah ditetapkan, maka yang harus dilakukan adalah:

  1. Kriteria utama dalam pengambilan data adalah dengan memilih jenis pohon dan palem- paleman. Jenis pohon dimulai dari tingkat pancang (berdiameter < 10 cm dan tinggi > 1,5 m) hingga tingkat pohon. Sedangkan untuk palem hanya yang berdiameter > 20 cm yang diambil datanya.

  2. Setelah ditentukan jalur yang diambil sebagai sampel penelitian maka diambil data tanaman pada jalur tersebut yaitu nama jenis tanaman, diameter tanaman dan dokumentasi tanaman.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  Medan, 15 Februari 2014 3.

  Lalu dicatat dan dimasukkan dalam tally sheet yang disediakan.

  4. Setelah diperoleh semua data yang diperlukan, lalu dihitung nilai komposisi jenis tanaman yang ditentukan dengan menghitung jenis pohon perindang persatuan luas atau dengan rumus: Komposisi jenis tanaman (C): C = n/N x 100 n = jumlah jenis pohon perindang persatuan luas dan N = jumlah pohon perindang persatuan luas (Setyowati, 2008).

  5. Selanjutnya dihitung nilai kerapatan tanaman yang ditentukan dengan cara menghitung banyaknya pohon perindang persatuan luas areal masing-masing lokasi penelitian atau dengan rumus: Kerapatan tanaman (D): D = banyaknya pohon/luas lokasi (Setyowati, 2008).

  6. Kriteria nilai indeks komposisi jenis dan kerapatan vegetasi dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

  Tabel 1. Kriteria nilai indeks komposisi jenis

  No. Indeks Komposisi Vegetasi Kategori

  1. < 20,0% Sangat sedikit 2. 20,0 - < 40,0 % Sedikit 3. 40,0 - < 60,0 % Sedang 4. 60,0 - < 80,0 % Banyak 5. > 80,0 % Sangat banyak

  Tabel 2. Kriteria nilai indeks kerapatan vegetasi

  No. Indeks Kerapatan Vegetasi Kategori

  1. ≥ 86,0 Sangat rapat 2. 72,0 - < 86,0 Rapat 3. 57,0 - < 72,0 Agak rapat 4. 43,0 - < 57,0 Sedang 5. 29,0 - < 43,0 Agak jarang 6. 14,0 - < 29,0 Jarang 7. < 14,0 Sangat jarang

  Sumber : Setyowati (2008)

  HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis dan jumlah tanaman

  Jalur hijau merupakan salah satu alternatif yang terbaik dalam mengurangi emisi yang berasal dari kendaraan bermotor karena adanya tanaman yang ditanam di sisi jalan yang dilalui oleh kendaraan bermotor yang dapat menyerap gas CO 2 . Jenis tanaman yang dijadikan sampel penelitian adalah jenis pohon dan palem. Terdapat 33 jenis tanaman yang berada di sampel jalur hijau penelitian. Jenis tanaman yang ditanam di jalur hijau merupakan jenis yang cepat tumbuh, memiliki estetika yang dapat dinikmati pengendara dan pejalan kaki serta cukup kuat sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pejalan dan pengendara. Jenis tanaman yang ditemukan pada jalur hijau penelitian dapat dilihat pada Tabel 3

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  Medan, 15 Februari 2014

  Tabel 3. Jenis tanaman yang diperoleh pada jalur hijau penelitian di Kota Medan

  Jenis (Nama Lokal) Nama Latin Jumlah Total Persentase (%)

  Akasia Acacia auriculiformis 7 0,07 Alpukat** Persea americana 1 0,01 Angsana* Pterocarpus indicus 3.553 33,73 Asam Jawa Tamarindus indica 30 0,28 Beringin Ficus benjamina 43 0,41 Cemara Kipas Thuja occidentalis 3 0,03 Cemara Laut**

  Casuarina equisetifolia

  1 0,01 Dadap Erythrina crystagalii 50 0,47 Flamboyan Delonix regia 3 0,03 Glodokan Polyalthia longifolia 1.009 9,58 Jambu Biji Psidium guajava 2 0,02 Jati Putih Gmelina arborea 6 0,06 Karet** Ficus elastica 1 0,01 Kepuh Sterculia foetida 51 0,48 Ketapang Terminalia catappa 18 0,17 Kupu-kupu Bauhinia blakeana 5 0,05 Lengkeng** Dimocarpus longan 1 0,01 Mahoni dn lebar Swietenia macrophylla 3.346 31,77 Mahoni dn kecil Swietenia mahagony 187 1,78 Mangga Mangifera indica 126 1,20 Melinjo

  Gnetum gnemon

  18 0,17 Mengkudu Morinda citrifolia 7 0,07 Mindi Melia azedarach 4 0,04 Nangka

  Artocarpus heterophyllus

  22 0,21 Palem Raja Oreodoxa regia 1.610 15,29 Petai cina Leucaena leucocephala 11 0,10 Pulai

  Alstonia scholaris

  4 0,04 Saga Adenanthera pavoninna 14 0,13 Sirsak Annona muricata 4 0,04 Talok Muntingia calabura 147 1,40 Tanjung Mimusops elengi 102 0,97 Trembesi Samanea saman 53 0,50 Waru Hibiscus tiliaceus 84 0,89

  Total 10.527 100,00

  Berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa sampel jalur hijau yang diambil, diketahui bahwa jenis angsana (Pterocarpus indicus) memiliki jumlah total individu terbanyak yang ditanam yaitu 3.553 individu atau sekitar 33,73% dari keseluruhan jumlah tanaman yang ada di jalur hijau penelitian ini. Jenis yang terbanyak kedua ditanam di jalur hijau adalah jenis mahoni daun lebar (Swietenia macrophylla) yaitu sebanyak 3.346 individu atau sekitar 31,77% dan jenis yang paling banyak ditanam ketiga dan keempat pada jalur penelitian adalah dari jenis palem-paleman yaitu jenis palem raja (Oreodoxa regia) yaitu sebanyak 1.610 atau 15,29% individu dan jenis glodokan (Polyalthia longifolia) sebanyak 1.009 individu atau 9,58%. Sedangkan untuk jenis yang paling sedikit yaitu yang berjumlah 1 (satu) individu atau hanya 0,01% dari keseluruhan yang ditemukan pada jalur hijau penelitian adalah jenis karet (Ficus elastica), alpukat (Persea americana), cemara laut (Casuarina equisetifolia) dan lengkeng (Dimocarpus longan).

  Angsana (Pterocarpus indicus) merupakan jenis yang paling banyak ditemui pada jalur penelitian. Hal ini dikarenakan angsana dianggap sebagai pohon pelindung yang cukup banyak memberikan manfaat serta tergolong tanaman yang cepat tumbuh. Menurut Nazaruddin (1996) angsana mudah sekali tumbuh dan cepat besar, penampilannya sebagai pohon pelindung cukup menarik. Selain itu, menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1996) angsana (Pterocarpus indicus) ditanam pada jalur hijau jalan mempunyai fungsi sebagai peneduh, penyerap polusi dan pemecah

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  Medan, 15 Februari 2014

  angin. Hasil penelitian Antari dan Sundra (2002) yang dilakukan di hutan kota Denpasar menunjukkan bahwa jenis pohon angsana (Pterocarpus indicus Willd) dan pohon glodokan (Polyalthia longifolia Bent & Hook. F) merupakan jenis tanaman yang banyak digunakan di Kota Denpasar sebagai tanaman peneduh jalan. Hal ini karena kedua jenis tanaman tersebut memiliki akar yang dapat bertahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh getaran kendaraan, mudah tumbuh di daerah panas dan tahan terhadap angin sehingga cocok digunakan sebagai tanaman peneduh jalan yang akan dapat menyerap unsur pencemaran yang berasal dari asap kendaraan bermotor khususnya timah hitam (Pb).

  Selain itu, ada juga jenis yang memiliki ketahanan tinggi terhadap debu dan bahkan mampu menjerap debu tersebut. Hal ini bagus ditanam di tepi jalan untuk mengurangi polusi udara yang berasal dari kendaraan yang padat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dahlan (2004) bahwa jenis tanaman yang memiliki ketahanan tinggi terhadap pencemaran debu semen dan mampu menyerap dan menjerap debu semen antara lain mahoni (Swietenia macrophylla), tanjung (Mimusops elengi), kenari (Canarium commune), meranti merah (Shorea leprosula), keraipayung (Filicium decipiens), dan kayu hitam (Diospyros celebica).

  Jenis yang ditanam di jalur hijau Kota Medan termasuk ke dalam jenis yang memiliki kriteria tanaman tepi jalan dan kriteria tanaman daerah tikungan atau persimpangan menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1996). Jenis tanaman pada jalur hijau Kota Medan memiliki fungsi sebagai pohon peneduh, penyerap polusi udara, penyerap kebisingan, pemecah angin, pembatas pandang, pengarah pandangan dan pembentuk pandangan. Jenis tanaman pada jalur hijau Kota Medan yang memiliki fungsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

  Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa terdapat jalur hijau yang memiliki tanaman pada tepi dan median (tengah) jalan. Ada jalur yang memiliki tanaman pada tepi jalur saja dan ada jalur yang memiliki tanaman pada tepi dan tengah (median) jalan. Tabel 4. Jenis tanaman dan fungsinya pada jalur hijau

  Fungsi tanaman menurut Direktorat Jenis tanaman pada jalur hijau Jendral Bina Marga (1996) Kota Medan

  Tepi jalan .

  Tanjung (Mimusops elengi) Peneduh

  Angsana (Pterocarpus indicus) . Angsana (Pterocarpus indicus)

  Penyerap polusi .

  Tanjung (Mimusops elengi) Penyerap kebisingan .

  Cemara laut (Casuarina equisetifolia) Pemecah angin

  Tanjung (Mimusops elengi) Angsana (Pterocarpus indicus) . Cemara laut (Casuarina equisetifolia)

  Pembatas pandang Lanjutan Tabel 4.

  Fungsi tanaman menurut Direktorat Jenis tanaman pada jalur hijau Jendral Bina Marga (1996) Kota Medan

  Tikungan atau persimpangan jalan Pengarah pandang Cemara laut (Casuarina equisetifolia)

  Palem raja (Oreodoxa regia) Mahoni (Swietenia mahagony)

  Pembentuk pandangan Cemara laut (Casuarina equisetifolia) Glodokan (Polyalthia longifolia)

  Jenis tanaman yang ditemukan di jalur hijau penelitian berdasarkan familinya dapat dilihat pada Tabel 5.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  Annonaceae Jambu Biji Psidium guajava Myrtaceae Jati Putih Gmelina arborea Verbenaceae Karet**

  Muntingiaceae Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae Trembesi Samanea saman Fabaceae Waru Hibiscus tiliaceus Malvaceae

  Muntingia calabura

  Apocynaceae Saga Adenanthera pavoninna Fabaceae Sirsak Annona muricata Annonaceae Talok

  Alstonia scholaris

  Moraceae Kepuh Sterculia foetida Sterculiaceae Ketapang Terminalia catappa Combretaceae Kupu-kupu Bauhinia blakeana Fabaceae Lengkeng** Dimocarpus longan Sapindaceae Mahoni daun lebar Swietenia macrophylla Meliaceae Mahoni daun kecil Swietenia mahagony Meliaceae Mangga Mangifera indica Anacardiaceae Melinjo Gnetum gnemon Gnetaceae Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Mindi Melia azedarach Meliaceae Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae Palem Raja Oreodoxa regia Arecaceae Petai cina Leucaena leucocephala Fabaceae Pulai

  Ficus elastica

  Medan, 15 Februari 2014

  Tabel 5. Jenis tanaman beserta familinya Bila dilihat dari segi famili jenis tanaman. Maka jenis yang banyak ditanam di jalur hijau penelitian kebanyakan berasal dari famili Fabaceae yaitu ada 9 jenis tanaman. Selain itu, ada 3 jenis tanaman yang berasal dari famili yang sama yaitu famili Moraceae dan Meliaceae dan 2 jenis tanaman dari famili Annonaceae dan Casuarinaceae. Sisanya ada 14 famili berbeda yang hanya memiliki satu jenis saja yang ditanam di jalur hijau penelitian. Sehingga total famili dari jenis tanaman yang diperoleh ada 19 famili yang berbeda karakteristiknya.

  Casuarinaceae Dadap Erythrina crystagalii Fabaceae Flamboyan Delonix regia Fabaceae Glodokan

  Casuarina equisetifolia

  Akasia Acacia auriculiformis Fabaceae Alpukat** Persea americana Lauraceae Angsana* Pterocarpus indicus Fabaceae Asam Jawa Tamarindus indica Fabaceae Beringin Ficus benjamina Moraceae Cemara Kipas Thuja occidentalis Casuarinaceae Cemara Laut**

  Jenis (Nama Lokal) Nama Latin Famili

  Selain jenis tanaman beserta jumlahnya, diketahui juga diameter masing-masing individu tanaman. Diameter yang diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkat pertumbuhan tanaman berdasarkan Arief (2001) yaitu menjadi tingkat pancang dengan ciri diameter kurang dari 10 cm dengan tinggi lebih dari 1,5 m, tingkat tiang dengan ciri diameter lebih dari atau sama dengan 10 cm hingga kurang dari 20 cm, sedangkan tingkat pohon berciri diameter lebih dari atau sama dengan 20 cm. Hasil rekapitulasi jumlah individu tanaman per jalur berdasarkan diameter (tingkat pertumbuhannya) dapat dilihat pada Tabel 6.

  Sebaran diameter tanaman

  Polyalthia longifolia

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

  4